BAB I Dok in Ramah Anak
BAB I Dok in Ramah Anak
PENDAHULUAN
dan sudah mengarah pada spesialisasi dan subspesialisasi. Semakin pesat laju
A. Latar Belakang
diskriminasi, 2) kepentingan terbaik bagi anak, 3) hak untuk hidup, kelangsungan hidup
dan perkembangan, dan 4) penghargaan terhadap pendapat anak. Hal utama untuk
menciptakan pelayanan ramah anak di Puskesmas dimulai dari Sumber Daya Manusia
penghargaan dan perlindungan hak asasi anak atas kesehatan dengan prinsip hak anak.
Puskesmas ramah anak akan terwujud apabila sumber daya manusia, pelayanan, sarana
mewujudkan derajat kesehatan yang optimalbagi masyarakat. Salah satu yang tertuang
dalam Undang – undang No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan bertujuan melindungi
pemberi dan penerima jasa pelayanan kesehatan serta memberi kepastian hukum dalam
1
Pasal 1 ayat (1) menyebutkan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan
belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Anak Indonesia sebagai
sebagai anak. Hak anak perlindungan, pendidikan dan kesehatan wajib disediakan oleh
35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Namun melihat realita yang terjadi saat ini,
kita tidak bisa memungkiri anak-anak Indonesia justru berada dalam situasi yang
pengaduan pelanggaran hak anak terus meningkat dari tahun ke tahun. Data
menyebutkan bahwa capaian indikator pelayanan kesehatan anak balita pada tahun
2014 sebesar 75,82%, yang berarti belum mencapai target rencana strategis pada tahun
2014 yaitu sebesar 85%. Namun, meningkat dibandingkan tahun 2013 yang sebesar
akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka
kematian anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin masih 2
dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 tahun. Upaya
kesehatan anak antara lain diharapkan mampu menurunkan angka kematian anak.
Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian
Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA).
Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi
penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi.
B. Tujuan
kesehatan fisik dan mental termasuk pemberian informasi yang sesuai dengan usia
kematangan anak, yang dilakukan melalui upaya kesehatan masyarakat maupun upaya
kesehatan perseorangan.
2
C.Sasaran pedoman internal
D. Ruang Lingkup
E. Batasan Operasional
1. MTBM
Adalah salah satu sarana penunjang medis yang memberikan layanan untuk bayi muda
dimana bayi muda itu adalah yang berumur 1 hari sampai 2 bulan.
2. MTBS.
Adalah salah satu sarana penunjang medis yang memberikan layanan untuk balita sakit
dimana balita ini adalah yang berusia 2 bulan sampai dengan 5 tahun.
Tenaga Profesional / Formal yang bertugas di MTBS adalah tenaga yang mencakup :
Tenaga MTBS yang telahlulus pendidikan D III Kebidanan dan D III Keperawatan yang
undangan.
adalah kumpulan instruksi, langkah – langkah yang telah dibakukan untuk menyelesaikan
5. Ruangan
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung semua kegiatan yang dipergunakan
sesuai dengan standar ruangan MTBS, aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan
3
ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan sesuai dengan peraturansarana dan
prasarana Puskesmas.
6. Bahan/peralatan diMTBS
c. Gelas, sendok dan teko tempat air matang dan bersih (digunakan di pojok oralit)
e. Termometer
f. Penlight
7. Metode Pemeriksaan
Tujuan melakukan suatu pemeriksaan antara lain untuk meningkatkan mutu pelayanan
MTBS. Tiap tujuan pemeriksaan memerlukan sensitivitas dan spesifitas yang berbeda –
beda, sehingga perlu dipilih metode yang sesuai karena setiap metode mempunyai
Bila memerlukan pemeriksaan dan tindakan nebulezer, infus dan lain-lain maka
ditujukan untuk menjamin mutu pelayanan terutama dibidang MTBS. Pemantapan Mutu
a. Indicator proses : indicator yang mengukur elemen pelayanan yang disediakan oleh
4
c. Indicator outcome : indicator untuk menilai keberhasilan intervensi MTBS yang
diberikan.
MTBSsecara keseluruhan. MTBS adalah unit pelayanan dimana tempat kerjanya harus
terjamin dan aman dalam proses penyelenggaraan pelayanan MTBS . Petugas harus
mengontrol obat dan alat-alat secara baik menurut standar pelayanan MTBS yang benar.
dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan MTBS. Untuk
itu kegiatan ini harus dilakukan secara cermat dan teliti, karena kesalahan dalam
tindakan.
E. Landasan Hukum
1. UU No. 23 / 1992 tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang kuat untuk
Puskesmas.
5
3. Kementerian Kesehatan RI.2012. Standar Akreditasi Puskesmas. Jakarta
TentangUpayaKesehatanAnak
BAB II
Untuk menjalankan pelayanan MTBS didukung oleh tenaga profesional MTBS dan
a. Memimpin dan mengelola Unit MTBS untuk pencapaian Visi dan Misi Puskesmas.
c. Mengatur, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan rutin dan berkala manajemen dan
di MTBS
6
h. Penyelenggaraan tugas-tugas lain agar pelayanan MTBS berjalan baik dan lancar
2. Administrasi MTBS
Administrasi MTBS adalah staf dibawah kepala unit MTBS yang memiliki uraian tugas
sebagai berikut :
B. Distribusi Ketenagaan
1) Uraian Pekerjaan
Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh petugas MTBS tiap harinya adalah sebagai
berikut :
7
2) Analisa Beban Kerja
- Pemeriksaan : 10 menit/pasien
- Penyuluhan : 10 menit/pasien
3) Perhitungan
orang
8
MTBS merupakan salah satu penunjang medis terpenting di dalam Puskesmas, sehingga
MTBS harus melayani setiap hari kecuali hari libur. Jadi setiap jam kerja senin sampai
Diluar semua itu yaitu pada saat hari libur dan diluar jam kerja bila ada pasien MTBS
yang darurat tetap dilayani oleh petugas jaga di Unit Gawat Darurat.
BAB III
9
RUANG MTBSRUANGMTBS
Mulaidari:
- Pintu masuk
- Meja Periksa.
- Meja Adm
B. Fasilitas
10
e. Tempat cuci tangan.
BAB IV
A.LINGKUP KEGIATAN
Pasien dari loket bisa pasien baru atau pasien kunjungan ulang
B.LANGKAH KEGIATAN
a.Pasien bayi atau balita dari loket pendaftaran menuju ruang pelayanan MTBS.
- Keluhan Utama.
- Keluhan Tambahan.
- Lamanya sakit.
11
- Status ImunisasidanpemberianVit A
- Keadaan Umum.
- Respirasi.
- Derajat dehidrasi.
- Suhu tubuh.
- Telinga.
- Status gizi.
g. Petugas memberikan pengobatan sesuai buku pedoman MTBS bila ada kesulitan
BAB V
LOGISTIK
3. Timbangan.
12
4. Papan pengukur panjang badan/Metelin
6. Bagan MTBM/MTBS
8. ATK.
3.Kursi dengan sandaran agar ibu dapat duduk dengan nyaman waktu memangku
anaknya.
5.Gelas minum
9.Keranjang sampah
a) Tingkat Persediaan
13
pembekal atau ruang penyimpanan umum.
Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan –
12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk periode 6-12 bulan untuk
tahun yang akan datang.Jumlah rata– rata pemakaian bahan untuk satu bulan perlu
dicatat.
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima perlu
petugas administrasi dan Logistik yang mendatakebutuhan barang – barang medis dan
non medis habis pakai setiap bulan, mencekbarang dan kebutuhan yang diperlukan dan
kemudian diserahkan kepada kepala unit untuk ditandatangani untuk kemudian diberikan
kepada bagian pengadaan atau kebagian logistic farmasi (untuk barang medis) dan
3) Permintaan
farmasi (untuk barang medis) dan logistic umum (untuk barang non medis)atau kebagian
mendesak dan stock barang di MTBS kosong, maka permintaanbarang bisa dilakukan
14
4) Penyimpanan
Bahan medis atau non medis diMTBS yang sudah ada harus ditangani secara
cermatdenganmempertimbangkan :
- Pertama masuk – petama keluar ( FIFO – first in – first out ), yaitu bahwa
barang yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu.
- Masa kadarluarsa pendek dipakai dahulu ( FEFO – first expired – first out )
Hal ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yangterlalu
lama.
b) Tempat penyimpanan
Harus terhindar dari kemungkinan kontaminasi baik oleh bakteri, serangga, tikusdan
5) Penggunaan
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
15
assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risikpasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindaklanjutnya serta
dilakukan.
B. Tujuan
Keselamatan pasien merupakan salah satu kegiatan Puskesmas yang dilakukan melalui
assasmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
Tambakboyo, kegiatan ini dilakukan melalui monitoring indikator mutu pelayanan tiap unit
tindakan korektif.
Pelayanan,Pedoman Mutu Pelayanan unit MTBS secara rinci ada pada BAB VIII
rinci dapat dilihat pada format indikator mutu pelayanan pada pedoman mutu pelayanan.
16
Indikator tersebut merupakam milik unit kerja, ditentukan periode pengambilan data dan
pimpinan unit melaporkan pada pertemuan manajemen seperti diatur pada tindakan
preventif.
2) Tindakan Preventif
terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
3) Tindakan Korektif
Tindakan Korektif adalah pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Tindakan Korektif dilakukan terhadap laporan yang diputuskan dalam pertemuan tertutup
oleh kepala bidang melalui inspeksi dan verifikasi.Hasil inspeksi harus menunjukan telah
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pedoman Umum
MTBS secara keseluruhan. MTBS melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama
berhubungan dengan tindakan medis . Bagi petugas MTBS yang selalu kontak dengan
pasien, maka berpotensi terinfeksi kuman patogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi dari
17
petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi
bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami
keamanan MTBS dan tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan
bahan medis dan non medis secara baik menurut pelayanan MTBS yang benar.
Pengamanan kerja di MTBS pada dasarnya menjadi tanggung jawab setiap petugas
keamanan MTBS, terutama untuk MTBS yang melakukan berbagai jenispelayanan dan
kegiatan pada satu sarana, diperlukan suatu Tim fungsional keamanan MTBS.
pelaksanaannya kepala MTBS dapat menunjuk seorang petugas atau membentuk tim
K3 MTBS.
tujuan :
e. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik/psikis, infeksi
dan penularan
18
g. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
h. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. Setiap tim MTBS sebaiknya membuat pokok
– pokok K3 MTBS yang penting dan ditempatkan di lokasi yang mudah dibaca oleh
Pemantauan Kesehatan
Kesehatan setiap petugas MTBS harus selalu dipantau, untuk itu setiap petugasharus
mempunyai Kartu Kesehatan yang selalu dibawa setiap saat dandiperlihatkan kepada
kesehatan rutin termasuk pemeriksaan laboratorium.Bila petugas MTBS sakit lebih dari
3 hari tanpa keterangan yang jelas tentangpenyakitnya maka petugas yang bertanggung
jawab terhadap K3 MTBS harusmelapor pada kepala unit MTBS tentang kemungkinan
3) Sarana dan Prasarana K3 MTBS umum yang perlu disiapkan di MTBS adalah :
b. Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih dan
c. Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik ditempat yang mudah
dijangkau
19
4) Pengamanan pada keadaan darurat
b. Sistem evakuasi
g. Alat pemadam kebakaran, masker, pasir dan sumber air terletak pada lokasi
- Tidak mengangkut barang berat, bila tidak sesuai dengan kemampuan anda
Kecelakaan yang paling sering terjadi di MTBS disebabkan oleh daun pintu yg otomatis
Untuk mencegah timbulnya bahaya yang lebih luas, wajib di sediakan informasi
mengenai potensial kecelakaan tersebut. Agar mudah terbaca, informasi ini hendaknya
dibuat dalam bentuk tulisan dan dipasang pada dinding dalam ruang MTBS. Selain itu,
c. Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih dan jumlah
20
yang cukup, sabun, alat pengering
C. Penanganan Limbah
MTBSwalau tidak potensial menghasilkan limbah baik cair, padat, atau gas yang
berbahaya tetap harus ditangani secara benar. Karena itu pengolahan limbah
a. Penanganan
harus diidentifikasi dan dipilah – pilah dan mengurangi keseluruhanvolume limbah secara
kontinue.
b. Penampungan
c. Pemisahan limbah
Untuk memudahkan mengenal berbagai jenis limbah yang akan dibuangadalah dengan
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
21
Agar upaya peningkatan mutu di Puskesmas Tambakboyodapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang konsep dasar
A. Mutu Pelayanan
1) Pengertian mutu
b. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan ( komitmen ) yang selalu
a. Konsumen
c. Manajemen
d. Karyawan
e. Masyarakat
f. Pemerintah
g. Ikatan profesi
3) Dimensi Mutu
a. Keprofesian/kompetensi tenaga
22
b. Efisiensi
c. Keamanan Pasien
d. Kepuasan/kenyamanan Pasien
e. Efektifitas.
g. Kelangsungan pelayanan
menggunakan 3 variable,yaitu :
pelayanankesehatan.
c. Output ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi pada
23
Upaya ini dilakukan melalui :
mutu pelayanan dapat ditingkatkan, angka kesalahan tindakan dapat diperkecil sesuai
BAB IX
PENUTUP
menjadi dasar setiap SDM di PoliMTBS khususnya dan SDM Puskesmas Tambakboyo
24