DISUSUN OLEH:
RADITIO BISMO PRABOWO
Dibimbing Oleh:
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
1. Pengkajian Fokus
Pengkajian nyeri yang terkini, lengkap dan akurat akan memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar, dalam menegakkan
diagnosa keperawatan yang tepat, merencanakan terapi pengobatan yang cocok, dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien
terhadap terapi yang diberikan (Prasetyo, 2010).
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam
menangani masalah-masalah klien sehingga dapat menentukan tindakan keperawatan yang tepat. Pada anamnesis, keluhan utama yang paling
sering ditemukan adalah nyeri. Pengkajian dengan pendekatan PQRST dapat membantu perawat dalam menentukan rencana intervensi yang
sesuai (Muttaqin, 2011).
Tabel 1.1 Pengkajian nyeri dengan pendekatan PQRST (Muttaqin, 2011):
Variabel Deskripsi dan Pertanyaan
Faktor Pencetus Pengkajian untuk mengindentifikasi faktor yang menjadi predisposisi
(P: Provocate) nyeri.
− Bagaimana peristiwa sehingga terjadi nyeri?
− Faktor apa saja yang bisa menurunkan nyeri?
Kualitas Pengkajian untuk menilai bagaimana rasa nyeri dirasakan secara
(Q: Quality of subyektif. Karena sebagian besar deskripsi sifat dari nyeri sulit
Pain) ditafsirkan.
− Seperti apa rasa nyeri yang dirasakan pasien?
− Bagaimana sifat nyeri yang digambarkan pasien?
Lokasi Pengkajian untuk mengindentifikasi letak nyeri secara tepat, adanya
(R: Region) radiasi dan penyebabnya.
− Dimana (dan tunjukan dengan satu jari) rasa nyeri paling hebat
mulai dirasakan?
− Apakah rasa nyeri menyebar pada area sekitar nyeri?
Keparahan Pengkajian untuk menentukan seberapa jauh rasa nyeri yang
(S: Scale of Pain) dirasakan pasien. Pengkajian ini dapat dilakukan berdasarkan skal
nyeri dan pasien menerangkan seberapa jauh rasa sakit memengaruhi
kemampuan fungsinya. Berat ringannya suatu keluhan nyeri bersifat
subyektif.
− Seberapa berat keluhan yang dirasakan.
− Dengan menggunakan rentang 0-9.
Keterangan:
0 = Tidak ada nyeri
1-3 = Nyeri ringan
4-7 = Nyeri sedang
8-10 = Nyeri hebat
Waktu (T: Time) Pengkajian untuk mendeteksi berapa lama nyeri berlangsung, kapan,
apakah bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.
− Kapan nyeri muncul?
− Tanyakan apakah gejala timbul mendadak, perlahan-lahan atau
seketika itu juga?
− Tanyakan apakah gejala-gejala timbul secara terus-menerus atau
hilang timbul.
− Tanyakan kapan terakhir kali pasien merasa nyaman atau merasa
sangat sehat.
Perawat perlu mengkaji faktor yang memperberat keadaan pasien, misalnya peningkatan aktifitas, perubahan suhu, stres dan lainnya.
Menurut Tamsuri (2006), pengkajian fisiologis dan perilaku terhadap nyeri terkadang sulit dilakukan. Indikasi fisiologis dan perilaku tentang
nyeri minimal bahkan tidak ada. Perubahan fisiologis involunter dianggap lebih akurat sebagai indikator nyeri dibandingkan laporan verbal
pasien.
Tabel 1.2 Perbedaan respon fisiologis akut dan kronis (Tamsuri, 2006):
Nyeri Akut Nyeri Kronis
− Intensitas ringan sampai berat − Intensitas ringan sampai berat
− Respon saraf simpatis: − Respon saraf parasimpatis:
• Peningkatan nadi • Tanda vital normal
• Peningkatan denyut jantung • Kulit kering dan hangat
• Peningkatan tekanan darah • Pupil normal atau berdilatasi
• Diaforesis − Nyeri timbul terus menerus hingga
• Dilatasi pupil sembuh
− Nyeri berhubungan dengan kerusakan − Pasien tampak depresi dan menarik diri
jaringan atau proses penyembuhan − Tidak menyatakan nyeri kecuali ditanya
− Pasien tampak cemas dan lemas − Perilaku nyeri tidak ada
− Menyatakan nyeri
− Muncul perilaku nyeri seperti: menangis,
memegangi daerah yang sakit, mengusap
daerah yang sakit
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit; kurang pengendalian situasional/lingkungan; ketidakadekuatan sumber daya
(mis. dukungan finansial, social dan pengetahuan); kurangnya privasi; gangguan stimulus lingkungan; efek samping terapi (mis. medikasi,
radiasi, kemoterapi); gangguan adaptasi kehamilan.
Ditandai dengan:
Batasan karakteristik :
- Ansietas
- Menangis
- Takut
- Merintih
- ketidakmampuan untuk rileks
- melaporkan merasa dingin
- melaporkan merasa panas
- melaporkan rasa gatal
- gelisah
- berkeluh kesah
- melaporkan kurang puas dengan keadaan
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma); agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar,
bahan kimia iritan); agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan
fisik berlebihan)
Batasan karakteristik :
- Perubahan seleran makan
- Perubahan tekanan darah
- Perubahan frekuensi jantung
- Diaphoresis
- Perilaku distraksi (berjalan mondar-mandir)
- Sikap melindungi nyeri
- Laporan isyarat
c. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi musculoskeletal kronis; kerusakan sistem saraf; penekanan saraf; infiltrasi tumor;
ketidakseimbangan neurotransmite, neuromodulator dan reseptor; gangguan imunitas (mis. neuropati terkait HIV, virusvaricella zoster);
gangguan fungsi metabolic; riwayat posisi kerja statis; peningkatan indeks massa tubuh; kondisi pasca trauma; tekanan emosional;
riwayat penganiayaan; riwayat penyalahgunaan obat/zat.
Batasan karakteristik :
- Perubahan seleran makan
- Perubahan tekanan darah
- Perubahan frekuensi jantung
- Diaphoresis
- Focus menyempit (mis Gg persepsi nyeri, hambatan proses berfikir,penurunan interaksi)
- Dilatasi pupil
- Ganguan tidur
- Perubahan posisi untuk mengindari nyeri
- Perilaku distraksi (berjalan mondar-mandir)
- Sikap melindungi nyeri
- Laporan isyarat
Diagnosa Rencana Tidakan Keperawatan Rasional
No Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil (NOC) Intervensi Keperawatan (NIC)
1 Nyeri akut b.d agen Setelah diberikan intervensi NIC: Manajemen nyeri
pencedera fisiologis; keperawatan selama 3 x 24 Aktivitas keperawatan:
agen pencedera kimiawi; jam, Nyeri akut teratasi 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Untuk mengetahui sejauh
agen pencedera fisik dengan: komprehensif meliputi lokasi, mana nyeri terjadi
NOC: Tingkat Nyeri karakteristik, durasi, frekuensi,
Batasan karakteristik : Dipertahankan pada 4 intensitas nyeri dan faktor pencetus
Perubahan seleran Ditingkatkan pada 5 2. Kaji tanda-tanda vital 2. Mengetahui keadaan umum
makan 1= Berat pasien
Perubahan tekanan 2= Cukup berat 3. Gali bersama pasien faktor yang 3. Membantu pasien
darah 3= Sedang dapat menurunkan nyeri seperti mengidentifikasi nyeri yang
Perubahan frekuensi 4= Ringan kompres hangat/dingin dialami agar dapat
jantung 5= Tidak ada meringankan dan mengurangi
Sikap melindungi nyeri pengontrolan nyeri yang pernah yang nyaman dilakukan bila
merintih Ditingkatkan pada 5 faktor penyebab nyeri yang akan dilakukan untuk
melaporkan merasa 3= Sedang tenang, batasi pengunjung, suhu mengidentifikasi nyeri yang
4. Daftar Referensi
Aini, Lela & Reza Reskita. 2018. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Fraktur. Jurnal
Kesehatan.
Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, Joanne M., Wagner, Cheryl M. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC), 6th
edition. Yogyakarta: Mocomedia
Moorhead, sue., Johnson, Marion., Maas, Meridean L., Swanson, Elizabeth. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC), 5th edition.
Yogyakarta: Mocomedia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI