Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ARIANI

NPM : 17 310 108

PRODI : MANAJEMEN

Menggapa sila pertama pancasila disebut ketuhanan yang maha Esa ?

Jawab :
1. Sila Pancasila: Ketuhanan yang Maha Esa.

Ketuhanan berasal dari kata Tuhan, ialah Allah, pencipta segala yang ada dan semua
mahluk. Yang Maha Esa berarti yang Maha tunggal, tiada sekutu, Esa dalam zat-Nya, Esa dalam
sifat-Nya, Esa dalam Perbuatan-Nya, artinya bahwa zat Tuhan tidak terdiri dari zat-zat yang
banyak lalu menjadi satu, bahwa sifat Tuhan adalah sempurna, bahwa perbuatan Tuhan tidak
dapat disamai oleh siapapun. Jadi ke-Tuhanan yang maha Esa, mengandung pengertian dan
keyakinan adanya Tuhan yang maha Esa, pencipta alam semesta, beserta isinya. Keyakinan
adanya Tuhan yang maha Esa itu bukanlah suatu dogma atau kepercayaan yang tidak dapat
dibuktikan kebenarannya melalui akal pikiran, melainkan suatu kepercayaan yang berakar pada
pengetahuan yang benar yang dapat diuji atau dibuktikan melalui kaidah-kaidah logika.

Atas keyakinan yang demikianlah maka Negara Indonesia berdasarkan ketuhanan yang
Maha Esa, dan Negara memberi jaminan kebebasan kepada setiap penduduk untuk memeluk
agama sesuai dengan keyakinannya dan beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya. Bagi
dan didalam Negara Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam hal ketuhanan yang Maha Esa,
tidak boleh ada sikap dan perbuatan yang anti ketuhanan yang Maha Esa, dan anti keagamaan
serta tidak boleh ada paksaan agama dengan kata lain dinegara Indonesia tidak ada paham yang
meniadakan Tuhan yang Maha Esa (ataisme).

Sebagai sila pertama Pancasila ketuhanan yang Maha Esa menjadi sumber pokok
kehidupan bangsa Indonesia, menjiwai mendasari serta membimbing perwujudan kemanusiaan
yang adil dan beradab, penggalangan persatuan Indonesia yang telah membentuk Negara republik
Indonesia yang berdaulat penuh, bersifat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan guna mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
2. Konsekuensi Sila Pertama Pancasila Terhadap Negara Indonesia

Inti sila Ketuhanan yang Maha Esa adalah kesesuaian sifat-sifat dan hakikat Negara
dengan hakikat Tuhan. Kesesuaian itu dalam arti kesesuaian sebab-akibat. Maka dalam segala
aspek penyelenggaraan Negara Indonesia harus sesuai dengan hakikat nila-nilai yang berasal dari
tuhan, yaitu nila-nilai agama. Telah dijelaskan di muka bahwa pendukung pokok dalam
penyelenggaraan Negara adalah manusia, sedangkan hakikat kedudukan kodrat manusia adalah
sebagai makhluk berdiri sendiri dan sebagai makhluk tuhan. Dalam pengertian ini hubungan
antara manusia dengan tuhan juga memiliki hubungan sebab-akibat. Tuhan adalah sebagai sebab
yang pertama atau kausa prima, maka segala sesuatu termasuk manusia adalah merupakan ciptaan
tuhan (Notonagoro). Hubungan manusia dengan tuhan, yang menyangkut segala sesuatu yang
berkaitan dengan kewajiban manusia sebagai makhluk tuhan terkandung dalam nilai-nilai agama.
Maka menjadi suatu kewajiban manusia sebagai makhluk tuhan, untuk merealisasikan nilai-nilai
agama yang hakikatnya berupa nila-nilai kebaikan, kebenaran dan kedamaian dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Disis lain Negara adalah suatu lembaga kemanusiaan suatu lembaga kemasyarakatan
yang anggota-anggotanya terdiri atas manusia, diadakan oleh manusia untuk manusia, bertujuan
untuk melindungi dan mensejahterakan manusia sebagai warganya. Maka Negara berkewajiban
untuk merealisasikan kebaikan, kebenaran, kesejahteraan, keadilan perdamaian untuk seluruh
warganya. Maka dapatlah disimpulkan bahwa Negara adalah sebagai akibat dari manusia, karena
Negara adalah lembaga masyarakat dan masyarakat adalah terdiri atas manusia-manusi adapun
keberadaan nilai-nilai yang berasal.

Anda mungkin juga menyukai