RSUD PEMANGKAT
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH:
1. DIAH FAJARINI
2. FREDIKA WARDIANI 20166323039
3. NETA
4. TIARA OCTARY 20166323101
5. TUTI ANDRIANI 20166323107
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Sepsis adalah bakteri umum generalisasi yang biasanya terjadi
pada bulan pertama kehidupan (Muscari, 2000)
Sepsis adalah sistemik inflamasi yang berhubungan dengan infeksi
yang dapat menyebabkan kematian. (Agenda Gawat Darurat Jilid 3 )
Sepsis adalah sindrom yang berkarakteristik oleh tanda-tanda klinis
dan gejala infeksi yang parah yang berkembang ke arah septisma dan
syok. (Dongoes Marilin E. 2002)
B. Etiologi
1) Bakteri Gram (-), dengan presentase 60-70 % kasus
2) Eksotoksi yang dihasilkan berbagai macam kuman, misalnya S.
Aurens, E.Coli
3) Kerusakan jaringan, yang dapat menyebabkan kegagalan
penggunaan oksigen sehingga menyebabkan MOSF
4) Pertolongan persalinan yang tidak hygienis pada partus lama
C. Patofisiologi
Pada awalnya infeksi kuman terjadi, sehingga pelepasan indotoksin
menyebabkan disfungsi dan kerusakan endotel dan disfungsi organ
multiple, terbentuknya sepsis. Sepsis bisa menyebabkan beberapa
gangguan seperti perubahan fungsi miokarium menyebabkan kontraksi
jantung menurun sehingga curah jantung menurun dan reduksi darah
terganggu, maka terjadi gangguan perfusi jaringan. Selain itu, sepsis juga
mempengaruhi perubahan ambilan dan penyerapan O2 menyebabkan
suplai O2 terganggu sehingga sesak dan terjadi gangguan pemenuhan O2.
Kemudian sepsis juga menyebabkan terhambatnya fungsi mitokondria
yang mempengaruhi kerja sel dan dapat menurunkan sistem imun,
sehingga resiko tinggi infeksi. Dan sepsis juga menyebabkan
terganggunya sistem pencernaan yang mempengaruhi reflek ingin
menurun, muntah, nafsu makan berkurang sehingga mengakibatkan
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
PATHWAY
D. Manifestasi klinis
1) Umum : demam, menggigil, lelah, malayse, dan gelisah
2) Saluran cerna : distensi abdomen, anoreksia, muntah dan diare
3) Saluran nafas : apnea, dyspnea, sianosis
4) Sistem Kardiovaskuler : pucat, hipotensi, bradikardi
5) Hematologi : ikterus, pucat
E. Komplikasi
1) Sindrom distress pernafasan pada dewasa
2) Koogulasi intra vaskuler
3) Gagal Ginjal Akut
4) Perdarahan Usus
5) Gagal hati
6) Disfungsi sistem saraf pusat
7) Gagal Jantung
F. Pemeriksaan penunjang
1) DPL dengan hitung jenis ( atau leukosit)
2) Kimia serum, bilirubin, laktat serum (meningkat), pemeriksaan
fungsi hati (abnormal) dan protein C (menurun)
3) Resistensi insulin dengan peningkatan glukosa darah
4) AGD (hipoksemia, asidosis laktat)
5) Kultur urin, sputum, luka, darah
6) Waktu tromboplastin parsial tekaaktivasi (meningkat), rasio
normalisasi internasional (meningkat) dan D- dirner (meningkat)
G. Penatalaksanaan
1) Resusitasi cairan
2) Pemberian antibiotik
3) Pemberian Vasopresor
4) Pengukuran saturasi oksigen vena sentral
5) Pemberian Paket Red Cell (PRC)
6) Pemberian Inotropik
7) Sasaran terapi ventilasi mekanik
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
menggunakan pendekatan ABCD
1. Airway : yakin kan kepatenan jalan nafas, berikan alat bantu nafas jika
perlu ( gudel atau nasopharingeal ), jika penurunan fungsi pernafasan
segera kontak ahli anastesi dan bawa segera mungkin ke ICU.
2. Breathing : kaji jumlah pernafasan lebih dari 24 kali per menit
merupakan gejala yang signifikan, kaji saturasi oksigen, periksa gas
darah arteri untuk mengkaji status oksigenisasi dan kemungkinan
asidosi, berikan 100% oksigen melalui non re-breath mask, auskultasi
dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada, periksa fotothorax.
3. Circulation : kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda
signifikan, monitoring tekanan darah dan lain sebagai nya.
4. Disability : bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien
sepsis padahal sebelum nya tidak ada masalah ( sehat dan baik ). Kaji
tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU.
5. Exposure : jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka
dan tempat suntikan dan tempat sumber infeksi lainnya.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko terhadap kerusakan integritas kulit b.d penurunan perfusi
jaringan, edema, syok, hemoragia.
2. Tidak efektif nya perfusi jaringan b.d vasodilatasi, penurunan curah
jantung dan defisit volume cairan.
3. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas b.d terganggunya pengiriman
oksigen kedalam jaringan.
C. Intervensi Keperawatan
1. Tidak efektifnya perfusi jaringan b.d vasodilatasi, penurunan curah
jantung dan defisit volume cairan.
NOC : Perfusi jaringan adekuat.
NIC : 1. Obsevasi status kardiovaskuler: frekuensi denyut jantung,
irama.
2. Observasi status hemodinamik : vitalsign CVP.
3. Pantau intake output dan balance cairan.
4. kaji warna kulit, suhu, sianosis, kapileri revil.
5. pantau asidosis dan koreksi ketidakseimbangan.
6. kolaborasi medis : pemberian cairan dan obat-obatan.
2. Resiko terhadap kerusakan integritas kulit b.d perfusi jaringan, edema,
syok, hemoragia.
NOC : Integritas kulit dapat dipertahankan.
NIC : 1. Lakukan personal hygiene : mandi, oralhygiene dll.
2. cegah tekanan dengan kasur anti dekubitus.
3. lakukan alih baring tiap 2 jam.
4. massage area yang tertekan.
5. hindari efek membekas dari linen.
3. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas b.d terganggunya pengiriman
oksigen ke dalam jaringan.
NOC : Pola nafas efektif.
NIC : 1. Pertahankan jalan nafas dengan posisi yang nyaman atau
semifowler.
2. Pantau frekuensi dan kedalaman jalan nafas.
3. perhatikan krakles, mengik.
4. catat adanya sianosis sirkumoral.
5. selidiki perubahan pada sensorium.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data demografi
a. Identitas pasien
Nama : Ny. P
No. RM : 0966xx
Umur : 78 th
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Dsn. Gotong Royong, Desa Segarau
Parit, Kec. Tebas
Suku : Melayu
Pekerjaaan : Petani
Diagnose medis : Sepsis
Tanggal masuk : 18-2-2019
Tanggal pengkajian : 18-2-2019
Dokter Penanggung Jawab : dr. Dany L, Sp.PD
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. H
Umur : 39 tahun
Hubungan dengan pasien : Menantu
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
1) Alasan Masuk Rumah Sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien dirujuk dari
puskesmas segarau karena tidak sadarkan diri secara
tiba-tiba, sulit bernafas, serta badannya panas.
2) Keluhan Saat Dikaji
- Pasien tampak tidak sadarkan diri, E1 M4 V1 ,
GCS = 6 : Sopor
- Pasien tampak bernafas tidak spontan serta
menggunakan NRM O2 sebanyak 8 L/menit, RR =
32 x/m
- Pasien tampak demam
TTV : TD = 176/100 mmHg
N = 103 x/menit
RR = 32 x/menit
S = 38,8 ̊C
b. Riwayat penyakit dahulu
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien pernah
mempunyai riwayat penyakit paru
c. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien mengatakan bahwa tidak ada yang
mengidap penyakit yang sama dengan pasien.
d. Genogram
X X X X
Keterangan :
Laki-laki meninggal : X
Perempuan meninggal : X
Laki-laki :
Perempuan :
Pasien :
3. Data biologis
a. Pola nutrisi
SMRS : keluarga pasien mengatakan pasien makan 3x
sehari, pagi, siang dan malam dalam porsi 1 piring habis,
serta minum +- 1.500 ml/hari
MRS : Pasien tampak terpasang selang NGT dengan
frekuensi minum susu sesuai takaran ahli gizi serta dibantu
oleh cairan infus.
b. Pola eliminasi
SMRS : Keluarga pasien mengatakan BAK +- 4-5 x/hari,
BAB +- 1x/hari – 2x/hari
MRS : Pasien tampak terpasang selang kateter dengan
frekuensi urin +- 1000 ml/hari pasien menggunakan
pampers dan belum ada BAB
c. Pola istirahat tidur
SMRS : Keluarga pasien mengatakan pasien tidur biasanya
+- 8 jam/hari, tidur malam jam 20.00 bangun jam 04.00
subuh
MRS : Pasien tampak terbaring ditempat tidur dan tampak
lemah
d. Pola Hygiene
SMRS : Keluarga pasien mengatakan pasien mandi 2x
sehari, pagi dan sore dilakukan secara mandiri
MRS : pasien dimandikan setiap pagi hari dibantu oleh
perawat, namun hanya diseka menggunakan kain lap basah.
e. Pola aktivitas
SMRS : Keluarga pasien mengatakan pasien bisa
melakukan tindakan mandi, berpakaian, eliminasi,
mobilisasi ditempat tidur, pindah, makan dan minum secara
mandiri
MRS : Pasien tidak bisa melakukan aktifitas seperti
mandi, berpakaian, eliminasi, mobilisasi ditempat tidur,
pindah, makan dan minum sehingga tergantung orang lain
(tidak mandiri) dengan skor = 4
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian √
Eliminasi √
Mobilisasi di tempat tidur √
Pindah √
Makan dan minum √
Keteranagan :
0 : mandiri
1 : tergantung sebagian
2 : bantuan orang lain
3 : bantuan orang lain dan alat
4 : tergantung total
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran : sopor, E1 M4 V1 (GCS= 6)
TTV : TD : 176/100 mmHg
N : 103 x/ menit
RR : 32x/ menit
S : 38,8 ̊C
SPO2 : 98 %
b. Kepala
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada lesi, rambut beruban
warna putih
Palpasi :
c. Mata
Inspeksi :
Palpasi :
d. Telinga
Inspeksi:
Palpasi :
e. Hidung
Inspeksi :
Palpasi :
f. Mulut
Inspeksi :
Palpasi:
g. Leher
Inspeksi :
Palpasi :
h. Thorax/ paru-paru
Inspeksi :
Palpasi :
Auskultasi :
Palpasi :
i. Jantung
Inspeksi:
Palpasi :
Aukultasi :
Palpasi :
j. Abdomen
Ispeksi :
Auskultasi :
Perkusi :
Palpasi :
k. Genetalia
Pasien
l. Ekstremitas
2222 2222
dekstra Sinistra
2222 2222
Keterangan : infus terpasang sebelah kiri
5. Pemeriksaan penunjang
Hasil laboratorium : 18 Februari 2019
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hb 10,7 mg/dl Lk: 13,0-17,5; pr: 11,5-16,5
Leukosit 16.500 /mmᵌ 4.000-11.000 mmᵌ
Eritrosit 3,98 juta/mmᵌ Lk: 4,5-5,5 ; pr: 4,1-5,1
Trombosit 663.000 /mmᵌ 150.000-400.000
Hematokrit 33 % Lk: 40-52 ; pr: 35-47
Bleeding time 4,30 menit 1-7 menit
Clothing time 11,30 menit 5-15 menit
M.C.H 27 pg 27-32 pg
M.C.H.C 33 gr/dl 31-35 gr/dl
M.C.V 82 fl 77-96 fl
Glukosa sewaktu 154 mg/dl <180 mg/dl
Hbs Ag negatif Negatif
6. Data pengobatan
- Infus Rl 10 TPM
- Inj. Ranitidin 50 mg 3x 1
Inj.Ketorolax 30 mg 3x 1
Inj.Ceftrioxone 1 gr 2x1
- Metronidazole 500 ml
B. Analisa Data
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 3, Edisi 8.
Jakarta: EGC
Doengoes, M.E, dkk. 2003. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta:
EGC.
Mansjoer, Arif, dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 5 Jilid 2. Jakarta:
Media Aesculapius