5 Manajemen
Manajemen BK adalah kegiatan yang diawali dari perencanaan kegiatan bimbingan dan
konseling, pengorganisasian aktifitas dan semua unsur pendukung bimbingna dna konselig,
menggerakan sumber daya manuisa untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling,
memotivasi sumber daya manusia agar kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta
mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua kegiatan
layanan sudah dilaksanakan dan mengetahui bagaimana hasilnya. Kegiatan manajemen
merupakan berbagai upaya untuk memantapkan, memelihara dan meningkatkan muru program
bimbingan dan konseling melalui kegiatan-kegiatan pembembangan.. Tujuan manajemen yaitu
pengembangan diri konseli dapat segera dicapai dengan penggunaan sumber daya yang sedikit.
Tujuan—tujuan manajemen dapat dicapai secara efektif dan efisien apabila memenuhi prinsip-
prinsip manajemen.
Pola Manajemen bimbingan dan Konseling adalah kerangka hubungan struktural antara
berbagai bidang atau sebagai kedudukan dalam pelaksanaan disekolah dan madrasah kerangka
hubungan tersebut digambar dalam suatu struktur organisasi. Sesuai dengan pola yang dianut
oleh masing-masing sekolah, maka pola manajemen BK ini terbagi menjadi dua bagian, yakni
pola professional dan pola non professional. Yang dimaksud pola professional disini adalah guru
pembimbing di sekolah yang bersangkutan direkrut dari alumni BK baik strata satu (S1), strata
dua (S2) dan strata tiga (S3), sedangkan yang dimaksud pola non professional adalah guru
pembimbing direkrut bukan dari alumni BK. Pola non professional biasanya menetapkan kepala
sekolah, guru mata pelajaran tertentu atau wali kelas sebagai petugs bimbingan.
2. Pelaksanaan dan pengarahan program bimbingan dan konseling sekolah sebagai satuan
pendidikan perlu merancang program bimbingan dan konseling sebagai integral dari program
sekolah secara keseluruhan. Program inilah yang akan dijadikan acuan pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah tersebut. Terdapat dua jenis program yang perlu
dirancang dan diprogramkan yaitu : a. program tahunan sebagai program sekolah, program
tahunan ini dijabarkan menurut alokasi waktu setiap semester; b. Program bulanan bahkan
program mingguan. Oleh karena itu, perlu dibuat dalam satu matrik atau schedule. Dalam
program itu dicantumkan substansi kegiatan, jenis layanan menurut alokasi waktu. Program
kegiatan layanan bagi setiap gur pembimbing perlu membuat program berupa satuan layanan
(satlan) bahan satuan kegiatan pendukung (satkung) setiap kali akan melakukan pelayanan
kepada siswa berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan. Penyusunan program pada masing-
masing bidang pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya disesuaikan dengan
karakteristik satuan pendidikanatau jenis dan jenjang sekolah. Agar pelaksanaan program
kegiatan manajemen bimbingan dan konseling sesuai dengan tujuan yang ingin di dicapai
maka diperlukan pengarahan agar terjadi suatu tata kerja yang diwarnai oleh koordinasi dan
komunikasi yang efektif doiantara staf bimbingan dan konseling
Konselor yang profesional adalah konselor yang berfokus pada pengembangan organisasi.
Konselor yang profesional memiliki sebuah tantangan untuk memahami dan berkecimpung
langsung di dalam proses organisasi yang pada faktanya memang sulit untuk diaplikasikan
kepada klien. Pengorganisasian program layanan bimbingan dan konseling adalah upaya
melibatkan orang-orang kedalam organisasi bimbingan di sekolah, seta upaya melakukan
pembagian kerja diantara organisasi bimbingan di sekolah.
Pengorganisasian yang baik ditandai oleh adanya dasar dan tujuan organisasi personel yang
matang, pengorganisasian berguna menciptakan hubungan administrative yang jelas dan tegas,
pemahaman akan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya serta mengetahui peranan dalam
hubungan kerja sama yang harmonis. Pengorganisasian kegiatan bimbingan dan konseling
memiliki peran penting dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan
konseling. Hal ini dikarenakan pengorganisasian yang tepat dapat memberikan arah pedoman
posisi masing-masing pelaksana bimbingan dan konseling. Adanya pembagian tugas yang jelas,
professional dan proporsional membuat setiap petugas dapat memahami tugasnya dan
menumbuhkan hubungna kerjasama yang baik. Selain itu, pengaturan tugas yang tepat dengan
kemampuan dan karakteristiknya membuat tidak terjadi kesalahpahaman.