Anda di halaman 1dari 17

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR ARUS

BOLAK - BALIK (AC)

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1

1. RAHMAT JAYADI 14.03.0.018


2. ZULFIKAR KHOTAMI 14.03.0.024
3. LINGGOM MARPAUNG 15.03.0.007
4. TAUFIK SELFA RAMADHAN 15.03.0.025
5. MUSI SAMTARA JAGUR S 14.03.0.025

TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN

BATAM

Sistem Proteksi| Kelompok 1 1


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... 1

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 5

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 5

1.3 Batasan Masalah.............................................................................................. 6

1.4 Tujuan ............................................................................................................. 6

1.5 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 6

BAB II TEORI DASAR

2.1 Generator Arus Bolak Balik (AC)................................................................... 8


2.2 Sistem Proteksi ................................................................................................ 9

BAB III PEMBAHASAN

3.1Generator AC ................................................................................................... 11
3.2Proteksi Generator ............................................................................................ 11
3.2.1 Proteksi Pada Hubung Singkat (Short Circuit) ............................................ 12
3.2.2Proteksi Pada Kenaikan Temperatur (overheating) ...................................... 12

Sistem Proteksi| Kelompok 1 2


3.2.3Proteksi Pada Beban Lebih (OverLoad) ....................................................... 12
3.2.4 Proteksi Pada Tengangan Lebih (OverVoltage) .......................................... 13
3.2.5Proteksi Pada Kehilangan Medan Penguat (Loss of Field ) .......................... 13
3.2.6Proteksi pada Daya Balik (Motoring) ........................................................... 14
3.2.7Proteksi pada Out of step .............................................................................. 14

BAB IV KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

Sistem Proteksi| Kelompok 1 3


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.Penyusunan makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata pelajaran elektro tentang Sistem Proteksi Selain itu
tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang
pengetahuan mengenaiSistem Proteksi pada Generator Arus Bolak Balik
.Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak M. Irsyam, S.T., M.Si,
selaku Dosen pengampu mata Sistem Proteksi yang telah membimbing penyusun
agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya penyusun menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari


kesempurnaan.Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penyusun
menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih
baik.Untuk itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih dan semoga makalah
ini bermanfaat bagi para pembaca.

Batam, 2 April 2019

Kelompok 1

Sistem Proteksi| Kelompok 1 4


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik sangat berguna baik dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga
ataupun kebutuhan dunia industri. Kebutuhan listrik dari tahun ke tahun
semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Maka
dibangunlah pembangkit-pembangkit energi listrik sehingga terpenuhi
kebutuhan listrik dalam negeri. Tentu saja pembangkit listrik mempunyai
peran yang sangat besar pada semua sektor kehidupan masyarakat sehingga
keberadaannya menjadi sangat penting.Adanya gangguan pada suatu sistem
pembangkit dapat mengganggu operasi dari sistem pembangkit tersebut
yang dapat membahayakan bagian-bagian penting didalamnya karena dapat
mengakibatkan kerusakan dan penurunan umur pembangkit.
Dalam suatu generator pada pusat pembangkit tentu dilengakapi dengan
alat proteksi supaya bisa terhindar dari gangguan yang tidak diinginkan,
supaya beban yang diterima pada sisi konsumen bisa sampai dengan baik
maka perlu pada generator dipasang alat alat pengaman atau alat proteksi
seperti FUSE, RELAY, MCCB dan banyak lagi alat pengaman pada sistem
generator.Mengingat akan fatalnya akibat dari apabila terjadi gangguan pada
generator ,tentu untuk pemasangan alat alat proteksi perlu diperhitungkan
secara detil dan sangat teliti.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja gangguan pada generator ?


2. Apa saja sistem proteksi yang harus digunakan

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari makalah ini antara lain :

Sistem Proteksi| Kelompok 1 5


1. Menjelaskan prinsip kerja generator Ac
2. Membahas tipe-tipe proteksi yang digunakan.

1.4 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuannya adalah :


1. Untuk mengetahui pengertian generator dan proteksi
2. Untuk mengetahui gangguan dan system proteksi yang akan digunakan

1.5 Sistematika Penulisan


Dalam menyusun laporan ini, penulis berusaha untuk memudahkan
dalam membaca serta memahami laporan yang dibuatnya kepada para
pembaca yaitu dengan menyediakan sistematika penulisan laporan. Antara
lain seperti berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan pembahasan, serta
sistematika penulisan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI


Menjelaskan teori-teori dasar tentang prinsip kerja

BAB III PEMBAHASAN


Menjelaskan sistem pembangkit listrik tenaga nuklir dan

BAB IV KESIMPULAN
Menarik kesimpulan dari semua data yang sudah
didapatkan dan memberikan saran untuk perbaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka ini berisi tentang sumber bacaan yang di gunakan


sebagai bahan acuan dalam penulisan karya ilmiah.

Sistem Proteksi| Kelompok 1 6


BAB II

DASAR TEORI

2.1 Generator

Generator adalah suatu alat yang dapat mengubah tenaga mekanik


menjadi energi listrik. Tenaga mekanik bisa berasal dari panas, air, uap,
dll. Energi listrik yang dihasilkan oleh generator bisa berupa Listrik AC
(listrik bolak-balik) maupun DC (listrik searah). Hal tersebut tegantung
dari konstruksi generator yang dipakai oleh pembangkit tenaga listrik.

Generator menggunakan prinsippercobaannya faraday yaitu memutar


magnet dalam kumparan atau sebaliknya, ketika magnet digerakkan dalam
kumparan maka terjadi perubahan fluks gaya magnet (perubahan arah
penyebaran medan magnet) di dalam kumparan dan menembus tegak lurus
terhadap kumparan sehingga menyebabkan beda potensial antara ujung-
ujung kumparan (yang menimbulkan gerak gaya listrik). syarat utama
harus ada perubahan fluks magnetik, jika tidak maka tidak akan timbul
listrik. cara mengubah fluks magnetik adalah menggerakkan magnet dalam
kumparan atau sebaliknya dengan energi dari sumber lain, seperti angin
dan air yang memutar baling-baling turbin untuk menggerakkan magnet
tersebut. jika suatu konduktor digerakkan memotong medan magnet akan
timbul beda tegangan di ujung-ujung konduktor tersebut.

Terdapat dua jenis generator, yaitu generator arus bolak-balik (AC) dan
generator arus searah (DC). Generator arus bolak-balik sering disebut juga
dengan alternator. Alat ini terdiri atas magnet dengan kutub berbentuk

Sistem Proteksi| Kelompok 1 7


cekung dan kumparan kawat yang dililitkan pada suatu armatur dan dapat
berputar dalam suatu medan magnet. Armatur berupa kumparan persegi
dengan lilitan mengitari sebuah inti besi lunak. Generator arus searah
sering disebut juga dengan dinamo. Alat ini terdiri atas magnet dan
kumparan kawat yang dililitkan pada suatu armatur dan dapat berputar
dalam suatu medan magnet. Perbedaannya dengan generator AC adalah
pada bagian komponen yang berhubungan dengan ujung kumparan yang
berputar. Dinamo menggunakan sebuah cincin belah atau disebut sebagai
komutator, sedangkan generator AC menggunakan dua buah slip ring.

2.2 Sistem Proteksi

proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada
peralatan-peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator,
transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi
sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung
singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan
lain-lain.

Tujuan dari sistem proteksi adalah sebagai berikut :


 Mengurangi kerusakan peralatan yang terganggu ,maupun
peralatan yang dilewati oleh arus gangguan.
 Mengisolir bagian sistem yang terganggu sekecil mungkin dan
secepat mungkin.
 Mencegah meluasnya gangguan.
Adapun fungsi dari sistem proteksi adalah sebagai berikut :
 Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal pada
bagian sistem yang diamankan
 Melepas bagian sistem yang terganggu , sehingga bagian
sistem yang lainnya masih dapat terus beroperasi .

Sistem Proteksi| Kelompok 1 8


Dalam aplikasinya, sistem proteksi terdiri dari beberapa peralatan
pendukung. Berikut ini adalah skema secara umum dari sistem proteksi
beserta peralatan pendukung yang digunakan.

o Relai pengaman sebagai elemen perasa / pengukur untuk mendeteksi


gangguan.
o Pemutus tenaga (pmt ) sebagai pemutus arus dalam sirkuit tenaga
untuk melepas bagian sistem yang terganggu.
o Trafo arus dan atau trafo tegangan mengubah besarnya arus dan atau
tegangan dari sirkuit primer ke sirkuit sekunder [ relai ].
o Batere / aki sebagai sumber tenaga untuk mentripkan pmt dan catu
daya untuk relai statik dan relai bantu.
o Wiring untuk menghubungkan komponen komponen proteksi sehingga
menjadi satu sistem.

Sistem Proteksi| Kelompok 1 9


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Generator AC

Pada generator generator AC yang tiga fasa apabila mengalami putus satu
fasa yaitu generator tersebut akan tetap bisa untuk mengalirkan arus maupun
voltase. Tetapi tidak akan bertahan dengan lama. Hal tersebut disebabkan karena
ketidakseimbangan saluran yang digunakan. Biasanya mengalirkan arus dan
voltase dengan menggunakan tiga saluran tetapi karena putus satu fasa maka
beban penyaluran ditanggung hanya dengan dua saluran. Dengan tidak
seimbangnya pada sistem akan dapat menimbulkan kenaikan arus tidak seimbang
oleh karena akan menimbulkan arus urutan fasa negatif. Arus urutan negatif akan
menyebabkan fluksi pada stator yang mempunyai kecepatan putaran sama dengan
kecepatan rotor tetapi arah putaran berlawanan. Dengan artian rotor berputar ke
kanan sedangkan fluksi stator karena arus urutan negatif maka berputar ke arah
sebaliknya. Hal tersebut akan menimbulkan arus pusar pada rotor maupun arus
pada kumparan. Dengan demikian akan mengakibatkan kumparan menjadi panas
karena beban yang ditanggung berlebihan. Apabila hal tersebut terjadi terus
menerus akan menyebabkan kerusakan pada alat. Oleh karena itu diperlukannya
suatu alat yang dapat memproteksi generator, agar apabila generator tiga fasa
putus satu fasa tidak bekerja terus menerus, melainkan alat proteksi tersebut cepat
mematikan generator untuk melindungi generator itu sendiri dan hal-hal yang
lainnya.

3.2 Proteksi Generator

Hal-hal yang yang menyebabkan perlu adanya proteksi pada


generator atau yang lebih di kenal dengan Gangguan dapat di kategorikan sebagai
berikut :

Sistem Proteksi| Kelompok 1 10


3.2.1 Proteksi Pada Hubung Singkat (Short Circuit)
Gangguan di luar Generator Adanya hubung pendek, mechanical
stress pada gulungan stator. Jika mechanical stress sudah terdapat pada
gulungan stator maka operasi selanjutnya akan memperparah kondisi
gulungan, kenaikan temperature walaupun perlahan- lahan selama 10 detik
akan menaikkantemperature ke kondisi yang membahayakan. Gangguan ini
dapat menimbulkan asimetri, vibrasi besar dan rotor menjadi overheating.
Untuk proteksi generator akibat gangguan ini di gunakan Overcurrent dan
Earth Fault Protection sebagai back up protection. Relay differensial
digunakan untuk mendeteksi perbedaan arus pada gulungan generator atau
trafo.

3.2.2 Proteksi Pada Kenaikan Temperatur (overheating)


Thermal Loading Pembebanan yang berlebih pada generator akan
mengakibatkan kenaikan temperatur gulungan stator (overheating) sampai
isolasi menjadi rusak, sehingga usia pemakaiannya menjadi lebih pendek.
Temperatur naik juga disebabkan oleh adanya kegagalan sistem pendingin.
Pada generator besar biasanya di pasang thermocouple pada slot stator dan
sistem pendingin.

3.2.3 Proteksi Pada Beban Lebih (OverLoad)


Kenaikan suhu disebabkan oleh karena pembebanan lebih pada
generator yang terlalu lama, ventilasi yang kurang sempurna atau karena
banyak kotoran yang menempel pada isolasi lilitan stator sehingga
menghambat pelepasan lilitan stator.Aliran minyak pelumas yang kurang
baik juga bisa menyebabkan suhu yang tinggi. Untuk mengamankan
generator terhadap masalah suhu yang tinggi,biasanya dipakai sebuah relai
arus lebih tunda waktu atau dipakai relay suhu yang pada tahap pertama
membunyikan alarm dan pada tahap berikutnya mentrip PMT generator.

Sistem Proteksi| Kelompok 1 11


3.2.4 Tengangan Lebih (OverVoltage)
Tegangan lebih yang dibangkitkan generator terutama disebabkan
oleh putaran lebih akibat pelepasan beban yang mendadak. Governor pada
generator mengatur kecepatan putaran agar putarannya tetap normal.
Namun, rentang waktu yang diperlukan cukup lama sehingga pada saat itu
terjadi tegangan lebih yang sangat membahayakan piranti-piranti
kelistrikan lainnya. Tegangan lebih ini akan merusakkan isolasi kumparan
generator akibat panas yang berlebihan. (Over Voltage Relay) Pengaman
tegangan lebih dianjurkan untuk diterapkan pada generator yang
digerakkan oleh tenaga air di mana permasalahan utamanya adalah
terjadinya kecepatan lebih (over speed) sebagai akibat terlepasnya beban
besar secara mendadak. Tegangan lebih dapat juga disebabkan oleh
kerusakan pada pengatur tegangan otomatis (AVR). Rele tegangan lebih
dapat dipasang dengan menyisipkan tahanan pada penguat atau pada
rangkaian medan generator untuk mengoperasikan alarm atau
menghentikan operasi mesin yang sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan.
Penggerak mula generator dapat mengalami kecepatan lebih
(overspeed) dalam keadaan kerja yang tidak normal, untuk itu maka
generator harus dilengkapi dengan pengaman kecepatan lebih. Alat ini
dapat digabungkan dengan sistem governor penggerak mula atau dapat
juga menggunakan sentrifugal device. Jika peralatan pengaman kecepatan
lebih mekanis tidak dipasang maka rele frekwensi harus digunakan. Pada
generator turbin kapasitas besar mempunyai pengaman kecepatan lebih
yang dapat mentripkan throtle valve jika kecepatan normal terlampaui
sekitar 10%. Sedangkan penggerak mula tenaga air kecepatan lebihnya
dapat mencapai sekitar 220% dari kecepatan normalnya.

Sistem Proteksi| Kelompok 1 12


3.2.5 Proteksi Pada Kehilangan Medan Penguat (Loss of Field )

Bilamana generator yang sedang dibebani medan penguatnya


hilang maka kopling magnit antara rotor dan stator menjadi lemah dan
putaran rotor akan mendahului medan magnit stator, sistem kehilangan
sinkronisasi. Bila keadaan ini dibiarkan berlangsung dapat membahayakan
operasi generator dan sistem. Generator akan bekerja sebagai generator
induksi, di mana akan timbul arus sirkulasi yang sangat besar pada
permukaan rotor, khususnya pada bagian ujung dan ini dapat
menimbulkan panas yang berbahaya pada daerah setempat dan pada ujung
lengkungan irisan alur metal. Tegangan induksi atau arus induksi akan
timbul pada lilitan medan yang tergantung pada apakah lilitan itu
terhubung singkat sempurna atau terbuka. Arus sirkulasi ini akan
menimbulkan panas dan dapat merusak rotor.
Untuk kehilangan medan penguat yang sempurna pada generator
besar yang tidak dilengkapi dengan pengatur tegangan otomatis dapat
menyebabkan penurunan tegangan sampai batas yang serius yang dicapai
tidak lebih dari 10 sampai 15 detik. Dan apabila generator tersebut
mewakili sebagian besar pembangkitan daya tegangan rendah yang serius
dapat dicapai dalam waktu kurang dari satu detik.
Pengaman kehilangan medan telah dikembangkan untuk dapat
melindungi generator terhadap kehilangan medan sebagian atau seluruhnya.
Untuk menghindari kesalahan pemutusan akibat adanya surja sesaat maka
perlu menerapkan penunda waktu yang mungkin ada pada rele itu sendiri atau
dengan memasang rele penunda waktu bantu. Jika pengaman kehilangan
medan dimaksudkan sebagai pengaman utama sistem dan generator, rele
tegangan kurang dapat diterapkan pada skema untuk mengendalikan
pemutusan, tetapi tidak mudah menentukan nilai penyetelan rele yang mampu
menjaga sistem dan generator terhadap kerusakan. Pengaman kehilangan
medan penguat dapat diterapkan apabila salah satu atau lebih keadaan berikut
ini terpenuhi.
o Jika generator tidak dilengkapi dengan pengatur tegangan otomatis.
o Salah satu generator yang dioperasikan paralel lebih besar dari lainnya.

Sistem Proteksi| Kelompok 1 13


o Generator mempunyai hubungan listrik yang mudah sekali terlepas.
Salah satu usaha yang dilakukan untuk mencegah pengaruh kehilangan
medan pada saat pemutus tenaga generator tertutup yaitu dengan memasang
sistem interlock. Dengan menggunakan interlock setiap pemutusan medan
penguat akan diikuti dengan pemutusan pemutus tenaga generator pada saat
pengoperasian.

3.2.6 Proteksi pada Daya Balik (Motoring)

Generator yang digerakkan oleh turbin uap apabila uapnya hilang,maka


generator bekerja sebagai motor induksi dimana mesin seharusnya mensuplai
tenaga. Dalam keadaan seperti ini generator menerima suplai tenaga listrik dari
sistem. Untuk mencegah kerusakan akibat gangguan ini maka generator harus
dilengkapi dengan rele daya arah yang peka. Fungsi dari rele ini diatur
sedemikian rupa misalnya dapat memberikan isyarat peringatan dini atau
memberikan isyarat pada rangkaian pemutus tenaga untuk melepaskan
generator terhadap sistem. Untuk generator yang digerakkan oleh mesin diesel
juga dapat menerapkan rele ini.

3.2.7 Proteksi pada Out of step

Suatu generator yang dioperasikan dapat mengalami out of step yang


merupakan permasalahan pokok yang dapat menyebabkan kerusakan poros
kopling atau pasangan stator. Dari gangguan gangguan dan proteksi generator
diatas ada juga gangguan generator dari luar. Generator umumnya
dihubungkan ke rel (busbar). Beban dipasok oleh saluran yang dihubungkan
ke rel. Gangguan kebanyakan ada di saluran yang mengambil daya dari rel.
Instalasi penghubung generator dengan rel umumnya jarang mengalami
gangguan. Karena rel dan saluran yang keluar dari rel sudah mempunyai
proteksi sendiri, maka proteksi generator terhadap gangguan luar cukup
dengan relay arus lebih dengan time delay yang relatif lama dan dengan
voltage restrain.

Sistem Proteksi| Kelompok 1 14


o Arus Hubung Singkat Generator turun sebagai fungsi waktu.
o Hal ini disebabkan oleh membesarnya arus stator yang melemahkan
medan magnit kutub (rotor) sehingga ggl dan tegangan jepit Generator
turun.
o Untuk menjamin kerjanya Relay sehubungan dengan menurunnya arus
hubung singkat Generator, diperlukan Voltage Restrain Coil.
o Mengingat karakteristik hubung singkat Generator yang demikian, pada
Generator besar dipakai juga Relay Impedansi.
Bila terjadi gangguan yang masih pada batas yang diizinkan biasanya
sistem hanya memberikan peringatan saja. Menentukan tindakan seperti yang
disebutkan di atas harus dilakukan secara cermat dan hati-hati, karena
kesalahan dalam menentukan dapat mempengaruhi tingkat pelayanan yang
baik.
 Memilih jenis rele yang sesuai dengan jenis gangguan yang mungkin
timbul.
 Mengkoordinasi penyetelan rele yang satu dengan yang lainnya
 Mempertimbangkan segi produksi, pemeliharaan generator dan
pemeliharaan peralatan pengamannya.
 Mengadakan tenaga-tenaga operator dan teknisi pemeliharaan yang
memadai
Apabila keempat faktor di atas dapat dipenuhi maka diharapkan
kelangsungan pengoperasian dapat berjalan dengan lancar.

Sistem Proteksi| Kelompok 1 15


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
. Proteksi digunakan untuk memisahkan bagian sistem yang terganggu
sehingga bagian sistem lainnya dapat terus beroperasi dan untuk menghindari
kerusakan yang lebih besar dengan cara sbb :
a. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya pada bagian
sistem yang diamankannya (fault detection ).
b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing ).
c. Memberitahu operator adanya gangguan dan lokasinya (announciation).
Sistem proteksi yang baik mampu mendeteksi gangguan dengan cepat dan
mampu menghindarkan peralatan dari kerusakan yang lebih besar.
Gangguan-gangguan yang terjadi pada generator listrik yaitu adanya
hubung pendek mechanical stress pada gulungan stator, overheating, unbalance
loading, gangguan belitan stator, gangguan belitan medan, kehilangan eksitasi dan
reverse power.

Sistem Proteksi| Kelompok 1 16


DAFTAR PUSTAKA

 http://electricdot.wordpress.com
 http://id.scribd.com.document.sistem proteksi pada generator.com
 https://dokumen.tips/documents/makalah-sistem-proteksi-generator-
568c8b2b730f9.html

Sistem Proteksi| Kelompok 1 17

Anda mungkin juga menyukai