Anda di halaman 1dari 6

PEMUDA MASA KINI DAN PERMASALAHANNYA

Pemuda, Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami
perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga
pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang.
Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya.

Pemuda-pemuda generasi sekarang sangat berbeda dengan generasi terdahulu dari segi
pergaulan atau sosialisasi, cara berpikir, dan cara menyelesaikan masalah. Pemuda-pemuda
zaman dahulu lebih berpikir secara rasional dan jauh ke depan. Dalam arti, mereka tidak asal
dalam berpikir maupun bertindak, tetapi mereka merumuskannya secara matang dan
mengkajinya kembali dengan melihat dampak-dampak yang akan muncul dari berbagai
aspek.
permasalahan
pemuda zaman sekarang, masih terkesan acuh terhadap masalah-masalah sosial di
lingkungannya. Pemuda-pemuda saat ini telah terpengaruh dalam hal pergaulan bebas,
penyalahgunaan narkotika, kenakalan remaja, bahkan kemajuan teknologi pun yang
seharusnya membuat mereka lebih terfasilitasi untuk menambah wawasan ataupun bertukar
informasi justru malah disalahgunakan. Peranan pemuda saat ini dalam sosialisasi
bermasyarakat menurun drastis. Mereka lebih mengutamakan kesenangan untuk dirinya
sendiri dan lebih sering bermain-main dengan kelompoknya. Padahal, dulu biasanya pemuda
lah yang berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti acara
keagamaan, peringatan Hari Kemerdekaan, kerja bakti dan lain-lain.
sosialisasi
Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu
mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-
norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.
pemuda harus bisa bersosialisasi dalam masyarakat dan mampu memberikan contoh yang
baik untuk masyarakat. Dan mampu menyalurkan aspirasi rakyat kepada pemerintah, tetapi
tidak dengan cara yang anarkis. Kini perananan tersebut sudah menurun drastis, karena
pemuda sekarang lebih suka dengan kesenangan dan selalu mementingkan diri sendiri.
Pada masa 1990 sampai sekarang demonstrasi masih marak di berbagai tempat. Pada masa itu
mahasiswa dan pemuda menyebutkan dirinya sebagai Gerakan Moral. Sedangkan pada
mahasiswa yang lain gerakan mahasiswa menyebutkan dirinya sebagai gerakan Politik.
Mahasiswa menjadi pecah dan terkadang pragmatis. Peranan sosial mahasiswa dan pemuda
di masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat.
Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang
sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan
mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.
Masyarakat merupakan pemegang kunci dalam hubungan sosial dan ekconomi. Tapi ketika
kapitalisme mendominasi, keberadaan pasar telah berbalik 180 derajat, masyarakatlah yang
menjadi bagian dari pasar. kehidupan sehari-hari pun direduksi menjadi bisnis dan pasar.
Dampak langsung yang bisa dirasakan semenjak kenaikan BBM tahun 2005 antara lain
terjadi inflasi, daya beli masyarakat menurun, kesehatan masyarakat menurun (kekurangan
gizi), angka anak putus sekolah (drop out), angka kematian anak, pengangguran dan
kemiskinan meningkat.
Sangat disayangkan apabila kita melihat pengambaran mengenai pemuda seperti diatas.
Karena pemuda mempunyai semangat untuk melakukan perubahan yang sangat berpengaruh
dalam meneruskan perjuangan bangsa dan agama. Ada beberapa solusi agar pemuda tidak
kehilangan jatidirinya, yaitu sangat dibutuhkan peran orang tua dalam mendidik anak-
anaknya agar bisa menjadi pemuda yang berguna. Selain itu, pendidikan agama dan akhlak
yang mulia juga harus ditanamkan kepada para pemuda agar tidak mudah terpengaruh
kedalam tindakan kemaksiatan.
Oleh karena itu Kita sebagai pemuda-pemudi harapoan bangsa jangan sampai kehilangan
identitas kita. Matrilah kita mulai perubahan dari diri kita sendiri agar kita dapat memajukan
bangsa ini dan dan kita dapat menjadi pemuda yang bermanfaat bagi agama dan bangsa.

MASA remaja adalah masa transisi sekaligus masa kegemilangan. Dikatakan masa transisi
karena masa ini adalah masa perpindahan dari usia kanak-kanak menuju usia remaja, usia
yang menuntut kedewasaan. Di samping itu, pada masa remaja manusia bisa melakukan
banyak hal yang produktif dalam hidupnya. Kekuatan fisik yang mendukung, juga semangat
muda yang menggelora, menjadikan remaja sebagai tonggak peradaban manusia.
Melihat dan mencermati moral remaja kita masa kini sungguh sangat memprihatinkan
sekaligus sangat disayangkan. Betapa tidak, remaja kita sekarang sudah banyak yang terlibat
dalam tindak kriminal, mulai dari ngelem, pencurian, mabuk-mabukan, penyalahgunaan
narkotika, pergaulan bebas (yang mengarah kepada seks bebas), keluyuran tak tentu arah dan
tujuan yang jelas (seperti anak-anak punk), dan lain sebagainya.

Beradab atau tidaknya suatu bangsa, dapat dilihat dari perilaku remajanya, terutama aspek
moral alias akhlak atau budi pekerti. Moral adalah cerminan hidup bagi penegak bangsa dan
remaja adalah harapan bangsa. Di pundaknyalah masa depan bangsa dipertaruhkan. Jika
remajanya hancur, maka hancurlah bangsa.

Di zaman yang serba modern ini, remaja semakin lupa dengan apa yang seharusnya mereka
kerjakan sebagai generasi penerus yaitu kewajiban belajar, patuh pada orangtua dan juga
agama. Para remaja sekarang lebih mementingkan hura-hura (hedonis) dan memperturutkan
hawa nafsu daripada menjalankan kewajiban. Hal inilah yang dikhawatirkan, moral bangsa
akan terabaikan dan tidak sedikit orangtua yang lebih cenderung memenuhi kebutuhan fisik
buah hatinya daripada kebutuhan ruhani mereka.

Para orangtua sering sibuk dengan profesi mereka masing-masing. Sementara anak
dipercayakan pada orang yang kurang berwenang terhadap dirinya. Itulah yang menyebabkan
anak hidup dengan jalan mereka sendiri, tanpa bimbingan dari orangtua. Mereka tidak
menyadari yang mereka lakukan adalah awal dari hancurnya moral mereka, sedangkan
orangtua mereka tidak mengetahui sama sekali. Jika kebanyakan orangtua seperti ini, maka
nasib bangsa ini menjadi taruhannya. Dengan demikian peran serta orangtua dan lingkungan
sangat penting dalam pengawasan pertumbuhan moral anak sebagai generasi penerus.
Faktor yang mempengaruhi terhadap nilai dan moral remaja adalah faktor lingkungan yang
mencakup aspek psikologis, sosial, budaya, dan fisik kebendaan, baik yang terjadi di
keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Selain itu juga kondisi psikologis, pola interaksi, pola
kehidupan beragama, berbagai sarana rekreasi yang tersedia didalam lingkungannya akan
berpengaruh juga terhadap perkembangan nilai dan norma tersebut.

Remaja yang tumbuh dan berkembang pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
yang kondusif yang penuh rasa aman secara psikologis, pola ineraksi yang demokratis, penuh
kasih sayang dan religius dapat diharapkan berkembang menjadi remaja yang berbudi luhur,
moralitas tinggi, serta sikap dan perilaku yang terpuji.

Sedangkan apabila seorang remaja tumbuh dalam kondisi lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat yang tidak kondusif seperti kondisi psokologis yang penuh dengan koflik, pola
interaksi yang tidak jelas, pola asuh yang tidak berimbang, dan kurang religius maka
dikhawatirkan akan membentuk remaja yang tidak memliki nilai-nilai luhur, moralitas tinggi,
dan sikap terpuji.

Selain hal diatas terdapat factor-faktor yang memengaruhi bobroknya moral pelajar di masa
sekarang, yaitu:

1. Longgarnya pegangan terhadap agama

Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan
ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragama mulai terdesak, kepercayaan kepada Tuhan
tinggal simbol, larangan-larangan dan suruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan lagi. Dengan
longgarnya pegangan seseorang pada ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol
yang ada didalam dirinya.

2. Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumah tangga, sekolah maupun
masyarakat. Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga lembaga ini tidak berjalan menurut
semestinya atau yang sebiasanya. Pembinaan moral dirumah tangga misalnya harus
dilakukan dari sejak anak masih kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya.

3. Budaya yang materialistis, hedonistis dan sekularistis

Sekarang ini sering kita dengar dari radio atau bacaan dari surat kabar tentang anak-anak
sekolah menengah yang ditemukan oleh gurunya atau polisi mengantongi obat-obat, gambar-
gambar cabul, alat-alat kotrasepsi seperti kondom dan benda-banda tajam. Semua alat-alat
tersebut biasanya digunakan untuk hal-hal yang dapat merusak moral. Namun gajala
penyimpangan tersebut terjadi karena pola hidup yang semata-mata mengejar kepuasan
materi, kesenangan hawa nafsu dan tidak mengindahkan nilai-nilai agama. Derasnya arus
budaya yang demikian diduga termasuk faktor yang paling besar andilnya dalam
menghancurkan moral para remaja dan generasi muda umumnya.
4. Belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah

Pemerintah yang diketahui memiliki kekuasaan (power), uang, teknologi, sumber daya
manusia dan sebagainya tampaknya belum menunjukan kemauan yang sungguh-sunguh
untuk melakukan pembinaan moral bangsa. Hal yang demikian semakin diperparah lagi oleh
adanya ulah sebagian elit penguasa yang semata-mata mengejar kedudukan, peluang,
kekayaan dan sebagainya dengan cara-cara tidak mendidik, seperti korupsi, kolusi dan
nepotisme yang hingga kini belum adanya tanda-tanda untuk hilang. Kekuasaan, uang,
teknologi dan sumber daya yang dimiliki pemerintah seharusnya digunakan untuk
merumuskan konsep pembinaan moral bangsa dan aplikasinya secara bersungguh-sungguh
dan berkesinambungan.

5. Ingin mengikuti trend

Mungkin pada awalmya para remaja merokok adalah ingin terlihat keren, padahal hal itu
sama sekali tidak benar. Lalu kalau sudah mencoba merokok dia juga akan mencoba hal-hal
yang lainnya seperti narkoba dan seks bebas.

6. Himpitan ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat pelarian

7. Kurangnya pendidikan Agama dan moral.

Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada pada
generasi penerus pada saat ini, diantaranya adalah:

Untuk meghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih teman dekat.
Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral dan kepribadian seseorang.

Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama dalam
mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari orang tua juga sangat penting.
Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan dampak buruk
pada sikap anak.

Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring pengaruh
buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Dewasa ini, orang-orang menganggap
bahwa merokok meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan. Padahal jika dilihat dari
sisi kesehatan, merokok dapat menyebabkan banyak penyakit, baik pada perokok aktif
maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan mempengaruhi dirinya sendiri,
melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.

Diadakannya pembinaan moral dan akhlak, diharapkan, dengan bekal pembinaan moral dan
akhlak yang baik dan kuat, mereka nantinya tidak mudah terjerumus dipengaruhi hal yang
negatif lagi.

Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh.

Melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif, seperti ikut dalam suatu perkumpulan
remaja masjid, ikut pengajian-pengajian rutin, pagelaran seni, serta olahraga, karena hal
tersebut juga dapat meminimalkan untuk seorang anak terjun kedalam kegiatan-kegiatan yang
sifatnya mubadzir (sia-sia), semua jenis kegiatan rutin,selama kegiatan tersebut bersifat
positif serta dapat juga untuk mengukir prestasi.

Semangat persatuan para pemuda dahulu harus diikuti pemuda masa kini. Yaitu
dengan melanjutkan visi dan perjuanganmereka, selalu mengingat semangat perjuangan
mereka, dan semangat itu kita terapkan dalam perjuangan mengisi kemerdekaan sekarang.
Tapi sangat disayangkan kenyataan pemuda Indonesia sekarang, semangat nasionalisme
sudah mulai tampak redup, mereka tidak bangga lagi, bahkan malu dengan budaya dan hasil
karya negeri sendiri. Mulai dari fashion, makanan sampai musik (lagu) Mereka lebih suka
yang berbau kebarat-baratan “ Westernisasi” , barat telah menjadi kiblat mereka. Pokonya
kalau tidak barat tidak keren.

Sebagian pemuda Indonesia sekarang telah disibukkan dengan hal-hal sepele yang hanya
untuk kesenangan sementara mereka sibuk pacaran, sibuk tawuran antar geng, mereka tidak
peduli lagi dengan permasalahan bangsa, jarang atau bahkan tidak pernah duduk bersama
untuk membahas strategi memajukan bangsa dan negara,sibuk berdebat yang tidak ada
manfaatnya, sibuk membela organisasinya mati-matian, menganggap diri dan kelompoknya
paling benar, saling memojokkan dan menjatuhkan, mereka lupa akan tugas sebenarnya yaitu
memperbaiki moral dan etika generasi muda.

Sebagian pemuda Indonesia saat ini telah lupa atas peran strategis mereka, yaitu sebagai stok
pemimpin, sebagai calon pengganti, calon pewaris negeri dan sebagai pengontrol
sosial ditengah masyarakatnya. Peranan pemuda dalam sosialisi bermasyarakat sungguh
menurun dratis, dulu biasanya setiap ada kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, acara-acara
keagamaan, adat istiadat biasanya yang berperan aktif dalam menyukseskan acara tersebut
adalah pemuda sekitar. Pemuda sekarang lebih suka dengan kesenangan pribadi, terjerumus
pada seks bebas, penyalahgunaan narkoba, dan tawuran.Nasionalisme mereka sudah mulai
redup.

kesimpulan bahwa pergaulan dan kebudayaan saat ini mengenai remaja khusunya di
negara Indonesia sudah sangat jauh dari norma kesopanan, norma agama dan telah
melupakan kebudayaa timur, yang menjunjung tinggi semua norma kebaikan
SEBUAH JAKET BERLUMUR DARAH
Oleh: Taufiq Ismail

Sebuah jaket berlumur darah


Kami semua telah menatapmu
Telah berbagi duka yang agung
Dalam kepedihan berahun-tahun

Sebuah sungai membatasi kita


Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja

Akan mundurkah kita sekarang


Seraya mengucapkan ‘Selamat tinggal perjuangan’
Berikrar setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?

Spanduk kumal itu, ya spanduk itu


Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang

Pesan itu telah sampai kemana-mana


Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
LANJUTKAN PERJUANGAN

Anda mungkin juga menyukai