Anda di halaman 1dari 12

1 Anatomi Sistem Imun

1.1 Thymus

A. makroskopik
Thymus mempunyai struktur pipih, berlobus dua atau tiga. Terletak anatra sternum dan
pericardium dalam mediastinum superior. Pada bayi neonatus , tyhmus mempunyai ukuran relatif
yang terbesar dibandingkan dengan ukuran tubuhnya,Tyhmus terus tembuh sampai pubertas, tetapi
setelah dewasa akan mengalami involusi. Thymus tampak berwarna dadu dan berlobus,, merupakan
simber penting limfosit T . Batas anterior Thymus adalah Sternum ,rawan costae 4, M.sternohyoid
dan M.sternothyroideus. Batas atas/superior adalah leher, kadang samapaindekat lobus inferior
glandula thyroidea

B Mikroskopik
Pada organ ini tidak terdapat limfonodus. Kapsula fibrosa yang meliputinya tipis dan bercabang ke
dalam organ membentuk septula timus sehingga membagi lobus jadi lobulus. Organ ini mempunyai
korteks yang lebih gelap dengan susunan selnya yang lebih padat dan bagian medulla yang lebih
terang. Di dalam medula timus dalat ditemukan badan hassal. Bagian ini dikelilingi oleh sel
epiteloid yang tersusun konsentris. Sel retikulum merupakan sel terbesar berbentuk seperti bintang
terdapat di bagian medulla. Terdapat Timosit.

1.2 Lien
A. Makroskopik
Lien adalah massa jaringan lymphoid tunggal terbesar , lunak,
rapuh berwarna kemerehan berbentuk oval. Terletak pada regio
hypochondrium sinistra. Lien terletak antara vertebrae
thoracalis 9-12, dan pada costae 9,10, dan 11 sinistra. Lien berada disebelah lateral dari linea mid
clavicula sinistra. Dan sepanjang sumbu costae 10.margo anterior lien teraba tajam, mempunyai tiga
incisura dan tidak dari arcus costarum. Sedangkan margo posterior teraba tumpul. Batas anterior
adalah gaster , cauda pancreas, flexiura coli sinistra, ren sinistra sepanjang pinggir medialnnya.
Batas posterior adalah diaphragma, plera sinistra, pulmo sinistra, costae 9, 10 dan 11
b. Mikroskopik
Terdapat 2 sajian yaitu pulasan HE untuk mempelajari selnya dan endapan perak untuk mempelajari
kerangka jaringan ikat retikular, dan serat retikulin membentuk kapsula fibrosa. Dipelajari dari dari
tepi ke dalam. Kapsula fibrosa merupakan jaringan ikat padat kolagen. Kapsula ini berbentuk
bercabang2 ke dalam membentuk trabekulan.beberapa diantaranya mungkin berisi arteri
trabekularis atau vena trabekularis. Pulp alba merupakan bagian yang lebih gelap. Didalamnya
terdapat kelompokan sel-sel yang membentuk bangunan berupa folikel

1.3 LimfeNodus
A. Makroskopik
Mempunyai bentuk seperti kacang polong , mempunyai permukaan yang agak cekung yang disebut
Hilus, sedangkan permukaan lainnya yang cembung. Seluruh permukaan limfonodus dibungkus
kapsulajaringan ikat. Di beberapa tempat ada percabangan dari kapsula tersebut masuk ke bagian
tengah kalenjar membentuk trabekula. Terdapat diseluruh tubuh kecuali otak,ginjal

B.Mikroskopik
Daerah hilus memiliki jaringan ikat fibrosa tebal dapat ditemukan vasa eferen.pada bagian yang
cembung dapat ditemukan vasa aferen. Di bawah kapsula fibrosa terdapat sinus subkapularis. Sinus
ini berlanjut ke ke sekitar trabekula dan disebut sinus trabekularis. Dibawah kapsula fibrosa,
dengan pembesaran kecil tampak berderet-deret sejumlah limfonodulus yang membentuk bagian
korteks. Suatu limfonodulus terdiri atas sentrum germinavitum.Bagian medula limfonodulus
terdapat genjel/

4. Sumsum tulang
Makroskopik
Sumsum tulang merupakan jaringan kompleks tempat hematopoiensis dan depot lemak . Lemak
merupakan 50% dari atau lebih dari kompartemen sumsusm tulang.Termasuk organ lympoid primer
diperlukan untuk pematangan, diferensiasi dan profilerasi sel T dan sel B sehimgga jadi limfosit
yang dapat ,engenal antigen. Sel he,atopoietik yang diproduksi di sumsum tulang menembis
dimding pembukuh darah dan masuk k dalam sirkulasi dan
didistribusikan kesmua bagian tubuh.

5. Tonsil
Tonsil merupakan jaringan lymph disekitar pharynx serinfg disebut Waldeyer ring, terdiri
dari: Tonsilla lingualis, Tonsilla palatina, dan Tonsilla pharyngealis.

A. Tonsil Lingualis
• Makroskopik
Tonsilla lingualis adalah susunan jaringan lyhmpoid diawah mukasa 1/3 posterior lifah,
tidak punya papilla menyebabkan permukaanya berbenjol benjol tidak teratur.

• Mikroskopik
Tonsilanini terdiri atas kumpulan sumur-sumur epitelial yang bermuara lebar dan masing-masing
dikelilingi oleh jaringan limfoid. Tiap sumur atau kriptus tunggal dilapisinoleh lanjutan epitel
permukaaan yaitu epitel selapos gepeng. Jaringan limfoid berisi limfonodulus, sering dengan pusat
germinal.

B. Tonsil Palatina
• Makroskopik
Tonsilla Palatina terdiri dari dua(kanan dan kiri). Terletak pada dinding lateral oropharynx,
dalam fossa tonsilaris(tonsilar bed). Permukaaan medial menonjol bebas ke dalam pharynx.
Permukaan lateral ditutupi oleh selapis jaringan fibrosa disebut kapsula.

• Mikroskopik
Terletak pada dinding lateral faring bagian oral Setiap tonsila memiliki 10-20 invaginasi epitel
(epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk) yang menyusup ke dalam parenkim membentuk
kriptus yang mengandung sel-sel epitel yang terlepas, limfosit hidup dan mati, dan bakteri dalam
lumennya Yang memisahkan jaringan limfoid dari organ-organ berdekatan adalah satu lapis
jaringan ikat padat yang disebut simpai tonsila yang biasanya bekerja sebagai sawar terhadao
penyebaran infeksi tonsila

C. Tonsil Pharingealis
Tonsilla Pharingealis merupakan kelompok jaringan lymphoid dibawah epitel atap
nasopharynx dinding posteriornya. Perdarahan tonsilla pharyngealis diberikan oleh A.maxilaris dan
A.facialis.
2 Memahami dan Menjelaskan Sistem Imun

2.1 Definisi
Sistem imun resistensi terhadap penyakit terutama infeksi.
Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam
resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun. Reaksi yang
dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul dan bahan lainnya
terhadap mikroba disebut respons imun. Sistem imun
diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap
bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam
lingkungan hidup

2.2 Klasifikasi
Sistem imun dapat dibagi menjadi sistem imun spesifik dan nonspesifik. Pembagian sistem
imun dalam sistem imun nonspesifik dan spesifik hanya untuk mempermuda pengertian namun
kedua sistem tersebut terjalin kerjasama yang erat, tidak bisa dipisahkan dari lainnya.

2.2.1 Sistem imun nonspesifik


Imunitas nonspesifik fisiologik berupa komponen normal tubuh, selalu ditemukan pada invidu
sehat. Dan mencegah mikroba masuk dengan cepat.dan menyingkirkannya. Disebut nonspesifik
karena tidak ditunjukan terhadap mikroba tertentu, telah berfungsi sejak lahir. Mekanismenya tidak
menunjukan spesifitas dan melindungi tubuh dari banyak patogen potensial.terdiri dari kulit,
lambung, mulut dan saluran cerna atas, saluran napas dan paru- paru, usus halus, fagosit, sel NK, sel
mast dan eosinofil

2.2.2 Sistem imun spesifik


Berbeda dengan sistem imun nonspesifik, sistem imun spesifik mempunyai kemampuan
untukmengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama kali terpajan
dengan tubuh segera dikenali dengan sistem imun spesifik. Pajanan tersebut menimbulkan
sensinitasi, sehingga antigen yang samadan masuk kedua kali akan dikenal lebih cepat dan
kemudian digancurkan.. Untuk menghancurkan benda asing sistem imun spesifik ridak perlu
bantuan sistem imun nonspesifik. Namun pada umumnya terjalin kerjasama anata imun spesifik dan
nonspesifik seperti antara komplemen fagosit- antibodi dan antara makrofag- sel T.
Sistem imun spesifik terdir dari sistem humoral dan sistem selular. Pada imunitas humoral, sel B
melepas antibodi untuk menyingkirkan mikroba ekstraseluler. Pada imunitas selular, sel T
mengaktifkan makrofag sebagai efektor untuk menghancurkan mikrobap atau mengaktifkqn sel
CTC/Tc sebagai efektor yang menghancurkan sel terinfeksi.

2.3 Mekanisme imun non spesifik

2.3.1 Pertahanan fisik/mekanik


Dalam sistem pertahanan fisik atau mekanik, kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk
dan bersin, merupakan garisnpertahanan depan terhadap infeksi. Keratinosit dan lapisan epidermis
kulit sehat dan epitel epitel mukosa yang utuh tidak dapat ditembus kebanyakan mikroba.

2.3.2 Pertahanan biokimia


PH asam keringat dan sekresi sebaseus, berbagai asam lemak yang dilepas kulit mempunyai
efek denaturasi terhadap protein membran sehingga dapat mencegah infeksi yang terjadi melalui
kulit. Lisozim dalam keringat ludah, wir mata dan air susu ibu dapat melindungi rubuh dari kuman
positif gram karena dapat menghancurakan peptidoglikan bakteri. Asam hidroklorida dalam
lambung , enzim proteolitik, antibodi dan empedu dapat menciotakan ph yang tidak mendukung
bakteri.

2.3.3 Pertahananhumoral
Sistem imun non spesifik menggunakan berbagai moleku larut. Molekul larut tersebut
diproduksi di tempat infeksi atau cedera dan bersifat lokal

• Komplemen
Komplemen terdiri atas sejumlah besar protein yang bila diaktifkan akan memberikan proteksi
terhadapa infeksi dan berperan dalam respon inflamasi.

• Protein fase akut


Selama fase akut infeksi, terjadi perubahan kadar beberapa protein dalam serum yang disebut APP.
Yang akhir merupakan bahan antimikrobial dalam serum yang meningkat dengan cepat setelah
imun nonspesifik diaktifkan

2.3.4 Pertahanan Selular


Fagosit, sel NK, sel mast dan eosinofil berperan dalam sistem imun nonspesifik selular. Sel- sel
imun tersebut dapat ditemukan dalam sirkulasi atau jaringan. Contoh sel yang dapat ditemukan
dalam sirkulasi adalah neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, sel T, sel B, sel NK, sel darah merah,
trombosit . Sel -sel tersebut mengenal produk mikroba spesensial.. Seperti bakteri yang masuk
melalui luka memacu respon inflamasai yang mengerahkan antimikroba dan fagosit ke tempat
infeksi.

2.4. Mechanism Imun Spesifik


2.4.1 Humoral
Yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah sel b atau limfosit b yang berasa dari sel
multipoten di sumsum tulang.nsel B yang dirangsang oleh benda asing akan berpeofilerasi,
berdiferensiasi dan berkembang menjadi sel plasma yang mempriduksi antibodi. Antibodi yang
dilepas dapat ditemukan dalam serum. Fungsinutama antibodi ialah pertahanaan terhadaap infeksi
ekstraselular, virus dan bakteri serta menetralkan toksinnya.
2.4.2 Selular
Limfosit T atau sel T berperan pada sistem imun spesifik selular. Sel T dibentuk pada sumsum
tulang belakang tapi profilerasinya di thymus. Fungsi utamanya adalah pertahanan terhadap bakteri
yang hidup intraselular, virus, jamur parasit dan keganasan. Sel CD4+ mengaktifkan sel TH1 yang
selanjunnya mengaktifkan makrofag untuk menghancurkan mikroba. Sel CD8+ memusnahkan sel
terinfeski.
3. Antigen

3.1 definisi
Antigen adalah bahan yang berinterkasi dengan produk respon imun yang dirangsang oleh
imunogen spesifik seperti antibodi atau TCR.
3.2 Klasifikasi
Sel sistem imun tidak berinteraksi dengan atau menegenal seluruh molekul imunogen, tetapi
limfosit mengenal tempat khusus pada makromolekul yang disebut epitop atau determinan antigen.
Sel B dan T mengenal berbagai epitop pasa molekul antigen yang sama. Epitop atau determinan
antigen adalah bagian dari antigen yang dapat membuat kontak fisik dengan reseptor antibodi,
menginduksi pembentukan antibodi dapat diikat dengan spesifik oleh bagian dari antibodi atau oleh
reseptor antibodi. Antigen lengkap adalah antigen yang menginduksi baik respons imun maupun
bereaksi dengan produknya. Yang disebut antigen inkomplit atau hapten, tidak dapat dengan sendiri
menginduksi respons imun, tetapi dapat bereaksi dengan produknya seperti antibodi.Meskipun
suaru bahan yang dapat menginduksi respon imun spesifik disebut antigen, tetapi lebih tepat disebut
imunogen. Semua molekul dengan sifat imunogenitas juga memiliki sifat antigenitas, namun tidak
demikian sebaliknya.

3.2.1Antibodi
Di samping fungsinya sebagai antibodi, antibodi dapat juga berfungsi sebagai protein
immunogen yang baik, dapat memacu produksi antibodi pada spesies lain atau autoantibodi pada
pejamu sendiri. Autoantibodi terutama diproduksi terhadap IgM misalnya yang ditemuakan pada
AR dan disebut FR(faktor reumatoid)

3.2.2 Pembagian Antigen


Antigen dapat dibagi menurut epitop, spesifisitas, ketergantungan terhadap sel T dan sifat
kimiawi :
1. Pembagian antigen menurut epitop
a. Unideterminan, univalen
Hanya satu jenis determinan/epitop pada satu molekul.
b. Unideterminan, multivalen
Hanya satu jenis determinan tetapi dua atau lebih determinan tersebut ditemukan pada satu molekul
c. Multideterminan, univalen
Banyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya satu dari setiap macamnya (kebanyakan
protein).
d. Multidetermina, multivalen
Banyak macam determinan dan banyak dari setiap macam pada satu molekul (antigen dengan berat
molekul yang tinggi dan kompleks secara kimiawi

2. Pembagian antigen menurut spesifisitas


a. Heteroantigen, yang dimiliki oleh banyak spesies
b. Xenoantigen, yang hanya dimiliki spesies tertentu.
c. Autoantigen, yang dimiliki alat tubuh sendiri

3. Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap sel T


a. T dependen, yang memerlukan pengenalan oleh sel T terlebih dahulu untuk dapat menimbulkan
respons antibodi. Kebanyakan antigen protein termasuk dalam golongan ini.
b. T independen, yang dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel T untuk
membentuk antibodi. Kebanyakan antigen golongan ini berupa molekul besar polimerik yang
dipecah didalam tubuh secara perlahan-lahan, misalnya lipopolisakarida, ficoll, dekstran, levan dan
flagelin polimerik bakteri.

4. Pembagian antigen menurut sifat kimiawi


a. Hidrat arang (polisakarida)
Hidrat arang pada umumnya imunogenik.
b. Lipid
Lipid biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat protein pembawa.
c. Asam nukleat
Asam nukleat tidak imunogenik, tetapi dapat menjadi imunogenik bila diikat protein molekul
pembawa.
d. Protein
Kebanyakan protein adalah imunogenik dan pada umumnya multideterminan dan univalen

3.2.3 Superantigen
Superantigen adalah molekul yang merupakan pemacu respon imun poten, memiliki tempat
tempat untuk mengikat reseptor sel dari dua sistem yaitu rantai B dan TCR dan rantai a atau b dari
molekul MHC-II , tidak memerlukan pengelolahan intraseluler oleh APC dan tidak terbatas pada
alel MHC-II khusus. Superantigen dapat merangsamg Sel T yang multipel terutama sel CD4.
Karena berikatan secara unik superantigen dapat memgaktifkan sejumlah besar sel T dan tidak
terganting spesifitas antigen

3.2.4 Aloantigen
Aloantigen adalah antigen yang ditemukan pada beberapa spesies tertentu antara lain bahan
golongan darah npada and eritrosit dan antigen histokompatibel dalam jaringan tandur yang
merangsamg respon imun pada resipien yang tidak dimiliknya.

3.2.5 Toksin
Toksin adalah racun yang biasannya berupa imunogen dan merangsamg pembentukan
antibodi yang disebut antitoksin. Dengan kemampuan untuk menetralkan efek merugikan dari
toksin dengan mengganggu sintesannya.

4.Antibodi
4.1 Definisi
Sekarang antibodi lebih disebut immunoglobulins. Immunoglobulin dibenuk oleh sel pasma yang
berasalah dari profilearasi sel B yang terjadi setelah kontak dengan Antigen. Antibodi yang
terbentuk secara spesifik akan mengikat antigen baru lain yang sejenis.

4.2 Fungsi
Fungus utamabnyanda
Ah mengikat antigen dan menghantarkannyanke sistem efektof dan menghantarkannya ke sistem
efektor pemusnahan
4.3 Klasifikasi
A. Imunoglobulin G
IgG merupakan komponen utama imunoglobulin serum, dengan berat molekul 160.000 dalton. IgG
merupakan imunoglobulin terbanyak dalam darah kadarnya dalam serum merupakan 13mg/ml,
merupakan 75% dari semua imunoglobulin, CSS dan peritoneal. IgG pada manusia terdiri atas
empat subkelas yaitu IgCL, IgG2, IgG3 dan IgG4 yang berbeda dalam sifat dan aktivitas. IgG dapat
menembus plasenta masuk ke janin . IgG dan komplemen saling membantu sebagai opsonin yang
efektif pada pemusnahan antigen
B . Imunoglobulin A
Kadarnya terbanyak ditemukan dalam cairan sekresi saluran napas, cerna dan kemih, air mata,
keringat, ludah dan dalam air susu ibu yang lebih berupa Ig sekretori (sIgA) yang merupakan bagian
terbanyak. Komponen sekretori melindungi IgA dari profease mamalia. Fungsi IgA dari protease
mamalia. Fungsi IgA adalah sebagai berikut:

IgA melindungi tubuh dari patogen oleh karena dapat bereaksi dengan molekul adhesi dari patogen
potensial sehingga mencegah adherens dan kolonisasi patogen tersebut dalam sel pejamu.
IgA dapat bekerja sebagai opsonin, oleh karena neutrofil, monosit dan makrofag memiliki
reseptoruntuk Fcα (Fcα-R) sehingga dapat meningkatkan efek bakteriolitik komplemen dan
menetralisasi toksin Baik IgA dalam serum maupun dalam sekresi dapat menetralkan toksin IgA
dalam serum dapat mengaglutinasikan kuman, mengganggu motilitasnya sehingga memudahkan
fagositosis (opsonisasi) oleh sel polimorfonuklear IgA sendiri dapat mengaktifkan komplemen
melalui jalur alternatif, tidak seperti halnya dengan IgG atau IgM yang dapat mengaktifkan
komplemen
melalui jalur klasik.
C . Imunoglobulin M
Nama M berasal dari makro-globulin dan berat molekul IgM adalah 900.000 dalton. IgM merupakan
Ig paling efisien dalam aktivasi komplemen (jalur klasik). IgM dibentuk paling dahulu pada respons
imun primer terhadap kebanyakan antigen dibanding dengan IgG. Molekul diikat oleh rantai J
D . Imunoglobulin D
IgD ditemukan dalam serum dengan kadar yang sangat rendah. IgD tidak mengikat komplemen,
mempunyai aktivasi antibodi terhadap antigen berbagai makanan dan autoantigen seperti komponen
nukleus, IgD juga diduga dapat mencegah terjadinya toleransi imun, tetapi mekanismenya belum
jelas.

E. Imunoglobulin E
IgE mudah diikat sel mast, basofil dan eosinofil yang memiliki reseptor untuk fraksi Fc dari IgE (Fcε-
R). Kadar IgE yang tinggi ditemukan pada infeksi cacing, skistosomiasis, penyakit hidatid, trikinosis
dan diduga berperan pada imunitas parasit. Alergen yang diikat silang oleh dua molekul IgE pada
permukaan sel mast akan menimbulkan influxs ion kalsium ke dalam sel. Hal ini menurunkan cAMP
yang menombulkan degranulasi sel mast

F. Superfamili imunoglobuulin
Adanya struktur khas pada semua rantai berat dan ringan menunjukan bahwa gen yang menyandinya
berasal dari gen primordial yang sama , gen yang mennyandi struktur domain polipeptida terdiri dari
10 asam amino. Sejumalah protein membran telah memiliki satu atau lebih regio homolog terhadap
domain imunoglobulin

4.4 struktur
5. Imunisasi dan Vaksin
Imunisasi atau vaksinasi adalah prosedur untuk meningkatkan derajat immunitas,
memberikan imunitas protektif dengan menginduksi respon memori terhadap patogen tertentu/toksin
dengan menggunakan preparat antigen nonvirulen/nontoksik. Antibodi yang diproduksi oleh
imunisasi harus efektif terutama terhadap antimikroba ektraseluler dan produknya. Antibodi
mencegah adherens mikroba masuk ke dalam sel untuk menginfeksinnya, atau efek yang merusak sel
dengan menetralkan toksin.
5.1 imunisasi
Imunisasi dibagi menjadi pasif dan aktif

5.1.1 Imnusisasi Pasif


Imunisasi pasif terjadi bila seseorang menerima antibodi atau produk sel dari orang lain yang
telah mendapat imunisasi. Transfer sel yang kompeten imun kepada pejamu yang sebelumnnya
imuninkompeten disebut transfer adoptif

A. Imunisasi Pasif Alamiah


1. Imunitas maternal melalui plasenta
Antibodi dalam darah ibu merupakan proteksi pasif kepada janin. IgG dapat berfungsi antitosik,
antivirus dan antibakterial terhadap H. Influenza B atau S. Agalacti B. Ibu yang mendapat vaksinisasi
aktif akan memberikan proteksi pasif pada janin dan bayi.

2. Imunisasi maternal melalui Kolostrum


ASI mengandung berbagai komponen dasistem imun. Beberapa diantarnya berupa Enchancement
Grow Factor untuk bakteri yang diperlukan alam usus atau yang menghambat kuman tertentu.
Antibodi ditemukan dalam ASI dan kadarnya lebih tinggi dalam Kolostrum.

B. Imunisasi Pasif Buatan


1. Immune Serum Globulin nonspesifik
Imunisasi pasif tidak diberikan secara rutin, hanya diberikan dalam keadaan tertentukepada penderita
yang terpajan dengan bahan berbahaya terhadapnnya dan sebagai regimen jangka panjang pada
penderita defisiensi antibodi. Imunisasi pasif dapat berupa tindakan profilaktik atau teraupetik, tetapi
sedikit kurang berhasil sebagai terapi.

2 Immune Serum Globulin spesifik


Plasma atau serum yang diperoleh dari donor yang dipilih sesudah imunisasi atau booster atau
konvalesen dari suatu penyakit, disebut sesuai dengan jenisnnya misalnya TIG(Tetanus
Imunoglobulin), HBIG, VZIG, dan RIG. Preparat dapat pula diperoleh dalam jumlah besar dari hasil
plasmaferesis.

5.1.2 Imunisasi Aktif


Pada imunisasi aktif untuk mendapatkan proteksi dapat diberikan vaksin hidup/dilemahkan
atau yang dimatikan. Keuntungan dari pemberian vaksin hidup/dilemahkan adalah terjadinya
replikasi mikroba sehingga menimbulkan pajanan dengan dosis lebih besar dan respon imun di tempat
alamiah. Vaksin yang dilemahkan diproduksi dengan mengubah biakan mikroorganisme dandapat
merupakan pembawa gen dari mikroorganisme lain yang ulit untuk dilemahkan.

A. Vaksin Virus
Respon antibirus adalah komplek, oleh karena ada beberapa faktor yang berperan seperti
tempat virus masuk dalam tubuh, tempat virus melekat pada sel, aspek patogenesitas, infesi virus,
induksi nterferon, respon antibodi, dan CMI.

1. Vaksin Rubela
Vaksin Rubela mengandung virus yang dilemahkan atau dimatikan, berasal dari virus dengan antigen
tunggal yang ditumbuhkan dalam biakan Human Diploid Cell Line. Diutamakan diberikan pada
wanita yang seronegarif sebelum pubertas mengingat malformasi pada janin. Vaksin tidak
dibolehkan pada ibu yang hamil.
2. Vaksin Campak
Vaksin campak adalah vaksin yang hidup dilemahkan dari galur virus dengan antigen tunggal yang
dibiakan dalam embrio ayam, MMR adalah vaksin yang dimatikan dan diberikan dalam suntikan
tunggal, untuk mencegah penyakit campak, mums, dan rubela

3. Vaksin Poliomielitis
Vaksin diperoleh dari 2 bentuk yaitu virus mati dan hidup

• Virus mati(salk)
Vaksin salk diproduksi dari virus yang ditumbukan dari biakan kera ginjal yang kemudian
diinaftifkan dengan formalin atau sinar ultraviolet. Vaksin tersebut memberikan imunitas terhadapan
paralisa atau penyakit sistemik, tetapi tidak terhadap infeksi intestinal oleh polio. Diberikan sebelum
faksin sabin dikembangkan

• Virus hidup(sabin)
Vaksin Sabin dibuat dari virus yang ditumbuhkan dalam biakan kera(ginjal kera, human diploid cells)
yang dilemahkan dan memberikan proteksi terhadap infeksi intestinal dan paralisa. Namun menurut
laporan opc atau sabin memiliki efeksamping berupa poliemitis analitik karena itu dibentuk vaksin
baru untuk perbaikan dari galus sabin( Sabin- IPV/S-IPV)

4. Vaksin Hepatitis B
Vaksin inj terdiri atas partikeo antigen permukaan hepatitis B yang dinaftifkan dan diabsorbsi oleh
tawas, dimurnikan dari plasma manusia/karier hepatitis

5.vaksin Hepatitis A
Vaksin Heapatitisn A terdiri atas virus dimatikan yang cukup efektif, diberikan kepada orang dengan
risiko misalnya perjalanan negara dengan resiko

6. Vaksin Varisela
Vakksin varisela digunakan untuk mencegah varisela, merupakan bvaksin yang dilemahkan,
biasannya tidak diberikan kepada anak-anak sampai IgG asal ibiu hilang. Varisela yang dilemahkan
biasanya diberikan pada penderita dengan leukemia limfositik akut

B. Vaksin Bakteri
Respon imun antibakterial meliputi lisis melalui antibodi dan komplemen, opsonisasi, fagositosis,
yang diaktifkan dengan eliminasi bakteri di hati, limpa dan sel- sel dari sistem fagosit makrofag.

1. Vaksin polisakarida
Disebut juga vaksin konjugat dibuat dari polisakarida kapsul bakter, terdiri atas dinding polisakarida
kapsul bakteri terdiri atas dinding polisakarida kapsul bakteri, terdiri atas atas dinding polisakarida
bakteri yang merupakan vaksin sub-unit. Contoh:

• Vaksin S. Tifi(Typhim Vi)


Berupan vaksin polisakarida dan pemberian booster tidak menimbulkan respon peningkatan. Vaksin
demom tifoid klasik dibuat dari seluruh sel yang dimatikan . Vaksin mudah didapat dan murah tapi
tidak ditolerir dengan baik. Vaksin ini diberikan parenteral diperoleh dari kapsul polisakarida S.Tifi.

• . Vaksin S.pneumoni
Vaksin polivalen yang dibuat dari kapsul polisakarida beberapa galur Streptokokok pneumoni,
diberikan kepada penyakit kardiovaskular, sesudah splenktomi, anemia sel bulan sabit, kegagalan
ginjal, sirosis alkohol
2. Antitoksin
Vaksin toksoid digunakan hanya bila toksin bakteri merupakan penyebab utama penyakit. Toksin
biasannya diinaftikan dengan formalin dan diseburt toksin yang detoksifikasi atau toksoid sehinngga
aman untuk digunakan dalam vaksin. contoh :

• Antitoksin Botulinum
Antitoksin botulisme adalah polivalen, dibuat terhadap tiga toksin(Tipe A, B, E)

• Antitoksin difteri
Antioksin difteri dibuat pada kuda dengan menyuntikan toksoid korinebacterium difteri. Toksoid
adalah toksin untuk merusak patogenitasnnya tapi tetap antigenik,

• Antitoksin tetanus
Antitosin tetanus terdiri atas globulin imun asal manusia yang spesifik terhadap toksin klastridium
tetani

• . Difteri, pertusis, dan tetanus


Difteri, pertusis dan tetanus DPT adalah produk polivalen yang mengandung toksoid korinebakteri
difteri, Bordetela pertusis dan klastridium yang dimatikan

6 Pandangan Islam terhadap Vaksinasi


6.2 haram
Para ulama, pemikir, mujtahid ada yang menghukumi haram terhadap tindakan vaksinasi-imunisasi.
Argumen yang diajukan antara lain memasukkan barang najis dan racun ke dalam tubuh manusia.
Manusia iu merupakan khaifatullah fi al-ard} dan asyraf al-makhlu>qa>t (maskhluk yang paling
mulia) dan memiliki kemampuan alami melawan semua mikroba, virus, serta bakteri asing dan
berbahaya.Berbeda dengan orang kafir yang berpendirian manusia sebagai makluk lemah sehingga
perlu vaksinasi untuk meningkatkatkan imunitas pada manusia. Apalahi bila bahannya merupaka
haram

6.1 halal
Kelompok kedua mengatakan bahwa vaksinasi-imunisasi adalah halal. Pada prinsipnya vaksinasi-
imunisasi adalah boleh alias halal karena; (1) vaksinasi-imunisasi sangat dibutuhkan sebagaimana
penelitian-penelitian di bidang ilmu kedokteran, (2) belum ditemukan bahan lainnya yang mubah, (3)
termasuk dalam keadaan darurat,(4) sesuai dengan prinsip kemudahan syariat di saat ada kesempitan
atau kesulitan. Ayat tersebut menjelaskan prinsip kemudahan dalam pelaksanaan syariat Islam:

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang
(ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada
dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS al-Baqarah/2 : 172).
Dari ayat ini dapat diambil pengertian bahwa memakan yang mestinya haram seperti memakan
daging babi yang telah dimasak menjadi halal ketika memang tidak ada makanan selain itu, selagi ia
memakannya secukupnya, yaitu untuk menyambung hidup, bukan dalam arti memakan daging babi
dalam berbagai olahan kuliner sehingga mendatangkan aneka macam aroma, rasa, dan citarasa untuk
berpestaria dalam hal makan-memakan. Harap diingat bahwa ada saja seorang muslim yang
tampaknya hidup di perkotaan, tinggal di asrama mewah tetapi ia dalam keadaan darurat terus
menerus, yaitu makanan harian selalu mengandung unsur babi dan alkohol sarana mabuk. Dia itu
seperti seorang muslim studi di luar negeri di negara sekuler yang jauh dari suasana Islam. Dalam
keadaan demikian, ia boleh saja makan harian sebagaimana mereka dari penduduk asli non muslim
makan. Setelah ia selesai studi dan pulang ke kampung halaman, keadaan menjadi normal, ia harus
kembali hanya makan yang halal. Dengan demikian, secara analogis vaksinasi-imunisasi yang bahan-
bahan alaminya najis boleh dilakukan terhadap keluarga muslim lantaran belum ada faksin yang
sepenuhnya dari benda-benda halal dan suci, dari najis.

Anda mungkin juga menyukai