Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN

KREDENSIAL PERAWAT RSUD ASEMBAGUS

KOMITE KEPERAWATAN
RSUD ASEMBAGUS
2017
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................... ii
Lembar Pengesahan .............................................................................................. iii
BAB I. DEFINISI ................................................................................................. 1
BAB II. RUANG LINGKUP................................................................................ 2
2.1. Latar Belakang............................................................................................... 2
2.2. Tujuan ............................................................................................................ 3
2.2.1. Tujuan Umum............................................................................................. 3
2.2.2. Tujuan Khusus ............................................................................................ 3
2.3. Konsep Dasar Kredensial Perawat Di Rumah Sakit...................................... 3
2.4. Peranan Komite Keperawatan Dan Panitia sub kredensial perawat
Dalam Mekanisme Kredensial....................................................................... 5
BAB III. TATA LAKSANA ................................................................................ 6
3.1. Tahap Pertama : Permohonan Untuk Memperoleh Kewenangan Klinis ....... 6
3.2. Tahap Kedua : Kajian Komite Keperawatan ................................................. 6
3.3. Tahap Ketiga : Penerbitan Surat Penugasan .................................................. 7
BAB IV. DOKUMEN .......................................................................................... 9

ii
BAB I
DEFINISI

1. Proses Keredensial (Credentialing): proses evaluasi suatu rumah sakit


terhadap seorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi
kewenangan klinis (kewenagan klinis(clinical privilege))menjalankan tindakan
medis / keperawatan tertentu dalam lingkungan rumah sakit tersebut untuk suatu
periode tertentu.
2. Proses Re-Kredensial (Re-Credentialing) : proses re-evaluasi oleh rumah sakit
terhadap perawat yang telah bekerja dan memiliki kewenangan klinis
(kewenangan klinis(clinical privilege)) di rumah sakit tersebut untuk
menentukan apakah yang bersangkutan masih layak diberi kewenangan
klinis tersebut untuk suatu periode tertentu
3. Kewenangan klinis (clinical privilege) : kewenangan klinis untuk
melakukan tindakan medis / Keperawatantertentu dalam lingkungan rumah
sakit tertentu berdasarkan penugasan yang diberikan direktur Rumah Sakit
4. Surat Penugasan (clinical Appointment) : surat yang diterbitkan oleh Kepala
Rumah Sakit kepada seorang Paramedis untuk melakukan tindakan medis /
Keperawatan di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang
ditetapkan baginya Tenaga Paramedis :Perawat dan tenaga professional
kesehatan lain yang melakukan fungsi tugas keperawatan dan pelimpahan
kewenangan dari petugas medis.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1. Latar Belakang.


Undang undang tentang rumah sakit yang baru ditetapkan menurut rumah sakit
untuk melindungi keselamatan pasien, salah satunya adalah menetapkan dan
melakukan penugasan klinik bagi semua tenaga paramedis dalam melakukan asuhan
keperawatan di rumah sakit.
Rumah sakit menyelenggarakan bentuk regulasi penugasan klinik melaluipanitia
kredensial perawat yang didelegasikan melalui komite keperawatan rumah
sakit.Komite Keperawatan membuat rincian kewenangan klinik yang nantinya
akan diisi oleh setiap petugas paramedis (Perawat).
Daftar rincian ini merupakan bentuk tindakan aplikatif keperawatan yang
dilakukan di RSUD Asembagus .kompetensi ini meliputi berbagai macam asuhan
keperawatan yang meliputi ; asuhan keperawatan Gawat darurat, asuhan
keperawatanibu anak,asuhan keperawatan medical bedah,asuhan keperawatan
intensif dan asuhan keperawatan pasien operatif.Beberapa kewenangan medis
juga dapat dilakukan sesuai pendelegasian oleh dokter terkait.
Demi menjaga keselamatan pasien dari tindakan medis / keperawatan yang
dilakukan oleh Perawat yang kurang kompeten rumah sakit perlu mengambil
langkah langkah pengamanan dengan cara pemberian kewenangan klinis melalui
mekanisme kredensial yang dilaksanakan oleh komite keperawatan.. Dengan
terkendalinya tindakan medis / keperawatan disetiap rumah sakit maka pasien lebih
terlindungi dari tindakan yang dilakukan oleh perawat yang tidak kompeten.
Pedoman ini dimaksudkan agar menjadi panduan bagi rumah sakit untuk
melakukan kredensial para tenaga paramedis dengan baik, benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.

2
2.2. TUJUAN
2.2.1. Tujuan Umum :
Pedoman ini diterbitkan dengan tujuan utama untuk melindungi keselamatan
pasien melalui mekanisme kredensial Perawat di rumah sakit
2.2.2. Tujuan Khusus :
a. Memberikan panduan mekanisme kredensial dan re-kredensial bagi teaga
Perawat di rumah sakit
b. Memberikan panduan bagi komite Keperawatan untuk menyusun jenis – jenis
kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap Perawat yang
melakukan tindakan medis / Keperawatan di rumah sakit.
c. Memberikan panduan bagi kepala rumah sakit untuk menerbitkan
kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap Perawat untuk
melakukan tindakan medis / Keperawatan di rumah sakit.
d. Meningkatan profesionalisme dan akuntabilitas tenaga Keperawatan di
rumah sakit.
e. Meningkatkan reputasi dan kredibilitas perawat dan institusi rumah sakit
dihadapan pasien, penyandang dana, dan stake holder rumah
sakitlainnya.

2.3. KONSEP DASAR KREDENSIAL PERAWAT DI RUMAH SAKIT.


Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya
untuk menjaga keselamatan pasiennya adalah dengan menjaga standar
profesi dan kompetensi para perawatyang melakukan tindakan medis dan /
Keperawatan terhadap pasien di rumah sakit.Upaya ini dilakukan kompeten.
Persyaratan dengan cara mengatur agar setiap tindakan keperawatan yang
dilakukan terhadap pasien hanya dilakukan oleh tenaga paramedis yang benar-
benar kompeten. Persyaratan kompetensi ini meliputi dua komponen (1)
komponen kompetensi keprofesian yang terdiri dari pengetahuan,ketrampilan
dan perilaku professional ; dan (2) komponen kesehatan yang meliputi
kesehatan fisik dan mental. Walaupun seorang perawat telah mendapatkan
pendidikan selama kuliah, namun rumah sakit wajib melakukan verifikasi

3
kembali kompetensi seseorang untuk melakukan tindakan perawat dalam
lingkup spesialisasi tersebut, hal ini dikenal dengan istilah credentialing. Proses
credentialing ini dilakukan dengan dua alasan utama.Alasan pertama,
banyak faktor yang mempengaruhi kompetensi setelah seseorang
mendapatkan pendidikan.Perkembangan ilmu dibidang keperawatan untuk
suatu tindakan medi dan / Keperawatan tertentu sangat pesat, sehingga
kompetensi yang diperoleh dapat berubah sewaktu waktu, bahkan dapat dianggap
sebagai tindakan yang tidak aman bagi pasien.. Alasan kedua, kesehatan
seseorang dapatsaja menurun akibat penyakit tertentu atau bertambahnya usia
sehingga mengurangi keamanan tindakan medis yang dilakukan. Kompetensi
fisik dan mental dinilai melalui uji kelayakan kesehatan baik fisik maupun
mental.Tindakan verifikasi kompetensi profesi medis tersebut oleh rumah
sakit disebut sebagai mekanisme Re-credentialing, dan hal ini dilakukan demi
keselamatan pasien. Tindakan verifikasi kompetensi ini juga dilakukan pada
profesi lain untuk keamanan kliennya. Misalnya kompetensi profesi
penerbang (pilot) yang senantiasa diperiksa secara teratur dalam periode tertentu
oleh perusahaan penerbangan.
2.4. PERANAN KOMITE KEPERAWATAN DAN SUB KOMITE
KREDENSIAL PERAWAT RUMAH SAKIT.
Komite keperawatan memiliki peran sentral dalam mekanisme kredensial para
perawat karena tugas utamanya menjaga profesionalisme tenaga perawat
dan melindungi pasien rumah sakit untuk hal hal yang berkaitan dengan tindakan
medis dan / keperawatan.Ketua komite keperawatan bekerjasama dengan sub
komite kredensial membentuk panitia khusus yang berguna menyeleksi dan
melakukan proses kredensial dan re kredensial terhadap perawat di rumah
sakit.evaluasi setiap 3 tahun dilakukan oleh panitia kredensial untuk mengetahui
perkembangan secara skill maupun attitude seorang perawat.Setiap keputusan
yang diambil akan dilakukan persetujuan langsung oleh direktur rumah sakit.
Lingkup kerja komite keperawatan dan sub komite kredensial ini langsung
dibawah pengawasan direktur.Setiap kegiatan yang dilakukan harus

mendapatkan persetujuan secara tertulis oleh direktur.Harapan yang ingin


dicapai dari panitia ini adalah membantu direktur dalam hal ini rumah sakit
mendapatkan tenaga perawat yang professional dan berkualitas prima.Rumah
sakit melalui komite keperawatan menerapkan berbagai kompetensi yang
harus dimiliki oleh setiap petugas kesehatan,dalam hal ini adalah
Perawat.Penetapan dari komite dan disetujui oleh direktur menjadikan tenaga
keperawatan dirumah sakit baptis secara tertulis mempunyai kewenangan klinis
keperawatan.
5
BAB III
TATA LAKSANA

Proses utama kredensial ditujukan untuk mengendalikan kewenangan


melakukan tindakan keperawatan yang terinci (delination clinical privilege) bagi
setiap tenaga perawat yang bertumpu pada tiga tahap. Pertama, perawat
melakukan permohonan untuk memperoleh kewenangan klinis dengan metode
self assessment. Kedua, komite keperawatan dan sub komite kredensial
mengkaji dan memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinik keperawatan
yang diajukan oleh pemohon. Ketiga, kepala rumah sakit menerbitkan surat
penugasan (clinical appointment) berdasarkan rekomendasi dari ketua komite
keperawatan yang berlaku untuk periode tertentu. Secara perodik, perawatakan
melalui proses rekredensial saat masa berlaku surat penugasannya berakhir,
dimana tiga proses inti tersebut akan berulang.

3.1. Tahap Pertama : Permohonan Untuk Memperoleh Kewenangan Klinis.


Setiap tenaga paramedis mengajukan permohonan kepada kepala rumah sakit
untuk melakukan tindakan keperawatan. Perawat tersebut mengisi beberapa
formulir yang disediakan rumah sakit, antara lain daftar kewenangaan klinik
keperawatan yang ingin dilakukannya sesuai dengan bidang keahliannya. Tenaga
paramedis tersebut memilih tindakan keperawatan yang tertera dalam formulir daftar
tindakan keperawatan tersebut dengan cara mencontreng dan menyerahkan copy
semua dokumen yang dipersyaratkan kepada rumah sakit. Syarat – syarat
tersebut meliputi ijasah pendidikan,surat tanda registrasi perawat dan juga surat
ijin perawat. Setelah formulir lengkap rumah sakit menyerahkan kepada komite
keperawatan untuk ditindak lanjuti.

3.2. Tahap Kedua : Kajian Komite Keperawatan


Komite keperawatan bersama sub komite kredensial dan semua kepala instalasi
membicarakan setiap permohonan kewenangan klinik yang diminta oleh
perawat.Melalui intern keperawatan ini diputuskan kewenangan klinik
keperawatan yang diberikan kepada setiap perawat.

6
3.3. Tahap Ketiga : Penerbitan Surat Penugasan.
Kepala rumah sakit menerbitkan surat penugasan kepada tenaga paramedic
pemohon berdasarkan rekomendasi tesebut. Kepala rumah sakit dapat saja
meminta komite keperawatan untuk mengkaji ulang rekomendasi tersebut
bersama pihak manajemen rumah sakit bila dianggap perlu. Surat penugasan
tersebut memuat daftar sejumlah kewenangan klinis untuk melakukan tindakan
keperawatan bagi tenaga paramedis yang memohon.
Daftar kewenangan klinis seorang tenaga paramedis dapat dimodifikasi setiap
saat.Seorang tenaga paramedis dapat saja mengajukan tambahan kewenangan
klinis yang tidak dimiliki sebelumnya dengan mengajukan permohonan kepada
kepala rumah sakit. Selanjutnya komite keperawatanakan melakukan proses
kredensial khusus untuk tindakan tersebut, dan akan memberikan rekomendasinya
kepada kepala rumah sakit.Namun sebaliknya, kewenangan klinis tertentu dapat saja
dicabut, baik untuk sementara atau seterusnya karena alasan tertentu seperti akan
diuraikan pada bab berakhirnya kewenangan klinis. Kewenangan klinis akan
berakhir bila surat penugasan (clinical appointment) habis masa berlakunya atau
dicabut oleh kepala rumah sakit. Surat penugasan untuk setiap tenaga paramedis
memiliki masa berlaku untuk periode tertentu, misalnya dua tahun.Pada akhir
masa berlakunya surat penugasan tersebut rumah sakit harus melakukan
rekredensial ini lebih sederhana dibandingkan dengan proses kredensial awal
sebagaimana diuraikan diatas karena rumah sakit telah memiliki informasi setiap
perawat yang melakukan tindakan keperawatan dirumah sakit tersebut. Penerbitan
ulang surat penugasan (reappointment). Surat penugasan dapat berakhir setiap saat
bila tenaga paramedis tersebut dinyatakan tidak kompeten untuk melakukan
tindakan keperawatan tertentu.Walaupun seorang tenaga paramedis pada awalnya
telah memperoleh kewenangan klinis untuk melakukan tindakan keperawatan
tertentu, namun kewenangan itu dapat dicabut oleh rumah sakit berdasarkan
pertimbangan komite keperawatan.Pertimbangan pencabutan kewenangan klinis
tertentu tersebut didasarkan pada kinerja profesi dilapangan, misalnya tenaga
paramedis yang bersangkutan terganggu kesehatannya, baik fisik maupun

7
mental.Selain itu, pencabutan kewenangan klinis juga dapat dilakukan bila
terjadi kecelakaan medis yang diduga karena inkompetensi atau karena tindakan
disiplin dari komite keperawatanNamun demikian, kewenangan klinis yang
dicabut tersebut dapat diberikan kembali bila tenaga paramedis tersebut dianggap
telah pulih kompetensinya.Dalam hal kewenangan klinis tertentu seorang tenaga
paramedis diakhiri, komite keperawatan akan meminta subkomite peningkatan
mutu profesi untuk melakukan berbagai upaya pembinaan agar
merekomendasikan kepada kepala rumah sakit pemberian kembali kewenangan
klinis tertentu setelah melalui proses pembinaan. Pada dasarnya kredensial tetap
ditujukan untuk menjaga keselamatan pasien, sambil tetap membina kompetensi
seluruh tenaga paramedis di rumah sakit. Dengan demikian jelaslah bahwa komite
keperawatan dan staf keperawatan memegang peranan penting dalam proses
kredensial dan pemberian kewenangan klinis untuk setiap tenaga keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai