OBSTETRI
Disusun oleh :
Suci Ramadian
12711028
Pembimbing :
dr. Suwardi, Sp.OG (K)
Oleh:
Suci Ramadian
(12711028)
I. LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Ny. VF
Umur : 29 tahun
Pendidikan : SMA
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
III. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Keluhan gerak janin berkurang.
2. RPS
Pasien rujukan PKM Kare dengan GII P1001 40/41 mgg GHHIU +
Letkep/Letsu + Post date + Gerak janin berkurang. Saat ini pasien mengeluh gerakan
janin berkurang sejak 1 hari yang lalu. Penglihatan kabur (-), nyeri ulu hati (-), mual (-
), muntah (-), sesak (-), BAK/BAB (+)/ normal.
5. Riwayat Haid :
- Menarche usia 13 tahun.
- Siklus 28 hari, teratur.
- Lama Haid 6-7 hari, jumlah biasa, nyeri saat menjelang haid (+),
aktifitas (+).
Hari pertama haid terakhir : 10-03-2016
Hari perkiraan lahir : 17-12-2016
Usia kehamilan : 40/41 minggu
8. Riwayat ANC :
BPM 10x
Sp.OG 2x
9. Riwayat Persalinan :
No. A/P/I/Ab/E/M BBL Cara Lhr Penolong L/P Umur H/M
1. 9 bln/ Spt B/Bidan PKM/Laki-laki/3400/8 tahun
2. Hamil ini
PEMERIKSAAN FISIK
Status Tanda Umum
Keadaan Umum : Baik ● Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4V5M6
Tinggi Badan : 165 cm ● Berat Badan : 84 kg
Edema : - ● BMI : 30
Status Obstetri
TFU : 34 cm
Letak Janin : Kepala dan Sungsang
DJJ : 12-11-12 dan 11-11-11
His : (-)
Pemeriksaan Dalam : Ø (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
NST
Bayi 1 Baseline rate : 150, variability :12-20, reaktif, kategori 1.
Bayi 2 Baseline rate : 150, variability : 9-16, reaktif, kategori 1.
USG
USG (19/12/2016)
K/T/H
I. BPD : 9.24 ~ 37/38 mgg
EFW : 2600 gr
II. BPD : 9.33 ~ 38/39 mgg
EFW : 2602 gr
LABORATORIUM
ASSESMENT
GII P1001 40/41 mgg GHHIU + Letkep/Letsu + Post date + Tak Inpartu + Obesitas grade I +
TBJ 2600/2600g
TATALAKSANA
• NST
• Pasang Infus
• KIE informed consent
• Observasi tanda-tanda inpartu
• Bila 1 x 24 jam tak inpartu Pro semi akut SC besok pagi + IUD
• Bila inpartu Pro Spt Kepala/ Spt Bracht
Planning Post SC
Puasa sementara
Infus RL:PS 2:1
Inj Vit C 2x4 amp IV
Inj ketorolac 2x4 amp IV
Inj allinamine 2x4 amp IV
Inj transamine 3x 500mg IV
Drip oksitosin 2 amp/12 jam IV Cek Lab post Op
Cek darah lengkap post op
Monitoring keluhan, Vital sign/ flx/ kontraksi uterus
FOLLOW UP
Ruang IPI
20-12-2016 – 09.35
Subjektif
Nyeri luka post op SC (+)
Objektif
STU: Keadaan Umum : Compos Mentis, A-/I-/C-/D-
Vital Sign : TD: 120/70 HR: 82x/menit
Suhu : 36ºC Respirasi: 20x/menit
C/P : S1 S2 reguler, tunggal
Ves/ves, Rh -/-. Wh -/-
Ekstremitas : Edema -/-
Status Obstetri:
TFU 1 jbpst
Kontraksi uterus (+) baik
V/v : flx (-), flr (-)
Assesment
P2003 PP SC + IUD hari 0 (a/i Gemeli + Post date + Tak Inpartu + Obesitas Grade I)
Planning
- Diet TKTP
- Asam Mefenamat 3 x 500mg
- Sulfat Ferrosus 2 x 1 tab
- Mobilisasi bertahap
- Balance cairan CM = CK + 500 cc
- Observasi keluhan/ VS/ kontraksi uterus/ fluxus
FOLLOW UP
Ruang Mawar
21-12-2016 – 06.00
Subjektif
Nyeri luka jahitan post op SC (+), flatus (+)
Objektif
STU: Keadaan Umum : Compos Mentis, A-/I-/C-/D-
Vital Sign : TD: 110/70 HR: 80x/menit
Suhu : 36,7ºC Respirasi: 19x/menit
C/P : S1 S2 reguler, tunggal
Ves/ves, Rh -/-. Wh -/-
Abdomen : Bising Usus (+)
Ekstremitas : Edema -/-
Status Obstetri:
TFU 2 jbpst
Kontraksi uterus (+) baik
V/v : flx (-), flr (-)
Rembesan luka (-)
Assesment
P2003 PP SC + IUD hari I (a/i Gemeli + Post date + Tak Inpartu + Obesitas Grade I)
Planning
- Diet lunak TKTP
- Mobilisasi bertahap
- Asam Mefenamat 3 x 500mg
- Sulfat Ferrosus 2 x 1 tab
- V/v hygiene
- Observasi keluhan/ VS/ kontraksi uterus/ fluxus
FOLLOW UP
Ruang Mawar
22-12-2016 – 06.00
Subjektif
Nyeri luka jahitan post op SC (+)
Objektif
STU: Keadaan Umum : Compos Mentis, A-/I-/C-/D-
Vital Sign : TD: 110/80 HR: 80x/menit
Suhu : 36,8ºC Respirasi: 20x/menit
C/P : S1 S2 reguler, tunggal
Ves/ves, Rh -/-. Wh -/-
Abdomen : Bising Usus (+)
Ekstremitas : Edema -/-
Status Obstetri:
TFU 2 jbpst
Kontraksi uterus (+) baik
V/v : flx (-), flr (-)
Rembesan luka (-)
Assesment
P2003 PP SC + IUD hari II (a/i Gemeli + Post date + Tak Inpartu + Obesitas Grade I)
Planning
- Diet TKTP
- Mobilisasi bertahap
- Asam Mefenamat 3 x 500mg
- Sulfat Ferrosus 2 x 1 tab
- Pro rawat luka besok bila baik, pro KRS
FOLLOW UP
Ruang Mawar
23-12-2016 – 06.00
Subjektif
Nyeri luka jahitan post op SC (+)
Objektif
STU: Keadaan Umum : Baik, Compos Mentis, A-/I-/C-/D-
Vital Sign : TD: 110/70 HR: 80x/menit
Suhu : 36,8ºC Respirasi: 20x/menit
C/P : S1 S2 reguler, tunggal
Ves/ves, Rh -/-. Wh -/-
Abdomen : Bising Usus (+)
Ekstremitas : Edema -/-
Status Obstetri:
TFU 2 jbpst
Kontraksi uterus (+) baik
V/v : flx (-), flr (-)
Rembesan luka (-)
Assesment
P2003 PP SC + IUD hari III (a/i Gemeli + Post date + Tak Inpartu + Obesitas Grade
I)
Planning
- Diet lunak TKTP
- Mobilisasi bertahap
- Asam Mefenamat 3 x 500mg
- Sulfat Ferrosus 2 x 1 tab
- Pro rawat luka hari ini bila baik, pro KRS
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Kehamilan ganda (multifetus) adalah kehamilan yang terdiri dari dua janin
atau lebih. Kehamilan ganda disebabkan karena terjadinya dua atau lebih
fertilisasi, dari fertilisasi tunggal yang diikuti oleh kegagalan pembelahan zigot,
atau dari gabungan keduanya. Kehamilan ganda dapat menghasilkan anak
kembar dua (gemelli), kembar tiga (triplet), kembar empat (quadriplet), dan
kembar enam (sextuplet).
Janin kembar dua biasanya terjadi akibat pembuahan dua ovum terpisah
(Kembar dizigot atau fraternal). Meskipun lebih jarang, kembar dua dapat
berasal dari satu ovum yang dibuahi yang kemudian terbelah (kembar
monozigot atau identik). Kedua proses ini dapat terjadi pada kehamilan dengan
jumlah janin lebih banyak.
III. KLASIFIKASI
1. Monozigot
Muncul dari satu ovum tunggal yang dibuahi dan kemudian membagi dua
struktur yang sama, masing-masing dengan potensi untuk berkembang
menjadi suatu individu yang terpisah. Hasil akhir dari proses ini tergantung
pada kapan pembelahan tersebut terjadi.
a. Pembelahan 72 jam pertama setelah pembuahan
Dua embrio, dua amnion, dan dua korion akan terjadi kehamilan diamniotik
dan dikoriotik. Kemungkinan terdapat dua plasenta yang berbeda atau suatu
plasenta tunggal menyatu.
b. Pembelahan antara hari ke-4 dan ke-6 setelah pembuahan
Dua embrio akan terjadi, masing-masing dalam kantung yang terpisah
dengan korion yang bersama.
c. 8 hari setelah pembuahan
Amnion telah terbentuk, maka pembelahan akan menimbulkan 2 embrio
dengan kantong amnion bersama atau kehamilan kembar monoamniotik,
monokorionik.
2. Dizigotik
Kembar dizigotik atau fraternal adalah kembar yang disebabkan dari ovum
yang terpisah. Kembar dizigotik merupakan produk dari dua ovum dan dua
sperma
3. Conjoined Twins
Kembar dimana janin melekat satu dengan lainnya.
4. Superfekundasi
Pembuahan dua ovum dalam satu siklus ovulasi yang sama tetapi bukan pada
koitus yang sama, dan tidak harus oleh sperma dari pria yang sama.
5. Superfetasi
Kehamilan kedua yang terjadi beberapa minggu atau bulan setelah kehamilan
pertama. Superfetasi baru diketahui terjadi pada kuda betina, belum pernah
pada manusia. Sebagian besar kasus yang dicurigai sebagai superfetasi pada
manusia terjadi akibat pertumbuhan dan perkembangan yang sangat tidak
seimbang pada janin kembar dengan usia gestasi yang sama.
Pertumbuhan Janin
Berat badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan daripada kehamilan
tunggal pada umur kehamilan yang sama. Sampai usia kehamilan 30 minggu kenaikan
berat badan janin kembar yang sama dengan janin kehamilan tunggal. Berat badan satu
janin pada kehamilan kembar rata-rata 1000gr lebih ringan daripada kehamilan tunggal.
Berat badan bayi baru lahir yang kembar dua kurang dari 2500 gram, pada triplet kurang
dari 2000 gram, dan untuk kuadriplet kurang dai 1500 gram.
IV. DIAGNOSIS
A. Anamnesis
- Riwayat adanya keturunan kembar
- Mendapat pengobatan infertilitas
- Uterus yang membesar lebih dari 4 cm dari kehamilan tunggal
- Gerakan janin lebih banyak
B. Pemeriksaan Klinis
a. Inspeksi dan palpasi
- Kesan uterus lebih besar dan lebih cepat tumbuhnya dari biasa
- Gerakan-gerakan janin lebih sering
- Bagian-bagian kecil teraba lebih banyak
- Teraba 3 bagian besar janin
- Teraba ada 2 balotement
b. Auskultasi
- Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak
berjauhan dengan perbedaan kecepatannya sedikitnya 10 denyut
permenit atau bila dihitung bersamaan terdapat selisih 10.
C. Pemeriksaan Penunjang
a. Rontgen foto abdomen : tampak gambaran 2 janin
b. Ultrasonografi
- Bila tampak 2 janin atau dua jantung yang berdenyut, dapat
ditemukan pada trimester 1.
- Dengan pemeriksaan USG, kantong gestasional yang terpisah dapat
diidentifikasi pada awal kehamilan kembar.
- Pada kehamilan kembar dikorion, jenis kelamin berbeda plasenta
terpisah dengan dinding pemisah yang tebal > 2mm atau twin peak
sign dimana melekat pada dua buah plasenta menjadi satu.
- Pada kehamilan monokhorion mempunyai membran pemisah yang
sangat tipis sehingga terlihat sampai trimester kedua. Tebal
membran < 2 mm.
c. Laboratorium
- Pada hamil kembar terdapat plasenta besar atau ada 2 plasenta, maka
produksi HCG akan tinggi.
- Nilai hematokrit, Hb dan jumlah sel darah merah menurun,
berhubungan dengan peningkatan volume darah. Kebutuhan Fe
melebihi kebutuhan maternal untuk mensuplai Fe pada trimester
kedua.
V. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding wanita hamil dengan uterus lebih besar dari usia kehamilan
antara lain sebagai berikut :
- Fetus multipel
- Elevasi uterus karena distensi urinaria
- HPHT tidak akurat
- Hidramnion
- Mola Hidatidosa
- Kehamilan dengan mioma uteri (tidak terdengarnya 2 denyut jantung)
VI. KOMPLIKASI
a. Terhadap ibu
- Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 kali lebih besar.
- Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia lebih sering.
- Karena uterus yang membesar, ibu akan mengeluh sesak nafas, sering
miksi, serta terdapat edema dan varises pada tungkai dan vulva.
- Dapat terjadi inersia uteri, perdarahan postpartum dan solusio plasenta
sesudah anak pertama lahir.
b. Terhadap janin
- Kemungkinan terjadinya bayi prematur akan tinggi
- Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasenta, maka angka
kematian bayi kedua tinggi.
- Sering terjadi kesalahan letak janin, yang akan mempertinggi angka
kematian janin.
Komplikasi lain terhadap janin, antara lain :
Hyaline membrane disease
Bayi kembar yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 35 minggu
dua kali lebih sering menderita HMD dibandingkan dengan bayi
tunggal yang dilahirkan pada usia kehamilan yang sama. Prevalensi
HMD didapatkan lebih tinggi pada kembar monozigot dibandingkan
dengan kembar dizigotik. Bila hanya satu bayi dari sepasang bayi
kembar yang menderita HMD, maka bayi kedua cenderung menderita
HMD dibandingkan bayi pertama.
Asfiksia saat kelahiran
Bayi dari kehamilan multiple memiliki peningkatan frekuensi
untuk mengalami asfiksia saat kelahiran dengan sebab prolapsus tali
pusat, plasenta previa dan ruptur uteri sehingga menyebabkan asfiksia
ringan.
Twin to twin transfusion syndrome
Darah ditransfusikan dari satu kembar (donor) ke dalam vena
kembar lainnya (resipien) sedemikian rupa sehingga donor menjadi
anemic dan pertumbuhannya terganggu, sementara resipien menjadi
polisitemik dan mungkin mengalami kelebihan sirkulasi yang
bermanifestasi sebagai hirdrops fetal.
Stadium TTTS :
1. Stadium I : Ketidaksamaan volume cairan amnion, tetapi urin
masih terlihat secara sonografis di VU kembar.
2. Stadium II : Kriteria stadium I, tetapi urin tidak terlihat
3. Stadium III : Kriteria stadium II dan kelainan arteri umbilikalis,
duktus venosus atau vena umbilikalis pada pemeriksaan doppler
4. Stadium IV : Asites atau hidrops yang jelas pada salah satu kembar
5. Stadium V : Kematian salah satu janin
Kembar siam
Apabila pembentukan dimulai setelah cakram mudigah dan
karung amnion rudimeter sudah terbentuk tetapi cakram mudigah
tidak sempurna akan terbentuk kembar siam.
IUGR
Pada kehamilan kembar pertumbuhan dan perkembangan salah
satu atau kedua janin dapat terhambat. Semakin banyak janin yang
terbentuk maka kemungkinan terjadinya IUGR semakin besar.
VII. PENANGANAN DALAM KEHAMILAN
1. Perawatan antenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah
komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan, pemeriksaan ulang harus
lebih sering (1x seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu)
2. Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari karena
akan merangsang partus prematurus.
3. Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan supaya terasa lebih
ringan
4. Periksa darah lengkap, Hb dan golongan darah
VIII. PERSALINAN
1. Bila anak pertama letaknya membujur, kala 1 diawasi seperti biasa dan di tolong seperti
biasa dengan episiotomi mediolateralis.
2. Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk menentukan
keadaan anak kedua. Tunggu sambil memeriksa tekanan darah dll.
3. Biasanya 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila anak kedua terletak membujur, ketuban
dipecahkan pelan-pelan supaya air ketuban tidak mengalir deras keluar. Tunggu dan
pimpin persalinan anak kedua seperti biasa.
4. Waspadalah atas kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum.
5. Bila ada kelainan letak pada anak kedua, misalnya melintang atau terjadi prolaps tali
pusat dan solusio plasenta, maka janin dilahirkan dengan cara caesar.
6. Indikasi seksio saesarea pada:
a. Janin pertama letak lintang
b. Bila terjadi prolaps tali pusat
c. Plasenta previa
d. Terjadi interlocking pada letak janin 69, anak pertama letak sungsang dan anak
kedua letak kepala
7. Kala IV diawasi terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG, et all. 2005. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta, EGC
2. Mochtar Rustam. 2011. Sinopsis Obstentri Fisiologi dan ObstentriPatofisiologi. Edisi 3
Jilid I. Jakarta. EGC.
3. Manuaba, Ida Bagus Gede. 2007. Pengantar Kuliah Obstetric. Jakarta. EGC.
4. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka.