Anda di halaman 1dari 17

NASKAH PUBLIKASI

PRARANCANGAN PABRIK
AMIL ASETAT DARI AMIL ALKOHOL DAN ASAM ASETAT
KAPASITAS 50.000 TON PER TAHUN

Oleh :
Nela Faridatul Nisa
D 500 080 030

Dosen Pembimbing
1. Ir. Haryanto AR., M.S.
2. Kun Harismah, Ph.D.

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2013
INTISARI
Indonesia sebagai negara berkembang, saat ini masih mengandalkan impor
bahan industri kimia untuk memenuhi kebutuhan proses produksi perusahaan
kimia dalam negeri. Sedangkan permintaan pasar terhadap kebutuhan bahan
kimia semakin meningkat sehingga pembangunan industri kimia perlu ditumbuh
kembangkan. Salah satu bahan kimia yang banyak digunakan adalah Amil asetat,
Dalam industri amil asetat dapat digunakan sebagai bahan kimia untuk cat, bahan
industri sablon, pencampuran obat –obatan, dan sebagai komponen aroma –aroma
sintetis. Ketersediaan bahan baku, kebutuhan amil asetat di Indonesia sangat
minimum. di Indonesia dapat didirikan pabrik amil asetat dengan kapasitas
50.000 ton/tahun.
Amil asetat dapat diperoleh dengan cara sintesa esterfikasi dari asam
organik (asam asetat) dan alkohol (amil alkohol). Direaksikan didalam reaktor
RATB dengan penambahan katalis Amberlyst 15.
CH3COOH + C5H11OH CH3COOC5H11 + H2O
Reaksi yang terjadi di dalam reaktor pada suhu 110oC dan tekanan 1 atm dengan
konversi 85%. Air yang terbentuk langsung menguap menuju rectifier. Sedangkan
produk yang keluar dari reaktor menuju heater, mengubah menjadi cairan jenuh
kemudian menuju stripper untuk proses pemisahan, setelah tahap pemisahan
produk dan bahan yang tercampur pada amil asetat, kemudian amil asetat
dipisahkan menggunakan menara distilasi sehingga didapat produk yang
diinginkan (amil asetat).
Pabrik amil asetat digolongkan sebagai pabrik yang beresiko rendah, dan
memiliki indikator perekonomian yang relatif baik dilihat dari segi analisa
kelayakan ekonomi diketahui mengalami keuntungan Rp.70.460.286.555,72
setelah pajak, pengembalian investasi 53,54% setelah pajak, waktu pembayaran
dapat dilakukan dalam jangka 1,57 tahun dapat dilakukan setelah pajak,
sedangkan Break Even Point (BEP) 42,27% dan Shut Down Point 31,06%, dan
pabrik beroperasi selama 330 hari.

Kata kunci : Amil Asetat 50.000 ton/ tahun, RATB, Amberlyst 15.
A. PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara berkembang, saat ini masih mengandalkan impor
bahan industri kimia untuk memenuhi kebutuhan proses produksi perusahaan-
perusahaan kimia dalam negeri. Dewasa ini kemajuan teknologi khususnya di
bidang industri kimia sedang mengalami peningkatan yang signifikan. Industri
ini mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi maupun bahan jadi
yang siap untuk dipasarkan. Permintaan pasar akan kebutuhan bahan-bahan
kimia semakin meningkat sehingga pembangunan industri kimia perlu ditumbuh
kembangkan.
Salah satu bahan kimia yang banyak digunakan adalah Amil asetat, amil
asetat adalah salah satu ester asetat yang memiliki rumus kimia sebagai berikut
CH3COOC5H11. Amil asetat diperoleh dari proses esterifikasi amil alkohol dan
asam asetat melalui proses batch maupun kontinyu. Di dalam industri kimia,
amil asetat banyak digunakan sebagai bahan intermediet maupun bahan baku.
Dalam industri amil asetat banyak digunakan sebagai pelarut (solvent). Amil
asetat merupakan pelarut dengan titik didih menengah (medium boiling solvent),
yang secara cepat melarutkan resin-resin dan memberikan ketahan pada lapisan
pelindung.
Amil asetat dapat digunakan sebagai bahan kimia untuk cat, penyamakan
kulit, tekstil dan bahan industri sablon. Kegunaan lainnya sebagai bahan obat-
obatan, parfum, tepung sintetis dan sebagai komponen pada aroma sintetis
seperti apricot, pisang, pir, nanas, delima, dan raspberry (Mc Ketta. 1977).
Karena kebutuhan bahan industri kimia di Indonesia cukup tinggi,
kebutuhan bahan industri belum dapat dipenuhi, sehingga harus memesan dari
luar negeri dengan harga yang mahal, hal ini tentunya merugikan perusahaan.
Saat ini kebutuhan amil asetat dalam negeri masih disuplai dari perusahaan luar
negeri. Dengan didirikannya pabrik amil asetat di Indonesia diharapkan mampu
memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sisanya dapat diekspor ke luar negeri.

B. PERANCANGAN KAPASITAS
Data impor kebutuhan amil asetat Indonesia diperoleh dari Biro Pusat
Statistik (BPS) dari tahun 2007 sampai 2011. Data tersebut dapat dilihat pada
Tabel 1
Tabel 1.1. Data Impor Kebutuhan Amil Asetat di Indonesia 2007- 2011

No. Tahun Data impor (Ton)

1. 2007 14,788

2. 2008 8,446

3. 2009 8.586,959

4. 2010 11.055,88

5. 2011 12.911,19

Dari tabel diperoleh rata-rata kebutuhan impor amil asetat sebesar


6.515,453 ton/tahunnya, selanjutnya dapat diketahui total kebutuhan impor amil
asetat pada tahun 2017 sebesar 22.803,84 ton. Berdasarkan pertimbangan
kapasitas minimum pabrik amil asetat maka dengan menggunakan analisa rata-
rata kapasitas minimum pabrik yang telah berdiri, Pemilihan kapasitas produksi
yang direncanakan pada tahun 2017 adalah 40.000 ton/tahun guna mencukupi
kebutuhan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor. Berdasarkan
pertimbangan ketersediaan bahan baku, pemasaran, transportasi, tenaga kerja,
utilitas air, iklim, dan sarana komunikasi, maka lokasi pabrik amil asetat ini
ditetapkan di Karanganyar, Jawa Tengah.
C. PROSES PEMBUATAN AMIL ASETAT
Sintesa amil asetat dilakukan dengan proses esterifikasi. Berikut ini
adalah macam-macam proses esterifikasi yang meliputi (Kirk dan Othmer,
1952):
1. Sintesa ester dari asil halida,
2. Sintesa ester dari asam anhidrid,
3. Sintesa ester dari asam amino,
4. Sintesa ester dari garam dan alkil halida,
5. Sintesa ester dari asam nitrat,
6. Sintesa ester dari karbon monoksida,
7. Sintesa ester dari asam organik.
Menurut kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh masing-masing
reaksi amil asetat maka dipilih pembuatan amil asetat dari asam organik (asam
asetat) dan alkohol (amil alkohol) dengan pertimbangan bahan baku tidak
korosif dan tidak beracun. Reaksi esterifikasi berlangsung secara reversible pada
suhu 100-150°C dan tekanan 1 atm dengan mengikuti orde 1 terhadap asam
asetat, sehingga untuk memperoleh amil asetat sebesar mungkin maka kecepatan
reaksi kearah kanan harus lebih besar dari pada kecepatan reaksi ke arah kiri.
Reaksi esterifikasi amil asetat terjadi dengan melepaskan panas (eksotermis).
D. TINJAUAN KINETIKA
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, proses esterifikasi amil
asetat dari amil alkohol dan asam asetat yang berjalan pada orde satu,
mempunyai persamaan laju reaksi sebagai berikut (Chiang et al., 2002):
kf

CH3COOH + C5H11OH CH3COOC5H11 + H2O .....(1)


kb

𝐶𝐶𝐻 3𝐶𝑂𝑂𝐶 5𝐻11 𝐶𝐻2𝑂


-rA= 𝑘𝑓 𝐶𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝐶𝐶5𝐻11𝑂𝐻 − ......................(2)
𝐾𝑒𝑞

𝑘𝑓
Karena 𝐾𝑒𝑞 = , maka:
𝑘𝑏

-rA= 𝑘𝑓 𝐶𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝐶𝐶5𝐻11𝑂𝐻 − 𝑘𝑏 𝐶𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐶5𝐻11 𝐶𝐻2𝑂 ……....(3)


Dalam kasus ini reaksi yang berjalan ke kiri diabaikan karena:
1. Salah satu produk (air) yang terbentuk dapat langsung terambil dengan
cara diuapkan ke rectifier, sehingga reaksi ke kiri dihambat
2. Nilai konstanta kecepatan reaksi ke kiri kecil
Sehingga persamaan laju reaksi menjadi
-rA= 𝑘𝑓 𝐶𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝐶𝐶5𝐻11𝑂𝐻 ………………………….….(4)
Keterangan:
rA : Laju Reaksi (mol/L.s)
C : Konsentrasi Komponen (mol/L)
kf : Konstanta Kecepatan Reaksi ke kanan (s-1)
kb : Konstanta Kecepatan Reaksi ke kiri (s-1)
Keq : Konstanta Kesetimbangan

Reaksi esterifikasi antara asam asetat dan amil alkohol menjadi amil asetat
bersifat eksotermis, kedua reaksi berjalan pada fase cair-cair di dalam Reaktor
Alir Tangki Berpengaduk (RATB) pada suhu 110°C dan tekanan atmosferis.
Diagram alir proses pembuatan amil asetat dari asam asetat dan amil
alkohol dapat dilihat pada Gambar 1 (kualitatif) dan Gambar 2 (kuantitatif) .
E. SPESIFIKASI ALAT UTAMA PROSES
1. Reaktor
Kode : R-01
Fungsi : Mereaksikan asam asetat dan amil alkohol
dengan katalis padat amberliyst 15
Tipe : Reaktor aliran tangki berpengaduk (RATB)
Bahan kontruksi : Stainless steel
Kondisi operasi
a. Tekanan : 1 atm
b. Temperatur : 32 oC
Dimensi
a. Diameter : 2,444 m
b. Tinggi Shell : 2,444 m
c. Tinggi Reaktor : 3,470 m
d. Volume Shell : 11,453 m3
e. Volume Head : 2,947 m3
f. Volume Reaktor : 14,400 m3
g. Tebal Shell : 5/16 in
h. Tebal Head : ¼ in
Jaket
a. Bahan Kontuksi : Stainless steel
b. Tinggi Jaket : 2,443 m
c. Tebal Jaket : 1,125 m
Pengaduk
a. Jenis : Turbin dengan 6 blade disk standar
b. Jumlah Baffle : 4 buah
c. Lebar Baffle : 0,204 m
d. Diameter Impeller : 0,815 m
e. Lebar Impeller : 0,204 m
f. Putaran Pengaduk : 76,496 rpm
g. Power Motor : 6 Hp
Harga : US $ 281.101,80

2. Rectifier
Kode : D -1.1
Fungsi : Mengambil komponen ringan (air) dari
komponen berat (asam asetat dan amil
alkohol)
Jenis : Plate Sieve Tray Column
Bahan kontruksi : Stainless Steel
Spesifikasi
a. Tekanan umpan : 1,002 atm
b. Tekanan atas : 0,999 atm
c. Tekanan bawah : 1,005 atm
d. Suhu umpan : 102,976 oC
e. Suhu atas : 100,902 oC
f. Suhu bawah : 117,289 oC
Dimensi
a. Diameter : 2,289 m
b. Tinggi : 20,728 m
c. Tebal head : 3/16 in
d. Tebal shell : 5/16 in
Plate
a. Plate minimal : 8 stage
b. Plate ideal : 27 stage
c. Plate aktual : 44 stage
Harga : US $ 6.468,12

3. Stripper
Kode : D-2.1
Fungsi : Menggambil komponen berat (amil asetat
dan amil alkohol) dari komponen ringan (asam
asetat dan air)
Jenis : Plate Sieve Tray Column
Bahan kontruksi : Stainless Steel 304
Spesifikasi
a. Tekanan umpan : 1,003 atm
b. Tekanan atas : 1,002 atm
c. Tekanan bawah : 1,004 atm
d. Suhu umpan : 142,1 oC
e. Suhu atas : 129,29 oC
f. Suhu bawah : 144,86 oC
Dimensi
a. Diameter : 1,003 m
b. Tinggi : 5,801 m
c. Tebal head : 3/16 in
d. Tebal shell : 3/16 in
Plate
a. Plate minimal : 8 stage
b. Plate ideal : 9 stage
c. Plate aktual : 12 stage
Harga : US $ 173.459,88
4. Menara Distilasi
Kode : D- 3.1
Fungsi : Memurnikan produk Utama (amil asetat)
sampai 98%
Jenis : Plate Sieve Tray Column
Bahan kontruksi : Stainless Steel 304
Spesifikasi
a. Tekanan umpan : 1,003 atm
b. Tekanan atas : 1,002 atm
c. Tekanan bawah : 1,004 atm
d. Suhu umpan : 144,86 oC
e. Suhu atas : 133,55 oC
f. Suhu bawah : 149,60 oC
Dimensi
a. Diameter : 1,290 m
b. Tinggi : 15,13 m
c. Tebal head : 3/16 in
d. Tebal shell : 3/16 in
Plate
a. Plate minimal : 48 stage
b. Plate ideal : 69 stage
c. Enriching : 22 buah
d. Stripping : 47 buah
Harga : US $ 316.375,29
F. Analisis Ekonomi
Pabrik ini menggunakan modal tetap sebesar Rp.135.336.501.219,40 dan
modal kerja sebesar Rp. Rp. 112.784.159.775,56. Dari hasil analisis ekonomi
diperoleh parameter-parameter ekonomi sebagai berikut: Percent Return On
Investment (ROI) sebelum pajak sebesar 76,71% dan setelah pajak sebesar
53,69%; Pay Out Time (POT) sebelum pajak sebesar 1,15 tahun sedangkan
setelah pajak sebesar 1,57tahun; Break Even Point (BEP) sebesar 42,23%; Shut
Down Point (SDP) sebesar 31,04%; dan Discounted Cash Flow (DCF) sebesar
47,17%. Adapun untuk gambar hasil analisis dapat dilihat sebagai berikut :
900,00
Fa Va Ra Sa BEP SDP
800,00

700,00
Ra
600,00
Milyar (Rupiah) per Tahun

500,00
S
400,00
a
300,00
Va
200,00

BEP Fa
100,00
SDP
0,00
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Kapasitas Produksi per Tahun (%)

Gambar 3. Grafik analisa ekonomi


G. Kesimpulan
Pabrik amil asetat digolongkan pabrik beresiko rendah, karena pabrik
beroperasi pada pada tekanan 1 atm dan suhu 110oC. Analisa kelayakan
ekonomi pabrik amil asetat dinyatakan sebagai berikut:
1. Kentungan sebelum pajak sebesar Rp. 100.775.086.292,55per tahun dan
keuntungan setelah pajak sebesar Rp. 70.542.560.404,78 per tahun.
2. ROI (Return On Investment) sebelum pajak adalah 76,71%.
ROI (Return On Investment) sesudah pajak adalah 53,69%.
ROI (Return On Invesment) sebelum pajak untuk pabrik beresiko rendah
minimal 11% (Aries dan Newton, 1954).
3. POT (Pay Out Time) sebelum pajak adalah 1,15 tahun
POT (Pay Out Time) sesudah pajak adalah 1,57 tahun
POT (Pay Out Time) sebelum pajak untuk pabrik beresiko rendah maksimal
5 tahun (Aries dan Newton, 1954).
4. BEP (Break Event Point) adalah 42,23% dan SDP (Shut Down Point) adalah
31,04%. BEP untuk pabrik kimia pada umumnya berkisar antara 40%-60%.
5. DCF (Discounted Cash Flow) adalah 47,17%. DCF yang dapat diterima
harus lebih besar dari bunga pinjaman di bank. Besarnya DCF untuk pabrik
beresiko rendah minimal 1,5 kali besarnya bunga bank.

Berdasarkan hasil dari analisis kelayakan ekonomi tersebut diperoleh


kesimpulan bahwa pabrik amil asetat layak untuk didirikan dan dikaji lebih
lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Aries, R.S., Newton, RD., 1954, “Chemical Engineering Cost Estimation”, Mc. Graw
Hill Book Company Inc, New York Toronto London
Badan Pusat Statistik.,2007, Data Impor Indonesia ,BPS Indonesia, http:
www.bps.go.id
Chiang, C.L. Kuo, C.C. Yu, and David S.H. Wong, Design Alternatives for Amyl
Acetate Process: Coupled Reactor / Column and Reactive Distillation, Industrial
& Engineering Chemistry Research vol 41, no. 13.
Kirk, R.E. and Othmer, D.F., 1952, Encyclopedia of Chemical Technology 3rd ed., The
Inter Science Encyclopedia, Inc., New York.
Mc.Ketta, J.J., and Cunningham W.A., 1977, Encyclopedia of Chemical Processing
and Design, vol.31, Marcel Dekker, Inc., New York.

Anda mungkin juga menyukai