Dosen :
Oleh:
2019
A. Pengertian Alkaloid
Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan
heterosiklik dan terdapat di tumbuhan (tetapi ini tidak mengecualikan senyawa yang
berasal dari hewan).
Alkaloid merupakan suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam.
Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai
jenis tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil
sedangkan untuk tumbuhan monokotil dan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar
yang sedikit.
Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom
nitrogen dan biasanya berupa sistem siklis. Alkaloid mengandung atom karbon, hidrogen,
nitrogen dan pada umumnya mengandung oksigen dalam ilmu kimia analisis dinamakan
senyawa dengan gugus C, H O dan N. Senyawa alkaloid banyak terkandung dalam akar,
biji, kayu maupun daun dari tumbuhan dan juga dari hewan. Senyawa alkaloid
merupakan hasil metabolisme dari tumbuh–tumbuhan dan digunakan sebagai cadangan
bagi sintesis protein. Kegunaan alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai pelindung dari
serangan hama, penguat tumbuhan dan pengatur kerja hormon. Alkaloid mempunyai efek
fisiologis.
Garam alkaloid dan alkaloid bebas biasanya berupa senyawa padat dan berbentuk kristal
tidak berwarna (berberina dan serpentina berwarna kuning). Ada juga alkaloid yang
berbentuk cair, seperti konina, nikotina, dan higrina. Sebagian besar alkaloid mempunyai
rasa yang pahit. Alkaloid juga mempunyai sifat farmakologi. Sebagai contoh, morfina
sebagai pereda rasa sakit, reserfina sebagai obat penenang, atrofina berfungsi sebagai
antispamodia, kokain sebagai anestetik lokal, dan strisina sebagai stimulan syaraf.
Semua alkaloid mengandung paling sedikit sebuah nitrogen yang biasanya bersifat basa
dan sebagian besar atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Batasan
mengenai alkaloid seperti dinyatakan di atas perlu dikaji dengan hati-hati. Karena banyak
senyawa heterosiklik nitrogen lain yang ditemukan di alam bukan termasuk alkaloid.
Misalnya pirimidin dan asam nukleat, yang kesemuanya itu tidak pernah dinyatakan
sebagai alkaloid.
Alkaloid tidak mempunyai nama yang sistematik, sehingga nama dinyatakan dengan
nama trivial misalnya kodein, morfin, heroin, kinin, kofein, nikotin. Sistem klasifikasi
alkaloid yang banyak diterima adalah pembagian alkaloid menjadi 3 golongan yaitu
alkaloid sesungguhnya, protoalkaloid dan pseudoalkaloid. Suatu cara mengklasifikasikan
alkaloid adalah cara yang didasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan
bagian dari struktur molekul. Jenisnya yaitu pirolidin, piperidin, kuinolin, isokuinolin,
indol, piridin dan sebagainya.
Garam alkaloid berbeda sifatnya dengan alkaloid bebas. Alkaloid bebas biasanya
tidak larut dalam air (beberapa dari golongan pseudo dan protoalkaloid larut), tetapi
mudah larut dalam pelarut organik agak polar (seperti benzena, eter, kloroform). Dalam
bentuk garamnya, alkaloid mudah larut dalam pelarut organik polar.
B. Klasifikasi Alkaloid
C. Sifat-sifat Alkaloid
Mengandung atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam amino.
Berupa padatan kristal yang halus dengan titik lebur tertentu yang bereaksi
dengan asam membentuk garam.
Alkaloid berbentuk cair dan kebanyakan tidak berwarna.
Dalam tumbuhan alkaloid berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N-oksida
atau dalam bentuk garamnya.
Umumnya mempunyai rasa yang pahit.
Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut dalamkloroform,
eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat relative non polar.
Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air, contohnya Strychnine
HCl lebih larut dalam air daripada bentuk basanya.
Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas, garam pada
atom N-nya.
D. Contoh-contoh Alkaloid
1. Nikotin
Nikotin adalah senyawa kimia organik kelompok alkaloid yang dihasilkan secara
alami pada berbagai macam tumbuhan, terutama suku terung-terungan
(Solanaceae) seperti tembakau dan tomat. Nikotin berkadar 0,3-5,0% dari berat
kering tembakau berasal dari hasil biosintesis di akar dan terakumulasi di daun.
Nikotin merupakan racun saraf yang potensial dan digunakan sebagai bahan baku
berbagai jenis insektisida. Pada konsentrasi rendah, zat ini dapat menimbulkan
kecanduan, khususnya pada rokok. Nikotin memiliki daya karsinogenik terbatas
yang menjadi penghambat kemampuan tubuh untuk melawan sel-sel kanker, akan
tetapi nikotin tidak menyebabkan perkembangan sel-sel shat menjadi sel-sel
kanker.
2. Kafein
Kafein ialah senyawa alkaloidxantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang
bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan. Kafein ditemukan
oleh seorang kimiawan Jerman, Friedrich Ferdinand Runge, pada tahun 1819. Ia
menciptakan istilah "kaffein" untuk merujuk pada senyawa kimia pada kopi.
Kafeina juga disebut guaranina ketika ditemukan pada guarana, mateina
ketika ditemukan pada mate, dan teina ketika ditemukan pada teh. Semua istilah
tersebut sama-sama merujuk pada senyawa kimia yang sama. Kafeina dijumpai
secara alami pada bahan pangan seperti biji kopi, daun teh, buah kola, guarana
dan maté. Pada tumbuhan, ia berperan sebagai pestisida alami yang melumpuhkan
dan mematikan serangga-serangga tertentu yang memakan tanaman tersebut. Ia
umumnya dikonsumsi oleh manusia dengan mengekstraksinya dari biji kopi dan
daun teh.
Kafeina merupakan obat perangsang sistem pusat saraf pada manusia dan dapat
mengusir rasa kantuk secara sementara. Minuman yang mengandung kafeina,
seperti kopi, teh, dan minuman ringan, sangat digemari. Kafeina merupakan zat
psikoaktif yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Tidak seperti zat psikoaktif
lainnya, kafeina legal dan tidak diatur oleh hukum di hampir seluruh yuridiksi
dunia. Di Amerika Utara, 90% orang dewasa mengkonsumsi kafeina setiap hari.
3. Morfin
Morfina adalah alkaloid analgesikyang sangat kuat dan merupakan agen aktif
utama yang ditemukan pada opium. Morfina bekerja langsung pada sistem saraf
pusat untuk menghilangkan rasa sakit. Efek samping morfina antara lain adalah
penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur. Morfina
juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan meyebabkan konstipasi.
Morfina menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien
ketergantungan morfina juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk.
4. Kodein
Kodein ialah alkaloid yang dijumpai di dalam candu dalam konsentrasi antara
0,7% dan 2,5%. Kebanyakan kodein yang digunakan di Amerika Serikat diproses
dari morfin melalui proses metilasi. Kodein yang diambil akan berubah menjadi
morfin di dalam hati. Walau bagaimana pun,morfin tersebut tidak dapat
digunakan, mengingat 90% kodein yang diambil akan dimusnahkan dalam usus
halus(rembesan dari hati) sebelum berhasil memasuki peredaran darah. Oleh
karena itu, kodein seolah-olah tidak brpengaruh atas penggunanya, namun efek
samping seperti analgesia, sedasi, dan kemurungan pernafasan masih terasa.
Kodein digunakan sebagai peredam sakit ringan. Kodein selalu dibuat dalam
bentuk pil atau cairan dan bisa diambil baik secara sendirian atau gabungan
dengan kafein, aspirin, asetaminofen, atau ibuprofen. Kodein sangat berperan
untuk meredakan batuk. Kodein merupakan obat yang paling banyak digunakan
dalam perawatan kesehatan.
E. Kegunaan Alkaloid