TUGAS AKHIR
Oleh :
EKO WIBISONO
4211301059
TUGAS AKHIR
Oleh :
EKO WIBISONO
4211301059
ABSTRAK
Kemacetan lalu lintas merupakan salah satu permasalahan yang penting untuk
diselesaikan, hal ini kerap terjadi di kota-kota dengan tingkat jumlah penduduk yang padat.
Tidak hanya padat penduduk, namun padatnya kendaraan juga mengikuti pertumbuhan
jumlah penduduk. Sistem pengendalian yang efektif pada sistem lampu lalu lintas saat ini
sangat dibutuhkan. Dengan laju pertumbuhan alat transportasi tiap tahunnya, membuat kita
cenderung memilih untuk menghindari kemacetan, salah satu solusinya yaitu membuat
sistem lampu lalu lintas yang lebih efektif dalam memberi lamanya waktu lampu hijau
menyala. Seperti pada penelitian ini yaitu simulasi sistem lampu lalu lintas yang dibuat
menggunakan metode fuzzy logic untuk menghasilkan output berdasarkan hasil uji coba
lapangan ataupun perkiraan yang tepat, dengan merespon dua buah input, yaitu RTC (Real-
Time Clock) sebagai indikator waktu dan Inframerah sebagai indikator panjang antrian
kemacetan, kemudian hasil dari proses fuzifikasi kedua input tersebut akan menghasilkan
output berupa lama (delay) waktu penyalaan lampu hijau guna memberikan sistem lampu
lalu lintas yang adil. Hasil dari percobaan menunjukkan sistem ini sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai dalam mengefektifitaskan waktu penyalaan lampu lalu lintas berwarna
hijau dan membuat sistem penyalaan lampu lalu lintas menjadi lebih efisien dan optimal.
Kata kunci : PLC (Programmable Logic Controller), Traffic Light, Inframerah, RTC
(Real-Time Clock), Logika Fuzzy.
v
TRAFFIC LIGHT USING FUZZY LOGIC ON THE PLC
(PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)
ABSTRACT
The traffic congestion is one of the important problems to be solved, it is often the
case in cities with dense population levels. Not only densely populated, but the density of
the vehicle also followed the growth of population. An effective control system on the
traffic light system is urgently needed for now. With a growth rate of transportation every
year, make us tend to choose to avoid traffic jams, one of the solutions is to make a traffic
light system which more effective in giving amount of time the light turned green. Like this
research, that traffic light system created using fuzzy logic to generate an output based on
the results of field testing or estimate precisely, with responding two inputs, the RTC (Real-
Time Clock) as an indicator of the time and Infrared as a length indicator queue
congestion, then the results of the two inputs fuzzyfication will generate output ignition
delay on green light to give the fair traffic light system. The results of experiment showed
the system in accordance with objectives to be achieved in the effectiveness of ignition
traffic light system on green light and make the lighting more efficient and optimum.
Keyword : PLC (Programmable Logic Controller), Traffic Light, Infrared, Fuzzy Logic.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ Traffic Light
Menggunakan Logika Fuzzy Pada PLC (Programmable Logic Controller)”. Tugas Akhir
ini merupakan salah satu persyaratan akademis untuk menyelesaikan studi Diploma IV
Teknik Mekatronika di Politeknik Negeri Batam.
Saya sangat menyadari bahwa apa yang penulis lakukan dalam penyusunan buku
Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis akan menerima
kritik dan saran yang berguna dan membangun dalam menyempurnakan sistem ini dimasa
yang akan datang, semoga apa yang telah penulis lakukan ini dapat bermanfaat bagi semua
kalangan pembaca.
Dalam perencanaan dan pembuatan hingga selesainya tugas akhir ini, penulis tidak
terlepas dari pihak-pihak yang sangat membantu. Untuk itu semua penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Allah SWT atas semua limpahan rahmat dan karunia-Nya.
Ayah, Ibu, Adik dan seluruh keluarga tercinta yang memberikan dukungan materil, do’ a,
dan motivasi.
Bapak Dr. Priyono Eko Sanyoto selaku Direktur Politeknik Negeri Batam.
Bapak Dr. Budi Sugandi S.T., M.Eng., selaku Kepala Jurusan Teknik Elektro yang selalu
memberikan yang terbaik untuk kami.
Bapak Heru Wijanarko S.T., M.Sc., selaku Kepala Program Studi Teknik Mekatronika
yang selalu sabar dan setia membimbing, menemani dan memberi masukan-masukan
bagi penulis disetiap kesempatan.
Bapak Daniel Sutopo Pamungkas, Ph.D., selaku dosen Pembimbing yang selalu sabar dan
setia membimbing, menemani dan memberi masukan-masukan bagi penulis disetiap
kesempatan, serta senantiasa mengarahkan dalam penulisan buku untuk menjadi
lebih baik.
Bapak Kamarudin, S.T., M.T., selaku dosen Penguji 1 yang telah membantu serta memberi
masukan kepada penulis dalam merevisi Tugas Akhir.
Bapak Eko Rudiawan Jamzuri, S.ST., selaku dosen Penguji 2 yang telah membantu dan
merevisi dalam segi penulisan Tugas Akhir.
Bapak Ridwan, S.ST., selaku dosen wali penulis yang selalu memberikan informasi dan
menasehati penulis selama proses perkuliahan.
vii
Bapak Diono, S.Tr.T., selaku pembimbing dan pemberi solusi dalam pengerjaan Proyek
Tugas Akhir.
Seluruh Dosen Pengajar dan Karyawan(i) Teknik Elektro Politeknik Negeri Batam yang
telah mengajar penulis selama ini.
Teman-teman seperjuangan Teknik Mekatronika 2013 atas kebersamaan dan solidaritasnya.
Seluruh Alumni dan Mahasiswa Politeknik Negeri Batam.
Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Semoga amal dan ibadah diterima disisi Allah SWT, atas bantuan moril maupun
spiritual demi terselesainya laporan Tugas Akhir ini. Penulis sadar masih banyak
kekurangan yang terdapat pada Laporan Tugas Akhir ini, oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun penulis harapkan dari semua kalangan. Akhirnya, kami berharap semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umunya dan penulis pada khususnya.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
4.1 Prosedur Pengambilan Data....................................................................................................23
4.2 Cara Analisa Data.......................................................................................................................23
4.3 Pengujian Sensor Infrared Pada Prototype.........................................................................24
4.4 Pengujian RTC (Real-Time Clock)........................................................................................24
4.5 Pengujian Penyalaan Lampu Lalu Lintas Pada Prototype.............................................25
4.6 Perbandingan Sistem Lampu Lalu Lintas...........................................................................25
4.7 Analisa...........................................................................................................................................27
4.7.1 Analisa Fuzzy 27
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................................30
5.1 Kesimpulan...................................................................................................................................30
5.2 Saran...............................................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................31
LAMPIRAN.......................................................................................................................................................32
BIOGRAFI PENULIS
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
Saat ini laju pertumbuhan alat transportasi terutama mobil dan motor di kota Batam
sangat pesat. Seiring dengan pertumbuhan tersebut, maka akan berimbas kepada kepadatan
lalu lintas kendaraan di jalan raya. Kepadatan kendaraan di masing-masing jalur pada suatu
persimpangan jalan sangat berbeda, sementara waktu penyalaan lampu lalu lintas saat ini
hanya berdasarkan real-time tertentu, misalnya pada waktu pagi, siang, sore dan malam.
Hal ini tidak begitu efektif, karena kemacetan yang terjadi tidak selalu tepat pada
jam-jam tertentu dan lamanya lampu lalu lintas menyala juga tidak mengurangi kemacetan
yang terjadi pada setiap persimpangan. Pada waktu tertentu, seperti waktu berangkat kerja,
istirahat, dan waktu pulang kerja tingkat kemacetan semakin meningkat, sehingga perlu
dilakukannya pengefektifan penyalaan lampu lalu lintas berwarna hijau supaya mengurangi
kemacetan, tidak hanya berdasarkan real-time tertentu, namun dilihat juga dari panjangnya
antrian saat lampu lalu lintas berwarna merah aktif pada suatu persimpangan.
Berdasarkan latar belakang kasus diatas dan dengan merujuk pada permasalahan
kepadatan lalu lintas, maka pada penelitian ini dirancang sebuah sistem kendali traffic light
berbasis logika fuzzy. Sistem ini menggunakan PLC (Programable Logic Controller)
dengan beberapa sensor sebagai parameter input dalam menentukan output lamanya waktu
lampu hijau menyala. Namun dikarenakan objek penelitian menyangkut fasilitas umum
dan tidak dapat dirubah tanpa perizinan yang resmi, maka objek penelitian akan
disimulasikan dalam bentuk prototype. Perancangan sistem dari prototype ini nantinya
diharapkan dapat diaplikasikan secara langsung agar membantu mengurangi tingkat
kemacetan dan mampu memberikan rasa adil dalam pengaplikasiannya terhadap pengguna
jalan raya.
1
1.3 Batasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan pembahasan tugas akhir ini, maka masalah yang ditangani
pada tugas akhir ini dibatasi hal berikut :
Sistem yang dirancang tidak menggunakan perangkat tambahan seperti Microcontroller
dan sebagainya.
Perancangan alat dalam bentuk prototype.
Sistem ini mengaktifkan hanya pada satu jalur, ketika satu simpang lampu lalu lintas
berwarna hijau, maka simpang yang lain akan berwarna merah.
Tiap persimpangan hanya mengaktifkan 3 lampu, yaitu merah, kuning, dan hijau. Tidak
termasuk lampu pejalan kaki.
Tidak membahas gangguan pada sensor yang disebabkan oleh faktor kesengajaan.
Guna memahami lebih jelas laporan tugas akhir ini, maka materi dibagi menjadi
beberapa bab dan sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB 1 : Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
batasalan masalah, tujuan dan manfaat, serta sistematika penulisan.
BAB 2 : Dasar Teori, berisikan teori yang diambil dari konsep dasar informasi penelitian
dan definisi lainnya yang berkaitan dengan sistem yang dibahas.
BAB 3 : Perencanaan Sistem, berisi alat-alat yang digunakan, langkah-langkah pengujian,
dan pengambilan data.
BAB 4 : Hasil dan Analisa, menjelaskan tentang hasil yang telah didapatkan dari
pengujian-pengujian yang dilakukan secara keseluruhan serta menganalisanya.
BAB 5 : Kesimpulan dan Saran, bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran yang berkaitan
dengan analisa sistem yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.
2
BAB 2
DASAR TEORI
Pada dasarnya PLC adalah komponen elektronika yang menggantikan fungsi dari
beberapa relay dengan kemampuan yang lebih luas dibanding dengan relay itu sendiri.
Dengan kemampuan yang luas itu PLC dikembangkan sehingga dapat melakukan operasi
aritmatik (perhitungan), konversi (perubahan) analog to digital dan sebaliknya,
membandingkan data dan menyelesaikan fungsi yang kompleks. PLC memiliki bahasa
pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah
dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan
3
sudah dimasukkan kedalam memori PLC tersebut. Secara umum fungsi PLC adalah
sebagai berikut :
Sekuensial Control
PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk
keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar
semua step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang
tepat.
Monitoring Plant
PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem dan mengambil
tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai
sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator [1].
Dalam pemrograman PLC, terdapat berberapa metode pemrograman yang dilakukan
oleh PLC agar dapat beroperasi. Metode yang umum digunakan antara lain metode
pemrograman dengan diagram logika tangga (ladder diagram), mneumonic (statement list),
dan diagram fungsi blok (function block diagram). Adanya pilihan metode tersebut
dimaksudkan agar pengguna bisa membuat program dengan mudah sesuai dengan keahlian
atau metode pemrograman yang disukainya. Berdasarkan Standar Internasional IEC-
61131-3 bahasa pemrograman PLC ada 5 macam, yaitu :
Ladder Diagram
Pemrograman ini merupakan salah satu metode yang sangat umum digunakan.
Metode ini praktis dan cukup mudah dimengerti. Diagram ini sendiri terdiri atas dua
buah garis vertikal yang melambangkan daya. Komponen-komponen rangkaian
kemudian disambungkan sebagai garis-garis horizontal yang merupakan anak tangga.
Komponen yang dimaksud ditempatkan diantara kedua garis vertikal.
Function Block Diagram / Function Plan
Bahasa pemrograman ini menitikberatkan pada hubungan antara variabel input
dengan output berupa gambar blok - blok diagram dan dalam blok - blok tersebut
terdapat fungsi - fungsi tertentu.
Structure Text
Bahasa pemrograman ini termasuk high level language dimana biasa
digunakan untuk berberapa prosedur yang kompleks menggunakan bahasa baku
untuk menyatakan kondisi dari step yang berbeda. Bahasa yang digunakan mirip
dengan bahasa pemrograman pascal.
Mnemoic / Statement List
4
Bahasa pemrograman ini termasuk low level language, dimana pemrograman
ini menggunakan statement variabel (huruf) sebagai input dan sangat efektif untuk
aplikasi - aplikasi yang kecil dimana terdapat perintah - perintah yang sudah baku.
Sequential Function Chart
Bahasa pemrograman ini dibuat dengan sistem chart yang mempresentasikan
setiap step ke dalam hubungan - hubungan transisi. Didalam chartnya sudah terdapat
urutan langkah - langkah, transisi dan percabangan [2].
5
Lampu lalu lintas (Gambar 2.2) adalah suatu alat kendali (kontrol) dengan
menggunakan lampu yang terpasang pada persimpangan berupa warna merah, jingga, dan
hijau dengan tujuan untuk mengatur arus lalu lintas pada masing-masing persimpangan.
Pengaturan arus lalu lintas yang sudah ada pada saat ini untuk daerah Batam menggunakan
sistem kontrol PLC dan memanfaatkan timer RTC (Real-Time Clock) pada komponen PLC
sebagai acuan untuk mengatur delay penyalaan lampu. Dengan keadaan tersebut, seiring
pertumbuhan jumlah kendaraan sistem tersebut menjadi kurang efektif dalam mengatur
lalu lintas. Alasan/faktor tersebut menjadi bahan pertimbangan dalam merancang suatu
sistem Traffic Light menggunakan Fuzzy Logic pada PLC, dimana sistem ini akan
menambahkan sensor inframerah sebagai acuan untuk mengetahui panjang antrian
kemacetan lalu lintas pada masing-masing persimpangan.
6
daerah fuzzy [4]. Untuk struktur dasar pengendalian fuzzy dapat dibuat seperti pada Gambar
2.3 sebagai berikut :
7
Pada logika klasik, nilai keanggotaan sebuah predikat∈ logika adalah 0 atau 1. Misalnya ∈untuk himpunan A = {x | x >
20}, predikat 2 A bernilai 0. Sedangkan untuk 21 A bernilai 1∈. Logika klasik bernilai absolut, artinya meskipun nilai x =
19.999999, predikat x A tetap bernilai 0. Berbeda dengan logika klasik, logika fuzzy
mempunyai derajat keanggotaan dengan rentang [0, 1]. Derajat keanggotaan ini
ditentukan dengan fungsi keanggotaan.
Operator fuzzy
Operator fuzzy terdiri dari operasi-operasi yang sama seperti himpunan tegas
atau crisp, mulai dari union (hubungan OR), intersection (hubungan AND),
komplemen, perkalian cartesian, dan selisih himpunan. Berikut definisi dari operator
untuk logika fuzzy :
1) Gabungan (union)
∪
A atau x B}
A B={x|x
µA µA(x) µB(x) = max (µA(x), µB(x))
B(x) =
∪ ∈ ∈
2) Irisan (intersection)
A ∩ B = { x | x A dan x B}
µA(x) µB(x) = min (µA(x), µB(x))
µA ∩ B(x) =
∈ ∈
3) Komplemen
A’ = { x | x ∈ A, x ∈ X }
µA’(x) = 1 - µ A(x)
Perkalian kartesian∈(cartesian∈product) A ∙ B = { (a, b) | a A dan b
B}
5) Selisih (difference)∈ ∈
A-B={x|x A dan x ≠ B } = A ∩ B’
Rule dan Implikasi
Implikasi merupakan cara untuk menyatakan rule. Misalkan diberikan
komposisi rule A dan rule B. maka Implikasi dinyatakan dalam : IF A THEN B
Keterangan :
A disebut antesenden.
B disebut konsekuen.
8
Implikasi ini digunakan untuk menentukan nilai linguistik dan nilai kuantitatif
dari B jika diberikan A. Bisa digunakan berbagai macam teknik, tapi untuk metode
Mamdani, yang digunakan adalah metode min (sama seperti AND) [5].
9
Komposisi Aturan
Pada metode Mamdani, komposisi antar fungsi implikasi menggunakan fungsi
MAX yaitu dengan cara mengambil nilai maksimum dari output aturan kemudian
menggabungkan daerah fuzzy dari masing-masing aturan dengan operator OR.
Penegasan (Defuzzyfikasi)
Input dari proses defuzzyfikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh
dari komposisi aturan fuzzy, sedangkan output yang dihasilkan merupakan suatu
bilangan tegas pada domain himpunan fuzzy tersebut. Sehingga jika diberikan suatu
himpunan fuzzy dalam range tertentu, maka harus dapat diambil suatu nilai crisp
tertentu sebagai output. Defuzzyfikasi yang digunakan dalam menentukan delay
penyalaan lampu hijau adalah dengan metode centroid. Pada metode ini, solusi crisp
diperoleh dengan cara mengambil titik pusat daerah fuzzy.
Inframerah ditemukan secara tidak sengaja oleh Sir William Herschell, astronom yang
berasal dari Kerajaan Inggris, ketika ia sedang mengadakan penelitian mencari bahan
penyaring optik yang akan digunakan untuk mengurangi kecerahan gambar matahari dalam
tata surya teleskop. Pada bidang komunikasi, sistem sensor inframerah menggunakan
1
0
inframerah sebagai media komunikasi untuk menghubungkan dua perangkat. Teknologi ini
banyak digunakan sebagai alat pengontrol jarak jauh, alarm keamanan, dan otomatisasi
pada sebuah sistem. Teknologi ini menggunakan LED inframerah yang bertindak sebagai
pemancar, yang juga telah dilengkapi dengan rangkaian untuk membangkitkan data yang
akan dikirimkan melalui sinar inframerah serta foto transistor yang bertindak sebagai
komponen penerima. Namun dalam hal ini inframerah akan digunakan sebagai pensaklaran
untuk mengendalikan lampu lalu lintas dalam mengatasi kemacetan.
Berdasarkan prinsip kerja dari sensor inframerah tersebut, maka dirancang sebuah
sisem kendali traffic light menggunakan sensor inframerah sebagai indikator panjang
antrian kendaraan pada setiap simpang. Sensor ini akan mendeteksi keberadaan kendaraan
bermotor baik roda dua maupun roda empat ketika pemancar terhalang oleh objek yang di
deteksi, sehingga sensor akan mengirim sinyal keluaran kepada PLC berupa input digital
yang kemudian akan diproses oleh PLC untuk menghasilkan nilai perbandingan antara
sensor inframerah dan RTC pada PLC yang nantinya akan menjadi hasil keluaran pada
delay penyalaan lampu lalu lintas berwarna hijau. Adapun spesifikasi dari Adjustable
Infrared Sensor tertera pada Lampiran 2.
11
BAB 3
PERANCANGAN SISTEM
1
2
Pada penelitian ini akan di buat sistem pengontrolan lampu lalu lintas dengan
Diagram Blok seperti pada Gambar 3.2 sebagai berikut :
Seperti yang terlihat pada diagram blok diatas, sensor inframerah dan RTC yang
telah ada pada PLC digunakan sebagai nilai input yang akan mengirim informasi berupa
data dan kemudian diteruskan ke PLC untuk diproses/dibandingkan menggunakan rule
evaluation dari metode logika fuzzy sehingga output berupa lama waktu penyalaan lampu
lalu lintas dapat diatur sesuai kondisi yang telah ditentukan.
Metode logika fuzzy yang akan digunakan yaitu dengan input berupa panjang
kemacetan dan indikasi waktu, serta output berupa lama penyalaan lampu hijau
berdasarkan hasil perbandingan dua input tersebut, maka dirancanglah sebuah desain
sistem pengontrolan lama waktu penyalaan lampu lalu lintas seperti pada Gambar 3.5
berikut :
1
3
Gambar 3.3 Diagram Blok Sistem Kontrol
Sistem pengontrolan tersebut akan mempengaruhi lama waktu penyalaan lampu hijau
pada lampu lalu lintas di persimpangan. Penyalaan lampu hijau akan lebih lama jika
panjang antrian lebih besar dari batas sensor dan berada pada waktu kemacetan terjadi.
Sedangkan penyalaan lampu hijau akan lebih cepat jika panjang antrian kurang dari batas
sensor dan dalam kondisi waktu yang tidak macet, seperti pada malam hari. Batas sensor
tiap persimpangan diberi jarak per 500 meter pada masing-masing jalur sebanyak tiga
sensor. Kondisi selebihnya tergantung pada nilai input yang diterima dan akan
menghasilkan nilai ouput (lama lampu hijau menyala) yang berbeda pula.
1
4
Dimana sumbu horizontal merupakan nilai input dari variabel panjang antrian
kendaraan, sedangkan sumbu vertikal merupakan tingkat keanggotaan dari nilai input.
Dengan fungsi keanggotaan adalah sebagai berikut :
−
; ≤ ≤
={ −
; ; ≤
− ≤
; ≤
;
= − ;; ≤ ≤
−−
= ; ; ;≤ ≤ ≤
≤
−
≤
={ ; ; ≤ ≤
Pada variabel waktu kemacetan didefinisikan enam himpunan fuzzy, yaitu Waktu 1,
Waktu 2, Waktu 3, Waktu 4, Waktu 5, dan Waktu 6. Untuk merepresentasikan variabel
waktu kemacetan digunakan bentuk kurva bahu kiri untuk himpunan fuzzy Waktu 1, bentuk
kurva segitiga untuk himpunan fuzzy Waktu 2 sampai dengan Waktu 5, dan bentuk kurva
bahu kanan untuk himpunan fuzzy Waktu 6.
1
5
Dimana sumbu horizontal merupakan nilai input dari variabel waktu kemacetan,
sedangkan sumbu vertikal merupakan tingkat keanggotaan dari nilai input. Dengan fungsi
keanggotaan adalah sebagai berikut : ; ≤ ≤
={
− ; ≤ ≤
;; ≤ ≤
−
; ≤ ≤
= 9− ; ≤ ≤ 9
; 9
; ≤
− ≤ 9
; ≤
= − ; 9≤ ≤
; ≤ 9
− 9 ≤
; 9≤
= − ; ; ≤ ≤
; ≤
− ≤
; ≤
= − ; ; ≤ ≤
−
; ≤
={ ;; ≤ ≤
1
6
hijau digunakan bentuk kurva tegak lurus/vertikal untuk himpunan fuzzy Sangat Cepat,
Cepat, Agak Cepat, Lama, Agak Lama, dan Sangat Lama.
Dimana sumbu horizontal merupakan nilai input dari variabel delay penyalaan lampu
hijau, sedangkan sumbu vertikal merupakan tingkat keanggotaan dari nilai input. Dengan
={ ; ≤ ≤
; ≤ ≤
={
; ≤ ≤
; ≤ ≤
={
; ≤ ≤
; ≤ ≤
={
; ≤ ≤
; ≤ ≤
={
; ≤ ≤
={
; ≤ ≤
; ≤ ≤
Fungsi keanggotaan tersebut menjelaskan tentang suatu himpunan untuk tiap-tiap
input dan output sesuai dengan ketentuan yang kita buat. Dijelaskan bahwa membership
function untuk jarak memiliki empat keanggotaan , yaitu N (Normal), KP (Kurang Padat),
P (Padat), dan SP (Sangat Padat), sedangkan untuk waktu memiliki enam keanggotaan
dalam bentuk segitiga, yaitu Waktu 1, Waktu 2, Waktu 3, Waktu 4, Waktu 5 dan Waktu 6.
Dari kedua parameter input tersebut, output yang dihasilkan berupa delay lampu hijau
menyala, sesuai dengan fungsi keanggotaan output. Lebar atau pusat fungsi keanggotaan
dapat diubah sesuai dengan kondisi dari traffic light.
1
7
Setelah pembentukan fungsi keanggotaan pada masing-masing variabel, input yang
berupa nilai crisp akan diubah ke dalam fuzzy input yaitu dengan menentukan derajat
keanggotaan nilai input pada sebuah himpunan fuzzy, proses ini disebut fuzzyfikasi.
1 2 3 4 5 6
N SC SC SC SC SC SC
SENSO
R KP AC C AC AC C AC
P C AL L L AL L
SP L SL AL AL SL AL
Dari tabel diatas, bentuk dari rule yang akan dirancang adalah : IF (Anteseden1)
AND (Anteseden2) THEN (Konsekuen). Sehingga dari tabel tersebut dapat dibuat dua
puluh empat rule atau aturan fuzzy yang nanti akan digunakan dalam proses inferensi
sebagai berikut :
Rule 1 : IF (Waktu 1 AND Normal) THEN (Status Penyalaan Lampu Hijau adalah
Sangat Cepat).
Rule 2 : IF (Waktu 1 AND Kurang Padat) THEN (Status Penyalaan Lampu Hijau
adalah Agak Cepat).
Rule 3 : IF (Waktu 1 AND Padat) THEN (Status Penyalaan Lampu Hijau adalah
Cepat).
Rule 4 : IF (Waktu 1 AND Sangat Padat) THEN (Status Penyalaan Lampu Hijau
adalah Lama), dan seterusnya hingga Rule 24.
1
8
Dari rules yang telah didapatkan, maka selanjutnya menentukan predikat masing-
masing rules dengan menggunakan metode Implikasi, yaitu pengambilan keputusan /
konsekuen berdasarkan nilai minimum (MIN) antara proposisi anteseden dengan
=
= min( , )
Setelah didapat dua puluh empat rule tersebut beserta predikat masing-masing
konsekuen, maka dibuatlah rangkaian flowchart sistem kerja pada empat jalur lalu lintas
seperti yang terlihat pada Gambar 3.6 berikut :
Dari sitem kerja diatas, ketika satu jalur telah selesai mengeksekusi perintah secara
sekuensial, maka akan dilanjutkan ke jalur berikutnya sesuai urutan. Dalam proses
kerjanya RTC akan berfungsi sebagai pembanding waktu kemacetan dan Infrared Sensor
1
9
akan menjadi alat pembatas panjang antrian kemacetan yang kemudian akan menghasilkan
keluaran berupa lama penyalaan lampu hijau.
2
0
Gambar 3.8 Rangkaian Elektrikal (Wiring Diagram)
Dalam penelitian kali ini, berikut alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan
mekanik, alat merupakan peralatan pendukung selama proses pengerjaan mekanik,
sementara bahan merupakan material dan komponen yang kita gunakan :
PLC (Programmable Logic Controller)
Berfungsi sebagai pengontrol sekuensial pada sistem yang akan dibuat.
RTC (Real-time Clock)
Berfungsi untuk menyimpan data berupa waktu ataupun tanggal, sesuai
pengaturan yang kita inginkan.
IR Sensor (Infrared)
Berfungsi sebagai pembatas panjang antrian kendaraan ketika sedang berhenti
di persimpangan traffic light.
21
LED
Berfungsi sebagai indikator output berupa lampu berwarna merah, kuning dan
hijau.
Penutup Kabel (Cable Duck)
Berfungsi sebagai alat pelindung kabel agar tersusun rapi dan tidak berantakan.
Kabel
Berfungsi sebagai penghubung jalur kelistrikan antara satu komponen dengan
komponen lainnya.
Akrilik / Acrilic
Berfungsi sebagai papan simulator ataupun papan induk peletakan komponen,
seperti PLC dan komponen pendukung lainnya.
Power Supply
Berfungsi sebagai sumber listrik untuk mengaktifkan sistem mekanik yang
telah dibuat.
Obeng (-/+)
Berfungsi sebagai pemasang dan pelepas baut atau mur.
Bor (Drill)
Berfungsi untuk melubangi papan induk atau akrilik.
Multimeter
Berfungsi untuk mengukur tegangan maupun arus, serta menguji rangkaian
elektrikal mekanik.
2
2
BAB 4
HASIL DAN ANALISA
2
3
4.3 Pengujian Sensor Infrared Pada Prototype
Pada proses pengamatan panjang antrian saat kemacetan terjadi, untuk memastikan
bahwa sensor berfungsi sebagaimana mestinya, maka didapatkanlah hasil pengujian sensor
infrared pada masing-masing persimpangan seperti pada Tabel 4.1 berikut :
Data tersebut hanya sebagai indikasi dari 4 keadaan lalu lintas, yaitu Normal, Kurang
Padat, Padat, dan Sangat Padat. Kondisi Normal dikategorikan ketika tidak adanya
kendaraan yang terdeteksi sensor, Kondisi Kurang Padat yaitu ketika Sensor 1 aktif,
Kondisi Padat yaitu ketika Sensor 1 dan Sensor 2 aktif, serta Kondisi Sangat Padat yaitu
ketika Sensor 1, Sensor 2 dan Sensor 3 aktif. Sensor hanya berfungsi ketika lampu lalu
lintas berwarna merah.
24
4.5 Pengujian Penyalaan Lampu Lalu Lintas Pada Prototype
Penyalaan lampu lalu lintas harus sesuai dengan kondisi yang telah ditetapkan
melalui metode Fuzzy Logic berdasarkan nilai kedua input untuk menghasilkan output
yang berbeda sesuai aturan fuzzy yang telah dibuat, berikut Tabel 4.3 merupakan hasil
pengujian yang dilakukan untuk mengontrol lampu lalu lintas berwarna hijau :
Gambar dari hasil pengujian prototype menunjukkan bahwa pengontrolan lampu lalu
lintas berjalan sesuai basis aturan fuzzy (Rule Evaluation Fuzzy) yang telah ditetapkan.
25
panjang antrian kemacetan, berikut Tabel 4.4 merupakan perbandingan real-time clock
terhadap delay penyalaan lampu lalu lintas berwarna hijau :
Dari Tabel 4.4 diatas dapat kita perhatikan bahwa terdapat perbedaan antara sistem
lampu lalu lintas yang tidak menggunakan fuzzy logic dengan sistem lampu lalu lintas
yang menggunakan fuzzy logic, yaitu pada panjang antrian kendaraan dan juga delay
penyalaan lampu hijau, tanpa menggunakan fuzzy panjang antrian tidak disesuaikan
terhadap delay penyalaan lampu hijau dikarenakan fokus terhadap Real-Time Clock tanpa
memperhatikan panjang antrian kendaraan, sehingga seberapapun panjang antriannya delay
lampu hijau akan tetap sama menyesuaikan waktu RTC. Sedangkan dengan menggunakan
fuzzy, delay penyalaan lampu hijau akan disesuaikan berdasarkan waktu RTC dan panjang
antrian kendaraan, sehingga pemanfaatan waktu dalam pertukaran lampu hijau pada tiap
simpang dapat dioptimalkan dan menjadi lebih efektif.
2
6
4.7 Analisa
Dari pengujian yang sudah dilakukan dapat dianalisa bahwa sistem pengontrolan
lampu lalu lintas menggunakan metode fuzzy lebih efektif dibandingkan dengan system
yang sudah ada saat ini terutama di kota Batam, hal ini dikarenakan pemanfaatan waktu
pada saat lampu hijau dapat disesuaikan dengan panjang antrian kemacetan, sehingga
pembagian waktu pada masing-masing persimpangan menjadi cukup adil. Pemanfaatan
waktu ini dipergunakan supaya ketika salah satu simpang mengalami kekosongan antrian
kemacetan pada saat lampu hijau, waktu tersebut dapat digunakan untuk mengaktifkan
lampu hijau pada persimpangan yang lain, sehingga lebih efektif dalam mengatasi
kemacetan.
Selain itu, secara pemrograman hasil keluaran sesuai dengan aturan yang telah
dibuat, dimana sistem kerjanya menggunakan logika AND (output aktif ketika kedua input
aktif) dengan merujuk pada metode Squential Control dan Fuzzy Logic pada perangkat
PLC untuk menghasilkan beberapa keluaran yang berbeda berdasarkan kondisi tertentu.
Kondisi Real-Time − = − = ,
[ ]
Clock linear turun ,
[ ] = = ,
− −
=
− 9−
linear naik ,
Proses Implikasi
Implikasi dilakukan untuk mendapatkan hasil keputusan dengan membandingkan
nilai himpunan fuzzy kedua input sesuai dengan tabel dari aturan-aturan yang telah dibuat
menggunakan operator AND.
2
7
Real-Time Clock
Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3 Waktu 4 Waktu 5 Waktu 6
(0.33) (0.66)
Normal SC SC SC SC SC SC
Sensor
Infrared K_Padat AC C (0.26) AC AC C AC
(0.26) (0.26)
Padat C (0.33) AL (0.66) L L AL L
(0.74)
S_Padat L SL AL AL SL AL
=
.
= ,. = .
=
. ,. = .
=
. , . = .
=
. , . = .
Komposisi Aturan
Komposisi aturan merupakan kesimpulan secara keseluruhan dengan mengambil
tingkat keanggotaan maksimum dari tiap konsekuen aplikasi fungsi implikasi dan
menggabungkan dari semua kesimpulan masing-masing aturan, sehingga didapat daerah
=
=
Sehingga didapat
= {. , .
fungsi keanggotaan daerah solusi sebagi berikut :
. ; ≤ ≤
={. ; ≤ ≤
. ; ≤ ≤
28
d) Penegasan (Defuzzyfikasi) . + . + . + .
∑
= =
∑ . + . + . + .
.
= . = .9
2
9
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian serta analisa yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Prototype lampu lalu lintas menggunakan metode fuzzy logic dapat mengurangi kemacetan
dengan memanfaatkan waktu penyalaan pada lampu berwarna hijau yang disesuaikan
oleh panjang antrian kendaraan dan rentang waktu terjadinya kemacetan.
Kondisi penyalaan lampu lalu lintas sesuai dengan kontrol dari PLC yang telah dirancang
menggunakan logika fuzzy. Serta penulisan pemrograman pada PLC menggunakan
operator AND berdasarkan dua parameter input yaitu RTC dan Infrared Sensor.
5.2 Saran
Untuk penelitian sistem lebih lanjut kedepannya perlu ditambahkan beberapa saran
sebagai berikut :
Menambahkan perangkat monitoring seperti HMI (Human Machine Interface) supaya jika
terjadi error ataupun masalah pada sistem dapat diketahui dan ditangani dengan
segera.
Menambahkan sebuah sistem Busway Priority atau Ambulance Priority menggunakan
perangkat tambahan, seperti Arduino, CCTV, dan sebagainya, yang dapat
membedakan kendaraan yang diprioritaskan dan sebaliknya.
Dikarenakan perancangan ini masih dalam bentuk alat simulasi (prototype), kedepannya
diharapkan agar sistem ini dapat diimplementasikan secara langsung, terutama pada
sistem lampu lalu lintas di Kota Batam.
Adanya penambahan lampu pejalan kaki.
3
0
DAFTAR PUSTAKA
2013.
Sumantri K.R,.ST., MT. Class Lecture, Topic : “Membership Function.” RB 4, Politeknik
Negeri Batam, Jalan Parkway Street, Batam Centre, September. 24, 2013.
3
1
LAMPIRAN
3
2
Datasheet PLC CP1H
Datasheet Adjustable Infrared
Sensor
3. Desain Mekanik
4. Data Pendukung Pada Sistem
Traffic Light
5. Rangkaian Elektrikal (Wiring
Diagram)
Program PLC (Ladder Diagram)
CP1H Programmable Controllers
Programmable Controllers
CP1H C004A
High-Speed, High-Performance
Compact PLC with 40 I/O Built In
System Advantages
Brick style controller features powerful position control and
communications capabilities
Built-in functions include digital I/O, high-speed counters,
pulse outputs and analog input/outputs integrate
process data with sequential control
Integrated communications gateway functions make CP1H the
first compact PLC in Omron's Smart Platform concept
Network communication capabilities via SERIAL MODBUS-
All Omron devices connected to CP1H by Ethernet,
RTU MASTER, Profibus-DP and Omron's CompoBus/S,
DeviceNet or Serial link can be configured,
PLC LINK and DeviceNet I/O Link help integrate process or
programmed and monitored through a single
machine activity with other plant floor operations
connection, using CX-One software suite
40 I/O point CPU, Expandable up to 320 I/O points using
CX-Programmer Jr. software, economical package for
simple ladder diagram programming CPM1A expansion I/O units and CJ1 Special I/O modules
UL, cUL and CE;UL Class I, Division 2, Groups A, B, C and
Built-in USB and peripheral ports and two plug-in serial
D for use in hazardous locations; contact Omron for rating
comm boards for RS-232C and RS-422/485 simplify
details
direct connection to serial devices and programming tools
For complete specifications and additional models: U.S. www.omron.com/oei Canada www.omron.ca H-9
CP1H Programmable Controllers
RS-422/RS-485 option Converts CPU unit option port for RS-422/RS-485 devices; use up CP1W-CIF11
board to 2 per CPU
H-10 For complete specifications and additional models: U.S. www.omron.com/oei Canada www.omron.ca
CP1H Programmable Controllers
For complete specifications and additional models: U.S. www.omron.com/oei Canada www.omron.ca H-11
CP1H Programmable Controllers
Manuals
Product Description Model
Operation manual CP1H programmable controllers operation manual W450
Programming manual CP1H CPU unit programming manual W451
Specifications
Controller CP1H-XA CPU units CP1H-X CPU units CP1H-Y CPU unit
Type Analog I/O built-in Standard High-speed positioning
CPU I/O 40 (24 inputs/16 outputs) 20 (12 inputs/8 outputs)
Line driver inputs: Phases A, B, and Z for 2 axes
Line driver outputs: CW and CCW for 2 axes
Effective system size CPUs expandable to 320 I/O max. using CPM1A and CJ1 CPU expandable to 300 I/O max. using CPM1A and CJ1
Special I/O or CPU Bus modules Special I/O or CPU Bus modules
Program capacity 20K steps (32K words data memory)
Basic instruction 0.1 µs
execution time
No. of instructions Approx. 400
Power supply voltage 100 to 240 VAC, 50/60 Hz or 24 VDC 24 VDC
AC inputs None
DC inputs Yes
Max. # of inputs 192 180
Max. # of outputs 128 120
Max. # of relay outputs 128 120
Max. # of transistor 128 120
outputs
High-speed counter 100 kHz (single-phase), 1 MHz (single-phase), 500 kHz (differential phases) for 2
50 kHz (differential phases), 4 axes axes (line-driver input),
100 kHz (single-phase), 50 kHz (differential phases) for 2
axes (4 axes total)
Pulse output (transistor 100 kHz for 4 axes 1 MHz for 2 axes (line-driver output),
output models only) (4 axes total) 50 kHz for 2 axes (4 axes total)
Analog I/O 4 analog inputs, 2 analog Use expansion I/O module Use expansion I/O module
outputs built in
Real time clock Yes
Memory backup Flash memory: User programs, parameters (such as the PLC Setup), comment data, and the entire DM Area can be
saved to flash memory as initial values.
Battery backup: The Holding Area, DM Area, and counter values (flags, PV) are backed up by a battery.
External interrupts 8 inputs 6 inputs
Network connectivity RS-232C/RS-422, Host Link, NT Link 1:N (for HMI), DeviceNet master/slave, Profibus-DP master/ slave, CompoBus/
S master/slave, PC Link 1:N, Ethernet, Controller Link, CompoWay/F master, Modbus-ASCII master, Modbus-RTU
master/slave
Built-in comm. ports USB; option boards for RS-232C and RS-422/485
Peripheral devices NT/NS series HMI
Programming software CX-Programmer Jr. or CX-One
H-12 For complete specifications and additional models: U.S. www.omron.com/oei Canada www.omron.ca
Terms and Conditions of Sale
Offer; Acceptance. These terms and conditions (these "Terms") are deemed part of all ITY OR FITNESS FOR A PARTICULAR PURPOSE OF THE PRODUCTS. BUYER
quotes, agreements, purchase orders, acknowledgments, price lists, catalogs, ACKNOWLEDGES THAT IT ALONE HAS DETERMINED THAT THE PRODUCTS
manuals, brochures and other documents, whether electronic or in writing, relating WILL SUITABLY MEET THE REQUIREMENTS OF THEIR INTENDED USE.
to the sale of products or services (collectively, the "Products") by Omron Omron further disclaims all warranties and responsibility of any type for claims or
Electronics LLC and its subsidiary companies (“Omron”). Omron objects to any expenses based on infringement by the Products or oth-erwise of any intellectual
terms or conditions proposed in Buyer’s purchase order or other documents which property right. (c) Buyer Remedy. Omron’s sole obli-gation hereunder shall be, at
are inconsistent with, or in addition to, these Terms. Omron’s election, to (i) replace (in the form originally shipped with Buyer
Prices; Payment Terms. All prices stated are current, subject to change with-out notice responsible for labor charges for removal or replacement thereof) the non-
by Omron. Omron reserves the right to increase or decrease prices on any complying Product, (ii) repair the non-complying Product, or (iii) repay or credit
unshipped portions of outstanding orders. Payments for Products are due net 30
days unless otherwise stated in the invoice. Buyer an amount equal to the purchase price of the non-complying Product;
Discounts. Cash discounts, if any, will apply only on the net amount of invoices sent to provided that in no event shall Omron be responsi-ble for warranty, repair,
Buyer after deducting transportation charges, taxes and duties, and will be allowed indemnity or any other claims or expenses regarding the Products unless Omron’s
only if (i) the invoice is paid according to Omron’s payment terms and (ii) Buyer analysis confirms that the Products were prop-erly handled, stored, installed and
has no past due amounts. maintained and not subject to contamina-tion, abuse, misuse or inappropriate
Interest. Omron, at its option, may charge Buyer 1-1/2% interest per month or the modification. Return of any Products by Buyer must be approved in writing by
maximum legal rate, whichever is less, on any balance not paid within the stated Omron before shipment. Omron Compa-nies shall not be liable for the suitability or
terms. unsuitability or the results from the use of Products in combination with any
Orders. Omron will accept no order less than $200 net billing. electrical or electronic components, circuits, system assemblies or any other
Governmental Approvals. Buyer shall be responsible for, and shall bear all costs materials or substances or environ-ments. Any advice, recommendations or
involved in, obtaining any government approvals required for the impor-tation or information given orally or in writing, are not to be construed as an amendment or
sale of the Products. addition to the above warranty. See http://oeweb.omron.com or contact your
Taxes. All taxes, duties and other governmental charges (other than general real Omron representative for pub-lished information.
property and income taxes), including any interest or penalties thereon, imposed Limitation on Liability; Etc. OMRON COMPANIES SHALL NOT BE LIABLE FOR
directly or indirectly on Omron or required to be collected directly or indirectly by SPECIAL, INDIRECT, INCIDENTAL, OR CONSEQUENTIAL DAMAGES, LOSS
Omron for the manufacture, production, sale, delivery, importa-tion, consumption OF PROFITS OR PRODUCTION OR COMMERCIAL LOSS IN ANY WAY
or use of the Products sold hereunder (including customs duties and sales, excise, CONNECTED WITH THE PRODUCTS, WHETHER SUCH CLAIM IS BASED IN
use, turnover and license taxes) shall be charged to and remitted by Buyer to CONTRACT, WARRANTY, NEGLIGENCE OR STRICT LIABILITY. Further, in no
Omron. event shall liability of Omron Companies exceed the individual price of the Product
Financial. If the financial position of Buyer at any time becomes unsatisfactory to on which liability is asserted.
Omron, Omron reserves the right to stop shipments or require satisfactory security Indemnities. Buyer shall indemnify and hold harmless Omron Companies and their
or payment in advance. If Buyer fails to make payment or otherwise comply with employees from and against all liabilities, losses, claims, costs and expenses
these Terms or any related agreement, Omron may (without liabil-ity and in (including attorney's fees and expenses) related to any claim, inves-tigation,
addition to other remedies) cancel any unshipped portion of Prod-ucts sold litigation or proceeding (whether or not Omron is a party) which arises or is alleged
hereunder and stop any Products in transit until Buyer pays all amounts, including to arise from Buyer's acts or omissions under these Terms or in any way with
amounts payable hereunder, whether or not then due, which are owing to it by respect to the Products. Without limiting the foregoing, Buyer (at its own expense)
Buyer. Buyer shall in any event remain liable for all unpaid accounts. shall indemnify and hold harmless Omron and defend or set-tle any action brought
Cancellation; Etc. Orders are not subject to rescheduling or cancellation unless Buyer against such Companies to the extent based on a claim that any Product made to
indemnifies Omron against all related costs or expenses. Buyer specifications infringed intellectual property rights of another party.
Force Majeure. Omron shall not be liable for any delay or failure in delivery resulting Property; Confidentiality. Any intellectual property in the Products is the exclu-sive
from causes beyond its control, including earthquakes, fires, floods, strikes or property of Omron Companies and Buyer shall not attempt to duplicate it in any
other labor disputes, shortage of labor or materials, accidents to machinery, acts of way without the written permission of Omron. Notwithstanding any charges to
sabotage, riots, delay in or lack of transportation or the requirements of any Buyer for engineering or tooling, all engineering and tooling shall remain the
government authority. exclusive property of Omron. All information and materials supplied by Omron to
Shipping; Delivery. Unless otherwise expressly agreed in writing by Omron: Buyer relating to the Products are confidential and proprietary, and Buyer shall
Shipments shall be by a carrier selected by Omron; Omron will not drop ship limit distribution thereof to its trusted employees and strictly prevent disclosure to
except in “break down” situations. any third party.
Such carrier shall act as the agent of Buyer and delivery to such carrier shall Export Controls. Buyer shall comply with all applicable laws, regulations and licenses
constitute delivery to Buyer; regarding (i) export of products or information; (iii) sale of products to “forbidden”
All sales and shipments of Products shall be FOB shipping point (unless oth- or other proscribed persons; and (ii) disclosure to non-citizens of regulated
erwise stated in writing by Omron), at which point title and risk of loss shall pass technology or information.
from Omron to Buyer; provided that Omron shall retain a security inter-est in the Miscellaneous. (a) Waiver. No failure or delay by Omron in exercising any right and no
Products until the full purchase price is paid; course of dealing between Buyer and Omron shall operate as a waiver of rights by
Delivery and shipping dates are estimates only; and Omron. (b) Assignment. Buyer may not assign its rights hereunder without
Omron will package Products as it deems proper for protection against nor-mal
handling and extra charges apply to special conditions. Omron's written consent. (c) Law. These Terms are governed by the law of the
Claims. Any claim by Buyer against Omron for shortage or damage to the Products jurisdiction of the home office of the Omron company from which Buyer is
occurring before delivery to the carrier must be presented in writing to Omron purchasing the Products (without regard to conflict of law princi-ples). (d)
within 30 days of receipt of shipment and include the original trans-portation bill Amendment. These Terms constitute the entire agreement between Buyer and
signed by the carrier noting that the carrier received the Products from Omron in Omron relating to the Products, and no provision may be changed or waived
the condition claimed. unless in writing signed by the parties. (e) Severability. If any provi-sion hereof is
Warranties. (a) Exclusive Warranty. Omron’s exclusive warranty is that the Products rendered ineffective or invalid, such provision shall not invalidate any other
will be free from defects in materials and workmanship for a period of twelve provision. (f) Setoff. Buyer shall have no right to set off any amounts against the
months from the date of sale by Omron (or such other period expressed in writing amount owing in respect of this invoice. (g) Definitions. As used herein, “including”
by Omron). Omron disclaims all other warranties, express or implied. means “including without limitation”; and “Omron Compa-nies” (or similar words)
(b) Limitations. OMRON MAKES NO WARRANTY OR REPRESENTATION, mean Omron Corporation and any direct or indirect subsidiary or affiliate thereof.
EXPRESS OR IMPLIED, ABOUT NON-INFRINGEMENT, MERCHANTABIL-
Cat. No. X302-E3-01rev 12/06 Specifications subject to change without notice Printed in USA
40 cm
40 cm
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A
USED ON DIMENSION IN MILLIMETRES
A
FIRST ANGLE
PARTSTHEREOFARESTRI OTHERWISEISPERMITEDWITHOUTWRITRENPERMISSIONOFTHECOMPANY
PROJECTION
CTLYCOPYRIGHTANDCO
NFIDENTIALNOREPROD
B
UCTION
C
C
D
D
E DRA INPART OR
WIN
GAN
D
F
F THI
S
G G
TERMINAL CODES
MAIN PANEL
CONSOLE
MATERIAL ---- DRAW EKO WIBISONO
HEAT/TREAT - - - - AUTH'D
DESAIN MEKANIK (3)
FINISH ---- CAD No. 001 DRAWING REV
GENERAL + ---- LINEAR NUMBER 0003 -
- ----
SCALE 1 : 1,30
H SHEET 1 OF 1 ASSY MILL G.AH
TOLERANCE + ---- °ANGULAR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Data Pada Sistem Lampu Lalu Lintas Yang Sudah Ada :
Antrian RTC (Real- LAMPU HIJAU
D INPARTOROTHE
RARWISEISPERMIT
WIEDWITHOUT
N WRITREN
B G PERMISSION OF
AMANDEMENT
A THE COMPANY
N 1 2
DP
AR
TS
TH
ER
C EO
FA
RE
ST
RI
CT
LY
C
OP
D Y
RI
G
HT
A
N
D
C
E O
NF
ID
EN
TI
AL
N
O
F RE
PR
O
D
U
CT
IO
N
0V
G T
H
IS
H
MATERIAL ---- DRAW EKO WIBISONO
HEAT/TREAT - - - - AUTH'D
ELECTRICAL ADJUSTABLE INFRARED SENSOR FINISH ---- CAD No. 001 DRAWING
3432 REV
-
- ----
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
B
D
IR
00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
F
[Program Name : TrafficLight]
a507
<cT0005>
c292 c297 c302
c307 c312 c317
c322 c327 c332
c337 c342 c347
c352 c357 c362
c367 c372 c377
[OP2]
000000
Q: 100.00 I: 0.00 Q: 100.02 10.01 10.02 10.00 Kurang Padat
(000017) .00>
Merah S1_Simpa Hijau Padat Sangat a126 a138 a150
Simpang ng 1 Simpang Padat a162 a174 a186
1 1
Q: 100.00 I: 0.00 I: 0.01 Q: 100.02 10.02
000001
10.01 Padat
(000023) <10.01>
Merah S1_Simpa S2_Simpa Hijau Sangat b020 a130 a142
Simpang ng 1 ng 1 Simpang Padat
a154 a166 a178
1 1
Q: 100.00 I: 0.00 I: 0.01 I: 0.02 Q: 100.02 a190
CF113 ANDW
OP
000000
(034)
(000090)
P_On A352 OP
Always #FF
ON Flag D0
OP
ANDW
(034)
A351
#FF00
D1
[OP1]
[OP2]
[OP3]
<cD00001>
c094 c096 c099
c101 c104 c106
c109 c111 c114
c116 c119 c121
Waktu 1
<20.00>
a125 a129 a133
a198 a203 a208
a289 a294 a299
a380 a385 a390
Waktu 2
<20.01>
a137 a141 a145
a213 a218 a223
a304 a309 a314
a395 a400 a405
Waktu 3
<20.02>
a149 a153 a157
a228 a233 a238
a319 a324 a329
a410 a415 a420
Waktu 4
<20.03>
a161 a165 a169
a243 a248 a253
a334 a339 a344
a425 a430 a435
Waktu 5
<20.04>
a173 a177 a181
a258 a263 a268
a349 a354 a359
a440 a445 a450
Waktu 6
<20.05>
a185 a189 a193
a273 a278 a283
a364 a369 a374
a455 a460 a465
[Program Name : TrafficLight]
MOV [OP1]
000017
(000192) < 20.05 10.02 (021)
(310) [OP2]
#600
T8 Waktu 6 Sangat T1 Timer Lampu
#10 Padat Hijau Simpang 1
<cT0001>
[OP1]
Timer c127 c131 c135
Lampu c139 c143 c147
Kuning c151 c155 c159
Simpang 4
4 c163 c167 c171
[OP2] c175 c179 c183
c187 c191
<T0001(bit)>
a001 a002 a472
b478 a483
[Program Name : TrafficLight]
b490 a495
3 ᄂ 2
Timer Lampu
Hijau Simpang 3
0005
ᄉᄃ
2
ᄉ 30
ᄉ ᄉ 302
7
12 317 322
ᄉ ᄉ ᄉ
27 332 337
ᄉ ᄉ ᄉ
42 347 352
ᄉ ᄉ ᄉ
57 362 367
ᄉ ᄉ ᄉ
ᄉ 72 ᄉ 377 )
0005( 1
ᄃ
00 010 2
6
01 306
11 16 321
Q: 100.06 20.00 10.08 T005 26 31 336
000002 MOV
(000298) (021) 41 46 351
Merah Waktu 1 Sangat Timer #400 56 61 366
Simpang Padat Lampu T5 71 76 4 7
3 Hijau - 02 507
Simpang
1
3 ᄂ
2
ᄂ
Timer Lampu
Hijau Simpang 3
0005
ᄉᄃ 2
2ᄉ 7ᄉ 307
ᄉ
12 317 322
ᄉ ᄉ ᄉ
27 332 337
ᄉ
42 ᄉ 347 ᄉ 352
ᄉ
57 ᄉ 362 ᄉ 367
ᄉ ᄉ ᄉ
ᄉ 72 ᄉ 377 )
0005( 1
ᄃ
00 010 2
6 01
306
11 16 321
26 31 336
41 46 351
56 61 366
71 76 4 7
- 02 507
Q: 100.06 20.01 10.06 T005 MOV
1
000003 ! "
(000303) (021)
2"
Merah Waktu 2 Kurang Timer #300 !
Timer Lampu
Simpang Padat Lampu T5 Hijau Simpang 3
3 Hijau
Simpang 0005
#$% 2 &7 302
3 $'(
2 $ ( $
12 317 322
$) $ $
27 332 337
$ $
$)42 347 352
$) $ $
57 362 367
$) $
$) 72 $ 377 )
$
0005( 1
#% *+, &
00 010 2
- (- *(
6 *) 01 306
*'( *
11 16 321
*
*)26 *)31 336
*
*)41 *)46 351
*
*)56 *)61 366
*
*)71 *)76 47
*) *) -(
*. 02 507
Q: 100.06 20.01 10.07 T005 MOV 1-
000004 ! "
(021)
(000308) 2"
Merah Waktu 2 Padat Timer #600 !
0005( 1
#% *+, &
00 010 2
- (- *(
6 *) 01 306
*'( *
11 16 321
*
*)26 *)31 336
*
*)41 *)46 351
*
*)56 *)61 366
*
*)71 *)76 47
*) *) -(
*. 02 507
000005
Q: 100.06 20.01 10.08 T005 MOV 1-
(021) ! "
(000313) 2"
Merah Waktu 2 Sangat Timer #1000 !
(000323) (021)
2>
Merah Waktu 3 Padat Timer #400 ;<=
Timer Lampu
Simpang Lampu T5 Hijau Simpang 3
3 Hijau
Simpang 0005
/01 2 27 302
3 034
20 0
4
07 312 317
05 0 0
22 332 337
05 0 0
42 347 352
05 0 0
57 362 367
05 0 0
72 377
0005( )
/1 678 2
9 00 010 2 1
49 6 4
634 6 65 01 6 306
11 16 321
65 65 6
26 31 336
65 65 6
41 46 351
65 65 6
56 61 366
6571 6576 64 7
65 65 9 4
02 507
9
1
Q: 100.06 20.02 10.08 T005 MOV ;<= >
000008 2>
(000328) (021)
;<=
Merah Waktu 3 Sangat Timer #600 Timer Lampu
Simpang Padat Lampu T5 Hijau Simpang 3
3 Hijau 0005
Simpang /01 2 27 302
20 0
3 034
07
4
312 317
05 0 0
22 327 337
05 0 0
42 347 352
05 0 0
57 362 367
05 0 0
72 377
0005( )
/1 678 2
9 00 010 2 1
49 6 4
634 6 65 01 6 306
11 16 321
65 65 6
26 31 336
65 6
6541 46 351
65 6
6556 61 366
65 6
6571 76 4 7
65 65 9 4
02 507
9
1
;<= >
Q: 100.06 20.03 10.06 T005 MOV 2>
000009 ;<=
(000333) (021)
Timer Lampu
Merah Waktu 4 Kurang Timer #200 Hijau Simpang 3
Simpang Padat Lampu T5
0005
3 Hijau /01 2 27 302
Simpang 034
20 0
4
3 07 312 317
05 0 0
22 327 332
05 0 0
42 347 352
05 0 0
57 362 367
?@
72 ? ?377
?
?@ )
0005( 1
AB CDE F
00 010 2
G HG CH
6 01
CIH C@ C306
11 16 321
C@ C@ C
26 31 336
C@ C@ C
41 46 351
C@
56 C@61 C366
C@
71 C@76 C4 7
C@ C@ GH
CJ 02 507
G
1
Q: 100.06 20.03 10.07 T005 KLM N
MOV
000010 2
N
C@
26 31 C@ C
336
C@
41 46 C@ C
351
C@
56 61 C@ C
366
71 76 47
C@ C@ GH
CJ 02 507
1G
KLM
N
000011 MOV
KLM
(000343) (021)
Timer Lampu
Merah Waktu 4 Sangat Timer #600 Hijau Simpang 3
Simpang Padat Lampu T5
3 Hijau A?B0005
F 302
2 2 7?
Simpang ?IH ?H
3 07 312 317
?@
22 ?327 ?332 ?
@
37 ?342 ?352 ?
@
57 ?362 ?367
?@ ? ?
?@ 72 ?377 )
0005( 1
AB CDE F
00 010 2
G HG CH
6 01
CIH C@ C306
11 16 321
C@ C@ C
C@
26 C@
31 336 C
C@
41 46 351 C@ C
C@
56 61 366 C@ C
71 76 4 7
C@ C@ GH
CJ 02 507
G
1
KLM N
2N
Q: 100.06 20.04 10.06 T005 MOV
KLM
000012 Timer Lampu
(000348) (021)
Hijau Simpang 3
Merah Waktu 5 Kurang Timer #300
Simpang Padat Lampu T5 A?B0005
F 302
3 Hijau ?IH
2
?H
2 7?
(000353) (021)
2
X
Simpang Lampu T5
Timer Lampu
3 Hijau Hijau Simpang 3
Simpang 0005
YZ[ 2 7\ Z 302
3 2Z
ZPQ Q
07 312 317
ZR Z Z
22 327 332
ZR
37 Z342 Z347
ZR
52 Z362 Z367
ZR Z Z
ZR 72 Z377 )
0005( 1
Y[ O]^ \
00 010 2
S QS OQ
6 OR 01 306
OPQ O
11 16 321
OR OR O
26 31 336
OR OR O
41 46 351
OR
56 OR61 O366
OR
71 OR76 O4 7
OR OR SQ
OT 02 507
1S
UVW X
000014 UVW
(000358) (021)
Timer Lampu
Merah Waktu 5 Sangat Timer #1000 Hijau Simpang 3
Simpang Padat Lampu T5
0005
3 Hijau YZ[ 2 7\ Z 302
Simpang ZPQ
2Z
Q
3 ZR
07 Z
312 317 Z
ZR
22 327 332
Z Z
ZR
37 342 347
Z Z
52 357 367
ZR Z Z
ZR 72 Z377 )
0005( 1
Y[ O]^ \
00 010 2
S QS OQ
6 OR 01 306
OPQ O
11 16 321
OR OR O
26 31 336
OR OR O
41 46 351
OR
56 OR61 O366
OR
71 OR76 O4 7
OR OR SQ
OT 02 507
1S
UVW X
(000368) (021)
2g
Merah Waktu 6 Padat Timer #400 def
Timer Lampu
Simpang Lampu T5 Hijau Simpang 3
3 Hijau
Simpang 0005
hij k
3 2 2 7i 302
ilb ib
07 312 317
i` i i
22 327 332
i`
37 i342 i347
i`
52 i357 i362
i` i i
)
i`67 i377
0005( 1
hj _mn k
00 010 2
a ba _b
6 _` 01 306
_lb _
11 16 321
_` _` _
26 31 336
_`_` _
41 46 351
_` _` _
56 61 366
_` _` _
71 76 4 7
_` _` ab
_c 02 507
1a
Q: 100.06 20.05 10.08 T005 MOV def g
000017 def 2
(000373) (021)
g
Merah Waktu 6 Sangat Timer #600 Timer Lampu
Simpang Padat Lampu T5 Hijau Simpang 3
3 Hijau 0005
Simpang hij k
2 2 7i 302
3 ilb ib
07 312 317
i`
22 i327 i332
i`
37 i342 i347
i`
52 i357 i362
i` i i
i` 67 i372 )
0005( 1
hj _mn k
00 010 2
a ba _b
6 _` 01 306
_lb _
11 16 321
_` _` _
26 31 336
_` _` _
41 46 351
_` _` _
56 61 366
_` _` _
71 76 4 7
_` _` ab
_c 02 507
a
[Program Name : TrafficLight]
a509 b514
Timer Timer
Lampu Lampu
Hijau Kuning
Simpang Simpang
4 4
T001
Timer
Lampu
000 Hijau
002 Simpang
(00 1
047 T002
8)
Timer
Lampu
Kuning
Simpang
1
000
003
(00
048
0)
T004
Timer
Lampu
Kuning
Simpang
2
T001 T002
Timer Timer
Lampu Lampu
Hijau Kuning
Simpang Simpang
1 1
T003 T004
Timer Timer
Lampu Lampu
Kuning Hijau
Simpang Simpang
1 2
a197 a202 a207
a212 a217 a222
a227 a232 a237
a242 a247 a252
Q: a257 a262 a267
100.00 a272 a277 a282
Merah
Simpan
g
1
.00>
opqq
a01
7
a02
3Q: 100.04 Kuning SImpang
a02 2
9
Q:
100.01
Kuning
Simpan
g
1
100.05Hijau Simpang 2
<100.05> b037 b044 b051
100.02Hi
jau
Simp
ang
1
<10
0.0
2>
b01
9
b02
6
b03
3
Q:
100.03
Merah
Simpan
g
2
<10
0.03
>
a03
5
a04
1
a04
7
000006
T004 Q: 100.06 Merah Simpang
(000492) 3
Timer .06>
Lampu rstt
Timer
Lampu
Kuning
Simpang
3
Timer Timer
Lampu Lampu
Hijau Kuning
Simpang Simpang
3 3
T004 T005
000008 101.00Hijau Simpang 3
(000501) <101.00> b055
Timer Timer
Lampu Lampu b062 b069
Kuning Hijau
Simpang Simpang
2 3
T006
000009 Q: 101.01 Merah Simpang
(000504) 4
Timer <101.01>
Lampu
Kuning a071 a077 a083
Simpang a379 a384 a389
3 a394 a399 a404
a409 a414 a419
a424 a429 a434
a439 a444 a449
a454 a459 a464
T008
Timer
Lampu
Kuning
Simpang
4
T005 T006
000010 Q: 101.02 Kuning Simpang
(000507) 4
Timer Timer
Lampu Lampu
Hijau Kuning
Simpang Simpang
3 3
T007 T008
Timer Timer
Lampu Lampu
Hijau Kuning
Simpang Simpang
4 4
000011 T006 T007
101.03Hijau Simpang 4
(000513) .03>
Timer Timer uvwv