LP Meningitis TB
LP Meningitis TB
MENINGITIS TB
OLEH
NIM : PO7120111015
JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARBARU
2013
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : PO7120111015
Mengetahui
Pembimbing Lahan
LAPORAN PENDAHULUAN
MENINGITIS TB
2. Etiologi
Nyeri kepala
Demam
4. Patofisiologi
5. Manifestasi klinis
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan CSF
M. Purulenta M. Serosa/TBC M. Viral
Tekanan Normal
Glukosa normal
7. Penatalaksanaan
1. Medis
Dasar pengobatan Meningitis Tuberkulosa adalah :
1). Biodata
Terdiri dari identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, nomor register klien, tanggal masuk
dirawat, tanggal pengkajian, diagnosa medis.
2). Riwayat kesehatan sekarang
a). Keluhan utama: pasien dengan Meningitis Tuberkulosa menunjukkan
gejala gangguan kesadaran dan kelumpuhan.
b). Riwayat keluhan utama: klien dengan Meningitis Tuberkulosa biasanya
datang berobat dengan riwayat gangguan kesadaran, kejang dan panas serta
muntah.
3). Riwayat kehamilan dan persalinan meliputi: prenatal, natal, post natal.
4). Riwayat kesehatan masa lalu meliputi: riwayat penyakit yang diderita, pernah
opname atau belum, nutrisi waktu bayi, imunisasi dan riwayat allergi.
5). Riwayat tumbuh kembang, terdiri atas: berat badan lahir (BBL), panjang badan
lahir (PBL), lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas pada umur
berapa: gigi tumbuh, anak tengkurap, duduk, berjalan, menggerakkan motorik
halus.
6). Data psikososial spiritual: anak dan orang tua.
7). Pola kebiasaan sehar-hari, terdiri dari: makan/minum, istirahat/tidur, pola
eliminasi BAB dan BAK, akativitas sehari-hari sebelum dan selama sakit.
8). Pemeriksaan fisik meliputi :
a). Inspeksi : (mulai kepala sampai ujung kaki).
Keadaan umum: gangguan kesadaran, ubun-ubun menonjol, muntah,
kejang, kelumpuhan saraf mata sehingga terjadi strabismus dan nigtasmus,
pernafasan Cheyne Stoke.
b). Palpasi : anak dengan meningitis akan menunjukkan aku seluruh tubuh,
suhu tubuh meningkat (panas), nadi tidak teratur, kaku kuduk.
c). Perkusi : anak dengan Meningitis Tuberkulosa akan menunjukkan adanya
refleks tendon yang meninggi.
d). Auskultasi : akan terdengar bunyi pernafasan yang tidak teratur, ronchi
basah.
9). Pemeriksaan penunjang
Pada kasus Meningitis Tuberkulosa biasanya dilakukan pemeriksaan
penunjang :
a). Lumbal punksi untuk memeriksa CSF yang meliputi :
(1). Warna : xanthacrom
(2). Kekeruhan : tergantung pada jumlah sel dalam liquor, bila lebih dari
200 mm3 liquor sedikit keruh.
(3). Sel : terdiri dari PMN dan limposit. Semakin akut keadaan penyakit
maka makin banyak jumlah PMN
(4). Protein : selalu lebih dari 40%.
b). Tes tuberkulin : pada stadium awal memberikan hasil positif, sedang
distadium akhir hasil negatif.
c). Pemeriksaan radiologis : adanya perubaan gambaran yang dapat
menyokong Meningitis Tuberkulosa.
d). Pemeriksaan heatologi : Hb, leukosit, hitung jenis., analisa gas darah.
Nilai normal CSF :
-
Warna : jernih.
-
Nonne : (-) sampai (+)
-
Pandy : (-) sampai (+)
-
Sel : 0 sampai 10 /mm3
-
Protein : 10 – 35 mg/100 ml.
-
Glukosa : 50 – 80 mg/100 ml.
6. Kolaborasi
Berikan analgetik ;seperti asetarninofen, kodein
Kriteria Evaluasi:
3. Periksa adanya daerah yang mengalami nyeri tekan, kemerahan, kulit yang
hangat, otot yang tegang dan sumbatan pada vena kaki. Observasi adanya
dipneu tiba-tiba, takikardi, demam, distres pernafasan dan nyeri dada
Rasional: Pasien seperti diatas mempunyai resiko berkembangnya
trombosis vena dalam (TVD) dan emboli pulmonal yang memerlukan
tindakan, intervensi, penilaian medis,untuk mencegah komplikasi
Kriteria Hasil:
Berinteraksi secara sesuai dengan orang lain dan lingkungan
Memperlihatkan pengaturan pikiran secara logis
Menginterpretasikan ide yang dikomunikasikan orang lain secara benar
Mengkompensasi deficit sensori dengan memaksimalkan indra yang rusak.
Intervensi
Tidak demam
Jumlah leukosit dalam rentang normal
Intervensi :
2. Pertahankan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yan tepat baik pasien
pengunjung maupun staf. Pantau dan batasi pengunjung / staf sesuai kebutuhan
Rasional: Menurunkan resiko pasien terkena infeksi sekunder. Mengontrol
penyebaran sumber infeksi, mencegah pemajanan pada individu terinfeksi
( misalnya, individu yangmengalami infeksi saluran nafas)
3. Pantau suhu secara teratur catat munculnya tanda – tanda klinis dan proses
infeksi
Rasional: Terapi obat biasanya akan diberikan terus menerus selama kurang
lebih 5 hari setelah suhu turun (normal) dan tanda –tanda klinisnya yang
jelas. Timbulnya tanda klinis yang terus menerus merupakan indikasi
perkembangan dari meningokosemia akut yang dapat bertahan sampai
Berminggu – minggu atau berbulan –bulan atau terjadi penyebaran patogen
salama hematogen / sepsis.
4. Teliti adanya keluhan nyeri dada berkembangnya nadi yang tidak tertur /
disritmia atau demam yang terus menerus
Rasional: Infeksi sekunder seperti miokarditis / perikarditis dapat berkembang
dan memerlukan intervensi lanjut
6. Ubah posisi pasien dengan teratur dan anjurkan untuk melakukan nafas dalam
Rasional: Memobilisasi sekret dan mwningkatkan kelancaran sekret yang akan
menurunkan resiko terjadinya komplikasi terhadap pernafasan
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn. E., et al, 1999. Rencana asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk
Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi III. Jakarta: EGC.
Arief Mansjoer. 2000. Asuhan Keperawatan Pada System Saraf. Jakarta. EGC