PENDAHULUAN
daerah secara mudah dapat diakses, dilihat, dan diterima oleh masyarakat
(borderless).
1
Globalisasi berasal dari kata global yang secara hafiah berarti umum atau mendunia.
Globalisasi merupakan suatu kondisi dimana perbedaaan jarak dan letak geografis bukan lagi
menjadi penghalang untuk berkomunikasi.
1
2
pengguna internet, bukan hanya para remaja, orang tua dan anak-anakpun
dunia ini seperti Cina, masih tertinggal jauh. Jumlah pengguna internet di
Cina naik dari tahun ke tahun. Tahun lalu, hampir 513 juta jiwa penduduk
memiliki tujuan dan fungsi praktis spesifik yang berguna yang umumnya
atau notebook atau netbook dan telepon rumah merupakan alat elektronik
memiliki ukuran kecil dari biasanya yang memilki fungsi khusus, tetapi
sering dikatakan sebagai sebuah inovasi atau barang baru. Gadget kadang
2
adalah sebuah situs microblogging Cina. Mirip dengan hibrida dari Twitter dan
Facebook, ini adalah salah satu situs paling populer di Tiongkok.
3
http://www.republika. co.id/berita/ internasional/global/) diakses 10 Mei 2015
3
juga disebut dengan gizmos. Memiliki gadget tentu sah dan tidak salah,
gadget kini bukan lagi menjadi barang tersier, bahkan untuk sebagian
manusia. Berbicara masalah pengaruh gadget ada yang positif dan ada
zaman dalam era globalisasi ini, sehigga tidak menjadi gaptek ( gagap
dunia maya tidak memiliki aturan ejaan dan tata bahasa di situs jejaring
sosial. Hal ini membuat mereka semakin sulit untuk membedakan antara
perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang yang
dengan yang diutarakan oleh Baron dan Byrne dalam Rusli Ibrahim,
orang lain.
4
http://rizkawhy.blogspot.co.id/2013/09/dampak-gadget-terhadap-perilaku-
remaja.html (diakses Selasa, 26 April 2016)
5
dapat dimiliki oleh kaum borju karena harganya yang relatif mahal saat
itu. Kini mulai dapat dimiliki oleh siapa saja karena harga gadget mulai
pembaruan, pasti memiliki nilai praktis. Akan tetapi, tidak akan terlepas
julukan bagi pecandu gadget. Seperti yang kita ketahui, kita sedang
berada dalam era globalisasi, tentunya tidak sulit untuk menemukan para
terbiasa menyentuh gadget nya sebanyak 100-200 kali dalam sehari. Jika
waktu efektif manusia beraktivitas 16 jam atau 960 menit sehari, dengan
2008, tepat ketika Facebook naik daun dan penetrasi telefon seluler di
negeri ini melewati angka 50 persen. Indonesia kini bahkan telah menjadi
orang.Ini adalah kenikmatan penduduk dunia abad ke-21. Jarak dan waktu
akan tertuju kepada dunia maya. Dan bahkan jika dia dipisahkan dengan
Mereka tidak tahan jika harus berlama-lama berpisah dengan gadget nya.
kepentingan eksistensi dan pencitraan diri porsinya bisa jauh lebih besar
yatim, piyatu, yatim piyatu dan dhuafa sudah saatnya memiliki peran
pendidikan formal tetapi yang lebih penting dari itu semua yaitu memiliki
kompetensi religiusitas yang baik sebagai daya filter dari derasnya arus
agar tidak putus sekolah dan untuk bisa melanjutkan pendidikan yang
lebih tinggi. PAKYM berusaha untuk menerima anak yatim dari daerah
5
http//panduputrabuana.blogspot.co.id (diakses Selasa, 26 April 2016)
8
diimbangi dengan penanaman aqidah yang baik dan kuat. Faktor aqidah
berkehidupan bermasyarakat.
agama kepada santri agar memiliki pemahaman yang benar dan aqidah
di lakukan secara rutin dan terjadwal. Materi yang diajarkan dalam forum
6
Tim penyusun, Profil PAKYM, (Solo: TP, 2014), hlm. 7.
9
riyadhus sholihin, bahasa arab, pidato, qiro’ah, tapak suci, tahfidz dan
Surakarta yang berasal dari berbagai daerah, rentang usia yang berbeda
B. Rumusan Masalah
Surakarta.
1. Tujuan Penelitian
Muhammadiyah Surakarta
2. Manfaat Penelitian
koleksi, data, dan realitas hasil riset tentang religiusitas santri panti
term dalam kajian pemikiran Islam yang ditekuni dalam program studi
yang di tempuh penulis saat ini. Jadi, kajian ini adalah kajian
Muhammadiyah Surakarta.
00
D. Tinjauan Pustaka
akan fokus pada kadar atau tingkat religiusitas santri PAKYM Surakarta.
7
Yayah Kisbiyah, Hubungan Religiusitas dengan Kebermaknaan Hidup pada
Mahasiswa Beragama Islam Fakultas Isipol Universitas Gajah Mada, ( Thesis, tidak terbit,
1992), hlm. 89.
8
Khusnawati Mukaromah, (Skripsi, tidak terbit, 2005) hlm. 67
02
pernikahan, kontrol sikap dan perilaku serta empati. Penelitian yang akan
9
Sakinah Rosyidah, Hubungan Religiusitas Dengan Kebermaknaan Hidup Pada
Anak Yatim Panti Asuhan Mardhatillah, (Skripsi Tidak terbit, 2008), hlm. 74.
10
Ismawati, Hubungan Religiusitas Dengan Kebermaknaan Hidup Pada Santriwati
Pondok Pesantren Wali Songo Desa Wado Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora,
(Skripsi, Tidak Terbit, 2012), hlm. 69.
03
Surakarta.
E. Kerangka Teoritik
dien adalah agama tetapi bukan berarti ad dien dapat diartikan tidak kacau
yang menggunakan ad dien disamakan dengan agama hal itu hanya untuk
Oleh karena itu, prinsip dan misi agama pada hakekatnya adalah
balasan amal di akhirat (Surga dan Neraka menurut agama Islam atau
dengan eksistensi yang transendent dan sudah barang tentu sangat abstrak
dan cenderung tidak dapat dijelaskan realitasnya baik dari segi dogmatik
tidak hanya masuk pada benda tertentu, melainkan masuk juga pada
05
penundukkan kekuatan gaib berupa praktek mistik dan magic dan masih
Religi atau ritus dalam agama tertentu tidak akan mungkin ada jika
konsep atau aturan agamanya tidak ada. Pada buku An English Reader‟s
11
Taufiq Adnan Amal, Islam dan Tantangan Modernitas (Bandung: Mizan, 1989),
hlm. 173
06
tertentu). Maka Religion dalam pandangan seperti ini hanya memuat dua
unsur yaitu :
ternyata untuk membuat sesuatu itu menjadi agama hanya diperlukan dua
Sebab tidak jarang kita menemukan sekte atau aliran yang hampir
mencelakakan pemeluknya12.
12
John L. Esposito, Ancaman Islam; mitos atau realitas ?,(Bandung: Mizan, 1994),
hlm. 221
07
nilai atau ajaran agama tersebut. Semakin sejahtera, damai dan tentram,
terhadap ajaran agama demikian juga semakin keras, kasar, tidak adanya
gersang dan tidak nampak prilaku keagamaan dalam hidup mereka, boleh
jadi sampai pada satu asumsi bahwa agama tidak dibutuhkan oleh
mereka.13
Qur’an, karena kata tersebut adalah kesatuan tentang ajaran agama Islam.
Kajian ilmu keIslaman pada masa salaf, semua jenis ilmu agama yang
13
Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung : PT Al Ma'arif, 1989), Hlm. 176
08
Taubah :122.
dien itu sendiri menjadi rumah besar bagi rujukan dan keabsahan
Hajj : 78)
(begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi
saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas
segenap manusia, Maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah
zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah saw.. Dia adalah
Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik-
baik penolong. (QS Al Hajj: 78)14
Artinya :
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah saw.-lah agama yang bersih
(dari syirik). dan orang-orang yang mengambil pelindung selain
Allah saw. (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan
supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah saw. dengan
sedekat- dekatnya". Sesungguhnya Allah saw. akan memutuskan
di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya.
Sesungguhnya Allah saw. tidak menunjuki orang-orang yang
pendusta dan sangat ingkar.(QS. Az Zumar: 3)15
Hari kiamat atau hari Agama atau hari pembalasan (Al Fatihah : 4,
Ash Shoffaat : 20, Ash Shod : 78; Adz Dzaariat : 13; al Waaqiah :
56; al Mudatsir : 46; Al Ma’arij : 26; al Infithar : 9, 10 dan 17 dan
Al Muthoffifin : 11).
Artinya :
yang menguasai di hari Pembalasan (QS.Al Fatihah: 4)16
14
Depag, Al-Qur’an Terjemah (Semarang: Toha Putra,1977), hlm.283
15
Depag, Al-Qur’an Terjemah (Semarang: Toha Putra,1977), hlm. 893
16
Depag, Al-Qur’an Terjemah (Semarang: Toha Putra,1977), hlm. 3
21
erat, Allah saw. dengan sifat rahman dan rahim-Nya menurunkan aturan-
yang maksimal dari manusia itu sendiri agar terwujud sisi ideal moral
mau beriman atau tidak (QS. Al Kahfi : 29), juga tidak ada paksaan
dalam agama, karena telah nyata perbedaan antara jalan kebenaran dan
hamba-Nya yang ikhlas dan patuh pada saat hari pembalasan amal yaitu
diatas, yaitu :
segala bentuk hukum dari agama itu bersumber dari Allah saw., Nabi
orang yang hilang kesadarannya baik karena gila, tidur atau lupa,
tinjauan sebab, akibat dan solusinya dengan dasar ilmu yang realible,
lainnya. Secara akal dia tahu bahwa zina itu haram karena sejelek-
hidup di akhirat. Artinya bahwa akal yang benar akan membawa pada
pilihan yang benar terhadap apa yang diberikan oleh Allah saw. swt.,
23
benda, melain kan adanya kelapangan hati”. Oleh sebab itu, agama
dan Hadid : 20), oleh sebab itu kekayaan yang paling sempurna
Adz Dzariat : 56) dan sebagai Kholifah (QS. Al Baqoroh : 30) yang
Harta benda dan anak istrinya yang dulu dibanggakan, sudah tidak
24
Dzat yang Maha Kuasa (QS. Al Baqoroh : 48, 123 dan 281)17
dalam beberapa ayat al Qur’an, misalnya QS. Al Baqoroh : 130 dan 135.
Secara subtantif kata “millah” memiliki arti sebagai “jalan atau gaya
Oleh sebab itu keluasan cakupan millah tidak dapat melebihi cakupan ad
dan kesemuanya dikaitkan dengan cara dan gaya hidup Nabi Ibrahim /
( ملة ابراهيمQS. Al Baqoroh :130 dan 135, Ali Imron : 95, An Nisa’ : 125,
Al A’am : 162, Yusuf : 37-38, An Nahl : 123, Al Haji : 78 dan Shad : 7).
tauhid yang dibawa oleh semua Nabi dan Rasul Allah saw.
17
Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung : PT Al Ma'arif, 1989), Hlm.227
25
orang menyebut orang yang beragama itu seharusnya orang yang religius.
hadir ( terasa) dalam pikiran dan dapat diuji melalui introspeksi, atau
18
Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), hlm. 14
26
berbagai macam ekspresi simbolik dan respon terhadap segala nilai yang
tidak terbatas bagi manusia19. Definisi ini terlalu umum sehingga perlu
adalah teori Charles Glok dan Rodney Stark. Teori ini mengukur
tidak bisa dinilai dari satu dimensi saja, tetapi dari berbagai dimensi.
19
Irvin Faria, Peter R. Cavanagh, The physiology and biomechanics of cycling,
(University of California: Wiley, 1978), hlm.20
20
http://zabalahque.blogspot.co.id/2010/05/dimensi-dimensi-agama_20.html
diakses sabtu, 30-01-16.
27
yang kuat.
Artinya :
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
saw. ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah saw. Maha mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS: Al-Hujurat
: 13)21
21
Depag, Al-Qur’an Terjemah (Semarang: Toha Putra,1977), hlm.517
28
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah
saw. dan RasulNya dan kepada KitabNya yang diturunkan kepada
rasulNYa serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa
ingkar terhadap Allah saw., malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya,
rasul-rasulNyamaka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh”
(QS.An-Nisa:136)22
saw. Swt.
22
Depag, Al-Qur‟an Terjemah (Semarang: Toha Putra,1977), hlm. 100
29
ilmu semacam ini adalah ilmu hadis dan tafsir. Tentu yang dimaksud
oleh al-Ghazali di sini adalah genre tafsir yang dikenal dengan tafsir
Contoh ilmu semacam ini antara lain adalah ushul fiqh, yakni ilmu
agama yang bersifat umum. Ilmu ushul fiqh disebut sebagai ilmu
wahyu atau tradisi tidak merupakan sumber utama. Baik wahyu dan
akal bekerja secara bersama-sama. Karena itu, ushul fiqh adalah ilmu
23
Fazlur Rahman, Al Qur‟an Sumber Ilmu Pengetahuan, (Jakarta, Rineka Cipta cet 2
1992) terjemahan Arifin hal 19.
31
yang statusnya lebih tinggi dan mulia ketimbang ilmu hadis atau
tafsir.
bagian, yaitu :
emotional)
24
Ancok &Suroso, Psikologi Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 86.
30
Dimensi legal etis menyangkut tata tertib hidup dalam agama, norma dan
Artinya :
iman adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan
mengamalkan dengan perbuatan. Membenarkan bahwa Allah saw. Swt
benar-benar ada dengan sifat-sifat rububiyah, uluhiyah dan asma wa
shifahnya, beribadah hanya kepadaNya semata, yang dengannya hati
menjadi tenang hingga nampak pada perbuatan seseorang yang
menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
32
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
laku serta keadaan hidup pada umumnya. Selain itu, psikologi agama
25
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Jilid II. ( Yogyakarta: Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, 1987), hlm.136
26
Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hlm. 11.
33
a. Metode Angket
27
S.Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
1998), hlm. 229.
28
S.Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
1998), hlm. 229
34
tanda checklist29.
29
Dr. Riduwan, M.B.A. Metode dan Teknik Menyusun Tesis (Bandung: Alfabeta
2013) hal.99-102
35
infaq.
c. Metode Dekumentasi
30
S.Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
1998), hlm. 146
31
S.Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
1998), hlm. 148.
36
bentuk yang lebih sederhana dan mudah dibaca dan diinterpretasi 33.
tiap santri kaitanya dengan data yang diperoleh dari santri yang
G. Sistematika Pembahasan
34
Bakker, anton. 1986. Metode-metode filsafat.(jakarta: ghalia 1986), hlm. 17
35
Winarno surakhman, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1994),
hlm. 140
38
penelitian. Bab kedua (BAB II) berisi kajian teori tentang kadar
berisi analisis data kadar religiusitas santri Panti Asuhan Keluarga Yatim