Anda di halaman 1dari 37

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas Biokimia II yaitu makalah yang berjudul “Asam Nukleat” .
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Biokimia II. Selain itu pembuatan makalah ini adalah sebagai bukti hasil dari
metode belajar selama kuliah. Penulisan makalah ini didasarkan pada hasil
literatur-literatur yang ada, baik dari buku maupun sumber lainnya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen yang mengajar mata kuliah Biokimia II , Ibu Dra. M. Dwi Wiwik
Ernawati, M.Kes, yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan tema
materi pokok bahasan yang akan di diskusikan.
2. Kedua Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materil maupun
spiritual.
3. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu dalam pengerjaan makalah dan
dalam penulisan makalah ini.

Penulis menyadari Makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi
penulisan maupun materi penyampaian. Dengan menyadari hal tersebut maka
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan
selanjutnya. Namun demikian, penulis berharap Makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan bagi berbagai pihak yang
membutuhkan. Atas perhatiannya, penulis mengucapkan terima kasih.

Jambi, Agustus 2019

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Purin dan Pirimidin ....................................................................... 2
2.2 Mekanisme Biosintesis Nukleotida Purin dan Pirimidin ............... 6
2.3 Metabolisme Purin dan Pirimidin .................................................. 12
2.4 Disfungsi / kelainan........................................................................ 28

BAB III KESIMPULAN


3.1 Kesimpulan .................................................................................... 34
3.2 Saran ............................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 35

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia melakukan biosintesis purin dan pirimidin dalam asam nukleat
jaringan tubuh. ATP, NAD+, Koenzim A dan lain-lain dari senyawa antara
amfibolik. Namun demikian senyawa analog purin dan pirimidin yang disuntikan,
termasuk obat-obat yang potensial sebagai preparat anti kanker. Dapat disatukan
ke dalam DNA. Biosintesis purin dan pirimidin oksi deoksiribonukleotida (NTP
dan dNTP), merupakan peristiwa yang di atur secara akurat serta dikoordinasikan
lewat mekanisme umpan balik yang menjamin produksi senyawa ini dengan
kuantitas yang tepat kadang-kadang disesuaikan menurut berbagai kebutuhan
fisiologik (misalnya pembelahan sel).
Metabolisme adalah istilah yang mengacu pada perubahan-perubahan
kimiawi yang terjadi didalam tubuh untuk pelaksanaan berbagai fungsi fitalnya.
Setiap sel terdiri atas protoplasma yang memiliki kemampuan memungut oksigen
dan bahan keperluan lainnya, dan menyidihkan bahan tertentu lainnya sebagai
barang buangan, termasuk karbondioksida. Namun, diantara berbagai perubahan
yang terjadi di dalam sel itu terdapat bidang kegiatan kimiawi yang luas dan
fungsi tubuh yang sangat erat yang bergantung dari kegiatan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan purin dan pirimidin?
2. Bagaimana mekanisme biosintesis nukleotida purin dan pirimidin?
3. Bagaimana metabolisme purin dan pirimidin?
4. Apa disfungsi atau kelainan metabolisme purin dan pirimidin?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui purin dan pirimidin
2. Untuk mengetahui mekanisme biosintesis nukleotida purin dan pirimidin.
3. Untuk mengetahui metabolisme purin dan pirimidin.
4. Untuk mengetahui disfungsi atau kelainan metabolisme purin dan
pirimidin

1
BAB II
PEMBAHASAN

Asam nukleat adalah molekul makro yang dibentuk oleh kombinasi dari
ribuan nukleotida. Mereka memiliki C, H, N, O, dan P. Ada dua jenis asam
nukleat dalam sistem biologis sebagai DNA dan RNA. Mereka adalah bahan
genetik dari suatu organisme dan bertanggung jawab untuk meneruskan
karakteristik genetik dari generasi ke generasi.
Selanjutnya, mereka penting untuk mengendalikan dan menjaga fungsi sel.
Sebuah nukleotida terdiri dari tiga unit. Ada sebuah molekul gula pentosa, basa
nitrogen dan gugus fosfat. Ada terutama dua kelompok basa nitrogen sebagai
purin dan pirimidin.
Mereka adalah molekul organik heterosiklik. Sitosin, timin, dan urasil
adalah contoh untuk basa pirimidin. Adenin dan guanin adalah dua basis purin.
DNA memiliki adenin, Guanin, sitosin, dan basa timin, sedangkan RNA memiliki
A, G, C, dan urasil (bukan timin). Dalam DNA dan RNA, basa bebas membentuk
ikatan hidrogen di antara mereka. Itu adalah adenin: tiamin / urasil dan guanin:
sitosin disediakan bebas untuk satu sama lain.

2.1 Purin dan Pirimidin


1. Pengertian Purin
Purin merupakan senyawa organik aromatik. Ini adalah senyawa
heterosiklik yang mengandung nitrogen. Dalam purin terdapat, cincin pirimidin
dan cincin imidazol yang menyatu. Ini memiliki struktur dasar berikut.

2
3

Purin dan senyawanya tersebar luas di alam. Mereka hadir dalam asam
nukleat. Dua molekul purin, adenin dan guanin, yang hadir baik pada DNA dan
RNA. Gugus amino dan gugus keton yang melekat pada struktur basa purin untuk
membuat adenin dan guanin. Mereka memiliki struktur sebagai berikut.

Rumus bangun dan tata cara pemberian nama basa purin :


Adenin = 6-amino purin (adenine)
Hiposantin = 6-oksi purin (hypoxanthine)
Guanin = 2-amino-6-oksi purin (Guanine)
Santin = 2,6-dioksi purin (xanthine)
Dalam asam nukleat, kelompok purin membuat ikatan hidrogen dengan
basa pirimidin komplementer. Itu adalah adenin membuat ikatan hidrogen dengan
timin dan guanin membuat ikatan hidrogen dengan sitosin. Pada RNA, karena
timin tidak hadir, adenin membuat ikatan hidrogen dengan urasil. Ini disebut
pasangan basa komplementer yang sangat penting untuk asam nukleat. Pasangan
basa ini penting untuk makhluk hidup dapat berkembang.
Selain purin ini, ada banyak purin lain seperti xanthine, hipoksantin, asam
urat, kafein, isoguanine, dll. Selain asam nukleat, mereka ditemukan pada ATP,
GTP, NADH, koenzim A, dll. Ada jalur metabolisme dalam banyak organisme
untuk mensintesis dan pemecahan purin. Cacat pada enzim dalam jalur ini dapat
menyebabkan efek yang parah pada manusia seperti menyebabkan kanker. Purin
berlimpah dalam daging dan produk daging.
Ada beberapa hal yang bisa jadi pengertian penting dari Purin ini. Purin
merupakan sebuah senyawa organik yang berisi nitrogen yang berasal dari dalam
tubuh maupun dari luar tubuh kita. Purin sangat memiliki peran yang besar dalam
4

proses kehidupan manusia seperti contohnya pada proses pembuatan asam urat
pada tubuh manusia.
Jika seseorang memiliki kadar purin yang tinggi maka akan semakin besar
potensi memiliki kadar asam urat tinggi. Purin sendiri bisa kita temukan dalam
sistem pencernaan maupun sistem lainnya dalam tubuh.

2. Fungsi Purin
Ada beberapa fungsi yang diberikan oleh Purin yang akan sangat berguna
sekali dengan kehidupan kita. Berikut ini adalah fungsi yang diberikan antara lain:
a. Daur ulang dalam sel, ketika ada beberapa sel mati maka purin akan
membantu dalam pendaur-ulangan.
b. Asam urat, purin sangat berperan sekali dalam pembentukan asam urat yang
membuat manusia yang memiliki asam urat tinggi pastinya juga memiliki
purin tinggi.

3. Pengertian pirimidin
Pirimidin adalah senyawa aromatik heterosiklik. Hal ini mirip dengan
benzena kecuali pirimidin memiliki dua atom nitrogen. Atom-atom nitrogen pada
posisi 1 dan 3 dari cincin dengan enam anggota. Ini memiliki struktur dasar
berikut.

Pirimidin memiliki sifat yang sama dengan piridin. Substitusi aromatik


nukleofilik lebih mudah dengan senyawa ini daripada substitusi aromatik
elektrofilik karena adanya atom nitrogen.
Ada tiga turunan pirimidin ditemukan pada DNA dan RNA. Mereka
adalah sitosin, timin, dan urasil. Mereka memiliki struktur sebagai berikut.
5

Rumus bangun dan tata cara pemberian nama basa pirimidin (pyrimidine) :
Sitosin = 2-oksi 4-amino pirimidin
Orotat = 2,4-dioksi 6-karboksil pirimidin
Urasil = 2,4-dioksi pirimidin (Uracil)
Timin = 2,4-dioksi 5 –metil pirimidin

4. Fungsi pirimidin
Berbeda dengan purin maka pirimidin memiliki fungsi yang lebih singkat
dibandingkan dengan purin. Pirimidin ini sangat banyak sekali ditemukan di alam
yang akan mempermudah kita dalam menemukannya. Kebanyakan fungsi dari
pirimidin ini adalah berhubungan dengan DNA dan RNA dimana ada
penerjemahan basa nitrogen yaitu C dan T yaitu Sitosin dan juga Timin.

5. Perbedaan purin dan pirimidin


a. Cincin karbon, keduanya memiliki perbedaan antara lain pada purin ada 2
cincin karbon sementara pada pirimidin ada 1 cincin karbon.
b. Purin memiliki cincin pirimidin dan cincin imidazol.
c. Adenin dan guanin yang hadir sebafai turunan purin dalam asam nukleat
sedangkan sitosin, urasil dan timin adalah turunan pirimidin yang terdapat
dalam asam nukleat.
d. Purin memiliki lebih banyak interaksi antarmolekul dari pirimidin.
e. Titik lebur dan titik didih purin yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
pirimidin.
6

2.2 Mekanisme biosintesis nukleotida purin dan pirimidin


Purin dan pirimidin bukan merupakan unsur esensial didalam diet
manusia, dan defisiensi purin pada manusia jarang dijumpai. Asam nukleat pada
makanan akan diurai di dalam traktus gastrointestinalis menjadi purin dan
pirimidin, dan derivatnya yang ada di dalam tubuh akan terbentu lewat biosintesis
dari intermediat amfibolik. Biosintesis senyawa induk nukleotida purin,
inositolmonofosfat (IMP), melibatkan rangkaian rangkaian panjang sejumlah
reaksi dan sebagian diantaranya dikatalisis oleh katalisator multifungsional.
Sementara, nukleotida pirimidin dibentuk melalui biosintesis dari intermediate
amfibolik.

1. Biosintetis nukleotida Purin


a. Fungsi asam folat
Untuk sekian tahun lamanya struktur senyawa-semyawa antara pada
sintesis purin tidak diketahui. Senyawa-senyawa pertama telah dikeal pada biakan
E.Coli yang telah diperlakukan dengan sulfanilamide. Antibiotic ini, yang masih
bermanfaat pada pengobatan infeksi ginjal tertentu, adalah sangat beracun bagi
bakteri yang harus mensintesis asam folatnya sendiri. Asam p-aminobenzoat,
suatu prekusor asam folat, akan secara kompetitif membalikkan penghambatan
sulfonamide.
Senyawa antara pada sintesis nukleotid purin yang menumpulkan dalam
sel-sel ini ialah 5-aminoimidazol-4-karboksamid ribotid. Senyawa ini bukanlah
senyawa antara pada sintesis folat namun mengumpulkan karena suatu penurunan
pada jumlah koenzim folat untuk sintesis purin. Sulfanilamide beracun terhadap
mikroorganisme yang mensintesis folat, namun karena manusia tidak mempunyai
enzim-enzim ini, maka untuk manusia ia relative tidak beracun.

b. Folat dalam nutrisi


Kekurangan asam folat merupakan kekurangan vitamin paling umum
didunia. Orang-orang di negara berkembang atau pada kelas ekonomi rendah
paling banyak dipengaruhi meskipun kekurangan mungkin disebabkan oleh
infeksi, misalnya, malaria, atau oleh pendarahan, kehamilan, atau obat-obat
tertentu. Pendeknya kekurangan dapat terjadi bila diet jelek, atau bila seseorang
harus menggunakan asam folat untuk mensinstesis asam-asam nukleat.
7

Karena sel-sel darah mengalami “turnover” dengan cepat, kekurangan folat


biasanya terlihat pertama sebagai anemia megaloblastik dengan kadar hemoglobin
rendah dan sumsum tulang memperlihatkan jumlah lar biasa banyak sel-sel
megaloblastik (eritrosit belum dewasa yang abnormal besar).

c. Penggunaan asam folat


Asam folat diet diubah menjadi tetrahidrofolat (THF) oleh reduktase
dihidrofolat (DHF), yang emnggunakan NADPH sebagai agen pereduksi.
Reduktase DHF berperan serta pada kedua reduksi, dan merupakan enzim paling
peka terhadap analog asam folat (antimetabolite) yang digunakan pada kemoterapi
kanker.
Karena fungsi folat yang banyak dalam mensintesis precursor asam-asam
nukleat, analog-analog nya yang menghambat akan memperlambat sintesis asam
nukleat pada semua sel yang bertumbuh cepat, termasuk sel-sel kanker. Semua
bentuk koenzim asam folat dijabarkan dari THF. Sebagai akibatnya,
penghambatan reduktase DHF oleh analog folat akan diharapkan mempengaruhi
tiap reaksi yang membutuhakn koenzim folat.
Bila sel menjadi tahan terhadap anti folat mereka melakukan hal demikian
dengan sangat memperkuat gena-gena untuk reduktase dihidrofolat. Ini
menghasilkan sintesis berlebihan reduktase dihidrofolat, yang membutuhkan
jumlah sangat besar analog folat untuk penghambatan.

d. Hubungan struktur antara folat dan analognya


Derivate THF dari vtamin ialah koenzim akseptor unit satu-karbon. Unit
satu-karbon datang dari berbagai sumber dan dihubungkan dengan THF
membentuk empat koenzim penting, satu pada peringkat oksdasi methanol (5-
metil THF), satu pada peringkat formaldehid (5,10-metenil THF dan 10-formil
THF). Suatu derivate yang kurang penting, 5’-formimino THF, dihasilkan dari
katabolisme histidin.

e. Sintesis nukleotid purin


Terjadinya sintesis purin dalam hati. Sintesis dari nukleotida purin dimulai
dengan PRPP dan mengarah ke penuh pertama terbentuk nukleotida, inosine 5′-
monophosphate (IMP). jalur ini adalah diagram di bawah ini. Basis purin tanpa
terikat pada molekul ribosa terlampir adalah Hipoxantina. Basis purin dibangun di
8

atas ribosa dengan beberapa amidotransferase dan reaksi transformylation.


Sintesis IMP membutuhkan lima mol ATP, dua mol glutamin, satu mol glisin,
satu mol CO 2, satu mol aspartate dan dua mol formate. Para moieties formil
dilakukan pada tetrahydrofolate (THF) dalam bentuk N 5, N 10-methenyl-THF dan N 10-
formil-THF.

Sintesis AMP dan GMP dari IMP


Sintesis pertama terbentuk sepenuhnya nukleotida purin, monophosphate
inosine, IMP dimulai dengan 5-phospho-α-ribosyl-1-pirofosfat, PRPP. Melalui
serangkaian reaksi menggunakan ATP, tetrahydrofolate (THF) derivatif, glutamin,
glisin dan aspartate ini menghasilkan jalur IMP. Tingkat membatasi reaksi ini
dikatalisis oleh glutamin amidotransferase PRPP, enzim ditunjukkan oleh 1 pada
Gambar tersebut. Struktur nucleobase dari IMP (Hipoxantina) akan muncul.
IMP merupakan titik cabang untuk biosintesis purin, karena dapat
dikonversi menjadi baik AMP atau GMP melalui dua jalur reaksi yang berbeda.
jalur yang mengarah ke AMP memerlukan energi dalam bentuk GTP; yang
mengarah ke GMP memerlukan energi dalam bentuk ATP. Pemanfaatan GTP
dalam jalur untuk sintesis AMP memungkinkan sel untuk mengontrol proporsi
AMP dan GMP untuk dekat kesetaraan. GTP akumulasi kelebihan akan
menyebabkan sintesis AMP dipercepat dari IMP sebaliknya, dengan
mengorbankan sintesis GMP. Sebaliknya, sejak konversi IMP untuk GMP
9

memerlukan ATP, akumulasi kelebihan ATP menyebabkan sintesis percepatan


GMP atas yang AMP.

Enzyme Names:
a. Glutamin amidotransferase phosphoribosylpyrophosphate
b. Glycinamide sintase ribotide
c. Glycinamide transformylase ribotide
d. Formylglycinamide sintase
e. Sintase ribotide aminoimidazole
f. Karboksilase ribotide aminoimidazole
g. Succinylaminoimidazolecarboxamide sintase ribotide
h. Adenylosuccinate lyase
i. Transformylase aminoimidazole ribotide karboksamida
j. IMP cyclohydrolase

Sintesis membentuk nukleotida purin penuh pertama, monofosfat inosin,


IMP dimulai dengan 5-phospho-α-ribosyl-1-pirofosfat, PRPP. Melalui
serangkaian reaksi menggunakan ATP, tetrahydrofolate (THF) derivatif, glutamin,
glisin dan aspartate IMP ini menghasilkan jalur. Tingkat membatasi reaksi
dikatalisis oleh glutamin amidotransferase PRPP, enzim ditandai dengan 1 pada
Gambar tersebut. Struktur nucleobase dari IMP (hipoksantin) ditunjukkan.
IMP merupakan titik cabang untuk biosintesis purin, karena dapat
dikonversi menjadi baik AMP atau GMP melalui dua jalur reaksi yang berbeda.
Jalur yang mengarah ke AMP membutuhkan energi dalam bentuk GTP; yang
mengarah ke GMP memerlukan energi dalam bentuk ATP. Pemanfaatan GTP
dalam jalur untuk sintesis AMP memungkinkan sel untuk mengontrol proporsi
AMP dan GMP untuk dekat kesetaraan. Akumulasi dari GTP berlebih akan
menyebabkan sintesis AMP dipercepat dari IMP sebaliknya, dengan
mengorbankan sintesis GMP. Sebaliknya, karena konversi IMP untuk GMP
membutuhkan ATP, akumulasi dari kelebihan ATP menyebabkan sintesis
dipercepat GMP atas bahwa dari AMP.
10

Peraturan Sintesis Nukleotida Purine


Tingkat membatasi langkah-langkah penting dalam biosintesis purin
terjadi pada langkah pertama dua jalur tersebut. Sintesis PRPP oleh sintetase
PRPP adalah umpan balik dihambat oleh purin-5'-nukleotida (terutama AMP dan
GMP). Kombinatorial pengaruh kedua nukleotida yang terbesar, misalnya,
inhibisi maksimal ketika ada konsentrasi yang benar dari kedua adenin dan guanin
nukleotida dicapai.
Reaksi amidotransferase dikatalisis oleh amidotransferase PRPP juga
umpan balik dihambat allosterically dengan mengikat ATP, ADP dan AMP pada
satu situs hambat dan GTP, PDB dan GMP di lain. Sebaliknya aktivitas enzim
yang dirangsang oleh PRPP. Selain itu, biosintesis purin diatur dalam jalur
cabang dari IMP dengan AMP dan GMP. Akumulasi dari kelebihan ATP
menyebabkan sintesis percepatan GMP, dan kelebihan GTP menyebabkan sintesis
AMP dipercepat.
11

2. Biosintesis Nukleotida Pirimidin


Sintesis dari pirimidin kurang kompleks dibandingkan dengan purin, karena
dasar jauh lebih sederhana. Basis menyelesaikan pertama adalah berasal dari 1
mol glutamin, salah satu mol ATP dan satu mol CO 2 (yang merupakan
karbamoilfosfat) dan satu mol aspartate. Sebuah mol tambahan glutamin dan ATP
yang diperlukan dalam konversi UTP untuk CTP adalah. Jalur biosintesis
pirimidin yang digambarkan di bawah ini. karbamoilfosfat digunakan untuk
sintesis nukleotida pirimidin berasal dari glutamin dan bikarbonat, dalam sitosol,
yang bertentangan dengan siklus karbamoil fosfat urea berasal dari amonia dan
bikarbonat dalam mitokondria. Reaksi siklus urea dikatalisis oleh sintetase
karbamoilfosfat I (CPS-I) sedangkan prekursor nukleotida pirimidin disintesis
oleh CPS-II. karbamoilfosfat kemudian kental dengan aspartat dalam reaksi
dikatalisis oleh enzim yang membatasi laju biosintesis nukleotida pirimidin,
transcarbamoylase aspartate (ATCase).

Nama Enzim
a. Aspartate transcarbamoylase, ATCase
b. Karbamoil dehydratase aspartate
c. Dihydroorotate dehidrogenase
d. Orotate fosforibosiltransferase
e. -5'-fosfat karboksilase orotidine
12

Sintesis UMP dari karbamoilfosfat. Karbamoil fosfat digunakan dalam


sintesis nukleotida pirimidin berbeda dari yang disintesis pada siklus urea,
melainkan disintesis dari glutamin bukan amonia dan disintesis dalam sitosol.
Reaksi ini dikatalisis oleh sintetase karbamoil fosfat II (CPS-II). Selanjutnya
karbamoilfosfat dimasukkan ke dalam jalur biosintesis nukleotida pirimidin
melalui aksi transcarbamoylase aspartat, ATCase (enzim # 1) yang adalah tingkat
membatasi langkah dalam biosintesis pirimidin. Setelah penyelesaian sintesis
UMP dapat difosforilasi menjadi UTP dan digunakan sebagai substrat untuk
sintase CTP untuk sintesis nukleotida CTP uridin. juga merupakan prekursor
untuk sintesis de novo dari nukleotida timin.

2.3 Metabolisme Purin Dan Pirimidin


Purin dan pirimidin merupakan inti dari senyawa komponen molekul
nukleotida asam nukleat RNA dan DNA.
1. Metabolisme Purin
a. Anabolisme De Novo Purin
1) De novo sintesa purin nukleotida
Pada gambar di bawah ini terlihat struktur purin, nomer yang tertera pada
cincin purin, serta komposisi dan sumber dari pembentuk cincin.

N-1 berasal dari Aspartat, C-2 dari 10-Formiltetrahidrofolat (10-FTHF),


N-3 dari gugus amida glutamin, C-4, C-5 dari glisin, C-6 dari CO2, N-7 dari
glisin, C-8 dari 10FTHF, N-9 dari gugus amida glutamin.
Basa purin disintesa dalam bentuk nukleotida, yaitu terikat dengan ribosa
5 fosfat. Mula-mula ribosa 5 fosfat dengan ATP akan membentuk 5-fosforibosil 1
pirofosfat (PRPP). Enzim yang mengkatallisa reaksi ini adalah PRPP sintase.
13

Reaksi ini terjadi dalam banyak jaringan, sebab PRPP mempunyai


beberapa fungsi diantaranya : dalam sintesa nukleotida pirimidin, “salvage
pathway” (daur ulang), pembentukan NAD dan NADP. Enzim ini dipengaruhi
oleh di dan trifosfat, 2,3 DP Gliserat, mungkin untuk membatasi produksi PRPP
sesuai dengan kebutuhan yang selanjutnya untuk menghasilkan produk yang
sudah ditetapkan jumlah dan macamnya.
De Novo sintesa purin nukleotida tahapan selanjutnya sangat aktif di
sitosol sel hepar, dimana semua enzim tersedia dalam suatu agregasi (polimer)
makromolekuler. Terjadi pergantian pirofosfat dari PRPP dengan gugus amida
dari glutamin, yang menghasilkan 5-fosforibosilamin. Gugus amino yang terikat
pada C-1 Ribosa akan menjadi N-9 dari basa purin. Enzim yang berperan adalah
glutamin-PRPP amidotransferase, suatu enzim regulator yang menentukan
kecepatan reaksi (rate limiting step). Enzim ini dihambat oleh AMP, GMP atau
IMP. Secara sinergism AMP dan GMP, AMP dan IMP dapat juga menghambat
enzim tersebut. PRPP juga berperan dalam pengaturan kecepatan reaksi tahap ini.
Kadar PRPP dapat berfluktuasi, biasanya nilainya di bawah harga Km. Apabila
kadar PRPP tinggi maka hal ini dapat menghilangkan hambatan AMP, GMP atau
IMP terhadap glutamin-PRPP amidotransferase dengan cara melepaskan agregasi
enzim (disosiasi polimer). De Novo sintesa purin nukleotida adalah suatu alur
14

reaksi yang memakai energi (ATP) yang cukup besar (5 ATP), sehingga harus
betul-betul dalam pengontrolan yang ketat.
Hal-hal penting dalam Anabolisme de novo purin:
a) Sangat tergantung pada “pool” ribosa
b) Gugus amina → didonor oleh glutamin dgn enzim amidotransferase
c) Glisin dan fumarat → donor ring dlm nukleotida
d) Daur reaksi → dikontrol secara alosterik dgn AMP, ADP, GMP dan GDP.
→ bekerja pada PRPP amidotransferase

2) Pembentukan IMP
Ada sepuluh tahap pembentukan IMP. Penelitian tahapan reaksi
pembentukan IMP ini dimulai tahun 1950 oleh kelompok JM Buchanan dan GR
Greenberg, dan memakan waktu 10 tahun untuk mnyelesaikan seluruhnya.
Setelah terbentuk 5-fosforibosilamin, maka selanjutnya terjadi pengikatan
atau pembentukan cincin purin C-4, C-5, dan N-7 yang semuanya berasal dari
glisin. Proses ini memerlukan ATP. Setelah itu pengikatan anggota C-8 yang
berasal dari 10formiltetrahidrofolat (10-FTHF). Sebelum cincin persegi 5 tertutup,
terjadi pengikatan N-3 (yang berasal dari amida glutamin) pada C-4. Pengikatan
ini memerlukan ATP. Tahap selanjutnya pembentukan C-6 yang berasal dari
CO2, N-1 yang berasal dari aspartat. N-1 terikat pada C-6 dan memerlukan ATP.
Sebagian molekul aspartat lepas membentuk fumarat. Anggota cincin terakhir dari
purin yaitu C-2 berasal dari 10-FTHF. Penutupan cincin akan membentuk suatu
nukleotida purin yaitu IMP.
Kesepuluh tahapan itu adalah :
Satu. PRPP + glutamin membentuk 5-fosforibosilamin (PRA)(glutamin-
PRPP amidotransferase).
Dua. Gugus amino mengalami asilasi oleh glisin menjadi glisinamid
ribonukleotida (GAR) (GAR sintase)
Tiga. Transfer gugus formil dari 10-formiltetrahidrofolat pada N-7
menjadi Formilglisinamid ribonukleotida (FGAR) ( GAR transformilase)
15

Empat. Amida diubah menjadi amidin, memerlukan ATP, glutamin


sebagai sumber N menjadi formilglisinamidin ribonukleotida (FGAM)
(FGAM sintase)
16

Lima. Penutupan cincin (5), memerlukan ATP membentuk aminoimidazol


ribonukletida (AIR) (AIR sintase)
Enam. Pengikatan CO2 pada C-5, yang akan membentuk C-4, menjadi
karboksiamino Imidzolribonukleotida (CAIR) (AIR karboksilase). Tidak
memerlukan biotin. CO2 mula-mula diikatkan pada N-3, kemudian
dipindah terikat pada C-5. Perlu ATP

Tujuh dan Delapan. Aspartat berkondensasi dengan karboksilat yang


baru terbentuk menjadi suatu amida, aminoimidazol
suksinilokarboksamida ribonukleotida (SAICAR) (SAICAR sintase).
Fumatrat dipecah oleh enzim adenilosuksinat liase dan menghasilkan
amino- imidazol karboksamida ribonukleotida (AICAR)(Adenilosuksinat
liase)
17

Sembilan. Menyerupai tahap ketiga, 10-formiltetrahidrofolat


menyerahkan gugus formil (-CH=O) pada gugus amino dari
aminoimidazol karboksamida ribonukleotida menjadi
(Formamidoimidazol Kaboksamid ribonukleotida) (FAICAR) (AICAR
transformilase)

Sepuluh. Nitrogen dari amida berkondensasi dengan gugus formil, dan


menutup cincin (6) purin. (IMP siklohidrolase)

Sintesis de novo purin nukleotida, memakai banyak energi (ATP). Pertama


dalam pembentukan PRPP, kemudian pada tahap 2,4,5,6, dan yang ke 7.
18

3) Pembentukan AMP dan GMP


IMP dapat diubah menjadi AMP atau GMP. Lihat gambar! Untuk
membentuk GMP, mula-mula IMP dioksidasi menjadi XMP yang memerlukan
NAD+. Kemudian oksigen pada posisi 2 akan diganti oleh N dari amida glutamin,
reaksi ini memerlukan ATP. Dalam pembentukan AMP, IMP mendapatkan N
yang menggantikan O pada posisi 6 dari aspartat. Energi yang dibutuhkan berasal
dari GTP. Kemudian fumarat lepas.
19

4) Mekanisme kontrol pada de novo sintesa nukleotida purin


Ada 2 fase. Secara keseluruhan kontrol terjadi pada tahap
amidotransferase oleh inhibitor-inhibitor dan atau PRPP. Fase kedua melibatkan
pengaturan kadar antara ATP dan GTP. ATP ataupun GTP akan mempengaruhi
sintesa lawannya. Ingat ATP diperlukan dalam sintesa GMP, sedangkan GTP
diperlukan dalam sintesa AMP. Selanjutnya ada beberapa “feedback inhibition”
oleh GMP, AMP dan IMP pada tahap selain pembentukan PRPP. Lihat gambar.
XMP sendiri dapat melakukan “feedback inhibition”

b. Katabolisme dan “salvage” (penyelamatan = daur ulang) purin


nukleotida
Pemecahan asam nukleat menjadi polinukleotida, yang selanjutnya
dipecah menjadi nukleotida, nukletida dipecah menjadi nuklesida, dan nukleosida
akan dipecah menghasilkan basa purin dan pirimidin. Basa purin dan pirimidin
akan mengalami degradasi atau kembali diubah menjadi nukletida melalui “the
salvage pathways”.
20

Nukleosida di dalam lumen usus sebagian besar akan diserap masuk ke sel
usus. Kemudian sebagian diteruskan ke dalam hepar. Di dalam sel usus dan hepar
nukleosida akan mengalami katabolisme menjadi asam urat. Di dalam banyak sel
jaringan, nukleosida akan dipecah menjadi basa purin atau pirimidin, kemudian
mengalami “salvage” menjadi nukleotida kembali (lihat di atas).

Di sel tertentu, nukleosida mengalami fosforilasi menjadi ribose 1-fosfat.


Ribosa 1fosfat yang dihasilkan akan diubah menjadi ribosa 5-fosfat. Ribosa 1-
fosfat dan ribosa 5fosfat berada dalam keseimbangan. Ribosa 5-fosfat bisa diubah
menjadi PRPP atau mengalami katabolisme melalui HMP Shunt. Katabolisme
purin berakhir menjadi asam urat yang tidak larut dalam air, dan diekskresi
melalui ginjal dalam bentuk garam sodium urat. Lihat diagram berikut!
21

Santin (Xanthine) oksidase : pd mammalia adalah enzim ekstra selluler.


Mungkin suatu perubahan bentuk dari santin (xanthine) dehidrogenase (enzim
intra selluler).
Sintesa nukleotida purin dari basa purin dan nuikleosida purin dikenal
dengan nama “salvage pathways” (daur ulang atau daur penyelamatan). Basa
purin bebas adenin, guanin, dan hiposantin dapat diubah kembali menjadi bentuk
nukleotida masing-masing. Dua enzim kunci transferase terlibat dalam daur ini.
Pertama adeninfosforibosiltransferase (APRT) yang mengkatalisa reaksi berikut :
Adenin + PRPP → AMP + PPi

Enzim yang trasnsferase kedua, hiposantin-guanin fosforibosiltransferase


(HGPRT), yang mengkatalilsa reaksi-reaksi berikut:

Hiposantin + PRPP → IMP + PPi

Guanin + PRPP → GMP + PPi

Purin nukleotida fosforilase dapat juga melakukan “salvage pathways”


karena dapat mengarah ke alur kebalikan katabolisme purin. Namun jalur ini tidak
signifikan apabila dibandingka dengan yang dikatalisa PRT.
Sintesa AMP dari IMP dan salvage IMP melalui katabolisme AMP
menghasilkan deaminasi aspartat menjadi fumarat.

Siklus ini penting dalam otot. Peningkatan aktivitas otot, akan


memerlukan ATP. Untuk itu diperlukan peningkatan aktivias “TCA cycle”.
Namun karena dalam otot kekurangan enzim-enzim yang terlibat dalam jalur
anaplerotik, maka agar TCA cycle berjalan fumarat dibentuk dari “purine
nucleotide cycle”.
22

2. Metabolisme Pirimidin
a. Anabolisme Pirimidin
1) De Novo sintesa pirimidin nukleotida
Pirimidin berasal dari bicarbonat ( C-2 ), amida dari glutamin ( N-3 ),
aspartat ( C-4, C-5, C-6 dan N-1 ).

Sintesa pirimidin dimulai dengan pembentukan karbamoil fosfat


(carbamoyl phosphate) dari glutamin dan bikarbonat. Reaksi ini memerlukan 2
ATP. Enzim yang mengkatalisa reaksi ini adalah karbamoil fosfat sintetase II
(CPS II). Berbeda dengan CPS I

yang lebih cenderung memakai amonia bebas, CPS II memakai glutamin sebagai
sumber N-nya, dan tidak memerlukan N-Asetilglutamat. Termasuk reaksi di atas
(reaksi pertama), ada 6 tahap reaksi dalam pembentukan nukleotida pirimidin.
Reaksinya sebagai berikut :

Karbamoilfosfat berkondensasi dengan aspartat, dengan memakai enzim aspartat


transkarbamoilase (aspartate transcarbamoylase), menghasilkan N-
karbamoilaspartat. Kemudian N-karbamoilaspartat diubah menjadi dihidroorotat.
Enzimnya dihidroorotase.

Pada manusia CPS II, asp-transkarbamilase dan dihidroorotase adalah merupakan


suatu protein dengan multifungsi.
23

Oksidasi pada cincin dengan suatu enzim kompleks yang masih belum banyak
diketahui menghasilkan suatu pirimidin bebas, asam orotat (orotic acid). Enzim
ini terletak di permukaan luar membran dalam mitokhondria. Sedangkan enzim-
enzim lainnya didapatkan dalam sitosol.

Asam orotat bereaksi dengan PRPP menjadi orotidin 5‟-monofosfat


(OMP). Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah orotat fosforibosil transferase
(O-PRT). OMP mengalami dekarboksilase oleh enzim OMP dekarboksilase
menjadi uridin 5‟-monofosfat (UMP). OMP dekarboksilase dan O-PRT juga
merupakan suatu protein dengan multi fungsi. Setelah pembentukan UTP dari
UMP, gugus amida dari glutamin ditambahkan dan membentuk sitidin trifosfat
(cytidine three phosphate=CTP)
24

2) Mekanisme kontrol pada de novo sintesa nukleotida pirimidin


Pada manusia kontrol sintesis nukleotida pirimidin terutama pada tahap
CPS II. Enzim ini dihambat UTP yang berkompetisi dengan ATP. PRPP
mengaktivasi CPS II. Ada tempat pengontrolan yang lain, seperti OMP
dekarboksilase yang dihambat oleh UMP dan CMP, akan tetapi pada keadaan
normal tidak terlalu penting.

Pada bakteri, aspartat transkarbamoilase merupakan enzim regulator.

3) Penyelamatan = daur ulang (salvaging) pirimidin nukleotida


Tipe kedua penyelamatan=daur ulang (salvage pathway) yang terdiri dari
dua tahap merupakan jalur utama “salvaging” pirimidin. (Tipe pertama : enzim
orotat PRT dapat memakai pirimidin yang lain →nukleosida yang sesuai)

4) Perubahan dua arah antar nukleotida (interconversion of nucleotides)


Monofosfat adalah bentuk de novo sintesis, sedangkan yang paling banyak
diperlukan adalah bentuk trifosfat. Ada enzim yang digolongkan nukleosida
monofosfat kinase yang mengkatalisa reaksi :

Basa-monofosfat + ATP → Basa-difosfat + ADP


25

Contoh : Adenilat kinase : AMP + ATP → 2 ADP

Untuk GMP enzimnya spesifik, demikian pula ada enzim untuk suatu
bentuk deoksi. Pembentukan trifosfat dari difosfat dikatalisa enzim nukleosida
difosfat kinase. Mungkin ada satu nukleosida difosfat kinase yang mempunyai
spesifisitas yang luas. Sehingga bisa saja dikatakan ada suatu “pool” nukleotida
yang terdapat dalam keseimbangan. BDP + ATP → BTP + ADP

5) Pembentukan deoksiribonukleotida
De novo sintesa dan sebagian besar “salvage pathways” melibatkan
nukleotida (kecuali sedikit “salvage” dari timin). Deoksiribonukleotida untuk
sintesa DNA dibentuk dari ribonukleotida difosfat (pada mammalia dan E. Coli)
Suatu basa difosfat (BDP) direduksi pada posisi 2‟ ribosa oleh suatu protein,
tioredoksin (thioredoxin) dan enzim nukleosida difosfat reduktase. Tioredoksin
mempunyai dua gugus sulfhidril yang dioksidasi menjadi ikatan disulfida dalam
prosesnya. Agar dapat dipakai kembali maka harus direduksi yang mana
memerlukan NADPH.

Sistim ini berada dalam suatu kontrol yang ketat oleh berbagai efektor.
dATP adalah suatu inhibitor untuk semua substrat dan ATP sebagai aktivator.
Tiap substrat mempunyai spesifik aktivator ( BTP atau dBTP). Hasilnya adalah
terjadi keseimbangan diantara deoksinukleotida untuk kebutuhan sintesa DNA.

6) Sintesa dTMP
Sintesa DNA memerlukan dTMP (dTTP). Senyawa ini tidak terbentuk
dalam de novo sintesa sedangkan lewat “salvage pathways” tidak mencukupi.
dTMP disintesa dari dUMP dengan memakai “the folate-dependent one-carbon
26

pool”. Karena nukleotida difosfat reduktase tidak aktif menuju terbentuknya


UDP, CDP direduksi menjadi dCDP yang kemudian diubah menjadi dCMP.
dCMP kemudian mengalami deaminasi membentuk dUMP. Dengan adanya
5,10-Metilin tetrahidrofolat dan enzim timidilat sintetase, gugus karbon ditransfer
ke cincin pirimidin kemudian direduksi menjadi gugus metil. Reaksi ini
menghasilkan dihidrofolat yang kemudian direduksi menjadi tetrahidrofolat oleh
enzim dihidrofolat redukstase. Secara singkat dalam diagram bisa dilihat pada
gambar berikut :

De novo sintesis timidin nukleotida dan jalur “salvage” (daur ulang)


27

Hubungan sintesa timidilat dan metabolisme tetrahidrofolat


28

b. Katabolisme pirimidin nukleotida


Asam nukleat akan mengalami hidrolisa oleh beberapa enzim (lihat
katabolisme purin), yang akhirnya akan menghasilkan basa pirimidin. Pirimidin
mengalami pemecahan cincin, hasil akhir katabolisme pirimidin adalah beta-asam
amino, amonia dan CO2. Lihat diagram di bawah.

Hal-hal penting dalam metabolisme de novo pirimidine:


1) cincin pirimidine disintesis terpisah dr gula ribosa nya
2) Daur pirimidine de novo tidak bercabang produk akhir dr daur
adalah UMP yang mrpkn bahan dari CMP
3) Reaksi pertama  pembtkan karbamoyl aspartate dr asp dan
carbomoyl-P titik regulasi yg penting dlm daur tsb
4) Aspartat transcarbomoylase (ATCase)  diaktivasi oleh diaktivasi
oleh ATP dan dihambat oleh CTP sbg produk akhir

2.4 Disfungsi Metabolisme Purin Dan Pirimidin


Kelainan metabolime purin dan pirimidin :
1. Metabolisme purin
Asam urat adalah produk akhir katabolisme purin pada manusia, guanin
yang berasal dari guanosin dan hiposantin. Yang berasal dari andenosin melalui
29

pembentukan santin keduanya dikonversi menjadi asam urat, reaksinya berturut-


turut dikatalisis oleh enzim guanase dan santin oksidase.
Masalah klinik metabolisme purin, adalah :
a. Gout adalah suatu penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam
tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangan
melalui ginjal yang menurun atau peningkatan asupan makanan kaya purin.
Penyakit encok, yang telah lama diduga secara salah satu sebagai penyakit
ketuaan, adalah penyakit pada persendian, biasanya pada pria, disebabkan
oleh peningkatan konsentrasi asam urat di dalam darah dan jaringan. Sendi-
sendi menjadi nyeri, ngilu, dan sakit, karena penimbunan Kristal sodium urat
secara abnormal. Ginjal juga menderita gangguan, karena kelebihan molekul
urat juga disimpan di dalam tubuh ginjal. Sebab-sebab encok secara terinci
belum diketahui, tetapi diduga penyakit encok disebabkan sebagian oleh
defisensi genetic pada salah satu (atau lebih) enzim yang terlibat di dalam
metabolisme purin.
Encok dapat diobati secara efektif dengan cara menggabungka tetapi nutrisi
dan obat. Makanan yang terutama kaya akan nukleotida dan asam nukleat,
seperti hati, atau produk kelenjar, dihindari pada diet, selain juga kopi dan
the, yang mengandung purin kafein dan teobromin. Juga menyembuhkan
terutama dicapai oleh pemberian obat allopurinol, suatu penghambat xantin
oksidase, yang merupakan enzim yang bertanggung jab mengubah purin
menjadi asam urat.
b. Serangan berulang dari athritis yang akut, kadang disertai pembentukan
kristal natrium urat yang besar dinamakan tophus deformitas (kerusakan)
sendi secara kronis, dan cedera pada ginjal.
c. Sindrom Lesch-nyhan adalah suatu hiperurisemia over produksi yang sering
disertai litiasis asam urat serta sindrom self-mutilation terjadi karena tidak
berfungsinya enzim hipoxantin-guanin fosforibosil transferase yang
merupakan enzim pada penyelamatan pada reaksi purin.
Hipoxantin-guanin fosforibosiltransferase yang sangat rendah membri akibat
sangat buruk. Kelainan metabolism ini, yang disandang sejak lahir (inborn
error of metabolism) disebut sindrom Lesch-Nyhan, dan diekspresikan paling
30

jelas sebagai perilaku untuk menghancurkan diri sendiri secara kompulsif.


Pada usia dua atau tiga taun, anak-anak yang menderita penyakit ini mulai
menggigit-gigit jari dan bibirnya. Mereka juga cenderung untuk bersifat
agresif terhadap orang lain. Defisiensi mental dan kekakuan adalah gejala-
gejala lain dari sindrom ini. Kadar urat yang tinggi dalam serum
menyebabkan pembentukan batu ginjal pada umur yang muda, diikuti dengan
gejala-gejala pirai beberapa tahun kemudian. Penyakit ini diturunkan sebagai
kelainan tergantung jenis kelamin (sex-linked) dan bersifat resesif.
Konsekuensi biokimia bila tidak terdapat HGPRT adalah peningkatan
kadar PRPP, peningkatan yang nyata biosintesis purin melalui jalur de novo
dan produksi urat yang berlebihan. Hubungan atara tidak terdapatnya
transferase dan gejala0gwjala neurologis yang sangata aneh itu merupakan
suatu teka-teki yang belum terpecahkan. Otak mungkin sangat tergantung
pada jalur penyelamatan untuk sintesis IMP dan GMP. Dalam keadaan
normal, kadar HGPRT di otak lebih tinggi dari pada di jaringan lainnya.
Sebalinya, aktifitas amidotransferase yang mengkatalisisi langkah yang
menentukan pada jar sintesis de novo agak lebih rendah di otak.
Allopurinol sangat efektif untuk mengurangi sintesis urat pada sindroma
Lesch-Nyhan. Namun, penderita penyakit ini tidak dapat mengubah
allopurinol menjadi ribonukeotida karea tidak memiliki hipoxantin-guanin
fosforibosil transferase. Oleh karena itu, pemberian allopurinol tidak dapat
menurunkan kadar PRPP dan dengan demikian sintesis puin de novo tidak
menurun. Lebih-lebih lagi, allopurinol tidak mampu meredakan gejala0gejala
neurologis.
Sindroma Lesch-Nyhan merupakan petunjuk bahwa adanya jalur
penyelamatan untuk sinteisi IMP dan GMP bukan tanpa alasan. Tampaknya,
jalur penyelamatan itu memiliki peran kritis yang belum sepenuhnya
dimengerti. Dengan demikian hubungan antara jalur de novo dan jalur
penyelamatan sintesis urin masih perlu dijelaskan. Lebih-lebih lagi, sindroma
ini menjelaskan bahwa perilaku abnormal, seperti melukai diri sendiri dan
sifat bermusuhan yang ekstrim, dapat disebabkan oleh tidak adanya satu
enzim saja. Tanpa ragu-ragu psikiatri akan dapat diuntungkan dari adanya
31

suatu pengertian yang lebih baik mengenai dasar molekuler kelainan mental
seperti itu.
d. Penyakit von gierke adalah defisiensi glukosa fosfatase yang terjadi karena
sekunder akibat peningkatan atau pembentukan prekursor PRPP, ribosa 5-
fosfat, disamping it asidosis laktat yang menyertai akan menikan ambang
ginjal untuk urat sehingga terjadi peningkatan total kadar urat dalam tubuh.
Penderita von Gierke mengalami kekurangan enzim glukosa 6 fosfatase.
Akibatnya kelebihan glukosa 6 fosfat akan masuk ke dalam jalur HMP Shunt
dan menghasilkan ribose 5 fosfat, yang selanjutnya akan meningkatkan
pembentukan PRPP. Peningkatan PRPP ini akan menyebabkan meningkatnya
pembentukan purin dan hasil katabolismenya.
e. Penyakit pirai disebabkan oleh kadar urat yang tinggi dalam serum.
Natrium urat merupakan bentuk terbanyak pada Ph netral dan bersifat
lebih mudah larut dari pada asam urat. Meskipun demikian, batas
kelarutannya yang sekitar 7 mg/dl (7 mg per 100 ml) pada suhu 37˚C menjadi
masalah pada orang dengan kadar hasil pemecahan purin ini yang tinggi pada
serumnya. Hiperurikemia dapat menyebabkan terjadinya pirai, yaitu suatu
penyakit yang menyerang sendi-sendi dan ginjal. Peradangan sendi dipicu
oleh pengendapan Kristal natrium urat. Suatu gambaran yang jelas mengenai
serangan akut penyakit pirai diterangkan oleh Thomas Sydenham, seorang
dokter inggris ternama pada abad ke 17, yang mengalami sendiri derita akibat
penyakit itu.
“Korban penyakit ini tidur dalam keadaan sehat. Kira-kira pukul dua dini
hari dia terbangun oleh rasa sakit yang sangat pada ibu jari kaki; sekali-kali
juga tumit, pergelangan kaki, atau bagian dorsal kaki. Rasa sakit itu seperti
yang ditimbulkan oleh keseleo dan sekaligus seperti tersiram dengan air
dingin. Kemudian menyusul keadaan menggigil dan gemetar, serta sedikit
demam. Rasa sakit yang mula-mula msih tertahankan berubah menjadi parah.
Bersamaan denga ini menggigil dan gemetar juga bertambah. Selang
beberapa lama, keadaan ini mencapai puncaknya, meluas ke tulang dan
ligament tarsus dan metatarsus. Suatu saat terjadi penarikan dan perobekan
ligament secara kasar suatu saat rasa sakit bagaikan diterkam dan suatu saat
32

seperti ditekan dan terasa ketat. Sementara itu, perasaan pada bagian yang
diserang luar biasa dan sangat sensitive, sampai-sampai tidak sanggup
menahan beban sprei atau getaran orang yang sedang berjalan dalam kamar
itu. Malam itu dilalui dalam siksaan, tidak dapat tidur, berulang kali memutar
bagian yang terserang dan tak hentinya berubah posisi tubuh;bolak-balik
badan berlanjut terus bersama dengan rasa sakit pada sendi yang cedera dan
semakin parah bila datang serangan sakit menyengat”.
Pirai merupakan suatu penyakit metabolic yang diturunkan tetapi
kerusakan biokimia pada banyak kasus belum dapat dijelaskan. Pada sebagian
kecil pasien pirai terdapat defisiensi enzim hipoxantin-guanin fosforibosil
transferase (HGPRT), yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi penyelamatan
IMP dan GMP.
Defisiensi HGPRT menyebabkan berkurangnya sintesis GMP dan IMP
melalui jalur penyelamatan. Peningkatan kadar PRPP yang disebabkannya
secara nyata mempercepat biosintesis purin melalui jalur de novo.
Pembentukan 5-fosforibosil-1-amin yang merupakan zat antara penentu yang
pertama, biasanya dibatasi oleh jumlah PRPP yang ada. PRPP yang
berlebihan juga berpengaruh terhadap inhibisi umpan balik amidotransferase
yang mengkatalisis langkah ini. Penyakit pirai dapat juga timbul dari
kelebihan PRPP yang dihasilkan oleh suatu sintetase yang hiperaktif yang
pengaturan alosetriknya terganggu.
Allopurinol suatu analog hipoxantin, dengan atom N dan C pada posisi 7
dan 8 saling bertukar, digunakan secara luas untuk mengatasi penyakit pirai.
Mekanisme kerja lopurinol sangat menarik, karena pada awalnya bertindak
sebagai substrat dan kemudian sebagai inhibitor xantin oksidase. Oksidase ini
akan menghidroksilasi allopurinol menjadi aloxantin (oksipurinol), yang
selanjutnya tetap terikan kuat pada situs aktif. Atom moilibdenum pada xantin
oksidase ditahan pada status oksidasi +4 oleh pengikatan dari aloxantin dan
bukan kembali pada status oksidasi +6 seperti pada siklus kutalitik normal.
Sintesis urat dari hipoxantin dan xantin segera menurun setelah pemberian
allopurinol. Itu sebabnya konsentrasi hipoxantin dan xantin serum meningkat,
sedangkan kadar urat menurun. Pembentukan batu asam urat sesungguhnya
33

ditangkal oleh allopurinol dan penderitaan artritis pun menjadi jauh


berkurang. Demikian juga, kecepatan biosintesis purin menurun karena
allopurinol menyingkirkan PRPP dengan membentuk ribonukleotida.
Selanjutnya ribonukleotida allopurinol menghambat konversi PRPP menjadi
fosforibosilamin.
2. Metabolisme pirimidin
Hasil akhir katabolisme pirimidin: CO2, ammonia, betalanin dan propionat
sangat mudah larut dalam air bila overproduksi dan jarang didapati kelainan.
Hiperurikemia dengan overproduksi PPRP akan terjadi peningkatan
nukleotida dan peningkatan ekskresi dari betalanin. Defisiensi folat dan vitamin
B12 dengan defisiensi TMP.
Masalah klinik metabolisme pirimidin, adalah :
Hasil akhir metabolisme pirimidin larut dalam air, tidak banyak kelainan
yang disebabkannya.
a. Kelainan autosomal resesif
Hereditary orotic aciduria
1) Tipe I:
a) tipe yang lebih sering def. orotat fosforibosil transferase & orotidilat
dekarboksilase
b) terjadi anemia megaloblastik, tdp kristal jingga dalam urine.
2) Tipe II :
a) karena defisiensi orotidilat dekarboksilase
3) Reye’s Syndrome
a) Gangguan pada mitokondria hati
b) Orotikasiduria sekunder karena ketidakmampuan mitokondria
memakai karbamoil fosfat (pada defisiensi ornitin trankarbamoilase)
overproduksi asam orotat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Purin dan Pirimidin merupakan komponen utama RNA dan DNA. Purin
terdiri dari Adenin, Guanin, Hipoxantin, Xantin. Di metabolisme menjadi
asam urat. Sedangkan Pirimidin yaitu Sitosin, Urasil, Timin.
2. Biosintesis purin diawali dengan pembentukan molekul PRPP (5-phospho
ribosil pyrophosphate) dan selanjutnya membentuk senyawa 5-
phosphoribosilamin dari hasil PRPP dan membentuk senyawa GAR
kemudian GAR membentuk reaksi formilase yang dikatalisis oleh enzim
kemudian senyawa formil glisin amid ribosil 5P sehingga terjadi penutup
rantai, senyawa 5 amino-4-imidazole-karboksamid-ribosil-5P yang
merupakan penutup cincin.
3. Sedangkan biosintesis pirimidin memerlukan bahan pembentk yang sama
yaitu PRPP, glutamin, CO2, asam aspartate dan FH4, adapun kelainan
metabolisme purin yaitu gout, sindrom lesch-nyhan dan penyakit von gierke.
Sedangkan pirimidin mempunyai kelainan kekurangan enzim. Metabolisme
pirimidin larut dalam air.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang konstruktif akan senantiasa penyusun nanti dalam upaya evaluasi diri.
Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan
penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat
memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca. Sehingga
teman-teman yang akan menjadi seorang guru profesional dibidang ilmu masing-
masing untuk memberi saran dan perbaikan terhadap makalah yang penulis buat
ini.

34
DAFTAR PUSTAKA

Ngili, Yohanis., 2009. Biokimia Metabolisme dan Bioenergitika. Yogyakarta :


Graha Ilmu.

Montgomery, Rex. Dkk., 1993. Biokimia Suatu Pendekatan Berorientasi-Kasus.


Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Stryer, Lubert., 2000. Biokimia, Vol.2, Edisi.4. Jakarta : EGC.

Ngili, Yohanis., 2009. Biokimia Struktur dan Fungsi Biomolekul. Yogyakarta :


Graha Ilmu.

Lehninger, Albert L., 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga.

Devlin, Thomas M., 1992. Textbook Of Biochemistry With Clinical Correlations.


New York : United States Of America.

35

Anda mungkin juga menyukai