Disusun Oleh:
Farra Ainiyyah Putri 402018004
M. Syahrul Sidik 402018018
Puji Astuti 402018025
Rika Kartika 402018014
Siti Nurkhomisah 402018040
Tia Rahmi Mutiani 402018041
Ulfa Nurullistya 402018042
Zamzam Nurjamil 402018034
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, dimana atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah yang berjudul “Laporan Pendidikan Profesi Ners Stase
Manajemen Unit Keperawatan Di Ruang Darusallam 4 Rumah Sakit
Al-Islam Kota Bandung”.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penyusun mengalami banyak
permasalahan. Namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, baik
dari isi maupun sistematika penulisannya, maka dari itu penulis berterima
kasih apabila ada kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan kontribusi menciptakan perawat profesional yang berakhlakul
karimah.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
medical dewasa kelas 3 dan sebagai salah satu kontribusi Stikes “Aisyiyah
Bandung dalam mengembangkan manajemen di ruang tersebut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik profesi keperawatan manajeman selama 3
minggu, calon praktisi profesi ners mampu melakukan pengelolaan unit
pelayanan di ruangan ‘Darussalam 4 perawatan medikal sesuai dengan
konsep dan langkah-langkah manajerial keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui cara mengkaji situasi unit di Ruang ‘Darussalam 4 seperti
man, money, material, metodhs dan marketing.
b. Mengetahui cara mengkaji unsur manajemen seperti perencanaan yang
ada di Ruang Darussalam 4
c. Mengetahui cara mengkaji unsur manajemen seperti pengorganisasian
yang ada di Ruang Darussalam 4
d. Mengetahui cara mengkaji unsur manajemen seperti pengarahan yang
ada di Ruang Darussalam 4
e. Mengetahui cara mengkaji unsur manajemen seperti pengawasan yang
ada di Ruang Darussalam 4
f. Mengetahui cara mengkaji manajemen asuhan keperawatan di Ruang
Darussalam 4
5
C. Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini berdasarkan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari: latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II PENGKAJIAN.
Meliputi: profil Ruang Darussalam 4, hasil pengkajian (input, proses,
output).
BAB III ANALISA TEMUAN MASALAH
(Identifikasi, prioritas dan penerapan pemecahan masalah)
BAB IV PENUTUP
6
BAB II
PENGKAJIAN
c. Nilai
1) Kasih Sayang
2) Bersih
3) Jujur
4) Disiplin
5) Tanggung jawab
6) Kerjasama
7) Ridho Allah
B. Profil Ruangan
1. Gambaran Umum Ruangan
Ruang Darussalam 4 merupakan medikal bedah dan penyakit dalam
dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 37 tempat tidur. Jenis administrasi
atau pembayaran pasien BPJS PBI, BPJS Non PBI, Pasien Umum dan
Kontraktor serta pasien Maskin (SKTM, dan Gakinda) dan menyediakan
semua fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan
bagi pasien. Jumlah tenaga perawat yang ada diruangan ini sebanyak 28
orang, Administrasi 1 orang dan helper service 1 orang.
8
2. Struktur Organisasi
Ka TIM 2
Ka TIM 1 M. Taufiq Irman Ka TIM 3
Reni Budiarti Reni Nurohmulyati, S.kep. Dini Aprillia
\
Farisha Noor, S.kep. M. Dilan Ramdani, AMK Putri Intan S, AMK
Egi Darmawan, AMK Rika Fauziyah, AMK Riska Fuji Astuti, AMK
4. Sifat Kekaryaan
Ruangan Darussalam 4 merupakan ruangan khusus untuk perawatan
dewasa, dengan kasus penyakit dalam. Rentang usia pasien 13 tahun keatas.
Perawat di ruang Darussalam 4 adalah perawat yang sudah mengikuti
berbagai pelatihan yang tertera pada tabel dibawah ini :
No Nama Jenis pelatihan/seminar yg pernah diikuti 5 tahun
terakhir
1 Asep Supriyadi - Pelatihan angel manajemen
S.kep.
10
9. Iis Hikmawati,
AMK
10. A.Taryana,
AMK
11. Santi Sopiyanti,
AMK
12 Egi Darmawan, - Pelatihan angel manajemen
AMK
13 Santi Subekti,
AMK
14 M. Dilan
Ramdani, AMK
15 Asti Puspitasari,
AMK
16 Fuji Mustika,
AMK
17 Endang - Pelatihan kemoterapi
Nurzanah, AMK - Pelatihan angel manajemen
18 Sani Husni
Ramdani, AMK
19 Fahmi
11
Miftahudin,
AMK
20 Rika Fauziyah,
AMK
21 Putri Intan S,
AMK
22 Linda Nur
Anggraeni,
AMK
23 Han Han - Pelatihan angel manajemen
Nurhasanah,
AMK
24 Tia Setianingsih,
AMK
25 A.Rizkika Setia,
AMK
26 Dede Triana,
AMK
27 Riska Fuji
Astuti, AMK
28 Erna Nur’aeni,
AMK
12
Jalur RG Laki-laki
Evakuasi
405 406
Laki – laki
407
404
408
403
Perempuan
409
402
410
401
R. 411
Obat
Nurse
Station
Ruang
Tunggu
R.Laken Tindakan
412
Spoelhoo
k 413
416
R. Isolasi
414
415
Mushola
417
13
Gambar 1.1 BOR Ruang Darussalam 4 Periode Maret, Maret dan Mei
2019
b. LOS
Menurut Depkes RI (2005), adalah rata-rata lama rawat seorang pasien
indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut secara
umum nilai yang ideal antara 6-9 hari.
Rumus:
Jumlah lama dirawat
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
14
c. BTO
Menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur
pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu
tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50
kali.
Rumus:
(Jumlah tempat tidur x periode) – hari perawatan)
Jumlah pasien keluar
15
D. Kajian Situasi
1. Unsur Input
a. Man / SDM
1) Kuantitas
b) Menurut Douglas (1984)
Perhitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas dihitung
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien seperti pada tabel berikut :
16
(1) Kajian
Tebel 2.7 Distribusi Jumlah SDM Ruangan
No Kategori Tenaga Jumlah
1 Keperawatan
a. D3 Keperawatan 22
b. S1 Keperawatan 6
3) Kualitas SDM
a) Konsep / Ideal
Manajemen sumber daya manusia pada hakekatnya merupakan bagian
integral dari keseluruhan manajemen rumah sakit, strategi manajemen
sumberdaya manusia sebenarnya juga merupakan integral dari strategi
18
rumah sakit sehingga perlu direncanakaan rotasi dan sumber daya manusia
untuk menyesuaikan beban dan tuntutan pelayanan di masa depan sehingga
penyesuaian keahlian dibutuhkan melalui pelatihan terus-menerus dan
berkesinambungan.
Ruang rawat inap dewasa membutuhkan tenaga dan skill yang sesuai
dengan kebutuhan perawatan dewasa Perawat yang bekerja di ruangan asal
minimal harus dapat memahami kebutuhan orang dewasa sesuai dengan
tingkat kebutuhan perawatannya. Perawat Darussalam 4 minimal
mengetahui dan memahami tentang kegawatdaruratan mengikuti pelatihan,
workshop, seminar. Perhitungan ketenagaan disebutkan bahwa di ruangan
rawat inap dewasa berdasarkan BOR didapatkan bahwa kebutuhan tenaga
perawat sebanyak 28 orang. Secara Kuantitas SDM di Ruang ‘Asal belum
memenuhi standar yang ditetapkan berdasarkan rumus kebutuhan tenaga
dari depkes yaitu seharusnya berjumlah 25 orang tapi yang ada baru
berjumlah 19 orang hal ini bisa mengakibatkan berkurangnya kualitas
pelayanan keperawatan kepada pasien akibat beban kerja yang tinggi.
b) Kajian / Faktual
Sumber daya manusia yang dimiliki ruangan asal yang terdiri dari 28
perawat. Perawat ruang Darussalam 4 berpendidikan D3 Keperawatan
sebanyak 22 orang, 6 orang berpendidikan sarjana keperawatan. Perawat
diruangan rata-rata memiliki sertifikat tentang keperawatan. Rerata perawat
ruangan Darussalam 4 sudah bekerja di ruangan tersebut lebih dari 1 tahun.
c) Interprestasi
Dari hasil analisis yang kami lakukan, untuk jumlah kebutuhan perawat
di ruangan asal belum sesuai dengan standar yang di butuhkan. Berdasarkan
sertifikasinya perawat di ruangan dewasa sudah memenuhi kriteria sebagai
perawat. Jumlah perawat yang dibutuhkan di ruang asal didasarkan pada
ketergantungan klien.
19
b. Money / Dana
1) Konsep / Ideal
Sumber keuangan ruangan bisa berasal dari pembiayaan yang
dialokasikan oleh RS saja. Misalnya pengeluaran untuk pengembangan
program, insentif perawat dan untuk lainnya. Proses pengelolaan keuangan
baik pemasukan atau pengeluaran harus dilakukan dengan jelas dan
transparan.
2) Kajian / Faktual :
Semua tercover dalam anggaran tahunan Rumah Sakit, untuk unit cost
ruangan untuk saat ini belum ada secara rinci karena unit Rumah Sakit
masih secara sentral. Di Ruangan darussalam 4 tidak mempunyai pendanaan
sendiri. Semua biaya operasioanl rumah sakit dibawah penanggung jawab
direktur keuangan dan administrasi. Untuk tarif ruangan di darussalam 4
dengan kelas III Rp. 250.000/hari, untuk kelas II Rp. 400.000, untuk kelas I
Rp. 550.000, untuk kelas VIP Rp. 950.000 untuk biaya kamar saja. Untuk
pembiayaan visite dokter kelas III Rp. 80.000, kelas II Rp. 90.000, kelas I
Rp. 130.000 dan kelas VIP Rp. 150.000. Berdasarkan urutan system
pembayaran Darussalam 4 dengan menggunakan BPJS, Kontraktor dan
Umum. Untuk pembagian gaji berbeda-beda, pembagian gaji dan lain-lain
dipengaruhi oleh lama kerja, tingkat pendidikan dan tingkat jabatan. Untuk
intensive pelayanan (Ipel) diberikan setiap bulan di pertengahan bulan.
Kenaikan gaji perawat dipengaruhi oeh pemerintah, tetapi rumah sakit
memiliki kebijakan setiap satu tahun sekali untuk menaikan gaji pegawai.
Di ruang Darussaam 4 pemberian penghargaan profesi akan di beri
rewards jika perawat menjadi kepala ruangan atau kepala TIM rewardsnya
berupa materi ataupun non materi, tunjangan kesehatan yang di dapatkan
pegawai adalah gaji pokok, intensif, lembur, BPJS kesehatan di hari tua. Di
ruang darussalam 4 memiliki reward jika masa kerja lebih dari 10 tahun
akan di berikan kesempatan untuk berqurban, sedangkan dengan masa kerja
yang lebih dari 20 tahun diberi kesempatan untuk umroh. Dirumah sakit Al-
20
c. Method/ Metode
1) Konsep
Metode kerja yang sesuai dengan kebutuhan ruangan dewasa dan anak,
baik yang menyangkut proses produksi maupun administrasi tidak terjadi
begitu saja melainkan memerlukan waktu yang lama. Bahkan sering terjadi
pimpinan organisasi meminta bantuan ahli untuk memperoleh metode kerja
yang sesuai dengan kebutuhan ruangan perawatan dewasa dan anak,. Hal ini
dilakukan karena penciptaan metode kerja, mekanisme kerja, serta prosedur
kerja sangat besar manfaatnya.
2) Kajian
Metode yang diterapkan oleh ruangan Darussalam 4 adalah Metode
Modifikasi dimana perawat terbagi dalam 3 Tim. Tiap Tim terdapat 1 ka
Tim dan 8 perawat. Kekurangan yang dilakukan oleh perawat pelaksana
akan di berikan peringatan oleh ketua tim. Apabila pelaksana masih tidak
melaksanakan yang telah di peringatkan maka kepala ruangan yang
langsung memberikan peringatan pada PP.
3) Interprestasi
Dari pelaksanaan Modifikasi Tim yang belum dilaksanakan adalah
ronde keperawatan, adapun yang sudah dilaksanakan tapi belum berjalan
baik adalah supervisi, penilaian kepatuhan terhadap SOP. Dan yang sudah
dilaksanakan dan berjalan cukup baik adalah, penilaian SAK, Timbang
21
terima, case confrance, penerimaan pasien baru, orientasi pasien baru, DRK
dengan system SBAR yang sudah dilakukan dengan baik. Metode yang
diterapkan di ruangan Darussalam 4 ini sudah sesuai dengan metode TIM.
Penugasan di bagi sesuai tim yang di kelola. Akan tetapi, apabila
kekurangan PP di dalam ruangan tersebut maka ada mekanisme yang
dilakukan yaitu perawat lembur dan perawat mobile, khususnya untuk
perawat mobile yang dimana bisa diambil dari ruangan yang lain untuk
membantu kinerja TIM di ruangan tersebut. Dalam hal ini yang bertanggung
jawab atas adanya perawat mobile yaitu Koordinator Perawat Jaga (KPJ),
KPJ memfasilitasi perawat mobile dan diadakan sistem kontrak tertulis
sehingga ada kesepakatan anatara perawat mobile yang ditunjuk dan
ruangan tersebut.
d. Material / Machine
1) Konsep / Ideal
Material teridiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain yang ahli dalam
bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan atau materi-materi sebagai
salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa
materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki. Material atau barang-
barang setengah jadi dan jadi di ruangan Darussalam 4 disesuaikan dengan
standar rumah sakit dan setiap ruangan disediakan oleh bagian pengadaan
peralatan.
Dalam manajemen keperawatan sangat diperlukan adanya pengelolaan
peralatan sebagai faktor pendukung dan penunjang terlaksananya pelayanan
keperawatan. Peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan adalah
semua bentuk alat kesehatan yang digunakan dalam melaksanakan tindakan
menunjang kelancaran pelaksanaan asuhan keperawatan sehingga diperoleh
tujuan keperawatan yang efektif dan efisien. Standar sarana dan prasarana
untuk pasien serta peralatan kesehatan menurut Nursalam (2014) sebagai
22
berikut :
a) Fasilitas untuk pasien
Tabel 2.10 Fasilitas untuk Pasien
No Nama Barang Jumlah Ideal
1 Tempat tidur 1:1
2 Meja pasien 1:1
3 Kipas angin/AC 4/ruangan
4 Kursi roda 1 /ruangan
5 Branchart 1/ruangan
6 Jam dinding 2/ruangan
7 Timbangan 1/ruangan
8 Kamar mandi dan wc 1:3
9 Dapur 1/ruangan
10 Wastafel 2/ruangan
b) Alat kesehatan
Tabel 2.11 Fasilitas Alat Kesehatan
No Nama Barang Jumlah Ideal
1 Stetoskop 2/ruangan
2 Hb meter 2/ruangan
3 Urometer 2/ruangan
4 Lemari es 2/ruangan
5 Com stanless 1/ruangan
6 Tabung o2 2/ruangan
7 Senter 2/ruangan
8 Bak injeksi 2/ruangan
9 Tempat sampah pasien 1:1
10 Papan tulis 1/ruangan
11 Lemari kaca 1/ruangan
12 Lemari besi 1/ruangan
13 Tensimeter 2/ruangan
14 Pingset anatomis 2/ruangan
15 Pingset sirugis 2/ruangan
16 Gunting nekrotomy 2/ruangan
17 Gunting perban 2/ruangan
18 Kolentang dan tempatnya 2/ruangan
19 Bengkok 2/ruangan
20 Suction 2/ruangan
23
c) Administrasi penunjang
(1) Buku injek
(2) Buku observasi
(3) Lembar dokumentasi
(4) Buku timbang terima
(5) SOP
(6) SAK
(7) Buku visite
(8) Buku dalin
(9) Leaflet
2) Kajian / Faktual :
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa Unit telah
memberikan peralatan tetapi peralatan yang diberikan sesuai dengan
standar. Terdapat loker obat pasien, terdapat timbangan BB, alat nebulizer,
alat suction, tabung oksigen, meja tindakan, tempat sampah medis dan non
medis, lemari obat, safety box, emergency kit(terlampir), spignomanometer,
thermometer digital, stetoskop, bed side monitor, EKG, infus pump, lampu
24
JML
NO URAIAN STD
yg ada
1 Ambubag dewasa 1 1
Baki Instrumen
2 2 12
plastic
Baki instrument
3 2 -
melamin
4 Bak Spuit 2 10
5 Bengkok kecil 2 -
6 Bengkok sedang 1 8
7 Bengkok besar 1 -
Buli-buli panas /
8 3 -
WWZ
9 Dingklik 16 1
10 Emergenci kit 1 1
11 Endotracheal tube 4 4
12 Es Kap 2 2
25
13 Gerusan obat 1 1
14 Gunting verband 2 2
15 Kasur Decubitus 1 -
16 Kursi roda 2 2
17 Laryngoscope 1 1
Lemari
18 1 3
Instrumen/obat
19 Manset dewasa 3
20 Mayo No. 0
21 No. 4 1 1
22 No. 5 1 1
23 No. 6 1 1
24 No. 7 1 1
25 Penlight 1 1
26 Pispot sodok 12 8
27 Reflek hammer 1 2
28 Regulator O2 8 2
29 Regulator O2 sentral 16 23
30 Standar infus beroda 23 8
31 Standar infus u/ bed 24 37
32 Standar pispot 8 9
33 Stetoskop dewasa 3 9
34 Tabung O2 kecil 2 2
35 Tensimeter air raksa 3 7
36 Termometer digital 2 5
37 Timbangan BB dws 1 1
38 Tongue spatel 3 3
39 Tourniquet 3 3
Troli/Box
40 1 1
Emergency
Urinal
41 17 -
transparan/plastik
42 EKG 1 1
43 Infuse pump 4 7
44 Lampu sorot 2 3
45 Lampu emergency 9 -
46 Light cast 1 -
47 Nebulizer omron 1 1
26
Nebulizer
48 1 -
supersonic
49 Shoorsten 1 -
50 Saturasi O2 2 1
Suction pump
51 1 1
dorong
52 Syringe pump 4 4
53 Windring 1 -
b) Alat tenun
Perancaan alat tenun yang sesuai dengan standar bidang keperawatan
adalah 1 : 4, yaitu 1 pasien mendapatkan 4 set alat tenun, yang terdiri dari 1
set dipakai pasien, 1 set yang sedang dibersihkan (kotor), 1 set cadangan
yang disimpan di ruangan, dan 1 set cadangan yang disimpan di pusat
logistik RS.
Tabel 2.13 Alat Tenun yang Tersedia Diruangan
JML
NO URAIAN STD
yg ada
1 Baju Piyama Dws 1 37
3 Barrac schoot 1 10
4 Celana Piyama Dws 4 37
Gordyn kain
5 32 37
penyekat
6 Kasur dewasa 24 37
7 Kimono Dewasa 2 37
8 Laken/Sprey 32 37
9 Mukena 2 2
10 Perlak 4
11 Piyama 37
12 Sajadah 3 2
13 Sarung Bantal Bsr 32 37
Sarung Buli-buli
14 - -
panas
15 Sarung O2kecil - -
16 Sarung gallon 1 -
17 Selimut Besar 23 37
18 Stik laken 1 37
27
19 Tutup EKG - -
20 Tutup Kulkas 1 1
21 Tutup Nebulizer - -
22 Tutup Suction 1 -
29 Roda cucian 1 2
30 Roda instrumen 1 2
31 Roda O2 kecil 1 -
32 Rol kabel 1 2
33 Senter 1 1
34 Sikat urinal 1 1
35 Tabung kebakaran 1 1
36 Tempat cucian 1 2
Tempat sampah
37 2 2
infeksius
Tempat sampah
38 13 5
umum
Tempat tidur dws
39 24 37
fungsinl
40 Timbangan dewasa 1 1
41 Washtapel 9 17
42 Al Qur’an 3 43
43 Computer 1 6
44 Cutter besar 1 1
45 Cutter kecil 1
46 Hekter kecil 1
47 Kalkulator 0 1
3) Interprestasi:
Berdasarkan hasil pengkajian yang kami lakukan, pemeliharaan dan
kalibrasi alat secara berkala setiap 6 bulan sekali oleh petugas logistik
rumah sakit. Pencatatan dan pelaporan inventaris dilakukan setiap hari dan
didata dalam buku inventaris alat di Ruang Darussalam 4. Sudah terdapat
SPO pada setiap alat yang sudah terpasang pada masing-masing alat dan
SPO tersebut sudah sesuai dengan yang direkomendasikan oleh produsen.
29
2. Unsur Proses
a. Manajemen Pelayanan Keperawatan
1) Perencanaan
a) Konsep / Ideal
Perencanaan diruang rawat inap dewasa adalah keseluruhan proses
pemikiran dan penentuan secara matang. Hal-hal yang akan dikerjakan di
masa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah di tetapkan
(Siagian, 1990) perencanaan juga dapat diartikan sebagai suatu rencana
kegitan tentang apa yang harus dilakukan. Sehingga perencanaan yang
matang akan memberi petunjuk dan mempermudah dalam melaksanakan
suatu kegiatan. Dalam suatu organisasi perencanaan merupakan pola fikir
yang dapat menentukan keberhasilan suatu kegiatan dan titik tolak dari
kegiatan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
Perencanaan yang ada diruangan perawatan Darussalam 4 mengacu
pada perencanaan yang ditetapkan oleh Rumah Sakit Al-Islam melalu
bidang keperawatan.
b) Kajian / Faktual:
Standar pendidikan yang berlaku di Rumah sakit Al-Islam untuk tenaga
perawat yaitu minimal D3, tetapi untuk kebijakan baru, reqruitment untuk
pegawai baru lebih diutamakan dengan pendidikan Sarjana. Setiap pegawai
atau karyawan di rs Al-islam umumnya dan di ruang perawatan darussalam
4 khususnya harus memiliki kompetensi yang maksimal dalam melakukan
asuhan keperawatan salah satuna yaitu mengikuti pelatihan-pelatihan yang
berkaitan dengan keterampilan.
Semua prosedur keperawatan telah diatur di dalam Standar Prosedur
Operasional (SPO) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang setiap
masing-masing ruangan memilikinya, termasuk ruangan perawatan
darussalam 4 yaitu SOP serta SAK perawatan dewasa dan anak.
Anggaran di ruangan perawatan darussalam 4 murni didapat dari dana
operasional rumah sakit (yayasan) yang di kelola sendiri. Pengembangan
30
2) Perorganisasian
a) Kosep / Ideal
Dalam pengorganisasian, kepala ruangan memiliki tugas diantaranya
Merumuskan metode penugasan yang digunakan, membuat rentang
kendali, mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, mengatur dan
mengendalikan logistik ruangan, menyelenggarakan konferen dll.
b) Kajian / Faktual
Metode asuhan yang dipakai adalah TIM. Pembagian tugas di ruangan
perawatan darussalam 4 memiliki 1 kepala ruangan yang mengkepalai 3
ketua tim, 28 perawat. Ketua tim I memegang pelayanan intensive, ketua
tim II dan III memegang BLS. Pemakaian APD pada perawat dalam
melakukan tindakan pada pasien sudah diterapkan. Pemisahan sampah,
antara sampah benda tajam, sampah infeksius, sampah organik dan sampah
non-organik. Selain itu, ruang perawatan darussalam 4 sudah terdapat
31
tatacara cuci tangan dan adanya hands rub di depan ruang rawat, adanya
program pencegahan dan pengendalian infeksi, adanya indikator klinik
keperawatan salah satunya untuk patient safety, rohis, Dots, IPCLN, dan
nyeri.
c) Analisa dan Kesimpulan
Ruangan ruangan perawatan darussalam 4 membentuk pola struktur
organisasi ruangan mulai dari kepala ruangan sampai dengan pekarya
kesehatan, telah membentuk sistem penugasan sesuai dengan metode tim
yang digunakan. Ruangan telah memiliki uraian tugas masing-masing
perawat. Koordinasi ruangan menggunakan koordinasi bersifat horizontal.
Kesatuan komando yang digunakan diruangan sudah dilakukan secara
stuktural. Rentang pengawasan bersifat vertikal. Kepala Ruangan sudah
membuat perhitungan kebutuhan staf di ruangan perawatan, tetapi tetap dari
pihak Rumah Sakit yang akan menentukan berapa banyak staf yang akan
ditempatkan di ruangan. Untuk pengembangan staf yang mengikuti
pelatihan, seminar, dan mengikuti pendidikan lanjutan sudah ada dan untuk
jenjang karir ditentukan dari lamanya kerja dan pendidikan.
3) Kontroling
a) Konsep / Ideal
Fungsi pengawasan dilakukan dengan tujuan mengendalikan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam pelayanan agar tetap berjalan sesuai
dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan melakukan fungsi
pengendalian maka kesalahan-kesalahan dapat diperbaiki dan diarahkan
untuk mencapai tujuan organisasi. Pengawasan dilakukan dengan tujuan
mengendalikan pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam pelayanan agar tetap
berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan
melakukan fungsi pengendalian maka kesalahan-kesalahan dapat diperbaiki
dan diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Pengawasan dilakukan
melalui kegiatan supervisi yang bisa dilakukan secara langsung maupun
32
selanjutnya.
b) Kajian / Faktual
Perencanaan di unit khususnya di Ruang Darussalam 4 terdapat
perencanaan jangka panjang dan jangka pendek.
1) Perencanaan jangka panjang
Perencanaan Jangka panjang : Tahunan (Ka. Ruangan) yaitu
pengembangan tenaga, penambahan peralatan, penambahan tenaga, cuti
tahunan, jadwal dinas.
2) Perencanaan jangka pendek : Harian (Ka Ruangan, ka Tim, pelaksana)
yaitu pengaturan setiap shift (Pengaturan shift Harian dinas).
2) Peroganisasi
a) Konsep/Ideal
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang,
alat-alat, tugas-tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa
sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu
36
b) Kajian / Faktual
Sistem pengorganisasian di Ruang Darusalam 4 Bandung terbagi
menjadi dua yaitu sistem penugasan dan uraian tugas kepala ruangan dan
perawat pelaksana itu sendiri.
(1) Sistem Penugasan
Sistem penugasan di Ruang Darusalam 4 memakai model asuhan tim
modivikasi yaitu dibagi menjadi 3 tim. tim 1 terdiri dari 8 orang perawat
yang masing-masing sudah mendapat tugasnya, tim 2 terdiri dari 7 orang
perawat yang masing-masing sudah mendapat tugasnya, tim 3 terdiri dari 8
orang perawat yang masing-masing sudah mendapat tugasnya..
Table 1.2
Lembar ceklis Uraian ketua tim
TIDAK
No. URAIAN TUGAS DILAKUKAN
DILAKUKAN
A. Bersama kepala ruangan mengadakan saran terima √
tugas pada setiap pergantian dinas
B Melakukan pembagian tugas atau pasien kepada √
anggota kelompok
C Melakukan pembagian tugas atau pasien kepada √
anggota kelompok :
1. Melakukan pengkajian awal terhadap √
pasien baru
2. Membuat rencana asuhan √
38
3. Melaksanakan tindakan
4. Melaksanakan evaluasi √
5. Menyiapkan peralatan untuk pelaksanaan √
asuhan keperawatan
6. Menilai hasil pekerjaan anggota √
kelompok, mendiskusikan permasalahan √
yang ada dan bila perlu melaporkannya ke
kepala instansi perawat inap √
7. Menciptakan kerjasama yang harmonis
8. Membuat laporan pasien √
Total 10 0
Rata-rata 100% 0
Table 1.2
Lembar ceklis Uraian tugas kepala ruangan
TIDAK
No. URAIAN TUGAS DILAKUKAN
DILAKUKAN
A. Melaksanakan Fungsi Perencanaan:
1. Menyusun rencana kerja Kepala √
Ruangan
2. Merencanakan jumlah dan jenis √
peralatan keperawatan yang diperlukan
sesuai kebutuhan
Total 7 0
Rata- rata 100%
4) Kontroling
a) Konsep / Ideal
Pengawasan merupakan pemeriksaan apakah segala sesuatunya terjadi
sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan,
serta prinsip-prinsip yang ditentukan yang bertujuan untuk menunjukkan
kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi.
Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang
sistem informasi timbal balik, membandingkan kegiatan nyata dengan
41
2) Peroganisasi
a) Konsep / Ideal
Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan. Pengertian umum
adalah proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah-langkah
yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Sedangkan secara khusus perencanan logistik adalah merencanakan
kebutuhan logistik yang pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon
pemakai (user) kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di
masing- masing organisasi.
b) Kajian / Faktual
Ruangan telah Darussalam 4 membentuk pola struktur organisasi
ruangan mulai dari kepala ruangan sampai dengan satu orang penanggung
jawab logistik.
NO Daftar Tugas Penanggung Jawab
1 Pj Logistik alat medis Lanni Anggraeni
Asti Puspitasari
Rika Fuaziyah
Erna Nur’aeni
2 PJ Bendahara Dini Aprillia
c) Analisa dan Kesimpulan
Ruang Darussalam 4 telah memiliki masing masing penugasan tiap
shift untuk menjadi penanggung jawab dan dikerjakan sesuai penanggung
jawab yang di amanatkan dan mengurus segala kebutuhan yang berkaitan
dengan tanggung jawabnya masing-masing.
3) Kontroling
a) Konsep / Ideal
Seluruh rangkaian kegiatan ini harus dapat dipantau oleh pimpinan
44
sehingga dapat selalu dijaga dan diarahkan agar selalu berjalan lancar, tidak
boros, tepat guna adan berhasil guna yang sebaik-baiknya. Penyimpangan
yang mungkin akan terjadi dapat segera diketahui dan dicegah sebelum
berkembang terlalu jauh sehingga merugikan. Selanjutnya, upaya
penyempurnaan dapat pula senantiasa dilaksanakan sedini mungkin apabila
penngawasan dan evaluasi dapat dilaksanakan dengan mudah dan semua
informasi yang diperlukan tersedia.
b) Kajian / Faktual
Hasil wawancara yang dilakukan oleh kelompok bahwa setiap
kerusakan atau kehilangan alat-alat sarana dan prasaran yang di sediakan
rumah sakit akan di buatkan surat keterangan. Adapun untuk perawatan
alat-alat dilakukan setiap 6 bulan sekali. Selain itu, terdapat SOP pada
setiap alat yang tersedia sehingga memudahkan dalam penggunaan alat.
c) Analisa dan Kesimpulan
Sarana prasarana dan peralatan di Ruangan Darussalam 4 disesuaikan
dengan kebutuhan ruangan dengan koordinasi dengan bagian logistik di
Ruangan Darussalam 4. Anggaran di ruang perawatan Darussalam 4 murni
didapat dari dana operasional rumah sakit (yayasan). Penambahan peralatan
dilakukan jika terdapat peralatan yang ada mengalami kerusakan atau
hilang sesuai data logistik yang ada d ruangan Darussalam 4.
47
48
49
(2) Peroganisasi
a) Konsep / Ideal
Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atau menyusun
Anggaran serta pelaksanaan kegiatan Anggaraning lainnya, ada ditangan
pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan
tertinggi perusahaanlah yang paling berwewenang dan paling bertanggung
jawab atas kegiatan-kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Namun
demikian tugas menyiapkan dan menyusun Anggaran serta kegiatan-
kegiatan Anggaraning lainnya tidak harus ditangani sendiri oleh pimpinan
tertinggi perusahaan, melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain
dalam perusahaan. Adapaun siapa-siapa atau bagian apa yang diserahi tugas
memprsiapkan dan menyusun Anggaran tersebut sangat tergantung pada
struktur organisasi dari masing-masing perusahaan. Akan tetapi pada garis
besarnya tugas mempersiapkan dan menyususn Anggaran ini dapat
didelegasikan kepada :
1) Bagian administrasi, bagian perusahan yang kecil. Hal ini disbabkan
karena bagi perusahaan yang kecil, kegiatan-kegiatan perusahaan tidak
terlalu kompleks, sederhana, dengan ruang lingkup yang terbatas,
sehingga tugas penyusunan Anggaran dapat diserahkan kepada salah
satu bagian saja dari perusahaan yang bersangkutan, dan tidak perlu
banyak melibatkan secara aktif seluruh bagian-bagian yang ada dalam
perusahaan.
2) Panitia Anggaran, bagian perusahan yang besar. Hal ini disebabkan
50
yaitu:
1) Alternatif Pertama
Besarnya penjualan ditentukan oleh besarnya produksi. Ini berarti
bahwa berapa jumlah penjualan perusahaan selama periode yang akan
datang ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu diproduksi
perusahaan selama periode tersebut. Dengan demikian jika selama periode
yang akan datang, perusahaan mampu memproduksi barang dalam jumlah
yang besar, maka sebesar itu pulalah jumlah penjualan yang akan dilakukan
perusahaan dalam periode tersebut. Sebaliknya jika selama periode yang
akan datang, perusahaan hanya mampu memproduksikan barang dalam
jumlah sedikit, maka sejumlah sedikit pulalah penjualan yang akan
dilakukan perusahaan selama periode tersebut.
2) Alternatif kedua
Besarnya produksi justru ditentukan oleh besarnya penjualan. Ini berarti
bahwa jumlah barang yang akan diproduksi perusahaan selama periode yang
akan datang ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu dijual
(dipasarkan) oleh perusahaan selama periode tersebut. Dengan demikian,
jika selama periode yang akan datang, perusahaan mampu menjual
(memasarkan) barang dalam jumlah yang besar, maka sebesar itu pulalah
produksi yang yang akan dilakukan perusahaan, dalam periode tersebut.
Sebaliknya jika selama periode yang akan datang perusahaan hanya mampu
menjual (memasarkan) barang dalam jumlah yang sedikit, maka sejumlah
sedikit itu pulalah produksi yang akan dilakukan perusahaan dalam periode
yang akan datang.
Kajian / Faktual
Cara pengontoralan ruangan dalam pengelolaan alat yaitu fungsional,
perawat mencatat kebutuhan pada waktu itu juga, dimana kebutuhan-
kebutuhan seperti barang yang masuk, digunakan, dan barang yang
dikembalikan karna tidak terpakai atau jangka waktu telah habis, seperti
halnya obat-obatan dan alat kesehatan lainnya.
53
3. Unsur Output
a. Kepuasan Pasien
Konsep / Ideal
Kepuasan pasien adalah tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai
akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperoleh, setelah pasien
membandingkan dengan apa yang diharapkannya (Pohan, 2007). Kepuasan
pasien merupakan evaluasi atau penilaian setelah memakai suatu pelayanan,
bahwa pelayanan yang dipilih setidak-tidaknya memenuhi atau memenuhi
harapan (Endang dalam Mamik; 2010). Faktor faktor yang mempengaruhi
kepuasan pasien menurut Budiasti (dalam Nooria;2008) yaitu: kualitas
produk atau jasa pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka
menunjukan bahwa produk atau jasa yang digunakan berkualitas. Kualitas
pelayanan pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan
yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan. Faktor emosional pasien
merasa bangga puas dan kagum terhadap rumah sakit. harga semakin mahal
harga perawatan makan pasien mempunyai harapan yang lebih besar,
sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi berharga murah,
memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien, biaya pasien yang tidak perlu
mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk
mendapatkan jasa pelayanan, maka pasien cenderug puas terhadap jasa
pelayanan tersebut.
Kajian / Faktual
Kepuasan pasien dinilai dengan menggunakan kuesioner pendapat
pasien tentang pelayanan rawat inap di RS Al-Islam khususnya Ruang
54
kerohanian kepada pasien yang merupakan suatu ciri khas dari pelayanan
islami yang dikembangkan oleh RS Al-Islam.
dengan klien, teman dekat klien, petugas kesehatan lain untuk memvalidasi
diagnosa keperawatan.
Melakukan kaji ulang dan revisi diagnosa berdasarkan data terbaru.
Standar III : Intervensi Keperawatan
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah
kesehatan dan meningkatkan kesehatan klien. Dengan kriteria proses :
Perencanaan terdiri dari penetapan priioritas masalah, tujuan dan rencana
tindakan keperawatan.
Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan.
Perencanaan bersifat individual (sebagai individu, kelompok dan
masyarakat) sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.
Mendokumentasikan rencana keperawatan.
Standar IV : Implementasi Keperawatan
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam
rencana asuhan keperawatan. Dengan kriteria proses :
Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
Kolaborasi dengan profesi kesehatan lain untuk meningkatkatkan status
kesehatan klien.
Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah klien.
Melakukan supervisi terhadap tenaga pelaksana keperawatan dibawah
tanggung jawabnya.
Menjadi koordinator pelayanan dan advokasi terhadap klien untuk
mencapai tujuan kesehatan.
Menginformasikan kepada klien tentang status kesehatan dan fasilitas-
fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
Memberikan pendidikan pada klien & keluarga mengenai konsep dan
keterampilan asuhan disertai membantu klien memodifikasi lingkungan
yang digunakannya.
Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan
berdasarkan respon klien.
59
Standar V : Evaluasi
Perawat mengevaluasi perkembangan kesehatan klien terhadap tindakan
dalam pencapaian tujuan,sesuai rencana yang telah ditetapkan dan merevesi
data dasar dan pencapaian perencanaan. Dengan kriteria proses :
Menyusun rencana evaluasi hasil tindakan secara kompehensif, tepat waktu
dan terus – menerus.
Mengunakan data dasar dan respons klien dalam mengukur perkembangan
kearah pencapaian tujuan.
Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan sejawat dan klien ,
Bekerja sama dengan klien,keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.
Melakukan supervisi dan konsultasi klinik.
b) Kajian / Faktual
1) Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan di ruang Darussalam 4 yaitu dengan
mengisi identitas pasien, menanyakan keluhan utama, riwayat kesehatan,
lalu dilakukan pemeriksaan fokus pada pasien sesuai dengan keluhan yang
ada.
2) Diagnosa
Diagnosa yang digunakan di ruangan Asal melihat prioritas keluhan
utama menggunakan aspek PES (Problem, Etyology dan Symptom), bila ada
keluhan tambahan maka akan muncul diagnosa baru pada pasien.
3) Intervensi
Intervensi yang dilakukan di ruangan Darussalam 4 sesuai dengan
ruangan menurut masing-masing diagnosanya dan sesuai dengan SAK dan
SOP diruangan, namun intervensi sesuai SAK tidak selamanya di terapkan
karena keterbatasan alat di ruangan.
4) Implementasi
60
62