Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN MATA KULIAH

TEORI INVESTASI DAN PORTOFOLIO


SAHAM dan NILAI SAHAM

Nama :
Arnindya Ayu Y. (F0316015)
Ruti Oktisila B. (F0316094)
Kelas : B
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Unoversitas Sebelas Maret
Surakarta
2018
BAB 4
SAHAM

I. SAHAM PREFEREN
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara
obligasi (bond) dan saham biasa. Saham preferen memberikan hasil yang tetap berupa
deviden preferen dan dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen di bawah
klaim pemegang obligasi.Saham preferen mempunyai hak atas deviden tetap dan hak
pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi.
1. Karakteristik Saham Preferen
a. Preferen terhadap Deviden
1) Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima deviden
terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Dividen
dalam saham preferen dinyatakan dalam nilai persentase dari nilai
nominalnya.
2) Saham preferen memberikan hak dividen kumulatif, yaitu memberikan hak
kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya
yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima
devidennya.
Dividends in arrears yaitu dividen-dividen periode lalu yang belum
dibagikan dan akan dibagikan nanti dalam bentuk dividen kumulatif. Nilai
dari dividends in arrears ini harus diungkapkan di CALK, sehingga
investor dan calon investor saham dapat mengetahui dan menilai pengaruh
kewajiban ini terhadap harga saham biasa. Jika saham preferen tidak
memiliki bentuk dividen kumulatif, maka dividen yang tidak dibayar di
periode lalu akan hilang selamanya. Namun, sekali perusahaan tidak
memenuhi kewajibannya, maka pasar akan memasukkannya ke dalam
blacklist.
b. Preferen pada Waktu Likuidasi
Hak saham preferen untuk mendapatkan terlebih dahulu aktiva perusahaan
dibandingkan dengan saham biasa pada saat terjadi likuidasi, yang didapat
sebesar nilai nominal saham prefernnya termasuk semua dividen yang belum
dibayar jika bersifat kumulatif.
Jika dibandingkan dengan obligasi, saham preferen dianggap lebih berisiko,
karena klaim dari pemegang saham preferen di bawah klaim dari pemegang
obligasi.
2. Macam Saham Preferen
Macam saham preferen dibentuk dengan tujun untuk menarik minat investor
terhadap saham preferen dan untuk memberikan beberapa alternatif yang
menguntungkan bagi investor atau bagi perusahaan yang mengeluarkan saham
preferen.
a. Convertible Preferred Stock
Untuk menarik minat investor yang menyukai saham biasa, beberapa saham
preferen menambah bentuk di dalamnya yang memungkinkan pemegangnya
untuk menukar saham ini dengan saham biasa dengan nilai penukaran yang
sudah ditentukan yang kemudian disebut convertible preferred stock.
Pertukaran dari saham preferen ke saham biasa tidak menimbulkan
keuntungan (gain) atau kerugian (loss) di perusahaan emiten. Di perusahaan
emiten, nilai yang dicatat untuk saham-saham ini adalah sebesar nilai
nominalnya dan selisih yang diterima yang berbeda dengan nilai nominalnya
dicatat sebagai rekening Agio Saham. Dalam pencatatan emiten, nilai pasar
saat penukaran tidak diperhitungkan karena pertukaran saham tersebut
dilakukan langsung dengan perusahaan.
b. Collable Prefered Stock
Bentuk lain dari saham preferen adalah memberikan hak kepada perusahaan
yang mengeluarkan untuk membeli kembali saham ini dari pemegang saham
pada tanggal tertentu dimasa mendatang dengan nilai yang tertentu. Harga
tebusan ini biasanya lebih tinggi dari nilai nominal sahamnya.
c. Floating atau Adjustable-rate Prefered Stock
Merupakan saham inovasi baru di AS yang dikenalkan tahun 1982. Saham ini
tidak membayar deviden secara tetap, tapi tingkat deviden yang dibayar
tergantung dari tingkat return dari sekuritas T-bill.

II. SAHAM BIASA


Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada
manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan,
pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak, diantaranya :
a. Hak Kontrol
Yaitu hak pemegang saham biasa untuk memilih pimpinan perusahaan atau
dewan direksi. Pemegang saham dapat melakukan kontrolnya dalam bentuk
hak veto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau
memveto pada tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang
saham.
b. Hak Menerima Pembagian Keuntungan
Yaitu hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan
perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, sebagian laba akan ditanamkan
kembali ke perusahaan yang bersumber dari dana intern perusahaan. Laba
yang tidak ditahan, dibagikan dalam bentuk dividen. Keputusan perushaan
membayar deviden atau tidak, dicerminkan dalam kebijaksanaan dividennya.
c. Hak Preemptif
Yaitu hak untuk mendapatkan persentasi kepemilikan yang sama jika
perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham dengan tujuan untuk
melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan melindungi harga
saham lama dari kemerosotan nilai. Hak ini memberi prioritas kepada
pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham yang baru. Hak ini
bertujuan untuk :
1. Untuk melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama. Misal : untuk
pemegang saham yang dulunya mayoritas dan manajer pemilik yang
dulunya minoritas yang kemudian menjadi mayoritas. Jika hal tersebut
terjadi, situasi dapat mencemaskan pemegang saham lama karena manajer
dapat memegang kontrol sepenuhnya perusahaan.
2. Untuk melindungi pemegang saham lama dari nilai yang merosot.

III. SAHAM TREASURI


Saham treasuri adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan
beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai
treasuri yang nantinya dapat dijual kembali. Alasan perusahaan emiten membeli
kembali saham beredar sebagai saham treasuri, yaitu:
1. Akan digunakan dan diberikan kepada manajer atau karyawan dalam perusahaan
sebagai bonus dan kompensasi dalam bentuk saham.

2. Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan meningkatkan


nilai pasarnya.

3. Memberi signal kepada pasar bahwa harga saham tersebut murah, sehingga mau
membelinya kembali.

4. Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikkan laba per
lembarnya.

5. Mengurangi jumlah saham yang beredar sehingga mengurangi kemungkinan


perusahaan lain untuk menguasai jumlah saham secara mayoritas dalam rangka
pengambi-alihan yang tidak bersahabat.
BAB 5
NILAI SAHAM

I. Pendahuluan

Ada tiga macam nilai saham. Yang pertama adalah nilai buku, yaitu nilai saham menurut
pembukuan perusahaan emiten. Yang kedua adalah nilai pasar, yaitu nilai pasar di pasar
saham. Dan yang terakhir adalah nilai intrinsik, yaitu nilai sebenarnya dari saham. Nilai buku
dan nilai pasar digunakan untuk mengukur pertumbuhan emiten dengan cara membagi nilai
pasar ke nilai buku. Sedangkan, nilai intrinsik digunakan untuk mengetahui saham murah
(undervalue) dan saham mahal (overvalued). Jika nilai pasarlebih kecil daripada nilai
intrinsik, maka saham tergolong saham murah. Namun, jika nilai pasar lebih besar dari nilai
intrinsik, maka saham tergolong saham mahal.

II. Nilai Buku dan Nilai Lain-lain yang Berhubungan

1. Nilai Nominal/Par Value

Nilai nominal adalah nilai kewajiban untuk tiap lembar saham. Nilai ini digunakan
untuk kepentingan hukum, karena nilai ini adalah modal per lembar yang secara
hukum harus ditahan di perusahaan untuk proteksi kepada kreditor yang tidak diambil
alih oleh pemegang saham. Jika tidak ada nilai nominal, dewan direksi menatapkan
state value sebagai pengganti nilai nominal. Jika tidak ditetapkan state value, maka
yang menjadi nilai nominal adalah seluruh penerimaan persih (proceed) seluruh
penjualan saham.

2. Agio Saham

Agio saham adalah selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan
dengan nilai nominal sahamnya.

3. Nilai Modal Disetor

Nilai modal disetor adalah total yang dibayar oleh pemegang saham kepada
perusahaan emiten untuk ditukarkan dengan saham preferen atau dengan saham biasa.
Total nilai modal disetor dihitung dari penjumlahan antara total nilai nominal dan total
agio saham.
4. Laba Ditahan

Laba dtahan adalah laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham karena
diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai sumber dana internal.

5. Nilai Buku Per Lembar Saham

Nilai ini menunjukan aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan
memiliki satu lembar saham. Cara menghitung nilai buku per lembar saham adalah
dengan membagi total ekuitas dengan jumlah saham yang beredar.

Bagi perusahaan yang memiliki dua macam kelas saham yaitu saham preferen dan saham
biasa, harus mengikuti beberapa tahapan perhitungan. Yang pertama adalah menghitung nilai
ekuitas saham preferen, lalu menghitung nilai ekuitas saham biasa dan yang terakhir adalah
menghitung nilai buku saham biasa.

II. Nilai Pasar

Nilai pasar adalah harga saham yang teradi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan
oleh pelaku pasar berdasarkan permintaan dan penawaran.

III. Nilai Intrinsik

Nilai intrinsik sering juga disebut nilai fundamental, yaitu nilai sebenarnya dari saham. Untuk
menentukan nilai intrinsik, dapat digunakan dua macam analisis, yaitu analisis fundamental
dan analisis teknis. Analisis fundamental adalah analisis menggunakan data yang berasal dari
keuangan perusahaan. Sedangkan, analisis teknis adalah analisis yang digunakan oleh praktisi
dalam menentukan harga saham.

Ada dua macam pendekatan analisis fundamental, yaitu pendekatan nilai sekarang dan
pendekatan PER (price earning ratio). Pendekatan nilai sekarang adalah pendekatan yang
melibatkan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai
sekarang. Model pendekatan nilai sekarang ada pendekatan arus kas yang mendiskontokan
kas masa depan ke masa sekarang dan pendekatan arus dividen yang mendiskontokan
perolehan dividen dari tahun ke tahun.

Ada beberapa kasus yang dapat ditemui tentang pembayaran dividen. Diantaranya adalah
pembayaran dividen tidak teratur, yaitu dividen tiap-tiap periode tidak mempunyai pola yang
jelas atau bahkan untuk periode tertentu tidak dibayarkan. Selanjutnya, dividen konstan tidak
bertumbuh. Dalam kasus ini, dividen tidak pernah mengalami kenaikan. Hal ini dilakukan
untuk menunjukan bahwa likuiditas perusahaan dalam keadaan stabil. Selanjutnya,
pertumbuhan dividen yang konstan atau terus naik sehingga menunjukan bahwa perusahaan
dalam kondisi yang baik.

Dividen memiliki sifat infiniti yang berarti harus terus dibayar. Namun, cara investor
memandang dividen berbeda-beda. Ada investor yang memang mengandalkan dividen
sebagai pemasukannya dan ada pula investor yang lebih suka menjual saham dan mengincar
capital gain daripada dividen.

Pendekatan PER (Price Earning Ratio) menunjukan rasio dari harga saham terhadap
earnings. Misalnya, nilai PER saham adalah 5, maka ini menunjukan bahwa harga saham
merupakan kelipatan dari 5 kali earnings perusahaan. Misalnya earnings yang digunakan
adalah tahunan dan semua earnings dibagikan dalam bentuk dividen, maka nilai PER sebesar
5 juga menunjukan lama investasi pembelian saham akan kembali selama 5 tahun.

Anda mungkin juga menyukai