Anda di halaman 1dari 6

Eric Lazuwardi

1201161090
Fakultas Ilmu Komputer / Sistem Informasi / S1
Semester Ganjil (07)
Mata Kuliah E-Government (UTS – Selasa, 19 November 2019)
Dosen : Asep Mabrur Aid

1. Jelaskan Sejarah E-Government di dunia dan di Indonesia!


> Sejarah E-Government di dunia
Tahun 1980-an perkembangan internet didunia sudah sedemikian pesatnya dan telah
dipergunakan dalam berbagai bidang dan keperluan. Sektor swasta dan bisnis di negara-
negara maju adalah sektor yang banyak menggunakan internet untuk berbagai
keperluan misalnya surat elektronik( e-mail ), perbankan elektronik ( e-banking ),dan
lain-lain.
Pada pertengahan tahun 1980-an di negaraBritania Raya, e-government digunakan
untukpemungutan suara pada proses pemilu berupa e-voting.
Tahun 1990-an, aplikasi internet sudah digunakan untuk perdagangan elektronik dan
berkembang pada lingkungan pemerintahan yang dikenal dengan e-government.
Pengembangan aplikasi e-government memerlukan pendanaan yang cukup besar,
sehingga diperlukan kesiapan dari sisisumber daya manusia aparat pemerintahan dan
kesiapan dari masyarakat.
> Sejarah E-Government di Indonesia
E-Gov di Indonesia mulai dilirik sejak tahun 2001 yaitu sejak munculnya Instruksi
Presiden No. 6 Tahun 2001 tgl. 24 April 2001 tentang Telematika (Telekomunikasi,
Media dan Informatika) yang menyatakan bahwa aparat pemerintah harus
menggunakan teknologi telematika untuk mendukung good governance dan
mempercepat proses demokrasi. Namun dalam perjalanannya inisiatif pemerintah
pusat ini tidak mendapat dukungan serta respon dari segenap pemangku kepentingan
pemerintah yaitu ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi yang belum
maksimal.
Berdasarkan data yang ada, pelaksanaan E-Government di Indonesia sebagian besar
barulah pada tahap publikasi situs oleh pemerintah atau baru pada tahap pemberian
informasi, dalam tahapan Layne & Lee baru masuk dalam Cataloguing. Data Maret 2002
menunjukkan 369 kantor pemerintahan telah membuka situs mereka. Akan tetapi 24%
dari situs tersebut gagal untuk mempertahankan kelangsungan waktu operasi karena
anggaran yang terbatas. Saat ini hanya 85 situs yang beroperasi dengan pilihan yang
lengkap. (Jakarta Post, 15 Januari 2003). Indikator lainnya adalah penestrasi internet
baru mencapai 1,9 juta penduduk atau 7,6 persen dari total populasi Indonesia pada
tahun 2001. Pada tahun 2002 dengan 667.000 jumlah pelanggan internet dan 4.500.000
pengguna komputer dan telepon, persentasi penggunaan internet di Indonesia
sangatlah rendah. (Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia/APJII).
Pada tahun 2003, di era Presiden Megawati Soekarno Putri, Pemerintah mengeluarkan
suatu kebijakan yang lebih fokus terhadap pelaksanaan E-Gov, melalui Instruksi
Presiden yaitu Inpres Nomor 3 tahun 2003. Inpres ini berisi tentang Strategi
Pengembangan E-gov yang juga sudah dilengkapi dengan berbagai Panduan tentang e-
gov seperti: Panduan Pembangunan Infrastruktur Portal Pemerintah; Panduan
Manajemen Sistem Dokumen Elektronik Pemerintah; Pedoman tentang
Penyelenggaraan Situs Web Pemda; dan lain-lain. Demikian pula berbagai panduan
telah dihasilkan oleh Depkominfo pada tahun 2004 yang pada dasarnya telah menjadi
acuan bagi penyelenggaraan e-gov di pusat dan daerah. Dalam Inpres ini, Presiden
dengan tegas memerintahkan kepada seluruh Menteri, Gubernur, Walikota dan Bupati
untuk membangun E-government dengan berkoordinasi dengan Menteri Komunikasi &
Informasi.
Di lihat dari pelaksanaan aplikasi e-gov setelah keluarnya Inpres ini maka dapat
dikatakan bahwa perkembangan pelaksanaan implementasi E-Gov masih jauh dari
harapan. Data dari Depkominfo (2005) menunjukkan bahwa hingga akhir tahun 2005
lalu Indonesia baru memiliki:
 564 domain go.id;
 295 website pemerintah pusat dan pemda;
 226 website telah mulai memberikan layanan publik melalui website
 198 website pemda masih dikelola secara aktif.
Beberapa pemerintah daerah memperlihatkan kemajuan cukup berarti. Bahkan Pemkot
Surabaya sudah mulai memanfaatkan e-gov untuk proses pengadaan barang dan jasa
(e-procurement). Beberapa pemda lain juga berprestasi baik dalam pelaksanaan e-gov
seperti: Pemprov DKI Jakarta, Pemprov DI Yogyakarta, Pemprov Jawa Timur, Pemprov
Sulawesi Utara, Pemkot Yogyakarta, Pemkot Bogor, Pemkot Tarakan, Pemkab Kebumen,
Pemkab. Kutai Timur, Pemkab. Kutai Kartanegara, Pemkab Bantul, Pemkab Malang.
Sementara itu dari sisi infrastruktur, layanan telepon tetap masih di bawah 8 juta satuan
sambungan dan jumlah warung telekomunikasi (Wartel) dan warung Internet (Warnet)
yang terus menurun karena tidak sehatnya persaingan bisnis. Telepon seluler menurut
data Depkominfo tersebut telah mencapai 24 juta ss. Meski kepadatan telepon tetap di
beberapa kota besar bisa mencapai 11%-25%, kepadatan telepon di beberapa wilayah
yang relatif tertinggal baru mencapai 0,2%. Jangkauan pelayanan telekomunikasi dalam
bentuk akses telepon baru mencapai 65% desa dari total sekitar 67.800 desa yang ada
di seluruh tanah air. Jumlah telepon umum yang tersedia hingga saat ini masih jauh dari
target 3% dari total sambungan seperti ditargetkan dalam penyusunan Program
Pembangunan Jangka Panjang II dahulu.
Sementara itu jumlah pelanggan dan pengguna Internet masih tergolong rendah jika
dibandingkan dengan total penduduk Indonesia. Hingga akhir 2004 berbagai data yang
dikompilasi Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) memberikan jumlah
pelanggan Internet masih pada kisaran 1,9 juta, sementara pengguna baru berjumlah 9
juta orang. Rendahnya penetrasi Internet ini jelas bukan suatu kondisi yang baik untuk
mengurangi lebarnya kesenjangan digital (digital divide) yang telah disepakati
pemerintah Indonesia dalam berbagai pertemuan Internasional untuk dikurangi.

2. Apa Manfaat E-Government dalam penggunaan yang luas?


o untuk memperbaiki kualitas dalam pelayanan dari pemerintah kepada para kelompok
masyarakat, terutama yaitu dalam hal-hal kinerja efektivitas serta efisiensi di berbagai
bidang kehidupan bernegara.
o untuk meningkatkan sebuah transparansi kontrol serta akuntabilitas penyelenggaraan
dalam suatu pemerintahan, yaitu dalam rangka penerapan konsep Good Corporate
Governance.
o untuk mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi dan juga interaksi
yang di kelurkan oleh pemerintah untuk kepentingan aktivitas atau kegiatan dalam
sehari hari.
Tambahan manfaat e-government
o memberikan layanan yang lebih baik pada masyarakat. Informasi dari pemerintah
dapatdisediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu tanpa harus menunggu
dibukanya kator pemerintah. Informasi dari pemerintah dapat dicari dan diperoleh
dari kantor, rumah tanpaharus secara fisik harus datang ke kantor pemerintah.
o Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui informasi yang mudah diperoleh.
Adanyainformasi yang mencukupi, maka masyarakat akan belajar untuk menentukan
pilihannya didalam mendapatkan suatu informasi yang diperlukan
o Adanya E-Government diharapkan pelaksaan pemerintah akan berjalan lebih efisien
karenakoordinasi pemerintah dapat dilakukan melalui pemanfaatan teknologi
informasi.Untuk dapat mengembangkan e-Governmet dengan baik diperlukan front
office dan backoffice yang mampu memberikan layanan pada masyarakat di setiap
kantor pemerintah.

3. Apa saja model penyampaian E-Government yang umum dijumpai


 Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C). Model ini
memungkinkan penyampaian layanan publik dan informasi satu arah oleh pemerintah
ke masyarakat. Layanan mungkin dapat dailakukan adalah: pajak online, lowongan
pekerjaan, jaminan sosial, serta dokumen kependudukan akte kelahiran, akte
perkawinan, paspor, imiigrasi, kesehatan, beasiswa, penanggulangan bencana.
Keuntungan yang dapat diperoleh adalah tersedaianya layanan yang lebih baik,
layanan dalam 24jam/hari,7 hari/minggu, tanpa datang ke kantor pemerintahan.
Disamping keuntungan ada pula kelemahannya misalnya kurangnya interaksi atau
komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat.
 Government-to-Business (G2B). Model ini memungkinkan layanan transaksi-transaksi
elektronik antara pemerintah dan pebisnis. Dalam G2B tersedai berbagai informasi
yang dibutuhkan bagi kalangan bisnis untuk bertransaksi dengan pemerintah.
Penjualan produk dan jasa ke pemerintah untuk mendukung kegiatan pemerintahan
dilaksanakan melalui aplikasi e-Procurement. Informasi yang relevan dengn G2B
adalah pajak perseroan, peluang bisnis, pendaftaran perusahaan, maupun peraturan-
peraturan pemerintah yang berkiatan dengan usaha/bisnis. E-government juga dapat
mendukung pengelolaan pemerintahan yang lebih efisien, dan bisa meningkatkan
komunikasi antara pemerintah dengan sektor usaha dan industri.
 Government-to-Government (G2G). Model ini memungkinkan komunikasi dan
pertukaran informasi online antar departemen atau lembaga pemerintahan suatu
negara dengan negara lain melalui basisdata terintegrasi. Layanan yang mungkin
dapat dilakukan adalah layanan data ekspor-impor, tenaga kerja, beasiswa, bantuan
ke dan dari luar negeri, perdagangan. Dengan G2G akan terjadi keterbukaan layanan
antar pemerintah khususnya regulasi yang berlaku dimasing-masing negara.

4. Apa Kunci Sukses penerapan E-Government oleh Pemerintahan?


 Pertama, Visi dan Strategi. Perlunya rencana jangka panjang yang jelas serta disertai
oleh komitmen yang kuat untuk melaksanakannya. Pendekatan paling efektif adalah
berfikir secara luas melalui sebuah perencanaan jangka panjang tetapi pada saat
pelaksanaan dimulai dari hal sederhana, serta mampu menetapkan prioritas untuk
menjamin keberhasilan. Strategi implementasi e-government lainnya adalah
pendekatan “Whole of government”.
 Kedua Regulasi. Implementasi e-government membutuhkan aturan yang jelas dan
tegas. Aturan yang harus menyertai pelaksanaan e-govenment antara lain mengenai
kerahasiaan informasi, tanda tangan digital, cyber security, serta arsitektur teknologi
informasi dalam rangka integrasi.
 Ketiga, Penguatan Kelembagaan. Pentingnya kepemimpinan yang kuat di setiap
jenjang pemerintahan dalam pelaksanaan e-government, agar terbangun sinergi antar
organisasi serta konsistensi dalam pelaksanaannya.
 Keempat, Proses Bisnis. Merupakan kumpulan aktivitas terstruktur untuk
menghasilkan outcomes. Kembangkan inovasi melalui Business process
Reengineering (BPR), yaitu melakukan desain ulang terhadap teknologi yang
digunakan dengan bantuan teknologi informasi, sehingga proses yang ada lebih
efisien. Dilakukan dengan cara mengurangi atau menghilangkan proses kerja yang
tidak efisien.
 Kelima, Teknologi Informasi. Hal yang harus diperhatikan dalam implementasi
egovernment antara lain tingkat kebutuhan teknologi/aplikasi, infrastruktur jaringan,
interoperabilitas, standarisasi, serta kemampuan SDM.

5. Seberapa penting peran CIO dalam penerapan E-Government? Berikan pendapat anda
dan contohnya !
peran CIO dalam penerapan E-Government sangat penting.
Sebab, CIO adalah satu jabatan strategis yang memadukan teknologi dan sistem informasi
dengan aspek manajemen lain untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi.
Contoh : beberapa menit aja informasi dan teknologi terhenti atau mati maka semua ny
akan tertinggal, segala informasi dan teknologi akan terhambat kemajuannya.

Anda mungkin juga menyukai