Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

ANALISIS PENGARUH PENCAHAYAAN TERHADAP


KINERJA OPERATOR

4.1 PENDAHULUAN
4.1.1 Latar Belakang
Pencahayaan atau penerangan merupakan salah satu komponen
agar pekerja dapat bekerja atau mengamati benda yang sedang
dikerjakan secara jelas, cepat, nyaman dan aman. Lebih dari itu
penerangan yang memadai akan memberikan kesan pemandangan yang
baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan. Sebuah benda akan
terlihat bila benda tersebut memantulkan cahaya, baik yang berasal dari
benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang datang dari sumber
cahaya lain, dengan demikian maksud dari pencahayaan adalah agar
benda terlihat jelas.
Pencahayaan tersebut dapat diatur sedemikian rupa yang
disesuaikan dengan kecermatan atau jenis pekerjaan sehingga
memelihara kesehatan mata dan kegairahan kerja.
4.1.2 Tujuan Praktikum
a. Mengetahui besarnya intensitas cahaya dengan output yang tepat
untuk suatu jenis pekerjaan.
b. Mengetahui hubungan antara intensitas cahaya dengan output yang
dihasilkan.
c. Praktikan dapat mengetahui dan memahami tentang kondisi
pencahayaan yang dapat mempengaruhi hasil pekerjaan.
d. Praktikan dapat mengetahui tingkat pencahayaan yang diizinkan
untuk suatu pekerjaan.
4.1.3 Manfaat
a. Mempermudah dan memperjelas pekerjaan
b. Mengetahui tingkat kesalahan sseorang dari pencahayaan
c. Mengetahui tingkat ketelitian pada seorang pekerja.
4.2 LANDASAN TEORI
Agar dapat memahami suatu display, seseorang manusia diperlukan :
1. Kemampuan visual yang memadai.
2. Penyajian informasi yang sesuai, termasuk juga ukuran, pencahayaan,
perbedaan dan desain dari display.
3. Keahlian manusia dan pengetahuan yang dimiliki dalam upaya
pemahaman tentang display.
a) Mata
Retina memiliki 2 jenis penerima : The Cones yang masing-
masing memiliki urat syaraf yang berhubungan langsung ke otak dan
efektif dalam hal penerima dan warna dibawah cahaya terang, dan The
Rods yang dihubungkan secara berkelompok ke urat syaraf-syaraf akan
mencapai efektivitas yang paling baik dalam lampu yang terang dan
melindungi bagian-bagian penglihatan pada bagian ujung atau tepi. The
Cones letaknya berdekatan degan suatu celah sempit ang dipusatkan pada
Fovea.
Sementara itu The Rods secara serempak menyebar ke bagian
retina yang tersisa. Pada Fovea kapasitas dari Cones adalah yang tersebar
dan agar dapat diamati dengan jelas agar obyek harus difokuskan pada
bagian tersebut.
Pada retina daerah yang dihasilkan oleh pandangan pusat meliputi
sudut pandang hanya sekitar 10. Hal ini membuktikan bahwa mata hmpir
selalu melakukan gerakan yang terus-menerus untuk melihat suatu daerah
pandang. Pelatihan dapat membantu manusai untuk melakukan hal ini
dengan cara yang paling efisien.
Oleh karena mata meliputi daerah yang lebih luas, The Rods dapat
mendeteksi tingkat cahaya yang sangat minim dalam pandang malam hari.
Berdasarkan kondisi inilah mata tidak mungkin dapat membeda-bedakan
warna. The Rods dapat mendeteksi pada permukaan, suatu penggunaan
yang bermanfaat dari karakteristik dalam hal peringatan bahaya yang
mungkin terjadi. Tidaklah bermanfaat bagi para pengemudi, bahwa
kemampuan kita untuk merasakan/mengetahui apa yang ada pada
Perphery akan menurunkan dengan melajunya/meningkatnya kecepatan.
Bagian ini menjelaskan adanya stimulasi visual pada sisi suatu jalan,
misalnya tanda lalu lintas. Lampu-lampu yang menyala berkelap-kelip
akan lebih efektif untuk dapat melihat.
Gerakan mata dan pemfokusan ulang terjadi pada saat yang
berarti dan inilah salah satu faktor yang membatasi rata-rata pengambilan
informasi. Seluruh obyek yang harus diamati dan dipelajari dengan
seksama dalam suatu pekerjaan, seharusnya diletakkan saling berdekatan
satu dengan yang lainnya dan pada jarak yang sama dari mata. Informasi
lain memerlukan acuan yang aktif dan seharusnya ditempatkan langsung
tepat di depan suatu posisi yang nyaman dan enak dari kepala, dan
selanjutnya hal itu dapat untuk menopang kebutuhan untuk menopang
leher di dalam posisi yang dibelokkan atau diputarbalikkan pada posisi
yang cukup lama.
Terangnya lampu-lampu yang beberapa dalam ruangan akan
membuat proyeksi dari slide dan layar bioskop menjadi lebih terang.
Sebagai contoh adalah lampui panggung yang ada dalam gedung
pertunjukan.

Gambar grafik 4.1 Distribusi Rods & Cones dan Ketajaman


Penglihatan di Atas Retina
b) Adaptasi pada Perubahan-perubahan Tingkat Cahaya
Pada tingkat perubahan cahaya yang mendadak, daerah pupil pada
matalah yang pertama kali yang berubah sekitar 0,25. daerah tersebut
dapat berubah dengan suatu faktor sebesar 1 : 16 dan ketidak adaan
adaptasi yang datang dari penerima Cone dan Rods. Proses yang terjadi
kemudian kira-kira berlangsung kira-kira 20 – 30 menit dari kondisi terang
sampai kondisi gelap. Adaptasi dari gelap ke terang biasanya berlangsung
tidak lebih dari 2 menit. Hasil akhirnya menyatakan bahwa jangkauan dari
penerangan terhadap obyek-obyek dapat dilihat adalah sangat besar yanitu
1 : 1011.
Dalam cahaya terang, kepekaan yang relatif dari mata untuk
membedakan warna ditunjukkan pada gambar 11.4. jika gelap diterima,
kepekaan berpindah dengan baik melalui ujung spektrum yang berwarna
biru. Oleh karena gelap yang diterima mata tidak peka terhadap warna
merah, adaptasi gelap tersebut tidak dapat diungkapkan sampai cahaya
merah. Oleh karena itu, alat-alat yang digunakan pada malam hari
seharusya diperjelas dengan warna merah.
Pengaruh dari terangnya suatu obyek tergantung dari keadaan
penerimaan dari mata. Jika daerah penglihatan mengandung suatu wilayah
yang sangant terang, maka akan cenderung untuk menerimanya,
mengurang kepekaan sampai ke wilayah yang lebih gelap. Penerimaan dari
suatu obyek tergantung dari suasana terang yang ada di sekelilingnya,
dimana mata dapat menerima suasana tersebut. Oleh karena itu, lampu-
lampu jalan dapat membuat suatu perbedaan besar untuk lampu-lampu
yang berada pada daerah berbahaya seperti persimpangan-persimpangan,
sebab mata yang telah menerima tingkat cahaya sekeliling yang sangat
perhatian seseorang.
c) Masalah-masalah Lain Vision ( Penglihatan )
Suatu proporsi yang besar dari populasi memerlukan lensa-lensa
yang dapat diperbaiki untuk dapat melihat dengan baik. Sekitar 8% dari
laki-laki dan 0,5% wanita mempunyai beberapa cacat tentang penerimaan
tentang warna, walaupun ada variasi yang lebih luas dalam beratnya
masalah diantara orang-orang ini. Dimana penerimaan dari warna adalah
kritis dari suatu pekerjaan. Oleh karena penglihatan warna harus diuji lebih
dahulu.
1) Kualitas Cahaya
a. Brightness Distribution
Menunjukkan jangkauan dari illuminasi dalam daerah
penglihatan. Suatu ratio kontras yang tinggi diinginkan untuk
penerimaan detil, tetapi variasi yang berlebihan dari illuminasi dapa
menyebabkan timbulnya masalah. Mata menerima cahaya utama
yang sangat terang sehingga mata menjadi sulit untuk memeriksa
dengan cermat obyek-obyek yang lebih gelap dalam suatu daerah
yang terang. Beberapa contoh misalnya:
1) Sebuah simbol kecil gelap pada dinding terang atau menempel
pada jendela.
2) sebuah layar VDU yang dibaca berhadapan dengan jendela.
3) sebuah benda kerja gelap pada ujung paling atas dari meja,
dengan warna putih perbandingan terang cahaya dalam kerja
utama, difokuskan sebaiknya tidak lebih dari 3 sampai 1. untuk
memelihara pada daerah pusat ini, cahaya terang rata-rata
tersebut seharusnya 10 kali lebih besar dari latar belakang.
2) Glare (silau)
I. Cahaya menyilaukan yang tidak menyenangkan (Disamfort Glare)
Cahaya ini mengganggu tetapi tidak seberapa mengganggu kegiata
visual. Akan tetapi, ini dapat meningkatkan kelelahan dan
menyebabkan sakit kepala.
II. Silau yang mengganggu (Disability Glaire)
Cahaya ini berkala mengganggu penglihatan dengan adanya
penghamburan cahaya pada lensa mata. Orang-orang lanjut usia
kurang dapat menerima cahaya ini, contohnya berkendara
menghadapi matahari. Jika matahari ada pada horisontal atau harus
melihat ke cahaya tersebut.
III. Shadows
Bayang-bayang yang tajam (Sharp Shadow) adalah akibat
dari sumber cahaya buatan yang kecil atau langsung dari cahaya
matahari. Keduanya dapat mengakibatkan ratio teranag yang
berlebihan dalam jangkauan penglihatna, detil-detil penting yang
tidak begitu jelas. Sumber-sumber yang lebih besar (lampu-lampu
yangberflourence) dan bayangan yang lebih besar. Secara umum,
shadow digunakan untuk inspeksi misalnya menunjukkan cacat
pada permukaan. Dalam beberapa kasus, sumber cahaya langsung
diarahkan pada permukaan luncur.
Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia
untuk melihat obyek secara jelas, cepat, tanpa menimbulkan
kesalahan. Kebutuhan akan pencahayaan yang baik, akan makin
diperlukan apabila kita mengerjakan suatu pekerjaan yang
memerlukan ketelitian karena penglihatan. Pencahayaan yang
terlalu suram, mengakibatkan mata pekerja makin cepat lelah
karena mata akan selalu berusaha untuk bisa melihat, dimana
lelahnya mata mengakibatkan kelelahan menyilaukan.
Kemampuan mata untuk melihat obyek secara jelas
ditentukan oleh :Ukuran obyek, derajat kontras di antara obyek dan
sekelilingnya, luminesi (brightness) dan lamanya melihat. Yang
dimaksud dengan derajat kontras adalah perbedaan derajat terang
relatif antara obyek yang sekelilingnya, sedangkan luminesi adalah
arus cahaya yang dipantulkan oleh obyek. Salah satu contoh yang
sederhana, apabila kita membaca buku atau meletakkan benda
putih,maka warna alas buku sebaiknya relatif sama dengan warna
kertas dari buku tersebut agar buku tersebut agar huruf-huruf dari
buku mempunyai derajat kontras yang tinggi. dibandingkan buku
dan alasnya, begitu pula putih, agar derajat kontrasnya tinggi harus
diletakkan pada alas yang berwarna gelap

Gambar grafik 4.2 Sensitivitas Mata Pada Cahaya Terang

3) Efek Dari Pencahayaan Dan Cout rast Pada Ketajaman


I. Penglihatan
Ilumiasi dan cout rast dapat mempengaruhi performance
dan penglihatan. Kurva-kurva yang telah ditandai dengan sebuah
bintang, seluruhnya memakai suatu ukuran obyek dengan sudut
pandang sekitar 3 menit pada mata C (definisi Weston) berubah dari
0,28 sampai 0,97 di dalam mengamati efek dari iluminasi, perhatikan
bagaimana suatu aturan dari hasil-hasil pengurangan yang beroperasi
sekitar 300 lux.
Peningkatan kontras mungkin salah satu cara yang lebih
efektif dalam upaya meningkatkan kemampuan daya lihat. Masalah-
masalah cahaya yang menyilaukan adalah pada tingkat iluminasi
yang lebih besar dari 1000 lux (bergantung pada reflektivitas
permukaan).
4) Peta Snellen
Adalah peta standard untuk pengukuran ketajaman visual.
Biasanya dibaca pada 6 meter garis teratas dan seharusnya dapat dibaca
oleh seseorang dengan penglihatan normal pada jarak 60 meter
sedangkan garis lainnya didesain untuk dapat dibaca oleh orang-orang
dengan penglihatan normal pada jarak 36, 24, 18, 12, 9, 6, 4, 3, 2,
meter. Daya lihat 6/6 diperkirakan normal (20/20 dalam imperial) 6/12
artinya manusia hanya dapat membaca pada jarak 6 meter dimana orang
rata-rata dapat membaca pada 12 meter. Pengajuan daya lihat pada peta
Snellen bergantung pada iluminasi yang seharusnya distandarisasi.

Gambar 4.3 Reflektifitas Permukaan yang Direkomendasikan untuk


Perkantoran yang Berkomputer

Gambar 4.4 Kurva didapat dari Hasil Penelitian yang menunjukkan


Hubungan Antara Kecepatan dan Ketepatan Serta Penampilan Visual,
untuk Berbagai Macam ukuran Obyek dan Perbandingan Nilai Kontras
Perhatikan bahwa pencahayaan dan kontras juga
memepengaruhi kecepatan pemahaman. Hal ini serig diujikan dalam
suatu tachistos Cope, suatu alat yang dapat menunjukkan sebuah
gambaran untuk interval singkat. Oleh karena simbol-simbol, angka-
angka dan kata-kata yang dicetak mungkin dievaluasi dahulu menurut
cara ini.

Gambar 4.5 Contoh Kontras


Salah satu faktor yang mungkin penting daripada lingkungan
kerja yang dapat memberikan kepuasan dan produktivitas kepada
karyawan adalah adanya penerangan yang baik. Dalam suatu pabrik
akan sangat membantu dalam melaksanakan atau berhasilnya kegiatan
dan membantu dalam menghemat baik tenaga maupun penglihatan serta
membantu dalam melaksanakan semangat kerja. Efisiensi seorang
operator ditentukan pada ketepatan saat melihat dan bekerja, sehingga
dapat meningkatkan efektifitas kerja dan dapat memberikan keamanan
yang lebih besar.
Tingkat penerangan yang baik merupakan salah satu faktor
untuk memberikan keadaan kondisi penglihatan yang cukup baik.
Masih ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi kemampuan kita
untuk melihat. Beberapa faktor diantaranya berhubungan dengan fisik
pekerjaan dan tempat kerja, disamping spek lain seperti kelelahan dan
kecepatan memberikan reaksi.

4.3 HASIL
4.3.1 Alat dan Bahan
a. Sticher.
b. Stopwatch.
c. Alat tulis.
d. Lux meter.
e. Lampu.
f. Meja kursi.
4.3.2 Langkah kerja
Pada praktikum pencahayaan ini prosedur praktikum yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Kelompok praktikum yang terdiri dari 3 orang masuk kedalam ruang
iklim
2. Siapkan peralatan yang akan digunakan untuk praktikan, yaitu :
a. Benang
b. Jarum
c. Pernak-pernik
d. Kertas
3. Potong benang secukupnya dan masukan pada jarum dan di kasih
pembatas pada ujung benang.
4. Pilih 1 orang sebagai pencatat hasil percobaan.
Tingkat pencahayaan yang digunakan :
a. Rendah : 5 watt
b. Sedang : 40 watt
c. Tinggi : 75 watt
5. Operator masuk ruang iklim dan memulai pada saat itu juga, timer
mulai menghidupkan stopwatch oleh aslab. Setiap percobaan
dilakukan dalam waktu 1,5 menit.
4.3.3 Hasil Praktikum
Tabel 4.1 Pengamatan Pencahayaan
Pencahayaan
Operator Percobaan Redup (15 lux) Normal (27 lux) Terang (34 lux)
Benar Salah Benar Salah Benar Salah
1 10 2 10 2 12 0
Setyo 2 10 2 9 3 8 4
3 9 3 10 2 10 2
1 11 1 12 0 9 3
Ilham 2 12 0 11 1 9 3
3 12 0 11 1 9 3
1 12 0 12 0 10 2
Riski 2 12 0 12 0 12 0
3 12 0 5 7 9 3
Sumber : Data Praktikum

Tabel 4.2 Perhitungan Data Redup (15 Lux)

Operator X ∑X X̅ X - X̅ (X - X̅)² ∑(X - σx


X̅)²
10 0,33 0,1089
10 0,33 0,1089
Setyo 9 29 9,67 -0,67 0,4489 0,6667 0,577

11 -0,67 0,4489
12 0,33 0,1089
Ilham 12 35 11,67 0,33 0,1089 0,6667 0,577

12 0 0
12 0 0

Riski 12 36 12 0 0 0 0

Sumber : Pengolahan Data Praktikum


Tabel 4.3 Perhitungan Data Normal (27 Lux)

Operator X ∑X X̅ X - X̅ (X - X̅)² ∑(X - σx


X̅)²
10 0,33 0,1089
9 -0,67 0,4489
Setyo 10 29 9,67 0,33 0,1089 0,6667 0,577
12 0,67 0,4489
11 -0,33 0,1089
Ilham 11 34 11.33 -0,33 0,1089 0,6667 0,577

12 2,33 5,4289
12 2,33 5,4289
Riski 5 29 9,67 -4,67 21,8089 32,6667 4,041
Sumber : Pengolahan Data Praktikum

Tabel 4.4 Perhitungan Data Terang (34 Lux)

Operator X ∑X X̅ X - X̅ (X - X̅)² ∑(X - σx


X̅)²
12 2 4
8 -2 4
Setyo 10 30 10 0 0 8 2

9 0 0
9 0 0
Ilham 9 27 9 0 0 0 0

10 -0,33 0,1089
12 1.67 2,7889
Riski 9 31 10,33 -1,33 1,7689 4,6667 1,527

Sumber : Pengolahan Data Praktikum


Tabel 4.5 Standar deviasi data
TABEL STANDAR DEVIASI

REDUP NORMAL TERANG


SETYO 0,577 0,577 2
ILHAM 0,577 0,577 0
RISKI 0 4,041 1,527
Sumber : Data praktikum.

Tingkat pencahayaan terhadap kinerja Setyo


15

10

Redup Normal Terang

Gambar 4.6 Grafik tingkat pencahayaan Setyo


Sumber : Data praktikum.
Analisa :
Menunjukkan bahwa pada tingkat pencahayaan pada posisi redup, Setyo
mengalami kestabilan secara baik dan turun, tetapi di saat tingkat pencahayaan di
posisi normal mengalami naik dan turun karena saat uji coba praktikum pertama
praktikan adaptasi dengan uji coba praktikum. Tetapi bisa meningkat kembali
dengan posisi awal. Pada posisi terang Setyo kemudian mengalami kenaikan
secara drastis melebihi posisi normal sebelumnya. Kemudian kembali turun dan
kembali naik ke posisi awal.
Tingkat pencahayaan terhadap kinerja Ilham
15

10

Redup Normal Terang

Gambar 4.7 Grafik tingkat pencahayaan Ilham


Sumber : Data praktikum.

Analisa :
Menunjukkan bahwa pada tingkat pencahayaan pada posisi redup, ilham
mengalami kenaikan dan kestabilan , tetapi di saat tingkat pencahayaan di posisi
normal mengalami penurunan di posisi awal. Pada posisi terang ilham kemudian
mengalami penurunan secara drastis dan stabil melebihi posisi normal
sebelumnya.

Tingkat pencahayaan terhadap kinerja Riski


15

10

Redup Normal Terang

Gambar 4.8 Grafik tingkat pencahayaan Riski


Sumber : Data praktikum.

Analisa :
Menunjukkan bahwa pada tingkat pencahayaan pada posisi redup, Riski
mengalami kestabilan secara baik, tetapi di saat tingkat pencahayaan di posisi
normal mengalami kestabilan dan turun secara drastis karena saat uji coba
praktikum pertama praktikan adaptasi dengan uji coba praktikum. Pada posisi
terang Riski kemudian kembali mengalami kenaikan secara drastis ke posisi
normal sebelumnya dan turun di akhir.

GRAFIK STANDAR DEVIASI


5
4
3
2
1
0

Redup Normal Terang

Gambar 4.9 Grafik Standar deviasi data


Sumber : Data praktikum.
Analisa :
Menjelaskan dari hasil praktikum yang ada di hitung nilai standar deviasinya.

4.3.4 Perhitungan
Contoh perhitungan :
Data Setyo (34 lux)
 X = 12, 8, 10
 ∑X = 12+8+10 = 30
 X = 12+8+10 = 10
3
 X – X = 12 - 10 = 2
8 - 10 = -2
10 - 10 = 0
 (X─X)² = 2² = 4
-2² = 4
0² = 0
 ∑(X─X)² = 4+4+0 = 8
Ʃ(𝑥𝑖−𝑥)²
 σx = √ 𝑛−1

8
= √3−1

= √4
=2

4.4 PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan mengenai
analisis pencahayaan terhadap kinerja operator. Pada dasarnya kita harus
mengetahui terlebih dahulu maksud dari pencahayaan. Pencahayaan atau
penerangan merupakan salah satu komponen agar pekerja dapat bekerja atau
mengamati benda yang sedang dikerjakan secara jelas, cepat, nyaman dan
aman. Agar dapat memahami suatu display, seseorang manusia diperlukan
kemampuan visual yang memadai, Penyajian informasi yang sesuai, termasuk
juga ukuran, pencahayaan, perbedaan dan desain dari display dan keahlian
manusia dan pengetahuan yang dimiliki dalam upaya pemahaman tentang
display.
Pada praktikum kali ini, kami menggunakan tiga tingkat
pencahayaan yaitu pencahayaan 15 lux, 27 lux dan 34 lux. Di sini dapat
dijelaskan bahwa pencahayaan 15 lux merupakan pencahayaan yang redup,
27 lux pencahayaan normal dan 34 lux pencahayaan yang terang. Adapun
tujuan prraktikum kali ini untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya
dengan output yang tepat untuk suatu jenis pekerjaan, hubungan antara
intensitas cahaya dengan output yang dihasilkan, kondisi pencahayaan yang
dapat mempengaruhi hasil pekerjaan, dan mengetahui tingkat pencahayaan
yang diizinkan untuk suatu pekerjaan.
Dari praktikum kali ini kami dapat mengetahui bahwa pencahayaan
dapat sangat berpengaruh terhadap kinerja seseorang atau operator yang
sedang bekerja. Di buktikan dengan percobaan pada saat tingkat pencahayaan
terang operator masih bisa melakukan percobaan dengan benar, normal
operator masih bisa melakukan dengan benar meskipun ada sedikit kesalahan,
dan pada tingkat pencahayaan redup operator banyak melakukan kesalahan
meskipun masih ada sedikit yang melakukan percobaan dengan benar.

4.5 KESIMPULAN DAN SARAN


4.5.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti praktikum ini praktikan mampu mengetahui
besanya intensitas cahaya dengan output yang tepat untuk suatu jenis
pekerjaan, mengetahui hubungan antara intensitas cahaya dengan output
yang dihasilkan, mengetahui dan memahami tentang kondisi
pencahayaan yang dapat mempengaruhi hasil pekerjaan dan mengetahui
tingkat pencahayaan yang diizinkan untuk suatu pekerjaan.

4.5.2 Saran
Diharapkan ruangan memadai dengan jumlah praktikan yang sedang
melakukannya.
DAFTAR PUSTAKA

Laboratorium Ergonomi, 2017. Modul Praktikum Ergonomi. IST Akprind ;


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai