PELATIHAN
AHLI PELEDAKAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
KATA PENGANTAR
Modul BLE – 08 = Evaluasi Peledakan dan Pelaporan, merupakan salah satu modul/ materi
pelatihan untuk melatih atau membentuk ahli peledakan yang bermutu, mampu dan mau
melakukan evaluasi kegiatan peledakan dan membuat laporan sebagai dasar untuk
penyempurnaan peledakan dimasa mendatang.
Dimaklumi bahwa modul ini masih banyak kekurangan dan perlu koreksi dan sumbang saran
untuk penyempurnaan, maka bagi semua pihak yang berkepentingan dengan penuh
harapan berkenan menyampaikan saran dan pendapatnya untuk penyempurnaan.
Terima kasih
ii
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
LEMBAR TUJUAN
TUJUAN PELATIHAN :
A. Tujuan Umum Pelatihan
Setelah mengikuti peserta diharapkan mampu :
Merencanakan, menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi peledakan pada lokasi
peledakan yang mengacu kepada teknologi dan peraturan perundang-undangan yang
berwawasan keselamatan, kesehatan, keamanan dan pelestarian lingkungan hidup
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
iii
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Umum .......................................................................................................... 1-1
1.2 Maksud dan Tujuan Evaluasi dan Pelaporan................................................ 1-1
RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA
v
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
DESKRIPSI SINGKAT
PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN
1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja „Ahli Peledakan“ dibakukan
dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang didalamnya sudah
dirumuskan uraian jabatan, unit-unit kompetensi yang harus dikuasai, elemen
kompetensi lengkap dengan kriteria unjuk kerja (performance criteria) dan batasan-
batasan penilaian serta variabel-variabelnya.
2. Mengacu kepada SKKNI, disusun SLK (Standar Latihan Kerja) dimana uraian jabatan
dirumuskan sebagai Tujuan Umum Pelatihan dan unit-unit kompetensi dirumuskan
sebagai Tujuan Khusus Pelatihan, kemudian elemen kompetensi yang dilengkapi dengan
Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dikaji dan dianalisis kompetensinya yaitu kebutuhan :
pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku kerja, selanjutnya dirangkum dan
dituangkan dalam suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan.
DAFTAR MODUL
vi
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
DAFTAR GAMBAR
vii
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
PANDUAN PEMBELAJARAN
A. BATASAN
No. Item Batasan Uraian
Keterangan
1. BLE – 08 = Evaluasi Peledakan dan
Seri / Judul
Pelaporan
viii
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
B. PROSES PEMBELAJARAN
1. Ceramah pembukaan :
Menjelaskan/ pengantar Mengikuti penjelasan pengantar
modul TIU, TIK dan pokok/ sub pokok
Menjelaskan TIK dan bahasan
TIU, pokok/ sub pokok Mengajukan pertanyaan, apabila
bahasan kurang jelas
OHT1
Merangsang motivasi
dan minat peserta untuk
mengerti dan dapat
membandingkan
pengalamannya
Waktu = 15 menit
2. Penjelasan Bab I
Pendahuluan
Umum Mengikuti penjelasan dan
OHT2
Maksud dan Tujuan terangsang untuk berdiskusi
Mencatat hal-hal penting
Waktu = 10 menit Mengajukan pertanyaan bila
perlu
3. Penjelasan Bab 2
Evaluasi Penerapan
Peraturan terkait Mengikuti penjelasan dan
Peledakan terangsang untuk berdiskusi
Umum Mencatat hal-hal penting OHT3
Gudang peledak Mengajukan pertanyaan bila
Persyaratan gudang perlu
Persyaratan gudang
bawah tanah
Waktu = 45 menit
ix
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
4. Penjelasan
Bab 3 Evaluasi dan
Pelaporan Peledakan Mengikuti penjelasan dan
Umum terangsang untuk berdiskusi
Evaluasi dan pelaporan Mencatat hal-hal penting
pengeboran Mengajukan pertanyaan bila OHT4
Evaluasi proses perlu
pengeboran
Evaluasi operasional
peledakan
Pelaporan peledakan
Waktu = 30 menit
5. Penjelasan Bab 4
Pelaporan Penggunaan Mengikuti penjelasan dan
Logistik dan Peralatan terangsang untuk berdiskusi
Umum Mencatat hal-hal penting OHT5
Administrasi Logistik Mengajukan pertanyaan bila
Laporan Peralatan perlu
Laporan K3
Waktu = 30 menit
6. Rangkuman
Rangkuman Peserta diberi kesempatan
Diskusi berdiskusi / tanya jawab dan
OHT6
Tanya jawab membandingkan pengalaman
Waktu : 30 menit
x
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
MATERI SERAHAN
xi
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Segala kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang menggunakan
sumber daya termasuk alat-alat berat baik yang menyangkut pengoperasian
maupun pemeliharaan dievaluasi dan harus dapat diinformasikan kepada semua
pihak yang terkait dengan pengelolaan kegiatan dan sumber daya mulai dari
pimpinan/ manajer sampai tingkat pelaksana dan pengawas di lapangan.
Seorang ahli peledakan yang telah berhasil melaksanakan tugasnya
mengoperasikan peledakan dengan baik tiap hari, akan dapat diketahui dengan
benar oleh atasan langsungnya bila tenaga ahli tersebut telah memberikan laporan
secara tepat dan benar.
Sebaliknya seorang ahli yang mungkin tidak setiap hari berada di lapangan akan
mendapatkan informasi yang benar tentang prestasi bawahnya dan operatornya dan
kehandalan peralatan yang dioperasikan di lapangan bila telah ada laporan dari
petugas dibawahnya. Dan laporan yang sampai tersebut bersumber dari laporan
harian, mingguan atau bulanan yang dibuat oleh bawahan yang memiliki disipin
tinggi.
Dalam masalah laporan ini faktor yang penting untuk diperhatikan adalah informasi
yang disampaikan harus benar, lengkap dan disampaikan tepat waktu dikirim
kepada orang/ pejabat atau organisasi yang tepat.
1-1
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
BAB 2
EVALUASI PENERAPAN PERATURAN TERKAIT PELEDAKAN
2.1 Umum
Kegiatan pembangunan yang menggunakan bahan peledak perlu ketelitian,
kecermatan dan kehati-hatian yang sangat serius dan penuh tanggung jawab. Karena
bahan peledak dapat disalah gunakan untuk kepentingan-kepentingan lain.
Untuk menjamin dan menjaga jangan sampai terjadi penyimpangan penggunaan
bahan peledak telah banyak peraturan perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan
yang diterbitkan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang perlu
diketahui dipahami dan diterapkan secara konsisten dan disiplin.
Salah satu contoh peraturan perundang-undangan yang menyangkut bahan peledak
dan peledakan yang dapat dipergunakan adalah : Keputusan Menteri Pertambangan
dan Energi No. 555 K/26/MPE/1995, tanggal 22 Mei 1995 tentang : Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pertambangan Umum, perlu dievaluasi penerapannya dan dibuat
laporannya.
2 -1
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
1 : 100
b. gambar situasi gudang bahan peledak dengan skala 1 :
5000 yang memperhatikan jarak aman
(4) Permohonan izin gudang bahan peledak di bawah tanah
harus dilengkapi dengan peta dan spesifikasi yang
memperhatikan rancang bangun dan lokasi gudang bahan
peledak.
(5) Detonator tidak boleh disimpan dalam gudang yang sama
dengan bahan peledak lainnya
(6) Persyaratan untuk mendapatkan izin gudang bahan
peledak ditetapkan oleh Kepala Pelaksana Inspeksi
Tambang
(7) Masa berlaku izin gudang bahan peledak sesuai yang
diterbitkan yang berwenang.
2 -2
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
2 -3
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
2 -4
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
2 -5
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
c. Gudang transit
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Bahan peledak peka detonator tidak boleh disimpan
dalam gudang bahan peledak transit dan harus langsung
dismpan dalam gudang utama.
(2) Gudang bahan peledak peka primer :
a. gudang berbentuk bangunan harus memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal
56 ayat (1) kecuali huruf a butir 8) peraturan ini dan
mempunyai tidak lebih dari 500.000 kilogram; dan
b. gudang berbentuk kontener harus memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal
56 ayat (1) kecuali huruf b butir 3).
(3) Gudang bahan ramuan bahan peledak :
a. gudang berbentuk bangunan harus memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal
56 ayat (1) kecuali huruf a butir 3) dan 8); dan
b. gudang berbentuk kontener atau tangki hanya boleh
ditempatkan pada lokasi yang telah mendapat izin
Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang dan bahan
ramuan bahan peledak tersebut harus tetap
tersimpan dalam kemasan aslinya. Kapasitas tiap
kontener atau tangki tidak lebih dari 20.000 kilogram
dan kapasitas tiap daerah penimbunan tersebut tidak
boleh lebih dari 2.000.000 kilogram.
(4) Gudang berbentuk bangunan untuk bahan ramuan bahan
peledak harus memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksudkan dalam pasal 56 ayat (1) kecuali huruf a butir
3) dan 8) dengan ketentuan tambahan :
a. (i) lantai tidak terbuat dari kayu atau bahan lain yang
dapat menyerap lelehan Amonium Nitrat;
(ii) bangunan dan daerah sekitarnya harus kering;
dan
(iii) bagian dalam gudang serta palet tidak boleh
menggunakan besi galvanisir, seng, tembaga atau
timah hitam
2 -6
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
d. Gudang utama
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Gudang penyimpanan bahan peledak peka detonator
harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksudkan
dalam pasal 56 ayat (1) kecuali huruf a dan mempunyai
kapasitas tidak lebih dari 150.000 kilogram.
(2) Gudang bahan peledak peka primer harus memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 56
ayat (1) kecuali huruf a dan mempunyai kapasitas tidak
lebih dari 500.000 kilogram.
(3) Gudang bahan ramuan bahan peledak :
a. untuk gudang berbentuk bangunan harus memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal
56 ayat (1) kecuali huruf a butir 3) dan mempunyai
kapasitas tidak lebih dari 500.000 kilogram;
b. untuk gudang berbentuk tangki harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1) tangki tidak boleh terbuat dari bahan tembaga,
timah hitam, seng atau besi galvanisir;
2) pada bagian atas harus tersedia bukaan sebagai
lubang pemeriksaan dan harus tersedia tempat
khusus bagi operator untuk melakukan
pemeriksaan;
3) pipa pengeluaran harus tereletak pada bagian
bawah; dan
4) pada bagian atas harus tersedia katup untuk
pengeluaran tekanan udara yang berlebihan.
c. untuk gudang berbentuk kontener harus memenuhi
persyaratan sebagai-mana dimaksudkan dalam pasal
56 ayat (1) kecuali huruf b butir 3).
2 -7
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
e. Jarak aman
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Cara penetapan jarak aman gudang peka detonator
ditentukan sebagai berikut:
a. setiap 1.000 detonator No. 8 setara dengan 1 (satu)
kilogram bahan peka detonator. Untuk detonator yang
kekuatannya melebihi detonator No. 8 harus
disesuaikan laagi dengan ketentuan pabrik
pembuatnya;
b. setiap 330 meter sumbu ledak dengan spesifikasi 50
sampai dengan 60 grain setara dengan 4 kilogram.
(2) Jarak aman gudang sebagaimana dimaksud dalam pasal
53 ayat (1), 56 ayat (1) dan pasal 58 ayat (1)
2 -8
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
b. Pengaturan ruangan
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Gudang di bawah tanah harus memenuhi persyaratan
berikut ini :
a. kering dan datar;
b. hanya mempunyai satu pintu yang kuat dan dapat
dikunci jalan masuk dan dilengkapi dengan pintu yang
kuat dan dapat dikunci; dan
c. mempunyai dua ruangan yang dihubungkan dengan
pintu yang dapat dikunci:
1) ruang depan dekat pintu masuk digunakan untuk
penerimaan dan pengeluaran atau pengambilan
bahan peledak, memeriksa dan menghitung
bahan peledak yang akan dipakai, ruangan ini
harus dilengkapi dengan loket atau meja dan buku
catatan bahan peledak; dan
2) ruangan belakang harus cukup luas dan hanya
digunakan untuk menyimpan bahan peledak
2 -9
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
2 -10
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
2 -11
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
2 -12
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
2 -13
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
2 -14
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
2 -15
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
h. Penyimpanan detonator
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Persediaan detonator harus seimbang dengan jumlah
persediaan bahan peledak
(2) Detonator yang sudah rusak harus segera dimusnahkan
mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
(3) Dilarang menyimpan detonator bersama-sama dengan
bahan peledak lainnya.
j. Pemeriksaan gudang
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Paling tidak sekali seminggu, isi dari gudang bahan
peledak harus diperiksa dengan teliti oleh Kepala Teknik
Tambang atau petugas yang berwenang dan temuan-
temuannya harus didaftarkan pada buku yang tersedia
untuk itu.
2 -16
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
2.6. Pengangkutan
Ketentuan pengangkutan
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Bahan peledak harus diserahkan dan disimpan di gudang
dalam jangka waktu tidak lebih dari 24 jam sejak tibanya
dalam wilayah kegiatan pertambangan.
(2) Dilarang mengangkut bahan peledak ke atau dari gudang
bahan peledak atau di sekitar tambang kecuali dalam peti
aslinya yang belum dibuka atau wadah tertutup yang
digunakan khusus untuk keperluan itu. Apabila dalam
pemindahan bahan peledak dari peti aslinya ke dalam
wadah tertutup terdapat sisa, maka sisa tersebut harus
segera dikembalikan ke gudang bahan peledak.
(3) Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang mengeluarkan
petunjuk teknis untuk mengatur pengangkutan,
pemindahan, atau pengiriman semua jenis bahan peledak
dan detonator di dalam atau disekitar wilayah kegiatan
usaha pertambangan.
(4) Kepala Teknik Tambang harus membuat peraturan
perusahaan untuk mengatur pengangkutan, pemindahan,
dan pengiriman bahan peledak yang sesuai dengan
petunjuk teknis sebagaimana dimaksud ayat (1).
2.7 Peledakan
a. Peraturan pelaksanaan pekerjaan peledakan
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang mengeluarkan
petunjuk teknis untuk mengatur pelaksanaan pekerjaan
peledakan di tambang.
(2) Kepala Teknik Tambang harus membuat peraturan
perusahaan untuk mengatur pelaksanaan pekerjaan
peledakan di tambang sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1).
2 -17
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
2 -18
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
(4) KIM hanya dapat diberikan kepada Juru Ledak yang telah
memiliki sertifikat.
(5) Direktur Jenderal mengangkat panitia tetap pengujian juru
ledak.
(6) Direktur Jenderal menetapkan ketentuan yang
berhubungan dengan :
a. cara kerja panitia penguji;
b. pelaksanaan pengujian;
c. kualifikasi dari peserta kursus juru ledak;
d. biaya untuk pengujian juru ledak;
e. kelas sertifikat juru ledak; dan
f. materi pengujian juru ledak.
(7) Setiap sertifikat juru ledak yang diberikan oleh Instansi di
dalam ataupun di luar Indonesia dapat diakui oleh Kepala
Pelaksana Inspeksi Tambang.
(8) Setiap sertifikat yang telah diakui sebagaimana dimaksud
dalam ayat (7) menjadi sama nilainya dengan sertifikat
juru ledak dapat digunakan untuk mendapatkan KIM.
(9) Setiap juru ledak yang memiliki KIM untuk suatu tambang
harus mengembalikan KIM nya melalui Kepala Teknik
Tambang kepada Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang
selambat-lambatnya dalam jangka waktu satu bulan,
apabila yang bersangkutan tidak bekerja lagi.
2 -19
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
e. Pekerjaan peledakan
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Kepala Teknik Tambang pada tambang yang
menggunakan bahan peledak harus membuat peraturan
tentang pelaksanaan pekerjaan peledakan yang dapat:
a. memastikan bahwa bahan peledak dapat digunakan
secara aman; dan
b. memastikan bahwa pekerjaan peledakan telah sesuai
dengan peraturan pelaksanaan yang telah ditetapkan
oleh Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.
(2) Juru Ledak yang bertugas melaksanakan peledakan atau
yang mengawasi pekerjaan peledakan harus memastikan
bahwa setiap tahap pekerjaan dilaksanakan secara aman
dan sesuai dengan peraturan pelaksanaan yang telah
ditetapkan oleh Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang dan
pedoman peledakan di tambang.
(3) Dilarang melakukan peledakan kecuali Juru Ledak.
(4) Dilarang mengisi lubang ledak atau meledakkan lubang
yang sebelumnya sudah diledakkan, kecuali untuk tujuan
menangani peledakan mangkir (gagal ledak) sesuai
dengan cara yang telah ditetapkan.
(5) Dilarang mencabut kabel detonator, sumbu api atau
sistem lainnya dari lubang ledak yang telah diisi serta
diberi primer.
(6) Dilarang merokok atau membawa nyala api pada jarak
kurang dari 10 meter dari bahan peledak.
(7) Dilarang menggunakan sumbu api untuk peledakan di
tambang bijih bawah tanah setelah tanggal yang akan
ditentukan oleh Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.
(8) Juru Ledak yang menangani atau mengawasi peledakan
harus memastikan setiap peledakan tidak menimbulkan
getaran ledakan yang berlebihan.
2 -20
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
f. Peledakan tidur
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Peledakan tidur (sleeping blasting) dapat dilakukan
dengan ketentuan:
a. tidak boleh menggunakan detonator di dalam lubang
ledak, dan
b. dilakukan pengamanan terhadap daerah peledakan
tidur.
(2) Apabila dalam peledakan tidur digunakan detonator di
dalam lubang ledak, maka harus mendapatkan
persetujuan dari Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.
2 -21
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
BAB 3
EVALUASI DAN PELAPORAN PELEDAKAN
3.1 Umum
Evaluasi dan pelaporan peledakan merupakan salah satu unsur manajemen ahli
peledakan yang berkeinginan atau bercita-cita kegiatan peledakan mendapatkan hasil
yang optimal, efektif dan efisien.
Sesuai dengan pengalaman dan beberapa referensi menunjukkan bahwa jarang ada
keberhasilan peledakan di suatu tempat kemudian diterapkan di lokasi lain akan
berhasil dan menghasilkan peledakan yang sama.
Sehubungan itu setiap melakukan kegiatan perlu dilakukan evaluasi tingkat
keberhasilan, kelemahan maupun kesalahan-kesalahan yang mungkin saja terjadi.
Apabila ada jawaban ”tidak” tentunya harus dicari penyebabnya dan perlu
perbaikan.
3 -1
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
b. Pembersihan Permukaan
Tentang pembersihan permukaan, dimaksudkan permukaan lokasi
peledakan. Adapun yang perlu dievaluasi terdiri :
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Permukaan lokasi bersih beban dari pohon dan
semak-semak
(2) Permukaan lokasi bersih dari lapisan tanah atau
batuan berserakan
(3) Terdapat lubang atau lubang jurang pada area
permukaan
3 -2
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
e. Drainase
Khususnya tentang drainase akan menjadi penting mengingat bahwa
kegiatan peledakan membutuhkan air, dilain pihak bahan peledak harus
dihindarkan dari sentuhan air, dalam hal ini keadaan air di lingkungan lokasi
peledakan harus terkendali.
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Lokasi peledakan dimusim hujan tidak ada yang
becek, tidak licin
(2) Lokasi peledakan tidak amblas apabila dilalui
peralatan/ kendaraan
(3) Saluran air/ selokan jalan, tanggul dan saluran
pengering terpelihara dan lancar mengalirkan air
ke tempat tujuannya/ pembuangan
3 -3
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
3 -4
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
3 -5
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
3 -6
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
3 -7
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
3 -8
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
3 -9
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
3 -10
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
3 -11
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
3 -12
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
3 -13
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
BAB 4
EVALUASI PELAPORAN PENGGUNAAN LOGISTIK DAN PERALATAN
4.1 Umum
Dalam lingkungan perusahaan kegiatan administrasi logistik mencakup material untuk
proyek, sedangkan peralatan, tidak termasuk dalam kegiatan logistik, tetapi ditangani
terpisah.
Tentunya timbul pertanyaan yang mendasar mengapa tidak semuanya dimasukan
dalam kegiatan logistik saja, sehingga pengurusannya dapat lebih tersentralisir,
sedangkan unsur supply dan transport pengelolaannya mempunyai kesamaan-
kesamaan.
Sebagai diketahui, perusahaan mempunyai 5 sarana manajemen, yaitu berupa sumber
daya :
- sumber daya manusia
- sumber daya alat
- sumber daya uang
- sumber daya teknologi / metode
- sumber daya material
kelima jenis sumber daya tersebut satu dengan yang lain mempunyai bobot daya guna
yang seimbang, oleh karena otu keseluruhannya harus tertangani secara sama berat.
Inilah sebabnya mengapa sumber daya material ditangani secara terpisah dengan
sumber daya lainnya.
Material mempunyai peran sangat dominan di dalam keberhasilan penyelesaian suatu
proyek, oleh karena harus tertangani secara tersendiri agar dicapai hasil maksimal,
demikian juga untuk sumber daya yang lain.
4-2
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
4-3
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
a. Waktu pelaksanaan
Penyediaan material sesuai dengan saat pemakaiannya, ikut menjamin
pekerjaan selesai pada waktunya setidak-tidaknya keterlambatan tidak
disebabkan oleh masalah material.
Penyediaan material perlu diprogramkan sejak dari tempat asalnya,
prosedur yang mempengaruhi supply, jenis dan waktu pengangkutan.
Bahkan program tersebut harus sudah termasuk pembuatannya dipabrik
bilamana barangnya perlu dibuat terlebih dahulu, dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah : kapasitas produksi, lama pembuatan dan mutu
material.
b. Mutu Hasil Pelaksanaan
Perusahaan membuat bangunan dengan mutu sesuai yang telah disepakati
dalam kontrak dengan pemberi tugas.
Kesesuaian jenis dan mutu material beserta cara pelaksanaan yang
memadai (termasuk komponen bahan pembentuk) bilamana harus dibuat
dengan cara mencampur akan menghasilkan mutu bangunan sesuai
pesanan.
Sebaliknya penggunaan material yang dibawah persyaratan bisa berakibat
mutu bangunan yang dihasilkan berada dikualitas pesanan, ini bisa
berakibat hasilnya tidak bisa diterima oleh pemberi tugas dan
konsekuensinya bangunan yang sudah jadi harus dibongkar dan dibuat
ulang, berarti suatu pemborosannya biaya dan juga mengganggu citra.
Sebaliknya penggunaan material dengan mutu melebihi dengan yang telah
dipersyaratkan berarti naiknya biaya pelaksanaan, namun tidak menambah
citra yang jelas mengurangi laba.
4-4
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
4-5
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
B. Penerimaan Material
- Fungsi penerimaan untuk material adalah kelanjutan proses realisasi
dari Surat Perjanjian Pesanan Barang / Alat (SPPBA) yang telah dibuat
ataupun realisasi dari peminjaman atau mutasi.
- Fungsi penerimaan menjadi penting mengingat penerimaan berarti
proses pengalihan tanggung jawab dari supplier ataupun peminjam dari
pemasok material sebelumnya (mutasi) kepada pihak pemakai /
pemesan. Kesesuaian dalam mutu, jumlah dan saat penyerahan harus
mendapat perhatian sepenuhnya dalam proses penerimaan.
- Kegiatan penerimaan mencakup :
1. Pemeriksaan dokumen
2. Pemeriksaan fisik
- Mutu
- Jumlah
- Waktu penyerahan
3. Pengadministrasian
4. Pengaturan tempat penerimaan
4-6
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
1. Pemeriksaan dokumen
Pemeriksaan ini meliputi penelitian atas faktor penerimaan material
dicocokkan dengan surat pesanan material yang bersangkutan yang
meliputi pencocokan atas :
- Nama dan alamat pengirim
- Nama dan alamat yang dikirim
- Jenis, jumlah kualifikasi material yang tertera dalam faktor
pengiriman terhadap surat pesanan.
2. Pemeriksaan Mutu
Pemeriksaan mutu meliputi dua aspek :
a. Kualitas Material
b. Mutu material ditinjau dari ukurannya
1) Pemeriksaan kualitas material
Sarana pemeriksaan
- Syarat-syarat material / spesifikasi material yang dikehendaki
di dalam Surat Perjanjian Pesanan.
- Standar Industri Indonesia (SII)
- Standar lain seperti : JIS, ASHO dan lain-lain
Cara pemeriksaan :
- Untuk material tertentu sebaiknya disediakan contoh yang telah
diuji mutunya dan atau telah disetujui owner
- Material yang persyaratan kualitasnya tinggi hendaknya selalu
dilakukan pengujian atau pemeriksaan di laboratorium
- Material yang mutunya menurun dengan cepat agar
diperhatikan saat kapan diproduksi.
- Secara umum harus dipenuhi persyaratan-persyaratan didalam
Surat Perjanjian Pesanan.
4-7
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
Nama Bahan/Material/Alat :
PENERIMAAN PENGELUARAN
No. JUMLAH JUMLAH SISA KET.
TANGGAL JUMLAH JUMLAH
TERUSAN TERUSAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
C. Penyimpanan Material
- Penyimpanan adalah kegiatan atau usaha pengurusan
penyelenggaraan dan pengaturan persediaan di dalam ruang
penyimpanan.
- Penyimpanan berfungsi menjamin terpenuhinya kebutuhan material dan
pengamanan terhadap kerusakan dank kehilangan.
- Fungsi penyimpanan mencakup kegiatan :
4-8
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
b. Pengaturan Ruang
- Pengaturan ruang meliputi :
Bentuk ruang disesuaikan dengan jenis barang bentuk
barang dan jenis gudang.
Agar diperoleh efisiensi didalam pemanfaatan, dipergunakan,
stocking, bindung, penggunaan pallet, rack pallet, box pallet
dan sebagainya.
- Didalam tata ruang gudang dibedakan antara penempatan
barang yang tergolong fastmofing medium moving dan slow atau
barang yang sering diminta / digunakan.
- Penggolongan menjadi fast moving, medium moving dan slow
moving dengan bantuan pengumpulan data dari setiap
permintaan barang kita catat pada form tertentu.
Dalam hal ini untuk diproyek lebih cepat bila mana penentuan
tersebut didasarkan kepada data pada proyek sejenis yang
sudah selesai dilaksanakan.
Tujuan pengumpulan data tersebut adalah untuk menentukan
rangking call (permintaan).
4-9
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
4-10
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
4-13
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
CONTOH
NO. URAIAN SATUAN VOLUME UKURAN MERK TYPE KAPASITAS LAIN-LAIN KET.
Kepala Proyek Kabag/Kasi/Staf Tek. & Adm. Kontrak Kabag/Kasi/Staf Log. & Peralatan
4-14
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
CONTOH
JADWAL PENGGUNAAN MATERIAL LOKAL / IMPOR
CABANG / UNIT :
PROYEK / AB :
RENCANA
TAHUN
PENGGUNAAN
NO. URAIAN Ket.
BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 Dst.
SATUAN VOLUME
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kepala Proyek Kabag/Kasi/Staf Tek. & Adm. Kontrak Kabag/Kasi/Staf Log. & Peralatan
4-15
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
(.......................................) (.......................................)
Nama Jelas Nama Jelas
Tembusan :
1. untuk lampiran tagihan
2. untuk akuntansi
3. untuk .......
4. untuk keuangan
5. untuk arsip proyek
(*) - Cantumkan nama proyek dalam hal material, sebutkan data teknis, spec. dari material
secara lengkap
(**) – Coret yang tidak perlu
4-16
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
Pada hari ini ................... tanggal ..................... bulan ..................... tahun seribu sembilan ratus
..................... telah diadakan serah terima material sesuai SPM no. ..................... tanggal
..................... kepada ..................... untuk proyek ..................... A.B .......................
Jumlah
Terbilang : ........................................................................................................................................
Tembusan ;
1. untuk lampiran tagihan
2. untuk akuntansi
3. untuk .......
4. untuk Keuangan
5. untuk arsip proyek
(*) - Dalam hal uraian material, sebutkan data teknis spesifikasi dan kondisi material secara
lengkap
4-17
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
ANTARA
..........................................
DENGAN
..........................................
...........................................................................................
Nomor : ....................................
Pada hari ini .........................., tanggal .......................... bulan .......................... tahun seribu
sembilan ratus .......................... kami yang bertanda tangan dibawah ini :
(1) .......................... : .......................... dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
.......................... yang berkedudujan di .......................... untuk
selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA
(2) .......................... : .......................... dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
.......................... yang berkedudujan di .......................... untuk
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA
Kedua belah pihak telah sepakat untuk mengadakan perjanjian yang mengikat untuk membuat
Surat Perjanjian Pesanan Material berupa : .................................... untuk keperluan proyek
.................................... yang diatur dengan ketentuan syarat-syarat dalam Pasal-pasal sebagai
berikut :
(Selanjutnya Pasal-pasal dibuat sedemikian rupa sehingga kepentingan Perusahaan baik dalam
hal harga, likuiditas dan mutu terpenuhi. Untuk ini harap dipedomani pula petunjuk didalam
lembaran pengamanan Hak-Hak Perusahaan).
4-18
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
Dalam hal tersebut diatas, mungkin saja beberapa perusahaan atau proyek
tidak membuat semua jenis laporan sebagaimana diutarakan diatas, tetapi
hanya membuat laporan harian dan laporan bulanan saja.
Disamping laporan tersebut diatas, ada laporan lain yang sifatnya khusus,
memuat atau menyampaikan informasi yang khusus dan pada waktu-waktu
tertentu saja, misalnya laporan terjadinya kebakaran, pencurian dan
sebagainya yang menyangkut peralatan atau komponennya, sehingga mesin
terpaksa tidak dapat melakukan tugas operasi pengeboran, dan lain
sebagainya.
4-19
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
b. Laporan Mingguan
Laporan mingguan ini sifatnya lebih luas, tidak rinci seperti laporan
harian, laporan ini merupakan rekap dari laporan harian ditambah
dengan beberapa informasi mengenai pelaksanaan pekerjaan dengan
cakupan yang lebih luas, sesuai dengan cakupan tanggung jawab
pembuat laporan.
Laporan ini dibuat oleh para pengawas pelaksana pekerjaan atau para
mandor.
c. Laporan Bulanan
Laporan harian yang diterima dari lapangan/operator, oleh para
pengawas dipelajari dan di sarikan atau dikompilasi dan dievaluasi,
hasilnya disusun menjadi laporan bulanan.
4-20
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
Disamping bentuk format (formulir) laporan dibuat juga dalam bentuk surat,
bilamana hal yang dilaporkan merupakan hal-hal yang khusus atau berupa
kasus-kasus yang terjadi didalam lingkup pekerjaan.
Hal ini penting karena petunjuk pengisian tersebut besar artinya ; bila tidak
mengikuti petunjuk atau menyalahi petunjuk, maka laporan dapat menjadi
salah besar misalnya petunjuk pengisian mengharuskan diisi dengan satuan
m(meter), tetapi diisikan dengan km (x1000), atau km/jam diisi dengan
mil/jam, dan sebagainya. Oleh karena itu ikuti petunjuk atau cara pengisian
dari formulir yang bersangkutan.
4-21
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
a. Tepat Waktu
Tepat waktu, dimaksudkan penyampaian laporan harus sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan atau sesuai dengan jenis laporan.
b. Tepat Kirim
Tepat Kirim, dimaksudkan bahwa laporan harus dikirim dan disampaikan
kepada pejabat yang berhak sesuai dengan hirarki atau ketentuan lain.
Misalnya laporan harian harus dikirim dan disampaikan kepada atasan
langsung operator atau pengawas pekerjaan atau pejabat lain yang
ditentukan.
4.3.7 Laporan K3
a. Umum
Disamping laporan-laporan yang sudah dibahas sebelumnya ini, ada
suatu laporan khusus yang harus dibuat. Pada setiap pelaksanaan
pekerjaan di lapangan/proyek, yaitu laporan K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja).
4-22
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
Pada dasarnya daftar simak pertama (yang dibuat oleh operator) adalah
menginformasikan kegiatan dan penyediaan sarana yang terkait dengan
keselamatan dan kesehatan kerja yang telah dilakukan. Sementara yang
lainnya (yang ditanda tangani oleh pelaksana lapangan)
menginformasikan mengenai pengawasan sejauh mana sarana atau
perlengkapan keselamatan kerja telah dipergunakan secara benar.
4-23
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
4-24
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
4-25
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
LAMPIRAN :
1. Contoh Form Laporan Harian Operasi
2. Contoh Form Laporan K3
Form Daftar Simak Kecelakaan Kerja
Form Daftar Simak Keselamatan Kerja (2 bentuk)
4-26
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
( ………………………………. ) ( …………………)
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
RANGKUMAN
Bab 1 :
1. Dalam kegiatan peledakan tidak dapat didasarkan pengalaman murni dilapangan, tetapi
harus selalu dikaji, diteliti dan dievaluasi kondisi lapangan termasuk jenis, sifat dan
karekteristik material yang akan diledakan pada setiap lokasi.
Bab 2 :
1. Setiap kali peledakan supaya dilakukan evaluasi karena pengalaman dan banyak
literatur memberikan isyarat bahwa banyak sekali variabel situasi dan kondisi lapangan
medan peledakan yang berbeda-beda.
2. Perbedaan situasi dan kondisi lapangan ini pada umumnya terjadi karena lapisan
gelombang di bumi nusantara ini banyak variabelnya dan hal ini ahli peledakan supaya
memiliki peta geologi.
3. Kegiatan peledakan merupakan salah satu tugas yang mengandung resiko sangat berat
dan riskan terhadap kecelakaan dan mungkin saja penyalahgunaan.
4. Untuk meminimalkan dan diupayakan mencapai nihil kecelakaan, maka salah satunya
adalah “harus” disiplin menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang
dan terkait peledakan secara disiplin, teliti dan cermat.
5. Sebagai konsekuensi logis untuk mencapai nihil kecelakaan, aman dan lancar dalam
kegiatan peledakan maka perlu dibuat daftar simak penilaian dan evaluasi penerapan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan petunjuk keamanan peledakan.
Bab 3 :
1. Seperti diuraikan didepan bahwa kegiatan peledakan beresiko tinggi juga,
memungkinkan terjadi penyalahgunaan. Untuk itu maka pembuatan laporan kegiatan
“harus” dilaksanakan secara disiplin tertib, teliti dan cermat sesuai pengaturan yang
berlaku.
Bab 4 :
1. Untuk mengatahui efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya perlu dilakukan
evaluasi penggunaan dan pemanfaatan sumber daya, khususnya logistik dan membuat
laporannya.
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
DAFTAR PUSTAKA
2. Sugiri : Penambangan Batu dari Gunung, Proyek Diklat Bina Marga Ditjend Bina Marga
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta, 1976
4. Anon., 1980, Blasters’ Handbook, Du Pont, 16th ed, Sales Development Section,
Explosives Products Division, E.I. du Pont de Nemours & Co.(Inc), Wilmington,
Delaware.
5. Anon, 1988, Blasting Explosives and Accessories, ICI Australia Operation, Pty. Ltd.
Explosive Division, pp. 1 – 17.
9. Gustafsson, Rune, Blasting Technique, Dynamit Nobel Wien, Austrian Edition, 1981
11. Jimeno, C.L., Jimeno, E.L., and Carcedo, F.J.A 1995, Drilling and Blasting of Rocks,
A.A. Balkema, Rotterdam, Brookfield, Netherlands.
12. Manon, J.J., 1978, Explosives: their classification and characteristics. E/MJ Operating
Handbook of Underground Mining, New York, USA.
13. White, T. E and Robinson, P, 1988, Modern Commercial Explosives & Accessories,
“Explosives Engineering Handbook”, Institute of Explosives Engineers.