Disusun oleh:
Rifky Bhakti Insani 20170210083
Faisal Hanantia 20170210088
Zana Yoshi Yolanda 20170210103
Jefri Yudha Saputra 20170210116
Aulia Khoirotunnisa S 20170210117
Divisi: Spermatophyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Ordo: Rubiales
Famili: Rubiaceae
Genus: Coffea
Buah kopi terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri dari tiga lapisan
yaitu lapisan kulit luar (exocarp), daging buah (mesocarp), dan kulit tanduk
(endocarp) yang tipis, tetapi keras. Kulit luar terdiri dari satu lapisan tipis. Kulit
buah yang masih muda berwarna hijau tua yang kemudian berangsur-angsur
menjadi hijau kuning, kuning, dan akhirnya menjadi merah, merah hitam jika
buah tersebut sudah masak sekali. Daging buah yang sudah masak akan
berlendir dan rasanya agak manis. Biji terdiri dari kulit biji dan lembaga
(Ciptadi dan Nasution 1985; Najiyati dan Danarti 2006). Kulit biji atau
endocarp yang keras biasa disebut kulit tanduk. Lembaga (endosperma)
merupakan bagian yang dimanfaatkan untuk membuat minuman kopi Menurut
Ciptadi dan Nasution (1985), buah kopi umumnya mengandung 2 butir biji,
tetapi kadang-kadang hanya mengandung satu butir saja. Biji kopi ini disebut
biji kopi lanang/kopi jantan/kopi bulat. Buah kopi yang sudah masak pada
umumnya akan berwarna kuning kemerahan sampai merah tua. Tetapi ada juga
yang belum cukup tua tetapi telah terlihat berwarna kuning kemerahan pucat
yaitu kopi yang terserang hama bubuk buah kopi. Buah kopi yang terserang
hama bubuk ini mengering di tangkai atau luruh ke tanah. Buah kopi yang
kering tersebut dipetik dan yang luruh di tanah dipungut secara terpisah dari
buah masak yang dinamakan pungutan ”lelesan”. Pada akhir masa panen
dikenal rampasan atau racutan yaitu memetik semua buah yang tertinggal di
pohon sampai habis, termasuk yang masih muda. Petikan rampasan ini
dimaksudkan guna memutus siklus hidup hama bubuk buah. Pemetikan buah
kopi dilakukan secara manual (Ciptadi dan Nasution 1985; Najiyati dan
Danarti 2006).
B. Pascapanen
Biji kopi yang bermutu baik dan disukai konsumen berasal dari
buah kopi yang sudah masak. Pada pengolahan kopi cara basah
pemanenan dilakukan secara selektif hanya pada buah yang masak
saja, sehingga bisa menghasilkan kopi yang bermutu tinggi dan
disukai oleh konsumen. Pemanenan dilakukan secara manual dengan
tangan dan menggunakan wadah bambu.
Buah kopi yang diolah secara basah harus masak atau dipetik
merah/orange (95% buah merah/orange). Buah kopi yang baru
selesai dipanen harus segera disortasi/dipisahkan antara buah yang
superior dan buah yang inferior, serta kotoran (daun, ranting, tanah
dan kerikil) dibuang. Sortasi buah kopi dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu (Najiyati dan Danarti, 2004):
Biji kopi yang dihasilkan dari proses di atas masih dilapisi oleh
kulit tanduk, dikenal dengan kopi HS. Untuk menghilangkan kulit
tanduk pada biji kopi dilakukan pengupasan kulit tanduk.
Pengupasan kulit tanduk dapat dilakukan secara manual maupun
menggunakan mesin pengelupas (huller). Pada pengupasan kulit
tanduk dengan huller, biji kopi hasil pengeringan didinginkan dulu
(tempering) selama minimal 24 jam. Biji kopi yang dihasilkan pada
tahap ini dikenal dengan kopi beras.
KESIMPULAN
Kopi merupakan salah satu usaha yang bernilai ekonomi tinggi, sehingga
proses pasca panen biji kopi harus dilakukan secara tepat dan maksimal agar
mendaptkan biji kopi yang berkuslitas sangat baik. Untuk mendapatkan biji kopi
yang berkualitas sangat baik harus melewati beberapa proses, mulai dari
pemanenan hingga menjadi biji yang siap dipasarkan.
DAFTAR PUSTAKA