Anda di halaman 1dari 79

BLE – 08 = EVALUASI PELEDAKAN DAN PELAPORAN

PELATIHAN
AHLI PELEDAKAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

KATA PENGANTAR

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan berbagai macam kegiatan selalu berhadapan


dengan kenyataan yang harus diatasi dan diselesaikan dengan baik, misalnya pekerjaan
konstruksi bendungan memerlukan batuan pengguruk pembentuk bendungan yang sangat
banyak, konstruksi saluran irigasi terpaksa harus melintasi gunung yang perlu terowongan,
pekerjaan konstruksi jalan harus melintasi gunung yang perlu penanganan khusus dan
dipotong.
Menghadapi kenyataan medan lokasi dan kondisi yang ada sedemikian rupa, kiranya perlu
suatu upaya penyelesaian konstruksi yang melibatkan para ahli, antara lain Ahli peledakan
yang dimanfaatkan untuk memotong gunung atau membuat terowongan dibawah gunung
atau dibawah dataran tinggi untuk saluran irigasi atau untuk jalan.

Modul BLE – 08 = Evaluasi Peledakan dan Pelaporan, merupakan salah satu modul/ materi
pelatihan untuk melatih atau membentuk ahli peledakan yang bermutu, mampu dan mau
melakukan evaluasi kegiatan peledakan dan membuat laporan sebagai dasar untuk
penyempurnaan peledakan dimasa mendatang.

Dimaklumi bahwa modul ini masih banyak kekurangan dan perlu koreksi dan sumbang saran
untuk penyempurnaan, maka bagi semua pihak yang berkepentingan dengan penuh
harapan berkenan menyampaikan saran dan pendapatnya untuk penyempurnaan.

Terima kasih

ii
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : AHLI PELEDAKAN

TUJUAN PELATIHAN :
A. Tujuan Umum Pelatihan
Setelah mengikuti peserta diharapkan mampu :
Merencanakan, menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi peledakan pada lokasi
peledakan yang mengacu kepada teknologi dan peraturan perundang-undangan yang
berwawasan keselamatan, kesehatan, keamanan dan pelestarian lingkungan hidup
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

B. Tujuan Khusus Pelatihan


Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu :
1. Menerapkan peraturan perundang-undangan / ketentuan-ketentuan yang berkaitan
peledakan
2. Menguasai lokasi medan peledakan
3. Merencanakan pola pengeboran dan peledakan
4. Menyiapkan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pengeboran
5. Menyiapkan, mengawasi dan melakukan pelaksanaan peledakan
6. Mengevaluasi setiap hasil peledakan dan membuat laporan

Seri / Judul Modul = BLE – 08 : Evaluasi Peledakan dan Pelaporan


TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah selesai mengikuti modul ini, peserta mampu melakukan evaluasi kegiatan peledakan
secara tepat dan akurat sesuai dengan prosedur, teknologi dan peraturan perundang-
undangan serta cita-cta dan tujuan yang ditentukan.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah modul ini diajarkan, peserta mampu :
1. Mengevaluasi dan laporan penerapan peraturan perundang-undangan
2. Mengevaluasi hasil peledakan dan pengeboran
3. Membuat laporan penggunaan bahan peledakan
4. Membuat laporan peledakan
5. Mengevaluasi dan laporan penggunaan logistik dan peralatan

iii
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


LEMBAR TUJUAN ........................................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
DESKRIPSI SINGKAT DAN DAFTAR MODUL ............................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... v
PANDUAN PEMBELAJARAN ...................................................................................... vi

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Umum .......................................................................................................... 1-1
1.2 Maksud dan Tujuan Evaluasi dan Pelaporan................................................ 1-1

BAB 2 EVALUASI PENERAPAN PERATURAN TERKAIT PELEDAKAN


2.1 Umum.......................................................................................................... 2-1
2.2 Gudang Bahan Peledak .............................................................................. 2-1
2.3 Persyaratan Gudang Bahan Peledak di Permukaan Tanah......................... 2-4
2.4 Persyaratan Gudang Bahan Peledak dibawah Tanah .................................2-8
2.5 Tata Cara Penyimpanan Bahan Peledak..................................................... 2-9
2.6 Pengangkutan ............................................................................................ 2-17
2.7 Peledakan ................................................................................................. 2-17

BAB 3 EVALUASI DAN PELAPORAN PELEDAKAN


3.1 Umum ....................................................................................................... 3-1
3.2 Evaluasi dan Pelaporan Pengeboran ......................................................... 3-1
3.3 Evaluasi proses pengeboran ...................................................................... 3-4
3.4 Evaluasi kegiatan operasional peledakan................................................... 3-7
3.5 Pelaporan Peledak ................................................................................... 3-11
3.6 Tindak lanjut evaluasi dan pelaporan......................................................... 3-12

BAB 4 PELAPORAN PENGGUNAAN LOGISTIK DAN PERALATAN


4.1 Umum ....................................................................................................... 4-1
4.2 Peran Administrasi Logistik ......................................................................... 4-1
4.3 Laporan Penggunaan Peralatan................................................................. 4-19
4.3.1 Umum ............................................................................................ 4-19
4.3.2 Jenis Laporan ................................................................................ 4-19
4.3.3 Isi Laporan ..................................................................................... 4-20
iv
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

4.3.4 Bentuk Laporan.............................................................................. 4-21


4.3.5 Mengisi Laporan ............................................................................ 4-21
4.3.6 Penyampaian Laporan ................................................................... 4-21
4.3.7 Laporan K3 .................................................................................... 4-22
4.3.8 Perhatian bagi Operator Peralatan................................................. 4-24
4.3.9 Contoh Laporan ............................................................................ 4-24
4.4 Tindak lanjut hasil evaluasi dan pelaporan ................................................ 4-24

RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA

v
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

DESKRIPSI SINGKAT
PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja „Ahli Peledakan“ dibakukan
dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang didalamnya sudah
dirumuskan uraian jabatan, unit-unit kompetensi yang harus dikuasai, elemen
kompetensi lengkap dengan kriteria unjuk kerja (performance criteria) dan batasan-
batasan penilaian serta variabel-variabelnya.

2. Mengacu kepada SKKNI, disusun SLK (Standar Latihan Kerja) dimana uraian jabatan
dirumuskan sebagai Tujuan Umum Pelatihan dan unit-unit kompetensi dirumuskan
sebagai Tujuan Khusus Pelatihan, kemudian elemen kompetensi yang dilengkapi dengan
Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dikaji dan dianalisis kompetensinya yaitu kebutuhan :
pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku kerja, selanjutnya dirangkum dan
dituangkan dalam suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan pelatihan tersebut, berdasarkan rumusan


kurikulum dan silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusunlah seperangkat modul-modul
pelatihan seperti tercantum dalam „DAFTAR MODUL“ dibawah ini yang dipergunakan
sebagai bahan pembelajaran dalam pelatihan „Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi“.

DAFTAR MODUL

No. Kode Judul Modul

1. BLE – 01 UUJK, Etos Kerja dan Etika Profesi

2. BLE – 02 Peraturan Perundang-Undangan Terkait Peledakan

3. BLE – 03 Manajerial Dalam Kegiatan Peledakan

4. BLE – 04 Karakteristik Material yang akan Diledakan

5. BLE – 05 Perencanaan Peledakan

6. BLE – 06 Pola Pengeboran

7. BLE – 07 Pola Peledakan

8. BLE – 08 Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

vi
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

DAFTAR GAMBAR

No. No. Gambar Judul Gambar

vii
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

PANDUAN PEMBELAJARAN

A. BATASAN
No. Item Batasan Uraian
Keterangan
1. BLE – 08 = Evaluasi Peledakan dan
Seri / Judul
Pelaporan

2. Deskripsi Materi ini dikembangkan untuk membekali


peserta pelatihan tentang „Evaluasi
Peledakan dan Pelaporan“ yang
merupakan dasar mata pelatihan „Inti
Keahlian“ yang harus dikuasai untuk
dipraktekkan dalam pelaksanaan tugas
sebagai ahli peledakan, sehingga tingkat
kompetensinya dapat diukur secara jelas
dan lugas yaitu : mampu dan mau
melakukan evaluasi peledakan secara
komprehensif.
Selain modul ini, masih ada modul-modul
lainnya yang merupakan unsur-unsur
dalam satu kesatuan paket pelatihan yang
juga harus dikuasai dan diterapkan dalam
pelaksanaan tugas.

3. Tempat kegiatan Didalam ruang kelas lengkap dengan


fasilitasnya
4. Waktu 4 jam pembelajaran (1 jp = 45 menit) atau
pembelajaran
sampai tercapainya minimal kompetensi
yang telah ditentukan

viii
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

B. PROSES PEMBELAJARAN

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

1. Ceramah pembukaan :
 Menjelaskan/ pengantar  Mengikuti penjelasan pengantar
modul TIU, TIK dan pokok/ sub pokok
 Menjelaskan TIK dan bahasan
TIU, pokok/ sub pokok  Mengajukan pertanyaan, apabila
bahasan kurang jelas
OHT1
 Merangsang motivasi
dan minat peserta untuk
mengerti dan dapat
membandingkan
pengalamannya
 Waktu = 15 menit

2. Penjelasan Bab I
Pendahuluan
 Umum  Mengikuti penjelasan dan
OHT2
 Maksud dan Tujuan terangsang untuk berdiskusi
 Mencatat hal-hal penting
Waktu = 10 menit  Mengajukan pertanyaan bila
perlu

3. Penjelasan Bab 2
Evaluasi Penerapan
Peraturan terkait  Mengikuti penjelasan dan
Peledakan terangsang untuk berdiskusi
 Umum  Mencatat hal-hal penting OHT3
 Gudang peledak  Mengajukan pertanyaan bila
 Persyaratan gudang perlu
 Persyaratan gudang
bawah tanah
 Waktu = 45 menit

ix
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

4. Penjelasan
Bab 3 Evaluasi dan
Pelaporan Peledakan  Mengikuti penjelasan dan
 Umum terangsang untuk berdiskusi
 Evaluasi dan pelaporan  Mencatat hal-hal penting
pengeboran  Mengajukan pertanyaan bila OHT4
 Evaluasi proses perlu
pengeboran
 Evaluasi operasional
peledakan
 Pelaporan peledakan
 Waktu = 30 menit

5. Penjelasan Bab 4
Pelaporan Penggunaan  Mengikuti penjelasan dan
Logistik dan Peralatan terangsang untuk berdiskusi
 Umum  Mencatat hal-hal penting OHT5
 Administrasi Logistik  Mengajukan pertanyaan bila
 Laporan Peralatan perlu
 Laporan K3
 Waktu = 30 menit

6. Rangkuman
 Rangkuman  Peserta diberi kesempatan
 Diskusi berdiskusi / tanya jawab dan
OHT6
 Tanya jawab membandingkan pengalaman

 Waktu : 30 menit

x
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

MATERI SERAHAN

xi
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Umum
Segala kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang menggunakan
sumber daya termasuk alat-alat berat baik yang menyangkut pengoperasian
maupun pemeliharaan dievaluasi dan harus dapat diinformasikan kepada semua
pihak yang terkait dengan pengelolaan kegiatan dan sumber daya mulai dari
pimpinan/ manajer sampai tingkat pelaksana dan pengawas di lapangan.
Seorang ahli peledakan yang telah berhasil melaksanakan tugasnya
mengoperasikan peledakan dengan baik tiap hari, akan dapat diketahui dengan
benar oleh atasan langsungnya bila tenaga ahli tersebut telah memberikan laporan
secara tepat dan benar.
Sebaliknya seorang ahli yang mungkin tidak setiap hari berada di lapangan akan
mendapatkan informasi yang benar tentang prestasi bawahnya dan operatornya dan
kehandalan peralatan yang dioperasikan di lapangan bila telah ada laporan dari
petugas dibawahnya. Dan laporan yang sampai tersebut bersumber dari laporan
harian, mingguan atau bulanan yang dibuat oleh bawahan yang memiliki disipin
tinggi.
Dalam masalah laporan ini faktor yang penting untuk diperhatikan adalah informasi
yang disampaikan harus benar, lengkap dan disampaikan tepat waktu dikirim
kepada orang/ pejabat atau organisasi yang tepat.

1.2 Maksud dan Tujuan Evaluasi dan Laporan


Laporan operasi dibuat dengan maksud untuk dapat mencatat semua kegiatan dan
kondisi alat-alat berat setiap harinya sehingga dapat diketahui dengan pasti bahwa
penggunaan bahan dan peralatan serta metoda pelaksanaannya dioperasikan
dengan benar untuk dapat berproduksi secara optimal.
Dengan adanya laporan operasi dari tangan pertama yaitu : operator, maka dapat
diadakan tindak lanjut berupa penyusunan laporan berikutnya berupa laporan
mingguan atau bulanan yang akan menjadi bahan masukan utama bagi manajemen
perusahaan dalam mengambil keputusan.
Disisi lain dengan adanya laporan operasi yang benar dan sampai ke tangan
pejabat terkait tepat waktu, maka secepatnya dapat dilakukan tindak turun tangan
terhadap masalah yang timbul di lapangan dan belum dapat diatasi secara langsung
oleh pejabat di lapangan.

1-1
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

BAB 2
EVALUASI PENERAPAN PERATURAN TERKAIT PELEDAKAN

2.1 Umum
Kegiatan pembangunan yang menggunakan bahan peledak perlu ketelitian,
kecermatan dan kehati-hatian yang sangat serius dan penuh tanggung jawab. Karena
bahan peledak dapat disalah gunakan untuk kepentingan-kepentingan lain.
Untuk menjamin dan menjaga jangan sampai terjadi penyimpangan penggunaan
bahan peledak telah banyak peraturan perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan
yang diterbitkan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang perlu
diketahui dipahami dan diterapkan secara konsisten dan disiplin.
Salah satu contoh peraturan perundang-undangan yang menyangkut bahan peledak
dan peledakan yang dapat dipergunakan adalah : Keputusan Menteri Pertambangan
dan Energi No. 555 K/26/MPE/1995, tanggal 22 Mei 1995 tentang : Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pertambangan Umum, perlu dievaluasi penerapannya dan dibuat
laporannya.

2.2 Gudang Bahan Peledak


Bahan peledak harus disimpan pada gudang khusus untuk bahan peledak yang
memiliki persyaratan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, meliputi perizinan,
persyaratan fisik gudang, jenis-jenis gudang bahan peledak, jarak aman dari fasilitas
umum, dan tata cara penyimpanan bahan peledak dalam gudang, perlu di evaluasi
pelaksanaannya, berikut ini daftar simak evaluasi penerapan peraturan perundang-
undangan.
a. Izin gudang bahan peledak
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Bahan peledak yang disimpan di tambang hanya pada
gudang yang telah mempunyai izin dengan kapasitas
tertentu.
(2) Bahan peledak yang digunakan untuk kegiatan lain harus
mendapat persetujuan dari Kepala Pelaksana Inspeksi
Tambang.
(3) Permohonan izin gudang bahan peledak sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), harus melampirkan:
a. gambar konstruksi gudang bahan peledak sengan skala

2 -1
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

1 : 100
b. gambar situasi gudang bahan peledak dengan skala 1 :
5000 yang memperhatikan jarak aman
(4) Permohonan izin gudang bahan peledak di bawah tanah
harus dilengkapi dengan peta dan spesifikasi yang
memperhatikan rancang bangun dan lokasi gudang bahan
peledak.
(5) Detonator tidak boleh disimpan dalam gudang yang sama
dengan bahan peledak lainnya
(6) Persyaratan untuk mendapatkan izin gudang bahan
peledak ditetapkan oleh Kepala Pelaksana Inspeksi
Tambang
(7) Masa berlaku izin gudang bahan peledak sesuai yang
diterbitkan yang berwenang.

b. Ketentuan umum gudang bahan peledak


Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Gudang bahan peledak di permukaan tanah harus
memenuhi jarak aman terhadap lingkungan.
(2) Apabila dua atau lebih gudang berada pada satu lokasi
setiap gudang harus memenuhi jarak aman minimum
(3) Apabila dua atau lebih gudang yang jaraknya tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2), jarak aman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diberlakukan terhadap jumlah keseluruhan bahan peledak
yang disimpan dalam kesatuan atau kelompok gudang
tersebut.

c. Pengamanan gudang bahan peledak


Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Setiap gudang bahan peledak harus dilengkapi dengan:
a. thermometer yang ditempatkan di dalam ruang
penimbunan;
b. tanda “dilarang merokok” dan “dilarang masuk bagi
yang tidak berkepentingan”;

2 -2
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

c. hanya satu jalan masuk; dan


d. alat pemadam api yang diletakkan ditempat yang
mudah dijangkau di luar bangunan gudang.
(2) Sekitar gudang bahan peledak harus dilengkapi lampu
penerangan dan harus dijaga 24 jam terus menerus oleh
orang yang dapat dipercaya. Rumah jaga harus dibangun
di luar gudang dan dapat untuk mengawasi sekitar
gudang dengan mudah.
(3) Sekeliling lokasi gudang bahan peledak harus dipasang
pagar pengaman yang dilengkapi dengan pintu yang
dapat dikunci.
(4) Untuk masuk ke dalam gudang hanya diperbolehkan
menggunakan lampu senter kedap gas.
(5) Dilarang memakai sepatu yang mempunyai alas besi,
membawa korek api atau barang-barang lain yang dapat
menimbulkan bunga api ke dalam gudang.
(6) Sekeliling gudang bahan peledak peka detonator harus
dilengkapi tanggul pengaman yang tingginya 2 (dua)
meter dan lebar bagian atas 1 (satu) meter dan apabila
pintu masuk berhadapan langsung dengan pintu gudang,
harus dilengkapi dengan tanggul sehingga jalan masuk
hanya dapat dilakukan dari samping.
(7) Apabila gudang bahan peledak dibangun pada material
kompak yang digali, maka tanggul yang terbentuk pada
semua sisi harus sesuai ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (6).
(8) Apabila ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam
ayat (1) untuk gudang Amonium Nitrat dan ANFO, berlaku
ketentuan sebagai berikut:
a. gudang dengan kapasitas kurang dari 5.000 kilogram
pada bagian dalamnya harus dipasang pemadam api
otomatis yang dipasang pada bagian atas, dan
b. gudang dengan kapasitas 5.000 kilogram atau lebih
harus dilengkapi dengan hidran yang dipasang di luar
gudang yang dihubungkan dengan sumber air
bertekanan.

2 -3
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

2.3 Persyaratan gudang bahan peledak di permukaan tanah


a. Pengaturan ruangan
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Gudang berbentuk bangunan untuk menyimpan bahan
peledak peka detonator harus terdiri dari:
a. ruangan belakang untuk penyimpanan bahan peledak,
dan;
b. ruangan depan untuk penerimaan dan pengeluaran
bahan peledak.
(2) Pintu ruangan belakang tidak boleh berhadapan langsung
dengan pintu ruangan depan dan kedua pintu tersebut
dilengkapi kunci yang kuat.
(3) Ruangan gudang bahan peledak dari jenis lainnya dapat
terdiri dari satu ruangan tetapi harus disediakan tempat
khusus untuk pemeriksaan dan atau menghitung bahan
peledak yang letaknya berdekatan tetapi tidak menjadi
satu dengan gudang tersebut.

b. Gudang bahan peledak sementara


Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Gudang bahan peledak peka detonator :
a. Gudang berbentuk bangunan:
1) dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar;
2) dibuat dari atap seringan mungkin;
3) dibuat dengan dinding yang pejal;
4) dilengkapi dengan lubang ventilasi pada bagian
atas dan bawah;
5) mempunyai hanya satu pintu;
6) dilengkapi dengan alat penangkal petir dengan
resistans pembumian lebih kecil dari 5 ohm;
7) bebas kebakaran dalam radius 30 meter;
8) lantai gudang terbuat dari bahan yang tidak
menimbulkan percikan bunga api; dan
9) tidak boleh ada besi yang tersingkap sampai 3
meter dari lantai.

2 -4
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

b. Gudang berbentuk kontener:


1) terbuat dari pelat logam dengan ketebalan
minimal 3 milimeter;
2) dilengkapi dengan lubang ventilasi pada bagian
atas dan bawah;
3) dilapisi dengan kayu pada bagian dalam;
4) dibuat sedemikian rupa sehingga air hujan tidak
dapat masuk;
5) mempunyai satu pintu; dan
6) dilengkapi dengan alat penangkal petir dengan
resistans pembumian lebih kecil dari 5 ohm;
c. Kapasitas gudang bahan peledak sementara tidak
boleh lebih dari:
1) 4.000 kilogram untuk gudang berbentuk
bangunan;
2) 2.000 kilogram untuk gudang berbentuk kontener.
(2) Gudang bahan peledak peka primer :
a. gudang berbentuk bangunan harus memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (1), kecuali
huruf a butir 3) dan mempunyai kapasitas tidak lebih
dari 10.000 kilogram; dan
b. gudang berbentuk kontener harus memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (1), kecuali
huruf b butir 3) ini dan mempunyai kapasitas tidak
lebih dari 5.000 kilogram.
(3) Gudang bahan ramuan bahan peledak :
a. gudang berbentuk bangunan harus memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (1), kecuali
huruf a butir 3) dan mempunyai kapasitas tidak lebih
dari 10.000 kilogram; dan
b. gudang berbentuk kontener harus memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (1), kecuali
huruf b butir 3) ini dan mempunyai kapasitas tidak
lebih dari 10.000 kilogram.

2 -5
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

c. Gudang transit
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Bahan peledak peka detonator tidak boleh disimpan
dalam gudang bahan peledak transit dan harus langsung
dismpan dalam gudang utama.
(2) Gudang bahan peledak peka primer :
a. gudang berbentuk bangunan harus memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal
56 ayat (1) kecuali huruf a butir 8) peraturan ini dan
mempunyai tidak lebih dari 500.000 kilogram; dan
b. gudang berbentuk kontener harus memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal
56 ayat (1) kecuali huruf b butir 3).
(3) Gudang bahan ramuan bahan peledak :
a. gudang berbentuk bangunan harus memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal
56 ayat (1) kecuali huruf a butir 3) dan 8); dan
b. gudang berbentuk kontener atau tangki hanya boleh
ditempatkan pada lokasi yang telah mendapat izin
Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang dan bahan
ramuan bahan peledak tersebut harus tetap
tersimpan dalam kemasan aslinya. Kapasitas tiap
kontener atau tangki tidak lebih dari 20.000 kilogram
dan kapasitas tiap daerah penimbunan tersebut tidak
boleh lebih dari 2.000.000 kilogram.
(4) Gudang berbentuk bangunan untuk bahan ramuan bahan
peledak harus memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksudkan dalam pasal 56 ayat (1) kecuali huruf a butir
3) dan 8) dengan ketentuan tambahan :
a. (i) lantai tidak terbuat dari kayu atau bahan lain yang
dapat menyerap lelehan Amonium Nitrat;
(ii) bangunan dan daerah sekitarnya harus kering;
dan
(iii) bagian dalam gudang serta palet tidak boleh
menggunakan besi galvanisir, seng, tembaga atau
timah hitam

2 -6
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

b. Kapasitas gudang tidak boleh lebih dari 2.000.000


kilogram.

d. Gudang utama
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Gudang penyimpanan bahan peledak peka detonator
harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksudkan
dalam pasal 56 ayat (1) kecuali huruf a dan mempunyai
kapasitas tidak lebih dari 150.000 kilogram.
(2) Gudang bahan peledak peka primer harus memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 56
ayat (1) kecuali huruf a dan mempunyai kapasitas tidak
lebih dari 500.000 kilogram.
(3) Gudang bahan ramuan bahan peledak :
a. untuk gudang berbentuk bangunan harus memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal
56 ayat (1) kecuali huruf a butir 3) dan mempunyai
kapasitas tidak lebih dari 500.000 kilogram;
b. untuk gudang berbentuk tangki harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1) tangki tidak boleh terbuat dari bahan tembaga,
timah hitam, seng atau besi galvanisir;
2) pada bagian atas harus tersedia bukaan sebagai
lubang pemeriksaan dan harus tersedia tempat
khusus bagi operator untuk melakukan
pemeriksaan;
3) pipa pengeluaran harus tereletak pada bagian
bawah; dan
4) pada bagian atas harus tersedia katup untuk
pengeluaran tekanan udara yang berlebihan.
c. untuk gudang berbentuk kontener harus memenuhi
persyaratan sebagai-mana dimaksudkan dalam pasal
56 ayat (1) kecuali huruf b butir 3).

2 -7
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

e. Jarak aman
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Cara penetapan jarak aman gudang peka detonator
ditentukan sebagai berikut:
a. setiap 1.000 detonator No. 8 setara dengan 1 (satu)
kilogram bahan peka detonator. Untuk detonator yang
kekuatannya melebihi detonator No. 8 harus
disesuaikan laagi dengan ketentuan pabrik
pembuatnya;
b. setiap 330 meter sumbu ledak dengan spesifikasi 50
sampai dengan 60 grain setara dengan 4 kilogram.
(2) Jarak aman gudang sebagaimana dimaksud dalam pasal
53 ayat (1), 56 ayat (1) dan pasal 58 ayat (1)

2.4 Persyaratan gudang bahan peledak di bawah tanah


a. Konstruksi dan lokasi gudang di bawah tanah
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Gudang di bawah tanah harus dibangun di lokasi yang
kering, bebas dari kemungkinan bahaya api, jauh dari
jalan masuk udara utama, terlindung dari kemungkinan
kejatuhan batuan dan banjir serta harus terpisah dari
tempat kerja di tambang.
(2) Konstruksi gudang harus cukup kuat dan mempunyai
dinding yang rata serta dilengkapi dengan lubang ventilasi
dan aliran udara yang cukup.
(3) Lokasi gudang di bawah tanah dalam garis lurus
sekurang-kurangnya berjarak:
a. 100 meter dari sumuran tambang atau gudang bahan
peledak di bawah tanah lainnya;
b. 25 meter dari tempat kerja;
c. 10 meter dari lubang naik atau lubang turun untuk
orang dan peng-angkutan; dan
d. 50 meter dari lokasi peledakan.

2 -8
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

b. Pengaturan ruangan
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Gudang di bawah tanah harus memenuhi persyaratan
berikut ini :
a. kering dan datar;
b. hanya mempunyai satu pintu yang kuat dan dapat
dikunci jalan masuk dan dilengkapi dengan pintu yang
kuat dan dapat dikunci; dan
c. mempunyai dua ruangan yang dihubungkan dengan
pintu yang dapat dikunci:
1) ruang depan dekat pintu masuk digunakan untuk
penerimaan dan pengeluaran atau pengambilan
bahan peledak, memeriksa dan menghitung
bahan peledak yang akan dipakai, ruangan ini
harus dilengkapi dengan loket atau meja dan buku
catatan bahan peledak; dan
2) ruangan belakang harus cukup luas dan hanya
digunakan untuk menyimpan bahan peledak

2.5 Tata cara penyimpanan bahan peledak


a. Persyaratan umum
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Bahan peledak harus disimpan dalam kemasan aslinya
dan dicantumkan tanggal penyerahan bahan peledak
tersebut ke gudang, tulisan harus jelas pada kemasannya
dan mudah dibaca tanpa memindahkan kemasan.
(2) Detonator harus tersimpan terpisah dengan bahan
peledak lainnya di dalam gudang bahan peledak peka
detonator.
(3) Bahan peledak peka detonator tidak boleh disimpan di
gudang bahan peledak peka primer atau di gudang bahan
ramuan bahan peledak.
(4) Bahan peledak peka primer dapat disimpan bersama-
sama di dalam gudang bahan peledak peka detonator
tetapi tidak boleh disimpan bersama-sama dalam gudang

2 -9
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

bahan ramuan bahan peledak.


(5) Bahan ramuan bahan peledak dapat disimpan bersama-
sama di dalam gudang bahan peledak peka primer dan
atau di dalam gudang bahan peledak peka detonator.
(6) Amunisi dan jenis mesiu lainnya hanya dapat disimpan
dengan bahan peledak lain di dalam gudang bahan
peledak apabila ditumpuk pada tempat terpisah dan
semua bagian yang terbuat dari besi harus dilapisi
dengan pelat tembaga atau alumunium atau ditutupi
dengan beton sampai tiga meter dari lantai.
(7) Temperatur ruangan bahan peledak untuk:
a. bahan ramuan tidak boleh melebihi 55 Celcius; dan
b. peka detonator tidak boleh melebihi 35 Celcius.

b. Petugas gudang dan pengamanan bahan peledak


Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Kepala Teknik Tambang yang menggunakan bahan
peledak harus:
a. dapat memastikan bahwa bahan peledak tersimpan di
tambang dengan aman;
b. mengangkat orang yang cakap sebagai petugas
administrasi bahan peledak di tambang dan orang
tersebut setidak-tidaknya harus mem-punyai sertifikat
juru ledak kelas II dan diyakini telah memahami
peraturan-peraturan bahan peledak; dan
c. dapat memastikan bahwa petugas gudang bahan
peledak diangkat dalam jumlah yang cukup untuk
mengawasi gudang dengan baik.
(2) Gudang dan bahan peledak hanya dapat ditangani oleh
petugas yang telah berumur 21 tahun ke atas,
berpengalaman dalam menangani dan menggunakan
bahan peledak dan mempunyai wewenang secara tertulis
yang dikeluarkan oleh Kepala Teknik Tambang untuk
menjadi petugas gudang bahan peledak dan namanya
harus didaftarkan dalam Buku Tambang.
(3) Petugas gudang bahan peledak harus memeriksa

2 -10
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran bahan


peledak.
(4) Petugas gudang bahan peledak harus memastikan bahwa
gudang bahan peledak harus selalu terkunci kecuali pada
saat dilakukan pemeriksaan, inventarisasi, pemasukan,
dan pengeluaran bahan peledak.
(5) Dilarang masuk ke dalam gudang bahan peledak bagi
orang yang tidak berwenang, kecuali Pelaksana Inspeksi
Tambang dan Polisi.
(6) Bahan peledak hanya boleh ditangani oleh juru ledak an
petugas gudang bahan peledak.

c. Buku catatan bahan peledak


Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Di dalam gudang bahan peledak harus tersedia buku
catatan bahan peledak yang berisi:
a. nama, jenis, dan jumlah keseluruhan bahan peledak
serta tanggal penerimaan; dan
b. lokasi dan jumlah bahan peledak yang disimpan.
(2) Pada setiap gudang bahan peledak harus tersedian daftar
persediaan yang secara teratur selalu disesuaikan dan
dalam rinciannya tercatat:
a. nama dan tanda tangan petugas yang diberi
wewenang untuk menerima dan mengeluarkan bahan
peledak yang namanya tercatat dalam Buku
Tambang;
b. jumlah setiap jenis bahan peledak dan atau detonator
yang masuk dan keluar dari gudang bahan peledak;
c. tanggal dan waktu pengeluaran serta pengembalian
bahan peledak;
d. nama dan tanda tangan petugas yang menerima
bahan peledak; dan
e. lokasi peledakan dan tujuan permintaan/pengeluaran
bahan peledak.
(3) a. Kepala Teknik Tambang harus mengirimkan laporan
triwulan mengenai persediaan persediaan dan

2 -11
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

pemakaian bahan peledak kepada Kepala Pelaksana


Inspeksi Tambang; dan
b. bentuk laporan triwulan sebagaimana dimaksud butir
(a) ayat ini ditetapkan oleh Kepala Pelaksana Inspeksi
Tambang
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2)
pasal ini harus diarsipkan, setidak-tidaknya untuk satu
tahun.

d. Penerimaan dan pengeluaran bahan peledak


Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Petugas yang mengambil bahan peledak harus menolak
atau mengembalikan bahan peledak yang dianggap rusak
atau berbahaya atau tidak layak digunakan.
(2) Penerimaan dan pengeluaran bahan peledak harus
dilakukan pada ruangan depan gudang bahan peledak
dan pada saat melakukan pekerjaan pintu penghubung
harus ditutup.
(3) Jenis bahan peledak yang dibutuhkan harus dikeluarkan
dari gudang sesuai dengan urutan waktu penerimaan.
(4) Bahan peledak dan detonator yang dikeluarkan harus
dalam kondisi baik dan jumlahnya tidak lebih dari jumlah
yang diperlukan dalam satu gilir kerja.
(5) Bahan peledak sisa pada akhir gilir harus segera
dikembalikan ke gudang. Membuka kembali kemasan
bahan peledak yang dikembalikan tidak perlu dilakukan
apabila bahan peledak tersebut masih dalam kemasan
atau peti aslinya seperti waktu dikeluarkan.
(6) Bahan peledak yang rusak supaya segera dimusnahkan
dengan cara yang aman mengikuti ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(7) Data dari bahan peledak yang rusak meliputi jumlah,
jenis, merek, dan kerusakan yang terlihat harus
dilaporkan kepada Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang
untuk mendapatkan saran penanggulangannya.
(8) Sumbu api harus diperiksa pada waktu diterima dan

2 -12
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

secara teratur terlihat kemungkinan adanya kerusakan


dan diuji kecepatan nyalanya. Setelah itu dengan selang
waktu tertentu untuk memastikan kondisinya baik dan diuji
kecepatan nyalanya. Kecepatan nyala sumbu api yang
baik setiap satu meter antara 90 detik sampai 110 detik
atau sesuai dengan spesifikasi pabrik.
(9) Kemasan yang kosong atau bahan pengemas lainnya
tidak boleh disimpan di gudang bahan peledak atau
gudang detonator.
(10) Membuka kemasan bahan peledak dan detonator harus
dilakukan dibagian depan gudang bahan peledak.

e. Penyimpanan bahan peledak peka detonator


Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Apabila bahan peledak peka detonator disimpan di dalam
gudang berbentuk bangunan harus:
a. tetap dalam kemasan aslinya; dan
b. diletakkan di atas bangku dengan tinggi sekurang-
kurangnya 30 senti-meter dari lantai gudang, dan:
1) tinggi tumpukkan maksimum 5 peti dan panjang
tumpukkan disesuai-kan dengan ukuran gudang;
2) diantara tiap lapisan peti harus diberi papan
penyekat yang tebalnya paling sedikit 1,5
sentimeter
3) jarak antara tumpukkan satu dengan tumpukkan
berikutnya sekurang-kurangnya 80 sentimeter;
dan
4) harus tersedia ruang bebas antara tumpukan
dengan dinding gudang sekurang-kurangnya 30
sentimeter.
(2) Apabila disimpan dalam gudang berbentuk peti kemas
bahan peledak peka detonator harus:
a. ditumpuk dengan baik sehingga udara dapat mengalir
disekitar tumpukan, dan
b. kapasitas penyimpanan tidak boleh melebihi 2.000 kg.

2 -13
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

f. Penyimpanan bahan peledak peka primer


Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Apabila bahan peledak peka primer disimpan di dalam
gudang berbentuk bangunan harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
a. tetap dalam kemasan aslinya;
b. bahan peledak dalam kemasan yang beratnya sekitar
25 kgram disimpan sesuai ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 66 ayat (1);
c. bahan peledak dalam kemasan sekitar 1.000
kilogram:
1) harus disimpan dengan pellet kayu aslinya;
2) penerimaan dan pengeluaran bahan peledak tidak
boleh dilakukan secara manual; dan
3) harus disimpan dalam bentuk tumpukan dengan
ketentuan:
a) tinggi tumpukan tidak lebih dari 3 (tiga)
kemasan;
b) harus tersedia ruang bebas antara tumpukan
dengan dinding gudang sekurang-kurangnya
75 sentimeter; dan
c) harus tersedia lorong yang bebas hambatan
sehingga alat angkut dapat bekerja dengan
bebas dan aman.
d. dalam tumpukan melebihi ketentuan ayat (1) huruf c
butir 3) harus terlebih dahulu mendapat persetujuan
dari Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang; dan
e. alat pengangkut tidak boleh ditinggalkan di dalam
gudang tanpa operator.
(2) Apabila bahan peledak peka primer disimpan dalam
gudang berbentuk kontener harus memenuhi sebagai
berikut:
a. tetap dalam kemasan aslinya;
b. bahan peledak dalam kemasan sekitar 25 kilogram
dan harus disimpan sesuai ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 66 ayat (1), dan

2 -14
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

c. mempunyai kapasitas tidak boleh lebih dari 5.000


kilogram.

g. Penyimpanan bahan ramuan bahan peledak


Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Penyimpanan dalam gudang berbentuk bangunan:
a. bahan ramuan dalam kemasan yang beratnya 30
kilogram, maka berlaku ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 66 ayat (1), kecuali bahwa
tinggi tumpukan tidak lebih dari 10 kantong dengan
lebar tidak lebih dari 8 kantong;
b. bahan ramuan dalam kemasan yang beratnya 1.000
kilogram, maka berlaku ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 67 ayat (1) huruf c; dan
c. alat pengangkat bermesin motor bakar tidak boleh
ditinggalkan di dlaam gudang tanpa operator.
(2) Penyimpanan dalam gudang berbentuk kontener:
a. harus ditumpuk dengan baik sehingga udara dapat
mengalir disekitar tumpukan; dan
b. kapasitas kontener tidak boleh lebih dari 20.000
kilogram.
(3) Penyimpanan bahan ramuan bahan peledak dalam
kontener aslinya harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. kontener hanya boleh ditempatkan pada lokasi yang
telah diizinkan sebagaimana dimaksud dalam pasal
57 ayat (3) huruf b dan c.
b. kontener harus disusun rapat dan baik sehingga
pintu-pintunya tidak dapat dibuka; dan
c. dalam hal tumpukan lebih dari dua kontener, maka
harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari
Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.
(4) Bahan ramuan bahan peledak yang berbentuk cair atau
agar-agar (gel) hanya boleh disimpan dalam gudang
berbentuk tangki.

2 -15
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

h. Penyimpanan detonator
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Persediaan detonator harus seimbang dengan jumlah
persediaan bahan peledak
(2) Detonator yang sudah rusak harus segera dimusnahkan
mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
(3) Dilarang menyimpan detonator bersama-sama dengan
bahan peledak lainnya.

i. Penyimpanan di bawah tanah


Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Bahan peledak di bawah tanah harus disimpan di dalam
gudang bahan peledak, apabila jumlahnya kurang dari 50
kilogram, maka bahan peledak tersebut boleh disimpan
dalam kontener sebagaimana dimaksud dalam pasal 60
ayat (3).
(2) Gudang bahan peledak di bawah tanah hanya dapat
dipergunakan untuk menyimpan bahan peledak untuk
pemakaian paling lama dua hari dua malam yang
jumlahnya tidal lebih dari 5.000 kilogram.
(3) Apabila tidak tersedia gudang di bawah tanah sedangkan
pemakaian lebih besar dari 50 kilogram dalam waktu
kurang dari 24 jam, maka harus tersedia tempat untuk
penyimpanan sementara yang mendapat persetujuan
Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.

j. Pemeriksaan gudang
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Paling tidak sekali seminggu, isi dari gudang bahan
peledak harus diperiksa dengan teliti oleh Kepala Teknik
Tambang atau petugas yang berwenang dan temuan-
temuannya harus didaftarkan pada buku yang tersedia
untuk itu.

2 -16
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

2.6. Pengangkutan
Ketentuan pengangkutan
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Bahan peledak harus diserahkan dan disimpan di gudang
dalam jangka waktu tidak lebih dari 24 jam sejak tibanya
dalam wilayah kegiatan pertambangan.
(2) Dilarang mengangkut bahan peledak ke atau dari gudang
bahan peledak atau di sekitar tambang kecuali dalam peti
aslinya yang belum dibuka atau wadah tertutup yang
digunakan khusus untuk keperluan itu. Apabila dalam
pemindahan bahan peledak dari peti aslinya ke dalam
wadah tertutup terdapat sisa, maka sisa tersebut harus
segera dikembalikan ke gudang bahan peledak.
(3) Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang mengeluarkan
petunjuk teknis untuk mengatur pengangkutan,
pemindahan, atau pengiriman semua jenis bahan peledak
dan detonator di dalam atau disekitar wilayah kegiatan
usaha pertambangan.
(4) Kepala Teknik Tambang harus membuat peraturan
perusahaan untuk mengatur pengangkutan, pemindahan,
dan pengiriman bahan peledak yang sesuai dengan
petunjuk teknis sebagaimana dimaksud ayat (1).

2.7 Peledakan
a. Peraturan pelaksanaan pekerjaan peledakan
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang mengeluarkan
petunjuk teknis untuk mengatur pelaksanaan pekerjaan
peledakan di tambang.
(2) Kepala Teknik Tambang harus membuat peraturan
perusahaan untuk mengatur pelaksanaan pekerjaan
peledakan di tambang sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1).

2 -17
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

b. Peralatan dan bahan-bahan


Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Pada setiap tambang yang menggunakan bahan peledak
harus tersedia peralatan dan bahan yang diperlukan agar
pekerjaan peledakan dapat dilaksanakan dengan aman.
(2) Dalam pekerjaan peledakan harus menggunakan
peralatan yang disediakan oleh Kepala Teknik Tambang.
Kepala Teknik Tambang atau petugas yang menangani
bahan peledak pada setiap tambang yang menggunakan
bahan peledak harus:
a. memastikan bahwa setiap peralatan, termasuk
kendaraan yang digunakan dalam pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan peledakan adalah:
1) sesuai dengan maksud penggunaannya; dan
2) disimpan, diperiksa, dan dipelihara agar tetap
dapat digunakan dengan aman
b. memastikan bahwa bahan peledak ditangani secara
aman.
(4) Setiap mesin peledak di tambang harus dilengkapi
dengan engkol atau kunci yang dapat dilepas, sehingga
tanpa peralatan tersebut mesin peledak tidak dapat
digunakan.

c. Pengangkatan dan kualifikasi Juru Ledak


Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Kepala Teknik Tambang harus mengangkat orang yang
berkemampuan dalam melaksanakan pekerjaan
peledakan
(2) Orang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus
berumur sekurang-kurangnya 21 tahun dan memiliki Kartu
Izin Meledakkan (KIM) yang dikeluarkan oleh Kepala
Pelaksana Inspeksi Tambang.
(3) KIM hanya berlaku untuk tambang yang tercantum dalam
kartu tersebut dan nama Juru Ledak harus didaftarkan
dalam Buku Tambang.

2 -18
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

(4) KIM hanya dapat diberikan kepada Juru Ledak yang telah
memiliki sertifikat.
(5) Direktur Jenderal mengangkat panitia tetap pengujian juru
ledak.
(6) Direktur Jenderal menetapkan ketentuan yang
berhubungan dengan :
a. cara kerja panitia penguji;
b. pelaksanaan pengujian;
c. kualifikasi dari peserta kursus juru ledak;
d. biaya untuk pengujian juru ledak;
e. kelas sertifikat juru ledak; dan
f. materi pengujian juru ledak.
(7) Setiap sertifikat juru ledak yang diberikan oleh Instansi di
dalam ataupun di luar Indonesia dapat diakui oleh Kepala
Pelaksana Inspeksi Tambang.
(8) Setiap sertifikat yang telah diakui sebagaimana dimaksud
dalam ayat (7) menjadi sama nilainya dengan sertifikat
juru ledak dapat digunakan untuk mendapatkan KIM.
(9) Setiap juru ledak yang memiliki KIM untuk suatu tambang
harus mengembalikan KIM nya melalui Kepala Teknik
Tambang kepada Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang
selambat-lambatnya dalam jangka waktu satu bulan,
apabila yang bersangkutan tidak bekerja lagi.

d. Kursus Juru Ledak


Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Untuk mendapatkan pengalaman dalam pekerjaan
peledakan, Kepala Teknik Tambang harus menyediakan
sarana pendidikan kepda orang yang akan bertugas
dalam pelaksanaan peledakan terutama bagi yang belum
menunjukkan kemampuannya sebagai Juru Ledak.
(2) Kepala Teknik Tambang harus mengambil langkah
pengamanan untuk memastikan bahwa calon juru ledak
selalu bekerja di bawah pengawasan yang ketat dari Juru
Ledak yang ditugaskan itu.
(3) Kepala Teknik Tambang harus menyusun program latihan

2 -19
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

yang diberikan untuk calon Juru Ledak dan harus


mengawasi agar program tersebut dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya.

e. Pekerjaan peledakan
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Kepala Teknik Tambang pada tambang yang
menggunakan bahan peledak harus membuat peraturan
tentang pelaksanaan pekerjaan peledakan yang dapat:
a. memastikan bahwa bahan peledak dapat digunakan
secara aman; dan
b. memastikan bahwa pekerjaan peledakan telah sesuai
dengan peraturan pelaksanaan yang telah ditetapkan
oleh Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.
(2) Juru Ledak yang bertugas melaksanakan peledakan atau
yang mengawasi pekerjaan peledakan harus memastikan
bahwa setiap tahap pekerjaan dilaksanakan secara aman
dan sesuai dengan peraturan pelaksanaan yang telah
ditetapkan oleh Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang dan
pedoman peledakan di tambang.
(3) Dilarang melakukan peledakan kecuali Juru Ledak.
(4) Dilarang mengisi lubang ledak atau meledakkan lubang
yang sebelumnya sudah diledakkan, kecuali untuk tujuan
menangani peledakan mangkir (gagal ledak) sesuai
dengan cara yang telah ditetapkan.
(5) Dilarang mencabut kabel detonator, sumbu api atau
sistem lainnya dari lubang ledak yang telah diisi serta
diberi primer.
(6) Dilarang merokok atau membawa nyala api pada jarak
kurang dari 10 meter dari bahan peledak.
(7) Dilarang menggunakan sumbu api untuk peledakan di
tambang bijih bawah tanah setelah tanggal yang akan
ditentukan oleh Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.
(8) Juru Ledak yang menangani atau mengawasi peledakan
harus memastikan setiap peledakan tidak menimbulkan
getaran ledakan yang berlebihan.

2 -20
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

f. Peledakan tidur
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Peledakan tidur (sleeping blasting) dapat dilakukan
dengan ketentuan:
a. tidak boleh menggunakan detonator di dalam lubang
ledak, dan
b. dilakukan pengamanan terhadap daerah peledakan
tidur.
(2) Apabila dalam peledakan tidur digunakan detonator di
dalam lubang ledak, maka harus mendapatkan
persetujuan dari Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.

g. Peledakan mangkir (gagal ledak)


Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Apabila terjadi peledakan mangkir maka juru ledak yang
bertugas melakukan peledakan harus menghubungi
pengawas dan pengawas tersebut harus:
a. melarang setiap orang memasuki daerah bahaya
tersebut kecuali juru ledak atau orang yang
ditunjuknya;
b. mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
menentukan penyebabnya dan menangani peledakan
mangkir tersebut; dan
c. menunjuk petugas apabila diperlukan untuk
mengambil langkah pengamanan untuk mencegah
pencurian bahan peledak ataupun bahan pemicu
ledaknya.
(2) Suatu kejadian disebut sebagai peledakan mangkir
apabila:
a. pengujian sebelum peledakan menunjukkan
ketidaksinambungan yang tidak dapat diperbaiki, atau
b. sebuah lubang ledak atau bagian dari sebuah lubang
ledak gagal meledak pada saat peledakan.

2 -21
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

BAB 3
EVALUASI DAN PELAPORAN PELEDAKAN

3.1 Umum
Evaluasi dan pelaporan peledakan merupakan salah satu unsur manajemen ahli
peledakan yang berkeinginan atau bercita-cita kegiatan peledakan mendapatkan hasil
yang optimal, efektif dan efisien.
Sesuai dengan pengalaman dan beberapa referensi menunjukkan bahwa jarang ada
keberhasilan peledakan di suatu tempat kemudian diterapkan di lokasi lain akan
berhasil dan menghasilkan peledakan yang sama.
Sehubungan itu setiap melakukan kegiatan perlu dilakukan evaluasi tingkat
keberhasilan, kelemahan maupun kesalahan-kesalahan yang mungkin saja terjadi.

3.2 Evaluasi dan Pelaporan Pengeboran


Pola pengeboran dilaksanakan berdasarkan hasil perencanaan peledakan yang
hasilnya tertuang dalam desain pola pengeboran.
Dalam hal ini, diasumsikan bahwa desain pola pengeboran cukup baik, sehingga
langkah-langkah evaluasi dan pelaporan pengeboran dibatasi pada kegiatan penyiapan
lokasi peledakan sampai dengan pengakhiran pengeboran.
3.2.1 Penyiapan Lokasi Peledakan
Penyiapan lokasi peledakan terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :
a. Jalan masuk ke lokasi peledakan yang penting dievaluasi adalah jalan
masuk yang tersedia apakah ada resiko/ potensi bahaya yang masih perlu
perhatian dan perbaikan antara lain :
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Elenyemen vertical dan horizontal dalam batas
persyaratan jalan masuk lokasi peledakan
(2) Perkiraan dan lebar permukaan jalan masuk
sesuai kebutuhan pelayanan minimal
(3) Panjang jalan diusahakan sependek mungkin
(4) Tidak melintasi daerah ramai

Apabila ada jawaban ”tidak” tentunya harus dicari penyebabnya dan perlu
perbaikan.

3 -1
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

b. Pembersihan Permukaan
Tentang pembersihan permukaan, dimaksudkan permukaan lokasi
peledakan. Adapun yang perlu dievaluasi terdiri :
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Permukaan lokasi bersih beban dari pohon dan
semak-semak
(2) Permukaan lokasi bersih dari lapisan tanah atau
batuan berserakan
(3) Terdapat lubang atau lubang jurang pada area
permukaan

c. Keadaan Site Plan


Site plan merupakan peta/ denah dari penataan letak penataan titik-titik
kegiatan yang menyangkut peledakan antara lain yang perlu dievaluasi
terdiri dari :
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Lokasi gudang bahan peledak dan detonator
sesuai peraturan perundang-undangan
(2) Jalan keluar masuk lokasi peledakan memenuhi
syarat peraturan perundang-undangan
(3) Letak kantor, fasilitas dan utilitas pada posisi
tepat sesuai rencana
(4) Tempat penimbunan dan pengolahan material
hasil peledakan tepat dan terjangkau secara
efektif dan efisien

d. Tindakan Pengaman Lokasi


Dalam kegiatan peledakan tindakan pengaman adalah fital, maka harus
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Semua jalan masuk yang melintasi lokasi
peledakan diberi pintu atau rumah jaga
(2) Alat sirine tersedia
(3) Tanda-tanda lalu lintas dipasang secara lengkap
dan tepat posisinya

3 -2
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

(4) Pagar pengamanan pada lokasi yang ditentukan


terpasang

e. Drainase
Khususnya tentang drainase akan menjadi penting mengingat bahwa
kegiatan peledakan membutuhkan air, dilain pihak bahan peledak harus
dihindarkan dari sentuhan air, dalam hal ini keadaan air di lingkungan lokasi
peledakan harus terkendali.
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Lokasi peledakan dimusim hujan tidak ada yang
becek, tidak licin
(2) Lokasi peledakan tidak amblas apabila dilalui
peralatan/ kendaraan
(3) Saluran air/ selokan jalan, tanggul dan saluran
pengering terpelihara dan lancar mengalirkan air
ke tempat tujuannya/ pembuangan

3.2.2 Pengukuran dan Pembuatan Profil


Berdasarkan desain pola pengeboran yang lengkap dengan dimensi dan
ukuran-ukurannya supaya selalu dipergunakan acuan pengukuran dan
pembuatan profil. Adapun unsur-unsurunya sebagai berikut :
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Peralatan pengukuran dan pembuatan profil
tersedia secara lengkap
(2) Pengukuran sudut dilakukan menggunakan alat
yang tersedia dan laik/ layak pakai
(3) Prosedur pengoperasian alat ukur ditaati.
(4) Pembuatan profil sebagai acuan pengeboran
sesuai desain pola pengeboran lengkap ukuran-
ukuran spasi, burden, jumlah baris lubang
(5) Hasil pengukuran dan pembuatan profil
dievaluasi dan diperiksa secara teliti
(6) Informasi hasil pengukuran dan pembuatan profil
lengkap dengan ukuran-ukuran dan dimensi
diserahkan kepada juru bor.

3 -3
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

3.2.3 Persiapan Pengeboran di Bawah Tanah


Pekerjaan penting yang harus dilakukan oleh ahli peledakan sebelum dilakukan
pengeboran adalah :
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Tanda-tanda pengamanan area/ lokasi
peledakan sudah dipasang
(2) Tanda-tanda lubang bor disertai spesifikasi dan
dipasang secara cermat dan teliti.

3.2.4 Pengamanan sesuai Sikluas Pengeboran


Siklus pekerjaan pengeboran yang perlu diamankan terdiri dari :
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Pengeboran lubang ledak (blasthole drilling)
(2) Pengisian lubang ledak (charging)
(3) Peledakan (blasting)
(4) Ventiliasi (ventilation)
(5) Pengamanan dinding lubang bukaan hasil
peledakan dan penyemenan dinding (scalling
and grouting) bila diperlukan
(6) Pemuatan dan pengangkutan (loading and
hauling)
(7) Mempersiapkan pengeboran untuk siklus baru
(setting up the new round)

3.3 Evaluasi Proses Pengeboran


3.3.1 Evaluasi Rencana Penambangan
Rencana peledakan untuk penambangan (batu, batubara, emas dan lain-lain)
perlu dilakukan evaluasi.
Adapun evaluasi dapat dipergunakan daftar simak berikut ini.
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Rencana target penambangan ditentukan :
a. Volumenya
b. Lamanya
c. Cara penambangan
d. Identifikasi kesulitannya

3 -4
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

3.3.2 Pengeboran dan Peledakan Awal


Biarpun pekerjaan persiapan/ pendahuluan belum selesai tuntas, sudah dapat
dilakukan pengeboran khususnya untuk penambangan batu/ quarry tahap awal
produksi yang dihasilkan masih banyak bercampur tanah ataupun batu-batu
lapuk.
Keadaan ini dapat dievaluasi pemanfaatan produksi misalnya batu lapuk dan
tanah dapat dipergunakan untuk penimbunan lubang-lubang lingkungan lokasi
peledakan atau untuk tambahan perkerasan jalan masuk.

3.3.3 Evaluasi Pola Pengeboran


Pola pengeboran ditetapkan berdasarkan “desain pola pengeboran” dan dipilih
untuk diterapkan pada lokasi peledakan yang sudah disurvei dan diteliti secara
seksama termasuk didalamnya penelitian karekteristik material yang akan
diledakan.
Adapun daftar simak evaluasi pengeboran sebagai berikut :
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Pengeboran dilakukan sesuai desain pola
pengeboran yang dipilih
(2) Alat pengeboran yang dipergunakan sesuai yang
ditentukan/ desain
(3) Jarak antara lubang bor (spasi = B) sesuai
desain
(4) Jarak antara lubang bor dengan tepi medan
ledakan (burden = B) sesuai desain
(5) Kedalaman lubang bor (kedalaman = L) sesuai
desain
(6) Ketinggian tebing jenjang peledakan (H=) sesuai
desain
(7) Tambahan/ perpanjangan lubang pengeboran
sesuai desain
(8) Lubang ular (snake hole) yang direncanakan
dibuat sesuai ukuran, dimensi/ kemiringan
(9) Ukuran diameter lubang pengeboran sesuai
desain
(10) Kedalaman, kelurusan ketegakan, lubang
diperiksa dan hasilnya sesuai dengan desain

3 -5
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

(11) Dalam pemeriksaan sedalam lubang bor tidak


ada yang longsor
(12) Pecahan/ serbuk material hasil pengeboran
diambil contohnya sebagai dasar pemeriksaan
jensi, sifat dan karekteristik material yang dibor
(13) Bahan penutup lubang bor (stemming) disiapkan
sesuai spesifikasi desain

3.3.4 Evaluasi Pembuatan Jenjang/ Lantai Kerja


Sebelum kegiatan peledakan berjalan dengan lancar, ekonomis seperti yang
direncanakan, pembuatan jenjang/ lantai kerja cukup menentukan keberhasilan
peledakan yang perlu dievaluasi terhadap pembuatan jenjang adalah :
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Ketinggian jenjang/ lantai kerja tepat sesuai :
a. Desain pola pengeboran
b. Peralatan pengeboran yang tersedia
(2) Jenjang/ lantai kerja cukup dalam dari
permukaan bebas sehingga :
a. Permukaan lantai kerja cukup lebar
b. Material/ batuan hasil peledakan cukup
banyak
c. Ruang kerja cukup luas
(3) Panjang jenjang dibuat untuk memungkinkan
pengeboran, peledakan dan pengambilan hasil
peledakan berjalan kontinu/ terus menerus
(4) Dapat dipergunakan lalu lintas alat pemuat,
pengeboran pengangkutan.

3.3.5 Operasi Pengeboran


Gunung, dataran tinggi, batu besar brongkol perlu dipecahkan dapat dengan
bahan peledak. Untuk memakai jumlah peledak yang tepat dan hasilnya sesuai
dengan yang diinginkan, pengeboran dengan yang diinginkan, pengeboran
kedalam batu/ material perlu dilakukan.
Pemilihan jenis bor yang dipergunakan terkait langsung dengan kedalaman,
kedangkalan dan besar kecilnya diameter lubang pengeboran.

3 -6
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

Evaluasi ketepatan pemilihan dan penggunaan peralatan pengeboran dapat


dibuat daftar simak sebagai berikut :
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Jack hammer dipergunakan pengeboan untuk
lubang kecil dan dangkal atau brangkal.
(2) Leg drill dipergunakan pengeboran untuk kecil
agak dalam
(3) Wagon drill dipergunakan pengeboran lubang
sedang dan besar cukup dalam
(4) Crawler drill dipergunakan pengeboran lubang
sedang dan besar cukup dalam

3.4 Evaluasi Kegiatan Operasional Peledakan


Yang pasti kegiatan peledakan merupakan lanjutan dari kegiatan pengeboran dan pola
pengeboran mengacu kepada desain pola pengeboran. Sedangkan kegiatan peleakan
mengacu desain pola peledakan.
Evaluasi kegiatan peledakan perlu dilakukan sebagai bahan penyempurnaan kegiatan
peledakan berikutnya dan masa mendatang.
3.4.1 Evaluasi persiaan peledakan
Sebagai landasan berfikur bersikap dan bertindak melakukan operasional
peledakan ada beberapa keuntungan yang perlu dipertimbangkan dan
dilaksanakan dan dievaluasi antara lain :
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Mengurangi getaran
(2) Mengurangi overbreak dan batu terbang (fly
rock)
(3) Mengurangi gegaran akibat airblast dan suara
(noise)
(4) Dapat mengarahkan lemparan fragmentasi
batuan
(5) Dapat memperbaiki ukuran fragmentasi batuan
hasil peledakan

3 -7
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

3.4.2 Evaluasi Pola Peledakan pada Areal Terbuka


a. Sebab peledakan kurang berhasil untuk menghindari kurang berhasilnya pola
peledakan di areal terbuka perlu melakukan evaluasi terhadap persoalan
mendasar dalam peledakan yang menghasilkan kegiatan peledakan kurang
berhasil.
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Penentuan waktu tunda yang terlalu dekat
(2) Penentuan urutan ledakannya yang salah
(3) Dimensi geometri peledakan tidak tepat
(4) Bahan peledaknya kurang atau tidak sesuai
dengan perhitungan
Apabila jawabnya banyak ”ya”, maka wajar peledakan kurang berhasil.
Kekurangan keberhasilan dalam tidak terbatas pada 4 butir diatas tetapi ada
beberapa hal lainnya antara lain :
- kurang mengenali jenis, sifat dan karekteristik material yang akan diledakan
- pola pengeboran yang tidak baik
- mungkin juga desain peledakan yang kurang tepat
b. beberapa metoda yang dapat dikembangkan untuk mendapatkan hasil
peledakan cukup baik antara lain dengan :
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Peledakan dengan waktu tunda antar baris
(2) Peledakan waktu tunda antar beberapa baris
(3) Peledakan waktu tunda antar lubang

3.4.3 Evaluasi pola peledakan pada areal bawah tanah


Prinsip peledakan bawah tanah pada dasarnya sama dengan di areal terbuka,
yaitu membuat seken ledakan antar lubang.
Evaluasi urutan peledakan di areal bawah tanah adalah :
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Diawali dengan pembuatan cut untuk
membentuk bidang bebas baru
(2) Urutan selanjutnya waktu tunda dimulai terdekat
dengan cut
(3) Terakhir peledakan terjadi pada sekeliling sisi
bukaan atap dan dinding

3 -8
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

3.4.4 Evaluasi Geometri Peledakan Jenjang


Kondisi material/ batuan dari suatu tempat-ketempat lain akan berbeda
walaupun mungkin jenisnya berbeda yang perlu dievaluasi tentang material
adalah :
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Kenampakan struktur material / geologi/ batuan
yang akan diledakan sama dengan desain
(2) Retakan/ rekahan/ sisipan adanya lempung,
bidang diskontinuitas sama dengan desain
(3) Penggunaan jumlah bahan peledak dihitung
sesuai dengan kondisi material yang ada yang
akan diledakan
(4) Jarak lubang dari permukaan bebas (B= burden0
dan jarak antar lubang pada baris sejajar
permukaan bebas (spasi = S) sesuai desan
(5) Tingi jenjang (H) kedalaman kolom lubang,
lubang tambahan sesuai desain.

3.4.5 Evaluasi Peledakan Primer


Peledakan primer adalah pemecahan material/ batu dan masa induknya
dengan tenaga ledak. Sesuai desain pola peledakan akan ditentukan hasil
peledakan yang diharapkan hasil peledakan yang diharapkan. Evaluasi
terhadap harapan hasil peledakan ditinjau dari kriteria sebagai berikut :
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Permukaan ledakan atau quarry yang bersih dan
aman, serta memuaskan
(2) Pemecahan yang baik digabung dengan
timbunan material atau batu dengan ketinggian
dan bentuk yang cukup untuk pemuatan mekanis
(3) Permukaan lokasi peledakan atau quarry yang
rapat tanpa retakan terbuka dibelakang garis
lubang ledakan
(4) Getaran tanah, ledakan udara dan suara yang
minimum

3 -9
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

3.4.6 Evaluasi pengisian muatan primer


Evaluasi untuk melakukan pengisian pemeriksaan dan evaluasi pengisian
primer dapat dilakukan sebagai berikut :
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
(1) Permukaan lantai kerja yang sudah dibor,
dibersihkan dari pekerjaan dan peralatan lain
kecuali pengisi muatan
(2) Bahan muatan primer (bahan peledak dan
kelengkapannya) dibawa secara hati-hati
(3) Semua lubang bor diperiksa dengan tongkat
pemadat dari bambu atau kayu
(4) Untuk mendorong muatan ke posisi dalam
lubang dengan menggunakan tongkat besi beton
(5) Sumbu/ kabel penyala ditahan dan diikatkan
pada suatu patok
(6) Petugas pengisi muatan mendengarkan secara
teliti dan cermat dan dapat memastikan posisi
muatan primer sudah pada posisi yang benar
(7) Muatan primer/ bahan peledak yang macet di
tengah lubang belum pada posisinya dapat
diposisikan dengan cara mendorong dengan
tongkat kayu/ bambu secara hati-hati
(8) Detonator dan sumbu penyala sudah diperiksa
dan dipastikan sudah baik dan sempurna
sebagai inisiator.
(9) Bila digunakan muatan primer dengan detonator
listrik, maka muatan primer dapat diletakan
sedekat mungkin pada dasar lubang
(10) Bila digunakan detonator biasa dan sumbu
pengaman, muatan primer harus diisikan paling
akhir
(11) Setelah semua muatan bahan sudah dimasukan
kedalam lubang maka sisa lubang harus ditutup
dengan penutup dalam keadaan lembab tidak
dapat terbakar
(12) Dalam memasang jaringan penyala tidak terjadi

3 -10
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

ada satupun lubang, berisi bahan peledak tidak


dihubungkan dengan jaringan penyala
(13) Jaringan penyala dari listrik telah dihitung
kapasitas tahanan hasilnya lebih besar dari
jumlah tahanan pada seluruh lubang yang akan
diledakan
(14) Jaringan penyala yang sudah dihubungkan
dengan ke seluruh muatan primer di seluruh
lubang ledak diperiksa secara teliti dan cermat
dengan ohm meter yang layak dan laik pakai.

3.5 Pelaporan Peledakan


Mengingatkan kembali bahwa pekerjaan peledakan merupakan salah satu pelaksanaan
tugas yang mengandung resiko sangat berat dan riskan terhadap kecelakaan, serta
sangat berbahaya apabila disalah gunakan.
Bertitik tolak dari uraian singkat tersebut diatas, maka pelaporan peledakan termasuk
didalamnya penyimpanan, pengangkutan, penggunaan, sisa penggunaan termasuk
adanya peledakan yang tidak meledak ”harus” dilaporkan.
Bentuk/ format laporan paling tidak harus memuat tentang hal-hal yang menyangkut
bahan peledak. Apabila ada petunjuk atau format standar dari yang berwewenang
harus diikuti dan diisi secara benar, teliti, cermat dan disiplin sesuai ketentuan yang
berlaku.
Hal-hal yang harus dilaporkan yaitu :
1. Gudang penyimpanan bahan peledak beserta perlengkapannya (misal = detonator)
2. Pengangkutan, penyimpanan, pengeluaran, penggunaan termasuk sisa
penggunaan atau bahan peledak yang tidak meledak.
3. Pelaporan dibuat secara rutin setiap selesai peledakan dilampiri berita acara
peledakan.
4. Setiap selesai peledakan harus dibuat ”Berita Acara Peledakan” yang disaksikan
oleh petugas kepolisian setempat.
5. Setiap satu lokasi gudang penimbunan bahan peledak harus terdapat petugas
administrasi bahan peledak yang bekerja sesuai dengan jam kantor.
Isian formulir pelaporan peledakan supaya tetap mengacu peraturan perundang-
undangan.

3 -11
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

3.6 Tindak Lanjut Evaluasi dan Pelaporan


Ditinjau dari segi manajemen evaluasi dan pelaporan merupakan unsur kegiatan
pengawasan dan pengendalian.
Dalam uraian ini kegiatan pengawasan dipisahkan dengan pengendalian yang sama-
sama merupakan fungsi “controlling”, ada maksudnya dengan penjelasan sebagai
berikut :
1. Pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti rencana dan program yang telah
ditetapkan. Dalam hal ini rencana yang dimaksudkan adalah rencana teknis,
sedang programnya adalah program pelaksanaan tahunan
2. Pengawasan dilakukan terhadap pelaksanaan pekerjaan dengan maksud :
a. menjaga, agar pekerjaan benar-benar dilaksanakan dengan mengikuti rencana
maupun program yang telah ditetapkan, dan
b. mengadakan pengamatan, seberapa jauh rencana program yang berlaku masih
benar-benar memberikan arah tindakan menuju terwujudnya produk utama
yang dikehendaki.
3. Untuk maksud tersebut, pengawasan meliputi kegiatan pelaporan dan evaluasi.
4. Pelaporan, memberikan informasi dan data-data lapangan seperti apa adanya,
sejauh fakta-fakta termasuk hal-hal ataupun perkembangan baru yang belum
diperhitungkan dalam rencana maupun rencana dan program.
5. Evaluasi dilakukan terhadap isi laporan dengan berpegang pada rencana dan
program serta kriteria maupun standar rencana dan program.
6. Evaluasi memberikan hasil berupa petunjuk untuk tindakan turun tangan
7. Pengawasan hanya sejauh menghasilkan produk berupa petunjuk untuk tindakan
turun tangan, tidak termasuk wewenang untuk turun tangan.
8. Yang berwenang melakukan tindakan turun tangan adalah yang bertanggung jawab
atas terwujudnya produk utama yakni yang menjalankan ”fungsi koordinasi”.
Sebagai contoh misalnya wsit dalam pertandingan sepak bola memegang komando
(sempritan), sedang pengawasnya adalah penjaga garis.
Masukan manajemen yang menampung fungsi ”pengendalian” akan berwujud ”tindakan
turun tangan”.
Tindakan turun tangan dilaksanakan dengan maksud untuk menjaga :
a. Agar pekerjaan benar-benar dilaksanakan dengan mengikuti rencana maupun
program yang telah ditetapkan.
b. Agar rencana maupun program yang berlaku benar-benar memberikan arah
tindakan menuju terwujudnya produk utama yang dikehendaki atau perlu tindakan
untuk perbaikan apabila ada kekurangan.

3 -12
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

Dengan dilakukan evaluasi dan pelaporan kemudian ditindaklanjuti dengan evaluasi


terhadap pelaporan hasil evaluasi dari tingkat bawahan dapat ditentukan 2
kemungkinan kejadian yaitu :
1. Memang kegiatan sudah berjalan dengan baik dan lancar sesuai rencana dan
program, maka perlu dipertahankan dan ditingkatkan
2. Ternyata, kegiatan masih ada kekurangan atau kelemahan jika ditinjau/
dibandingkan dengan rencana dan program, maka harus dilakukan tindak lanjut,
tindakan turun tangan.
Dalam rangka tindak turun tangan ini dapat dilakukan secara lisan atau melalui
pembuatan dokumen yang berupa tulisan ataupun gambar-gambar sebagai dasar
perbaikan.
Perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan dalam penerapan peraturan tentang dan
terkait peledakan antara lain dengan : mengamati, memeriksa dan meneliti daftar simak
evaluasi yang sudah diisi dengan lengkap dan benar kemudian disimpulkan :
- Yang diisi dengan ”ya” berarti sudah dijalankan sesuai seharusnya
- Yang diisi dengan ”tidak” berarti ada kesalahan, kelemahan atau kekurangan yang
harus dicari sebab dan akar persoalannya kemudian dilakukan tindakan perbaikan.

3 -13
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

BAB 4
EVALUASI PELAPORAN PENGGUNAAN LOGISTIK DAN PERALATAN

4.1 Umum
Dalam lingkungan perusahaan kegiatan administrasi logistik mencakup material untuk
proyek, sedangkan peralatan, tidak termasuk dalam kegiatan logistik, tetapi ditangani
terpisah.
Tentunya timbul pertanyaan yang mendasar mengapa tidak semuanya dimasukan
dalam kegiatan logistik saja, sehingga pengurusannya dapat lebih tersentralisir,
sedangkan unsur supply dan transport pengelolaannya mempunyai kesamaan-
kesamaan.
Sebagai diketahui, perusahaan mempunyai 5 sarana manajemen, yaitu berupa sumber
daya :
- sumber daya manusia
- sumber daya alat
- sumber daya uang
- sumber daya teknologi / metode
- sumber daya material
kelima jenis sumber daya tersebut satu dengan yang lain mempunyai bobot daya guna
yang seimbang, oleh karena otu keseluruhannya harus tertangani secara sama berat.
Inilah sebabnya mengapa sumber daya material ditangani secara terpisah dengan
sumber daya lainnya.
Material mempunyai peran sangat dominan di dalam keberhasilan penyelesaian suatu
proyek, oleh karena harus tertangani secara tersendiri agar dicapai hasil maksimal,
demikian juga untuk sumber daya yang lain.

4.2 Peran Administrasi Logistik


Yang dimaksud dengan logistik disini terbatas untuk lingkungan proyek konstruksi
adalah, material dengan segala penanganan dan aspeknya.
Sedangkan material diartikan sebagai komponen konstruksi terdiri dari :
a. Bahan konstruksi yaitu bahan, barang ataupun perlengkapan yang diperlukan untuk
membuat /membentuk bangunan yang harus disupply berdasarkan kontrak.
b. Bahan, barang ataupun perlengkapan kerja yang habis dipakai.
Administrasi logisitk adalah : Kegiatan perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan
penyaluran material dalam kaitannya dengan kegiatan pelaksanaan proyek.
4-1
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

4.2.1 Kedudukan Logistik dalam Kegiatan Perusahaan / Manajemen


Dengan jumlah biaya tertentu yang disediakan pemberi tugas untuk
penanganan konstruksi, perusahaan membuat bangunan dengan bentuk, besar
dan mutu seperti dikehendaki pemberi tugas yang tertuang dalam dokumen
kontrak.
Sebagai imbalan jasa, perusahaan menerima fee tertentu yang diperlukan
untuk biaya overhead, pajak dan keuntungan usaha.
Makin rendah biaya produksi yang berarti makin efisien pelaksanaan proses
konstruksai, makin besar kecenderungan perusahaan meraih laba usaha.
Keterlibatan sumber daya manusia, alat, uang, tekonologi secara berdaya guna
dalam proses konstruksi, memberi peluang perusahaan untuk mampu
memenuhi kewajibannya dan memperoleh laba yang ditargetkan.
Logistik dengan segala aspeknya dapat menambah atau mengurangi atau tidak
berpengaruh terhadap peluang tersebut di atas bila mana logistik dapat
berperan : efisien atau mungkin boros ataupun hanya sesuai rencana.

4.2.2 Kedudukan Logistik dalam Pembangunan Konstruksi


Berbicara tentang kedudukan logistik dalam pembangunan konstruksi kita harus
kaitkan hal tersebut dengan aspek pengelolaan pembangunan konstruksi itu
sendiri yang meliputi :
- metoda konstruksi
- scheduling : waktu pelaksanaan, alat, material, tenaga
- anggaran biaya
- cash flow (arus kas)
a. Bagi material yang termasuk kategori bahan konstruksi, umumnya jenis,
ukuran, jumlah ataupun mutunya tertentu sesuai dengan persyaratan
kontrak. Oleh karena itu metoda pelaksanaannya harus memperlihatkan hal
ini, misalnya :
- Pemasangan eskalator dilantai tingkat atas
- Pemasangan sistem AC yang benar
- Bangunan dengan kerangka baja, kayu dan material lainnya
- Bendungan, bangunan irigasi
- Bahan-bahan untuk finishing dari jenis tertentu.
- Pekerjaan jalan dengan menggunakan aspal beton, aspal penetrasi
ataupun beton untuk pavement.

4-2
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

b. Penyediaan material dalam kaitannya dengan masalah schedule sangat


dominan sekali.
Logistik perlu ditata dengan baik agar menjamin kebutuhan material dapat
dipenuhi tepat waktu, jumlah dan mutunya.
Banyak kasus terjadinya keterlambatan pekerjaan sebagai akibat
terlambatnya pendatangan atau penyediaan material, disebutkan oleh
perencanaan pengadaan material yang kurang teliti.

c. Logistik yang terselenggara dengan baik, efisien mempunyai efek kepada


pembiayaan yang efisien pula.
Sebaiknya bila mana logistik boros, misalnya karena harga pembeliannya
lebih tinggi, mutunya yang tidak sesuai terpaksa banyak ditolak,
penerimaan yang tidak teliti sehinigga volumenya kurang, karena harus
cepat-cepat terpaksa dipakai, angkutan dengan biaya lebih tinggi.
Logistik masuk pos biaya / bahan sehingga langsung akan berpengaruh
terhadap besar kecilnya biaya proyek.

d. Logistik perlu terselenggara secara terprogram menurut kebutuhan riil


waktu-waktu dari tahap-tahap kegiatan proyek, dengan demikian dana
untuk proyek dapat dimanfaatkan secara berdaya guna, hal ini sangat
berpengaruh kepada besarnya dana kerja yang disediakan. Dilain pihak
perbandingan antar dana yang disediakan dan biaya yang diperlukan
berjalan dengan seimbang, sehingga likuiditas (cash flow) proyek terbina
dengan baik.

4.2.3 Peran Logistik di dalam Kegiatan Pelaksanaan Proyek


Senada dengan kedudukan logistik dalam kegiatan pelaksanaan proyek maka
peran logistik dalam kegiatan suatu proyek cukup dominan. Lebih-lebih
bilamana dilihat dari struktur biaya suatu proyek, pos logistik bisa menempati
porsi 30 sampai 70% dari seluruh biaya proyek, tergantung kepada jenis
proyeknya.
Peran logistik dapat dilihat dari 3 aspek lain :
- waktu pelaksanaan
- mutu hasil pelaksanaan dan
- biaya penyelesaian proyek

4-3
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

a. Waktu pelaksanaan
Penyediaan material sesuai dengan saat pemakaiannya, ikut menjamin
pekerjaan selesai pada waktunya setidak-tidaknya keterlambatan tidak
disebabkan oleh masalah material.
Penyediaan material perlu diprogramkan sejak dari tempat asalnya,
prosedur yang mempengaruhi supply, jenis dan waktu pengangkutan.
Bahkan program tersebut harus sudah termasuk pembuatannya dipabrik
bilamana barangnya perlu dibuat terlebih dahulu, dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah : kapasitas produksi, lama pembuatan dan mutu
material.
b. Mutu Hasil Pelaksanaan
Perusahaan membuat bangunan dengan mutu sesuai yang telah disepakati
dalam kontrak dengan pemberi tugas.
Kesesuaian jenis dan mutu material beserta cara pelaksanaan yang
memadai (termasuk komponen bahan pembentuk) bilamana harus dibuat
dengan cara mencampur akan menghasilkan mutu bangunan sesuai
pesanan.
Sebaliknya penggunaan material yang dibawah persyaratan bisa berakibat
mutu bangunan yang dihasilkan berada dikualitas pesanan, ini bisa
berakibat hasilnya tidak bisa diterima oleh pemberi tugas dan
konsekuensinya bangunan yang sudah jadi harus dibongkar dan dibuat
ulang, berarti suatu pemborosannya biaya dan juga mengganggu citra.
Sebaliknya penggunaan material dengan mutu melebihi dengan yang telah
dipersyaratkan berarti naiknya biaya pelaksanaan, namun tidak menambah
citra yang jelas mengurangi laba.

c. Biaya Penyelesaian Proyek


- Pembelian material dengan harga diatas rencana bisa berakibat naiknya
biaya pelaksanaan.
- Pemakaian bahan yang mutunya kurang, walau harga menjadi lebih
murah, berakibat mutu hasil kerja kurang yang menjadi tidak bisa
diterima pemberi tugas, harus dibongkar dan diulang, pemborosan
biaya.
- Kekurangan lancaran supply material berakibat pelaksanaan kerja
tersendat-sendat, tidak selesai pada waktunya, overhead naik, citra
terpengaruh dan mungkin harga-harga bahan telah mengalami
kenaikan.

4-4
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

- Karena terlambat, harus dikejar (speed up) biaya pelaksanaan menjadi


naik.
- Akibat dari terlambat, likuiditas proyek terganggu karena uang masuk
yang berupa termin menjadi terlambat diterima.

4.2.4 Pengelolaan Logistik


A. Perencanaan dan Pengadaan Material
Penanganan logistik dalam kaitannya dengan kegiatan pelaksanaan proyek,
untuk itu perusahaan perlu menerbitkan manual logisitik.
- Manual berarti pedoman pelaksanaan
- Logistik berarti kegiatan perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, dan penyaluran material.
a. Bidang Logistik
- Membuat jadwal pengadaan bahan diproyek
- Melakukan survei dan memberikan informasi kepada Kepala Proyek
tentang sumber dan harga bahan.
- Menyelenggarakan pembelian bahan yang telah diputuskan oleh
Kepala Proyek sesuai jadwal pengadaan bahan dan prosedur
Perusahaan.
- Menyelenggarakan administrasi pergudangan tentang penerimaan,
penyimpanan dan pemakaian bahan.
- Membuat laporan manajerial tentang, penggunaan peralatan,
pemakaian dan persediaan bahan di proyek.
b. Bidang Teknik dan Administrasi Kontrak
- Melakukan pemeriksaan mutu bahan, mutu pekerjaan baik
dilapangan maupun dilaboratorium
- Membuat program penyesuaian mutu dan waktu agar hasil
pelaksanaan memenuhi persyaratan kontrak.
- Membuat alternatif design dan concrete mixed design.
- Membuat kontrak atau Surat Perintah Kerja (SPK) antara
perusahaan dengan mitra kontraktor dan atau sub kontraktor.
c. Bidang Pelaksanaan Proyek
Menjaga dan mengusahakan daya guna hasil dan hasil guna (efektivitas
dan efisiensi pemakaian bahan, tenaga dan peralatan proyek).
Aktivitas-aktivitas untuk melakukan tugas-tugas diatas, perlu dipahami
dan dikuasai kemampuan menanganinya antara lain:

4-5
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

a. Membaca dan memahami gambar-gambar kerja dan persyaratan


teknis (spesifikasi).
b. Menghitung volume material yang diperlukan.
c. Mengetahui dan memahami seluk belik mutu material
d. Membuat program pengadaan material
e. Membuat Surat Pesanan Material atau Surat Perjanjian Pesanan
Material.
f. Membuat Berita Acara Penerimaan Material
g. Memahami prosedur penerimaan material.
h. Memahami prosedur dan penyelenggaraan penyimpanan material
i. Memahami seluk beluk penyaluran material termasuk :
- Membuat Bon Pengeluaran Material
- Membuat Bon Pengeluaran bahan bakar / pelumas
- Membuat bon pemakaian alat
- Mengisi kartu gudang
j. Membuat evaluasi bulanan
k. Membuat laporan mingguan

B. Penerimaan Material
- Fungsi penerimaan untuk material adalah kelanjutan proses realisasi
dari Surat Perjanjian Pesanan Barang / Alat (SPPBA) yang telah dibuat
ataupun realisasi dari peminjaman atau mutasi.
- Fungsi penerimaan menjadi penting mengingat penerimaan berarti
proses pengalihan tanggung jawab dari supplier ataupun peminjam dari
pemasok material sebelumnya (mutasi) kepada pihak pemakai /
pemesan. Kesesuaian dalam mutu, jumlah dan saat penyerahan harus
mendapat perhatian sepenuhnya dalam proses penerimaan.
- Kegiatan penerimaan mencakup :
1. Pemeriksaan dokumen
2. Pemeriksaan fisik
- Mutu
- Jumlah
- Waktu penyerahan
3. Pengadministrasian
4. Pengaturan tempat penerimaan

4-6
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

1. Pemeriksaan dokumen
Pemeriksaan ini meliputi penelitian atas faktor penerimaan material
dicocokkan dengan surat pesanan material yang bersangkutan yang
meliputi pencocokan atas :
- Nama dan alamat pengirim
- Nama dan alamat yang dikirim
- Jenis, jumlah kualifikasi material yang tertera dalam faktor
pengiriman terhadap surat pesanan.
2. Pemeriksaan Mutu
Pemeriksaan mutu meliputi dua aspek :
a. Kualitas Material
b. Mutu material ditinjau dari ukurannya
1) Pemeriksaan kualitas material
Sarana pemeriksaan
- Syarat-syarat material / spesifikasi material yang dikehendaki
di dalam Surat Perjanjian Pesanan.
- Standar Industri Indonesia (SII)
- Standar lain seperti : JIS, ASHO dan lain-lain

Cara pemeriksaan :
- Untuk material tertentu sebaiknya disediakan contoh yang telah
diuji mutunya dan atau telah disetujui owner
- Material yang persyaratan kualitasnya tinggi hendaknya selalu
dilakukan pengujian atau pemeriksaan di laboratorium
- Material yang mutunya menurun dengan cepat agar
diperhatikan saat kapan diproduksi.
- Secara umum harus dipenuhi persyaratan-persyaratan didalam
Surat Perjanjian Pesanan.

2) Pemeriksaan ukuran Material


- Dalam hal terdapat persyaratan ukuran, maka material yang
dikirim harus memenuhi syarat-syarat ukuran yang diminta.
- Perlu mendapat perhatian adanya berbagai macam ukuran
dipasaran yang dikenal dengan nama ”kurus atau gemuk”.
- Material curah, diukur menurut ukuran stapel atau tempat yang
telah dibuat dan tidak diukur diatas alat angkut / truck.

4-7
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

Bagian logistik dan peralatan / seksi logistik dan peralatan / staf


logistik dan peralatan setelah memeriksa material dan hasilnya
sesuai dengan persyaratan dalam SPBA, membuat Berita Acara
Penerimaan Material (BAPBA) dengan menggunakan form
BAPBA.
BAPBA asli diserahkan kepada supplier untuk kelengkapan
dalam penagihan, sedangkan copy BAPBA diberikan kepada
Bagian Logistik dan Peralatan / Seksi Logistik dan Peralatan /
Staf Logistik dan Peralatan dan Bagian Personalia dan
Keuangan / Seksi Personalia dan Keuangan / Staf Personalia
dan Keuangan untuk dicatat sebagai hutang.
3) Pengadministrasian
Seluruh material yang telah diterima harus segera dicatat dalam
buku stok gudang / buku mutasi gudang dengan menggunakan
model kartu gudang.

CABANG : .......................... KODE .............


PROYEK : .......................... KARTU GUDANG NOMOR ...........

Nama Bahan/Material/Alat :

PENERIMAAN PENGELUARAN
No. JUMLAH JUMLAH SISA KET.
TANGGAL JUMLAH JUMLAH
TERUSAN TERUSAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

4) Pengaturan Tempat Penerimaan


Material yang telah disetujui / diterima baik dan dicatat dalam
kartu gudang selanjutnya diteruskan ketempat penerimaan atau
tempat penyimpanan.
Hal ini diatur tersendiri didalam fungsi penyimpanan.

C. Penyimpanan Material
- Penyimpanan adalah kegiatan atau usaha pengurusan
penyelenggaraan dan pengaturan persediaan di dalam ruang
penyimpanan.
- Penyimpanan berfungsi menjamin terpenuhinya kebutuhan material dan
pengamanan terhadap kerusakan dank kehilangan.
- Fungsi penyimpanan mencakup kegiatan :

4-8
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

1. Perencanaan / penyiapan / pengembangan ruang penyimpanan


(storage space).
2. Penyelenggaraan tata laksana penyimpanan (astorage procerure)
3. Perencanaan / penyimpanan / pengoperasian alat bantu barang
(material handling equipment).
4. Tindakan keamanan dan keselamatan (security and safety).

a. Perencanaan / penyiapan / pengembangan ruang penyimpanan


dengan dan dalam kaitannya dengan kegiatan yang lain diproyek
dengan mempertimbangkan :
- kelancaran harus supply ke dan dari tempat penggunaan
material
- terhindar dari kemungkinan akibat banjir, kelembaban tanah,
bahaya kebakaran dan sebagainya.
- terjaminnya dalam segi keamanan terhadap pencurian sabotase
dan sebagainya.

b. Pengaturan Ruang
- Pengaturan ruang meliputi :
 Bentuk ruang disesuaikan dengan jenis barang bentuk
barang dan jenis gudang.
 Agar diperoleh efisiensi didalam pemanfaatan, dipergunakan,
stocking, bindung, penggunaan pallet, rack pallet, box pallet
dan sebagainya.
- Didalam tata ruang gudang dibedakan antara penempatan
barang yang tergolong fastmofing medium moving dan slow atau
barang yang sering diminta / digunakan.
- Penggolongan menjadi fast moving, medium moving dan slow
moving dengan bantuan pengumpulan data dari setiap
permintaan barang kita catat pada form tertentu.
Dalam hal ini untuk diproyek lebih cepat bila mana penentuan
tersebut didasarkan kepada data pada proyek sejenis yang
sudah selesai dilaksanakan.
Tujuan pengumpulan data tersebut adalah untuk menentukan
rangking call (permintaan).

4-9
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

Cara menentukan rangking call :


- Catat semua jenis material yang akan disimpan digudang.
- Catat berapa kali permintaan dari setiap jenis material dalam
periode tertentu (atau jumlah frekuensi call).
- Kemudian susun dalam proses mulai dari fekuensi tertinggi
berturut-turut hingga yang terendah.
- Selanjutnya diisi Accumulative Call-nya dan prosentase
accumulative call.
- Dari sini dapat ditentukan ranking call, atau penggolongan
material kedalam fast mediuk slow miving.

c. Macam material, jenis gudang / ruang penyimpanan dan cara


penyimpanan.
c.1 Penyimpanan dalam gudang tertutup / semi tertutup.
 Semen
- Buat satu landasan yang memadai yaitu ganjal-ganjal
balok dan dapat ditambah dengan lapisan papan
dengan jarak cukup agar didapat kerenggangan antara
material dengan lantai kerja, untuk mendapatkan
sirkulasi udara yang cukup agar terhindar dari
kelembaban.
- Penumpukkan material dianjurkan tidak terlalu tinggi,
guna menghindarkan penambahan alat-alat bantu pada
saat pemindahan (loading / unloading).
- Aturlah antara penumpukan yang satu dengan yang lain
mempunyai kerenggangan jarak yang cukup.
- Bila terjadi penambahan stock baru usahakan stock
lama diatas stock baru.
 Kayu papan / balok / dolken / kayu lapis
- Umumnya disimpan pada gudang semi tertutup,
termasuk untuk kusen-kusen jati pintu-pintu / jendela
dan lain-lain.
- Buat satu landasan yang memadai denga ganjal-ganjal
berjarak cukup dan terletak segaris vertikal untuk
menghindarkan kelembaban dan kelengkungan waktu
penumpukan.

4-10
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

- Untuk kayu yang ukurannya beraneka ragam dianjurkan


membuat pallet atau rak-rak penyimpan supaya
penumpukan dapat dikelompok menurut jenis atau
ukuran.
- Bagi kayu yang mempunyai kadar air cukup tinggi
(dalam keadaan basah) penumpukan dilakukan dengan
posisi berdiri miring.
 Material Cairan (tidak termasuk bahan bakar)
- Meliputi cat, tinner (sejenis) chemical yang umumn ya
dikemas dalam kaleng / plastik.
- Penyimpanan dapat dilakukan diatas lantai kerja rak-
rak.
- Dianjurkan dalam penyimpanan cukup jauh atau aman
terhadap bahaya kebakaran
 Paku, kawat/kawat beton dan Peralatan / Perlengkapan
Kerja
- Materi ini pada umumnya tidak mencapai volume
banyak dalam penyimpanan
- Dapat disimpan diatas lantai kerja atau alat-alat
penggantung.
 Material Khusus (bahan bakar / pelumas dan bahan
peledak)
- Dianjurkan penyimpanan terpisah / dapat berdiri sendiri
- Berikan label pada drum-drum penyimpanan
- Buat tanda-tanda bahaya
- Sediakan alat-alat pemadam kebakaran secukupnya.
c.2 Penyimpanan pada gudang terbuka :
 Besi beton, besi kanal / besi konstruksi
- Umumnya penyimpanan material besi disimpan pada
gudang terbuka tapi tidak tertutup kemungkinian
disimpan / ditumpuk didalam gudang semi tertutup
(tergantung volume dan kebutuhan).
- Dianjurkan menyiapkakn / menyediakan alat penutup
bila dipandang perlu
- Penumpukan harus memperhatikan jadwal pemakaiani
masing-masing material sehingga dapat dihindarkan
penumpukan tumpang tindih, contoh :
4-11
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

Material yang dipakai lebih awal sudah pasti datangnya


lebih awal pula, pula suatu keadaan material tersebut
datang / masuk secara bersamaan atau material yang
pemakaiannya lebih awal belum habis, langsung
ditimpa diatasnya dengan material yang pemakaiannya
lebih / masih lama.
- Penumpukan diatur menurut ukuran atau jenis material.
 Batu kali / slit / koral / pasir (sejenis).
- Penyimpanan dianjurkan memakai dinding-dinding
pemisah atau kotak-kotak stapel.
- Sediakan alat-alat penutup bila diperlukan
 Aspal
- Perlu perhatian khusus, terutama pada saat
penerimaan, diperiksa dengan teliti kebocoran pada
drum.
- Buat lantai yang memadai, sehingga kalaupun ada
gangguan kebocoran selama penyimpanan dapat
dilakukan tindakan preventif.
- Kalau bisa, hindarkan dari sinar matahari secara
langsung atau sediakan alat-alat tertutup.
- Kalaupun ada drum yang bocor dapat dilakukan dengan
penambalan merubah letak penyimpanan, memotong
drum atau mengganti sama sekali.
 Stock Material
Pada dasarnya antara pengadaan dan persediaan material
adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, karena disatu
pihak tingkat pelayanan terhadap pemakai material
dilapangan harus dipenuhi dan dilain pihak stock
persediaan seminimal mungkin.
Untuk mendapat stock material yang optimal ditempuh
prosedur sebagai berikut :
1. Kepala gudang berdasarkan kartu gudang memberikan
informasi digudang setiap satu minggu sekali (paling
lambat setiap hari senin) dengan memakai atau
mengambil data dari kartu stock material seperti
formulir ”kartu stock” kepada bagian logistik dan
Peralatan / Staf Logistik dan Peralatan.
4-12
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

2. Atas dasar informasi kepada Gudang Bagian Logistik


dan Peralatan / Staf Logistik dan peralatan membuat
jadwal pengadaan material yang sudah ada.
3. Setiap akhir bulan bagian logistik dan peralatan / Staf
Logistik dan Peralatan bersama-sama dengan Kepala
Gudang, berdasarkan buku / kartu gudang membuat
stock opname (penilaiannya besarnya stock material
dalam nilai rupiah).
4. Penyelenggaraan Tata laksana Penyimpanan
Tata laksana penyimpanan mencakup proses
penerimaan, pengiriman, persediaan pertanggungan
jawaban dan pemeriksaan, pelaporan.
Bentuk formulir untuk keperluan ini telah diuraikan pada
bab terdahulu pada pengadaan material.
5. Perencana / Penyimpanan / Pengoperasian alat bantu
pengatur barang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Jenis alat bantu tergantung kepada jenis material
2. Ukuran alat bantu disesuaikan / dikaitkan dengan
ukuran ruang penyimpanan.
6. Tindakan Keamanan dan Keselamatan
a. Tindakan ini ditujukan kepada :
- pencegahan ancaman bahaya kebakaran
- pencegahan ancaman pencurian
- pencegahan tindakan sabotase
b. Untuk maksud tersebut perlu diperhatikan :
- penerangan yang cukup didalam dan diluar
gudang
- ventilasi yang baik
- pintu cukup lebar dengan alat pengunci yang
memadai
- dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran,
instalasi air untuk keperluan pemadam api.
- dilengkapi dengan PPPK
- Diadakan latihan secara berkala bagi petugas-
petugas yang terkait.

4-13
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

CONTOH

DAFTAR MATERIAL LOKAL / IMPOR *)


CABANG / UNIT :
PROYEK / AB :

NO. URAIAN SATUAN VOLUME UKURAN MERK TYPE KAPASITAS LAIN-LAIN KET.

Disetujui, Dibuat oleh :

Kepala Proyek Kabag/Kasi/Staf Tek. & Adm. Kontrak Kabag/Kasi/Staf Log. & Peralatan

( .......................................................) ( .......................................................) ( .......................................................)


(*) Coret yang tidak perlu
(x) yang dimaksud

4-14
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

CONTOH
JADWAL PENGGUNAAN MATERIAL LOKAL / IMPOR
CABANG / UNIT :
PROYEK / AB :

RENCANA
TAHUN
PENGGUNAAN
NO. URAIAN Ket.
BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 Dst.
SATUAN VOLUME
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Disetujui, Dibuat oleh :

Kepala Proyek Kabag/Kasi/Staf Tek. & Adm. Kontrak Kabag/Kasi/Staf Log. & Peralatan

( .......................................................) ( .......................................................) ( .......................................................)


(*) Coret yang tidak perlu
(x) yang dimaksud

4-15
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

SURAT PESANAN MATERIAL


No. : .......................................

Kepada Yth, : ..................................................................


Alamat : ..................................................................
NPWP : ..................................................................
Untuk melaksanakan : ..................................................................
Nama Proyek / AB : ..................................................................

No. Nama Bahan (**) Volume Harga Satuan Jumlah

SYARAT-SYARAT YANG HARUS DIPENUHI :


1. Material harus sudah diserahkan pada tanggal ....................................
2. Franko / loko digudang (**) ...................................................................
3. Kualitas baik, sesuai dengan contoh / permintaan ...............................
4. Material yang tidak memenuhi syarat akan ditolak ..............................
5. Sanksi ..................................................................................................
6. Harga termasuk / belum termasuk pajak (**) .......................................
7. Pembayaran .........................................................................................

SETUJU ..........................., ............. 19 ......


Dengan syarat tsb. diatas Kepala Proyek

(.......................................) (.......................................)
Nama Jelas Nama Jelas

Tembusan :
1. untuk lampiran tagihan
2. untuk akuntansi
3. untuk .......
4. untuk keuangan
5. untuk arsip proyek

(*) - Cantumkan nama proyek dalam hal material, sebutkan data teknis, spec. dari material
secara lengkap
(**) – Coret yang tidak perlu

4-16
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

BERITA ACARA PENERIMAAN MATERIAL (BAPM)


Nomor : ......................................

Pada hari ini ................... tanggal ..................... bulan ..................... tahun seribu sembilan ratus
..................... telah diadakan serah terima material sesuai SPM no. ..................... tanggal
..................... kepada ..................... untuk proyek ..................... A.B .......................

Harga Satuan Jumlah


No. Uraian (*) Volume
Rp. Rp.

Jumlah

Terbilang : ........................................................................................................................................

Menyetujui : Yang menerima :


Yang menyerahkan
Kepala Proyek/ Kabag/Kasi/Staff
Penerima SPBM
Ka. Lapangan Logistik & Peralatan

(.............................................) (.............................................) (.............................................)

Tembusan ;
1. untuk lampiran tagihan
2. untuk akuntansi
3. untuk .......
4. untuk Keuangan
5. untuk arsip proyek

(*) - Dalam hal uraian material, sebutkan data teknis spesifikasi dan kondisi material secara
lengkap

4-17
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

SURAT PERJANJIAN PESANAN MATERIAL (SPPM)

ANTARA
..........................................

DENGAN
..........................................

...........................................................................................
Nomor : ....................................

Pada hari ini .........................., tanggal .......................... bulan .......................... tahun seribu
sembilan ratus .......................... kami yang bertanda tangan dibawah ini :

(1) .......................... : .......................... dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
.......................... yang berkedudujan di .......................... untuk
selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA
(2) .......................... : .......................... dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
.......................... yang berkedudujan di .......................... untuk
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA

Kedua belah pihak telah sepakat untuk mengadakan perjanjian yang mengikat untuk membuat
Surat Perjanjian Pesanan Material berupa : .................................... untuk keperluan proyek
.................................... yang diatur dengan ketentuan syarat-syarat dalam Pasal-pasal sebagai
berikut :

(Selanjutnya Pasal-pasal dibuat sedemikian rupa sehingga kepentingan Perusahaan baik dalam
hal harga, likuiditas dan mutu terpenuhi. Untuk ini harap dipedomani pula petunjuk didalam
lembaran pengamanan Hak-Hak Perusahaan).

4-18
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

4.3 Laporan Penggunaan Peralatan


4.3.1 Umum

Seperti halnya pada pengoperasian peralatan pada umumnya, pada


pengoperasian peralatan pengeboran harus dibuat laporan operasi, yaitu
mencakupi pembuatan laporan harian operasi yang memuat hal-hal yang
berkaitan dengan pengoperasian mesin yang dibuat oleh operator excavator,
dan selanjutnya dibuat laporan operasi lainnya (mingguan atau bulanan)
yang memuat hal-hal lebih luas dari laporan harian, rekap dari laporan harian
yang dianggap perlu, laporan operasi dibuat menurut jenis-jenis laporan
yang ada, yaitu laporan harian operasi, laporan mingguan dan laporan
bulanan.

Dalam hal tersebut diatas, mungkin saja beberapa perusahaan atau proyek
tidak membuat semua jenis laporan sebagaimana diutarakan diatas, tetapi
hanya membuat laporan harian dan laporan bulanan saja.

Disamping laporan tersebut diatas, ada laporan lain yang sifatnya khusus,
memuat atau menyampaikan informasi yang khusus dan pada waktu-waktu
tertentu saja, misalnya laporan terjadinya kebakaran, pencurian dan
sebagainya yang menyangkut peralatan atau komponennya, sehingga mesin
terpaksa tidak dapat melakukan tugas operasi pengeboran, dan lain
sebagainya.

4.3.2 Jenis Laporan


a. Laporan Harian
Laporan harian ini dikenal dengan LHO atau laporan harian operasi yang
ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan pengoperasian excavator dan
dibuat setiap hari setelah selesai pekerjaan oleh operator excavator,
secara benar dengan menggunakan formulir yang telah di
desain/dirancang.

Untuk memperkuat kebenaran isi laporan, maka laporan perlu diketahui


oleh atasan langsung operator, misalnya foreman yang bersangkutan,
atau pengawas pekerjaan, atau pelaksana lapangan, atau pejabat lain
yang ditunjuk (lain perusahaan atau proyek, mungkin lain pejabat yang
mengesahkan laporan harian).

4-19
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

b. Laporan Mingguan
Laporan mingguan ini sifatnya lebih luas, tidak rinci seperti laporan
harian, laporan ini merupakan rekap dari laporan harian ditambah
dengan beberapa informasi mengenai pelaksanaan pekerjaan dengan
cakupan yang lebih luas, sesuai dengan cakupan tanggung jawab
pembuat laporan.

Laporan ini dibuat oleh para pengawas pelaksana pekerjaan atau para
mandor.

Sebagian instansi/perusahaan tidak membuat laporan ini, tetapi langsung


pada laporan bulanan, tergantung dari tingkat urgensi laporan.

Misalnya untuk suatu pekerjaan/proyek yang sifatnya mendesak (crash


program) atau sangat mendesak (super crash program) maka laporan
mingguan diperlukan, karena kemajuan pekerjaan dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan perlu diketahui oleh pihak
atasan dalam selang waktu yang pendek.

c. Laporan Bulanan
Laporan harian yang diterima dari lapangan/operator, oleh para
pengawas dipelajari dan di sarikan atau dikompilasi dan dievaluasi,
hasilnya disusun menjadi laporan bulanan.

Hasil evaluasi dipergunakan juga untuk penyusunan laporan hal-hal yang


sifatnya lebih luas, sampai pada cakupan manajerial, untuk pengambilan
langkah-langkah manajerial, atau juga teknis pelaksanaan.

4.3.3 Isi Laporan


a. Umum
Laporan harian operasi berisi berbagai macam hal yang berhubungan
dengan pengoperasian excavator. Mungkin saja terjadi sedikit perbedaan
isi laporan diantara laporan yang satu dengan laporan lainnya, namun
pada dasarnya hampir sama, seperti diantaranya :
1. Data Proyek (nama, lokasi, dsb).
2. Data Alat (jenis, merek/type, tahun pembuatan, kapasitas,dsb).
3. Kondisi Alat.
4. Rincian pekerjaan (jenis pekerjaan, waktu pelaksanaan, dsb).
5. Hasil pekerjaan (lebar, panjang, dalam galian, dsb).

4-20
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

6. Pemakaian bahan (bahan bakar, minyak pelumas, minyak hidrolik,


dsb).
7. Dan lain sebagainya.

4.3.4 Bentuk Laporan


Laporan harian operasi pada umumnya mempunyai bentuk yang mudah
dikerjakan, yaitu bentuk formulir. Dengan demikian untuk suatu laporan,
formulir telah didesain/dirancang sesuai dengan kebutuhan, dan selalu
diusahakan agar mudah dan sederhana dalam pengisiannya, untuk
menghindari kesalahan-kesalahan pengisian.

Disamping bentuk format (formulir) laporan dibuat juga dalam bentuk surat,
bilamana hal yang dilaporkan merupakan hal-hal yang khusus atau berupa
kasus-kasus yang terjadi didalam lingkup pekerjaan.

4.3.5 Cara Mengisi Laporan


Pengisian dilakukan dengan memperhatikan materi yang ada didalam
formulir laporan termasuk satuan-satuan yang harus diisikan. Sebagian
diantaranya ada yang harus diisi dengan angka, dengan huruf, sebagian
lainnya diisi dengan tanda-tanda saja, misalnya tanda (x) atau semacam
huruf v ( ).

Pengisian laporan harus mengikuti petunjuk pengisian, baik petunjuk lengkap


maupun petunjuk sebagian saja.

Hal ini penting karena petunjuk pengisian tersebut besar artinya ; bila tidak
mengikuti petunjuk atau menyalahi petunjuk, maka laporan dapat menjadi
salah besar misalnya petunjuk pengisian mengharuskan diisi dengan satuan
m(meter), tetapi diisikan dengan km (x1000), atau km/jam diisi dengan
mil/jam, dan sebagainya. Oleh karena itu ikuti petunjuk atau cara pengisian
dari formulir yang bersangkutan.

4.3.6 Penyampaian Laporan


Laporan yang sudah selesai diisi dan telah disyahkan harus secepatnya
dikirim kepada alamat yang telah ditentukan.

Laporan harus di sampaikan dengan tepat waktu dan tepat kirim.

4-21
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

a. Tepat Waktu
Tepat waktu, dimaksudkan penyampaian laporan harus sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan atau sesuai dengan jenis laporan.

 Laporan Harian, disampaikan tiap hari, pada hari yang bersangkutan


atau paling lambat keesokan harinya, atau sampai pada batas akhir
yang ditentukan.

 Laporan Mingguan, disampaikan pada tiap akhir minggu yang


bersangkutan, atau tiap awal minggu berikutnya, atau sesuai dengan
yang ditentukan.

 Laporan Bulanan, disampaikan pada tiap akhir bulan yang


bersangkutan, atau paling lambat pada tiap awal bulan berikutnya, atau
sesuai dengan yang ditentukan lain.

b. Tepat Kirim
Tepat Kirim, dimaksudkan bahwa laporan harus dikirim dan disampaikan
kepada pejabat yang berhak sesuai dengan hirarki atau ketentuan lain.
Misalnya laporan harian harus dikirim dan disampaikan kepada atasan
langsung operator atau pengawas pekerjaan atau pejabat lain yang
ditentukan.

Sedangkan laporan bulanan (yang dibuat oleh para formen atau


pengawas lapangan, atau yang lainnya), dikirim kepada Pelaksana
Lapangan atau Pelaksana Pekerjaan.

4.3.7 Laporan K3

a. Umum
Disamping laporan-laporan yang sudah dibahas sebelumnya ini, ada
suatu laporan khusus yang harus dibuat. Pada setiap pelaksanaan
pekerjaan di lapangan/proyek, yaitu laporan K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja).

Laporan K3 ini dibuat oleh operator peralatan dan pelaksana lapangan,


yang harus dibuat dan dikirim ke atasan sesuai dengan jadwal waktu
yang telah ditetapkan (periodic atau setiap memakai pekerjaan baru).

4-22
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

Pada dasarnya laporan ini memberikan informasi, sejauh mana K3


ditempat kerjanya dilaksanakan, baik oleh operator maupun oleh
pelaksana sesuai dengan lingkup tugas masing-masing.

Dengan laporan ini diharapkan setiap petugas memberikan perhatian


kepada segala sesuatu yang berkaitan dengan K3 sehingga kecelakaan
dapat dihindarkan dan kalaupun masih saja terjadi maka akan dapat
ditelusuri dengan tidak terlalu sulit, ditemukan penyebabnya dan
dilakukan perbaikan-perbaikan sistem pencegahan kecelakaan, untuk
menghindari terjadinya kecelakaan.

b. Daftar Simak Potensi Kecelakaan Kerja


Pada setiap pelaksanaan pekerjaan hampir selalu ada potensi
kecelakaan yang setiap saat bisa muncul dan menimbulkan kecelakaan.
Potensi ini perlu diketahui adanya oleh para pelaksana dilapangan,
terutama para operator, sehingga yang bersangkutan masing-masing
dapat lebih waspada dan dapat menghindari terjadinya kecelakaan.

Daftar simak tersebut berisi potensi kemungkinan terjadinya kecelakaan


kerja pada setiap langkah pekerjaan berdasarkan kondisi kerja dan
lingkungannya.

c. Daftar Simak Keselamatan Kerja


Daftar simak keselamatan kerja ini ada 2 macam yaitu daftar simak yang
harus dibuat dan ditanda tangani oleh operator dan daftar simak yang
dibuat dan ditanda tangani oleh pelaksana lapangan.

Pada dasarnya daftar simak pertama (yang dibuat oleh operator) adalah
menginformasikan kegiatan dan penyediaan sarana yang terkait dengan
keselamatan dan kesehatan kerja yang telah dilakukan. Sementara yang
lainnya (yang ditanda tangani oleh pelaksana lapangan)
menginformasikan mengenai pengawasan sejauh mana sarana atau
perlengkapan keselamatan kerja telah dipergunakan secara benar.

d. Bentuk dan Cara Pengisian Daftar Simak


Daftar simak dirancang (didesain) berupa formulir isian yang cukup
mudah cara mengisinya. Untuk daftar simak potensi kecelakaan diisi
dengan memberi tanda (misalnya X, atau  ) pada kolom yang sesuai
dengan potensi kecelakaan kerjanya (berada pada kolom keterangan)
untuk setiap langkah kerjanya.

4-23
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

Untuk daftar simak kecelakaan kerja, dilakukan dengan memberi tanda


(misalnya X, atau  ) pada kolom-kolom yang tersedia sesuai dengan
senyatanya (ya, atau tidak), sebagai jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan pada kolom Daftar Pertanyaan.

Dari sedikit uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa laporan K3 pada


hakekatnya adalah merupakan informasi mengenai pelaksanaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja disuatu tempat pelaksanaan kegiatan
pekerjaan/proyek pada setiap tahap pelaksanaan pekerjaan, dengan
menggunakan daftar simak (cek list) mengenai potensi kecelakaan kerja
dan keselamatan kerjanya.

4.3.8 Perhatian Bagi Operator Peralatan


 Harus diingat bahwa dari data yang anda laporkan akan menjadi bahan
pengambilan keputusan manajemen bahkan mungkin tingkat manajemen
puncak
 Harus diingat bahwa betapa pentingnya data yang anda laporkan, dan
dituntut untuk mengisinya dengan benar dan penuh tanggung jawab
 Harus diingat bahwa keterlambatan penyampaian laporan akan
berdampak terlambatnya informasi yang sampai ke tingkat manajemen,
yang mungkin akan merugikan karyawan termasuk anda sendiri. Untuk
itu harus disiplin agar laporan tepat waktu
 Biasakan untuk selalu mencatat semua kegiatan anda dan hasilnya
tuangkan dalam laporan sesuai dengan yang diminta.

4.3.9 Contoh Laporan


Sebagai contoh disajikan salah satu bentuk laporan harian operasi, dan
laporan K3 (sebagai lampiran).
Usahakan tidak terlalu banyak menulis.

4.4 Tindak Lanjut Hasil Evaluasi dan Pelaporan


Masukan manajemen yang menampung fungsi “pengendalian” akan berwujud
“tindakan turun tangan”.
Tindakan turun tangan dilaksanakan dengan maksud untuk menjaga :
a. Agar pekerjaan benar-benar dilaksanakan dengan mengikuti rencana maupun
program yang telah ditetapkan.

4-24
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

b. Agar rencana maupun program yang berlaku benar-benar memberikan arah


tindakan menuju terwujudnya produk utama yang dikehendaki atau perlu
tindakan untuk perbaikan apabila ada kekurangan atau kelemahan.
Dengan dilakukan evaluai dan pelaporan kemudian ditindak lanjuti dengan evaluasi
terhadap pelaporan hasil evaluasi dari tingkat bawahan dapat ditentukan 2
kemungkinan kejadian yaitu :
1. Memang, kegiatan sudah berjalan dengan baik dan lancar sesuai rencana dan
program, maka perlu dipertahankan dan ditingkatkan.
2. Ternyata kegiatan masih ada kekurangan atau kelemahan, jika ditinja/
dibandingkan dengan rencana dan program, maka harus dilakukan tindak lanjut
tindakan turun tangan.
Dalam rangka tindak turun tangan ini dapat dilakukan secara lisan atau melalui
pembuatan dokumen yang berupa tulisan ataupun gambar-gambar sebagai dasar
perbaikan :
Perbaikan-perbaikan yang perlu dalam rangka pemanfaatan sumber daya
terutama logistik pengoperasian peralatan antara lain : mengamati, memeriksa
dan meneliti daftar simak evaluasi yang sudah diisi dengan lengkap dan benar
kemudian disimpulkan :
- Yang diisi dengan “ya” berarti sudah dijalankan sesuai seharusnya
- Yang diisi dengan “Tidak” berarti ada kesalahan, kelemahan atau kekurangan
yang harus dicari sebab dan akar persoalannya kemudian dilakukan tindakan
perbaikan.

4-25
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

LAMPIRAN :
1. Contoh Form Laporan Harian Operasi
2. Contoh Form Laporan K3
 Form Daftar Simak Kecelakaan Kerja
 Form Daftar Simak Keselamatan Kerja (2 bentuk)

4-26
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

DAFTAR SIMAK POTENSI KECELAKAAN KERJA

Jenis Pekerjaan : ……………………………………………….


Lokasi : ……………………………………………….

No. Keterangan A B C D E Keterangan

1. Pemeliharaan Harian A = Terbentur komponen


2. Penggalian Material B = Terkena cairan bertekanan
3. Pembuatan Parit dan Saluran C = Terkena minyak panas.
4. Pemuatan Material ke dalam Excavator D = Jatuh terpeleset.
5. Pembuatan Slope E = Terhisap debu halus.
6. Pengoperasian pada medan yang lemah

Dibuat Oleh : Pelaksana Lapangan


Diperiksa Oleh : Safety Officer
Disetujui Oleh : …………………..
Tanggal : …………………..
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

DAFTAR SIMAK KESELAMATAN KERJA

JENIS PEKERJAAN : ……………………………………………….


LOKASI : ………………………………………………

No. Daftar Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah daerah kerja sudah dibersihkan dari material yang


dapat menimbulkan kecelakaan/bahaya (tumpahan minyak
pelumas, bahan bakar)
2. Apakah perlengkapan keselamatan kerja telah tersedia
dengan cukup.
3. Apakah alat pemadam kebakaran telah tersedia dan
ditempatkan pada tempat yang benar.
4. Apakah peralatan P 3 K telah disediakan.
5. Apakah bahan-bahan untuk pemeliharaan telah tersedia
dengan cukup.
6. Apakah tools untuk pemeliharaan dan pengoperasian telah
tersedia dengan cukup.
7. Apakah telah tersedia rambu-rambu kerja dan rambu-rambu
lalu lintas telah tersedia.
8. Apakah posisi alat ketika pengoperasian berada pada tempat
yang datar/rata dan stabil.
9. Apakah lantai kerja, tangga/steps sudah dibersihkan.
10. Apakah instrumen panel terutama penunjuk tekanan minyak
pelumas engine (oil pressure gauge) sudah dicek kondisinya.
11. Apakah telah dilakukan pemeriksaan khususnya atas pipa-
pipa (selang) karet (hose).
12. Apakah ada petugas yang memberi petunjuk pelaksanaan
K 3.
Dibuat oleh : Operator
Tanggal : ……………………………
Diketahui oleh : ……………………………
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

DAFTAR SIMAK KESELAMATAN KERJA

JENIS PEKERJAAN : ……………………………………………….


LOKASI : ………………………………………………

No. Daftar Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah daerah kerja sudah bersih dari material yang dapat


menimbulkan kecelakaan/bahaya (tumpahan minyak
pelumas, tumpahan sisa aspal panas).
2. Apakah perlengkapan keselamatan kerja tersedia dengan
cukup dan kondisinya baik.
3. Apakah alat-alat pemadam kebakaran masih dapat berfungsi
dengan baik (tidak kadaluarsa/espire).
4. Apakah perlengkapan P 3 K masih baik.
5. Apakah pemasangan rambu-rambu kerja dan rambu-rambu
lalu lintas telah ditempatkan secara benar.
6. Apakah posisi excavator ketika sedang dioperasikan telah
benar.
7. Apakah lantai kerja dan tangga/steps sudah bersih dan tidak
licin.
8. Apakah instrumen panel masih bekerja/berfungsi dengan
baik.
9. Apakah pipa-pipa (selang) karet (hose) tidak ada yang cacat
atau rusak.
10. Apakah pengarahan oleh petugas K 3 dilaksanakan secara
rutine.
Dibuat oleh : Pelaksanan Lapangan
Tanggal : ……………………………
Diketahui oleh : ……………………………
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

CONTOH : LAPORAN HARIAN OPERASI

Nama Pekerjaan : Jenis Alat : Hour Meter (Awal) :


Lokasi : Merk/Type : Hour Meter (Akhir) :
Tanggal : Nomor Registrasi :
Nama Operator : Lapangan operasi Penggunaan/Pengoperasian
1 Jenis Material Kondisi Siang*) Malam*) Kegiatan dan waktu Ketera ngan
2 (Pukul) (Pukul) (Menit / Jam)
Pemakaian/Tambahan bahan 06,00 18,00
Bahan Pelumas Pelumas Minyak Minyak Gemuk Air Accu Lain- 07,00 19,00
Bakar Engine Trans- Hidrolik Rem lain 08,00 20,00
(ltr) (ltr) misi (ltr) (ltr) (ltr) (kg) (ltr) 09,00 21,00
10,00 22,00
11,00 23,00
Keadaan / Tekanan 12,00 24,00
Keadaan Air Pelumas Pelumas Tekanan Ampere Accu 13,00 01,00
Pendingin Engine Transm. angin meter 14,00 02,00
Baik **) 15,00 03,00
Kurang Baik 16,00 04,00
Rusak 17,00 05,00

Ketreangan : Disetujui oleh : Dibuat / diisi oleh :


*) Coret yang tidak sesuai Pengawas Lapangan Operator
**) Isi dengan v bagi yang sesuai

( ………………………………. ) ( …………………)
Pelatihan Ahli Peledakan Evaluasi Peledakan dan Pelaporan
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

RANGKUMAN

Bab 1 :
1. Dalam kegiatan peledakan tidak dapat didasarkan pengalaman murni dilapangan, tetapi
harus selalu dikaji, diteliti dan dievaluasi kondisi lapangan termasuk jenis, sifat dan
karekteristik material yang akan diledakan pada setiap lokasi.

Bab 2 :
1. Setiap kali peledakan supaya dilakukan evaluasi karena pengalaman dan banyak
literatur memberikan isyarat bahwa banyak sekali variabel situasi dan kondisi lapangan
medan peledakan yang berbeda-beda.
2. Perbedaan situasi dan kondisi lapangan ini pada umumnya terjadi karena lapisan
gelombang di bumi nusantara ini banyak variabelnya dan hal ini ahli peledakan supaya
memiliki peta geologi.
3. Kegiatan peledakan merupakan salah satu tugas yang mengandung resiko sangat berat
dan riskan terhadap kecelakaan dan mungkin saja penyalahgunaan.
4. Untuk meminimalkan dan diupayakan mencapai nihil kecelakaan, maka salah satunya
adalah “harus” disiplin menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang
dan terkait peledakan secara disiplin, teliti dan cermat.
5. Sebagai konsekuensi logis untuk mencapai nihil kecelakaan, aman dan lancar dalam
kegiatan peledakan maka perlu dibuat daftar simak penilaian dan evaluasi penerapan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan petunjuk keamanan peledakan.

Bab 3 :
1. Seperti diuraikan didepan bahwa kegiatan peledakan beresiko tinggi juga,
memungkinkan terjadi penyalahgunaan. Untuk itu maka pembuatan laporan kegiatan
“harus” dilaksanakan secara disiplin tertib, teliti dan cermat sesuai pengaturan yang
berlaku.

Bab 4 :
1. Untuk mengatahui efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya perlu dilakukan
evaluasi penggunaan dan pemanfaatan sumber daya, khususnya logistik dan membuat
laporannya.
Pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi Evaluasi Peledakan dan Pelaporan

DAFTAR PUSTAKA

1. Modul-modul Pelatihan : Juru Ledak Penambangan Bahan Galian, PUSDIKLAT


Teknologi Mineral dan Batubara, Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral,
Departemen ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral)

2. Sugiri : Penambangan Batu dari Gunung, Proyek Diklat Bina Marga Ditjend Bina Marga
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta, 1976

3. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor : 555K/26/MPE/1995, tanggal 22


Mei 1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum

4. Anon., 1980, Blasters’ Handbook, Du Pont, 16th ed, Sales Development Section,
Explosives Products Division, E.I. du Pont de Nemours & Co.(Inc), Wilmington,
Delaware.

5. Anon, 1988, Blasting Explosives and Accessories, ICI Australia Operation, Pty. Ltd.
Explosive Division, pp. 1 – 17.

6. Anon, 2001, Technical Information, Dyno Nobel.

7. Anon, 1988, Technical Information, Dyno Westfarmer.

8. Anon, 2004, Technical Information, PT. Dahana, Indonesia.

9. Gustafsson, Rune, Blasting Technique, Dynamit Nobel Wien, Austrian Edition, 1981

10. Gutafsson, R, 1973, Swedish Blasting Technique, Gothenburg. Sweden.

11. Jimeno, C.L., Jimeno, E.L., and Carcedo, F.J.A 1995, Drilling and Blasting of Rocks,
A.A. Balkema, Rotterdam, Brookfield, Netherlands.

12. Manon, J.J., 1978, Explosives: their classification and characteristics. E/MJ Operating
Handbook of Underground Mining, New York, USA.

13. White, T. E and Robinson, P, 1988, Modern Commercial Explosives & Accessories,
“Explosives Engineering Handbook”, Institute of Explosives Engineers.

Anda mungkin juga menyukai