Anda di halaman 1dari 10

Makalah

SENYAWA KIMIA YANG MENYEBABKAN CACAT LAHIR DAN HORMON-


HORMON YANG MEMPENGARUHI METAMORFOSIS
(disusun dan didiskusikan pada mata kuliah Struktur Perkembangan Hewan II yang
diampu oleh DRS. Mustamin Ibrahim, M.Si)

Oleh :

Nirman Gani
(431418079

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian kulit
Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia
yang mempunyai banyak fungsi diantaranya adalah sebagai pelindung tubuh dari
berbagai hal yanga dapat membahayakan, sebagai alat indra peraba dan sebagai
salah satu organ yang berperan dalam ekskresi pengatur suhu tubuh mahluk hidup.
2.2 Penyakit kulit (Jerawat)
Salah satu masalah kerusakan kulit yang mengganggu penampilan seseorang
adalah jerawat. Jerawat adalah sejenis peradangan pada kulit yang disebabkan oleh
kolonisasi bakteri di dalam pori-pori yang tersumbat oleh minyak. Minyak tersebut
berasal dari aktivitas kelenjar sebasea (kelenjar minyak) yang terlalu aktif sehingga
memproduksi minyak berlebih dan mengalirkannya melewati saluran sebasea ke
dalam pori-pori. Kelenjar sebasea disusun oleh sel sebocyte, sel-sel ini yang akan
menyintesis minyak serta menyimpan bulir-bulir minyak tersebut. Aktivitas
sebocyte dipengaruhi oleh ikatan antara ligan dan reseptor sebocyte. Reseptor-
reseptor yang meregulasi aktivitas sebocyte antara lain reseptor androgen, reseptor
estrogen, reseptor peroxisome poliferator-acivated (PPAR), reseptor liver-X,
reseptor vitamin D dan reseptor asam retinoat (retinoid).
2.4 Obat jerawat( Isotretinoin)
Terdapat dua jenis pengobatan yang biasa digunakan untuk menanggulangi
jerawat yaitu pengobatan topikal yang langsung digunakan pada daerah berjerawat
sehingga menghasilkan efek lokal dan pengobatan oral dengan cara diminum untuk
mengobati jerawat melewati jalur sistemik. Penggunaan obat topikal dianggap
kurang efektif karena hanya mengobati daerah yang diberikan obat, hal ini
dikarenakan mekanisme kerja obat topikal hanya untuk mengurangi lesi yang akan
terbentuk. Maka dari itu penggunaan obat oral lebih disukai dibanding obat topikal.
Isotretinoin (13-cis-retinoic acid) merupakan obat yang digunakan secara peroral
dalam terapi penyembuhan jerawat yang sangat parah, selain itu obat ini juga
digunakan pada pengobatan jerawat di tingkat menengah, jerawat tersebut sudah
kebal terhadap perawatan konvensional serta jerawat yang menimbulkan bekas luka
baik secara fisik maupun psikologis. Penggunaan isotretinoin pada jerawat yang
sangat parah sudah disetujui oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA).
Sampai saat ini isotretinoin masih terus digunakan dan menjadi obat anti jerawat
yang paling efektif sebab mengurangi gejala jerawat jangka panjang serta
memperbaiki jaringan yang rusak akibat jerawat.
Isotretinoin (13-cis RA), senyawa 9-cis RA dan semua trans asam retinoat
(ATRA) bekerja dengan memberikan efek pada proliferasi sel, apoptosis sel dan
siklus protein sel yang diteliti pada SEB-1 sebocyte dan keratinosit. Dosis terapi
yang dianjurkan untuk isotretinoin per hari adalah 0,5-2 mg/Kg BB/hari. Pada
penggunaan isotretinoin dalam jangka panjang perlu memulai perawatan dengan
dosis yang kecil yaitu kurang dari 0,5 mg/Kg BB/hari dengan akumulasi total dosis
120-150 mg/Kg BB.
2.5 Efek obat Isotretinoin
Isotretinoin menimbulkan efek teratogenik pada janin, sehingga wanita hamil
dapat mengalami keguguran spontan. Selain itu isotretinoin juga menyebabkan
perkembangan organ atau jaringan menjadi Penggunaan isotretinoin pada jerawat
yang terganggu (malformasi) sehingga bayi menjadi cacat.
2.6 Peranan metamofosis
Peranan hormon dalam metamorfosis meliputi proses pengelupasan kulit larva, dan
pembentukanpupa pada serangga holometabola, dan pengelupasan kulit nimfa pada serangga
hemimetabola(Saunders, 1980).

Hormon yang berperan dalam metamorfosis terdiri dari atas tiga macam yaitu,hormon otak,
hormon molting (ekdison), dan hormon juvenil (Spratt, 1971).Hormon otak disebut juga
ecdysiotropin, disimpan didalam corpora cardiace, sedangkan hormonmolting (Ekdison)
dihasilkan oleh kelenjar protoraks, yaitu suatu segmen pada tubuh serangga yangmempunyai
pasangan kaki terdepan dari ketiga pasangan kaki terdepan serangga, oleh karena itumaka hormon
ini juga dinamakan hormon protoracic gland atau disingkat menjadi PGH, hormon juvenil (JH)
dihasilkan oleh corpora allata, yaitu sepasang kelenjar endokrin yang terletak di dekatotak (Spratt,
1971, Saunders, 1980, Balinsky, 1981).

2.3 Mekanisme metamorfosis


Secara berkala sel-sel neurosekretori didalam otak menggunakan suatu hormon otak
(Ecdysiotropin),hormon ini merangsang kelenjar protoraks untuk menghasilkan ecdyson.
Selanjutnya ecdyson inimerangsang pertumbuhan dan menyebabkan epidermis menggetahkan
suatu kutikula baru yangmenyebabkan dimulainya proses pengelupasan kulit (molting). Jika otak
dari larva tersebut dibedahsecara mikro, maka ecdyson tidak akan dihasilkan lagi dan sementara
itu pertumbuhan dan prosespengelupasan kulit terhenti. Selain oleh pengaruh ecdyson, maka
proses pengelupasan kulit danpertumbuhan juga dipengaruhi oleh hormon juvenil, selama
terdapat hormon juvenil rangkaianpengelupasan kulit yang terjadi dibawah pengaruh ecdyson itu
hanyalah akan menghasilkan bentukstadium tidak dewasa saja. Jika konsentrasi hormon juvenil
relatif lebih tinggi daripada ecdyson makaakan merangsang perkembangan larva, dan mencegah
proses pembentukan pupa, namunmencegah proses pembentukan larva. Jika suatu serangga
mengelupas kulitnya tanpa adanyahormon juvenil maka hewan tersebut akan berdiferensiasi
menjadi bentuk dewasa. Ecdysonsecara kontinu dihasilkan sampai pengelupasan kulit menjadi
dewasa, ecdyson berperanmerangsang sintesa RNA dan protein yang diperlukan pada proses
pembentukan kepingankepinganimaginal. Pada serangga dewasa tidak terdapat ecdyson untuk
pengelupasan kulit, karena kelenjar-kelenjar protoraknya sudah mengalami degenerasi setelah
metamorfosis, namun corpora allata akanmenggetahkan hormon juvenil kembali setelah
pengelupasan kulit pendewasaan. Hormon juvenil iniakan mempengaruhi metabolisme protein
dan lemak,serta membentuk protein-protein vitelogenik(Saunders,1980).

2.6 Tahapan-tahapan metamorphosis


Metamorfosis adalah perubahan/perkembangan biologi yang terjadi pada diri
makhluk hidup berawal dari telur hingga menjadi dewasa secara sempurna dengan
mengalami perubahan pada bentuk anatomi, morfologi maupun fisiologis.
Perubahan yang terjadi pada fisik disebabkan oleh pertumbuhan dan diferensiasi sel
baik secara radikal maupun dinamik. Secara singkat metamorfosis adalah “Proses
perkembangan biologi yang melibatkan perubahan bentuk struktur maupun
perubahan fungsi organ-organ tubuh makhluk hidup.” Ada pun tahap-tahap
metamorphosis adalah sebagai berikut:

1.Telur
Sel telur adalah cikal bakal makhluk hidup yang dimiliki betina, yang
nantinya akan berubah menjadi zigot setelah melalui proses pembuahan oleh
spermatozoa pejantan. Hewan betina akan meletakkan telur yang sudah dibuahi di
tempat yang sesuai dengan perkembangan calon anaknya. Contohnya nyamuk
betina akan menaruh telurnya di dalam air, karena memang larva nyamuk setelah
menetas mereka hidup di air. Begitu pula dengan kupu-kupu, mereka akan
meletakkan telur-telurnya di dedaunan hal ini karena lava atau hewan muda kupu
kupu mereka pemakan daun.
2. Nimfa
Nimfa adalah bentuk hewan muda yang menyerupai ketika sudah berbentuk
dewasa tetapi dengan ukuran lebih kecil. Pada masa ini terdapat beberapa bagian
organ yang belum tumbuh. Bentuk nimfa hanya ada pada metamorfosis tidak
sempurna.
3.Larva
larva kupu kupu yang berupa ulat via Setelah telur menetas mereka akan
menjadi lava atau hewan muda. Fase ini seringkali terjadi pada metamorfosis amfibi
dan serangga. Bentuk larva sangatlah berbeda dengan hewan tersebut ketika
dewasa. Semisal larva nyamuk atau jentik nyamuk sangat berbeda dengan nyamuk
dewasa. Larva tidak memiliki organ tubuh tertentu ketika sudah dewasa. Pada
serangga tertentu mereka akan sering berganti kulit atau disebut molting atau
ekdisis. Hal ini disebabkan karena ukuran tubuh serangga semakin membesar. Pada
fase ini mereka akan sangat aktif makan. Pada waktu yang ditentukan larva akan
mengurangi bahkan berhenti makan untuk memasuki fase berikutnya, yaitu pupa.
4. Pupa
Pupa atau kepompong adalah fase transisi. pada kondisi ini serangga dalam
keadaan inaktif (tidak makan). Kepompong dilindungi oleh rangka luar yang keras
disebut dengan kokon. Didalam kokon, tubuh pupa sangat aktif melakukan
metabolisme pembentukan organ-organ dan bentuk hewan dewasanya. kebutuhan
energi mereka diperoleh dari cadangan makanan dalam tubuh larva. Ketika masih
berupa larva, mereka sangat aktif makan, dikarenakan sebagian makanan akan
disimpan untuk fase pupa ini. Fase pupa ini hanya akan dijumpai pada serangga atau
hewan yang mengalami metamorfosis sempurna. misalnya yang terjadi pada
nyamuk dan kupu kupu.
5. Imago
imago kupu kupu setelah menetas Sampai waktu yang ditentukan, beda hewan
beda pula waktu yang diperlukan sampai bisa bermetamorfosis menjadi hewan
dewasa. Pada fase ini, hewan akan keluar dari kepompong menjadi hewan dewasa
dengan bentuk yang jauh berbeda. Imago memiliki habitat dan cara makan yang
berbeda dengan ketika masih berbentuk larva. Fase hewan dewasa merupakan fase
reproduksi dimana imago akan saling mengadakan perkawinan (jantan dan betina)
yang nantinya akan menghasilkan ratusan telur dan siklus perkembangbiakan dan
pertumbuhan pada hewan tersebut akan terulang.
2.7 Metamorfosis Sempurna (Holometabola)
metamorfosis sempurna adalah perubahan bentuk yang terjadi pada serangga
dimana larva (hewan muda) mempunyai bentuk yang sangat berbeda dengan bentuk
ketika sudah dewasa. Biasa dikenal dengan sebutan holometabola. Biasanya cara
makan bahkan habitatnya pun berbeda. Terdapat masa transisi atau titik perubahan
bentuk dari larva menjadi hewan dewasanya yaitu menjadi kepompong. Samping
Hewan yang mengalami metamorfosis sempurna melewati empat tahap
pertumbuhan dan perkembangan. Tahapannya yaitu telur – larva – pupa – imago /
hewan dewasa. Contoh hewan bermetamorfosis sempurna adalah nyamuk, lalat,
kupu-kupu dan masih banyak yang lain.
Nyamuk tergolong metamorfosis sempurna karena terdapat 4 fase diawali
dengan proses pembuahan sel telur dari nyamuk betina oleh spermatozoa nyamuk
pejantan sehingga terbentuklah zigot. Pembuahan akan menghasilkan telur yang
kemudian diletakkan di permukaan air oleh nyamuk betina. Permukaan air yang
dipilih oleh induk betina biasanya perairan yang tenang dengan kelembaban tinggi.
Pada stadium telur berlangsung selama 2 sampai 3 hari yang kemudian akan
menetas menjadi larva Urutan metamorfosis nyamuk dimulai dari telur – larva /
jentik – pupa – imago / nyamuk dewasa Metamorfosis pada nyamuk setelah
menetas maka menjadi larva atau biasa disebut jentik nyamuk. mereka akan tumbuh
terus di permukaan air. Ia akan melalui 4 tahap pertumbuhan (instar). Dalam tahap
ini jentik akan mengalami perubahan bentuk dan penambahan jumlah bulu-bulu
halus di tubuhnya. Waktu yang diperlukan jentik nyamuk untuk menjadi pupa
berkisar 7 hari sampai 10 hari. Banyak faktor yang berpengaruh diantaranya suhu
air, ada tidaknya predator pemangsa di ekosistem tersebut, dan juga ketersediaan
bahan makanan. Jentik nyamuk adalah mangsa dari beragam jenis makhluk perairan
seperti moluska, amfibi dan ikan. Fase berikutnya adalah pupa nyamuk. Merupakan
tahapan terakhir kehidupan nyamuk di habitat perairan. Pupa atau kepompong
nyamuk berlangsung selama kurang lebih 12 hari. Pupa akan membentuk sayap-
sayap halus yang akan dipergunakan untuk terbang pada fase metamorfosis
berikutnya. Fase terakhir adalah Imago berupa nyamuk dewasa. Nyamuk dewasa
akan hidup 2 sampai 4 minggu. dalam fase ini nyamuk betina akan terbuahi dan
bertelur satu kali sebelum pada akhirnya mati.
2.8 Metamorfosis Tidak Sempurna (Hemimetabola)
Metamorfosis tidak sempurna adalah proses pertumbuhan pada hewan yang tidak
mengalami perubahan bentuk secara signifikan. Dikenal dengan istilah hemimetabola.
metamorfosis tidak sempurna terjadi dengan tiga tahapan yaitu mulai dari telur, menetas
menjadi nimfa dan tumbuh menjadi dewasa. Telur – nimfa – imago (dewasa). Hewan yang baru
menetas dari telur mempunyai bentuk sama dengan hewan yang sudah dewasa. Perubahan
hanya terjadi pada bagian tubuh yang belum mengalami pertumbuhan. Sebagai contohnya
belalang, belalang muda atau nimfa akan tumbuh dan pada bagian belalang yang belum tumbuh
seperti sayap akan muncul dan menjadi imago / belalang dewasa. Terdapat banyak hewan yang
mengalami metamorfosis tidak sempurna diantaranya, walang, kepik, whitefly, rayap, kutu
daun, rayap, jangkrik, capung, kecoak, belalang dan juga masih banyak yang lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada saat menggunakan obat isoternion haruslah memperhatikan kondisi
tubuh karena Isotretinoin menimbulkan efek teratogenik pada janin, sehingga wanita
hamil dapat mengalami keguguran spontan. Selain itu isotretinoin juga menyebabkan
perkembangan organ atau jaringan menjadi Penggunaan isotretinoin pada jerawat
yang terganggu (malformasi) sehingga bayi menjadi cacat.
Metamorfosis adalah perubahan/perkembangan biologi yang terjadi pada diri
makhluk hidup berawal dari telur hingga menjadi dewasa secara sempurna dengan
mengalami perubahan pada bentuk anatomi, morfologi maupun fisiologis. Perubahan
yang terjadi pada fisik disebabkan oleh pertumbuhan dan diferensiasi sel baik secara
radikal maupun dinamik.

Anda mungkin juga menyukai