Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH TINGKAT URBANISASI TERHADAP TINGKAT KEMACETAN

TRANSPORTASI DI KOTA JAYAPURA

Stevani I. Austin Faidiban


austinfaidiban@ymail.com

Andri Kurniawan
andrikur@ugm.ac.id

INTISARI
Urbanisasi di Kota Jayapura ditunjukkan dengan bertumbuhnya jumlah penduduk,
perekonomian masyarakat dan meningkatnya guna lahan, sehingga kebutuhan transportasi
juga meningkat. Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah medentifikasi pengaruh
tingkat urbanisasi terhadap tingkat kemacetan transportasi di Kota Jayapura. Metode
penelitian dilakukan dengan observasi lapangan melalui analisis kuantitatif. Hasil Kajian
menunjukan perkembangan guna lahan yang bertambah rata-rata sebesar 2,12% dari tahun
2008 hingga tahun 2013. Hal ini menyebabkan terjadinya mobilitas penduduk sehingga,
terjadi penigkatan volume kendaraan sehingga, tingkat pelayanan jalan rata-rata 1,06 atau
>1 maka LOS = F yang berarti memiliki karakteristik arus terhambat, kecepatan rendah,
volume diatas kapasitas, serta sering terjadi kemacetan. Ada hubungan positif antara
urbanisasi dengan kemacetan ditinjau dari perkembangan guna lahan yang menyebabkan
mobilitas penduduk. Namun, ada pula hubungan negatif.
Kata kunci: urbanisasi, kapasitas jalan, tingkat pelayanan jalan, kemacetan

ABSTRACT

Urbanization in Jayapura shown by the growing number of residents, the community's


economy and increasing land use, so that transportation needs are increasing. Goals to be
achieved in this research is identified influence of urbanization on the level of congestion of
transport in Jayapura. The research method is done by observation through quantitative
analysis. Study results showed the development of land use increased by an average of 2.12%
from 2008 to 2013. Resulted in population mobility so, the progressive increase in the volume
of vehicles that happens , the level of service an average of 1.06 or > 1 then LOS = F, which
means it hampered the flow characteristics, low speed, above volume capacity, as well as
jams. There is a positive relationship between urbanization and congestion in terms of the
development of land use that causes mobility of the population. However, also a negative
relationship.

Keywords: urbanization, road capacity, level of service, congestion.


PENDAHULUAN pengaruh tingkat urbanisasi terhadap
tingkat kemacetan yang terjadi di ruas
Perkembangan suatu kota baik jalan Kota Jayapura.
yang menyangkut kuantitas maupun Kegunaan dari hasil penelitian ini
kualitas yang dipengaruhi oleh faktor adalah untuk pengembangan wawasan
pertumbuhan penduduk, sosial budaya dan pemahaman khususnya kemacetan
sosial ekonomi merupakan eksistensi dari perkotaan dan pengaruh urbanisasi
kota itu sendiri. Hal tersebut menyebabkan terhadap terjadinya kemacetan, dan
kebutuhan ruang terus bertambah dan sebagai masukan kepada pemerintah Kota
kontribusi terbentuknya aktivitas Jayapura juga informasi tentang kapasitas
perkotaan semakin besar. ruas jalan, dan tingkat pelayanan jalan di
Kota Jayapura merupakan ibukota Kota Jayapura.
Provinsi Papua yang sedang berkembang
dan mengalami pertumbuhan.
Perkembangan yang terjadi ini METODE PENELITIAN
menyebabkan meningkatnya aktivitas
Metode pendekatan yang
penduduk yang kemudian akan
digunakan dalam studi ini bersifat
menimbulkan mobilitas yang semakin
deskriptif, dilakukan dengan observasi
tinggi. Mobilitas tentu membutuhkan
lapangan yang ditekankan pada analisis
sarana prasarana yang berupa penyediaan
kuantitatif pada waktu menganalisis
jalan dan sarana perangkutan untuk
kemacetan. Adapun daerah yang dijadikan
memenuhi kebutuhan masyarakat.
sampel untuk penelitian ini yaitu Kota
Kota Jayapura terdiri dari lima
Jayapura yang terdiri dari 5 distrik yaitu,
wilayah (Distrik/Kecamatan) yaitu,
Distrik Jayapura Utara, Distrik Jayapura
Jayapura Utara, Jayapura Selatan,
Selatan, Distrik Abepura, Distrik Heram,
Abepura, Muara Tami dan Heram dengan
dan Distrik Muara Tami.
kondisi topografi merupakan wilayah
pegunungan. Konsentrasi aktivitas kota Peta Daerah Penelitian Kota Jayapura
Jayapura terdapat di tiga distrik yaitu,
Jayapura Utara, Jayapura Selatan dan
Abepura.
Perkembangan kota Jayapura
dilihat dari jumlah penduduk yang terus
meningkat diikuti dengan bertambahnya
jumlah fasilitas pelayanan namun,
ketersediaan ruang semakin terbatas untuk
transportasi. Hal ini menimbulkan
munculnya berbagai masalah seperti
kemacetan lalu lintas yang mulai dirasakan Sumber: Analisis Studio, 2015
oleh pengguna jalan di Kota Jayapura Analisis Data
menunjukan karakteristik dari kota yang Berikut merupakan cara
sedang tumbuh dan berkembang. menganalisis data sesuai dengan variabel
Penelitian ini bertujuan 1) yang akan di analisis:
Mengetahui perkembangan guna lahan
yang menunjukkan terjadinya tingkat 1. Analisis Variabel Urbanisasi
urbanisasi di Kota Jayapura, 2) Variabel ini merupakan variabel bebas
Mengetahui kapasitas ruas jalan di Kota yang akan dianalisis menurut indikator-
Jayapura pada tingkat pelayanan jalan dan indikator yang menjadi tolak ukur dalam
tingkat kemacetan lalu lintas yang terjadi mengidentifikasi tingkat urbanisasi.
di Kota Jayapura, dan 3) Mengetahui

1
Tingkat Urbanisasi dilihat dari C = kapasitas jalan (smp/jam)
beberapa variabel sehingga, variabel- Co = kapasitas dasar (smp/jam)
variabel ini tentu harus disamakan terlebih FCw= faktor penyesuaian lebar jalur
dahulu satuannya sehingga dilakukan FCsp= faktor penyesuaian arah lalu lintas
penghitungan bobot untuk dilakukan FCsf= faktor penyesuaian kerb dan bahu
pengklasifikasian sebagai berikut: jalan
Mencari Bobot Variabel dan FCcs= faktor ukuran kota
Pengklasifikasian data: c. Tingkat Pelayanan Jalan (LOS)
% = (Nilai kajian/Total nilai kajian) x 100 Tingkat Pelayanan Jalan atau Level Of
Scalling = ((Nilai Kajian – Nilai Services (LOS) dapat diketahui dengan
Terendah)/(Nilai Tertinggi – Nilai melakukan perhitungan perbandingan
Terendah)) x 100 antara Volume lalu lintas dengan kapasitas
Bobot = persen x scalling dasar jalan. Menghitung LOS:
Menentukan Hierarki berdasarkan prinsip LOS = V/C
Standar Deviasi. Berikut standar nilai LOS dalam
2. Analisis Variabel Kemacetan menentukan klasifikasi jalan adalah
Variabel kemacetan merupakan sebagai berikut:
variabel terikat yang mendapat pengaruh Klasifikasi Tingkat Pelayanan Jalan
dari variabel urbanisasi. Untuk (LOS)
menganalisis variabel kemacetan peneliti Tingkat Rasio
Karakteristik
menggunakan cara statistik deskriptif, Pelayanan (V/C)
dimana hasil perhitungan di lakukan Arus bebas, volume
dengan menggunakan persamaan yang rendah dan kecepatan
telah disepakati bersama. Peneliti tinggi, pengemudi
A < 0,60
menggunakan beberapa cara seperti : dapat memilih
a. Menghitung volume lalu lintas kecepatan yang
dikehendaki
per jam puncak atau V
Arus stabil, kecepatan
(smp/jam)
sedikit terbatas oleh
Volume lalu lintas per jam puncak 0,60 <
lalu lintas, pengemudi
diambil dari hasil Survei Volume Lalu B V/C <
masih dapat bebas
Lintas pada Ruas Jalan dan Persimpangan 0,70
dalam memilih
di Kota Jayapura tahun 2012, dengan cara: kecepatannya.
V = ∑ kendaraan (per jam puncak) x 0,70 < Arus stabil, kecepatan
EMP (smp/jam) C V/C < dapat dikontrol oleh
Jumlah kendaraan dibagi menjadi 0,80 lalu lintas
beberapa jenis, yaitu: kendaraan bermotor Arus mulai tidak stabil,
0,80 <
(MC), kendaraan ringan (LV), kendaraan kecepatan rendah dan
D V/C <
penumpang (MHV), kendaraan berat (LT) berbeda-beda, volume
0,90
dan kendaraan tak bermotor. Setiap mendekati kapasitas
kendaraan memiliki Nilai Ekivalensi Arus tidak stabil,
Satuan Mobil Penumpang.Nilai Ekivalensi 0,90 < kecepatan rendah dan
E
Mobil Penumpang dilihat juga berdasarkan V/C <1 berbeda-beda, volume
mendekati kapasitas
Jalan Perkotaan dan Jalan Luar Perkotaan.
b. Menghitung Kapasitas Ruas Arus yang terhambat,
kecepatan rendah,
Jalan (smp/jam) volume diatas
Dari hasil observasi tersebut dipilih 13 F >1
kapasitas, sering terjadi
ruas jalan sering mengalami kemacetan kemacetan pada waktu
lalu lintas. Kapasitas ruas jalan akan yang cukup lama.
dihitung demikian:
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs

2
d. Tingkat Kemacetan Lalu Lintas Tabel. Hirarki Tingkat Urbanisasi per
Analisis terjadinya kemacetan lalu Distrik di Kota Jayapura Tahun 2013
lintas menggunakan klasifikasi tingkat Tahun 2013
N
kemacetan yang berhubungan dengan o
Distri Tota
Hi
k Bo Bo Bo Bo Bo l
Tingkat Pelayanan Jalan (LOS). . bot bot bot bot bot Bob
ra
rki
Persamaan yang digunakan untuk V1 V2 V3 V4 V5 ot
Jayap 220 211 808 292 459
mengidentifikasi tingkat kemacetan suatu ura 6,4 6,3 ,08 3,8 4,8
1264
T
9,59
ruas jalan adalah: 1 Utara 99 2 08 52 43
Jayap
Cara Pengklasifikasian. ura
235 164 454 160 396
6455
(Nilai LOS Tertinggi – Nilai LOS Selata
3,9
79
0,8
67
,54
55
9,4
88
,49
01
,36
S
2 n
Terendah) / Jumlah Klas Interval 284 264 409 320 656
1344
Abepu 7,2 7,0 0,9 4,6 ,48
6,4
e. Analisis Pengaruh Tingkat 3 ra 81 59 09 68 36 T
741 603 181 668 524
Urbanisasi terhadap Kemacetan 4356
Hera ,53 ,71 8,1 ,06 ,98
,486
Analisis pengaruh antara tingkat 4 m 72 52 82 97 22 R
Muara
urbanisasi terhadap tingkat kemacetan lalu 5 Tami 0 0 0 0 0 0 R
lintas diidentifikasi dengan menggunakan Sumber. Analisis Studio, 2015
tabulasi silang dari hasil hirarki Tinggi, Hirarki tingkat urbanisasi setiap
Sedang, dan Rendah. distrik di Kota Jayapura pada tahun 2013
dihitung dengan menjumlahkan semua
nilai hasil pembobotan variabel urbanisasi
HASIL DAN PEMBAHASAN dari semua unit analisis (distrik) seperti
Tingkat Urbanisasi di Kota Jayapura variabel jumlah penduduk (V1), jumlah
a. Urbanisasi yang terjadi di Kota sekolah (V2), jumlah kampus(V3), jumlah
Jayapura fasilitas pelayanan (V4), dan jumlah
Urbanisasi yang dimaksudkan oleh permukiman (V5). Total pembobotan
peneliti dalam penilitian ini merupakan tersebut akan dihirarkikan menjadi 3 yaitu
urbanisasi yang terjadi dalam bentuk Tinggi, Sedang, dan Rendah dengan
spasial atau perubahan karakteristik menggunakan standar deviasi.
keruangan dari karakter pedesaan menuju Peta Tingkat Urbanisasi per Distrik di
ke karakter perkotaan, dimana hal ini Kota Jayapura
didukung dengan perubahan aktivitas
pemanfaatan lahan yang semakin
meningkat yang dapat dikarenakan oleh
bertambahnya jumlah penduduk ataupun
karena adanya suatu aktivitas pemanfaatan
lahan yang menjadi daya tarik timbulnya
aktivitas lainnya.
Untuk mengidentifikasi tingkat
urbanisasi di Kota Jayapura, maka
dilakukan perhitungan yang dapat dilihat
dari tabel-tabel perhitungan untuk
menyamakan satuan variabel dengan Sumber: Analisis Studio, 2015
menggunakan nilai skala.

3
b. Kemacetan Lalu Lintas di Kota dan sering terjadi kemacetan pada waktu
Jayapura yang cukup lama.
1) Volume dan Kapasitas Ruas 3) Tingkat Kemacetan
Jalan di Lokasi Penelitian berdasarkan Pelayanan Jalan
Volume lalu lintas di Kota Jayapura Tingkat kemacetan lalu lintas yang
diambil peneliti dari hasil Survei lalu lintas terjadi di Kota Jayapura dianalisis melalui
pada ruas jalan dan persimpangan di Kota tingkat pelayanan jalan di Kota Jayapura.
Jayapura Tahun 2012 oleh Dinas Tingkat Kemacetan dilakukan dengan
Perhubungan Kota Jayapura. Peneliti metode pengklasifikasian menggunakan
mengambil beberapa hasil survei lalu tiga kelas interval yaitu; Tinggi, Sedang
lintas di ruas jalan tertentu yang sering dan Rendah. Dari 13 ruas jalan yang sering
mengalami kemacetan. Dari hasil tersebut terjadi kemacetan, terdapat 2 ruas jalan
peneliti mengambil kondisi kepadatan lalu dengan tingkat kemacetan Rendah, 7 ruas
lintas pada jam puncak tertentu untuk jalan dengan tingkat kemacetan Sedang,
menghitung volume lalu lintas per jam dan 4 ruas jalan dengan tingkat kemacetan
puncak. Tinggi, yaitu; ruas jalan Klofkam, Jalan
Adapun contoh perhitungan kapasitas Percetakan, Jalan Dr. Sam Ratulangi
ruas Jalan Dr. Sam Ratulangi Jayapura (Depan GOR Cendrawasih), dan ruas jalan
sebagai berikut: Waena sebagai koridor antar Abepura-
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs Sentani.
C = 1650 x 1,08 x 1 x 0,95 x 0,86
C = 1455,9 smp/jam Pengaruh Tingkat Urbanisasi terhadap
Peneliti mengambil 13 ruas jalan yang Kemacetan lalu lintas Kota Jayapura
diambil sebagai sampel dapat dilihat a. Pengaruh variabel-variabel
bahwa ruas-ruas jalan tersebut memiliki urbanisasi terhadap tingkat
kapasitas yang berbeda-beda tergantung kemacetan di Kota Jayapura
pada nilai faktor-faktor pengalian yang ada Variabel-variabel urbanisasi yang
pada persamaannya. Menurut observasi diambil oleh peneliti yaitu; Variabel
lapangan hal ini sangat terpengaruh kuat Jumlah Penduduk, Variabel Jumlah
oleh adanya aktivitas di sekitar jalan Sekolah, Variabel Jumlah Kampus,
tersebut baik oleh aktivitas penggunaan Variabel Jumlah Fasilitas Pelayanan dan
lahan di sekitar ruas jalan ataupun oleh Variabel Jumlah Permukiman. Setiap
pengguna jalan. Faktor-faktor ini menjadi variabel memiliki satuan yang berbeda
hambatan samping yang dapat sehingga harus disamakan dengan
menurunkan nilai kapasitas ruas jalan menggunakan metode penskalaan. Nilai
selain karena memang kodisi fisik ruas skala yang ada pada setiap variabel
jalan belum memadai. urbanisasi akan digunakan untuk
2) Tingkat Pelayanan Jalan perhitungan pembobotan dan hirarki dari
Tingkat pelayanan jalan ditentukan masing variabel tersebut. Variabel
dari rasio volume lalu lintas per kapasitas urbanisasi merupakan variabel bebas yang
jalan. Tingkat pelayanan jalan akan akan dilihat pengaruhnya terhadap variabel
menunjukkan seberapa besar tingkat terikat yaitu kemacetan.
kemacetan yang terjadi di ruas jalan yang Ada 13 ruas jalan yang dipakai sebagai
ada di Kota Jayapura. sampel untuk menentukan tingkat
Tingkat pelayanan jalan di beberapa kemacetan. Ruas-ruas jalan ini akan di
ruas jalan di Kota Jayapura sebagian besar kelompokan berdasarkan unit penelitian
ruas berada pada tingkat pelayanan F dan nilai pelayanan jalannya akan dirata-
dengan karakteristik arus yang terhambat, ratakan.
kecepatan rendah, volume diatas kapasitas, Rerata = Jumlah Nilai Pelayanan
Jalan/Jumlah Jalan

4
Tabel. Pengelompokan Ruas Jalan dan Peta Tingkat Kemacetan di Ruas Jalan
Rerata Nilai Pelayanan Jalan Kota Jayapura
Nilai
NO. Distrik Ruas Jalan Pelayanan Rerata
Jalan
Dok IX (Pasar Ikan) 0,183 1,3155

Overton - Jl. Ahmad 1,272


Yani (IMBI)

Jayapura Paldam 1,135


1
Utara Klofkam 1,601
Jl. Percetakan 2,066

Jayapura - DOK 1,636


(GOR Cendrawasih)
b. Pengaruh tingkat urbanisasi
Jayapura - Hamadi 1,273 1,258
(Argapura)
terhadap tingkat kemacetan di
Jayapura
Kota Jayapura
2 Entrop - Polimak 1,187 Tingkat urbanisasi yang terjadi di
Selatan
Hamadi - Entrop 1,314 setiap distrik dapat dihubungkan dengan
(PTC) tingkat kemacetan yang terjadi di ruas
3 Abepura Jayapura - Abepura jalan Kota Jayapura dengan melakukan
0,994 0,994
persilangan antara kedua hasil hirarki ini
4 Muara Tami Abepura - Abepantai 0,266 0,266
dan dapat dianalisis melalui tabel silang.
Abepura - Waena 1,181 1,4955 Berikut merupakan hasil tabel silang dari
(Padang Bulan)
5 Heram kedua hasil hirarki yang telah
Abepura - Sentani 1,81 diidentifikasi:
Tabel Silang Tingkat Urbanisasi dengan
Nilai rerata yang didapatkan akan Tingkat Kemacetan di Kota Jayapura
Tingkat Pola
digunakan untuk mencari nilai skala agar Kemaceta Tingkat Hubun
satuan antar variabel sama dan selanjutnya No. Distrik n Urbanisasi gan
Jayapura
akan dilakukan pembobotan agar dapat di 1 Utara
T T “+”
beri tingkatan berdasar hirarki dari prinsip Jayapura
S S “+”
2 Selatan
standar deviasi.
“-“
Tabel. Hirarki Pelayanan Jalan di Kota 3 Abepura* S T

Jayapura 4 Heram** T R “-“


Muara
“+”
5 Tami R R
Tingkat
Rerata Tingkat
Kemacetan
No Distrik Rasio Pelayanan
berdasarkan Dari tabel silang antar tingkat
(V/C) Jalan (LOS)
LOS
urbanisasi dengan tingkat kemacetan dapat
Jayapura
1,316 F T
dilihat bahwa pola hubungan yang terjadi
1 Utara bervariasi, ada yang positif, sama, dan
Jayapura 1,258 F S negatif. Berikut merupakan penjelasan dari
2 Selatan
pengaruh dan hubungan tingkat urbanisasi
3 Abepura 0,994 D S
terhadap tingkat kemacetan yang terjadi di
4 Heram 1,496 F T Kota Jayapura:
5 Muara Tami 0,266 A R - Pola positif yang terjadi
Total 5,33 menunjukan bahwa ada pengaruh
dan hubungan antara tingkat
urbanisasi dengan tingkat
kemacetan dimana tingkat

5
- urbanisasi tinggi dan tingkat mahasiswa dan dengan segala
kemacetan juga tinggi. Jayapura macam aktivitas penduduk serta
Utara sebagai pusat pemerintahan pekembangan kawasan ekonomi
propinsi menyebabkan daerah yang tinggi menyebabkan wilayah
tersebut berkembang dengan fungsi ini memiliki tingkat urbanisasi
pelayanan publik dan juga yang tinggi. Sedangkan, tingkat
pernyedia fasilitas bagi para kapasitas jalannya masih mampu
pegawai seperti rumah tinggal. menampung volume kendaraan.
Mobilitas yang terjadi juga sangat Peta Tingkat Urbanisasi dan
tinggi karena dengan fungsinya Tingkat Kemacetan di Kota
tersebut menjadi daya tarik Jayapura
penduduk yang tinggal diluar
wilayah ini untuk bekerja,
berdagang, berbelanja, bersekolah
dan aktivitas lainnya.
- Pola Negatif yang terjadi antar
Distrik Abepura dan Distrik Heram
dikarenakan adanya hubungan
antar wilayah yang sangat kuat
dalam hal penyedia fasilitas dan
jumlah penduduk juga luasan
wilayah dan kondisi wilayah.
Distrik Heram menjadi distrik
dengan penyedia fasilitas-fasilitas KESIMPULAN
pendidikan Hal ini menjadikan
banyak orang bermigrasi ke a. Guna lahan sebagai fasilitas sarana-
wilayah ini untuk sementara yaitu prasarana pelayanan berskala
untuk keperluan dan aktivitas propinsi, kota/kabupaten tersebar di
tertentu namun tidak menetap di semua distrik yang berada di Kota
wilayah ini. Distrik Heram juga Jayapura, terkecuali Distrik Muara
merupakan koridor utama ke Tami yang masih di fokuskan
kabupaten Jayapura, dimana untuk sektor pertanian,
kabupaten Jayapura merupakan menyebabkan tingkat urbanisasi
lokasi bandar udara internasional yang terjadi di Kota Jayapura
Sentani yang setiap harinya banyak berbeda-beda pada setiap
orang bermobilitas kesana untuk distriknya.
melakukan perjalanan b. Mobilitas penduduk yang semakin
penerbangan. Tidak hanya itu saja, tinggi menyebabkan volume lalu-
tentu banyak juga yang datang dan lintas bertambah. Namun, Secara
masuk ke kota Jayapura setiap umum kapasitas dan tingkat
harinya, sehingga ruas jalan ini pelayanan jalan pada ruas-ruas
selalu padat dengan kendaraan jalan Kota Jayapura pada saat ini
yang menyebabkan kapasitas sudah sangat jenuh dan tidak
jalannya berkurang walaupun mampu manampung volume lalu
tingkat urbanisasinya rendah. lintas, dilihat dari beberapa ruas
Dibandingkan dengan Distrik jalan yang sudah berada pada LOS
Abepura yang merupakan lokasi F dimana nilai rasio pelayanan
penyedia berbagai pelayanan jalannya >1 atau semakin tinggi
termasuk permukiman atau tempat rasio pelayanan jalan maka tingkat
tinggal termasuk kos-kosan bagi kemacetanpun semakin tinggi.

6
c. Hasil kajian membuktikan adanya http://tabliodjubi.com/home/2014/09/3
hubungan positif dan negatif antara 0
urbanisasi dengan kemacetan. Digital Globe Landsat (2015). Data Peta
Hubungan positif dikarenakan Kota Jayapura. Diterima 1 Desember
adanya sebaran fasilitas pelayanan 2015, dari
berskala propinsi, kota/kabupaten https://www.google.co.id/maps/place/j
sehingga, hal ini menjadi tarikan ayapura.htm
yang mengharuskan masyarakat Direktorat Jenderal Bina Marga. (1997).
untuk melakukan mobilitas di Manual Kapasitas Jalan Indonesia.
dalam kota Jayapura seperti, Jakarta: Departemen Pekerjaan
aktivitas sekolah, kampus, kantor Umum.
dan aktivitas ekonomi. Tingginya Kurniawan, Andri dan Prakoso,
mobilitas penduduk berpengaruh Bambang Sriyanto. (2006). Pengaruh
terhadap pertambahan volume lalu Urbanisasi Spasial terhadap
lintas. Namun, ada pula hubungan Transformasi Wilayah Pinggiran Kota
negatif antara tingkat urbanisasi Yogyakarta. Karya Ilmiah.
terhadap tingkat kemacetan di Kota Yogyakarta: LPPM. UGM.
Jayapura. Mampioper, Dominggus A. (Editor).
(2013). Petani Koya Keluhkan Air
DAFTAR PUSTAKA Berlumpur [Foto]. Dalam Tabliod
Bintarto dan Surastopo Hadisumarno. Jubi Online. Diterima 2 Desember
(1979). Metode Analisis Geografi. 2015, dari
Jakarta: LP3ES. http://tabloidjubi.com/home/2013/11/1
Badan Pusat Statistik. (2010). Data 8
Pokok Kota Jayapura Tahun 2010. Margareth, Melisa., Franklin, Papia J.S.,
Kota Jayapura: Badan Pusat Statistik. dan Warouw, Fela. (2013). Studi
Badan Pusat Statistik. (2008). Kota Kemacetan Lalu Lintas di Pusat Kota
Jayapura Dalam Angka Tahun 2008. Ratahan. Fakultas Teknik. Universitas
Kota Jayapura: Badan Pusat Statistik. Sam Ratulangi.
Badan Pusat Statistik. (2013). Kota Panjaitan Elsa R.R., Sudarsono,
Jayapura Dalam Angka Tahun 2013. Bambang., dan Sasmito, Bandi.
Kota Jayapura: Badan Pusat Statistik. (2014). Analisis Pengaruh Kepadatan
Feby Anisia, P.S. (2011). Anilisis Penduduk terhadap Kepadatan Ruas
Kebijakan Penanganan Kemacetan Jalan Menggunakan Sistem Informasi
Lalulintas di Jalan Teuku Umar Geografis (Studi kasus: Kecamatan
Kawasan Jatingaleh Semarang dengan Tembalang, Semarang). Fakultas
Metode Analisis Hirarki Proses Teknik. Universitas Diponegoro.
(AHP). Skripsi. Semarang: Universitas Jurnal Geodesi Undip, 3(4), hal: 96-
Diponegoro. 105. (ISSN: 2337-845X). Diterima 1
Christiawan, Putu Indra. (2010). Studi September 2015, dari
Kemacetan Lalu Lintas Ditinjau dari id.portalgaruda.org/index.php
Daya Dukung Jalan Di Kota Papua, Noken. (Editor). (2014). Lokasi
Singaraja. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Pemancingan Koya, Jayapura. [Foto]
Geografi UGM. Diterima 3 Desember 2015, dari
Levi, Cunding. (Editor). (2014). http://cenderawasihpapua.blogspot.co.
Legislatif Dan Eksekutif Tak Sejalan, id/2014/04/lokasi-pemancingan-koya-
Tata Ruang Kota Jayapura Tak jayapura
Teratur. Dalam Tabloid Jubi Online. Rachmawati, R., Rijanta, R., Subanu,
[Foto]. Diterima 3 Desember 2015, Leksono Probo. (2004). Peranan
dari Kampus Sebagai Pemicu Urbanisasi

7
Spasial di Pinggiran Kota Yogyakarta. Yunus, Hadi Sabari. (1997). Beberapa
Majalah Geografi Indonesia, 18(1), Pandangan tentang Konsepsi Wilayah.
hal. 45-56. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.
Reksohadiprojo, Sukanto dan Karseno. Yunus, Hadi Sabari. (1999). Struktur
(1994). Ekonomi Perkotaan. BPFE. Tata Ruang Kota. Yogyakarta:
Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Rumayar, Ardi Palin A.L.E., Lintong E. Yunus, Hadi Sabari. (2005).
(2013). Analisa Kapasitas dan tingkat Manajemen Kota: Perspektif Spasial.
pelayanan pada ruas jalan Wolter Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Monginsidi kota Manado. Teknik
Sipil, Universitas Sam Ratulangi.
Jurnal Sipil Statik, 1(9), hal: 623-
629.( ISSN: 2337-6732). Diterima 1
September 2015, dari
ejournal.unsrat.ac.id/index.php/.../240
4.
Sumadi. (2006). Kemacetan Lalulintas
pada Ruas Jalan Veteran Kota Brebes.
Tesis. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Situmorang, Ivandoli., dan Muis,
Zulkarnain A. (2013). Pengaruh
Pembangunan Pusat Perbelanjaan
Baru Terhadap Dampak Lalu Lintas
(Studi kasus: Medan Focal Point Jl.
Ringroad Gagak Hitam). Fakultas
Teknik Sipil. Universitas Sumatera
Utara.
Tamin, Ofyar Z. (2000). “Perencanaan
dan Permodelan Transportasi”.
Bandung: Jurusan Teknik Sipil ITB.
Tamin, Ofyar Z. (2003). Perencanaan
dan Pemodelan Transportasi: Contoh
Soal dan Aplikasi. Penerbit: ITB,
Bandung.
Tamin, Ofyar Z dan Russ Bona Frazilia.
(1997). Arah Penerapan Interaksi Tata
Guna Lahan-Sistem Transportasi
dalam Perencanaan Sistem Jaringan
Transportasi, FTSP-ITB Bandung:
Jurnal Perencanaan Wilayah dan
Kota, 8(3).
Winarno, Andi. (2007). Studi Tentang
Urban Sprawl Kota Semarang
Terhadap Kualitas Tegangan Listrik
Studi Kasus Kelurahan Meteseh
Kecamatan Tembalang. Tesis.
Semarang : Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai