Anda di halaman 1dari 5

GLOBALISASI (4)

Oleh :

Kelas IX3

Kelompok 1

Ketua : Arjuno Aji.S

Wakil ketua : Achmad zulkarnain

Moderator : Reni Agustin P

Sekertaris : Dina Afriliani

Anggota : - Fajarianto

- Moh.Arie.F
- Agustina Haryani
- Melda karima
- Suharyati

Guru pembimbing : Ibu Menti Sinaga S.H

Tahun ajaran 2014/2015


GLOBALISASI (4)
Globalisasi memberi manfaat dan kerugian bagi kehidupan manusia.
Sebagai warga dunia harus mampu bersikap positif terhadap pengaruh globalisasi.

1. Memanfaatkan implikasi globalisasi


a. Proses alih teknologi untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.
b. Dengan adanya pengaruh besar dalam posisi indonesia harus dijadikanya pancasila sebagai
filter.
c. Dengan era kemajuan iptek berkembang kejahatan internasional.
d. Era perdagangan bebas akan beredar semua produk luar negeri yang dapat mematikan
produk lokal.
2. Selektif terhadap pengaruh globalisasi
Pengaruh globalisasi tersebut dapat bersifat positif dan negatif dalam kehidupan
bermasyarakatan, berbangsa, dan bernegara.
Pengaruh luar yang bersifat negatif antara lain :
a. Perilaku menyimpang yang melanggar moralitas, etika, dan kepatuhan.
b. Merebaknya obat-obat terlarang.
c. Kriminalitas internasional.
d. Pornografi dan dekanesi moral
e. Membanjirnya produk luar negeri
3. Mengantisipasi risiko globalisasi
Globalisasi akan membawa dunia tanpa ada dimensi batas antara negara satu dengan
negara lain. Sehingga globalisasi akan membawa dmpak positifdan negatif.Dampak negatif
inilah menjadi resiko adanya globalisasi. Contoh tentang multikulturalisme.Multikulturalisme
adalah produksi makanan yang diproduksi dari luar negeri (misalnya friedchicken mcdonald)
Yang mendorong munculnya friedchicken-friedchicken lokal dengan cita rasa lokal yang
spesifik. Hal ini juga terjadi dalam mode pakaian, maupun bidang seni. Oleh sebab itu, kita
sebagai bangsa harus memiliki sikap positif terhadap semua dampak globalisasi yaitu :
a. Bangsa indonesia menyambut positif terhadap globalisasi karena sebagai sarana jalan
keluar baru untuk memperbaiki nasib umat manusia.
b. Kita harus berani menolak semua pengaruh globalisasi yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa yang berdasarkan Pancasila.
c. Kita harus mampu bersikap selektif terhadap semua pengaruh globalisasi.

Untuk menghadapi adanya dampak globalisasi bagi bangsa indonesia maka ditetapkan arah
kebijakan untuk menghadapi globalisasi yaitu :

1. Bidang Politik
a. Menegaskan arah polotik luar negeri indonesua yang bebas aktif dan berorientasi pada
kepentingan nasional, menitik beratkan pada solidaritas antarbangsa berkembang,
mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa, menolak penjajahan dalam segala
bentuk, serta menigkatkan kemandirian bangsa dan kerja sama internasional bagi
kesejahteraan rakyat.
b. Meningkatkan kesiapan indonesia dalam segala bidang untuk menghadapi perdagangan
bebas, terutama dalam menyongsong pemberlakuan AFTA, APEC, dan WTO
c. Meningkatkan kualitas komunikasi di berbagai bidang melalui penguasaan dan penerapan
teknologi informasi dan komunikasi guna memperkuat daya saing bangsa dalam
menghadapi tantangan global.
d. Memperkuat kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana penerangan
khususnya di luar negeri dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional di forum
internasional.
2. Bidang Ekonomi
a. Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai dengan kemajuan teknologi
dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komperatif sebagai
negara maritim dan agraris sesuai kompentensi dan produks unggulan setiap daerah,
terutama pertanian dalam arti luas, kehutanan, kelautan, pertambangan, pariwisata serta
industri kecil dan kerajinnan rakyat.
b. Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan, dan investasi dalam rangka
meninggkatkan daya saing global dengan membuka aksesibelitas yang sama terhadap
kesempatan kerja dan berusaha bagi segenap rakyat dan seluruh daerah melalui keunggulan
sumber daya alam dalam sumber daya manusia dengan menghapus segala bentuk perlakuan
diskriminatif dan hambatan
3. Bidang agama
Berkaitan dengan upaya menghadapi tantangan globalisasi salah satu arah kebijakan bidang
agama adalah ‘’Meningakatkan peran dan fungsi lembaga keagamaan dalam ikut mengatasi
dampak perubahan yang terjadi dalam semua aspek kehidupan untuk memperkukuh jati diri
dan kepribadian bangsa serta memperkuat kerukunan hidup bermasyarakat, berbngsa, dan
bernegara.
4. Bidang pendidikan
Dalam era globalisasi arah kebijakan pendidikan salah satunya adalah ‘’meningakatkan
kualitas lembaga pendidikaan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat maupun
pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang efektif dan efisien dalam
menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni’’
5. Bidang Sosial Budaya
a. Mengembangkan dan membina kebudayaan nasional bangsa indonesia yang bersumber dari
warisan budaya leluhur bangsa, budaya nasional yang mengandung nilai-nilai universal
termasuk kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam rangka mendukung
terpiliharanya kerukunan hidup bermasyarakat dan membangun peradaban bangsa.
b. Memberantas secara sistematis perdagangan dan penyalahgunaan narkotika dan obat-
obatan terlarang dengan memberikan sanksi yang seberat-beratnya kepada produsen
pengedar dan pemakai.
c. Melindungi seganap generasi muda dari bahaya narkotika, obat-obatan terlarang dan zat
adiktif lainyan (narkoba) melalui peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya
penyalahgunaan narkoba.

Kondisi bangsa yang terpuruk ini disebabkan komponen bangsa cenderung melupakan landasan dan
tumpuan berpijak. Landasan dan pijakan bangsa indonesia tidak lain adalah Pasncasila. Tetapi sifat
yang dimiliki masyarakat, yaitu :
1. Dilupakanya Pancasila

Pancasila merupakan jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia, dasar negara dan ideologi
negara, serta dasar filsafat dan pandangan hidup bangsa. Untuk menjaga jati diri dari
pengaruh globalisasi, masyarakat Indonesia harus menghayati dan mengamalkan nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila.

2. Ditinggalkanya Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara merupakan wawasan nasional bangsa indonesia yang berarti cara
pandang bangsa atas diri dan lingkunganya sebagai sebuah negara kepulauan yang disatukan
oleh lautan dalam sebuah kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam.
3. Diabaikanya Ketahanan Nasional
Hakikat ketahanan nasional berisi kondisi dinamis bangsa serta keuletan dan ketangguhan
yang mengandung kemampuan mengembangkan potensi nasional menjadi kekuatan
nasional guna menghadapi segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan
yang membahayakan dan mengancam integritas, indentitas, ekonomi bangsa, NKRI serta
perjuangan bangasa dalam mencapai cita-cita dan tujuan nasional.
4. Diremehkan Kewaspadaan Nasional
Derasnya arus globalisasi tidak hanya membawa serta muatan nilai globalisasi, liberalisme,
meterilisme, kapitalisme, dan hedonisme, namun juga aksi-aksi subversi yang kini telah
berubah pola dan dimensinya berkembang menjadi perang modern multidimensi yang
ditunjukan kepada negara-negara berkembang yang berpotensi konflik.
5. Dirombaknya Secara Drastis Sistem Politik Nasional
Perombakan diperlukan bahkan keharusan. Perombakan yang dilakukan secara habis-
habisan sampai kebablasan dan dilaksanakan secara drastis dalam waktu demikian singkat
tentu memberikan dampak yang kurang kondusif dalam sistem kehidupan nasional.
6. Tercabik-cabinya Persatuan dan Kesatuan Nasional
Dengan semakin berkembangnya fanatisme kepentingan individu dan kelompok-kelompok
primordialisme, maka persatuan nasional yang telah dengan susah payah dirajut para
pendahulu bangsa ini tercabik-cabik. Fanatisme primordial sempit keluar dari bingkai
persatuan dan kesatuan nasional dengan latar belakang kepentingan berdasarkan suku,
daerah, agama, sekte, aliran, madzhab, ras, keturuan, partai, organisasi massa,kampung,
bidang profesi atau latar belakang pendidikan, telah mencederai persatuan dan kesatuan
bangsa indonesia.
7. Diliberalisasikanya Sistem Ekonomi Nasional
Sistem ekonomi nasional yang bertumpu pada sistem kapitalisme dan liberalisme belum
mampu mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang berpihak pada rakyat kecil.
8. Dilepasnya sistem Sosial Budaya Nasional
Kuranya pembinaan dan pengendalian terhadap aspek sosial budaya nasional telah
menyebabkan pintu terbuka lebar bagi derasnya pengaryh nilai-nilai asing yang tidak
seluruhnya baik cocok bagi bangsa indonesia. Gaya hidup materialistik, pemisif, hedonistik,
dan konsumtif, telah merusak dalam kehidupan generasi muda.
9. Dikesampingkanya Sistem Hankamarata
Eforia demokratisasi dan kebebasan yang kebablasan telah menerbitkan phobia, rasa
kebencian, dan dendam tak beralasan, dikalangan parah tokoh dan elit politik
tertentu.Akibatnya muncul konsepsi bahwa angaktan perang (TNI) harus dipinggirkan
bahkan dilemahkan. Karena perasaan phobi dan benci terhadap angkatan perang (TNI).
Salah satu sasaran mereka adalah angakatn perang (TNI) yang merupakan tentara rakyat
dengan doktrin pertahanan wilayah harus dipisahkan dari rakyatnya dan diputuskan dari
wilayah (teritorial ) yang dijaga dan dipertahankanya
10. Kurangya Perhatian dan Kepedulian Kepemimpinan Nasional
Surutnya kebangsaan indonesia merupakan dampak dari kurangnya perhatian dan
kepedulian pemimpin nasional terhadap perkembangan kondisi kebangsaan indonesia.

Anda mungkin juga menyukai