Fiswan
Fiswan
KELOMPOK 5
B. Tujuan
1. Mengetahui macam-macam enzin pencernaan Ikan Tombro
2. Mengetahui bagiansaluran pencernaan yang menghasilkan enzim
pencernaan pada Ikan Tombro
3. Mengetahui pengaruh lama waktu penyimpanan isolat enzim pencernaan
pada Ikan Tombro
4. Mengetahui fungsi enzim pencernaan dan cairan empedu
C. Dasar Teori
1. Struktur dan Fungsi Alat pencernaan
Sistem pencernaan ikan terdiri dari dua bagian yaitu kelenjar
pencernaan dan saluran pencernaan. Pada umumnya saluran pencernaan
berturut-turut yaitu segmen mulut, rongga mulut, faring, esophagus,
lambung, hati, dan pankreas. Alat pencernaan ikan sangat berkaitan erat
dengan bentuk tubuh, tingkah laku ikan, dan umur ikan.
Pada hewan tingkat tinggi seperti ikan, makanan akan dicerna dalam
saluran khusus yang sudah berkembang dengan baik. Pencernaan ini
berlangsung didalam organ gastrointestinal (secara ekstraseluler). Sistem
gast rointestinal tersusun atas berbagai organ yang secara fungsional dapat
dibedakan menjadi empat bagian yaitu daerah penerimaan, daerah
penyimpanan, daerah pencernaan dan penyerapan nutrien, serta daerah
penyerapan air dan ekskresi (Isnaeni, 2006).
2. Kajian Enzim
a. Enzim Pencernaan pada ikan
Lipase dan esterase merupakan enzim yang berperan dalam hidrolisis
lemak. Esterase berperan dalam memecah rantai ester menjadi lemak
alkohol. Lipase berperan sebagai katalisator dalam hidrolisis trigliserida.
Aktivitas lipase terdapat pada segmen lambung, pilorik kaeka, usus depan
dan pancreas. Hidrolisis lemakmenghasilkan monogliseridadan asam lemak.
Proses penting dalam pencernaan lemak terdiri dari emulsifikasi oleh garam
empedu dan pencernaan lipase (Rostika dan Setyogati, 2014).
Amilase adalah kelompok enzim yang memilki kemampuan untuk
memutuskan ikatan glikosida yang terdapat pada molekul amilum. Hasil
hidrolisis amilum ini adalah molekul yang lebih sederhana seperti maltose,
dekstrin dan terutama molekul glukosa sebagai unit terkecil (Rudy et al.,
2003 dalam Sianturi, 2008).
3. Pengujian Enzim
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula
(karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida
dan beberapa disakarida seperti laktosa dan maltosa. Uji benedict pereaksi akan
bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali dalam gugus aromatik dan alpha
hidroksi keton. Untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida,
pereduksi dalam sampel makanan dilarutkan dalam kemudian ditambahkan
sedikit pereaksi benedict. Setelah itu, dipanaskan dalam waterbath selama 4-10
menit dan larutan akan berubah menjadi biru (tanpa adanya glukosa), hijau,
kuning, orange, merah dan merah bata / coklat (kandungan glukosa tinggi )
(Winarno,1994).
Uji biuret merupakan uji umum untuk protein (ikatan peptida) tetapi tidak
dapat menunjukkan asam amino bebas. Mula-mula zat yang diuji ditetesi
larutan NaOH, kemudian larutan tembaga(II) sulfat yang encer. Apabila
terbentuk warna ungu, zat tersebut mengandung protein. Warna violet akan
terbentuk pada larutan CuSO4 alkalis (reagen biuret) dengan 2 atau lebih ikatan
peptide ( CO-NH) yang saling berikat, atau pada atom N yang sama, atau atom
C yang sama (Almatsier, 2003).
2. Bahan
Menambahkan 1 ml akuades
pada tabung reaksi K dan 1 ml
isolat sesuai label V0, V7, U0,
U7. Kemudian menggoyangkan
tabung reaksi selama 5-10
menit
3. Uji aktivitas enzim maltase
Menambahkan 2 ml larutan
maltosa 2% pada setiap tabung
reaksi
+ = terbentuk droplet
DAFTAR PUSTAKA