Anda di halaman 1dari 33

BAB III

GAMBARAN EMPIRIK DI LOKASI MAGANG

3.1 Gambaran Umum Lokasi Magang


3.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Bone

Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten dari 24

kabupaten kota yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan yang

dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959

tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi.

Berdasarkan Undang Undang No. 29 Tahun 1959 (LN No. 74 Tahun

1959 ) tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi

Selatan, maka Kabupaten Bone berdiri sendiri sebagai satu

kabupaten dengan ibu kotanya Watampone, selanjutnya dengan

Perda No. 1 Tahun 1990 tanggal 17 Maret 1990 ditetapkan hari jadi

Kabupaten Bone tanggal 6 April.31

3.1.1.1 Kondisi Geografi

Kabupaten Bone atau dikenal sebagai Bumi Arung Palakka

adalah salah satu Daerah Otonom yang terletak di pesisir timur

Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak antara 04º 13" - 05º 06"

31
Badan Perencanaan Kabupaten Bone: Perencaan Kabupaten Bone Tahun 2012

27
28

Lintang selatan dan antara 119º 42" - 120º 306" Bujur Timur dan

memiliki garis pantai yang cukup panjang yakni sekitar 138 km.

Kabupaten Bone beribukota Watampone yang berjarak ± 173 Km dari

Makassar Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. 32

Luas wilayah Kabupaten Bone ± 4.559 Km² atau 7,3 % total

luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Secara administrasi

administrasi Kab. Bone memiliki batas –batas:

a Sebelah utara : Kabupaten Wajo dan Soppeng.

b Sebelah timur : Teluk Bone.

c Sebelah selatan : Kabupaten Sinjai dan Gowa.

d Sebelah barat : Kabupaten Maros, Pangkep, Soppeng dan


Barru33

3.1.1.2 Kondisi Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Bone Tahun 2010 sebanyak

717.682 jiwa, kemudian naik pada tahun 2011 yang terdiri dari laki-

laki 345.394 jiwa dan perempuan 379.511 jiwa dengan rasio jenis

kelamin 90,01. Ini berarti bahwa dalam seratus penduduk perempuan

terdapat 91 penduduk laki-laki.34

32
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone.2012. Kabupaten Bone dalam Angka 2012. CV 21 COM.
Halm. 1
33
Ibid
34
Ibid., 41
29

Jumlah penduduk terbesar terletak di Kecematan Tanete

Riattang sebanyak 49.423 jiwa, disusul Kecamatan Tanete Riattang

Barat sebanyak 44.700 jiwa, kemudian Kecamatan Tenete Riattang

Timur sebanyak 42.081 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terkecil

terdapat di Kecamatan Tonra sebanyak 13.033 jiwa, terus

Kecamatan Ponre sebesar 13.365 jiwa, sedangkan laju pertumbuhan

penduduk Kabupaten Bone dalam kurun waktu 2010-2011 sebesar

1,01 persen.35

Kepadatan penduduk Kabupaten Bone pada tahun 2011 rata-

rata 159 jiwa/km2. Kepadatan penduduk terbesar didominasi oleh

Kecamatan Kota, yakni Kecamatan Tanete Riattang sekitar 2.077

jiwa/km2, disusul Kecamatan Tanete Riattang Timur sekitar 840

jiwa/km2. Sedangkan kepadatan penduduk terkecil jatuh pada

Kecamatan Bontocani sebesar 33 jiwa/km2, disusul Kecamatan Tellu

Limpoe sebesar 44 jiwa/km2, kemudian Kecamatan Ponre sebesar 46

jiwa/km2. Hal ini dipicu oleh karena ketiga kecamatan tersebut

merupakan daerah pegunungan di Kabupaten Bone.36

35
Ibid
36
Ibid
30

TABEL 3.1
JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN BONE
DI KECAMATANTAHUN 2007-2011

Tahun
Kode
Kecamatan
Wilayah
2007 2008 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8)


010 BONTOCANI 15.549 15.681 15.326 15.350 15.443
120 KAH U 35.801 36.118 37.042 37.399 37.739
030 KAJUARA 31.950 32.233 34.034 34.599 35.054
040 SALOMEKKO 13.774 13.897 14.272 14.970 15.112
050 TONRA 11.530 11.634 12.581 12.830 13.033
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8)
060 PATIMPENG 14.634 14.764 15.470 15.670 15.894
070 LIBURENG 29.117 29.368 29.006 29.165 29.352
080 MARE 23.318 23.520 24.692 25.129 25.524
090 SIBULUE 30.576 30.857 32.236 32.664 33.048
100 CINA 24.987 25.210 25.213 25.437 25.689
110 BAREBBO 25.192 25.422 26.108 26.383 26.679
120 PONRE 13.016 13.130 13.126 13.198 13.365
130 LAPPARIAJA 22.422 22.619 22.966 23.183 23.342
140 LAMURU 25.107 25.331 24.316 24.293 24.461
141 TELLU LIMPOE 13.004 13.117 13.585 13.771 13.853
150 BENGO 26.022 26.250 25.234 25.247 25.305
160 ULAWENG 26.067 26.301 24.641 24.504 24.559
170 PALAKKA 21.430 21.627 21.917 22.084 22.223
180 AWANGPONE 28.964 29.230 28.523 28.583 28.784
190 TELLU SIATTINGE 42.056 42.435 39.891 39.733 39.821
200 AMALI 22.036 22.239 20.666 20.546 20.591
210 AJANGALE 28.831 29.095 27.316 27.203 27.263
220 DUA BOCCOE 31.242 31.532 29.995 29.941 30.007
230 CENRANA 24.748 24.968 23.464 23.362 23.560
710 T. RIATTANG BARAT 37.266 37.594 42.354 43.512 44.700
720 TANETE RIATTANG 43.404 43.793 47.533 48.532 49.423
730 T. RIATTANG TIMUR 37.431 37.752 39.786 40.393 41.081
KABUPATEN BONE 699.474 705.717 711.748 711.748 724.905

Sumber: BPS Kabupaten Bone, 2012


31

GRAFIK 3.1
PERKEMBANGAN PENDUDUK KABUPATEN BONE

730,000

720,000 724,905
717,682
710,000 711,748
705,717
700,000 699,474
Garis
690,000 Pertumbuhan
Penduduk
680,000
2007 2008 2009 2010 2011

Sumber: BPS Kabupaten Bone, 2012

3.1.1.3 Kondisi Pemerintahan

Kabupaten Bone terdiri atas 27 kecamatan yang dirperinci

menjadi 329 desa dan 43 kelurahan dengan jumlah dusun

sebany,ak 1.098 dan lingkungan sebanyak 171 dengan jumlah

pegawai negeri sipil pada tahun 2011 sebanyak 11.517 pegawai.37

37
Ibid., 23
32

TABEL 3.2
PEMBAGIAN WILAYAH ADMINISTRASI KABUPATEN BONE
TAHUN 2011

Kode
Kecamatan Desa Kelurahan Dusun Lingkungan
Wilayah
010 BONTOCANI 10 1 38 4
120 KAH U 19 1 36 4
030 KAJUARA 17 1 54 3
040 SALOMEKKO 7 1 22 4
050 TONRA 11 - 39 -
060 PATIMPENG 10 - 35 -
070 LIBURENG 19 1 72 4
080 MARE 17 1 48 2
090 SIBULUE 19 1 62 4
100 CINA 11 1 40 5
110 BAREBBO 17 1 50 4
120 PONRE 9 - 50 -
130 LAPPARIAJA 9 - 33 -
140 LAMURU 11 1 32 -
141 TELLU LIMPOE 11 - 27 -
150 BENGO 9 - 29 -
160 ULAWENG 14 1 47 2
170 PALAKKA 15 - 45 -
180 AWANGPONE 17 1 64 4
190 TELLU 15 2 66 10
SIATTINGE
200 AMALI 14 1 40 6
210 AJANGALE 12 2 39 7
220 DUA BOCCOE 21 1 65 2
230 CENRANA 15 1 65 3
710 T.R. BARAT - 8 - 36
720 TANETE - 8 - 33
RIATTANG
730 T.R. TIMUR - 8 - 34
Jumlah 329 43 1.098 171
Sumber: BPS Kabupaten Bone, 2012
33

TABEL 3.3
BANYAKNYA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) MENURUT
TINGKAT PENDIDIKAN
TAHUN 2011

No Tingkat Pendidikan Jumlah


1 SD 153
2 SMP 207
3 SLTS 3.478
4 DIPLOMA 1 249
5 DIPLOMA 2 2.476
6 DIPLOMA 3 713
7 D4/S 1 3.945
8 S2 295
9 S3 1
JUMLAH 11.517
Sumber: BPS Kabupaten Bone, 2012

3.1.1.4 Kondisi Sosial Budaya


3.1.1.4.1 Pendidikan

Masalah pendidikan di Kabupaten Bone adalah

bagian integral dari sistem pendidikan nasional yang

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang bertujuan

untuk meningkatkan iman dan taqwa terhadap Tuhan YME,

kecerdasan, keterampilan, budi pekerti, kepribadian dan

semangat kebangsaan sehingga dapat menumbuhkan

manusia-manusia pembangunanyang mampu membangun

dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas

pembangunan bangsa. 38

38
Ibid., 56
34

Dalam rangka mencerdaskan bangsa serta

meningkatkan partisipasi sekolah, penduduk tentunya

harus diimbangi dengan penyediaan sarana dan

prasarana pendidikan, baik pendidikan formal maupun non

formal.

TABEL 3.4
BANYAKNYA SEKOLAH TK-SLTA
MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN BONE
TAHUN 2011

Sekolah
Kode
Kecamatan TK SD MI SLT MT SLT MA PT
Wilayah
P s A
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
010 BONTOCANI 12 23 2 6 3 2 0 0
120 KAH U 44 29 9 5 7 2 3 0
030 KAJUARA 26 30 2 4 3 1 2 0
040 SALOMEKKO 13 13 2 3 2 1 1 0
050 TONRA 16 15 0 1 2 1 0 0
060 PATIMPENG 12 13 3 4 2 1 1 0
070 LIBURENG 19 30 3 7 2 2 1 0
080 MARE 26 29 0 5 1 1 0 0
090 SIBULUE 25 32 3 5 5 1 2 0
100 CINA 20 2 1 4 2 1 0 0
110 BAREBBO 24 29 3 4 2 0 0 0
120 PONRE 6 21 2 3 2 0 2 0
130 LAPPARIAJA 14 17 6 4 4 1 2 0
140 LAMURU 10 21 7 5 6 1 4 0
141 TELLU 1 14 0 6 1 0 0 0
LIMPOE
150 BENGO 15 19 3 3 2 1 1 0
35

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
160 ULAWENG 16 27 1 3 3 1 1 0
170 PALAKKA 11 21 1 4 0 1 0 0
180 AWANGPONE 17 30 8 5 2 1 2 0
190 TELLU 21 39 4 5 5 1 2 0
SIATTINGE
200 AMALI 15 23 5 5 2 1 1 0
210 AJANGALE 18 28 4 7 2 1 1 0
220 DUA BOCCOE 17 40 2 5 5 1 2 0
230 CENRANA 10 33 1 5 5 2 0 0
710 T.R. BARAT 26 12 6 4 2 5 0 5
720 TANETE 31 32 2 6 2 2 3 5
RIATTANG
730 T.R. TIMUR 23 22 4 3 4 1 1 1
JUMLAH 488 669 84 121 78 33 32 11
Sumber: BPS Kabupaten Bone, 2012

3.1.1.4.2 Kesehatan

Kesehatan merupakan bagian yang terpenting

dan diharapkan dapat menghasilkan derajat kesehatan

yang lebih tinggi dan memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara sosial maupun ekonomis. Pembangunan

bidang kesehatan di Kabupaten Bone diharapkan agar

pelayanan kesehatan meningkat lebih luas, lebih merata,

terjangkau oleh lapisan masyarakat. 39

Adapun sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten

Bone pada tahun 2011 telah tersedia berupa Rumah Sakit


39
Ibid
36

sebanyak 2 buah, Puskesmas sebanyak 36 buah,

Puskesmas Pembantu 74 buah dan Posyandu sebanyak 915

buah.

TABEL 3.5
BANYAKNYA PUSKESMAS MENURUT JENISNYA DAN
KECAMATAN DI KABUPATEN BONE TAHUN 2011

Puskesmas
Kode Puskesmas
Kecamatan Inpres Non Jumlah
Wilayah Pembantu
Inpres
010 BONTOCANI 1 - 1 2
120 KAH U 2 - 2 4
030 KAJUARA 1 - 1 4
040 SALOMEKKO 1 - 1 2
050 TONRA 1 - 1 2
060 PATIMPENG 1 - 1 4
070 LIBURENG 2 1 2 3
080 MARE 1 1 1 3
090 SIBULUE 1 - 1 4
100 CINA 1 - 1 2
110 BAREBBO 2 - 2 2
120 PONRE 2 - 2 2
130 LAPPARIAJA 1 - 1 3
140 LAMURU 1 - 1 4
141 TELLU LIMPOE 1 - 1 1
150 BENGO 1 - 1 2
160 ULAWENG 1 - 1 1
170 PALAKKA 2 - 2 2
180 AWANGPONE 2 - 2 3
190 TELLU SIATTINGE 2 - 2 4
200 AMALI 1 - 1 4
210 AJANGALE 2 - 2 3
220 DUA BOCCOE 2 - 2 5
230 CENRANA 1 - 1 5
710 T.R. BARAT 1 - 1 1
720 TANETE RIATTANG 1 - 1 -
730 T.R. TIMUR 1 - 1 2
Kabupaten Bone 36 2 36 74
Sumber: BPS Kabupaten Bone, 2012
37

3.1.1.4.3 Keagamaan

Upaya pemenuhan sarana dan prasarana

kehidupan beragama pada dasarnya merupakan

tanggung jawab masyarakat, karena pemerintah juga

mempunyai tanggung jawab atas pembinaan

kehidupan beragama dalam masyarakat, maka

pemerintah telah memberikan bantuan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan tersebut.

Dalam menjalankan ajaran agama masing-masing

tentunya harus ditunjang dengan adanya sarana peribadatan

seperti mesjid, mushalla, dan gereja. Adapun sarana

peribadatan di Kabupaten Bone pada tahun 2011 sebanyak

1.188 yang terdiri dari mesjid 1.033 buah, mushola 133

buah, gereja 3 buah dan pura 1 buah.40

TABEL 3.6
BANYAKNYA TEMPAT PERIBADATAN MENURUT AGAMA
PER KECAMATAN DI KABUPATEN BONE TAHUN 2011

Kode Tempat Peribadatan


Kecamatan
Wilayah Mesjid Mushala Gereja Pura
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
010 BONTOCANI
32 8 0 0

40
Ibid., 57
38

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


120 KAH U
55 0 0 0
030 KAJUARA 47 6 0 0
040 SALOMEKKO 27 0 0 0
050 TONRA
25 0 0 0
060 PATIMPENG 26 23 0 0
070 LIBURENG 52 14 0 0
080 MARE
52 4 0 0
090 SIBULUE 40 17 0 0
100 CINA
47 4 0 0
110 BAREBBO
40 1 0 0
120 PONRE 39 1 0 0
130 LAPPARIAJA
49 8 0 0
140 LAMURU 39 3 0 0
141 TELLU LIMPOE 29 4 0 0
150 BENGO
29 0 1 0
160 ULAWENG 40 0 0 0
170 PALAKKA 26 0 0 0
180 AWANGPONE
41 0 0 0
190 TELLU SIATTINGE 46 1 0 0
200 AMALI 31 0 0 0
210 AJANGALE
40 0 0 0
220 DUA BOCCOE 44 7 0 0
230 CENRANA 35 0 0 0
710 T.R. BARAT
32 27 0 0
720 TANETE RIATTANG 32 3 2 0
730 T.R. TIMUR 38 2 0 1
Kabupaten Bone 1.033 133 3 1
Sumber: BPS Kabupaten Bone, 2012
39

3.1.1.5 Kondisi Ekonomi

Kondisi perekonomian suatu daerah atau wilayah

sangat tergantung pada potensi dan sumber daya alam yang

dimiliki dan kemampuan daerah itu untuk mengembangkan

segala potensi yang dimiliki. Untuk mengembangkan potensi

yang dimiliki, berbagai kebijaksanaan, langkah dan upaya

yang telah dilakukan oleh pemerintah, khususnya pemerintah

daerah Kabupaten Bone. 41

Semua kebijaksanaan dan upaya pembangunan

yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang

menggembirakan. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya

nilai PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011 telah

mencapai 8.835.528,87 milyar rupiah. Jika dibanding dengan

nilai PDRB tahun 2010 sebesar 7.530.369,81 milyar rupiah

maka terjadi kenaikan sebesar 17,33 persen.42

Salah satu manfaat hasil perhitungan PDRB yaitu

dapat digunakan untuk melihat gambaran struktur

perekonomian suatu daerah/wilayah. Struktur perekonomian

Kabupaten Bone masih didominasi oleh sektor pertanian. Hal

ini dilihat dari kontribusi sektor pertanian terhadap

41
Ibid., 274
42
Ibid
40

pembentukan total PDRB tahun 2011 sebesar 47,73 persen,

urutan kedua sektor jasa-jasa sebesar 18,08 persen disusul

sektor bangunan 8,20 persen dan sektor perdagangan,

restoran dan hotel 7,69 persen dan sektor lainnya sebesar

18,30 persen.43

TABEL 3.7
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT LAPANGAN
USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU KABUPATEN BONE
TAHUN 2008-2011 (JUTA RP)
Lapangan
No 2008 2009 2010 2011
Usaha
1. Pertanian 2.818.222,32 3.202.168,63 3.696.514,94 4.216.860,57
Pertambangan 30.886,44 39.702,97 48.202,97 59.855,38
2.
dan Galian
Industri 407.040,84 447.620,97 522.122,89 604.992,74
3.
Pengelolaan
Listrik, Gas dan 41.666,19 46.731,74 54.446,59 62.727,56
4.
Air
5. Bangunan 329.351,49 432.274,64 573.043,29 724.433,97
Perdagangan, 391.012,06 457.714,16 559.462,94 679.175,95
6. Restoran, dan
Hotel
Angkutan dan 281.205,22 308.224,87 345.241,64 396.139,05
7.
komunikasi
Keuangan, 279.769,22 332.41,76 404.273,20 494.140,61
8. Pesewaan dan
JasaPerusahaan
9. Jasa-jasa 769.591,21 1.145.792,66 1.327.088,35 1.597.203,04
Produk Domestik
5.348.744,99 6.412.649,40 7.530.369,81 8.835.528,87
Regional Bruto
Sumber: BPS Kabupaten Bone, 2012

43
Ibid
41

GRAFIK 3.2
DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN BONE
MENURUT LAPANGAN PEKERJAAN TAHUN 2011

Pertanian Jasa-Jasa
Keuangan, Persewaan Jasa Kuangan Angkutan & Komunikasi
Perdagangan, Hotel & Restoran Bangunan
Listrik & Air Bersih Industri Pengolahan
Pertambangan & Penggalian

1% 1%
7%
8%
8% 48%
4%

5% 18%

Sumber: BPS Kabupaten Bone, 2012

3.1.1.6 Kondisi Sosial Politik

Kekuatan politik di Kabupaten Bone didonominasi oleh

Golongan Karya. hal ini dilihat dari komposisi anggota partai politik

yang ada di DPRD Kabupaten Bone pada Tabel 3.8 mayoritas partai

Golongan Karya dengan presentase anggota sebesar 40 %. Selain

itu kekuatan politik Golongan karya dilihat dari kemenangan hasil

Pemilihan Umum Kepala Daerah kabupaten Bone Tahun 2013


42

dimenangkan oleh pasangan Andi Fahsar M Padjalangi dan Ambo

Dalle dengan perolehan suara 47, 65 % dari enam kandidat calon

kepala daerah dan wakil kepala daerah Kabupaten Bone. 44

TABEL 3.8
BANYAKNYA ANGGOTA DPRD MENURUT PARTAI POLITIK DAN
JENIS KELAMIN DI KABUPATEN BONE PERIODE 2009-2014.

No Partai Politik BaAnggota Persentase

Laki-laki Perempuan Jumlah (%)

1. Golkar 12 6 18 40

2. PAN 7 0 7 15

3. PDK 2 2 4 8

4. Demokrat 3 1 4 8

5. PKS 3 0 3 6

6. PBB 3 0 3 6

7. PDIP 2 0 2 4

8. PBIB 0 0 0 0

9. PHNR 2 0 2 4

10. PPP 1 0 1 2

11. PIS 1 0 1 2

Jumlah 36 9 45 100

Sumber : BPS Kabupaten Bone, 2012

44
Ibid., 23
43

3.1.2 Diskripsi Penyelenggara Pemilukada Kabupaten Bone


3.1.2.1 KPU Kabupaten Bone

KPU Kabupaten Bone dibentuk merupakan penyelenggara

pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah Kabupaten

Bone tahun 2013. Dengan visi: terwujudnya Komisi Pemilihan Umum

sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki integritas,

profesional, mandiri, transparan dan akuntabel, demi terciptanya

demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Adapun misi KPU Kabupaten Bone:

1. Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang


memiliki kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam
menyelenggarakan Pemilihan Umum;
2. Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan
beradab;
3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum yang
bersih, efisien dan efektif;
4. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum
secara adil dan setara, serta menegakkan peraturan Pemilihan
Umum secara konsisten sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
44

5. Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif

dalam Pemilihan Umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat

Indonesia yang demokratis.

TABEL 3.9
KOMPOSISI ANGGOTA KPU KABUPATEN BONE

No Nama Jabatan Divisi Pendidikan


1. Aksi Hamsah, SE, M. Si Ketua Umum, Organisasi S2
dan Hubungan antar
Lembaga
2 Hj. Ernida Mahmud, SP Anggota Sosialisasi, S1
Pendidikan Pemilih
dan Pengembangan
SDM
3. Muhiyyin, S. Pd Anggota Teknis S1
Penyelenggaraan
4. Yusnan Suyuti, DM, S. Pi Anggota Hukum, Pengawasan S1
dan Humas
5. Lukman, S. Pi Anggota Perencanaan, S1
program dan logistik
Sumber: Sekretariat KPU Kabupaten Bone, 2008

Tugas dan wewenang KPU Kabupaten Bone dalam

penyelenggaran pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala

daerah Kabupaten Bone diamanahkan dalam Undang-Undang

Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum,

yaitu:

a merencanakan program, anggaran, dan jadwal pemilihan

bupati/walikota;

b menyusun dan menetapkan tata kerja KPU Kabupaten/Kota,

PPK, PPS, dan KPPS dalam pemilihan bupati/walikota dengan

memperhatikan pedoman dari KPU dan/atau KPU Provinsi;


45

c menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan

penyelenggaraan pemilihan bupati/walikota berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

d membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam pemilihan gubernur

serta pemilihan bupati/walikota dalam wilayah kerjanya;

e mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan

semua tahapan penyelenggaraan pemilihan bupati/walikota

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan

memperhatikan pedoman dari KPU dan/atau KPU Provinsi;

f menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan

pemilihan bupati/walikota;

g memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan

yang disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah dengan

memperhatikan data pemilu dan/atau pemilihan gubernur dan

bupati/walikota terakhir dan menetapkannya sebagai daftar

pemilih;

h menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan

pemilihan gubernur dan menyampaikannya kepada KPU Provinsi;

i menetapkan calon bupati/walikota yang telah memenuhi

persyaratan;

j menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi

penghitungan suara pemilihan bupati/walikota berdasarkan


46

rekapitulasi hasil penghitungan suara dari seluruh PPK di

wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan;

k membuat berita acara penghitungan suara serta membuat

sertifikat penghitungan suara dan wajib menyerahkannya

kepada saksi peserta pemilihan, Panwaslu Kabupaten/Kota, dan

KPU Provinsi;

l menerbitkan keputusan KPU Kabupaten/Kota untuk

mengesahkan hasil pemilihan bupati/walikota dan

mengumumkannya;

m mengumumkan calon bupati/walikota terpilih dan dibuatkan

berita acaranya;

n melaporkan hasil pemilihan bupati/walikota kepada KPU melalui

KPU Provinsi;

o menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Panwaslu

Kabupaten/Kota atas temuan dan laporan adanya dugaan

pelanggaran pemilihan;

p mengenakan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan

sementara anggota PPK, anggota PPS, sekretaris KPU

Kabupaten/Kota, dan pegawai sekretariat KPU

Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yang

mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan

pemilihan berdasarkan rekomendasi Panwaslu


47

Kabupaten/Kota dan/atau ketentuan peraturan perundang-

undangan;

q melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan pemilihan gubernur,

bupati, dan walikota dan/atau yang berkaitan dengan tugas

KPU Kabupaten/Kota kepada masyarakat;

r melaksanakan tugas dan wewenang yang berkaitan dengan

pemilihan gubernur berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan dan pedoman KPU dan/atau KPU Provinsi;

s melakukan evaluasi dan membuat laporan penyelenggaraan

pemilihan bupati/walikota;

t menyampaikan hasil pemilihan bupati/walikota kepada Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Menteri Dalam Negeri,

bupati/walikota, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten/Kota; dan

u melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh

KPU, KPU Provinsi, dan/atau yang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pelaksanaan pemilukada Kabupaten Bone didukung oleh

Sekretariat KPU Kabupaten Bone dalam rangka kelancaran tugas

dan wewenang KPU Kabupaten Bone, yang terletak di Jl. Wr.

Monginsidi No. 1 Kelurahan Manurungge Kecamatan Tanete Riattang

yang dibentuk berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum


48

Nomor 22 Tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan Komisi

Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi

dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilhan Umum,

Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi

Pemilihan Umum kabupaten/Kota.

Sekretariat KPU Kabupaten Bone dipimpin oleh sekretaris

KPU Kabupaten Bone . Sekretaris KPU Kabupaten Bone

bertanggung jawab kepada ketua KPU Kabupaten/Kota dan dibantu

dengan 20 pegawai negeri sipil.

TABEL 3.10
KONDISI SUMBER DAYA MANUSIA
SEKRETARIAT KPU KABUPATEN BONE

NO. NAMA GOL. RUANG JABATAN PENDIDIKAN


(1) (2) (3) (4) (5)
1. ALIMIN, S. IP PEMBINA IV/a SEKRETARIS S1
2. Drs. MUHAMMAD PEMBINA IV/a KASUBAG PROGAM DAN S2
IDHAN, M. Si ANGGARAN
3. Drs. ABDUL AZIS PENATA TK. I KASUBAG HUKUM S1
DAUD, S.H III/d
4. MULYADI, S.E PENATA TK. I KASUBAG TEKNIS S1
III/d PEMILU DAN HUMAS
5. MUH. ARAFAH, PENATA TK. I KASUBAG UMUM S2
S.Sos, M.Si III/d
6. RESMIATI, S.E PENATA MUDA STAF S1
TK. I III/d
7. MUSDALIPAH, PENATA MUDA STAF S2
S.Sos TK. I III/b
8. HJ. ST. PENATA MUDA STAF S1
RAHMAH, S.Sos TK.I III/b
9. BUSTAMIN. A, PENATA MUDA STAF S1
S.Sos III/a
10. ERNIWATI, S.IP PENATA MUDA STAF S1
III/a
49

(1) (2) (3) (4) (5)


11. MUHAMMAD PENATA MUDA STAF S1
WIJAYA, S.IP III/a
12. YUSDAR, PENATA MUDA STAF S2
S.H.,S.E.,M.H III/a
13. RITA PENATA MUDA STAF S1
FEBRIYANTI, III/a
S.Sos
14., Firman, A.Md PENATA MUDA STAF D3
III/a
15. AGUSSALAM, PENATA MUDA STAF S1
S.H III/a
16. DJANAWATY,, PENATA MUDA STAF S1
S.E III/a
17. FARIDAH, S.E PENATA MUDA STAF S1
III/a
18. NOVIYATI, S.E., PENATA MUDA STAF S1
M. Si III/a
19. HAMKA, PENGATUR II/C STAF S1
A.Md.Kom., S.E
20. KASMINA, S.IP PENGATUR STAF S1
MUDA TK. I II/b
21. HASBAR PENGATUR STAF S1
KURNIAWAN, MUDA TK. I II/b
S.E
,Sumber: Sekretariat KPU Kabupaten Bone, 2013

Tugas, wewenang dan kewajiban Sekretariat KPU Kabupaten

Bone berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang

Penyelenggara Pemilihan Umum, yaitu:

Sekretariat KPU Kabupaten Bone bertugas:

a. Membantu penyusunan program dan anggaran Pemilu;

b. memberikan dukungan teknis administratif;

c. membantu pelaksanaan tugas KPU Kabupaten/Kota dalam

menyelenggarakan Pemilu;

d. membantu pendistribusian perlengkapan penyelenggaraan

Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan


50

Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pemilu

Presiden dan Waki Presiden, serta pemilihan gubernur;

e. membantu perumusan dan penyusunan rancangan keputusan

KPU Kabupaten/Kota ;

f. memfasilitasi penyelesaian masalah dan sengketa pemilihan

bupati/walikota;

g. membantu penyusunan laporan penyelenggaraan kegiatan

dan pertanggungjawaban KPU Kabupaten/Kota; dan

h. membantu pelaksanaan tugas-tugas lainnya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Sekretariat KPU KPU Kabupaten Bone berwenang:

a. mengadakan dan mendistribusikan perlengkapan

penyelenggaraan pemilihan bupati/walikota berdasarkan

norma, standar, prosedur, dan kebutuhan yang ditetapkan

oleh KPU;

b. mengadakan perlengkapan penyelenggaraan Pemilu

sebagaimana dimaksud pada huruf a sesuai dengan peraturan

perundang-undangan; dan

c. memberikan layanan administrasi, ketatausahaan, dan

kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan.


51

Sekretariat KPU Kabupaten/Kota berkewajiban:

a. menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan;

b. memelihara arsip dan dokumen Pemilu; dan mengelola barang

inventaris KPU Kabupaten/Kota

3.1.2.2 Panwaslu Kabupaten Bone

Mewujudkan penyelenggara pemilukada Kabupaten Bone

yang berintegritas dan berkredibilitas serta penyelenggaraan

pemilukada yang berasaskan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,

adil, dan demokratis, perlu dilaksanakan pengawasan pemilihan

umum kepala daerah dan wakil kepala daerah. Pengawasan

penyelenggaraan pemilukada Kabupaten Bone dilakukan oleh

Panwaslu Kabupaten Bone, Panwaslu Kecamatan, dan Pengawas

Pemilu Lapangan.

TABEL 3.11
KOMPOSISI ANGGOTA PANWASLU KABUPATEN BONE

No Nama Jabatan Divisi Pendidikan


1. Akbar Syam, S.H, M.H Ketua Pengawasan S2
2 Ibu Ros Yuliati, S.H Anggota Penanganan dan S1
Tindak Lanjut
3. Pak Rachim, S.Pd Anggota Umum S1
Sumber: Sekretariat Panwaslu Kabupaten Bone, 2012

Tugas dan wewenang Panwaslu dalam penyelenggaran

pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah Kabupaten


52

Bone diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011

tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, yaitu:

a Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilu di wilayah

kabupaten/kota yang meliputi:

1. Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data

kependudukan dan penetapan daftar pemilih sementara

dan daftar pemilih tetap;

2. Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata

cara pencalonan anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kabupaten/Kota dan pencalonan bupati/walikota;

3. Proses penetapan calon anggota Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dan calon bupati/walikota;

4. penetapan calon bupati/walikota;

5. pelaksanaan kampanye;

6. pengadaan logistik pemilu dan pendistribusiannya;

7. pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara

hasil Pemilu;

8. mengendalikan pengawasan seluruh proses penghitungan

suara;

9. pergerakan surat suara dari tingkat TPS sampai ke PPK;

10. proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU

Kabupaten/Kota dari seluruh kecamatan;


53

11. pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara

ulang, pemilu lanjutan, dan pemilu susulan; dan

12. proses penetapan hasil Pemilu Anggota Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dan pemilihan

bupati/walikota.

b menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan

peraturan perundang-undangan mengenai pemilu;

c menyelesaikan temuan dan laporan sengketa

penyelenggaraan pemilu yang tidak mengandung unsur tindak

pidana;

d menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU

Kabupaten/Kota untuk ditindaklanjuti;

e meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi

kewenangannya kepada instansi yang berwenang;

f menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk

mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yang berkaitan dengan

adanya dugaan tindakan yang mengakibatkan terganggunya

tahapan penyelenggaraan pemilu oleh penyelenggara pemilu di

tingkat kabupaten/kota;

g mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu

tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU

Kabupaten/Kota, sekretaris dan pegawai sekretariat KPU


54

Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yang

mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan pemilu

yang sedang berlangsung;

h mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan pemilu;

dan

i melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Melaksanakan tugas di atas, sebagaiman amanah dalam

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011, Panwaslu Kabupaten Bone

dapat:

a memberikan rekomendasi kepada KPU untuk menonaktifkan

sementara dan/atau mengenakan sanksi administratif atas

pelanggaran sebagaimana dimaksud tugas dan wewenang di atas

pada huruf g; dan

b memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas

temuan dan laporan terhadap tindakan yang mengandung

unsure tindak pidana pemilu.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 mengatur kewajiban

Panwaslu Kabupaten/Kota dalam rangka mengoptimalkan tugas dan

wewenangnya, yaitu:

a bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan

wewenangnya;
55

b melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan

tugas Panwaslu pada tingkatan di bawahnya;

c menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan

dugaan adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan

peraturan perundang-undangan mengenai pemilu;

d menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu

Provinsi sesuai dengan tahapan pemilu secara periodik

dan/atau berdasarkan kebutuhan;

e menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu Provinsi

berkaitan dengan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan

oleh KPU Kabupaten/Kota yang mengakibatkan terganggunya

penyelenggaraan tahapan pemilu di tingkat kabupaten/kota; dan

f melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Tujuan pengawasan pemilukada berdasarkan Peraturan

Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun 2012 tentang

Pengawasan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah adalah:

a menegakkan integritas penyelenggara, penyelenggaraan dan hasil

pemilukada;

b mewujudkan pemilukada yang demokratis; dan

c memastikan terselenggaranya pemilukada secara langsung,


56

umum, bebas, rahasia, jujur, adil, dan berkualitas, serta

dilaksanakannya peraturan perundang-undangan mengenai

pemilukada secara menyeluruh.

3.2 Fenomena yang Diamati dan Dikaji

Pemilihan umum secara langsung oleh rakyat merupakan

konsekuensi logis dari perubahan sistem politik dan sistem pemerintahan

Indonesia untuk memenuhi perkembangan kehidupan politik, sosial, dinamika

masyarakat, dan perkembangan demokrasi yang sejalan dengan

pertumbuhan kehidupan berbangsa dan bernegara. Perubahan tersebut

sejalan dengan amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

Amandemen ketiga mengharuskan adanya pemilihan demokratis

yang kemudian dimaknai dengan pemilihan umum secara langsung, umum,

bebas, rahasia, jujur dan adil (Luber-Jurdil). Salah satu pemilihan umum yang

kita kenal saat ini dan diselenggarakan di daerah adalah pemilihan umum

kepala daerah (pemilukada) yang diatur berdasarkan Undang-undang Nomor

12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan diatur lebih lanjut dalam dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2012 tentang Perubahan Keempat


57

Atas Peraturan pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang pemilihan,

Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah.

Pemilukada merupakan perwujudan sistem pemilihan kepala daerah

yang lebih demokratis dan sensitif terhadap asiprasi masyarakat di tingkat

daerah. Hakikat pelaksanaan sistem ini adalah mewujudkan pelaksanaan

demokrasi lokal yang menghasilkan pemerintah daerah yang akuntabel yang

dapat mewujudkan fungsi-fungsi pemerintahan yang lebih efesien dan efektif.

Untuk mewujudkan hal tersebut, pemilukada selain didukung oleh

peyelenggara yang independen, juga harus sukses proses yang meliputi

tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian.

Tahap-tahap tersebut yang harus dilakukan oleh KPU Kabupaten

Bone dalam rangka mewujudkan proses pemilukada Kabupaten Bone Tahun

2013. Dalam rangka menciptakan proses pemilukada yang sehat, dan

mempunyai derajat legitimasi yang kuat, proses tersebut dituangkan dalam

regulasi yang dikeluarkan KPU Kabupaten Bone sebanyak 19 regulasi.

Pada tahap persiapan KPU Kabupaten Bone telah mengambil

langkah-langkah persiapan jauh-jauh hari. Hal ini didasarkan kesadaran

bahwa pelaksanaan pemilukada Kabupaten Bone Tahun 2013 merupakan


58

kedua kalinya yang harus dikondisikan dan dipersiapkan dengan sebaik-

baiknya, agar tercapai suksesi pelaksanaan.

KPU Kabupaten Bone mempersiapkan berbagai hal seperti

menyiapkan infrastruktur pendukung, menyiapkan dan memperkuat sumber

daya manusia sekretariat KPU, membangun kerja sama dan komunikasi

dengan pemerintah daerah dan DPRD untuk mendukung pelaksanaan

pemilukada Kabupaten Bone. Di samping itu, KPU kabupaten Bone dalam

rangka mewujudkan pemilukada yang sehat, melakukan sosialisasi ;

menyusun anggaran belanja pemilukada ; perencanaan program, tahapan

dan jadwal ; pembentukan badan penyelenggara ; pemantau pemilukada

kabupaten bone ; dan penyusunan keputusan dan penetapan keputusan

KPU Kabupaten Bone.

Tahap selanjutnya adalah tahap pelaksanaan pemilukada Kabupaten

Bone. Tahap ini ditandai dengan penyerahan Data Penduduk Potensial

Pemilih (DP4) oleh pemerintah kepada KPU Kabupaten Bone. Data tersebut

yang kemudian di verifikasi dan dimutakhirkan oleh KPU Kabupaten Bone,

yang kemudian ditetapkan sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilukada

Kabupaten Bone Tahun 2013.

Langkah kedua dalam tahap pelaksanaan adalah pencalonan. Dalam

tahap ini, kandidat wajib mengikuti persyaratan yang diamanahkan oleh


59

peraturan perundang-undangan yang kemudian diverifikasi oleh KPU

Kabupaten Bone, dan kandidat yang lolos akan ditetapkan nomor urutnya.

Selanjutnya langkah ketiga dalam tahap pelaksanaan adalah pengadaan dan

pendistribusian perlengkapan pemungutan suara dan penghitungan suara

yang harus dilakukan secara tepat dan teliti, sehingga pelaksanaan

pemilukada berjalan dengan tertib.

KPU Kabupaten Bone menyelenggarakan proses kampanye setelah

menangani masalah logistik. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan

pendidikan politik kepada masyarakat agar berpartispiasi dalam pemilukada

Kabupaten Bone. Kemudian, proses selanjutnya yang merupakan proses

akhir dari tahap pelaksanaan adalah pemungutan penghitungan suara yang

dilakukan oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

Tahap ketiga adalah penyelesaian. Dalam tahap ini KPU Kabupaten

Bone tidak menemukan perselisihan hasil pemilukada Kabupaten Bone,

sehingga tahapan ini diakhiri dengan damai tanpa adanya gugatan yang

dilakukan oleh salah satu kandidat kepada Mahkamah Konstitusi.

Anda mungkin juga menyukai