catatan : Jenis penelitian ini adalah analitik, dengan menggunakan desain cross-
sectional atau case-control.
JAWABAN :
Pratama Denpasar.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keberhasilan yang cukup memuaskan, hal ini dilihat dari peran serta masyarakat
yang cukup aktif. Keberhasilan ini belum sepenuhnya merata, dimana kegiatan
jangka panjang (MKJP) salah satunya yaitu kontrasepsi IUD. Kurangnya peminat
pengetahuan yang masih kurang dan rasa takut yang muncul menggunakan alat
Keluarga berencana di Indonesia telah menjadi salah satu cara yang efektif
untuk meningkatkan keluarga yang sejahtera, kesehatan keluarga yang baik, dan
keselamatan ibu dan anak. Pelayanan KB adalah salah satu media informasi
pendidikan, dan perencanaan yang akan dilakukan oleh pasangan keluarga agar
dapat merencankan kapan akan memiliki anak, berapa jumlah anak, berapa jarak
anak, serta usia anak diantara anak lainnya dan kapan akan berhenti mempunyai
adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak
Indonesia sebesar 13,46%. Angka ini lebih rendah dibandingkan capaian tahun
2014 yang sebesar 16,51%. Tiga provinsi yang memiliki presentase tertinggi yaitu
Maluku Utara sebesar 57,85%, DKI Jakarta sebesar 31.14% dan Maluku sebeasar
9,45%, Jawa Timur sebesar 10.8% dan Banten sebesar 11,12% (Kemenks RI,
2016).
Provinsi Bali pada bulan Agustus 2013 sebanyak 13.291 peserta yang terdiri dari
3.769 peserta IUD (28,36%), akseptor MOW sebanyak 1.093 (8,22%). Peserta
pil sebanyak 1.190 (8,95). Peserta kontrasepsi pada bulan agustus tahun 2013 di
provinsi Bali ini paling banyak diminati adalah nonmetode kontrasepsi jangka
panjang (non MKJP) seperti suntik, sedangkan metode jangka panjang seperti
IUD masih rendah dibandingkan dengan suntik (BKKBN, 2013). Bedasarkan data
Dinas Kesehatan Provinsi Bali 2014 diketahusi terdapat 6.932.05 pasangan usia
subur (PUS), dimana kontrasepsi yang digunakan yaitu akseptor IUD sebesar
248.020 (42,7%), suntikan 219.947 (37,6%), Pil 55.792 (9,6%), MOW 21.753
(3,7%), kondom 21.174 (3,5%), implant 12.420 (2,1%), MOP 3.347 (0,6%)
6292 akseptor dan KB baru berjumlah 901 akseptor. Peserta KB NON MKJP
berjumlah (497) akseptor, kondom (143) ,MKJP (404), suntik (314), implant (39),
pil (40), IUD 365, MOW (0) (Profil Kes. Denpasar Timur, 2016).
Anemia Defisiensi Besi Dan Lesi Serviks Tahun 2015” telah mengatakan bahwa
tali IUD dapat menimbulkan perlukaan pada porsio uteri sehingga menimbulkan
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya minat akseptor IUD
(Yudasmara,2015).
Kontrasepsi Pasca Plasenta” tahun 2016, telah dilakukan cara pemasangan IUD
IUD Di Provinsi Bali. Hasil penelitian yaitu 6.268 akseptor yang menggunakan
dan kota Denpasar hanya mendapat (4,4%). Sedangkan pelayanan IUD pasca
plasenta ini telah dilakukan di kota Denpasar sejak tahun 2012 yaiitu di
jumlah aksepstor KB berjumlah 200 akseptor, yang terdiri dari IUD 20 akseptor,
orang menjawab sering terjadi pendarahan dan tiga orang lagi mengatakan kurang
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
Tahun 2019 “.
2. Tujuan Khusus
Tahun 2019.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
kontrasepsi IUD.
b. Untuk peneliti selanjutnya
2. Manfaat Praktis
a. Untuk masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGETAHUAN
1. Pengertian Pengetahuan
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya seperti mata, hidung, telinga, dan
pendengaran yaitu telinga dan indra penglihatan yaitu mata (Notoatmodjo, 2012).
2. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (know)
sebelumnya, pada tingkatan ini reccal (mengingat kembali) terhadap sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang diterima. Oleh
b. Memahami (Comprehension)
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat
d. Analisis (Analysis)
tersebut dan masih ada kaitan satu sama lain, kemampuan analisis ini dapat dilihat
e. Sintesis (Synthesis)
Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk menyusun, dapat
telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
terhadap suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria
menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden.
Menurut Arikunto (2009) yang dikutip oleh Sutriani (2014) kategori penelitian
3) Kurang, bila pertanyaan dijawab benar oleh responden kurang dari 56%
pengetauan meliputi:
a. Pendidikan
1) Pendidikan Dasar
atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP).
2) Pendidikan Menengah
3) Pendidikan Tinggi
b. Informasi/media massa
yang dilakukan baik atau buruk akan menambah pengetahuannya walaupun tidak
pengetahuan seseorang.
akan baik tapi jika sosial budayanya kurang baik maka pengetahuannya akan
karena seseorang yang memiliki status ekonomi dibawah rata-rata maka sesorang
tersebut akan sulit untuk memenuhi fasilitas yang diperlukan untuk meningkatkan
pengetahuan.
d. Lingkungan
individu karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspons
sebagai engetahuan oleh individu. Lingkungan yang baik akan pengetahuan yang
didapatkan akan baik tapi jika lingkungan kurang baik maka pengetahuan yang
e. Umur
tangkap dan pola pikirnya pengetahuan yang diperoleh juga akan semakin
B. MINAT
1. Pengertian Minat
merupakan aspek psikis yang dimiliki seseorang yang menimbulakn rasa suka
atau tertarik terhadap sesuatu dan mampu mempengaruhi tindakan orang tersebut.
diminati karena adanya masukan-masukan tertentu atau wawasan baru dan pola
pemikiran yang baru. Terdapat tiga karakteristik minat, yaitu sebagai berikut:
b. Minat adalah sesuatu yang menyenangkan dan timbul dari suatu objek.
2. Pengukuran Minat
minat ada beberapa macam cara, yang pada garis besarnya dapat dibedakan secara
langsung dan tidak langsung. Secara langsung yaitu secara langsung subjek
dimintai pendapat bagaimana minatnya terhadap sesuatu masalah atau hal yang
yang telah disusun sedemikian rupa dalam suatu alat yang telah ditentukan dan
responden, peneliti melakukan modifikasi dari skala likert dengan dua alernatif
jawaban yang kemudian diberikan skor untuk dapat dihitung. Skor dihitung dan
antara lain :
Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat
untuk melakukan sesuatu seperti membaca, belajar, menuntut imu, dan melakukan
b. Emosional
dan hal tersebut akan memepekuat minat terhadap aktivitas tersebut. Sebaliknya
Motif sosial ini dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk
melakukan sesuatu aktivitas ertentu. Misalnya minat untuk belajar atau menuntut
karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup luas (orang pandai)
C. Keluarga Berencana
penduduk tidak seimbang dengan ketersediaan barang dan jasa dalam pembatasan
keluarga.
tahun, terlalu dekat jarak melahirkan anak, terlalu sering melahirkan, dan terlalu
tua melahirkan anak diatas usia 35 tahun. Salah satu tujuan kb adalah untuk
a. Tujuan umum
sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan
kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga yang bahagia dan sejahtera yang
gerakan KB adalah pelayanan kontrasepsi yaitu : 1.) tujuan demografi yaitu dapat
sebagai penasihat perkawinan bagi remaja yang akan menikah atau lebih sering
b. Tujuan Khusus
c. Sasaran KB
1.) Sasaran langsung yaitu Pasangan usia subur (PUS) yaitu pasangan yang
2.) Sasaran tidak langsung yaitu kelompok remaja antara 15-19 tahun,
2008).
1. Pengertian
participant) yaitu pasangan usia subur dimana salah seorang menggunakan salah
satu cara atau alat kontrasepsi untuk tujuan penegahan kehamilan, baik melalui
2. Jenis-jenis Akseptor KB
a. Akseptor Aktif, yaitu akseptor yang ada pada saat ini menggunakan cara
menggunakan kontrasepsi selama tiga bulan atau lebih yang tidak diselingi suatu
kehamilan, dan kembai menggunakan cara alat kontrasepsi baik dengan cara yang
sama maupun berganti cara setelah berhenti/istirahat kurang lebih tiga bukan
d. Akseptor KB Dini adalah para ibu yang menerima salah satu cara
E. Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah taua melawan,
dan sel sperma (sel laki-laki) yang akan mengakibatkan kehamilan. Dalam artian
lain kontrasepsi adalah salah satu cara untuk menghindari ataupun mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat dari pertemuan antara sel telur dan sel sperma
baik itu yang bersifat sementara ataupun permanen. Tujuan kontraspsi adalah
mencegah terjadinya fertilisasi dengan mencegah implantasi sel telur yang sudah
Metode kontrasepsi yang baik yaitu aman dan tidak berbahaya, dapat
diandalkan, murah, dapat dierima oleh banyak orang, dan pemakainnya dalam
jangka waktu yang lama atau (continuation rate). Sampai saat ini belum ada
kontrasepsi yang benar-benar 100% ideal. Pilihan kontrasepsi masih dalam bentuk
cafeteria atau supermarket, dimana para calon akseptor akan memilih sendiri
a. Metode kalender
didasarkan pada perhitungan mundur siklus menstruasi wanita selama 6-12 bulan
hari dari siklus haid terpendek agar bias menentukan masa subur dan mengurangi
11 hari dari siklus terpanjang untuk mengetahui akhir dari masa men situ sendiri.
pemberian air susu ibu (ASI). Kontrasepsi ini dikhususkan pada ibu yang
menyususi secara penuh, belum haid setelah melahirkan, dan umur bayi kurang
dari 6 bulan.
mengharuskan wanita untuk mengecek suhu basalnya setiap pagi. Pada saat
kenaikan suhu tubuh sebesar 0,5ᵒC. kenaikan suhu ini akan bertahan hingga
korpus luteum mengalami degenerasi, yaitu beberapa hari sebelum dimulainya
masa haid.
Pada metode mucus serviks ini wanita diajarkan untuk mengamati mukus
ovulasi mukus serviks yang dipengaruhi oleh hormone estrogen mukus serviks
akan tampak seperti putih telur yang masih mentah, elastis, transparan, dan
mengkilat. Mukus serviiks akan mengental dan kering setelah proses ovulasi
e. Metode Simto-Termal
kalender, metode termal, danmetode mukus serviks, dan dianggap sebagai metode
yang paling aman. Pada metode ini klien akan diajarkan cara menentukan lokasi
pembukaan ostium serviks, ketika klien hendak memasuki masa ovulasi, serviks
meninggi pada vagina dan hamper diluar jangkauan jarinya, serviks juga akan
f. Senggama Terputus
Metode ini yaitu salah satu metode dengan cara menarik penis keluar dari
vagina sebelum mencapai orgasme. Metode ini kurang efektif karena apabila
a. Kondom
Kondom merupakan suatu karet tipis yang dipakai untuk menutupi penis
agar tidak terjadinya pembuahan (fertilisasi). Selain itu kondom bertujuan untuk
b. Diafragma
Kontrasepsi jenis diafragma atau yang sering dikenal dengan “cup” adalah
dalam vagina untuk menutupi mulut rahim. Jika diguakan dengan spermisida alat
ini cukup efektif dan keamanannya antara 92-96% dengan penggunaan yang
dilakukan secara hati-hati dan konsisten. Metode ini tidak dipengaruhi oleh
hormone apapun.
c. Spermisida
Spermisia ini tersedia dalam bentuk gel, krim, busa, dan seperti pesarium.
d. Cap
Cap bentuknya hamper mirip seperti diafragma namun agak kecil. Cap
terbuat dari karet dan fungsinya juga sama yaitu mencegah terjadinya pembuahan
e. Femidom
spermisida. Kondom tersebut memiliki dua ukuran seperti ciin kecil. Satu cincin
berfungsi untuk membantu insersi kedalam vagina seperti tampon dan satu cincin
lagi untuk menjaga agar kondom tetap pada tempatnya diluar arag genetailia.
efektvitas yang sama dengan kondom pria, yaitu sekitar 85%-98% dalam
mencegah kehamilan.
a. Kontrasepsi Pil
Kontrasepsi pil adaah salah satu kontrasepsi oral atau oral contraceptives
pill . jenis kontrasepsi ini harus diminum setiap hari untuk mengantalkan lender
serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma. Kontrasepsi pil merupakan jenis
Pil oral kombinasi bekerja dalam tiga cara, yaitu: mengehentikan ovulasi,
b. Kontrasepsi Implant
dengan susuk yaitu suatu alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung
kulit lengan kiri atas bagian dalam. Implant berfungsi untuk mencegah kehamilan
dibawah kulit lengan atas sebelah dalam berbentuk kapsul silastik (lentur)
panjangnya sedikit lebih pendek dari pada batang korek api dan dalam setiap
kehamiln (BKKBN, 2006). KB impant sangat aman digunakan pada ibu menyusui
dana dapat dipasang setelah 6 bulan pasca plasenta. Efek samping dari impant
adalah terjadinya perubahan pola haid dalam batas normal, pebdarahan ringan
diantara masa haid, kekuar flek-flek dan tidak haid serta sakit kepala.
c. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap atau kontap adalah salah satu cara permanen yang
dilakukan pada pria (vasektomi) dan pada wanita yaitu (tubektomi). Vasektomi
adalah metode kontrasepsi yang melibatkan eksisi atau pengangkatan bagian vas
deferens beupa tuba yang membawa sperma dari testis ke penis. Sedangkan
tubektomi adalah suatu tindakan melakukan blok atau eksisi tuba falopi sehingga
mencegah terjadinya fertilisasi atau pembuahan. Keuntungan menggunakan
kontap ini yaitu tingkat keefektifannya tinggi, permanen, dan dapat berfungsi
secara efektif.
d. Kontrasepsi suntik
adalah depo provera 150 mg, noristerat 200 mg, dan depo progestin 150 gram.
IUD merupakan alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim yang relatif
lebih efektif bila dibandingkan dengan metode pil, suntik dan kondom. Efektifitas
metode IUD antara lain ditunjukkan dengan angka kelangsungan pemakaian yang
IUD terbuat dari plastik elastik, dililit tembaga atau campuran tembaga
dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas dengan waktu
pencabutan alat kontrasepsi ini harus dilakukan oleh tenaga medis (dokter atau
bidan terlatih), dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi namun tidak
boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar infeksi menular seksual (Anik,
2016).
2. Jenis-jenis IUD
a. Non-hormonal
1. Copper-T
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini
2. Copper-7
ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama
3. Multi load
IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan
kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6
cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau
375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu
4. Lippes loop
IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau huruf S
loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya.
Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C
putih). Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan dari
pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka
b. Hormonal
IUD ini memiliki panjang 36mm, lebar 32mm dan dengan dua lemabr
benang berwarna hitam pada bagian ekor. Progestasert T atau Alza T mengandung
38m progesterone dan barium sulfat, serta melepaskan 65mcg progesterone setiap
harinya. IUD jenis ini memiliki tabung insersi yang berbentuk lengkung dengan
2) LNG-20 (Levonorgestrel-20)
setiap tahunnya. Pengehentian pemakaian IUD jenis ini oleh karena masalah-
masalah pendarahan ternyata lebih tinggi dibandingkan jenis IUD yang lain,
karena 25% mengalami amenorea atau pendarahan haid yang sedikit (Handayani,
2010).
fertilisasi.
3) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti).
terjadi infeksi).
terakhir).
(umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih
lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit.
1) Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan benar).
3) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering
berganti pasangan.
pemasangan IUD
7) Pencabutan IUD hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter atau
8) Mungkin IUD keluar dari uterustanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD
a. Setiap waktu dalam siklus haid yang dapat dipastikan klien tidak hamil.
(MAL).
memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu. Waktu kontrol IUD yang
bulan berikutnya, bila terlambat haid 1 minggu, perdarahan banyak atau keluhan
lainnya.
d. Alat-alat yang tersedia : Gyn bed, timbangan berat badan, tensimeter dan
stetoskop, IUD set steril, Bengkok , Lampu, Kartu KB (kl, K IV) Buku-buku
administrasi dan registrasi KB, Meja dengan duk steril (Sym speculum, Sonde
rahim ,lidi kipas dan kapas first aid secukupnya, busi / dilatator hegar, kogel tang,
e. Langkah-langkah :
tensimeter.
posisi Lithotomi.
7) Petugas cuci tangan dan pakai sarung tangan kanan dan kiri
9) Pasang speculum sym dan gunakan kogel tang untuk menjepit cervix.
10) Masukkan sonde dalam rahim untuk menentukan ukuran, posisi dan
bentuk rahim.
inserter dikeluarkan.
rahim.
terjadi dialami setelah pemasangan AKDR dan kapan harus kontro ulang. \
(hentikan) konsultasi dengan dokter. Bila sonde masuk ke dalam uterus dan bila
fundus uteri tidak terasa, kemungkinan terjadi perforasi, keluarkan sonde, dan
konsultasikan ke dokter.
2) Keluarkan sonde dan lihat batas cairan lendir atau darah, ini adalah
3) Bila ukuran uterus kurang dari 5 cm atau lebih dari 9 cm jangan dipasang.
dilepaskan AKDR.
Prosedur pelaksanaan:
yang harus tersedia lengkap sesuai dengan standart yang ditentukan: Meja dengan
alas duk steril, sarung tangan kanan dan kiri, lidi kapas, kapas first aid
secukupnya, cocor bebek / speculum, tampon tang, tutup duk steril, bengkok,
d. Langkah-langkah :
tensimeter.
gejala yang mungkin terjadi / dialami setelah AKDR dilepas dan kapan harus
kontrol kembali.
studi kolerasi yang bertujuan untuk mencari hubungan antara dua variabel yaitu
dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dimana setiap
subjek penelitian hanya diteliti sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap
variabel subjek pada saat pemeriksaan. Populasi penelitian adalah semua akseptor
KB yang berkunjung ke BPM Ni Ketut Nuriasih, S.ST, MM. Penelitian ini akan
diambil 30 sampel.
Tahun 2011” menyatakan ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan minat
pemakaian alat kontrasepsi IUD. Dengan hasil uji hubungan minat menggunakan
Pengetahuan dan Minat Dengan Partisipasi Ibu Rumah Tangga Dalam Keluarga
pemakaian KB (Suharti,2012)
minat merupakan dasar timbulnya sikap. Dengan pengetahuan yang baik terhadap
suatu objek akan timbul minat yang baik pula terhadap objek tersebut sehingga
diharapkan akan tumbuh minat yang positif yang berakibat berakibat pada
peningkatan akseptor IUD. Pengetahuan dan minat yang tinggi akan semakin
KERANGKA KONSEP
A. KERANGKA KONSEP
Faktor-faktor yang
Faktor-faktor yang
mempengaruhi minat :
mempengaruhi pengetahuan:
- Dorongan dari
- Pendidikan
dalam diri individu
- Sumber informasi
- Motif sosial
- umur
Emosional
Keterangan :
penelitian ini adalah pengetahuan akeptor KB tentang kontrasepsi IUD antara lain
dimana faktor-faktor yang mempengaruhi minat antara lain dorongan dari dalam
indifidu, motif sosial, dan emosional namun faktor-faktor tersebut tidak diteliti.
1. Variabel Penelitian
dimilki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda yang dimiliki oleh
sebagai ciri, sifat dan ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian
a. Variable Bebas (variabel independent) adalah satu atau lebih variabel yang
kontrasepsi IUD.
kontrasepsi IUD.
2. Definisi Operasional
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (notoatmodjo,
2012). Defenisi operasional akan dibuat dalam bentuk tabel, sebagai berikut:
penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang
telah dirumuskan.
kontrasepsi IUD.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
studi kolerasi yang bertujuan untuk mencari hubungan antara dua variabel yaitu
digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu suatu penelitian
dimana setiap subjek penelitian hanya diteliti sekali saja dan pengukuran
1. Tempat Penelitian
lokasi didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara lain: lokasi yang mudah
2. Waktu penelitian
1. Populasi Penelitian
dating ke Klinik Pratama Tahun 2019 dari bulan juli – agustus yaitu berjumlah
200 akseptor.
2. Unit Analisis
penelitian (Notoatmodjo, 2012). Unit analisi untuk penelitian ini adalah akseptor
KB yang dating ke Klinik Pratama Tahun 2019 pada kurun waktu penelitian
rumus dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, dimana ditentukan dengan
rumus dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, dimana kriteria tesebut yang
n = 15% x N
n = 15% x 200
n = 30
n : Besar Sample
N : Besar populasi
a. Kriteria Inklusi
inklusi adalah bagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili
b. Kriteria Eksklusi
4. Teknik Sampling
(Nursalam,2009) .
Jenis data yang dikumpukan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang di peroleh dari
register tentang jumlah akseptor KB dan data sekunder pada penelitian ini di ukur
tahap. Pertama peneliti mencari surat izin pengumpula data dari instansi
Pratama Tahun 2019 selaku pemilik tempat penelitian. Setelah mendapat izin,
Apabila saat penelitian ada responden akan dibantu oleh peneliti dengan peneliti
menjawab saja.
adalah lembar kuesioner. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari dua macam yaitu :
kontrasepsi IUD yang terdiri dari 15 butir pernyataan dalam kategori “benar dan
salah”.
IUD yang teridiri dari 15 butir pertanyaan yaitu sepuluh pertanyaan positif dan
a. Editing
b. Coding
terkumpul, serta jawaban responden diberi kode angka sesuai dengan buku kode
yang peneliti telah siapkan. Untuk pengetahuan diberi kode : B1, salah diberi kode
B2, untuk minat diberi kode M dengan MI : minat positif, M2: minat negatif.
c. Scoring
atau skor. Penilaian pada pertanyaan pengetahuan dimana jika pertanyaan positif
dijawab “Benar” mendapat skor sau dan dijawab “Salah” mendapat skor nol.
Pertaanyaan yang negatif dijawab “Benar” mendapat skor nol dan dijawab
e. Tabulating
Data yang sudah di entry dococokan dan diperiksa kembali dengan data
yang didapat pada kuesioner. Bila ada perubahan dan perbedaan hasil, segera
a. Analisis univariat
penelitian yang ada secara deskriptif frekuensi dan persentase dari tiap variabel
n : jumlah pertanyaan
2.) Minat
tertinggi empat pada jawaban sangat setuju (SS), sedangkan pernyataan negatif
diberikan skor tertinggi satub pada jawaban sangat tidak setuju (STS), hasil
c. Setengahnya : 50%
f. Seluruhnya : 100%
b. Analisis Bivariat
korelasi Rank Spearman untuk menentukan hubungan dua gejala yang kedua-
1 − 6Ʃ𝑑 2
𝑟𝑠𝑝𝑟 = 2
𝑛 −𝑛
Keterangan :
N = jumlah populasi
Hasil analisanya adalah hipotesis nol (Ho) ditolak jika p≥α sedangkan
variabel independent.
2) Jika Ho diterima artinya tidak ada hubungan antara variabel dependent dan
variabel independent.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, R., dkk (2013) Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap
Penelitian Kesehatan Dalam Penelitian Kkesehatan. Jakarta :
Salemba Medika
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2014) Data Tahunan Peserta KB Provinsi Bali