SNH
SNH
memiliki jumlah neuron yang sama sekitar 100 miliar, tetapi koneksi di antara
berbagi neuron berbeda-beda. Pada orang dewasa, otak membentuk hanya sekitar
2% (sekitar 1,4 kg) dari berat tubuh total, tetapi mengkonsumsi sekitar 20% oksigen
dan 50% glukosa yang ada di dalam darah arterial. Otak harus menerima lebih
kurang satu liter darah per menit, yaitu sekitar 15% dari darahtotal yang dipompa
oleh jantung saat istirahat agar berfungsi normal.
Otak mendapat darah dari arteri. Yang pertama adalah arteri karotis interna
yang terdiri dari arteri karotis (kanan dan kiri), yang menyalurkan darah ke bagian
depan otak disebut sebagai sirkulasi arteri serebrum anterior. Yang kedua adalah
bertemu dengan sirkulasi arteri serebrum posterior membentuk suatu sirkulus willisi.
Ada dua hemisfer di otak yang memiliki masing-masing fungsi. Fungsi-fungsi dari
otak adalah otak merupakan pusat gerakan atau motorik, sebagai pusat sensibilitas,
sebagai areabroca atau pusat bicara motorik, sebagai area wernicke atau pusat
bicara sensoris, sebagai areavisuosensoris, dan otak kecil yang berfungsi sebagai
pusat koordinasi serta batang otak yang merupakan tempat jalan serabut serabut
B. Definisi
Stroke adalah gangguan fungsi otak akibat aliran darah ke otak mengalami
gangguan sehingga mengakibatkan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan otak tidak
terpenuhi dengan baik. Stroke dapat juga diartikan sebagai kondisi otak yang
mengalami kerusakan karena aliran atau suplai darah ke otak terhambat oleh adanya
fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak
Stroke non hemoragik adalah gangguan disfungsi otak baik sinistra atau
dekstra dengan sifat antara lain permulaan cepat dan akut atau subakut, terjadi
penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah sehingga aliran darah ke otak
tersumbat (Sutanto, 2010). Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan stroke non
hemoragik merupakan terhentinya aliran darah ke otak baik kanan maupun kiri
karena penyumbatan oleh bekuan darah ataupun aterosklerosis yang terjadi kurang
C. Etiologi
1. Trombus
proses oklusi lokal pada pembuluh darah. Oklusi aliran darah terjadi karena
perubahan karakteristik pembuluh darah dan pembentukan bekuan. Patologi
deposisi material lipid, pertumbuhan jaringan fibrosa, dan adesi trombosit yang
2. Emboli
patologi pembuluh darah lokal. Material emboli biasanya terbentuk dari jantung,
arteri besar (aorta, karotis, vertebralis) atau vena (Setiati dkk., 2014). Patologi
penyebab emboli adalah Endokarditis bakteri dan endokarditis non bakteri yang
D. Klasifikasi
meninggalkan sisa gejala sehingga pasien seperti tidak pernah mengalami stroke
sebelumnya, tepi stroke jenis ini adalah peringatan akan serangan stroke
selanjutnya sehingga tidak boleh diabaikan begitu saja (Masriadi, 2016).
3. Complete Stroke
4. Stroke Involusi
Jenis stroke ini terjadi mulai dari stroke ringan yang kemudian sedikit
demi sedikit bisa memburuk yang dimana dalam prosesnya berjalan mulai dari
E. Manifestasi Klinis
Gejala yang timbul dari stroke non hemoragik tergantung dari serangan pada
otak hemisfer kanan atau kiri. Bila terjadi serangan pada otak hemisfer kanan, maka
pasien akan mengalami kelumpuhan sebelah kiri tubuh dan penurunan terhadap
objek menurun. Sebaliknya, bila terjadi serangan pada otak hemisfer kiri maka terjadi
kelumpuhan sebelah kanan tubuh, perilaku lambat dan sangat hati-hati, gangguan
penglihatan pada mata sebelah kanan, kesulitan menelan, sulit bicara, mudah
tersinggung dan mudah frustasi (Hariyanto & Sulistyowati, 2015). Manifestasi klinis
3. Gangguan sensorik
4. Gangguan visual
5. Gangguan keseimbangan
7. Muntah
8. Disatria (kesulitan berbicara)
F. Patofisiologi
disebabkan oleh patologi pembuluh darah lokal melainkan aorta, karotis, vertebralis,
dan material emboli lain seperti udara, lemak, benda asing yang memasuki sirkulasi
dapat menyebabkan keadaan hipoksia. Kekurangan oksigen dalam satu menit dapat
menunjukkan gejala yang dapat pulih seperti kehilangan kesadaran, sedangan
kekurangan oksign dalam waktu yang lebih lama menyebabkan nekrosis neuron
yang disebut infark. Perfusi jaringan serebral tidak efektif dapat menyebabkan fungsi
akan menyebabkan iskemia pada jaringan yang tidak dialiri oleh darah, jika hal ini
berlanjut terus-menerus maka jaringan tesebut akan mengalami infark.Dan
sehingga tubuh akan mengalami hambatan mobilitas, defisit perawatan diri karena
tidak bisa menggerakkan tubuh untuk merawat diri sendiri, pasien tidak mampu
untuk makan sehingga nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Defisit neurologis juga
kemih dan saluran pencernaan lalu akan mengalami gangguan eliminasi. Karena ada
penurunan kontrol volunter maka kemampuan batuk juga akan berkurang dan
jalan nafas dan pasien kemungkinan tidak mampu menggerakkan otot-otot untuk
bicara sehingga pasien mengalami gangguan komunikasi verbal berupa disfungsi
2 Single Photon Emission Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari
Computed Tomography (SPECT) otak, yang juga mendeteksi, melokalisasi, dan
mengukur stroke (sebelum nampak oleh
pemindaian CT).
I. Penatalaksanaan
Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan
Pengobatan Konservatif
Pengobatan Pembedahan
J. Komplikasi
tekanan juga dapat terganggu. Hal tersebut dapat meningkatkan resiko cedera
bisa karena hemiparase seluruh tubuh, sensasi kepala terasa ringan, penurunan
tingkat kesadaran, bingung serta tinitus (Setiati dkk., 2014).
3. Gangguan eliminasi
Gangguan eliminasi kandung kemih dan usus lazim terjadi stroke dapat
menyebabkan kehilangan sebagian sensasi yang memicu eliminasi kandung
kognitif. Perubahan eliminsai usus lazim terjadi, akibat dari perubahan LOC,
K. Pengkajian
1. Pengkajian Sekunder
promosi kesehatan) dan resiko (area perawat dapat mencegah atau potensi
masalah yang dapat ditunda (Herdman & Kamitsuru, 2015).
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS,
nomor register, diagnose medis.
b. Keluhan utama
2. Pengkajian Primer
dengan fokus pemeriksaan fisik pada pemeriksaan B3 (Brain) yang terarah dan
dihubungkan dengankeluhan-keluhan dari klien.
a. B1 (Breathing)
b. B2 (Blood)
mmHg).
c. B3 (Brain)
d. B4 (Bladder)
Setelah stroke klien mungkin mengalami inkontinensiaurine sementara
neurologis luas.
e. B5 (Bowel)
f. B6 (Bone)
dapat menunjukkan kerusakan pada neuron motor atas pada sisi yang
Hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh, adalah tandayang lain.
Pada kulit, jika klien kekurangan 02 kulit akan tampak pucat dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit akan buruk.Selain itu, perlu juga dikaji
4) Pola aktivitas dan latihan : Klien akan mengalami kesulitan aktivitas akibat
6) Pola Persepsi-Konsep diri : Emosi labil, respon yang tak tepat, mudah
marah, kesulitan untuk mengekspresikan diri.
berkomunikasi.
9) Pola Seksual-Reproduksi : biasanya terjadi penurunan gairah seksual
tingkah laku yang tidak stabil, kelemahan/ kelumpuhan pada salah satu
sisi tubuh.
1) Kulit : jika kekurangan oksigen kulit akan tampak pucat dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit jelek. Disamping itu perlu juga dikaji
1) Bentuk : normochepalik
2) Wajah : umumnya tidak simetris yaitu mencong kesalah satu sisi.
tubuh.
kranial I-XII.
1) Saraf I: Biasanya pada klien stroke tidak ada kelainan pada fungsi
penciuman.
2) Saraf II: Disfungsi persepsi visual karena gangguan jaras sensori primer di
antara mata dan korteks visual. Gangguan hubunganvisual-spasial
6) Saraf VIII: Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi.
9) Saraf XII: Lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi danfasikulasi,
keadaan lanjut tingkat kesadaran klien stroke biasanya berkisar pada tingkat
letargi, stupor, dan semikomatosa. Jika klien sudah mengalami koma maka
penilaian GCS sangat penting untuk menilai tingkat kesadaran klien dan
k. Status Mental
l. Fungsi Intelektual
Pada beberapa kasus klien mengalami brain damage yaitu kesulitan untuk
mengenal persamaan dan perbedaan yang tidak begitu nyata.
m. Kemampuan Bahasa
memengaruhi fungsi dari serebral. Lesi pada daerah hemisfer yang dominan
pada bagian posterior dari girustemporalis superior (area Wernicke)
didapatkan disfasia reseptif, yaitu klien tidak dapat memahami bahasa lisan
atau bahasa tertulis. Sedangkan lesi pada bagian posterior dari girus
otak terhambat
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler
menurun/batuk efektif
M. Intervensi Keperawatan
4 Bersihan jalan nafas tidak Bersihan Jalan Nafas Manajemen Jalan Nafas
efektif Definisi : Definisi :
Definisi : Kemampuan membersihkan Mengidentifikasi dan
Ketidakmampuan sekret atau obstruksi jalan mengelola jalan nafas.
membersihkan sekret dan nafas untuk mempertahankan
obstruksi jalan nafas untuk jalan nafas agar tetap paten. Intervensi yang akan dilakukan
mempertahankan jalan nafas :
tetap paten. Setelah dilakukan tindakan a. Monitor pola nafas
keperawatan diharapkan (frekuensi, kedalaman,
Penyebab : bersihan jalan nafas efektif usaha nafas)
Hipersekresi jalan nafas dengan kriteria hasil : b. Monitor bunyi nafas
Disfungsi neurovaskular a. Produksi sputum tambahan (Mis.Gurgling,
Sekresi yang tertahan b. Dispnea mengi, whzzing, romkhi
c. Ortopnea kering).
Tanda dan Gejala : d. Sulit bicara c. Monitor sputum (Jumlah,
a. Batuk tidak efektif e. Sianosis warna, aroma).
b. Sputum berlebih f. Gelisah d. Pertahankan kepatenan
c. Mengi, whezzing, g. Frekuensi nafas jalan nafas dengan head-
dan/atau ronchi kering. tilt dan chin-lift
d. Gelisah Keterangan : e. Posisikan semi fowler atau
e. Sianosis 1 = menurun fowler
f. Frekensi nafas berubah 2 = cukup menurun f. Lakukan penghisapan lendi
3 = sedang dari 15 detik
Kondisi Klinis Terkait 4 = cukup meningkat g. Berikan oksigen
a. Stroke 5 = meningkat
Wilkinson, Judith. (2008). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 7. Penerbit Buku
Kedokteran (EGC). JakartaHerdman, T.Heather (2011).