Oleh
Belajar merupakan proses berpikir yang menjadikan seseorang menjadi tahu dan
mengerti tentang berbagai hal yang tidak ia ketahui sebelumnya. Metode ceramah yang
umum digunakan menjadikan pembelajaran membosankan bagi sebagian orang dan tidak
melibatkan kemampuan dan potensi pembelajar (pembelajar bersifat pasif). Dengan
berkembangnya zaman, kita dituntut untuk lebih cepat dalam memahami suatu masalah dan
berpikir kreatif. Maka dari itu, diperlukan suatu perubahan metode pembelajaran agar
pembelajaran menjadi sebuah proses yang menyenangkan dan menumbuhkan rasa
keingintahuan pembelajar. Konsep Accelerated Learning dapat membantu pembelajar
mengetahui dan memahami lebih cepat dari sebelumnya.
Accelerated Learning (A.L.) adalah cara belajar cepat dan alamiah yang merupakan
gerakan modern yang mendobrak cara belajar di dalam pendidikan dan pelatihan terstruktur.
Cepat dalam hal ini yaitu mempercepat penguasaan dan pemahaman materi pembelajaran
yang dipelajari, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk belajar menjadi lebih cepat.
Struktur teori belajar pada accelerated learning meliputi enam tahap (disingkat
MASTER), yaitu:
1. Motivating your mind (Memotivasi diri)
Keinginan untuk belajar harus timbul dari kesadaran diri sendiri tanpa adanya
tekanan dari luar yang hanya akan menimbulkan keterpaksaan dalam belajar.
2. Acquiring the information (Menggali informasi)
Menggali informasi tentang apa yang ingin diketahui dan membuat sketsa
tentang apa yang telah diketahui serta selalu bertanya.
3. Searching out the meaning (Mencari makna)
Tidak cukup dengan menggali informasi, pembelajar juga disarankan
mencari makna dari informasi yang telah diketahuinya yang mendorong
pembelajar untuk berpikir dengan cara – cara baru.
4. Trigering the memory (Memicu memori)
Setiap kegiatan belajar memerlukan memori, karena memori akan
menyimpan seluruh materi yang telah dipelajari. Memori menjadi bersifat
menetap atau semestara, sangat tergantung pada bagaimana penerimaan informasi
untuk pertama kalinya pada otak. Setiap orang memiliki kemampuan mengingat
yang berbeda. Akan tetapi, memori dapat ditingkatkan dengan menggunakan
metode pelatihan yang benar.
5. Exhibiting what you know (Menampilkan yang telah diketahui)
Yaitu pembuktian pada diri sendiri bahwa ia telah menguasai materi yang
telah dipelajari sebelumnya.
6. Reflecting on how you’ve learned (Refleksi)
Mereview apa yang telah dipelajari untuk mengevaluasi cara pembelajaran.
Kelebihan dan kekurangan yang perlu diketahui dalam cara pembelajaran agar
belajar menjadi lebih efektif dan efisien.
Pemilik konsep accelerated learning ini yaitu Dave Meier menyarankan menggunakan
pendekatan SAVI (Somatis, Auditiory, Visual dan Intelectuall). Belajar somatis dimaksudkan
sebagai learning by doing (belajar dengan bergerak dan berbuat). Belajar auditiory adalah
belajar dengan berbicara dan mendengar. Yaitu learning by talking and hearing (belajar
dengan cara berbicara dan mendengarkan). Cara belajar dengan pendekatan ini bisa dilakukan
dengan cara meminta pembelajar untuk berdiskusi. Belajar visual adalah learning by
observation and picturing yaitu belajar dengan mengamati dan menggambarkan.
Belajar intelectuall adalah learning by problem solving and reflecting yaitu belajar dengan
pemecahan masalah dan melakukan refleksi. Belajar intellectual akan terlatih jika pembelajar
terlibat dalam aktivitas seperti memecahkan masalah, menganalisis pengalaman, melahirkan
gagasan kreatif, mencari dan menyaring informasi, merumuskan pertanyaan.
Menurut saya, cara pembelajaran yang cocok bagi saya adalah pembelajaran secara
visual karena dalam mengingat materi saya lebih mengandalkan penglihatan daripada
pendengaran maupun lainnya. Namun, terkadang pembelajaran kinestetis juga sangat
mempengaruhi saya dalam proses penerimaan informasi. Dan dengan metode mempraktekan
apa yang telah dipelajari (belajar somatis) lebih memudahkan saya dalam mengingat dan
memahami materi dengan baik.