Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Munculnya persaingan dalam berwirausaha merupakan hal yang tidak dapat
dihindari. Dengan adanya persaingan, maka wirausahawan dihadapkan pada berbagai
peluang dan ancaman baik yang berasal dari luar maupun dari dalam usaha yang
akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kelangsungan hidup usaha.
Pada saat kondisi seperti itulah sangat diperlukan strategi yang tepat dalam
mengambil keputusan maupun langkah-langkah tertentu untuk mempertahankan
usahanya tersebut. Strategi bersaing juga diperlukan teknik atau cara-cara yang akan
dilakukan untuk pengembangan usaha.
Didalam berwirausaha juga ada beberapa aspek yang menentukan berhasil
tidaknya suatu usaha yang dijalankan. Diantaranya aspek modal, pengelolan maupun
pemasaran, produk yang dipasarkan
Produk – produk yang dipasarkan dibuat melalui suatu proses yang berkualitas
akan memiliki sejumlah keistimewaan yang mampu meningkatkan kepuasan
konsumen atas penggunaan produk tersebut. Dengan demikian pelanggan mau dan
rela untuk kembali menikmati apa yang ditawarkan oleh perusahaan dan menjadi
pelanggan yang setia bagi perusahaan. Sedangkan untuk dapat mendistribusikan
kualitas dibidang jasa merupakan hal yang tidak mudah. Oleh karena itu, dalam
proses pendistribusian barang kepada konsumen harus ada perhatian penuh dari
manajemen pemasaran paling atas hingga karyawan level bawah
Dalam upaya untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan
mengadakan riset terhadap produk khususnya terhadap mutu, dan sasaran pasar atau
pasar sasaran. Dalam hal ini sedapat mungkin usaha-usaha pemasaran yang
dilakukan dapat menunjang keberhasilan kegiatan perusahaan yang berpedoman
kepada hasil produk yang ditawarkan kepada konsumen, yaitu produk yang
dihasilkan harus memenuhi selera konsumen.
Perencanaan dalam pemasaran mencakup penentuan strategi yang akan dipakai
agar produk dapat dijual ketangan konsumen. Hal ini berarti bahwa tugas manajemen
pemasaran adalah bagaimana mengkomunikasikan keberadaan produk kepada pasar

1
sehingga dalam pikiran konsumen muncul perhatian akan produk tersebut, merasa
tertarik dan kemudian konsumen memutuskan untuk membelinya.
Dalam menghadapi pasar sasarannya perusahaan memiliki seperangkat alat-alat
pemasaran yang sangat berperan untuk memperoleh dampak maximum terhadap
pasar. Alat-alat pemasaran tersebut terangkum dalam bauran pemasaran perusahaan.
Secara definitif dikatakan oleh Philip Kotler bahwa Bauran pemasaran adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan
pemasarannya dalam pasar sasaran. Alat pemasaran tersebut yaitu: produk
(product), harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion). Pelanggan
(Konsumen) variabel tersebut dapat dikombinasikan dan saling berkaitan satu sama
lain sehingga keputusan disatu bagian akan mempengaruhi tindakan dibagian lain,
sebagaimana halnya konsep sistem.

B. RUMUSAN MASALAH
Mengacu pada latar belakang Masalah yang ada di atas, maka Masalah ini secara
umum membahas tentang “Bagaimanakah Penerapan Bauran Pemasaran dalam
Meningkatkan Penjualan Produk”

C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu memberikan teori-teori tentang bauran
pemasaran serta aplikasi Bauran pemasaran pada perusahaan untuk meningkatkan
kualitas Produk Barang.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pemasaran.
Pemasaran adalah suatu proses sosial manajerial di mana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan
dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada
konsep inti, yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan; pasar, pemasaran dan
pemasar.
Tujuan Pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa
sehingga produk yang di jual akan cocok sesuai dengan keinginan
pelanggan,sehingga produk tersebut dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya
pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang harus di fikirkan
selanjutnya adalah bagaimana membuat produk tersebut tersedia.

1. Pengertian pemasaran oleh beberapa ahli diartikan menjadi :


a. William J Stanton, menyatakan bahwa Pemasaran adalah keseluruhan intern
yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli baik pembeli yang
ada maupun pembeli yang potensial.
b. Philip dan Duncan. Pemasaran meliputi semua langkah yang digunakan atau
diperlukan untuk menempatkan barang-barang berwujud kepada konsumen.
c. American Marketing Association Pemasaran meliputi pelaksanaan kegiatan
usaha niaga yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen
kepada konsumen.
2. Fungsi utama mengapa kegiatan pemasaran dilakukan :
a. Untuk memberikan informasi tentang produk yang dijual perusahaan.
b. Untuk mempengaruhi keputusan membeli konsumaen.
c. Untuk menciptakan nilai ekonomis suatu barang.

3
B. Kegiatan Utama pemasaran
Kegiatan utama pemasaran atau juga disebut marketing mix adalah suatu
perangkat perusahaan yang terdiri dari Produk (Product), Harga (Price), Distribusi
(Place), Promosi (Promotion) Dan Pelanggan (Konsumen) dengan tujuan untuk
menentukan tingkat keberhasilan pemasaran perusahaan yang bisa memberikan
kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen yang dipilih atau segmen pasar
yang di harapkan.

C. PEMBAHASAN.
1. Bauran Pemasaran
Kotler (2000) mendefinisikan bahwa “bauran pemasaran adalah kelompok
kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran
pemasarannya dalam pasar sasaran“. Sedangkan Jerome Mc-Carthy dalam Fandy
Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product, Price,
Promotion dan Place).
1) PRODUCT (PRODUK).
Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk
mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak)
yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk.memenuhi
kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua yang ditawarkan
ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang,
organisasi dan ide.
Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi perusahaan yang
nantinya akan di jual perusahaan atau barang yang dibeli perusahaan untuk
dijual kembali kepada konsumen akhir (bagi perusahaan dagang). Dalam
membahas apa itu produk sebagai salah satu dari keempat variable marketing
mix maka kita bagi menjadi 3 bagian :
a. Pemilihan Produk
Kebijaksanaan perusahaan dalam memilih produk yang akan dijual
atau produk yang akan dibeli (bagi perusahaan dagang) amat berpengaruh
pada penentuan harga, strategi, promosi, yang akan dilakukan agar berhasil
dalam melaksanakan fungsi penjualan dari bidang pemasaran.

4
Pemilihan barang atau produk yang tepat untuk dipasarkan atau sesuai
dengan perilaku pembeli ataupun daya beli konsumen akan
menguntungkan perusahaan sehingga hasil kegiatan perusahaan yang
dicapai akan dapat mempertahankan atau ditingkatkan demi kelangsungan
hidup perusahaan. Yang penting disini adalah bagaimana cara
mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi perusahaan
karena terjadi proses tahapan siklus kehidupan barang.
Tahap-tahap siklus kehidupan dibagi menjadi 5 tahapan di mana untuk
masing-masing tahap suatu perusahaan harus memasang strategi atau
kebijaksanaan yang berlainan untuk menjaga agar kelangsungan hidup
perusahaan terjamin.

Lima tahap tersebut adalah sebagai berikut :


a. Tahap Perkenalan
Tahap perkenalan ini menunjukan bahwa barang yang dipasarkan
benar-benar baru atau masyarakat belum tahu atau belum mengenalnya
sehingga perlu memperkenalkan barang tersebut pada masyarakat
melalui penyampaian informasi dengan kegiatan promosi yang gencar
dan agresif menekankan merk penjualan, kelebihannya dibandingkan
dengan produk sejenis ataupun bagaimana kegunaanya bagi konsumen
dan lain-lain. Tahap perkenalan ini biasanya memerlukan ongkos
promosi yang sangat tinggi sedangkan hasil penjualan masih berjumlah
sedikit dalam memberikan tambahan pendapatan produsen. Tujuan
utama promosi adalah agar konsumen tahu dan mengenal dengan baik
produk perusahaan dan mulai menyukainya.

b. Tahap Pertumbuhan
Tahap pertunbuhan ditunjukan dengan meningkatnya volume
penjualan dengan cepat karena produk sudah menempatkan pada
segmen pasar yang sesuai. Usaha yang dilakukan dalam tahap ini
adalah menurunkan kegiatan promosinya untuk diganti dengan
memperluas dan meningkatkan distribusi ke daerah-daerah (lokasi-
lokasi segmen pasar) yang belum dimasuki atau kegiatan promosi
digantikan dengan persaingan harga dengan perusahaan pesaing.

5
Pada tahap ini bermunculan perusahaan-perusahaan pesaing yang
mencoba merebut segmen pasar yang kita kuasai dengan menggunakan
strategi-strategi yang dengan perlahan dan pasti dapat menggeser
kedudukan perusahaan yang lebih dulu masuk pasar.

c. Tahap Kedewasaan
Tahap kedewasaan merupakan titik puncak kejayaan perusahaan
yang ditunjukan dengan peningkatan volume penjualan yang sangat
tinggi. Pada tahap ini produk perusahaan sudah dikenal dengan baik
oleh konsumen, sehingga usaha promosi amat sedikit peranannya dalam
meningkatkan atau menambah volume penjualan.

d. Tahap Kejenuhan
Tambahan volume penjualan sudah dilakukan sedangkan bagian
pasar yang kita kuasai sudah banyak yang dimasuki produk-produk
pesaing yang sedikit demi sedikit mulai mengikis segmen pasar kita,
ditambah lagi dengan konsumen sudah mulai melirik produk sejenis
lainnya yang sekiranya mempunyai keunggulan lebih banyak atau
dengan kata lain konsumen sudah mulai jenuh dengan produk yang kita
jual.

e. Tahap Penurunan
Akibat buruk perilaku konsumen tersebut menurunkan volume
penjualan perusahaan sehingga perusahaan harus cepat-cepat
mengambil kebijaksanaan agar perusahaan tidak bangkrut.
Adapun kebijaksanaan yang akan di ambil oleh perusahaan pada
umumnya terdiri dari 2, yaitu :
1. Menghentikan produk yang sudah tidak dapat bersaing dengan
digantikan oleh barang yang benar-benar baru dan lain dibandingkan
dengan produk lama. Kebijaksanaan ini dapat berjalan dengan lancar
asalkan perusahaan mempunyai tenaga yang punya kemampuan
dalam membuat motivasi baru, kreasi, atau menciptakan barang yang
akan menggantikannya.

6
2. Tetap mempertahankan barang lama tetapi memperbaharui atribut-
atribut lamanya baik dari segi kemasan atau dapat juga menonjolkan
kelebihan lain. Kalau alternatif ini tidak dapat dilakukan perusahaan
harus dapat membuat barang yang benar-benar baru yang
memerlukan penelitian dari awal baik dari segi mutu, merk dagang,
pembungkus, cara mendistribusikan dan lain-lain.

b. Pembungkus Barang
Bungkus barang merupakan pertimbangan ke dua setelah produk yang
sejenis ternyata mempunyai kualitas yang sama kualitas yang sama, rasa
yang sama atau kegiatan yang relative berbeda. Maka bagi pembeli yang
merasa bingung dengan berbagai merk tersebut akhirnya akan
mempertimbangkan bungkus luar produk yang akan dipilih. Oleh karena
itu bungkus juga memegang peranan penting dalam penjualan produk.
Untuk membuat bungkus agar menarik pembeli maka perusahaan
harus mempertimbangkan dari berbagai aspek baik aspek ekonomis,
keindahan maupun praktisnya.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembungkusan
diantaranya:
 Bungkus yang membangkitkan hasrat untuk membeli. Bungkus yang
mudah diingat.
 Bungkus yang tidak menambah harga jual sehingga tidak dapat besaing
dengan produk sejenis yang lain. Bungkus di design agar dapat
menjaga mutu barang, memudahkan pengangkutan, penyimpanan,
penyusunan di rak took, atau memmpunyai kegiatan setelah dipakai
habis (ada kegiatan ganda).

c. Merk Barang
Merk barang yang dinyatakan dengan kata-kata saja atau disertai
dengan gambar tertentu untuk mempertegaskan adalah sangat penting bagi
perusahaan untuk membedakan perusahaan yang satu dengan yang lain.
Dengan melihat merk seseorang yang sudah menggemari atau fanatic

7
terhadap rasanya, mutunya atau keadaanya tidak akan nemilih lagi dalam
memilih lagi dalam membeli barang
Dengan merk yang sudah menjadi langganan pemakai dapat
menghemat waktu dalam membeli karena dapat menyuruh orang lain
untuk membelinya (praktis) dan membuat anggaran tertentu dalam
memakainya. Banyaknya manfaat yang dapat diperoleh konsumen ini
ternyata terlihat juga oleh produsen sehingga sering sekali produsen
menggunakan merk tersebut sebagai salah satu strategi pemasarannya
dengan jalan perusahaan memproduksi barang yang tidak terlalu berbeda
setiap memakai berbagai merk, hal ini dilakukan untuk menguasai pasar.

2) PRICE (HARGA)
Bauran harga berkenaan dcngan kebijakan strategis dan taktis seperti
tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi
harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Harga menggambarkan
besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk
memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau
oleh konsumen.
Definisi harga menurut Philip Kotler adalah : “price is the amount of
money charged for a product or service. More broadly, price is the sum of
all the value that consumers exchange for the benefits of having or using
the product or service”. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk
sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai
yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan
terhadap sebuah produk atau jasa. Sedangkan Stanton mendefinisikan harga:
“Price is the amount of money and or goods needed to acquire some
combination of another goods and its companying services”. Pengertian di
atas mengandung arti bahwa harga adalah sejumlah uang dan atau barang
yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang yang lain yang
disertai dengan pemberian jasa. Harga merupakan elemen dari bauran
pemasaran yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam
waktu tertentu tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat atau
menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan
pendapatan dari penjualan.

8
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pengguna untuk
mendapatkan produk. Dengan kata lain seseorang akan membeli barang kita
jika pengorbanan yang dikeluarkan (uang dan waktu) sesuai dengan manfaat
yang diperoleh dari prouksi tersebut (Moenroe, 1990). Jika hal ini dikaitkan
dengan produk layanan, maka seseorang akan datang ke tempat kita jika
waktu atau dana yang dikorbankan untuk mendapatkan produk layanan kita
sesuai dengan produk layanan yang ditawarkan. Harga dan kebijaksanaan
harga adalah elemen yang paling banyak diperdebatkan dalam pemasaran.
Harga adalah satu-satunya variabel strategi pemasaran yang berkaitan dengan
pemasukan, bagaimanapun harga mendatangkan masalah tersendiri. Condous
(1983) menyarankan, “…apabila pengenaan biaya (charging) merupakan
suatu keharusan, maka besarnya harus disesuaikan dengan kemampuan
pengguna.”Dalam hal pemasaran jasa, kreatifitas dan keahlian manajemen
paling banyak dibutuhkan dalam masalah penetapan harga. Ciri-ciri yang
dimiliki jasa menyebabkan dampak yang penting dalam penetapan harga.
Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan dampak yang penting dalam
penetapan harga. Hal yang menarik sekali adalah bahwa para penjual kerap
kali mengetahui permintaan in-elastis. Oleh karena itu mereka menetapkan
harga yang paling tinggi. Akan tetapi mereka lalai bertindak yang sebaliknya,
jika menghadpi permintaan yang elastis, walaupun harga lebih rendah akan
menaikkan penjualan unit, pendapatan total, penggunaan fasilitas dan
mungkin juga naiknya laba bersih. Prinsip penetapan harga barang dapat juga
diterapkan daam penetapan harga jasa.

Secara singkat prinsip-prinsip penetapan harga menurut Zeithaml dan


Bitner (1996) adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan
harganya, yang mencakup: pemilihan tujuan penetapan harga,
menentukan tingkat permintaan, prakiraan biaya, menganalisis harga
yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode
penetapan harga, dan menentukan harga akhir.
2. Perusahaan tidak selalu harus berupaya mencari profit makasimum
melalui penetapan harga. Sasaran lain yang bisa mereka capai adalah
mencakup survival, memakasimumkan penerimaan sekarang,

9
memakasimumkan pertumbuhan penjualan, memakasimumkan
penguasaan (skimming) pasar dan kepemimpinan produk atau kualitas.
3. Para pemasar hendaknya memahami seberapa responsif permintaan
terhadap
4. perubahan harga. Untuk mengevaluasi sensitifitas harga, para pemasar
bisa menghitung elastisitas permintaan, yang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
5. Elastisitas = Persen (%) perubahan dalam kuantitas yang dibeli
6. Persentase perubahan dalam harga
7. Berbagai jenis biaya harus sipertimbangkan dalam menetapkan harga,
termasuk di dalamnya adalah biaya langsung dan tidak langsung, biaya
tetap dan biaya variabel, biaya tidak langsung yang bisa dilacak, dan
biaya-biaya yang teralokasi. Bila suatu produk atau jasa harus
mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, harga harus mampu
menutup semua biaya mencakup mark-upnya.
8. Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan barang
dan jasa yang ditawarkan peruasahaan dan karenanya harus
dipertimbangkan dalam proses penetapan harga.
9. Berbagai cara penetapan yang ada mencakup mark-up, sasaran
perolehan, nilai yang bisa diterima, going rate, sealed-bid, dan harga
psikologis.
10. Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuikan harganya
dengan menggunakan harga geografis, diskon harga, harga promosi, dan
harga diskrimiasi, serta harga bauran produk.
Yazid (1999) yang mengatakan bahwa, “Harga atau biaya sebuah jasa
akan mencakup harga yang bersifat moneter dan harga yang bersifat non-
moneter. Harga yang bersifat moneter mempuyai peranan penting bagi bagian
pemasaran untuk mengukur tingkat atau porsi penerimaan dari konsumen”.
Selanjutnya dikatakan bahwa, di samping itu beberapa biaya non-moneter
yang mungkin diperhitungkan konsumen ketika menggunakan suatu jasa
mencakup:
1. Waktu. Waktu merupakan komoditas utama bagi sejumlah orang, dan
bagi seseorang yang menawarkan jasa dengan pelayanan yang berbeda
kepada setiap individu, tetapi mempunyai keterbatasan waktu, mereka

10
akan memperhitungkan biaya terhadap waktu yang digunakan dalam
mencari/memburu suatu jasa, karena barangkali waktu yang terbuang itu
sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain.
2. Upaya-upaya yang bersifat fisik. Biaya untuk melakukan upaya-upaya
fisik yang diperlukan unruk memperoleh sejumlah jasa bisa saja
dimasukkan, khususnya bila penyajian jasa dilakukan secara swalayan.
3. Biaya-biaya sensor. Biaya-biaya ini bisa saja dikenakan sehubungan
dengan adanya kebisingan, bau tidak sedap, aliran udara yang tidak lancar,
terlalu panas atau terlalu dingin ruangannya, tempat duduk yang tidak
nyaman, lingkungan yang terkesan jorok, bahkan rasa yang tidak
mengenakkan.
4. Biaya-biaya psikologis. Biaya-biaya ini kadang-kadang dikenakan untuk
penggunaan suatu jasa tertentu, seperti upaya yang bersifat mental
(berpikir), perasaan adanya ketimpangan atau ketidakadilan bahkan rasa
takut. (Yazid, 1999)

3) PROMOTION (PROMOSI)
Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi
Penjualan, Penjualan Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat.
Menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam
rangka menjual produk ke konsumen

1. Pengertian Promosi.
Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dapat
mengarahkan organisasi atau seseorang untuk menciptakan transaksi
antara pembeli dan penjual.
Promosi merupakan kegiatan terakhir dari marketing mix yang sangat
penting karena sekarang ini kebanyakan pasar lebih banyak bersifat pasar
pembeli di mana keputusan terakhir terjadinya transaksi jual beli sangat
dipengaruhi oleh konsumen. Oleh karena itu pembeli adalah raja. Para
produsen berbagai barang bersaing untuk merebut hati pembeli agar
tertarik dan mau membeli barang yang dijualnya.
Pada dasarnya keputusan membeli sangat dipengaruhi oleh motif-
motif pertimbangan secara emosional, seperti : merasa bangga, sugesti,

11
angan-angan dan sebagainya. Tetapi bisa juga pembeli membeli secara
rasional seperti: karena mempertimbangkan riwatnya, ekonomisnya, segi
kepraktisan, harganya, pengangkutannya dan sebagainya.
Dalam promosi terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan, pada
umumnya ada 4 kegiatan yang biasa dilakukan yaitu:
a. Periklanan.
Periklanan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi yang
sering dilakukan perusahaan melalui komunikasi non individu dengan
sejumlah biaya seperti iklan melalui media masa, perusahaan iklan,
lembaga non laba, individu-individu yang membuat poster dan
sebagainya. Periklanan dilakukan untuk memasarkan produk baru,
memasuki segmen pasar yang baru atau yang tidak terjangkau oleh
salesman maupun personal selling. Periklanan sering dilakukan baik
melalui surat kabar, radio dan TV, pos langsung atau bahkan melalui
biro periklanan.
b. Personal Selling.
Personal selling adalah kegiatan promosi yang dilakukan antar
individu yang sering bertemu muka yang ditujukan untuk
menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan
hubungan pertukaran yang saling menguntungkan kedua belah
pihak.*)
c. Promosi Penjualan.
Promosi penjualan adalah salah satu bentuk kegiatan promosi
dengan menggunakan alat peraga seperti: Peragaan, pameran,
demonstrasi, hadiah, contoh barang dan sebagainya.
d. Publisitas Dan Humas.
Publisitas merupakan kegiatan promosi yang hampir sama dengan
periklanan yaitu melalui media masa tetapi informasi yang diberikan
tidak dalam bentuk iklan tetapi berupa berita. Biasanya lembaga yang
dipublisitaskan tidak mengeluarkan biaya sedikitpun tetapi bisa
merugikan kalau lembaga yang dipublisitaskan diberitakan
kejelekannya
.
4) SALURAN DISTRIBUSI ( PLACE )

12
Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses
terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam
sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat
dengan mudah memperoleh suatu produk.
a) Pengertian Saluran Distribusi.
Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : “The
Various The Company Undertakes To Make The Product Accessible
And Available To Target Customer”. Berbagai kegiatan yang dilakukan
perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia
untuk konsumen sasaran.
b) Pemilihan saluran distribusi
Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk
memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang
bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada pelanggan
dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan
karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat
dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Saluran
distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling
bergantungan satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan
sebuah produk/pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi.
Pemilihan saluran distribusi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
 Sifat pembeli, seperti kebiasaan membeli, frekuensi pembelian, letak
geografis dsb
 Sifat produk.
 Sifat perantara.
 Sifat pesaing
 Sifat perusahaan, dan sebagainya Sifat pembeli sangat mempengaruhi
keputusan produsen dalam memilih saluran distribusi yang dipakai.
Sebagai contohnya, kalau jumlah pembeli hanya, frekuensi pembelian
dalam jumlah yang kecil-kecil maka akan membuat produsen
cenderung memilih saluran distribusi yang panjang.

13
 Tipe perantara. Perantara dalam kenyataannya juga melakukan
beberapa macam fungsi pemasaran seperti penyimpanan,
pengangkutan, penjualan, pembelian dan sebagainya.
Pada dasarnya ada 3 jenis perantara yaitu :
o Pedagang (Wholesaler) adalah perantara yang secara nyata
mempunyai barang dagangan dan melakukan fungsi pemasaran di
mana barang yang di dagangkan
o Pengecer (retailer) adalah perantara yang berhubungan langsung
dengan konsumen akhir baik konsumen untuk keperluan pribadi
maupun konsumen industri.
o Agen, Agen merupakan perantara yang ketiga, Kalau pedagang
besar dan pengecer memiliki hak milik pada barang yang dijual
maka kalau pada agen sebaliknya. Biarpun sebagai agen mereka
bisa menjual dalam partai besar tetapi tetap hak miliknya ada pada
produsennya
 Jumlah Perantara. Kalau ditinjau dari jumlah perantara, ini
menyangkut untuk tingkat penyebaran pasar yang diinginkan oleh
produsen. Dengan mempertimbangkan jumlah perantara/penyalur
maka produsen mempunyai 3 jenis kebijaksanaan alternative
pemakaian saluran distribusi, yaitu:
a) Distribusi Insentif. Kebijaksanaan yang dipakai perusahaan dengan
jalan memakai sebanyak mungkin penyalur atau pengecer untuk
mencapai dengan cepat kebutuhan konsumen dapat terpenuhi
dengan segera.
b) Distribusi selektif. Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya
memakai beberapa perantara saja, untuk memudahkan pengawasan
terhadap penyalur. Distribusi ini dipakai untuk memasarkan
barang-barang baru, barang spesial maupun barang industri jenis
peralatan ekstra.
c) Distribusi eksklusif. Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya
memilih satu perantara saja dalam wilayah geografis tertentu. Hal
ini digunakan untuk pengawasan yang lebih intensif dan
mendorong semangat penyalur agar agresif dalam melaksanakan
fungsi pemasarannya.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan dan Saran

Dalam konsep pemasaran modern banyak perusahaan yang mengacu pada bauran
pemasaran di dalam merancang program pemasarannya. Bauran pemasaran yang terdiri
dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi mempunyai peranan yang sangat penting
guna mensukseskan program pemasaran dari suatu perusahaan. Dengan melakukan
perencanaan terhadap empat bauran pemasaran diharapkan perusahaan dapat merumuskan
program pemasaran yang tepat bagi produk yang akan ditawarkan kepada konsumen.
Perencanaan produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus benar- benar sesuai
dengan kebutuhan konsumen. Selain itu, produk yang dihasilkan harus mencerminkan
kualitas yang baik. Hal tersebut agar sesuai dengan tujuan perusahaan yang mana produk
yang dihasilkan dapat diterima dan sesuai dengan kebutuhan konsumen dan dapat
memuaskan konsumen. Karena produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran,
keberhasilan suatu perusahaan dapat diketahui dari respon yang ditunjukkan oleh
konsumen.
Pada situasi persaingan dan perubahan yang bergerak begitu cepat ini perusahaan
ditekan oleh faktor-aktor eksternal seperti perubahan teknologi, ekonomi, sosial kultural
dan pasar. Di sisi lain, secara internal perusahaan menghadapi perubahan organisasi yang
tak kalah peliknya, seperti masalah budaya perusahaan, struktur, karyawan, pemegang
saham. Dalam situasi seperti ini konsep pemasaran tidak lagi cukup hanya berbicara
tentang penjualan, periklanan atau bahkan konsep bauran pemasaran 4P (product, place,
pricing, dan promotion).

15
Pemasaran harus dilihat sebagai suatu konsep bisnis strategi (strategic business
concept). Artinya pemasaran tidak lagi sekadar marketing as it is, melainkan harus
diintegrasikan dengan strategi perusahaan secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

a. Hermawan Kartajaya dan Philip Kotler, 2002, Rethinking Marketing;


Sustainable Marketing Enterprise in Asia. Jakarta: Prenhallindo.
b. Keegan, Warren J. 1996, Manajemen Pemasaran Global: Alih Bahasa,
Alexander Sindoro Jilid 1, Jakarta: Prenhallindo.
c. Widyatmini,1995, Pengantar Bisnis,Cetakan ke IV edisi 1,seri,Depok,Seri Diktat
Kuliah:Gunadarma
- Gruenwald, G. 1985. Seri Pemasaran dan Promosi, Pengembangan Produk
Baru, PT Alex Media Komputindo, Jakarta
d. Kotler, P. 1995. Manajemen Pemasaran; Analisa, Perencanaan, Implementasi
dan Pengendalian. Jilid I, edisi kedelapan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
- Dan Berbagai sumber lainnya.

16

Anda mungkin juga menyukai