Anda di halaman 1dari 29

BAB

I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia tertuang secara jelas dalam
pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi “Melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.” Agar dapat
memenuhi tujuan negara tersebut tentunya diperlukan pemerintahan yang kuat dan
berkualitas.
Aparatur sipil negara (ASN) sebagai pelaksana pemerintahan tentunya
berkewajiban untuk selalu berkerja profesional serta selalu meningkatkan mutu dan
pengetahuannya sesuai dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara bahwa perlu dibangun ASN yang memiliki integritas, profesional,
netral, dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat dan menjalankan peran sebagai unsur pemersatu
bangsa berlandaskan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Salah satu langkah strategis dalam sistem rekruitmen PNS yang diharapkan dapat
membentuk ASN yang sesuai dengan amanat undang-undang diatas adalah dengan
mengadakan pelatihan dasar CPNS atau disingkat dengan LATSAR CPNS. Kegiatan ini
diatur dalam peraturan lembaga adminstrasi negara nomor 12 tahun 2018 dengan
agenda kurikulum sikap perilaku bela negara, nilai-nilai dasar PNS, dan kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI. Diharapkan dengan mengikuti kegiatan ini, para CPNS dapat
menginternalisasi serta mengaktualisasikan agenda kurikulum diatas agar terbentuk
PNS yang memiliki karakter sebagai pelayan publik dan akhirnya dapat menjalankan
tujuan negara.
Selain itu dalam Undang-undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktik
kedokteran dijelaskan juga bahwa praktik kedokteran dilaksanakan berasaskan
pancasila dan didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan,
keseimbangan, serta perlindungan dan keselamatan pasien, untuk itu praktik
kedokteran wajib untuk memberikan perlindungan kepada pasien serta selalu
berupaya untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis.

1

Salah satu garda terdepan pelayanan publik dalam bidang kesehatan adalah
instalasi gawat darurat yang berada di rumah sakit. Dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 4 tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban Pasien
dijelaskan bahwa rumah sakit memiliki kewajiban untuk melakukan pelayanan gawat
darurat berupa triase dan tindakan penyalamatan nyawa serta harus memiliki dokter
penanggung jawab. Sehingga setiap rumah sakit memiliki kewajiban menyediakan
semua sarana dan prasarana yang diperlukan yang tentunya disesuaikan dengan
keadaan rumah sakit untuk menjalankan kewajiban ini agar pelayanan publik dapat
berjalan optimal.
Tingginya angka kegawatdaruratan baik itu akibat trauma ataupun non trauma
belakangan ini tentunya memerlukan penanganan segera sesuai dengan tujuan
pelayanan di instalasi gawat darurat yaitu tercapainya kepuasan pasien dan keluarga
dalam mendapatkan pelayan yang cepat, tepat dan benar. Namun banyaknya jumlah
pasien yang datang ke instalasi gawat darurat dengan tingkat kesakitan dan keparahan
yang beraneka ragam kadang tidak sebanding dengan jumlah dokter, paramedis dan
fasilitas penunjang yang tersedia, sehingga dapat menimbulkan masalah jika rumah
sakit khususnya instalasi gawat darurat tidak memiliki sistem pelayanan terpadu yang
optimal.
Terlebih jika berbicara mengenai kondisi geografis indonesia yang berada di zona
rawan bencana yang sewaktu-waktu dapat mengancam dan tentunya dapat
menimbulkan korban yang membutuhkan penanganan segera. Sehingga dibutuhkan
adanya rencana penanggulangan bencana bagi rumah sakit atau yang biasa disebut
hospital diseaster plan (HDP). Mengingat rumah sakit merupakan tujuan akhir dalam
pelayanan korban bencana.
Ketika terjadi bencana, selalu akan terjadi keadaan yang kacau, yang bisa
mengganggu proses penanganan pasien dan tentunya dapat mengakibatkan
pelayanan yang tidak optimal. Dengan HDP yang baik, keadaan kacau yang tercipta
diharapkan dapat ditekan seminal mungkin sehingga pelayanan dapat tetap dilakukan
sesuai standar yang ditetapkan, sehingga mortalitas dan morbiditas dapat ditekan
seminimal mungkin.

2
Pentingnya perencanaan dan antisipasi untuk keadaan bencana yang bisa terjadi
kapan saja tentunya membutuhkan rencana tindak lanjut serta sistem antisipasi yang
efektif dan efisien khususnya di rumah sakit agar pelayanan dapat berjalan
semaksimal mungkin. Dengan alasan inilah, penulis tertarik untuk mengangkat isu
“Belum adanya sistem atau mekanisme pelayanan terhadap sistem tanggap darurat
di rumah sakit”

B. TUJUAN DAN SASARAN
Adapun tujuan dari kegiatan aktualisasi ini yaitu :
a. Menjadi Pelayan Masyarakat yang mempunyai profesionalisme yang selalu
mengedepankan nilai dasar akuntabilitas dalam tugas yang diembannya;
b. Mempunyai semangat nasional dalam melaksanakan tugasnya dan menjunjung
tinggi Etika dalam melayani masyarakat;
c. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu dalam tugas pokok dan
fungsinya;
d. Memiliki jiwa anti korupsi dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai
pelayan publik;
Sasaran dari kegiatan pelaksanaan aktualisasi ini adalah Penerapan Sistem
tanggap darurat bencana di RSUD KH. Hayyung Kab. Kep. Selayar

C. MANFAAT
a. Manfaat bagi diri pribadi, yaitu penulis dapat memahami dan menginternalisasi
nilai-nilai dasar profesi PNS;
b. Manfaat bagi unit kerja, yaitu meningkatkan kinerja unit kerja yang menyangkut
sistem tanggap bencana di IGD;
c. Manfaat bagi organisasi, yaitu menguatkan visi, misi dan nilai-nilai organisasi
sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik;
d. Manfaat bagi masyarakat pada umumnya, di mana mereka mendapatkan hak-
haknya dan penanganan yang cepat yang dibutuhkan khususnya dalam
kegawatdaruratan pada saat bencana

3
D. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan selama satu bulan dari tanggal 28 Oktober
2019 sampai 29 November 2019 di RSUD KH. Hayyung, Kab. Kep. Selayar.




























4
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN

A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI
Secara administratif RSUD KH. Hayyung berada dalam wilayah Kelurahan
Bontobangun, Kecamatan Bontoharu, Kabupaten Kepulauan Selayar. RSUD KH.
Hayyung merupakan satu-satunya rumah sakit yang berada di Kab. Kepulaun Selayar.
Pada tanggal 13 Januari 2012 RSUD K.H. HAYYUNG Kabupaten Kepulauan Selayar telah
berhasil memperoleh sertifikat akreditasi penuh tingkat dasar oleh Tim Komite
Akreditasi Rumah Sakit untuk 5 jenis pelayanan, antara lain: pelayanan administrasi,
pelayanan medis, pelayanan gawat darurat, pelayanan keperawatan dan pelayanan
rekam medis, dan sekarang sementara dalam proses pendampingan untuk
memperoleh akreditasi 12 pelayanan atau akreditasi versi 2012. Tanggal 21 Desember
2016 kembali RSUD K.H. Hayyung memperoleh sertifikat Akreditasi Versi 2012 dengan
Lulus Perdana.
a. Visi dan Misi
1) Visi
“ Menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai
Rumah Sakit yang Melayani dengan Hati dan Memberikan yang terbaik untuk
Mendukung Kabupaten Kepulauan Selayar Maju, Sejahtera dan Religius “
2) Misi
(1) Memberikan Pelayanan Prima
(2) Meningkatkan kualitas dan Kuantitas Sarana dan Prasarana
(3) Melaksanakan dan mengembangkan Manajemen Rumah Sakit

b. Motto
Senyum, Sapa, Sopan, Santun, dan Sembuh (5S)




5
c. Struktur Organisasi













d. Tugas Pokok dan Fungsi
Rumah Sakit Umum mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam
melaksanakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di
bidang kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan
dan melaksanakan upaya rujukan.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, RSUD K.H. Hayyung
Kepulauan Selayar mempunyai fungsi :
1) Penyusunan program dan pelaksanaan pelayanan serta penunjang
kegiatan pada Rumah Sakit Umum;
2) Pelayanan medik dan keperawatan;
3) Pelayanan medik dan non medik;
4) Pelayanan rujukan;
5) Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia aparat pelayanan;
6) Pelaksanaan tata usaha, kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana

6
Rumah Sakit Umum;
7) Pengawasan dan penyelenggaraan standar pelayanan minimal yang wajib
dilaksanakan dalam bidang kesehatan;
8) Pelayanan fungsi sosial dengan memperhatikan akidah ekonomi;
9) Pelaksanaan koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan instansi terkait
lainnya di bidang pelayanan kesehatan.
e. Nilai organisasi
1) Jujur
2) Rendah Hati
3) Kerjasama
4) Profesional
5) Inovasi

B. NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN
Berdasarkan kurikulum baru yang telah diberlakukan dalam Latihan Dasar Golongan III
terdapat 5 (lima) nilai dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang sering disingkat menjadi Nilai ANEKA. Berikut ini
akan dijelaskan masing-masing nilai-nilai dasar profesi PNS.

a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban mempertanggungjawabkan amanah yang telah
diberikan. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok, atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya (Lembaga
Administrasi Negara, 2014: 8). Adapun indicator dari nilai dasar akuntabilitas yaitu:
1) Kepemimpinan, yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Lingkungan
yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah di mana pimpinan memainkan
peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
2) Transparansi. Dengan adanya transparansi maka dapat memberikan
perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam
mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dalam
keputusan-keputusan.
3) Integritas. Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk

7
menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, undang-undang,
kontrak, kebijakan, dan peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas
institusi, dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau
stakeholders.
4) Tanggung Jawab (Responsibilitas). Responsibilitas terbagi menjadi
responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan. Responsibilitas
institusi dan perseorangan memberikan kewajiban bagi setiap individu dan
lembaga bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan
karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah
dibuat.
5) Keadilan. Keadilan merupakan landasan utama dari akuntabilitas sehingga harus
dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan kepada unit organisasinya.
6) Kepercayaan. Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan kemudian akan melahirkan akuntabilitas sehingga lingkungan
akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.
7) Keseimbangan. Keseimbangan diperlukan untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja. Setiap individu yang ada di lingkungan kerja harus dapat
menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan kinerja.
8) Kejelasan. Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas. Focus utama kejelasan adalah mengetahui
kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang
diharapkan organisasi, dan system pelaporan kinerja baik individu maupun
organisasi.
9) Konsistensi. Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten
dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi
terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel akibat melemahnya
komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.
10) Menghindari Perilaku yang Curang dan Koruptif. Tiga cabang utama dari fraud
tree adalah kecurangan tindak pidana korupsi, kecurangan penggelapan asset,
dan kecurangan dalam hal laporan keuangan. Sebagai seorang PNS yang
akuntabel harus terhindar dari praktek kecurangan dan perilaku korup.
11) Penggunaan Sumber Daya Milik Negara. Setiap PNS harus memastikan bahwa

8
penggunaan sumber daya milik negara sesuai dengan prosedur yang berlaku,
dilakukan secara bertanggung jawab dan efisien, serta pemeliharaannya secara
benar dan bertanggung jawab.
12) Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi Pemerintah. Informasi dan
data yang disimpan dan dikumpulkan serta dilaporkan oleh pemerintah harus
relevan, dapat dipercaya, dapat dimengerti, serta dapat diperbandingkan,
sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya oleh pengambil keputusan
dan dapat menunjukkan akuntabilitas publik.
13) Mengatasi Konflik Kepentingan. Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul
di mana tugas publik dan kepentingan pribadi bertentangan. Tidak masalah jika
seseorang memunyai konflik kepentingan, tetapi bagaimana seseorang tersebut
menyikapinya.

b. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan Negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Adapun
indikator-indikator dari nilai dasar nasionalisme di mana ASN sebagai pelaksana
kebijakan publik, ASN sebagai pelayan publik, dan ASN sebagai perekat dan
pemersatu bangsa adalah:
1) Kerja Keras. Artinya pantang menyerah, gigih dan selalu mengerahkan segala
macam bentuk daya dan upaya dalam melakukan sesuatu.
2) Disiplin. Disiplin berarti taat atau patuh terhadap tata tertib atau peraturan
yang berlaku.
3) Tidak Diskriminatif. Setiap perilaku untuk tidak membatasi, tidak melecehkan,
atau tidak mengucilkan orang lain berdasarkan pada pembedaan manusia atas
dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status
ekonomi, jenis kelamin, bahasa dan keyakinan politik.
4) Taqwa. Bertakwa merupakan indikator yang mencerminkan perwujudan sila
pertama Pancasila yang menitikberatkan pada ketaatan umat beragama dalam
menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan dalam agamanya.

9
5) Gotong royong. Contoh konkret gotong royong adalah sebagai berikut:
(1) Kerja sama;
(2) Dapat menyumbangkan pikiran dan tenaga;
(3) Saling membantu demi kepentingan umum;
(4) Bersama membantu orang lain;
(5) Bersama membela kebenaran;
(6) Bekerja giat dalam kelompok kerja.
6) Demokratis. Suatu kondisi dimana individu memiliki kebebasan untuk
mengutarakan kehendak dan pendapat, serta menghormati adanya perbedaan
pendapat.
7) Cinta tanah air. Perasaan yang kuat akan rasa memiliki tanah dan seluruh
tumpah darah Indonesia.
8) Rela berkorban. Sikap yang mencerminkan adanya kesediaan memberikan
sesuatu yang dimiliki untuk orang lain atau suatu kelompok kerja, walaupun
akan menimbulkan kehilangan atau penderitaan terhadap diri sendiri.

c. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Adapun indikator-indikator dari nilai dasar etika publik adalah:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila;
2) Setia dan mempertahankan undang-undang negara kesatuan republik
Indonesia 1945;
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja kepada publik;
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan program pemerintah;
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun;

10
10) Mengutamakan kepentingan berkualitas tinggi;
11) Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintah yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu menekankan pada penerapan 4 indikator yakni: efektivitas,
efisiensi, inovasi dan menjaga mutu.
1) Efektivitas. Efektivitas adalah melakukan sesuatu yang benar atau merupakan
pencapaian tujuan.
2) Efisien. Efisiensi adalah mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang
dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
3) Inovasi. Inovasi adalah membuat terobosan baru untuk menyelesaikan suatu
masalah dengan cara yang lebih baik dari sebelumnya.
4) Menjaga mutu. Menjaga mutu adalah mempertahankan atau memastikan
bahwa kualitas dari output sudah baik.

e. Anti Korupsi
Anti korupsi merupakan suatu tindakan yang menentang adanya perilaku
korup. Perilaku korup ini diantaranya: suap-menyuap, merugikan uang negara,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan
dan gratifikasi. Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
1) Jujur. Berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma).
2) Peduli. Ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain.
3) Mandiri. Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat. Kaitannya dengan nilai
dasar profesi PNS, misalnya adalah dengan mengerjakan pekerjaan individu
secara mandiri dan tidak melimpahkannya kepada orang lain.

11
4) Disiplin. Menggunakan kegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-
undang yang mengatur.
5) Tanggung Jawab. Berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita kerjakan
dalam bentuk apapun.
6) Kerja Keras. Bekerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka
tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang
untuk korupsi secara materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil.
7) Sederhana. Menerima dengan tulus dan ikhlas terhadap apa yang telah ada dan
diberikan oleh tuhan kepada kita.
8) Berani. Berani untuk mengatakan untuk melaporkan pada atasan atau pihak
yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan.
9) Adil. Memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun
perbuatan saat memutuskan perisatiwa yang terjadi.


















12
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. PENETAPAN ISU
Dalam rancangan aktualisasi ini, ada beberapa isu yang muncul di IGD Rumah
Sakit KH. Hayyung Kab. Kep. Selayar yaitu :
a. Kurangnya obat-obatan gawat darurat di IGD RSUD KH. Hayyung
b. Kurangnya reagen pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan tertentu di
IGD RSUD KH. Hayyung
c. Banyaknya keluhan masyarakat mengenai oknum kesehatan yang kurang
ramah dalam melayani pasien di IGD RSUD KH. Hayyung
d. Tidak adanya sistem tanggap darurat bencana di RSUD KH. Hayyung
e. Tidak adanya fasilitas CT Scan untuk pemeriksaan penunjang pada pasien
stroke atau trauma
f. Loket pendaftaran pasien IGD yang letaknya jauh dari IGD
Keenam isu di atas dianggap penting namun hanya dipilih satu isu yang dianggap
sangat prioritas untuk segera ditangani. Oleh karena itu, diperlukan analisis isu untuk
menentukan isu mana yang harus diprioritaskan.

B. ANALISA ISU
Analisis isu digunakan untuk menetapkan kriteria isu dan kualitas isu. Analisis ini
dilakukan untuk mendapatkan kualitas tertinggi. Disamping itu tidak semua isu bisa
dikategorikan menjadi isu aktual. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis kriteria isu.
Instrumen analisis isu menggunakan analisis USG (Urgency atau penting, Seriousness atau
serius, Growth atau berkembang). Analisis USG ini juga diperlukan utnuk menentukan
kualitas isu.






13
Berikut yang meliputi kriteria analisis USG:
a. Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti
b. Seriousness : seberapa besar isu itu harus dibahas dikaitkan dengan akibat
yang ditimbulkan
c. Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak
ditangani seabagimana mestinya.
Penilaian secara analisis USG dilakukan dengan meggunakan nilai dari rentang nilai 1
sampai 5 berdasarkan skala Likert. Semakin tinggi nilai menunjukkan bahwa isu tersebut
urgen, sangat serius, dan semakin berkembang. Jika tidak diselesaikan degan segera maka
akan semakin memburuk sehingga harus segera ditangani. Penjelasan lebih rinci akan
digambarkan dalam tabel berikut:

No Isu U S G Jumlah Ranking
1 Kurangnya obat-obatan gawat darurat di
3 3 3 9 3
IGD RSUD KH. Hayyung
2 Kurangnya reagen pemeriksaan
laboratorium untuk pemeriksaan 1 2 1 4 6
tertentu di IGD RSUD KH. Hayyung
3 Banyaknya keluhan masyarakat
mengenai oknum kesehatan yang kurang
4 2 4 10 2
ramah dalam melayani pasien di IGD
RSUD KH. Hayyung
4 Belum adanya sistem atau mekanisme
pelayanan terhadap sistem tanggap 5 4 4 13 1
darurat di rumah sakit
5 Tidak adanya fasilitas CT Scan untuk
pemeriksaan penunjang pada pasien 3 1 1 5 5
stroke atau trauma

14
6 Loket pendaftaran pasien IGD yang
3 1 2 6 4
letaknya jauh dari IGD

Tabel 3.1 Analisis Isu dengan Metode USG


Keterangan
Angka 5 : sangat gawat/mendesak/cepat
Angka 4 : gawat/mendesak/cepat
Angka 3 : cukup gawat/mendesak/cepat
Angka 2 : kurang gawat/mendesak/cepat
Angka 1 : tidak gawat/mendesak/cepat

Berdasarkan hasil analisis USG di atas dapat diketahui bahwa masalah yang sangat
mendesak untuk diselesaikan adalah “Belum adanya sistem atau mekanisme pelayanan
terhadap sistem tanggap darurat di rumah sakit” Penting dan mendesaknya isu ini
dikarenakan rumah sakit sebagai rujukan utama untuk pasien yang memerlukan penanganan
segera dalam kondisi bencana sama sekali tidak memiliki sistem tanggap darurat bencana,
tentunya hal ini akan sangat berdampak buruk jika tidak diatasi dengan cepat mengingat
bencana dapat timbul kapan saja.














15


C. RANCANGAN AKTUALISASI
Unit Kerja : RSUD KH. Hayyung
1. Kurangnya obat-obatan gawat darurat di IGD
RSUD KH. Hayyung
2. Kurangnya reagen pemeriksaan laboratorium
untuk pemeriksaan tertentu di IGD RSUD KH.
Hayyung
3. Banyaknya keluhan masyarakat mengenai
oknum kesehatan yang kurang ramah dalam
melayani pasien di IGD RSUD KH. Hayyung
Identifikasi Isu : 4. Belum adanya sistem atau mekanisme
pelayanan terhadap sistem tanggap darurat
bencana di rumah sakit KH. hayyung
5. Tidak adanya fasilitas CT Scan untuk
pemeriksaan penunjang pada pasien stroke atau
trauma
6. Loket pendaftaran pasien IGD yang letaknya
jauh dari IGD

Belum adanya sistem atau mekanisme pelayanan
Isu yang diangkat :
terhadap sistem tanggap darurat bencana di rumah sakit
Penyelenggaraan Kegiatan tanggap darurat melalui
Gagasan Pemecahan Hospital Diseaster Plan sebagai mekanisme pelayanan
:
Isu tanggap darurat di rumah sakit KH. Hayyung Kab.
Kepulauan Selayar

Tabel 3.2 Rancangan Aktualisasi

16
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan substansi terhadap
Kegiatan Tahap Kegiatan nilai-nilai
No

Kegiatan mata pelatihan visi dan misi





organisasi
organisasi
1 Melakukan konsultasi 1. Menemui Direktur 1. Persetujuan Akuntabilitas Dengan Dengan
dan meminta Rumah Sakit dengan melakukan (tanggung jawab) dilaksanakannya dilaksanakannya
persetujuan kepada menjujung tinggi etika, koordinasi, Melakukan koordinasi konsultasi, konsultasi
direktur rumah sakit berperilaku sopan dan komunikasi, dengan atasan dengan diharapkan sebelumnya
dengan pimpinan
untuk pembentukan berucap santun. konsultasi dan rasa penuh terwujudnya
akan
tim penanggulangan 2. Mengutarakan maksud kerjasama. tanggungjawab misi Rumah memperkuat nilai
bencana RS. dan tujuan. 2. Izin Sakit organisasi seperti
3. Mendengarkan dan pembentukan Nasionalisme “Melaksanakan jujur dalam
mendokumentasikan tim (demokratis) dan membuat sebuah
arahan direktur rumah penanggulanga Kebebasan untuk mengembangka kegiatan, prinsip
sakit dengan jelas n bencana mengutarakan pendapat n manajemen kerjasama dalam
perihal maksud dan kepada Direktur RSUD KH. rumah sakit” membuat suatu
tujuan Hayyung kegiatan dan
profesional
Etika Publik antara atasan dan
bawahan.
(sopan santun)
Pada saat menemui
Direktur RSUD berperilaku
sopan dan santun serta
mendengarkan secara
seksama


17
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan substansi terhadap
Kegiatan Tahap Kegiatan nilai-nilai
No

Kegiatan mata pelatihan visi dan misi





organisasi
organisasi
Anti Korupsi
(Disiplin)
Melaporkan segala
rencana kegiatan pada
Direktur sebelum memulai
kegiatan

2 Melakukan kordinasi 1. Menemui Kordinator 1. Persetujuan Akuntabilitas Dengan Dengan
dengan pokja Pokja dengan melakukan (Tanggung Jawab) dilaksanakannya dilaksanakannya
Manajemen Fasilitas menjujung tinggi etika, koordinasi, Melakukan koordinasi konsultasi, konsultasi
dan Keselamatan berperilaku sopan dan komunikasi, dengan rasa penuh diharapkan sebelumnya
dengan ketua
berucap santun. konsultasi dan tanggungjawab terwujudnya
pokja akan
2. Mengutarakan maksud kerjasama. misi Rumah memperkuat nilai
dan tujuan. 2. Kordinator Nasionalisme Sakit organiasi seperti
3. Saling bertukar pokja (Demokratis dan Gotong “Melaksanakan jujur dalam
pendapat dan menarik memahami Royong) dan membuat sebuah
kesimpulan mengenai maksud dan Kebebasan untuk mengembangka kegiatan, prinsip
pendekatan yang tepat tujuan. mengutarakan pendapat n manajemen kerjasama dalam
yang dapat dilakukan dan saling berbagi pikiran rumah sakit” membuat suatu
untuk menjalankan dengan pimpinan pokja kegiatan dan
program kegiatan profesional
4. Mendengarkan dan antara atasan dan
bawahan.
mendokumentasikan
arahan secara jelas

18
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan substansi terhadap
Kegiatan Tahap Kegiatan nilai-nilai
No

Kegiatan mata pelatihan visi dan misi





organisasi
organisasi
perihal maksud dan Etika Publik
tujuan Dengan saling bertukar
pendapat dan saling
mendukung dalam
menjalankan program
dapat menciptakan
lingkungan kerja yang non
diskriminatif

Komitmen Mutu
(Inovasi)
Dengan membuat sistem
tanggap bencana di rumah
sakit dapat semakin
menambah kualitas
layanan yang ada di
rumah sakit.

3. Membuat SK Tim 1. Kordinasi dengan SK Tim Akuntabilitas Dengan Adanya
Penanggulangan direktur RSUD KH. Penanggulangan (Tanggung Jawab) dilaksanakannya pembuatan SK
bencana RSUD KH. Hayyung bencana RSUD KH. Membuat SK dengan konsultasi, khusus tim
Hayyung 2. Kordinasi dengan Hayyung penuh rasa tanggung diharapkan penanggulangan
bencana, secara
kordinator Pokja. jawab terwujudnya
tidak langsung
misi Rumah
memperkuat nilai

19
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan substansi terhadap
Kegiatan Tahap Kegiatan nilai-nilai
No

Kegiatan mata pelatihan visi dan misi





organisasi
organisasi
3. Memilih petugas yang Nasionalisme Sakit organisasi yaitu
akan diikutkan dalam (Tidak diskriminatif) “Melaksanakan jujur, kerjasama
tim penanggulangan Tidak membeda-bedakan dan dan profesional.
bencana RS latar belakang dalam mengembangka
4. Menyusun Tim memilih anggota tim n manajemen
Penanggulangan rumah sakit”
bencana dan segala Etika Publik
uraian tugasnya Membentuk tim
5. Membuat SK Tim Penanggulangan Bencana
Penanggulangan berdasarkan keahlian
bencana masing-masing anggota
6. Melaporkan pada
Direktur rumah sakit Komitmen Mutu
(Efektif dan Efisien)
Dengan menunjuk
anggota yang sesuai
dengan keahliannya maka
diharapkan dapat tercapai
hasil maksimal




20
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan substansi terhadap
Kegiatan Tahap Kegiatan nilai-nilai
No

Kegiatan mata pelatihan visi dan misi





organisasi
organisasi
Anti Korupsi
(Adil)
Berlaku adil dalam
memutuskan anggota
disesuaikan dengan uraian
tugas masing-masing
4. Mengadakan rapat 1. Mempersiapkan segala Draft Rancangan Akuntabilitas Dengan Rapat dengan tim
kerja tim alat dan bahan yang Manajemen (Tanggung jawab dan dilaksanakannya penanggulangan
penanggulangan diperlukan untuk bencana rumah Kepercayaan) kordinasi, bencana akan
bencana RSUD KH. pertemuan tim sakit. Dengan adanya kordinasi diharapkan semakin
memperkuat nilai
Hayyung dengan 2. Menentukan waktu antar anggota diharapkan terwujudnya
organiasi yaitu
kordinator pokja. dan tempat timbul rasa tanggung misi Rumah
kerjasama antar
pelaksanaan jawab pada pekerjaan dan Sakit profesi yang
3. Membahas rencana kepercayaan dalam tim “Melaksanakan berbeda dan
kerja tim dan profesional pada
penanggulangan Nasionalisme mengembangka tugas masing-
bencana (Tidak diskriminatif, n manajemen masing selain itu
4. Mendokumentasikan Gotong rumah sakit” ada nilai rendah
kegiatan royong,Demokratis) hati juga
Adanya persamaan didalammnya
kedudukan antar anggota karena saling
mendukung
dalam tim dan kebebasan
dengan tugas
mengeluarkan pendapat,
masing-masing
saling bekerja sama satu

21
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan substansi terhadap
Kegiatan Tahap Kegiatan nilai-nilai
No

Kegiatan mata pelatihan visi dan misi





organisasi
organisasi
sama lain untuk untuk mencapai
mewujudkan sistem tujuan bersama.
tanggap bencana

Etika Publik
Menghargai komunikasi,
konsultasi dan kerjasama
antar anggota dalam tim

5. Membuat Pedoman 1. Melakukan riset dan Pedoman Hospital Akuntabilitas Dengan Pembuatan Juknis
Manajemen Bencana membandingkan juknis Disaster Plan (Tanggung jawab) dilaksanakannya secara tidak
RSUD KH. Hayyung penanggulangan Membuat pedoman kegiatan ini langsung akan
(Hospital Disaster bencana RS dari rumah manajemen bencana diharapkan berpengaruh
pada penguatan
Plan) sakit yang sudah dengan penuh rasa terwujudnya
nilai profesional
memiliki hospital tanggung jawab. misi Rumah dimana semua
diseaster plan dan Sakit orang yang
menyesuaikan dengan “Memberikan terlibat tahu
standar Nasionalisme pelayanan tugas masing-
2. Membuat juknis (Pantang Menyerah) prima dan masing dan juga
Hospital diseaster plan Mengerahkan segala meningkatkan nilai inovasi
di RSUD KH. Hayyung bentuk upaya untuk kualitas dan karena
3. Mengevaluasi Juknis membuat sistem tanggap kuantitas sarana sebelumnya
yang telah dibuat. bencana dapat berjalan dan prasarana” belum pernah
sebagaimana mestinya diadakan juknis

22
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan substansi terhadap
Kegiatan Tahap Kegiatan nilai-nilai
No

Kegiatan mata pelatihan visi dan misi





organisasi
organisasi
Hospital Disaster
Komitmen Mutu Plan.
(Efektivitas, efisien dan
inovasi)
Dengan pedoman
penanggulangan bencana
tentunya akan memberi
sebuah pemahaman baru
dengan lebih interaktif
dan komprehensif
sehingga tujuan
mensosialisasikan sistem
tanggap bencana dapat
tercapai lebih maksimal

6. Sosialisasi hospital 1. Mempersiapkan alat Peserta Akuntabilitas Dengan Jujur, Kerjasama,
disaster plan pada dan bahan yang mengetahui (Tanggung Jawab) dilaksanakannya Profesional dan
setiap kepala unit dan diperlukan untuk tentang adanya Sebagai anggota tim kegiatan ini inovasi
atau perwakilannya. sosialisasi sistem tanggap bencana, diharapkan merupakan nilai
organisasi yang
2. Menyiapkan media penanggulangan tentunya memiliki terwujudnya
diharapkan
sosialisasi bencana di rumah kewajiban untuk membagi misi Rumah
dikuatkan dalam
3. Menentukan Waktu sakit pengetahuan mengenai Sakit kegiatan
dan tempat sosialisasi sistem tanggap bencana “Memberikan sosialiasi.
yang ada di rumah sakit pelayanan

23
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan substansi terhadap
Kegiatan Tahap Kegiatan nilai-nilai
No

Kegiatan mata pelatihan visi dan misi





organisasi
organisasi
4. Mengundang kepala Nasionalisme prima dan
unit dan atau (Tidak diskriminatif) meningkatkan
perwakilannya Memberikan setiap orang kualitas dan
5. Memberikan sosialisasi kesempatan untuk kuantitas sarana
mengenai hospital bertanya dan dan prasarana”
diseaster plan mengemukakan pendapat
6. Memberikan mengenai sistem tanggap
kesempatan peserta bencana
sosialisasi mengajukan
pertanyaan Etika Publik
7. Mendokumentasikan Dengan memberikan
kegiatan sosialisasi sosialisasi secara tidak
langsung juga, kita
memberikan layanan
kepada publik secara jujur,
tepat, cepat, akurat,
berdaya guna dan berhasil
guna.





24
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan substansi terhadap
Kegiatan Tahap Kegiatan nilai-nilai
No

Kegiatan mata pelatihan visi dan misi





organisasi
organisasi
Komitmen Mutu
(Efektif dan Efisien)
Dengan memberikan
sosialisasi kepada kepala
unit juga dapat
mengefisienkan proses
penerimaan materi agar
lebih intens untuk
selanjutnya diharapkan
kepala unitlah yang akan
mensosialisasikan pada
unitnya masing-masing
7. Melaksanakan 1. Mempersiapkan alat 1. Tim tanggap Nasionalisme Dengan Dengan
simulasi Bencana dan bahan yang bencana (Gotong Royong) dilaksanakannya melaksanakan
diperlukan untuk mengetahui Semua pemeran dan kegiatan ini simulasi
simulasi peran dan elemen terkait dalam diharapkan diharapkan
timbul nilai
2. Briefing sebelum fungsi masing- simulasi bekerja sama dan terwujudnya
kerjasama antar
simulasi dengan para masing dalam berperan aktif dalam misi Rumah
tim, profesional
pemeran simulasi penanganan mensukseskan simulasi Sakit dalam tugas serta
3. Melaksanakan bencana “Memberikan inovasi untuk
simulasi 2. Dokumentasi Etika Publik pelayanan membuat sesuatu
4. Mendokumentasikan kegiatan dalam Semua yang terlibat dalam prima dan yang baru.
kegiatan simulasi bentuk video simulasi ataupun yang meningkatkan
edukasi menyaksikan tentunya kualitas dan

25
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan substansi terhadap
Kegiatan Tahap Kegiatan nilai-nilai
No

Kegiatan mata pelatihan visi dan misi





organisasi
organisasi
dapat lebih mengetahui kuantitas sarana
cara yang tepat dalam dan prasarana”
sistem tanggap bencana
sehingga akan semakin
mendorong pencapaian
yang maksimal dan
semakin mendorong
kinerja pegawai.

Komitmen Mutu
(Inovasi dan Menjaga
mutu)
Dengan melakukan
simulasi tentunya akan
menghasilkan terobosan
baru dalam menyelesaikan
masalah khususnya
dibidang tanggap bencana
dan juga dapat
memastikan bahwa
kualitas tindakan yang bisa
dilakukan jika dalam
situasi tersebut lebih baik.

26
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan substansi terhadap
Kegiatan Tahap Kegiatan nilai-nilai
No

Kegiatan mata pelatihan visi dan misi





organisasi
organisasi
Anti Korupsi
(Mandiri)
Simulasi akan mendorong
terbentuknya tim tanggap
bencana yang kuat dan
yakin dengan kemampuan
diri sendiri.

8. Monitoring dan 1. Mengumpulkan semua 1. Dokumentasi Akuntabilitas Dengan Adanya
evaluasi kegiatan dokumentasi kegiatan semua kegiatan (Transparansi dan dilaksanakannya monitoring dan
2. Meminta testimoni terkumpul Tanggung Jawab) monitoring dan evaluasi di akhir
dari direksi rumah sakit 2. Testimoni Setiap tindakan selalu evaluasi, kegiatan secara
tidak langsung
mengenai pelaksanaan 3. Evaluasi memiliki konsekuensi, diharapkan
akan
kegiatan aktualisasi kegiatan dengan adanya evaluasi terwujudnya memperkuat nilai
3. Mengevaluasi seluruh 4. Laporan hasil diharapkan kita dapat misi Rumah jujur dan
hasil kegiatan kegiatan mengetahui outcome yang Sakit profesional dalam
4. Membuat kesimpulan muncul dari kegiatan “Melaksanakan nilai organisasi.
dan laporan hasil disamping itu akan dibuat dan
kegiatan pelaporan yang sesuai mengembangka
dengan kegiatan yang n manajemen
dilakukan. rumah sakit”


27
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan substansi terhadap
Kegiatan Tahap Kegiatan nilai-nilai
No

Kegiatan mata pelatihan visi dan misi





organisasi
organisasi
Etika Publik
Adanya pelaporan hasil
kegiatan secara tidak
langsung kita akan
mempertanggungjawabka
n tindakan dan kinerja
kepada publik

Komitmen Mutu
(Menjaga Mutu)
Adanya evaluasi juga akan
berujung pada komitmen
untuk memastikan bahwa
kualitas kegiatan yang
dibuat sudah memiliki
output yang baik.

Anti Korupsi
(Tanggung jawab)
kegiatan evaluasi dan
pelaporan jg dapat berarti
kita berani menanggung
resiko atas apa yang kita
kerjakan

28
D. JADWAL KEGIATAN
WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

NO NAMA KEGIATAN (MINGGU) KET

I II III IV

Melakukan konsultasi dan


1 meminta persetujuan kepada
direktur rumah sakit

Melakukan kordinasi dengan


2
pokja terkait

Membuat SK Tim
3 Penanggulangan bencana
RSUD KH. Hayyung

Mengadakan rapat kerja tim


4 penanggulangan bencana
RSUD KH. Hayyung

Membuat Juknis tentang


Hospital Disaster Plan pada
5
RSUD KH. Hayyung Kab. Kep.
Selayar

Sosialisasi hospital diseaster


6 plan pada setiap kepala unit
dan atau perwakilannya.

Melaksanakan Edukasi dam


7 simulasi Bencana pada tim
penanggulangan bencana RS

Monitoring dan evaluasi


8
kegiatan

Tabel 3.4 Jadwal Kegiatan


29

Anda mungkin juga menyukai