PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat
bayi pada saat lahir. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila
tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Namun sampai
saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi
kurang seperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia gizi (Depkes RI, 1996).
Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41 % ibu hamil menderita KEK dan 51%
yang menderita anemia mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
1
2007. Data SDKI 2012 menunjukkan adanya penurunan AKB yang bermakna,
yaitu 57 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) telah dapat
diturunkan dari 360 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2002) menjadi 251 per
100.000 kelahiran hidup. (SP-BPS, 2010). Data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2010 menunjukkan prevalensi kurang gizi (underweight) di provinsi
NTB sebesar 30,5 % dan pada Riskesdas 2013 menurun menjadi 25,7%.
Angka stunting (pendek) juga mengalami penurunan dari 48,3% (2010) menjadi
45,3% (2013). Sedangkan Wasting (kurus) menurun dari 13,9 % (2007) menjadi
11,9 % (2010). Kekurangan gizi pada ibu hamil masih cukup tinggi. Sementara
itu, prevalensi KEK (Kekurangan Energi Kronik) sebesar 12,4 % (2007).
Pada tahun 2013 prevalensi ibu hamil yang mengalami risiko KEK rata-rata
sebesar 23.78% dan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007 sebesar
16.05% (Kemenkes RI, 2013). Data Riskesdas (2013) mencatat ibu hamil KEK di
Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah 19.10%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Kota Mataram (2018), prevalensi ibu hamil KEK di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Karang adalah 6,7% dan angka ini lebih tinggi dari rata-rata prevalensi
ibu hamil KEK di Kota Mataram yaitu 6.09%.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dengan belajar langsung di
lapangan atau pada pasien langsung selain pembelajaran yang didapatkan
dari perkuliahan khususnya pada kasus patologis.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny “N”
dengan asuhan kehamilan Trimester II dengan Kekurangan Energi Kronis
b. Mahasiswa mampu mengumpulkan semua data objektif pada Ny “N”
dengan asuhan kehamilan Trimester II dengan Kekurangan Energi Kronis
c. Mahasiswa mampu menganalisa dan dapat mengidentifikasi diagnosa /
masalah potensial pada Ny “N” dengan asuhan kehamilan Trimester II
dengan Kekurangan Energi Kronis
2
d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan sesuai asuhan
kebidanan pada Ny “N” dengan asuhan kehamilan Trimester II dengan
Kekurangan Energi Kronis
C. Manfaat
1. Bagi Institusi
2. Bagi Mahasiswa
a. Diharapkan dengan adanya kasus ini dapat meningkatkan keterampilan
mahasiswa dalam melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan
manajemen kebidanan.
b. Dengan melakukan penulisan ini dapat memberikan pengalaman
langsung kepada penyusun dalam melakukan asuhan kebidanan
kehamilan Trimester II dengan Kekurangan Energi Kronik
3. Bagi Puskesmas Tanjung Karang Mataram
Diharapkan dapat mempertahankan pelayanan kesehatan dan terus
ditingkatkan.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Periode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT)
hingga dimulainya persalinan sejati yang menandai awal periode
antepartum.Sebaliknya, periode prenatal adalah kurun waktu terhitung sejak
hari pertama haid terakhir hingga kelahiran bayi yang menandai awal periode
pasca natal (Varney, 2007). Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin.lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir (Prawiroharjo, 2009).
4
panjang dan lunak, sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah
kedua jari dapat saling sentuh.Perlunakan isthmus disebut tanda
Hegar.
a) Hormon Esterogen;
b) Hormone Progesteron;
5
Adapun beberapa perubahan fisiologis juga pada kehamilan TM II yaitu :
1) Sendawa dan buang angin
Pada trimester ini sendawa dan buang angina adalah keluhan yang
paling sering selama kehamilan. Hal ini karena usus merengang dan
anda akan merasa kembung.
2) Nyeri ulu hati
Penyebab karena asam lambung naik ke kerongkongan. Hal ini karena
hormone progesteron meningkat yang menyebabkan relaksasi dari otot
saluran cerna dan juga karena rahim yang semakin membesar yang
mendorong bagian atas perut, sehingga mendorong asam lambung naik
ke kerongkongan.
3) Pusing
Penyebab ketegangan emosi, ketegangan pada mata, pembesaran dan
kongesti vascular pada sinus akibat stimulasi hormonal
4) Gusi dan hidung berdarah
Hal ini karena peningkatan aliran darah selama masa kehamilan.
Kadang juga mengalami sumbatan pada hidung hal ini karena
perubahan hormonal.
5) Perubahan kulit
a) Garis kecoklatan mulai dari pusat ke tulang pubis disebut linea nigra.
b) Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan, ini
dapat menjadi petunjuk kurang asam folat.
c) Strecth mark terjadi karena perengangan kulit yang berlebih biasanya
pada perut dan payudara.
d) Akibat perengangan kulit ini anda dapat merasa gatal.
6) Kram pada kaki
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, hampir 40 %
wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena peningkatan hormone yang
menahan cairan.
6
d. Perubahan Psikologi Kehamilan Trimester II
Trimster II ini sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan karena
pada saat ini ibu merasa lebih sehat. Trimester kedua biasanya adalah saat
ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang
lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu
belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah
menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan
pikirannya secara lebih konstruktif.
Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu
mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seorang diluar dari dirinya
sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak
nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan
meningkatnya libido. Ibu merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur diri
lebih baik, kondisi atau keadaan ibu lebih menyenangkan, ibu mulai terbiasa
dengan perubahan fisik tubuhnya, janin belum terlalu besar sehingga belum
menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu sudah mulai menerima dan mengerti
tentang kehamilannya. ( Tri Rusmi Widayatun, 2008 ).
Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selama
kehamilannya, Ada beberapa teori tentang hal ini karena tubuh ibu terus
bekerja berlebihan untuk perkembangan bayinya sehingga menimbulkan blok
pikiran. Tak perlu terpengaruh dengan hal ini, sediakan catatan kecil unutk
membantu anda. Dan beristirahalah sedapat mungkin.
Pada kehamilan minggu ke 15 - 22 ibu hamil akan mulai merasakan
gerakan bayi yang awalnya akan terasa seperti kibasan tetapi di akhir
trimester II akan benar-benar merasakan pergerakan bayi. Pada ibu yang
baru pertama kali sering tidak dapat mengenali gerakan bayinya sampai
minggu ke 19 - 22. Pada saat ibu sudah merasakan gerakan bayinya, ibu
menyadari bahwa didalam dirinya ada individu lain sehingga ibu lebih
memperhatikan kesehatan bayinya. Pada saat ini jenis kelamin bayi belum
menjadi perhatian.
7
Pada trimester ini perut ibu sudah semakin kelihatan membesar karena
uterus sudah keluar dari panggul, membuat suami semakin bersemangat.
Hal ini juga dipengaruhi oleh karena suami merasakan gerakan bayinya
ketika meraba perut istrinya.
a) Oksigen
Janin di dalam kandungan membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang
dapat memberikannya. Oleh sebab itu makanan ibu hamil harus cukup
untuk berdua yaitu untuk ibu sendiri dan anaknya dalam kandungan.
Makanan yang cukup mengandung zat gizi selama hamil penting artinya.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa apabila jumlah makanannya
dikurangi maka berat bayi yang akan dilahirkan menjadi lebih
kecil.Komplikasi pada ibu yang mungkin terjadi adalah anemia dan pre
eklamsi. Selain berat badan janin lebih kecil, menyebabkan pula
pertumbuhan dan perkembangan otak janin tidak sempurna.
8
Pada trimester II kalori dibutuhkan untuk penambahan darah,
pertumbuhan uterus, pertumbuhan jaringan mammae dan penimbunan
lemak.
Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut:
1) Asam folat
Asam folat adalah bagian dari vitamin B kompleks yang dapat diisolasi
dari daun hijau (seperti bayam), buah segar, kulit, hati, ginjal, dan jamur.
Asam folat disebut juga dengan folacin/liver lactobacillus cosil faktor/faktor U
dan faktor R atau vitamin B11. Kebutuhan akan folic acid sampai 50-100
mg/hari pada wanita normal dan 300-400 mg/hari pada wanita hamil
sedangkan hamil kembar lebih besar lagi. Kekurangan asam folat
menyebabkan gangguan plasenta, abortus habitualis, solusio plasenta, dan
kelainan kongenital pada janin.
2) Energi
Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja
tetapi pada susunan gizi seimbang energi dan juga protein.Hal ini juga efektif
unutk menurunkan kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energi
ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan
perubahan pada tubuh ibu.
9
3) Pembentukan jaringan dari janin dan tubuh ibu dibutuhkan protein
sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakhir kehamilan dibutuhkan tambahan
12 gram protein sehari untuk ibu hamil.
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin
adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan
sintesa darah otot. Setiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg ( zat besi
30 mg ), minimal 90 tablet perhari.
5) Kalsium
Untuk pembentukan dan tulang gigi bayi, kebutuhan kalsium ibu hamil
adalah sebesar 500 mg perhari.
Kebesihan harus selalu dijaga pada masa hamil. Baju hendaknya yang
longgar dan mudah dipakai. Jika telah sering hamil, maka pemakaian setagen
untuk menunjang otot-otot perut baik dinasehatkan pada ibu hamil. Sepatu
atau alas kaki yang tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh karena tempat titik
berat wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir atau jatuh. Mammae
yang bertambah besar juga membutuhkan kutang atau BH yang lebih besar
dan cukup menunjang.Tak bisa disangkal, hampir semua bagian tubuh
memang bertambah besar dan berat di saat hamil.
10
d) Eliminasi
e) Seksualitas
11
5. Boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari selama tidak memberikan
gangguan.
6. Aktivitas dibatasi bila didapatkan penyulit : partus prematurus imminens,
ketuban pecah, menderita kelainan jantung.
12
perdarahan, partus lama, aborsi dan infeksi yang merupakan faktor kematian
utama ibu.
1. Antropometri
2. Klinis
3. Biokimia
4. Biofisik
Ambang batas lingkar Lengan Atas (LILA) pada ibu hami dan WUS
dengan risiko KEK adalah 23,5 cm, yang diukur dengan menggunakan pita
ukur. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai
risiko KEK dan sebaliknya apabila LILA lebih dari 23,5 cm berarti wanita itu
tidak berisiko dan dianjurkan untuk tetap mempertahankan keadaan tersebut.
1) Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri.
2) Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam
keadaan tidak tegang atau kencang.
13
3) Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-
lipat, sehingga permukaannya sudah tidak rata.
a. Pendapatan Keluarga
b. Pendidikan Ibu
c. Status Perkawinan
14
2. Faktor Biologis
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua
mengakibatkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan
kesehatan ibu (Baliwati, 2004). Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang
dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya
sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan adanya perubahan
hormonal yang terjadi selama kehamilan (Soetjiningsih, 2009). Sehingga usia
yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun,
sehingga diharapkan status gizi ibu hamil akan lebih baik.
b. Jarak Kehamilan
c. Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat
hidup (viable). (Mochtar, 2010). Paritas diklasifikasikan sebagai berikut:
15
1) Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu kali
dengan janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat
janinnya hidup atau mati pada waktu lahir.
2) Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih
kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.
3) Grande multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami lima atau
lebih kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas
viabilitas.
Upaya mencapai status gizi masyarakat yang baik atau optimal dimulai
dengan penyediaan pangan yang cukup. Penyediaan pangan yang cukup
diperoleh melalui produksi pangan dalam negeri yaitu upaya pertanian dalam
menghasilkan bahan makanan pokok, lauk-pauk, sayur-sayuran, dan buah-
buahan (Almatsier, 2003). Pola konsumsi ini juga dapat mempengaruhi status
kesehatan ibu, dimana pola konsumsi yang kurang baik dapat menimbulkan
suatu gangguan kesehatan atau penyakit pada ibu.
4. Faktor Perilaku
Faktor perilaku ini terdiri dari kebiasaan yang sering dilakukan ibu
diantaranya yaitu kebiasaan merokok dan mengkonsumsi cafein. Kafein adalah
zat kimia yang berasal dari tanaman yang dapat menstimulasi otak dan system
syaraf. Kafein bukan merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh,
16
karena efek yang ditimbulkan kafein lebih banyak yang negative daripada
positifnya, salah satunya adalah gangguan pencernaan. Dengan adanya
gangguan pencernaan makanan maka akan menghambat penyerapan zat-zat
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dan janin.
Kondisi KEK pada ibu hamil harus segera di tindak lanjuti sebelum usia
kehamilan mencapai 16 minggu. Pemberian makanan tambahan yang Tinggi
Kalori dan Tinggi Protein dan dipadukan dengan penerapan Porsi Kecil tapi
Sering, pada faktanya memang berhasil menekan angka kejadian BBLR di
Indonesia. Penambahan 200 – 450 Kalori dan 12 – 20 gram protein dari
kebutuhan ibu adalah angka yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gizi
janin.
17
Pada keadaan normal hal tersebut dapat diatasi dengan pemberian tablet
besi, akan tetapi pada keadaan gizi kurang bukan saja membutuhkan suplemen
energi juga membutuhkan suplemen vitamin dan zat besi. Keperluan yang
meningkat pada masa kehamilan, rendahnya asupan protein hewani serta
tingginya konsumsi serat / kandungan fitat dari tumbuh-tumbuhan serta protein
nabati merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya anemia besi.
f. Pencegahan KEK
Sejak 6 bulan, sebaiknya tetap diberikan Asi tapi juga berikan 3-6
sendok makan variasi makanan termasuk yang mengandung protein. Remaja
dan anak2 yang sedang sakit sebaiknya tetap diberikan makanan dan minuman
yang cukup. Kurang gizi juga dapat dicegah secara bertahap dengan mencegah
cacingan, infeksi, muntaber melalui sanitasi yang baik dan perawatan
kesehatan, terutama mencegah cacingan.
Pemberian makanan tambahan dan zat besi pada ibu hamil yang
menderita KEK dan berasal dari Gakin dapat meningkatkan konsentrasi Hb
walaupun besar peningkatannya tidak sebanyak ibu hamil dengan status gizi
18
baik. Terlihat juga penurunan prevalensi anemia pada kelompok kontrol jauh
lebih tinggi dibanding pada kelompok perlakuan.
Berikut adalah total kenaikan berat badan selama kehamilan, yang masih
dianggap normal atau aman, sesuai dengan IMT sejak sebelum hamil:
Rumus IMT :
IMT : Berat Badan
Tinggi Badan2
D. Kunjungan Pemeriksaan Antenatal
19
BAB III
TINJAUAN KASUS
5 AGUSTUS 2019
A. SUBYEKTIF (S)
Hari/Tanggal : Senin, 5 Agustus 2019
1. Biodata
Identitas Istri Suami
20
2. Keluhan utama
Ibu hamil datang ke puskesmas mengeluh mual muntah, lemas, kurang
nafsu makan dan ingin memeriksakan kehamilannya.
3. Riwayat menstruasi
a) Menarche : ± 15 tahun
b) Siklus : 28 hari
c) Lama : 6-7 hari
d) Jumlah : 2-3 kali ganti pembalut/hari
e) Fluor Albus : Tidak ada
f) Dismenorea : kadang-kadang
g) Kelainan lain : Tidak ada
4. Riwayat kehamilan sekarang
a) Hamil ke : I (pertama), dan tidak pernah keguguran
b) HPHT : 25-04-2019
c) Usia kehamilan : 14 minggu
d) Pergerakan janin : belum dirasakan
e) Tanda bahaya/penyulit : tidak ada
f) Obat-obat yang dikonsumsi (termasuk jamu) : Ibu mengatakan hanya
mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan oleh bidan yaitu tablet
tambah darah dan vitamin.
g) ANC : 2x
Tgl Keluhan Tekana Berat Umur Tinggi Letak Denyut Hasil
sekarang n Darah Badan kehamilan fundus janin Jantung Pemeriksaan
lab
(mmHg) (kg) (mgg) uteri Kep/S Janin
u/Li
10-7- Mual 100/70 49 10+6 mgg BT - (-) Hb: 12,5 gr%
19 muntah HbSAg : non
reaktif
Syiphilis : NR
HIV : NR
TT1
5-819 Mual 110/80 50,2 14 mgg 3 jari - (+) -
muntah, diatas dengan
21
lemes sympisis menggu
dan tidak nakan
nafsu doppler
makan
h) Imunisasi TT :
Imunisasi TT Kapan diberikan
TT1 Kunjungan Antenatal 1 pada
tanggal 10-7-2019
22
7. Riwayat sosial ekonomi
a) Status perkawinan : Sah kawin 1 kali ±1 tahun
b) Respon ibu dan keluarga dengan kehamilan ini :
Ibu dan keluarga merasa senang dengan kehamilan ini karena
merupakan kehamilan yang pertama.
23
g) Nutrisi
Makan dan minum Sebelum hamil Selama hamil
Porsi 1 piring 1 gelas minum <1 piring / ½ piring
Minum 2 gelas
Frekuensi 3x sehari 1-2 X sehari
Komposisi Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur
Masalah Tidak ada Mual muntah, lemes, &
Kurang nafsu makan
h) Eliminasi
BAB Sebelum hamil Selama hamil
Frekuensi 2x sehari 2x sehari
Konsisten Padat Padat
Masalah Tidak ada Tidak ada
24
k) Kebiasaan hidup sehat : Ibu mengatakan tidak merokok, tidak minum-
minuman keras dan tidak mengkonsumsi obat-obat terlarang.
25
g. Abdomen :
1) Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi.
2) Palpasi :
a. Leopold I : Tinggi Fundus Uteri : 3 jari diatas symphisis
b. Leopold II : Tidak dilakukan
c. Leopold III : Tidak dilakukan
d. Leopold IV : Tidak dilakukan
C. ANALISA (A)
Diagnosa
Dasar
Subyektif :
26
Objektif :
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah (TD) : 110/80 mmHg
b. Nadi (N) : 82 x/mnt
c. Suhu (S) : 36,7 ºC
d. Respirasi (R) : 20 x/mnt
3. Berat badan sekarang : 50,2 kg
4. Kenaikan Berat Badan : 3,2 kg
6. HTP : 01-02-2020
7. Tinggi badan (TB) : 177 cm
8. Lingkar lengan atas (Lila) : 23 cm
9. Palpasi :
a. Leopold I : Tinggi Fundus Uteri : 3 jari diatas symphisis
b. Leopold II : Tidak dilakukan
c. Leopold III : Tidak dilakukan
d. Leopold IV : Tidak dilakukan
D. PELAKSANAAN (P)
Hari / tanggal : Senin, 5-08-2019 jam : 10:30 WITA
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum ibu
baik, kesadaran composmentis, TD : 110/80 mmHg, N : 82x/m, S: 36,7 oC,
RR: 20x/m. ibu mengerti dan mengetahui dengan kondisinya
2. Memberitahu ibu tentang kehamilannya dan usia kehamilan sudah
memasuki usia 14 minggu. Ibu mengerti dan mengetahu keadaan
kehamilannya
27
3. Memberitahu ibu bahwa ibu hamil dengan kekurangan energi kronik (KEK)
yaitu dimana remaja putri atau wanita mengalami kekurangan gizi yang
berlangsung lama atau menahun dan menimbulkan gangguan kesehatan
akibat dari gangguan energi kronik pada ibu hamil maupun janin ibu sendiri
yaitu ibu lemah dan kurang nafsu makan. Ibbu mengerti dan
mengetahuinya.
4. Memberi informasi terkait tentang tablet Fe dan menganjurkan pada ibu
untuk mengkonsumsi tablet Fe secara teratur. Jangan lupa juga
memberitahu cara mengkonsumsi tablet Fe yaitu diminum sebelum tidur
pada malam hari untuk mengurangi rasa mual. Ibu mengerti dan akan
meminumnya.
5. Memberikan ibu konseling gizi dengan prinsip gizi seimbang, yang
mengandung Karbohidrat seperti nasi, roti, kentang, protein seperti daging
sapi, ayam, telur, vitamin dan mineral buah-buahan, sayuran hijau, air putih
serta susu. Ibu mengerti dan akan memenuhinya.
6. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi yang ada di Puskesmas Tanjung
Karang. Ibu mengerti dan mengetahuinya.
7. Menganjurkan untuk tetap beristirahat dengan cukup + 8 jam/hari. Ibu
mengerti dan akan bersedia melakukannya
8. Memberikan makanan tambahan (PMT) dalam bentuk biskuit dan tetap
menganjurkan mengkonsumsi Tablet Fe 60 mg 1x1. Ibu mengerti dan akan
memakannya.
9. Menganjurkan ibu untuk ANC teratur di bidan atau tempat pelayanan
kesehatan 1 bulan lagi atau jika ada keluhan. Ibu mengerti dan akan
datang kembali.
28
BAB IV
PEMBAHASAN
Kekurangan energi kronis pada ibu hamil mempunyai resiko kematian ibu
mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat badan
lahir rendah (BBLR).Pada keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena
perdarahan.Sehingga AKI dan AKB meningkat (Depkes RI, 2017).
29
3. Analisa (A)
Diagnosa Kebidanan Ny.N G1P0A0H0 Umur 24 tahun umur kehamilan 14
minggu dengan kekurangan energi kronis. Masalah yang muncul pada kasus ini
adalah ibu merasa cepat lelah saat beraktifitas, pusing dan nafsu makan
berkurang. Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa masalah yang di dapatkan dengan melakukan
analisa. Kebutuhan yang diberikan pada ibu hamil Ny. N adalah memberikan
informasi tentang keadaan kehamilanya dan informasi tentang ibu hamil dengan
KEK.
Menurut Astuti (2012) masalah yang muncul pada ibu hamil dengan
kekurangan energi kronis yaitu ibu merasa cemas dan khawatir. Kebutuhan
yang muncul pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis adalah informasi
tentang KEK (Sulistyawati, 2009). Pada langkah ini penulis tidak menemukan
kesenjangan antara teori dan praktek.
4. Penatalaksanaan (P)
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum ibu baik,
kesadaran composmentis, TD : 110/80 mmHg, N : 82x/m, S: 36,7 oC, RR:
20x/m. ibu mengerti dan mengetahui dengan kondisinya
2. Memberitahu ibu tentang kehamilannya dan usia kehamilan sudah memasuki
usia 14 minggu. Ibu mengerti dan mengetahu keadaan kehamilannya
3. Memberitahu ibu bahwa ibu hamil dengan kekurangan energi kronik (KEK)
yaitu dimana remaja putri atau wanita mengalami kekurangan gizi yang
berlangsung lama atau menahun dan menimbulkan gangguan kesehatan
akibat dari gangguan energi kronik pada ibu hamil maupun janin ibu sendiri
yaitu ibu lemah dan kurang nafsu makan. Ibbu mengerti dan mengetahuinya.
4. Memberi informasi terkait tentang tablet Fe dan menganjurkan pada ibu untuk
mengkonsumsi tablet Fe secara teratur. Jangan lupa juga memberitahu cara
mengkonsumsi tablet Fe yaitu diminum sebelum tidur pada malam hari untuk
mengurangi rasa mual. Ibu mengerti dan akan meminumnya.
5. Memberikan ibu konseling gizi dengan prinsip gizi seimbang, yang
mengandung Karbohidrat seperti nasi, roti, kentang, protein seperti daging
30
sapi, ayam, telur, vitamin dan mineral buah-buahan, sayuran hijau, air putih
serta susu. Ibu mengerti dan akan memenuhinya.
6. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi yang ada di Puskesmas Tanjung
Karang. Ibu mengerti dan mengetahuinya.
7. Menganjurkan untuk tetap beristirahat dengan cukup + 8 jam/hari. Ibu
mengerti dan akan bersedia melakukannya
8. Memberikan makanan tambahan (PMT) dalam bentuk biskuit dan tetap
menganjurkan mengkonsumsi Tablet Fe 60mg 1x1. Ibu mengerti dan akan
memakannya.
9. Menganjurkan ibu untuk ANC teratur di bidan atau tempat pelayanan
kesehatan 1 bulan lagi atau jika ada keluhan. Ibu mengerti dan akan datang
kembali.
31
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny “N”
dengan asuhan kehamilan Trimester II dengan KEK Diruang KIA
Puskesmas Tanjung Karang
b. Mahasiswa mampu mengumpulkan semua data objektif pada Ny “N”
dengan asuhan kehamilan Trimester II dengan KEK Diruang KIA
Puskesmas Tanjung Karang
c. Mahasiswa mampu menganalisa dan dapat mengidentifikasi diagnosa /
masalah potensial pada Ny “N” dengan asuhan kehamilan Trimester II
dengan KEK Diruang KIA Puskesmas Tanjung Karang
d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan sesuai asuhan kebidanan
pada Ny “N” dengan asuhan kehamilan Trimester II dengan KEK Diruang
KIA Puskesmas Tanjung Karang
e. Mahasiswa tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek pada
kasus Ny “N”
2. Saran
1. Bagi pembimbing
Di harapkan agar lebih mempersiapkan manajemen praktik lapangan
semaksimal mungkin sehingga praktek dapat berjalan dengan baik
2. Bagi lahan praktik
Kami berharap keepada selaku pemberi pelayanan di puskesmas
tanjung karang agar tetap mempertahankan mutu pelayanan khususnya
pelayanan kebidanan sehinga dapat mewujudkan program pemerintah
untuk mengurangi AKI khususnya di propinsi NTB
3. Bagi mahasiswa
Agar dapat menambah pengetahuan sesuai dengan teori yang dapat
dari bangku perkuliahan dan menerapkan asuhan kebidanan pada ibu
antenatal care dengan kekurangan energy kronik (KEK) Pada Ny “N”
dengan benar menurut pendokumentasian SOAP secara langsung.
32
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2007. Resiko Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia untuk
melahirkan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Penelitian Gizi
dan Makanan jilid 21. Jakarta : Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007.
Depkes RI. 2017. Buku Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun
2018: Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Supariasa, 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.
33