Walaupun pada saat ini penggunaan metode material balance dalam interpretasi dan prediksi
kinerja reservoir sudah sangat terbatas sejalan dengan perkembangan aplikasi metode
numerik dan kemajuan komputer (yaitu simulasi reservoir) tetapi material balance masih
perlu untuk dipelajari. Disamping dapat digunakan sebagai metode pembanding terhadap
metode yang lebih baru tersebut, konsep yang mendasari metode material balance sangat
penting untuk diketahui. Sangat banyak sifat-sifat reservoir yang dapat dijelaskan dan
dipahami dengan menggunakan konsep material balance.
Persamaan material balance untuk reservoir hidrokarbon pertama kali dikembangkan oleh
Schilthuis pada tahun 1936. Sejak itu, metode berdimensi nol (zero dimension) dan lebih
tepat disebut dengan volume balance tersebut dipandang sebagai metode interpretasi dan
peramalan reservoir yang penting. Metode ini dapat diterapkan pada seluruh jenis reservoir
termasuk reservoir minyak jenuh dan tak jenuh, reservoir gas, dan reservoir kondensat.
Pada bab ini dijelaskan tentang persamaan umum material balance, persamaan khusus untuk
jenis reservoir tertentu, penerapan metode material balance dengan menggunakan teknik
tertentu (metode Havlena-Odeh), dan penggunaan material balance sebagai metode
peramalan kinerja reservoir.
Gas cap
m N Boi (RB) B
Minyak +
solution gas
p C A
N Boi (RB)
Gambar sebelah kiri menyatakan keadaan volume fluida pada tekanan awal pi. Total volume
fluida pada keadaan tersebut adalah sama dengan volume pori reservoir (HCPV). Gambar
sebelah kanan menunjukkan efek penurunan tekanan sebesar p pada perubahan volumefluida
yang dalam hal ini adalah penambahan volume fluida. Gambar tersebut tentu saja sifatnya
hanya artificial. Dalam gambar tersebut:
Volume A: penambahan volume (HCPV) akibat ekspansi minyak + solution gas
Volume B: penambahan volume akibat ekspansi gas pada gas cap
Volume C: pengurangan volume akibat ekspansi connate water dan pengurangan volume
pori (pore volume, PV).
Jika produksi minyak dan gas yang dicatat di permukaan dinyatakan dalam underground
withdrawal dan dihitung pada tekanan p (artinya semua volume produksi minyak dan gas
dikembalikan ke reservoir pada tekanan p) maka volume minyak dan gas yang terproduksi
tersebut akan sama dengan volume A + B + C, yaitu total perubahan volume dari HCPV
awal. Sedangkan volume A + B + C tersebut adalah volume total akibat ekspansi fluida dan
pori di reservoir. Dengan demikian material balance (atau lebih tepat volume balance) dalam
reservoir barrel (RB) dapat dituliskan sebagai berikut:
Underground withdrawal = ekspansi minyak + solution gas
+ ekspansi gas pada gas cap
+ pengurangan volume (akibat ekspansi connate water dan
pengurangan PV)
+ water influx
Bg
Ekspansi gas cap = m N Boi – m N Boi
Bgi
Bg
= m N Boi ( – 1)
Bgi
(c) Pengurangan HCPV karena connate water expansion dan pengurangan PV:
HCPV = (1 + m) N Boi
Maka material balance (atau volume balance) dalam reservoir barrel (RB):
Underground withdrawal = ekspansi minyak + solution gas
+ ekspansi gas pada gas cap
+ pengurangan volume (akibat ekspansi connate water
dan pengurangan PV)
+ water influx
dapat dituliskan dalam bentuk:
Bg
N [B + (R – R ) B ] = N [(B – B ) + (R –R)B]+mNB ( –1)
p o p so g o oi soi so g oi
Bgi
(1 Swc)
Atau
N [B + (R – R ) B ] = N B (Bo Boi) (R soi R so) Bg + m ( Bg – 1)
p o p so g oi
Boi Bgi
S c c
+ (1 + m) ( wc w f )p + W ( – W B)
B
e pw
(1 S wc)
yang dikenal sebagai persamaan umum material balance. Dikatakan demikian karena bentuk
persamaan tersebut akan berbeda untuk jenis reservoir yang berbeda. Berikut adalah
persamaan khusus untuk beberapa jenis (typical) reservoir.
e p w
(1 S wc)
2. Reservoir gas. Untuk reservoir gas maka tidak ada minyak di reservoir sehingga N = 0,
dan tidak ada gas in solution sehingga Rso = 0, serta tidak ada produksi minyak sehingga
Np = 0. Oleh karena itu, Np Rp = Gp dan mNBoi = G Bgi sehingga persamaan yang berlaku
untuk reservoir gas adalah:
Bg
NRB Swc cw cf
Bgi
atau
Swc c w c f
GB
p g= G (Bg – Bgi) + G Bgi ( )p + (We – WpBw)
(1 Swc)
B B
(1 Swc)
Gp
T p
Tsc p
sc i Tsc p
Dengan asumsi isothermal, maka
z zi z
G p G G p p
p
i
atau
p
pi G p pi
z zi G zi
Jika diplot p/z vs Gp, maka bentuknya adalah sebagai berikut:
pi
zi
pi
slope
zi G
Gp IGIP
sehingga dari plot tersebut terlihat bahwa untuk p/z = 0, maka Gp = IGIP. Selanjutnya,
perlu dicatat di sini bahwa persamaan (*) di atas dapat dinyatakan dalam pore volume
awal Vi = G Bgi, sehingga
zf T pi Vi 1
zf T psc Gp Bw W p W e
V i
p zi T pf Tsc
f
+ (We – WpBw) B
atau
N p [ B o (R p R so) Bg] ( W e W p B w)
N=
Bg
[(Bo Boi) (R soi R so) Bg m Boi ( 1)]
Bgi
Penyelesaian:
(c) N
Voi
= 75x 106 cuft
=10x106 STB
Boi (5.615cuft / bbl)(1.333bbl / STB)
(d) G = Rsoi N
= (0.42 SCF/STB/psi)(2400 psi)(10x106 STB)
= 10x109 SCF
7.2x109 SCF
GOR = 800 SCF/STB
(10 1)x106 STB
(k) Gas terlarut (dissolved GOR):
gas tersisa di reservoir free gas
GOR
oil tersisa di reservoir
(7.2 1.53)x109 SCF
GOR = 630 SCF/STB
(10 1)x106 STB
Diberikan data produksi yang memperlihatkan penurunan tekanan dan kenaikan gas-oil ratio
yang sangat cepat. Karakteristik ini menunjukkan bahwa mekanisme pendorongan solution
gas sangat dominan dalam reservoir ini. Lakukan verifikasi mengenai driving mechanism
yang terjadi tersebut dan gunakan seluruh data points untuk memperkirakan isi awal minyak
di tempat. Anggap tekanan gelembung sama dengan tekanan awal reservoir.
Data tekanan-produksi-PVT diberikan sebagai berikut:
p Np Gp Bo
B Bg B Rs
(psia) (MMSTB) (BSCF) (rb/STB) (rb/SCF) (SCF/STB)
3548 0 0 1.452 0.000825 769
3443 0.476 0.390 1.444 0.000850 751
3303 1.743 1.534 1.432 0.000888 723
3153 2.818 2.584 1.420 0.000930 695
2938 4.653 4.495 1.403 0.001000 655
2813 6.030 5.873 1.393 0.001050 632
2678 7.360 7.353 1.382 0.001100 606
2533 8.751 9.226 1.371 0.001165 579
2453 9.873 10.940 1.364 0.001204 564
2318 11.250 13.163 1.353 0.001276 540
Penyelesaian:
Untuk menganalisis data tekanan-produksi ini, gunakan persamaan material balance untuk
reservoir undersaturated yaitu tanpa gas cap (m = 0), tidak ada water influx (W e = 0), tidak
ada produksi air (Wp = 0) dan ekspansi connate water dan pengurangan volume pori
diabaikan (Ef,w = 0), yaitu
Np [Bo + (Rp – Rso) Bg] = N [(Bo – Boi) + (Rsoi + Rso) Bg]
Analisis Statistik
140
130
N, MMSTB
120
110
100
90
0 2 4 6 8 10 12
Np, MMSTB
Seperti ditunjukkan oleh gambar di atas, sebuah garis lurus N = 123 MMSTB (lihat garis
putus-putus) dapat ditarik melewati titik-titik data hasil perhtiungan kecuali dua titik pertama.
Kejadian ini seringkali terjadi dalam analisis reservoir. Kemungkinan hal itu diakibatkan oleh
P Gp BgB
(a) Dengan asumsi volumetric reservoir, hitung IGIP pada tiap interval produksi.
(b) Jelaskan mengapa perhitungan (a) menunjukkan adanya mekanisme pendorongan air
(water drive).
(c) Tunjukkan kalau water drive tersebut memang terjadi dengan membuat plot p/z vs. Gp.
Jelaskan gambar tersebut.
(d) Perhitungan IGIP pada awal suatu reservoir berproduksi biasanya mempunyai kesalahan
yang relatif lebih besar. Sebutkan satu faktor utama sebagai penyebabnya.
Penyelesaian:
(a) Gunakan persamaan material balance untuk volumetric gas reservoir:
G(Bg Bgi) G p Bg
atau
Gp Bg
G
Bg Bgi
(79x106)(0.0057004)
Pada p = 2925 psia, G = =1028 MMSCF
0.0057004 0.0052622
(221x106)(0.0065311)
Pada p = 2525 psia, G = =1138 MMSCF
0.0065311 0.0052622
z p/z
(psia) (cuft/SCF)
3200 680 0.0052622 0.8753 3656
2925 680 0.0057004 0.8667 3375
2525 680 0.0065311 0.8572 2946
2125 680 0.0077360 0.8545 2487
Dan plot p/z vs. Gp ditunjukkan oleh gambar berikut. Terlihat bahwa plot p/z vs. Gp
tersebut tidak lurus. Ini juga menunjukkan bahwa asumsi volumetric tidak benar.
3500
p/z
3000
2500
2000
0 100 200 300 400 500
Gp, MMSCF
(d) Salah satu faktor adalah akurasi pengukuran tekanan. Variasi tekanan pada waktu awal
tidak begitu besar.
Instantanous
p Np Gg
GOR
(psia) (MMSTB) (MMSCF) (SCF/STB)
pb = 2819 0 0 1000
2742 4.38 4.38 1280
2639 10.16 10.36 1480
2506 20.09 21.295 2000
2403 27.02 30.26 2500
2258 34.29 41.15 3300
Tentukan:
(a) Saturasi minyak, gas, dan air pada tekanan reservoir 2258 psia.
(b) Apakah telah terjadi water influx? Jika ya, berapakah volumenya?
Penyelesaian:
(a) Pertama hitung data PVT yang diperlukan untuk perhitungan volumetrik. Disamping B o
dan Rso yang menggunakan persamaan di atas, dihitung pula Bg dan Bt. Dengan
temperatur diketahui, maka Bg pada tiap tekanan dapat dihitung jika diketahui faktor
kompresibilitas, z, yaitu:
p Bo
B Rs BgB Bt
B
= (180x106)(1234)(0.00106) – (34.29x106)(1200)(0.00106)
– (180 – 34.29(106)(998)(0.00106)
= (235.44 – 43.62 – 154.14) (106)
= 37.68x106 bbl
Dengan asumsi tidak ada water influx, maka:
Vg 37.68x106 bbl
Sg = = 0.11
pore volume 341.5x106 bbl
Sw = 0.25 (diketahui)
Ternyata So + Sg + Sw = 0.57 + 0.11 + 0.25 = 0.93 1.0
Hal ini berarti bahwa water influx telah terjadi.
(b) Water influx dihitung dengan menggunakan persamaan material balance yang sama, yaitu
Np [Bo + (Rp – Rso) Bg] = N [(Bo – Boi) + (Rsoi + Rso) Bg] + We
atau dalam hal ini dapat ditulis sebagai
We = Np [Bt + (Rp – Rsoi) Bg] - N (Bt – Bti)
= 34.29x106[1.589 + (1200 – 1234)(0.00106)] – (180x106)(1.589 – 1.423)
= 23.4x106 bbl
Kemudian lakukan adjustment untuk harga saturasi air:
Vw = (Swi)(Pore Volume) + We
= (0.25)(341.5x106) + 23.4x106
= 108.77x106 bbl
Sehingga
Drive Index
Seperti dijelaskan pada Bab II, pada waktu diproduksikan suatu reservoir dapat berada pada
satu atau lebih mekanisme pendorongan. Mekanisme pendorongan tersebut dapat berupa
pengembangan gas terlarut (solution gas drive atau disebut juga depletion drive),
pendorongan air (water drive), atau pengembangan tudung gas (gas cap drive). Jika terdapat
lebih dari satu mekanisme pendorongan yang bekerja pada suatu reservoir, maka kontribusi
masing-masing mekanisme pendorongan tersebut pada perolehan minyak dinyatakan oleh
suatu angka yang disebut dengan drive index. Drive index adalah fraksi volume (underground
withdrawal) yang terambil akibat driving mechanism tertentu. Menurut Pirson, driving index
untuk ketiga driving mechanism tersebut di atas adalah:
DDI : Depletion drive index
SDI : Segregation (gas cap) index
+ (We – WpBw)
B
Jika persamaan tersebut dibagi dengan Np [Bo + (Rp – Rso)Bg], yaitu produksi kumulatif
minyak dan gas dihitung di reservoir pada tekanan p = pi - p yang dalam hal ini sama
dengan volume total akibat ekspansi fluida dan pori di reservoir ditambah net water influx,
maka diperoleh:
Bg
Nm Boi ( 1)
N[(Bo Boi) (R soi R so) Bg] Bgi
1= +
N p [ B o (R p R so) Bg] Np[Bo (R p R so) Bg]
( W e W p B w)
+
Np[Bo (R p R so) Bg]
Pembilang pada suku pada ruas kanan persamaan di atas adalah masing-masing adalah
ekspansi minyak dengan solution gas, ekspansi initial gas cap, dan net water influx. Sehingga
dapat dikatakan bahwa masing-masing suku pada ruas kanan tersebut adalah fraksi volume
minyak dan gas terproduksi akibat masing-masing mekanisme. Pirson mendefinisikan
masing-masing fraksi tersebut sebagai driving index seperti terlihat sebagai berikut:
N[(Bo Boi) (R soi R so) Bg]
DDI =
N p [ B o (R p R so) Bg]
Bg
Nm Boi ( 1)
Bgi
SDI =
Np[Bo (R p R so) Bg]
(We Wp Bw)
WDI =
Np[Bo (R p R so) Bg]
p BgB Bt
B Np Rp
(psia) (rb/SCF) (rb/STB) (MMSTB) (SCF/STB)
2500 0.001048 1.498 0 0
2300 0.001155 1.523 3.741 716
2100 0.001280 1.562 6.849 966
1900 0.001440 1.620 9.173 1297
1700 0.001634 1.701 10.99 1623
1500 0.001884 1.817 12.42 1953
1300 0.002206 1.967 14.39 2551
1100 0.002654 2.251 16.14 3214
900 0.003300 2.597 17.38 3765
700 0.004315 3.209 18.50 4317
500 0.006163 4.361 19.59 4839
Penyelesaian:
(a) Gunakan drive index untuk mengetahui kontribusi perolehan yang diakibatkan oleh
mekanisme pendorongan solution gas dan gas cap. Untuk minyak dengan gas in solution
gunakan formulasi DDI dan SDI berikut:
N(Bt Bti)
DDI =
Np[Bt (R p R soi) Bg]
Nm Bti
(Bg Bgi)
Bgi
SDI =
Np[Bt (R p R soi) Bg]
56x106 (0.5)(1.498)
( Bg 0.001048)
= 0.001048
Np[Bt (R p 721) Bg]
Dengan menggunakan data PVT yang diberikan maka diperoleh tabel berikut:
p
(psia) Np[Bt (R p R soi) Bg] DDI SDI DDI + SDI
2500 - - - -
2300 5.68x106 0.246 0.754 1.000
2100 12.85x106 0.279 0.723 1.002
1900 22.47x106 0.304 0.698 1.002
1700 34.89x106 0.326 0.672 0.998
1500 51.40x106 0.348 0.651 0.999
1300 86.40x106 0.304 0.536 0.840
1100 143.12x106 0.295 0.449 0.744
900 219.72x106 0.280 0.410 0.690
700 346.43x106 0.227 0.377 0.654
500 582.61x106 0.275 0.351 0.626
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa jumlah drive indices mulai menyimpang
jauh dari harga 1.0 pada tekanan 1300 psia. Dengan demikian program pressure
maintenance tersebut dimulai pada interval antara 1500 psia dan 1300 psia.
(b) Perbedaan antara jumlah drive indices dengan harga 1.0 menggambarkan jumlah gas yang
telah diinjeksikan sampai tekanan bersangkutan karena definisi drive index menunjukkan:
Jumlah produksi = Jumlah drive index Np[Bt (R p R soi) Bg]
Dalam kasus di atas, sampai tekanan 500 psia maka jumlah gas yang telah diinjeksikan
direpresentasikan oleh harga:
1.0 – 0.626 = 0.374
= (0.374)(582.61x106)
= 217.9x106 bbl
Dengan Bg = 0.006163 bbl/SCF, maka
Jumlah gas yang telah diinjeksikan = (217.9x106 bbl)/(0.006163 bbl/SCF)
= 35.36x109 SCF
e pw
(1 S wc)
Ekspansi minyak dan gas yang asalnya terlarut disebut dengan Eo dimana:
Eo = (Bo – Boi) + (Rsoi + Rso) Bg
Ekspansi gas cap disebut dengan Eg dimana:
Bg
Eg = Boi ( - 1)
Bgi
Ekspansi connate water dan pengurangan volume pori, disebut dengan Ef,w dimana:
S c c
Ef,w = (1 + m) Boi ( wc w f )p
(1 Swc)
Maka persamaan umum material balance dapat ditulis sebagai:
F = N (Eo + m Eg + Ef,w) + We
Persamaan di atas adalah persamaan umum untuk material balance Havlena-Odeh yang dapat
dianggap linear untuk keadaan tertentu. Dengan demikian persamaan material balance khusus
untuk reservoir tertentu dapat pula ditulis dalam bentuk persamaan material balance linier.
Sebagai contoh diberikan beberapa persamaan material balance linier untuk reservoir-
reservoir berikut:
1. Reservoir dengan tidak ada gas cap (m = 0), tidak ada water influx (We = 0) dan ekspansi
connate water dan pengurangan volume pori diabaikan (Ef,w = 0), maka persamaan
F = N Eo
berlaku sehingga plot F vs. Eo berupa garis lurus dengan slope N.
F
Slope = N
Eo
2. Reservoir tanpa gas cap (m = 0), ekspansi connate water dan pengurangan volume pori
diabaikan (Ef,w = 0), maka persamaan
We/Eo
m terlalu m benar
kecil
Slope = N
F
m terlalu
besar
Eo + m Eg
We terlalu We benar
kecil
45o
F/Eo We terlalu
besar
We/Eo
Sor = 0.38, Bw = 1.07 rb/STB, cw = 3.3x10-6 psi-1, cf = 4x10-6 psi-1. Isi awal minyak di tempat,
IOIP, dihitung dengan metode volumetrik = 100x106 STB, = 0.24, Swi = 0.15.
Penyelesaian:
Untuk persoalan ini, perhitungan dilakukan pada dua periode produksi, di atas tekanan
gelembung sebagai undersaturated reservoir dan di bawah tekanan gelembung sebagai
saturated reservoir.
(a) Menggunakan sejarah produksi ”undersaturated”
Untuk periode ini gunakan persamaan material balance untuk reservoir minyak tanpa gas cap
(undersaturated) dan bersifat volumetric, yaitu:
N [B + (R – R ) B ] = N B (Bo Boi) (R soi R so) Bg
+ (Swc cw cf )p
oi
p o p so g
Boi (1 S wc)
Free gas tidak muncul dari larutan dan gunakan Swi sehingga diperoleh:
S c c
N B =N ( wi w f )p
p o Bo Boi Boi
(1 S wi)
Mengikuti metode Havlena-Odeh, persamaan tersebut dapat ditulis sebagai
F = N (Eo + Ef,w)
dimana
F = Np Bo
S c cf
E +E = ( wi w )p
o f,w B Boi Boi
o (1 S wi)
Dari data produksi, tekanan, dan PVT di atas diperoleh harga F dan Eo sebagai berikut:
3
2
1
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06
Eo + Ef,w, RB/STB
atau
Np Bo + (Gp – NpRso) Bg + WpBw = N[(B o B oi) (R soi R so) B g]
B
dimana Gp = NpRp.
Mengikuti metode Havlena-Odeh, persamaan tersebut dapat ditulis sebagai
F = N(Eo + Eg)
dimana
F = NpBo + (Gp – NpRso) Bg + WpBw
Eo + Eg = (Bo Boi) (R soi R so) Bg
p Np Gp F Eo + Eg
(psia) (MMSTB) (BSCF) (MMRB) (RB/STB)
pb=2100 0 0 - -
1800 3.795 6.216 7.6 0.08
1500 8.584 19.433 30.0 0.31
1200 11.876 35.587 73.3 0.76
1000 13.479 47.457 122.0 1.27
75
50
25
0
0 0.5 1 1.5 2
Eo + Eg, RB/STB
p Np Rp Bo Bg Rs
(psia) (MMSTB) (SCF/STB) (rb/STB) (rb/SCF) (SCF/STB)
3330 - - 1.2511 0.00087 510
3150 3.295 1050 1.2353 0.00092 477
3000 5.903 1060 1.2222 0.00096 450
2850 8.852 1160 1.2122 0.00101 425
2700 11.503 1235 1.2022 0.00107 401
2550 14.513 1265 1.1922 0.00113 375
2400 17.730 1300 1.1822 0.00120 352
Penyelesaian:
Untuk soal ini gunakan persamaan material balance untuk saturated oil reservoir yang
mempunyai gas cap. Jika kompresibilitas air dan pori dibaikan dan tidak ada water influx
maka:
atau
Np [Bo + (Rp – Rso) Bg] + – WpBw = B N [ (Bo Boi) (R soi R so) Bg
Bg
+ m Boi (
B
– 1)]
Bgi
p F Eo Eg Eo + mEg (RB/STB)
(psia) (MMRB) (RB/STB) (RB/STB)
m = 0.4 m = 0.5 m = 0.6
3330 - - - - - -
3150 5.807 0.01456 0.07190 0.0433 0.0505 0.0577
3000 10.671 0.02870 0.12942 0.0805 0.0934 0.1064
2850 17.302 0.04695 0.20133 0.1275 0.1476 0.1677
2700 24.094 0.06773 0.28761 0.1828 0.2115 0.2403
2550 31.898 0.09365 0.37389 0.2432 0.2806 0.3180
2400 41.130 0.12070 0.47456 0.3105 0.3580 0.4054
40
F, MMRB
30
20
10
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Eo + mEg, RB/STB
Pada gambar di atas, kurva dengan simbol ”lingkaran” adalah untuk m = 0.4, simbol
”segiempat” untuk m = 0.5, dan simbol ”silang” untuk m = 0.6. Sedangkan garis lurus diplot
dengan menggunakan data N = 115x106 STB sebagai slope. Terlihat bahwa seolah-olah harga
m = 0.5 adalah yang benar. Tapi ingat, garis lurus tersebut dibuat dengan menggunakan data
N yang diberikan. Jika tidak maka bisa saja ketiga kurva di atas diambil sebagai garis lurus
dan akibatnya akan diperoleh tiga harga N yang berbeda. Dalam hal ini akan diperoleh:
N = 132x106 STB jika m = 0.4
N = 114x106 STB jika m = 0.5
N = 101x106 STB jika m = 0.6
F N mN Eg
Eo Eo
dengan data yang terhitung seperti ditunjukkan tabel berikut:
p F/Eo
Eg/Eo
(psia) (MMSTB)
3330 - -
3150 398.8 4.938
3000 371.8 4.509
2850 368.5 4.288
2700 355.7 4.246
2550 340.6 3.992
2400 340.8 3.932
400
F/Eo, MMRB
375
350
325
300
3.5 3.75 4 4.25 4.5 4.75 5
Eg/Eo
Menurut Dake, persamaan garis untuk kurva garis lurus pada gambar di atas adalah:
F Eg
108.9x106 58.8x106
Eo Eo
sehingga N = 108.9x106 dan m = 0.539.
Penyelesaian:
Dalam menyelesaikan soal ini akan di tunjukkan p enggunaan persamaan material balance
yang ditulis dalam bentuk l ain. Dalam h al ini adalah perumusan persamaan material balance
umum dengan menggunakan variabel faktor volume formasi dua fasa, Bt. Telah diketahui
bahwa dalam banyak kasus lebih mudah menggunakan formulasi persamaan material balance
dengan menggunakan Bt dibandingkan dengan Bo. Bt didefinisikan sebagai volume dalam
barrels pada suatu tekanan dan temperatur reservoir tertentu yang akan terisi oleh satu stock
tank barrel plus gas terlarut initial yang menyertainya. Dengan kata lain, volume tersebut
termasuk volume liquid, Bo, plus perbedaan volume antara initial solution GOR, Rsoi, dan
solution GOR pada tekanan tertentu, Rso. Jika Bg adalah faktor volume formasi gas dalam
barrels per standard cubic foot dari solution gas, maka faktor volume formasi dua fasa, Bt,
adalah:
Bt = Bo + Bg(Rsoi – Rso)
Di atas tekanan gelembung maka Rsoi = Rso sehingga faktor volume formasi dua fasa, Bt,
sama dengan faktor volume formasi liquid, Bo. Di bawah tekanan gelembung, jika faktor
volume formasi liquid, Bo, menurun dengan menurunnya tekanan, faktor volume formasi dua
fasa, Bt, meningkat dengan menurunnya tekanan karena gas yang semula terlarut kemudian
keluar dan yang keluar tersebut (sekarang menjadi free gas) berekspansi terus.
Dengan menggunakan
Boi = Bti
dan definisi Bt di atas, maka persamaan umum material balance yang telah dijelaskan di atas,
yaitu
N [B + (R – R ) B ] = N B (Bo Boi) (R soi R so) Bg + m ( Bg – 1)
p o p so g oi
Boi Bgi
S c c
+ (1 + m) ( wc w f )p + W ( –WB)
e pw
(1 S wc)
(1 Swc)
dan kemudian menyelesaikan ruas kiri dengan menambahkan dan mengurangkan NpRsoiBg B
sebagai berikut:
NpBo + NpRpBg – NpRsoBg + NpRsoiBg – NpRsoiBg = – NBoi + N[Bo + (Rsoi-Rso)Bg]+
B B B B B
Bg S c c
mNB ( – 1) + (1 + m)NB ( wc w f )p + W – W B
oi oi e p w
(1 Swc)
B
Bgi
maka dengan mengelompokkan suku sejenis dan menggunakan definisi di atas diperoleh
persamaan umum material balance dengan menggunakan Bt.
Bg
N [B + (R – R ) B ] = N(B –B ) + mNB ( – 1)
p t p soi g t ti ti
B
Bgi
S c c
+ (1 + m)NBti ( wc w f )p + We – WpBw B
(1 Swc)
Atau dapat pula ditulis sebagai berikut
Bg
N(B –B ) + N [B + (R – R ) B ] + mNB (1– )=W –WB
ti t p t p soi g ti e pw
Bgi
S c c
+ (1 + m)NBti ( wc w f )p
(1 Swc)
Dengan mengatur suku-suku pada ruas kiri dan kanan, persamaan tersebut juga dapat ditulis
dalam bentuk sebagai berikut:
S c c
Np [Bt + (Rp – Rsoi) Bg] + WpBw = N[(Bt –Bti) + (1 + m)Bti ( wc w f )p
B B
(1 Swc)
m Bti
+ (Bg – Bgi)] + We
Bgi
Bgi
Oleh karena itu, untuk menyelesaikan contoh soal ini, digunakan persamaan berikut yang
diperoleh dengan anggapan ekspansi air dan pori diabaikan dan tidak ada water influx dan
selanjutnya dibagi dengan Eo:
F mN Bti E g
N
Eo Bgi Eo
p Bt F F/Eo
Eo Eg Eg/Eo
B
Plot F/Eo vs. Eg/Eo ditunjukkan di bawah ini. Selanjutnya terhadap data pada gambar tersebut,
dilakukan regresi linier dan diperoleh persamaan garis lurus sebagai berikut:
y = 109.15 + 8.4498x104x dengan R2 = 0.969
Oleh karena itu, diperoleh isi awal minyak di tempat, N, dan isi awal gas di tempat, G, serta
gas yang terlarut di dalam minyak mula-mula sebagai berikut:
N = titik potong dengan sumbu y = 109x106 STB
G = slope = 84.5x109 SCF
Solution gas = NRsoi = (109x106 STB)(510) = 55.6x109 SCF.
400
350
325
300
0.002 0.0025 0.003 0.0035 0.004
Eg/Eo
1. Metode Muskat
Jika volume minyak sisa pada tekanan p dan waktu t adalah:
So Vp
Nr =
Bo
maka:
d Nr 1 d So So d B o
Vp ( )
dp Bo dp Bo 2 dp
Maka
d Gr R so d So S d R so R so So d Bo (1 So Sw) d Bg 1 d So
V [ o ]
p 2 2
dp Bo dp Bo dp Bo dp Bg dp Bg dp
Perlu dicatat di sini bahwa persamaan di atas diperoleh dengan menganggap Sw tidak
berubah terhadap p.
Kemudian producing GOR pada p dan t adalah:
d Gr R so d So So d R so R so So d Bo (1 So S w) d Bg 1 d So
d dp Bo dp Bo dp Bo 2 dp Bg 2 dp Bg dp
R Gr
d Nr d Nr 1 d So So d Bo
dp Bo dp Bo 2 dp
Sedangkan producing gas merupakan gas yang diproduksikan di permukaan yang terdiri
dari free gas dan gas yang dilepaskan dari minyak (gas in solution). Oleh karenanya:
qg
R = Rso +
qo
dimana Rso adalah gas in solution dan qg/qo adalah free gas. Dengan menggunakan
Darcy’s law, maka diperoleh:
R = R + k rg o Bo
so
k ro g Bg
Jadi
k rg o Bo
Rso + =
k ro g Bg
R so d So So d R so R so So d Bo (1 So Sw) d Bg 1 d So
Bo dp Bo dp 2 dp 2 dp Bg dp
Bo Bg
1 d So d
S o Bo
Bo dp Bo 2 dp
Jika
X(p) = Bg d R so
Bo dp
Y(p) = 1 o d Bo
Bo g dp
1 d Bg
Z(p) =
Bg dp
Maka
k rg
So X(p) So Y(p) (1 So Sw)Z(p)
k ro
S p [ ]
k rg o
1
k ro g
Persamaan di atas dapat digunakan untuk menghitung So pada setiap p. Jika So diketahui
maka Np dapat dihitung dan juga producing GOR dapat dihitung.
Catatan:
oil sisa di reservoir
1. So
volume pori awal
(N Np) Bo
N Boi
1 Swi
(N Np) Bo (1 Swi)
NBoi
atau
So B
N p N[1 ( ) oi ]
1 Swi Bo
1
d( )
Bg 1
Z (p) = -Bg dp yaitu dari plot B vs P
2.
g
Bg
g m Boi
Bo Boi (R soi R so) Bg (Bg Bgi)
Bgi
1
w m Boi
Bo Boi (R soi R so) Bg (Bg Bgi)
Bgi
maka
N = Np n + Gp g – (We-Wp) w
Untuk reservoir volumetric maka We = Wp = 0, sehingga
N = Np n + Gp g
Juka Np adalah jumlah minyak yang diproduksikan pada sebuah tekanan dari pj-1 ke pj,
maka:
N = (Np(j-1) + Np) nj + (Gp(j-1) + RaveNp) gj
Dimana
R j1 R j
Rave = juga disebut R
2
Sehingga
dan
Np(j) = Np(j-1) + Np
Selanjutnya, jika
R=R k rg o Bo
+
j so
k ro g Bg
8. Bandingkan Rj dari Langkah 7 dengan Rj dari Langkah 2. Jika sama, maka Np dan Rj
sudah diperoleh. Jika tidak sama, maka gunakan Rj dari Langkah 7 dan kembali ke
Langkah 2.
3. Metode Schilthuis
Untuk reservoir yang bersifat volumetric (We = Wp = 0) dan undersaturated (m = 0) maka
persamaan umum material balance dapat ditulis sebagai berikut:
Np [Bo Bg (R p R so)]
N
Bo Boi Bg (R soi R so)
Jika kedua ruas dibagi N dan disusun: