Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN PENDIDIKAN PROFESI NERS STASE MANAJEMEN UNIT

KEPERAWATAN DI RUANG DARUSALLAM 4 RUMAH SAKIT AL-ISLAM


KOTA BANDUNG

Ditunjukan untuk memenuhi salah satu tugas stase manajemen keperawatan


Dosen pengampu :
Rahmat, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh:
Farra Ainiyyah Putri 402018004
M. Syahrul Sidik 402018018
Puji Astuti 402018025
Rika Kartika 402018014
Siti Nurkhomisah 402018040
Tia Rahmi Mutiani 402018041
Ulfa Nurullistya 402018042
Zamzam Nurjamil 402018034

PRODI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG
Tahun Ajaran 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, dimana atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah yang berjudul “Laporan Pendidikan Profesi Ners Stase
Manajemen Unit Keperawatan Di Ruang Darusallam 4 Rumah Sakit
Al-Islam Kota Bandung”.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penyusun mengalami banyak
permasalahan. Namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, baik
dari isi maupun sistematika penulisannya, maka dari itu penulis berterima
kasih apabila ada kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan kontribusi menciptakan perawat profesional yang berakhlakul
karimah.

Bandung, Juli 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan suatu unit pelayanan kesehatan yang


memberikan pelayanan berobat jalan dan rawat inap dengan fasilitas
diagnostik dan terapi yang lengkap dimana hidup dalam lingkungan dinamis
dan kompetitif. Dalam era globalisasi setiap rumah sakit harus
mengembangkan diri, baik dari sarana fisik maupun kemampuan sumber
daya manusia, sehingga mampu memberikan pelayanan kesehatan secara
professional dan bermutu bagi masyarakat luas.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan
keperawatan menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang sangat
menentukan kualitas pelayanan rumah sakit secara umum. Hal ini
disebabkan karena pelayanan keperawatan merupakan bagian terbesar dari
pelayanan rumah sakit. Seperti yang diungkapkan Huber (1996) bahwa 90%
pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan, dan menurut Gillies
(1995) 40-60% pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan.
Selain itu, pelayanan keperawatan menjadi sangat berpengaruh karena
merupakan pelayanan yang paling bersentuhan dengan pasien, dimana
perawat selalu memberikan asuhannya secara berkesinambungan selama 24
jam dalam sehari.
Sehubungan dengan peran dan fungsinya sebagai pemberi asuhan
keperawatan khususnya di rumah sakit, perawat mempunyai tugas-tugas
yang harus dilaksanakan sesuai dengan jabaran tugasnya, tergantung di unit
mana seorang perawat bertugas, karena tiap-tiap unit keperawatan
mempunyai spesifikasi tertentu yang berbeda satu dengan yang lainnya.

1
2

Keadaan tersebut terjadi karena disetiap unit keperawatan memiliki


karakteristik pasien yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Perawat memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien
yang tidak hanya mempunyai harapan untuk sembuh saja, tetapi perawat
juga membantu pasien dapat meninggal dengan tenang, kondisi tersebut
memerlukan bantuan tenaga perawat yang selalu mengobservasi dan
mengintervensi secara berkala selama 24 jam. Dengan demikian perawat
ruang rawat inap dituntut untuk melakukan suatu tindakan yang tepat sesuai
dengan kondisi pasien dan tingkat ketergantungan serta dengan waktu
seefektif mungkin sehingga asuhan keperawatan yang diberikan kepada
klien dapat dilaksanakan secara optimal.
Mengingat peran keperawatan yang sangat signifikan dalam
menentukan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit maka perawat
harus mampu memberikan pelayanan yang profesional dan berkualitas.
Untuk mencapai harapan tersebut maka diperlukan suatu pengelolaan
keperawatan yang efektif dan efisien melalui suatu proses manajerial yang
dikenal sebagai manajemen keperawatan.
Manajemen merupakan suatu pendekatan dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi, sehingga tujuan dari organisasi
tersebut dapat tercapai. Dalam lingkup keperawatan, seperti yang telah
disebutkan sebelumnya, proses manajemen digunakan untuk mencapai
tujuan organisasi keperawatan yaitu memberikan pelayanan keperawatan
yang berkualitas dan profesional. Untuk menempuh hal tersebut maka
diperlukan adanya suatu visi, misi dan tujuan yang jelas. Selain itu dalam
kegiatannya, manajemen keperawatan juga memerlukan suatu manajerial
yang dilaksanakan melalui tahap-tahap pengkajian (kajian situasional),
perencanaan (strategis dan operasional), implementasi, dan evaluasi.
Dengan semakin tingginya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas, maka perawat sebagai salah satu komponen
pemberi layanan terbesar harus senantiasa meningkatkan kemampuan dan
3

kompetensinya dalam mengelola pelaksanaan asuhan keperawatan sehingga


dapat seefektif dan seefisien mungkin. Oleh karena itu, telah menjadi suatu
keharusan bagi perawat untuk terus meningkatkan dan mengembangkan
kemampuannya baik dari aspek kognisi, afeksi, dan psikomotor melalui
pendidikan, pelatihan, dan terus mendorong penelitian yang mendukung
kemampuan perawat dalam bidang manajerial pelaksanaan asuhan
keperawatan.
Manajemen asuhan keperawatan dapat dilakukan oleh semua perawat
karena setiap perawat adalah manager dalam pemberian asuhan yaitu setiap
perawat bisa merawat beberapa pasien, setiap pasien pasti menerima asuhan
lebih dari satu perawat dan tim multidisiplin kesehatan dan memimpin
kelompok perawat dalam memberikan asuhan ke kelompok pasien. Tentang
ilmu dan konsep yang dimilki tersebut perlu di implementasikan di dalam
situasi nyata yaitu disaran pelayanan kesehatan. Manajemen perawatan yang
bertujuan untuk mengenalkan mengenai proses manajemen dalam asuhan
keperawatan diruang rawat inap rumah sakit. Fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengrahan, dan pengendalian diruang perawatan oleh
perawat melalui pengkajian, analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi yang meliputi unsur-unsur input, proses, dan output, sehingga
terwujud sistem asuhan keperawatan yang komprehensif kepada pasien
secara profesional. Manajer asuhan pasien yaitu mengelola diri sendiri dan
mengelola orang lain yang terlibat dan memberi dukungan dalam asuhan
pasien.
Salah satu upaya tersebut dapat dilakukan melalui praktek Program
Profesi Ners manajemen keperawatan Program Profesi Ners Stikes
“Aisyiyah Bandung yang dilakukan di Ruang Darussalam 4 Rumah Sakit
Al Islam Kota Bandung, yang diharapkan dapat memberikan pembelajaran
dan pengalaman nyata bagi para praktikannya tentang proses manajemen
keperawatan di suatu unit pelayanan kesehatan khusunya di ruang rawat
4

medical dewasa kelas 3 dan sebagai salah satu kontribusi Stikes “Aisyiyah
Bandung dalam mengembangkan manajemen di ruang tersebut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik profesi keperawatan manajeman selama 3
minggu, calon praktisi profesi ners mampu melakukan pengelolaan unit
pelayanan di ruangan ‘Darussalam 4 perawatan medikal sesuai dengan
konsep dan langkah-langkah manajerial keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui cara mengkaji situasi unit di Ruang ‘Darussalam 4 seperti
man, money, material, metodhs dan marketing.
b. Mengetahui cara mengkaji unsur manajemen seperti perencanaan yang
ada di Ruang Darussalam 4
c. Mengetahui cara mengkaji unsur manajemen seperti pengorganisasian
yang ada di Ruang Darussalam 4
d. Mengetahui cara mengkaji unsur manajemen seperti pengarahan yang
ada di Ruang Darussalam 4
e. Mengetahui cara mengkaji unsur manajemen seperti pengawasan yang
ada di Ruang Darussalam 4
f. Mengetahui cara mengkaji manajemen asuhan keperawatan di Ruang
Darussalam 4
5

C. Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini berdasarkan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari: latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II PENGKAJIAN.
Meliputi: profil Ruang Darussalam 4, hasil pengkajian (input, proses,
output).
BAB III ANALISA TEMUAN MASALAH
(Identifikasi, prioritas dan penerapan pemecahan masalah)
BAB IV PENUTUP
6

BAB II
PENGKAJIAN

A. Gambaran umum rumah sakit Al - Islam


1. Identitas Rumah Sakit

Nama RS. Al – Islam Bandung


Kelas Rumah Sakit Kelas B
Tanggal & Tahun 1 Agustus 1990
Berdiri
Status Kepemilikan Yayasan RSI KSWI Jawa Barat
Status Rumah Sakit Paripurna
Jumlah Tempat Tidur 273 TT
Alamat Jl. Soekarno- Hatta No. 644
Luas Tanah 7.751 m²
Luas Bangunan 2.853

2. Visi, misi, dan motto


a. Visi
“Rumah sakit yang unggul, terpercaya dan islami dalam pelayanan dan
pendidikan.
b. Misi
1) Melaksanakan dan menerapkan nilai - nilai islam kedalam seluruh
aspek pelayanan maupun pengelolaan rumah sakit
2) Mendukung dan membantu program pemeperintah dalam bidang
kesehatan dan pendidikan
3) Melakukan kerjasama lintas sektoral dan ikut berperan aktif dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
4) Melaksanakan pelayanan kesehatan dengan memberi kepuasan kepada
konsumen sehingga melebihi apa yang diharapkannya
7

5) Melaksanakan pendidikan secara komprehensif baik dari sisi


intelektual, mental, spiritual dan keterampilan untuk mewujudkan
peserta didik yang memiliki karekter akhlaqul karimah dan
professional.
6) Mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kesejahteraan sumber
daya manusia yang dimiliki.

c. Nilai
1) Kasih Sayang
2) Bersih
3) Jujur
4) Disiplin
5) Tanggung jawab
6) Kerjasama
7) Ridho Allah

B. Profil Ruangan
1. Gambaran Umum Ruangan
Ruang Darussalam 4 merupakan medikal bedah dan penyakit dalam
dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 37 tempat tidur. Jenis administrasi
atau pembayaran pasien BPJS PBI, BPJS Non PBI, Pasien Umum dan
Kontraktor serta pasien Maskin (SKTM, dan Gakinda) dan menyediakan
semua fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan
bagi pasien. Jumlah tenaga perawat yang ada diruangan ini sebanyak 28
orang, Administrasi 1 orang dan helper service 1 orang.
8

2. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI RUANG DARUSSALAM 4

DIREKTUR RUMAH SAKIT AL ISLAM


Ikbal Gentar Alam, dr.Sp. Gk. M.Kes

KEPALA BIDANG PERAWATAN

Amalia, Hj. S.Kep.,Ners

KEPALA INSTALASI RAWAT INAP

Firman Aulia, S.Kep, Ners

KEPALA RUANGAN DARUSSALAM 4


Asep.Supriyadi, S.Kep

Ka TIM 2
Ka TIM 1 M. Taufiq Irman Ka TIM 3
Reni Budiarti Reni Nurohmulyati, S.kep. Dini Aprillia
\
Farisha Noor, S.kep. M. Dilan Ramdani, AMK Putri Intan S, AMK

Lanni Anggraeni, AMK Linda Nur Anggraeni, AMK


Asti Puspitasari, AMK
A.Saepullah Sidik, AMK Han Han Nurhasanah,
Fuji Mustika, AMK
AMK
Iis Hikmawati, AMK Endang Nurzanah, AMK
Tia Setianingsih, AMK
Sani Husni Ramdani,
A.Taryana, AMK AMK A.Rizkika Setia, AMK

Santi Sopiyanti, AMK Fahmi Miftahudin, AMK Dede Triana, AMK

Egi Darmawan, AMK Rika Fauziyah, AMK Riska Fuji Astuti, AMK

Erna Nur’aeni, AMK


Santi Subekti, AMK
9

3. Visi dan Misi


a. Visi Pelayanan Keperawatan
“Rumah sakit yang unggul, terpercaya dan islami dalam pelayanan dan
pendidikan”
b. Misi Pelayanan Keperawatan
1) Melaksanakan dan menerapkan nilai - nilai Islam kedalam seluruh
aspek pelayanan maupun pengelolaan rumah sakit.
2) Mendukung dan membantu program pemeperintah dalam bidang
kesehatan dan pendidikan.
3) Melakukan kerjasama lintas sektoral dan ikut berperan aktif dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
4) Melaksanakan pelayanan kesehatan dengan memberi kepuasan kepada
konsumen sehingga melebihi apa yang diharapkannya.
5) Melaksanakan pendidikan secara komprehensif baik dari sisi
intelektual, mental, spiritual dan keterampilan untuk mewujudkan
peserta didik yang memiliki karekter akhlaqul karimah dan
professional.
6) Mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kesejahteraan sumber
daya manusia yang dimiliki.

4. Sifat Kekaryaan
Ruangan Darussalam 4 merupakan ruangan khusus untuk perawatan
dewasa, dengan kasus penyakit dalam. Rentang usia pasien 13 tahun keatas.
Perawat di ruang Darussalam 4 adalah perawat yang sudah mengikuti
berbagai pelatihan yang tertera pada tabel dibawah ini :
No Nama Jenis pelatihan/seminar yg pernah diikuti 5 tahun
terakhir
1 Asep Supriyadi - Pelatihan angel manajemen
S.kep.
10

2 Reni Budiarti - Pelatihan preceptorchip


S.kep.

3 M. Taufik - Pelatihan angel manajemen


Irman, S.kep.
4 Dini Aprillia, - Pelatihan preceptorchip
S.kep. - Pelatihan angel manajemen
5 Farisha Noor,
S.kep.
6 Reni - Pelatihan preceptorchip
Nurohmulyati, - Pelatihan angel manajemen
S.kep.
7. Lanni
Anggraeni,
AMK
8. A.Saepullah
Sidik, AMK

9. Iis Hikmawati,
AMK
10. A.Taryana,
AMK
11. Santi Sopiyanti,
AMK
12 Egi Darmawan, - Pelatihan angel manajemen
AMK
13 Santi Subekti,
AMK
14 M. Dilan
Ramdani, AMK
15 Asti Puspitasari,
AMK
16 Fuji Mustika,
AMK
17 Endang - Pelatihan kemoterapi
Nurzanah, AMK - Pelatihan angel manajemen
18 Sani Husni
Ramdani, AMK
19 Fahmi
11

Miftahudin,
AMK
20 Rika Fauziyah,
AMK
21 Putri Intan S,
AMK
22 Linda Nur
Anggraeni,
AMK
23 Han Han - Pelatihan angel manajemen
Nurhasanah,
AMK
24 Tia Setianingsih,
AMK
25 A.Rizkika Setia,
AMK
26 Dede Triana,
AMK
27 Riska Fuji
Astuti, AMK
28 Erna Nur’aeni,
AMK
12

5. Letak/Denah Ruang Darussalam 4

Jalur RG Laki-laki

Evakuasi

405 406
Laki – laki
407
404

408
403
Perempuan
409
402

410
401

R. 411
Obat

Nurse
Station
Ruang
Tunggu

R.Laken Tindakan
412

Spoelhoo
k 413
416
R. Isolasi
414
415

Mushola
417
13

6. Kapasitas Tempat Tidur Ruang Darussalam 4


Kapasitas tempat tidur di ruang darussalam 4 sebanyak 37 tempat tidur.
10 tempat tidur untuk kelas 1, 12 tempat tidur untuk kelas 2, 4 tempat tidur
untuk kelas 3, pada kelas VIV terdapat 10 dalam 4 ruangan, dan 1 tempat
tidur untu ruang isolasi.

7. BOR, LOS, TOI, RBR, RDR, 3 bulan terakhir Di ruang D 4


a. BOR (Bed Occupancy Rate)
Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat
tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter
BOR yang ideal adalah antara 60-85%.)
Rumus BOR:

Jumlah hari perawatan x 100%


Jumlah tempat tidur x Jumlah hari dalam satu periode

Gambar 1.1 BOR Ruang Darussalam 4 Periode Maret, Maret dan Mei
2019
b. LOS
Menurut Depkes RI (2005), adalah rata-rata lama rawat seorang pasien
indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut secara
umum nilai yang ideal antara 6-9 hari.

Rumus:
Jumlah lama dirawat
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
14

c. BTO
Menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur
pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu
tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50
kali.

d. TOI (Turn Over Interval)


Menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur
tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya
tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.

Rumus:
(Jumlah tempat tidur x periode) – hari perawatan)
Jumlah pasien keluar
15

e. Jumlah Pasien Masuk dan Keluar dalam Bulan 3 Terakhir Di


Darussalam 4
Klasifikasi pasien yang di rawat di ruangan Darussalam 4 adalah pasien
dewasa. Berdasarkan data yang diperoleh pada laporan bulan Maret-Mei
2019 di dapatkan pasien di ruangan Darussalam 4 yaitu:
Tabel
Laporan pasien Darussalam 4 bulan April- Mei- Juni
PASIEN
Mati
Masuk Keluar Hidup
< 48 jam > 48 jam

773 orang 777 Orang 3 orang 11 orang

f. 10 Kasus/ Penyakit Terbesar Diruangan


No PENYAKIT TOTAL
1 Dengue Haemoragic Fever 939
2 Aterosclerotic Heart Disease 539
3 Chemotherapy session for neoplasm 469
4 Dengue fever (classical dengue) 427
5 Bronchopneumonia 371
6 Cerebral infarction 344
7 Gastroenteritis and colitis 304
8 Thypoid fever 249
9 Chronic kidney disease, stage 5 183
10 Congestive Heart failure 147

D. Kajian Situasi
1. Unsur Input
a. Man / SDM
1) Kuantitas
b) Menurut Douglas (1984)
Perhitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas dihitung
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien seperti pada tabel berikut :
16

Tabel 2.5 Perhitungan Menurut Douglas


Klasifikasi Pasien
Jumlah
Minimal Parsial Total
Pasien
P S M P S M P S M
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60
Dst.
Klasifikasi derajat ketergantungan klien terhadap keperawatan menurut
Douglas berdasarkan kriteria sebagai berikut :
Tabel 2.6 Klasifikasi Ketergantungan Klien
Klasifikasi Kriteria
Perawatan Minimal 1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan
Memerlukan waktu selama 1-2 sendiri
jam/24 jam 2. Ambulasi dengan pengawasan
3. Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift
4. Pengobatan minimal, status psikologi stabil
5. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
Perawatan Intermediate 1. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
Memerlukan waktu 3-4 jam/24 2. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
jam 3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4. Folley catheter/intake output dicatat.
5. Klien dengan pemasangan infus, persiapan
pengobatan memerlukan prosedur
Perawatan Total 1. Segalanya diberikan/dibantu
Memerlukan waktu 5-6 2. Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
jam/24jam 3. Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi
intravena
4. Pemakaian suksion
5. Gelisah, disorientasi

c) Menurut Depkes (2005)


Perhitungan kebutuhan perawat menurut Depkes RI tahun 2005 sebagai
berikut :
= (Jumlah jam perawatan x 52 minggu x 7 hari x jumlah TT x BOR
41 hari minggu efektif x 40 jam
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambahkan faktor
koreksi (anisipasi tenaga yang cuti, sakit, pendidikan, dsb = 25%)
17

(1) Kajian
Tebel 2.7 Distribusi Jumlah SDM Ruangan
No Kategori Tenaga Jumlah
1 Keperawatan
a. D3 Keperawatan 22
b. S1 Keperawatan 6

2 Tenaga Non Medis 2

Kebutuhan perawat berdasarkan Depkes RI tahun 2005


= Jumlah jam perawatan x 52 minggu x 7 hari x jumlah TT x BOR
41 hari minggu efektif x 40 jam
= 3 x 52 x 7 x 37 x
41 x 40
=
= 7,5
Faktor koreksi = 7,5 x 25% = 1,875
= 7,5 + 1,875 = 9,375
= 9,375 + 1 Karu = 10
Jadi perkiraan kebutuhan tenaga perawat di ruangan Multazam 3
adalah orang.
2) Interprestasi
Perawat yang dibutuhkan diruang Asal sebanyak 25 orang, adapun
jumlah perawat di ruang Asal terdapat 19 perawat. jumlah perawat tidak
sesuai dengan jumlah perawat yang dibutuhkan, mengakibatkan
berkurangnya kualitas pelayanan keperawatan kepada pasien akibat beban
kerja yang tinggi.

3) Kualitas SDM
a) Konsep / Ideal
Manajemen sumber daya manusia pada hakekatnya merupakan bagian
integral dari keseluruhan manajemen rumah sakit, strategi manajemen
sumberdaya manusia sebenarnya juga merupakan integral dari strategi
18

rumah sakit sehingga perlu direncanakaan rotasi dan sumber daya manusia
untuk menyesuaikan beban dan tuntutan pelayanan di masa depan sehingga
penyesuaian keahlian dibutuhkan melalui pelatihan terus-menerus dan
berkesinambungan.
Ruang rawat inap dewasa membutuhkan tenaga dan skill yang sesuai
dengan kebutuhan perawatan dewasa Perawat yang bekerja di ruangan asal
minimal harus dapat memahami kebutuhan orang dewasa sesuai dengan
tingkat kebutuhan perawatannya. Perawat Darussalam 4 minimal
mengetahui dan memahami tentang kegawatdaruratan mengikuti pelatihan,
workshop, seminar. Perhitungan ketenagaan disebutkan bahwa di ruangan
rawat inap dewasa berdasarkan BOR didapatkan bahwa kebutuhan tenaga
perawat sebanyak 28 orang. Secara Kuantitas SDM di Ruang ‘Asal belum
memenuhi standar yang ditetapkan berdasarkan rumus kebutuhan tenaga
dari depkes yaitu seharusnya berjumlah 25 orang tapi yang ada baru
berjumlah 19 orang hal ini bisa mengakibatkan berkurangnya kualitas
pelayanan keperawatan kepada pasien akibat beban kerja yang tinggi.

b) Kajian / Faktual
Sumber daya manusia yang dimiliki ruangan asal yang terdiri dari 28
perawat. Perawat ruang Darussalam 4 berpendidikan D3 Keperawatan
sebanyak 22 orang, 6 orang berpendidikan sarjana keperawatan. Perawat
diruangan rata-rata memiliki sertifikat tentang keperawatan. Rerata perawat
ruangan Darussalam 4 sudah bekerja di ruangan tersebut lebih dari 1 tahun.

c) Interprestasi
Dari hasil analisis yang kami lakukan, untuk jumlah kebutuhan perawat
di ruangan asal belum sesuai dengan standar yang di butuhkan. Berdasarkan
sertifikasinya perawat di ruangan dewasa sudah memenuhi kriteria sebagai
perawat. Jumlah perawat yang dibutuhkan di ruang asal didasarkan pada
ketergantungan klien.
19

b. Money / Dana
1) Konsep / Ideal
Sumber keuangan ruangan bisa berasal dari pembiayaan yang
dialokasikan oleh RS saja. Misalnya pengeluaran untuk pengembangan
program, insentif perawat dan untuk lainnya. Proses pengelolaan keuangan
baik pemasukan atau pengeluaran harus dilakukan dengan jelas dan
transparan.
2) Kajian / Faktual :
Semua tercover dalam anggaran tahunan Rumah Sakit, untuk unit cost
ruangan untuk saat ini belum ada secara rinci karena unit Rumah Sakit
masih secara sentral. Di Ruangan darussalam 4 tidak mempunyai pendanaan
sendiri. Semua biaya operasioanl rumah sakit dibawah penanggung jawab
direktur keuangan dan administrasi. Untuk tarif ruangan di darussalam 4
dengan kelas III Rp. 250.000/hari, untuk kelas II Rp. 400.000, untuk kelas I
Rp. 550.000, untuk kelas VIP Rp. 950.000 untuk biaya kamar saja. Untuk
pembiayaan visite dokter kelas III Rp. 80.000, kelas II Rp. 90.000, kelas I
Rp. 130.000 dan kelas VIP Rp. 150.000. Berdasarkan urutan system
pembayaran Darussalam 4 dengan menggunakan BPJS, Kontraktor dan
Umum. Untuk pembagian gaji berbeda-beda, pembagian gaji dan lain-lain
dipengaruhi oleh lama kerja, tingkat pendidikan dan tingkat jabatan. Untuk
intensive pelayanan (Ipel) diberikan setiap bulan di pertengahan bulan.
Kenaikan gaji perawat dipengaruhi oeh pemerintah, tetapi rumah sakit
memiliki kebijakan setiap satu tahun sekali untuk menaikan gaji pegawai.
Di ruang Darussaam 4 pemberian penghargaan profesi akan di beri
rewards jika perawat menjadi kepala ruangan atau kepala TIM rewardsnya
berupa materi ataupun non materi, tunjangan kesehatan yang di dapatkan
pegawai adalah gaji pokok, intensif, lembur, BPJS kesehatan di hari tua. Di
ruang darussalam 4 memiliki reward jika masa kerja lebih dari 10 tahun
akan di berikan kesempatan untuk berqurban, sedangkan dengan masa kerja
yang lebih dari 20 tahun diberi kesempatan untuk umroh. Dirumah sakit Al-
20

islam menyediakan rekreasi selama 2 tahun sekali, tetapi di ruang


darussalam 4 memiliki kebijaan yaitu untuk rekreasi dapat dilakukan kapan
saja sesuai dengan kesepakatan biasanya rekreasi dilakuan oleh pershift.
3) Interprestasi :
Tidak adanya bantuan untuk anggaran RS dan ruangan darussalam 4
misalnya hibah luar negeri, Sumber penghasilan perawat di dapatkan dari
yayasan yang berkerja sama dengan RS. Adapun untuk logistic yang
dibutuhkan ruangan dibiayai oleh pemerintah.

c. Method/ Metode
1) Konsep
Metode kerja yang sesuai dengan kebutuhan ruangan dewasa dan anak,
baik yang menyangkut proses produksi maupun administrasi tidak terjadi
begitu saja melainkan memerlukan waktu yang lama. Bahkan sering terjadi
pimpinan organisasi meminta bantuan ahli untuk memperoleh metode kerja
yang sesuai dengan kebutuhan ruangan perawatan dewasa dan anak,. Hal ini
dilakukan karena penciptaan metode kerja, mekanisme kerja, serta prosedur
kerja sangat besar manfaatnya.
2) Kajian
Metode yang diterapkan oleh ruangan Darussalam 4 adalah Metode
Modifikasi dimana perawat terbagi dalam 3 Tim. Tiap Tim terdapat 1 ka
Tim dan 8 perawat. Kekurangan yang dilakukan oleh perawat pelaksana
akan di berikan peringatan oleh ketua tim. Apabila pelaksana masih tidak
melaksanakan yang telah di peringatkan maka kepala ruangan yang
langsung memberikan peringatan pada PP.
3) Interprestasi
Dari pelaksanaan Modifikasi Tim yang belum dilaksanakan adalah
ronde keperawatan, adapun yang sudah dilaksanakan tapi belum berjalan
baik adalah supervisi, penilaian kepatuhan terhadap SOP. Dan yang sudah
dilaksanakan dan berjalan cukup baik adalah, penilaian SAK, Timbang
21

terima, case confrance, penerimaan pasien baru, orientasi pasien baru, DRK
dengan system SBAR yang sudah dilakukan dengan baik. Metode yang
diterapkan di ruangan Darussalam 4 ini sudah sesuai dengan metode TIM.
Penugasan di bagi sesuai tim yang di kelola. Akan tetapi, apabila
kekurangan PP di dalam ruangan tersebut maka ada mekanisme yang
dilakukan yaitu perawat lembur dan perawat mobile, khususnya untuk
perawat mobile yang dimana bisa diambil dari ruangan yang lain untuk
membantu kinerja TIM di ruangan tersebut. Dalam hal ini yang bertanggung
jawab atas adanya perawat mobile yaitu Koordinator Perawat Jaga (KPJ),
KPJ memfasilitasi perawat mobile dan diadakan sistem kontrak tertulis
sehingga ada kesepakatan anatara perawat mobile yang ditunjuk dan
ruangan tersebut.

d. Material / Machine
1) Konsep / Ideal
Material teridiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain yang ahli dalam
bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan atau materi-materi sebagai
salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa
materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki. Material atau barang-
barang setengah jadi dan jadi di ruangan Darussalam 4 disesuaikan dengan
standar rumah sakit dan setiap ruangan disediakan oleh bagian pengadaan
peralatan.
Dalam manajemen keperawatan sangat diperlukan adanya pengelolaan
peralatan sebagai faktor pendukung dan penunjang terlaksananya pelayanan
keperawatan. Peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan adalah
semua bentuk alat kesehatan yang digunakan dalam melaksanakan tindakan
menunjang kelancaran pelaksanaan asuhan keperawatan sehingga diperoleh
tujuan keperawatan yang efektif dan efisien. Standar sarana dan prasarana
untuk pasien serta peralatan kesehatan menurut Nursalam (2014) sebagai
22

berikut :
a) Fasilitas untuk pasien
Tabel 2.10 Fasilitas untuk Pasien
No Nama Barang Jumlah Ideal
1 Tempat tidur 1:1
2 Meja pasien 1:1
3 Kipas angin/AC 4/ruangan
4 Kursi roda 1 /ruangan
5 Branchart 1/ruangan
6 Jam dinding 2/ruangan
7 Timbangan 1/ruangan
8 Kamar mandi dan wc 1:3
9 Dapur 1/ruangan
10 Wastafel 2/ruangan

b) Alat kesehatan
Tabel 2.11 Fasilitas Alat Kesehatan
No Nama Barang Jumlah Ideal
1 Stetoskop 2/ruangan
2 Hb meter 2/ruangan
3 Urometer 2/ruangan
4 Lemari es 2/ruangan
5 Com stanless 1/ruangan
6 Tabung o2 2/ruangan
7 Senter 2/ruangan
8 Bak injeksi 2/ruangan
9 Tempat sampah pasien 1:1
10 Papan tulis 1/ruangan
11 Lemari kaca 1/ruangan
12 Lemari besi 1/ruangan
13 Tensimeter 2/ruangan
14 Pingset anatomis 2/ruangan
15 Pingset sirugis 2/ruangan
16 Gunting nekrotomy 2/ruangan
17 Gunting perban 2/ruangan
18 Kolentang dan tempatnya 2/ruangan
19 Bengkok 2/ruangan
20 Suction 2/ruangan
23

No Nama Barang Jumlah Ideal


21 Telepon 1/ruangan
22 Computer 1/ruangan
23 Alat pemadam kebakaran 1/ruangan
24 Lemari obat 2/ruangan
25 Lampu darurat 2/ruangan
26 Spuit gliserin 2/ruangan
27 Kereta obat 1/ruangan
28 Standar baskom 2/ruangan
29 Standar infus 1:01
30 Ambu bag 1/ruangan
31 Kursi lipat 5/ruangan
32 Monometer o2 lengkap 2/ruangan
33 Standar o2 2/ruangan
34 Termometer 5/ruangan

c) Administrasi penunjang
(1) Buku injek
(2) Buku observasi
(3) Lembar dokumentasi
(4) Buku timbang terima
(5) SOP
(6) SAK
(7) Buku visite
(8) Buku dalin
(9) Leaflet

2) Kajian / Faktual :
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa Unit telah
memberikan peralatan tetapi peralatan yang diberikan sesuai dengan
standar. Terdapat loker obat pasien, terdapat timbangan BB, alat nebulizer,
alat suction, tabung oksigen, meja tindakan, tempat sampah medis dan non
medis, lemari obat, safety box, emergency kit(terlampir), spignomanometer,
thermometer digital, stetoskop, bed side monitor, EKG, infus pump, lampu
24

sorot, pulse oxymet, syringe pump. Alat-alat yang di inventariskan oleh RS


dilakukan perawatan setiap 6 bulan sekali. Terdapat Standar Prosedur
Operasional (SPO) pada setiap alat diruang perawatan ruang darusalam 4.
Apabila barang rusak atau sudah tidak bisa dipergunakan maka kepala
ruangan memanggil tim maintenance untuk mengidentifikasi barang yang
rusak setelah didapatkan hasil akan dilaporkan ke bagian instalasi ysng
berkoordinasi dengan yanmed (pelayanan medis) untuk pengajuan ke
logistik.
Apabila barang rusak atau sudah tidak bisa dipergunakan maka kepala
ruangan memanggil tim maintenance untuk mengidentifikasi barang yang
rusak setelah didapatkan hasil akan dilaporkan ke bagian instalasi ysng
berkoordinasi dengan yanmed (pelayanan medis) untuk pengajuan ke
logistik.
a) Alat medis
Tabel 2.12 Alat Medis yang Tersedia di Ruangan

JML
NO URAIAN STD
yg ada

1 Ambubag dewasa 1 1
Baki Instrumen
2 2 12
plastic
Baki instrument
3 2 -
melamin
4 Bak Spuit 2 10
5 Bengkok kecil 2 -
6 Bengkok sedang 1 8
7 Bengkok besar 1 -
Buli-buli panas /
8 3 -
WWZ
9 Dingklik 16 1
10 Emergenci kit 1 1
11 Endotracheal tube 4 4
12 Es Kap 2 2
25

13 Gerusan obat 1 1
14 Gunting verband 2 2
15 Kasur Decubitus 1 -
16 Kursi roda 2 2
17 Laryngoscope 1 1
Lemari
18 1 3
Instrumen/obat
19 Manset dewasa 3
20 Mayo No. 0
21 No. 4 1 1
22 No. 5 1 1
23 No. 6 1 1
24 No. 7 1 1
25 Penlight 1 1
26 Pispot sodok 12 8
27 Reflek hammer 1 2
28 Regulator O2 8 2
29 Regulator O2 sentral 16 23
30 Standar infus beroda 23 8
31 Standar infus u/ bed 24 37
32 Standar pispot 8 9
33 Stetoskop dewasa 3 9
34 Tabung O2 kecil 2 2
35 Tensimeter air raksa 3 7
36 Termometer digital 2 5
37 Timbangan BB dws 1 1
38 Tongue spatel 3 3
39 Tourniquet 3 3
Troli/Box
40 1 1
Emergency
Urinal
41 17 -
transparan/plastik
42 EKG 1 1
43 Infuse pump 4 7
44 Lampu sorot 2 3
45 Lampu emergency 9 -
46 Light cast 1 -
47 Nebulizer omron 1 1
26

Nebulizer
48 1 -
supersonic
49 Shoorsten 1 -
50 Saturasi O2 2 1
Suction pump
51 1 1
dorong
52 Syringe pump 4 4
53 Windring 1 -

b) Alat tenun
Perancaan alat tenun yang sesuai dengan standar bidang keperawatan
adalah 1 : 4, yaitu 1 pasien mendapatkan 4 set alat tenun, yang terdiri dari 1
set dipakai pasien, 1 set yang sedang dibersihkan (kotor), 1 set cadangan
yang disimpan di ruangan, dan 1 set cadangan yang disimpan di pusat
logistik RS.
Tabel 2.13 Alat Tenun yang Tersedia Diruangan
JML
NO URAIAN STD
yg ada
1 Baju Piyama Dws 1 37
3 Barrac schoot 1 10
4 Celana Piyama Dws 4 37
Gordyn kain
5 32 37
penyekat
6 Kasur dewasa 24 37
7 Kimono Dewasa 2 37
8 Laken/Sprey 32 37
9 Mukena 2 2
10 Perlak 4
11 Piyama 37
12 Sajadah 3 2
13 Sarung Bantal Bsr 32 37
Sarung Buli-buli
14 - -
panas
15 Sarung O2kecil - -
16 Sarung gallon 1 -
17 Selimut Besar 23 37
18 Stik laken 1 37
27

19 Tutup EKG - -
20 Tutup Kulkas 1 1
21 Tutup Nebulizer - -
22 Tutup Suction 1 -

c) ATK dan elektronik


Tabel 2.14 ATK dan Elektronik yang Terseia Diruangan
1 Airphone 1 2
2 Baki melamin 3 2
3 Cermin 2 17
4 Cermin wastafel 9 17
5 Dispenser 1 1
6 Ember sdg 2 2
7 Ember bsr 7 17
Gantungan handuk
8 17
double
9 Gayung 9 17
10 Gunting 0 1
11 Gunting kuku 1 1
12 Jam dinding 7 17
13 Kesed karpet 9 17
14 Kipas angin 1 10
15 Kulkas 2 1
16 Kunci inggris 1 1
17 Kursi lipat 5 -
Kursi penunggu
18 19 37
pasien
19 Kursi putar 1 -
20 Kursi sofa 1 10
21 Lemari linen 1 1
22 Lemari obat 1 1
23 Lemari pasien 24 37
24 Loker 1 1
25 Meja tunggu pasien 1 2
26 Meja tulis 2 3
27 Pigura 4 1
28 Rak sepatu 1 1
28

29 Roda cucian 1 2
30 Roda instrumen 1 2
31 Roda O2 kecil 1 -
32 Rol kabel 1 2
33 Senter 1 1
34 Sikat urinal 1 1
35 Tabung kebakaran 1 1
36 Tempat cucian 1 2
Tempat sampah
37 2 2
infeksius
Tempat sampah
38 13 5
umum
Tempat tidur dws
39 24 37
fungsinl
40 Timbangan dewasa 1 1
41 Washtapel 9 17
42 Al Qur’an 3 43
43 Computer 1 6
44 Cutter besar 1 1
45 Cutter kecil 1
46 Hekter kecil 1
47 Kalkulator 0 1

3) Interprestasi:
Berdasarkan hasil pengkajian yang kami lakukan, pemeliharaan dan
kalibrasi alat secara berkala setiap 6 bulan sekali oleh petugas logistik
rumah sakit. Pencatatan dan pelaporan inventaris dilakukan setiap hari dan
didata dalam buku inventaris alat di Ruang Darussalam 4. Sudah terdapat
SPO pada setiap alat yang sudah terpasang pada masing-masing alat dan
SPO tersebut sudah sesuai dengan yang direkomendasikan oleh produsen.
29

2. Unsur Proses
a. Manajemen Pelayanan Keperawatan
1) Perencanaan
a) Konsep / Ideal
Perencanaan diruang rawat inap dewasa adalah keseluruhan proses
pemikiran dan penentuan secara matang. Hal-hal yang akan dikerjakan di
masa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah di tetapkan
(Siagian, 1990) perencanaan juga dapat diartikan sebagai suatu rencana
kegitan tentang apa yang harus dilakukan. Sehingga perencanaan yang
matang akan memberi petunjuk dan mempermudah dalam melaksanakan
suatu kegiatan. Dalam suatu organisasi perencanaan merupakan pola fikir
yang dapat menentukan keberhasilan suatu kegiatan dan titik tolak dari
kegiatan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
Perencanaan yang ada diruangan perawatan Darussalam 4 mengacu
pada perencanaan yang ditetapkan oleh Rumah Sakit Al-Islam melalu
bidang keperawatan.
b) Kajian / Faktual:
Standar pendidikan yang berlaku di Rumah sakit Al-Islam untuk tenaga
perawat yaitu minimal D3, tetapi untuk kebijakan baru, reqruitment untuk
pegawai baru lebih diutamakan dengan pendidikan Sarjana. Setiap pegawai
atau karyawan di rs Al-islam umumnya dan di ruang perawatan darussalam
4 khususnya harus memiliki kompetensi yang maksimal dalam melakukan
asuhan keperawatan salah satuna yaitu mengikuti pelatihan-pelatihan yang
berkaitan dengan keterampilan.
Semua prosedur keperawatan telah diatur di dalam Standar Prosedur
Operasional (SPO) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang setiap
masing-masing ruangan memilikinya, termasuk ruangan perawatan
darussalam 4 yaitu SOP serta SAK perawatan dewasa dan anak.
Anggaran di ruangan perawatan darussalam 4 murni didapat dari dana
operasional rumah sakit (yayasan) yang di kelola sendiri. Pengembangan
30

tenaga di ruang perawatan darussalam 4, dilakukan dengan cara


mengikutsertakan karyawan di acara-acara seminar dan pelatihan serta
mengikuti program pendidikan lanjutan yang dilakukan Rumah Sakit Al-
Islam Kota Bandung.
Penambahan tenaga di ruangan perawatan darussalam 4 dilakukan jika
terdapat karyawan yang cuti panjang (cuti melahirkan atau cuti diluar
tanggungan) atau cuti sakit yang berkepanjangan dan resign. Pengumuman
penerimaan karyawan rumah sakit al-islam biasanya mengumumkan melalui
web, koran, ataupun brosur yang kemudian dikelola oleh bidang sumber
daya insani Rumah Sakit Al-Islam Kota Bandung.
c) Analisa dan Kesimpulan
Dalam melakukan pelayanan keperawatan di ruangan perawatan
darussalam 4 sudah sesuai, kepala ruangan sudah melakukan pengawasan
sehingga pelayanan di rumah sakit bisa terealisasi dengan baik.

2) Perorganisasian
a) Kosep / Ideal
Dalam pengorganisasian, kepala ruangan memiliki tugas diantaranya
Merumuskan metode penugasan yang digunakan, membuat rentang
kendali, mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, mengatur dan
mengendalikan logistik ruangan, menyelenggarakan konferen dll.

b) Kajian / Faktual
Metode asuhan yang dipakai adalah TIM. Pembagian tugas di ruangan
perawatan darussalam 4 memiliki 1 kepala ruangan yang mengkepalai 3
ketua tim, 28 perawat. Ketua tim I memegang pelayanan intensive, ketua
tim II dan III memegang BLS. Pemakaian APD pada perawat dalam
melakukan tindakan pada pasien sudah diterapkan. Pemisahan sampah,
antara sampah benda tajam, sampah infeksius, sampah organik dan sampah
non-organik. Selain itu, ruang perawatan darussalam 4 sudah terdapat
31

tatacara cuci tangan dan adanya hands rub di depan ruang rawat, adanya
program pencegahan dan pengendalian infeksi, adanya indikator klinik
keperawatan salah satunya untuk patient safety, rohis, Dots, IPCLN, dan
nyeri.
c) Analisa dan Kesimpulan
Ruangan ruangan perawatan darussalam 4 membentuk pola struktur
organisasi ruangan mulai dari kepala ruangan sampai dengan pekarya
kesehatan, telah membentuk sistem penugasan sesuai dengan metode tim
yang digunakan. Ruangan telah memiliki uraian tugas masing-masing
perawat. Koordinasi ruangan menggunakan koordinasi bersifat horizontal.
Kesatuan komando yang digunakan diruangan sudah dilakukan secara
stuktural. Rentang pengawasan bersifat vertikal. Kepala Ruangan sudah
membuat perhitungan kebutuhan staf di ruangan perawatan, tetapi tetap dari
pihak Rumah Sakit yang akan menentukan berapa banyak staf yang akan
ditempatkan di ruangan. Untuk pengembangan staf yang mengikuti
pelatihan, seminar, dan mengikuti pendidikan lanjutan sudah ada dan untuk
jenjang karir ditentukan dari lamanya kerja dan pendidikan.

3) Kontroling
a) Konsep / Ideal
Fungsi pengawasan dilakukan dengan tujuan mengendalikan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam pelayanan agar tetap berjalan sesuai
dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan melakukan fungsi
pengendalian maka kesalahan-kesalahan dapat diperbaiki dan diarahkan
untuk mencapai tujuan organisasi. Pengawasan dilakukan dengan tujuan
mengendalikan pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam pelayanan agar tetap
berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan
melakukan fungsi pengendalian maka kesalahan-kesalahan dapat diperbaiki
dan diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Pengawasan dilakukan
melalui kegiatan supervisi yang bisa dilakukan secara langsung maupun
32

tidak langsung. Secara langsung dilakukan dengan melihat langsung


kegiatan perawat, sedangkan tidak langsung bisa dilihat lewat laporan
tertulis yang telah dibuat oleh perawat.
b) Kajian / Faktual
Berdasarkan hasil observasi Kepala Ruangan memberikan pengarahan
kepada setiap karyawan ruangan untuk dapat bertanggung jawab dalam
pelayanan keperawatan. Adapun pengawasan dari perawat primer kepada
perawat pelaksana saat melakukan tindakan harus sesuai dengan SPO untuk
meningkatkan pelayanan keperawatan.
Adapun kegiatan suvervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan terhadap
perawat primer setiap bulan tentang tindakan dan metode asuhan
keperawatan yang diberikan. Perawat primer juga melakukan supervisi
kepada perawat pelaksana untuk tindakan pelayanan keperawatan yang
sesuai dengan SOP yang berlaku.
c) Analisa dan Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi pengawasan sudah sesuai dengan konsep
yaitu adanya supervisi setiap bulan yang dilakukan oleh kepala ruangan dan
perawat primer yang dilakukan berdasarkan SOP yang berlaku.

b. Manajemen Asuhan Keperawatan


1) Perencanaan
a) Konsep / Ideal
Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen dan semua fungsi
dalam manajemen tergantung dari fungsi perencanaan. Swansburg (1999)
perencanaan merupakan proses berfikir atau proses yang menetapkan
tujuan, kemudian melaksanakan sesuai dengan proses perencanaan.
Sehingga perencanaan yang matang akan memberi petunjuk dan
mempermudah dalam melaksanakan suatu kegiatan. Dalam suatu organisasi
perencanaan merupakan pola fikir uang dapat menentukan keberhasilan
suatu kegiatan dan titik tolak dari kegiatan pelaksanaan kegiatan
33

selanjutnya.

Di dalam proses keperawatan, perencanaan dapat membantu menjamin


klien atau pasien akan menerima pelayanan kesehatan yang mereka
butuhkan. Pelayanan ini diberikan oleh tenaga keperawatan agar mendapat
hasil yang memuaskan sesuai tujuan yang diharapkan (Swanburg, 1999).
Perencanaan yang dibuat meliputi, perencanaan dari kepela ruangan, ketua
tim dan anggota tim.
Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen dan semua fungsi
dalam manajemen tergantung dari fungsi perencanaan. Swansburg (1999)
perencanaan merupakan proses berfikir atau proses yang menetapkan
tujuan, kemudian melaksanakan sesuai dengan proses perencanaan.
Sehingga perencanaan yang matang akan memberi petunjuk dan
mempermudah dalam melaksanakan suatu kegiatan. Dalam suatu organisasi
perencanaan merupakan pola fikir uang dapat menentukan keberhasilan
suatu kegiatan dan titik tolak dari kegiatan pelaksanaan kegiatan
selanjutnya.
Di dalam proses keperawatan, perencanaan dapat membantu menjamin
klien atau pasien akan menerima pelayanan kesehatan yang mereka
butuhkan. Pelayanan ini diberikan oleh tenaga keperawatan agar mendapat
hasil yang memuaskan sesuai tujuan yang diharapkan (Swanburg, 1999).
Perencanaan yang dibuat meliputi, perencanaan dari kepela ruangan, ketua
tim dan anggota tim.
Perencanaan Kepala Ruangan :
(1) Menunjuk katua tim yang akan bertugas diruangan masing-masing
(2) Mengikuti serah terima pasien pada shif sebelumnya
(3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien: gawat,transisi dan
persiapan pasien pulang, bersama ketua tim
34

(4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas


dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur penugasan atau
penjadwalan.
(5) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
(6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahu kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien.
(7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk kegiatan
membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan, mengadakan diskusi
untuk pemecahan masalah, serta memberikan informasi kepada pasien
atau keluarga yang baru masuk.
(8) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
(9) Membantu membimbing peserta didik keperawatan
(10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.

Perencanaan Ketua Tim


(1) Membuat perencanaan
(2) Membuat penugasan, supervise dan evaluasi
(3) Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien
(4) Mengembangkan kemampuan anggota
(5) Menyelenggarakan konferensi

Perencanaan Anggota Tim


(1) Membuat rencana kegiatan harian ke pasien
(2) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dibawah tanggung
jawabnya
35

b) Kajian / Faktual
Perencanaan di unit khususnya di Ruang Darussalam 4 terdapat
perencanaan jangka panjang dan jangka pendek.
1) Perencanaan jangka panjang
Perencanaan Jangka panjang : Tahunan (Ka. Ruangan) yaitu
pengembangan tenaga, penambahan peralatan, penambahan tenaga, cuti
tahunan, jadwal dinas.
2) Perencanaan jangka pendek : Harian (Ka Ruangan, ka Tim, pelaksana)
yaitu pengaturan setiap shift (Pengaturan shift Harian dinas).

c) Analisa dan Kesimpulan


Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala ruangan dan hasil kajian
ril di lapangan dapat di simpulkan bahwa, ada perencanaan jangka panjang
dan jangka pendek di ruangan Darussalam 4 baik terdapat rencana asuhan
keperwatan maupun rencana kebutuhan alat dan tenaga keperawatan,
sehingga dalam ruangan Darussalam 4 dapat menjalankan sesuai apa yang
telah di rencanakan oleh kepala ruangan. Hal tersebut di dukung dengan ada
nya persamaan dari teori perencanaan dan peng aplikasian rencana di
ruangan Darussalam 4 itu sendiri.

2) Peroganisasi
a) Konsep/Ideal
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang,
alat-alat, tugas-tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa
sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu
36

kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1983 dalam Nurhidayah,


2007). Menurut Swanburg (2000), pengorganisasian adalah pengelompokan
aktivitas-aktivitas untuk tujuan mencapai objektif, penugasan suatu
kelompok manajer dengan autoritas pengawasan setiap kelompok, dan
menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat dengan unit
lainya, baik menurut vertikal maupun horizontal, yang bertanggung jawab
untuk mencapai objektif organisasi. Dari beberapa penjelasan pada
pengertian tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
pengorganisasian disusun dengan tujuan agar pekerjaan yang dikehendaki
dapat tercapai dan dibagi-bagi diantara anggota organisasi degan rentang
tugas, wewenang dan tangggung jawab yang jelas sehingga pekerjaan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Struktur organisasi, model penugasan keperawatan, Job descriptions
dan memahami serta menggunakan kekuasaan dan otoritas yang sesuai.
Berikut fungsi dari pengorganisasian itu sendiri :
(1) Aktifitas yang melibatkan semua sumber daya yang ada dalam
organisasi.
(2) Mengatur dapat bekerja sama ke arah tujuan
(3) Adapun pengorganisasian meliputi bentuk organisasi, bentuk struktur
organ.
(4) Uraian tugas jabatan.
(5) Struktural dan fungsional, pembuatan sistem evaluasi serta
pemberdayaan sistem kerja tim dan kelompok (Gillies,1989)

Pengorganisasian yang menjadi tanggung jawab kepala ruangan ialah :


(1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
(2) Merumuskan tujuan metode penugasan
(3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
(4) Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim, dan
ketua tim membawahi 2-3 perawat
37

(5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses


dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain
(6) Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan
(7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
(8) Mendelegasikan tugas saat kepala ruangan tidak berada di tempat
kepada ketua tim
(9) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi
pasien
(10) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya
(11) Identifikasi masalah dan cara penangannya.

b) Kajian / Faktual
Sistem pengorganisasian di Ruang Darusalam 4 Bandung terbagi
menjadi dua yaitu sistem penugasan dan uraian tugas kepala ruangan dan
perawat pelaksana itu sendiri.
(1) Sistem Penugasan
Sistem penugasan di Ruang Darusalam 4 memakai model asuhan tim
modivikasi yaitu dibagi menjadi 3 tim. tim 1 terdiri dari 8 orang perawat
yang masing-masing sudah mendapat tugasnya, tim 2 terdiri dari 7 orang
perawat yang masing-masing sudah mendapat tugasnya, tim 3 terdiri dari 8
orang perawat yang masing-masing sudah mendapat tugasnya..
Table 1.2
Lembar ceklis Uraian ketua tim
TIDAK
No. URAIAN TUGAS DILAKUKAN
DILAKUKAN
A. Bersama kepala ruangan mengadakan saran terima √
tugas pada setiap pergantian dinas
B Melakukan pembagian tugas atau pasien kepada √
anggota kelompok
C Melakukan pembagian tugas atau pasien kepada √
anggota kelompok :
1. Melakukan pengkajian awal terhadap √
pasien baru
2. Membuat rencana asuhan √
38

3. Melaksanakan tindakan
4. Melaksanakan evaluasi √
5. Menyiapkan peralatan untuk pelaksanaan √
asuhan keperawatan
6. Menilai hasil pekerjaan anggota √
kelompok, mendiskusikan permasalahan √
yang ada dan bila perlu melaporkannya ke
kepala instansi perawat inap √
7. Menciptakan kerjasama yang harmonis
8. Membuat laporan pasien √

Total 10 0
Rata-rata 100% 0

Dari hasil observasi selama 12 hari di ruang Darussalam 4 ketua tim


melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebesar 100%.

Table 1.2
Lembar ceklis Uraian tugas kepala ruangan
TIDAK
No. URAIAN TUGAS DILAKUKAN
DILAKUKAN
A. Melaksanakan Fungsi Perencanaan:
1. Menyusun rencana kerja Kepala √
Ruangan
2. Merencanakan jumlah dan jenis √
peralatan keperawatan yang diperlukan
sesuai kebutuhan

3. Merencanakan dan menentukan jenis √


kegiatan dan asuhan keperawatan yang
diselengarakan sesuai kebutuhan
B. Melaksanakan Fungsi Pergerakan dan √
Pelaksanaan:
1. Mengatur dan mengkoordinasi seluruh
kegiatan pelayanan di ruang rawat inap
2. Menyusun dan mengatur daftar dinas √
keperawatan tenaga perawat sesuai
kebutuhan dan ketentuan/ peraturan
yang berlaku (harian, bulanan, tahunan,
dll)
3. Melaksanakan program orientasi kepada √
tenaga perawat baru atau tenaga lain
yang akan bekerja di ruangan
4. Memberikan kepada siswa/mahasiswa √
keperawatan yang menggunakan
ruangan sebagai lahan praktek
39

Total 7 0
Rata- rata 100%

Dari hasil observasi selama 14 hari di ruangan Darussalam 4


didapatkan rata-rata kepala ruangan sudah melakukan tugas dan tanggung
jawab dengan baik ( 100%).
Table 1.3
Lembar ceklis Uraian tugas perawat pelaksana
TIDAK
No. URAIAN TUGAS DILAKUKAN
DILAKUKAN
1. Melakukan serah terima tugas setiap pergantian dinas √
mencakup pasien dan peralatan
2. Melakukan asuhan keperawatan pasien :
a. Mengkaji keadaan pasien √
b. Membuat rencana asuhan √
c. Melakukan tindakan √
d. Melakukan evaluasi √
e. Melakukan pencatatan dan dokumntasi √

3. Menyiapkan, memelihara serta menyimpan peralatan √


agar selalu siap pakai
4. Melakukan dinas secara rotasi sesuai jadwal yang √
sudah dibuat oleh kepala ruangan
5. Memelihara lingkungan intalasi rawat inap demi √
kelancaran pelayanan
6. Melaksanakan program orientasi kepada pasien √
tentang ruangan perawatan dan lingkungannya,
peraturan dan tata tertib yang berlaku, fasilitas yang
ada dan cara penggunaannya.

7. Menciptakan hubungan kerja yang baik dengan √


pasien dan keluarganya maupun anggota tim
kesehatan lainnya
8. Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan √
lain yang lebih baik mampu untuk menyelesaikan
masalah kesehatan
9. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan √
diruangan.
10. Menyiapkan pasien yang akan pulang √
1. Menyediakan formulir untuk menyelesaikan
administrasi seperti: √
- Surat izin pulang √
- Surat keterangan dirawat/sakit
- Petunjuk diet √
40

- Resep obat drumah bila diperlukan √


- Surat rujukan, pemeriksaan tulang √
- Surat keterangan lunas pembayaran administrasi
perawatan
11. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien
dan keluarga sesuai kebutuhan pasien
- Diet
- Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara √
penggunaannya √
Total 11 0
Rata-rata 100% 0%

Menurut hasil obervasi selama 14 hari di ruang Darussalam 4


didapatkan hasil bahwa perawat pelaksana sudah melaksanakan tugasnya
dengan baik dengan nilai rata- rata ( 100%).

c) Analisa dan Kesimpulan


Berdasarkan perbandingan anatara teori dengan ril analisis yang di
dapat saat wawancara di ruangan dapat di simpulkan bahwa secara tugas
kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana sudah sesuai secara
pengorganisasiannya yang dengan menggunakan metode tim, peran dari
kepala ruangan di ruangan sangat penting untuk mengawasi, supervisi dan
mengevaluasi tindakan asuhan keperawatan untuk tercapainya
pengorganisasian yang efektif dan efesien sehingga setiap perawat harus
memahami tugas masing-masing dalam setiap tindakan.

4) Kontroling
a) Konsep / Ideal
Pengawasan merupakan pemeriksaan apakah segala sesuatunya terjadi
sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan,
serta prinsip-prinsip yang ditentukan yang bertujuan untuk menunjukkan
kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi.
Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang
sistem informasi timbal balik, membandingkan kegiatan nyata dengan
41

standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur


penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan yang digunakan
dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan
(Mockler, 2002).
Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala sesuatu
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati, instruksi yang telah
diberikan, serta prinsip-prinsip yang telah diberlakukan (Urwick, 1998).
Sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik yaitu : harus
menunjukkan sifat dari aktivitas, harus melaporkan kesalahan-kesalahan
dengan segera, harus memandang ke depan, harus menunjukkan penerimaan
pada titik kritis, harus objektif, harus fleksibel, harus menunjukkan pola
organisasi, harus ekonomis, harus mudah dimengerti, serta harus
menunjukkan tindakan perbaikan.
b) Kajian / Faktual
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan di ruangan
Darussalam 4 didapat data analisis bahwa secara umum sudah sesuai dengan
teori dengan pengawasan melalui kominikasi dua arah langsung dan tidak
langsung dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan
keperawatan yang di berikan kepada pasien.
Kemudian melalui supervisi di ruangan Darussalam 4 sudah
menerapkan tahapa-tahapan yang sesuai dengan teori diantaranya :
(1) Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati
sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan memperbaiki
mengwasi kelemahan-kelemahan yang ada di ruangan.
(2) Pengawasan tidak langsung kepala ruangan mengecek daftar hadir
ketua tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan dilakukan
(didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan
tugas.
(3) Evaluasi : Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan
dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.
42

(4) Audit keperawatan.

c) Analisa dan Kesimpulan


Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan atau kajian ril di
ruangan Darussalam 4 mengenai pengendalian didapat bahwa dapat di
simpulkan adanya komunikasi yang efektif, baik secara komunikasi
langsung maupun tidak langsung dari kepala ruangan ke ketua tim, sehingga
di ruangan Darussalam 4 target pencapaian pengendalian dari kepala
ruangan untuk mengarahkan dan mengevaluasi kinerja katim maupun pp
terjalin dengan baik. Hal tersebut di perkuat dengan teori yang sudah sesuai
dengan tugas dan pengertian dari pengendalian secara ril di ruangan
Darussalam 4.

c. Manajemen Logistik Keperawatan


1) Perencanaan
a) Konsep / Ideal
Perencanan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang
pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai (user) kemudian
diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing- masing organisasi.
Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam pelaksanannya
sehingga akan sangat sulit dalam pengendalian apabila tidak didasari oleh
perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik menuntut adanya sistem
monitoring, evaluasi dan reporting yang memadai dan berfungsi sebagai
umpan balik untuk tindakan pengandalian terhadap devisi-devisi yang
terjadi.
b) Kajian / Faktual
Ruang Darussalam 4 memiliki unit logitik meliputi alat medis
c) Analisa dan Kesimpulan
Penanggung jawab logistik bertanggung jawab pada setiap kebutuhan
meliputi apakah yang di butuhkan ruangan, berapa banyak yang di
43

butuhkan dan mengapa dibutuhkan. Apabila terdapat masalah atau


kehilangan setiap penangung jawab bertangung jawab dalam masalah atau
kehilangan tersebut.

2) Peroganisasi
a) Konsep / Ideal
Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan. Pengertian umum
adalah proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah-langkah
yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Sedangkan secara khusus perencanan logistik adalah merencanakan
kebutuhan logistik yang pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon
pemakai (user) kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di
masing- masing organisasi.
b) Kajian / Faktual
Ruangan telah Darussalam 4 membentuk pola struktur organisasi
ruangan mulai dari kepala ruangan sampai dengan satu orang penanggung
jawab logistik.
NO Daftar Tugas Penanggung Jawab
1 Pj Logistik alat medis Lanni Anggraeni
Asti Puspitasari
Rika Fuaziyah
Erna Nur’aeni
2 PJ Bendahara Dini Aprillia
c) Analisa dan Kesimpulan
Ruang Darussalam 4 telah memiliki masing masing penugasan tiap
shift untuk menjadi penanggung jawab dan dikerjakan sesuai penanggung
jawab yang di amanatkan dan mengurus segala kebutuhan yang berkaitan
dengan tanggung jawabnya masing-masing.
3) Kontroling
a) Konsep / Ideal
Seluruh rangkaian kegiatan ini harus dapat dipantau oleh pimpinan
44

sehingga dapat selalu dijaga dan diarahkan agar selalu berjalan lancar, tidak
boros, tepat guna adan berhasil guna yang sebaik-baiknya. Penyimpangan
yang mungkin akan terjadi dapat segera diketahui dan dicegah sebelum
berkembang terlalu jauh sehingga merugikan. Selanjutnya, upaya
penyempurnaan dapat pula senantiasa dilaksanakan sedini mungkin apabila
penngawasan dan evaluasi dapat dilaksanakan dengan mudah dan semua
informasi yang diperlukan tersedia.
b) Kajian / Faktual
Hasil wawancara yang dilakukan oleh kelompok bahwa setiap
kerusakan atau kehilangan alat-alat sarana dan prasaran yang di sediakan
rumah sakit akan di buatkan surat keterangan. Adapun untuk perawatan
alat-alat dilakukan setiap 6 bulan sekali. Selain itu, terdapat SOP pada
setiap alat yang tersedia sehingga memudahkan dalam penggunaan alat.
c) Analisa dan Kesimpulan
Sarana prasarana dan peralatan di Ruangan Darussalam 4 disesuaikan
dengan kebutuhan ruangan dengan koordinasi dengan bagian logistik di
Ruangan Darussalam 4. Anggaran di ruang perawatan Darussalam 4 murni
didapat dari dana operasional rumah sakit (yayasan). Penambahan peralatan
dilakukan jika terdapat peralatan yang ada mengalami kerusakan atau
hilang sesuai data logistik yang ada d ruangan Darussalam 4.

d. Manajemen Keuangan Keperawatan


1) Perencanaan
a) Konsep / Ideal :
Suatu Anggaran yang baik haruslah mencakup seluruh kegiatan
perusahaan, sehingga fungsi-fungsi Anggaran (pedoman kerja, alat
pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja) benar-benar dapat
berjalan dengan baik pula. Anggaran yang menyeluruh semacam itu sering
dinamakan Anggaran Komprehensif (Comprehensif Anggaran).
Adapun isi dari Anggaran Komprehensif secara garis besar terdiri dari :
45

1) Forecasting Anggaran (Anggaran Tafsiran), yaitu Anggaran yang berisi


tafsiran-tafsiran (forecast) tentang kegiatan-kegiatan perusahaan
dalam jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang, serta
tafsiran-tafsiran (forecast) tentang keadaan atau posisi finansial
perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang.
2) Variabel Anggaran (Anggaran Variabel), yaitu Anggaran yang
berisi tentang tingkat perubahan biaya atau tingkat variabilitas
beaya, khususnya biaya-biaya yang termasuk kelompok biaya “semi
variabel”, sehubungan dengan adanya perubahan produktivitas
perusahaan.
3) Analisa statistik dan matematika pembantu, yaitu analisa-analisa
statistik dan matematika yang dipergunakan untuk membuat tafsiran-
tafsiran (forecast) serta yang dipergunakan untuk mengadakan
penilaian (evaluasi) dalam rangka mengadakan pengawasan kerja.
Semua analisa-analisa tersebut perlu dimuat (dilampirkan) di dalam
Anggaran yang disusun, agar setiap waktu dapat diketahui, dapat
diperiksa kembali dan dapat dinilai apakah metode dan analisa yang
dipergunakan tersebut memang sudah tepat ataukah perlu direvisi
sehubungan dengan adanya perubahan faktor-faktor tertentu di
waktu yang akan datang nanti.
4) Laporan Anggaran (Anggaran Report), yaitu laporan tentang
realisasi pelaksanan Anggaran, yang dilengkapi dengan berbagai
analisa perbandingan antara Anggaran dengan realisasinya itu,
sehingga dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang
bersifat positif (menguntungkan) maupun yang bersifat negatif
(merugikan), dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan-
penyimpangan tersebut, sehingga dapat ditarik beberapa
kesimpulan dan beberapa tindak lanjut (follow-up) yang segera
perlu dilakukan. Dengan demikian dari Laporan Anggaran sekaligus
dapat diadakan penilaian (evaluasi) tentang sukses atau tidaknya
46

kerja perusahaan selama jangka waktu (periode) yang bersangkutan.


b) Kajian / Faktual
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Kepala Ruangan,
didapatkan bahwa ruangan Darussalam 4 tidak memiliki pendapatan tersendiri
baik dari mahasiswa yang praktek sebagai Rumah Sakit pendidikan maupun
home care. Begitupun Ruangan tidak bisa menilai kerugian yang dialami karena
anggaran dipegang oleh pihak instalasi.
Adapun ruangan hanya memiliki kas yang dibuat oleh perawat untuk mereka
sendiri. Karena jikalau ada mahasiswa yang praktek di ruangan Darussalam 4,
hanya preseptor atau pembimbing lapangan ruangan tersebut yang mendapat Fee
dan tidak masuk dalam anggaran ruangan secara khusus. Home care pun ruangan
hanya menawarkannya karena di Rumah Sakit Al Islam sudah memiliki tim home
care tersendiri. Dan pengadaan anggaran untuk kebutuhan ruangan biasanya
diidentifikasi terlebih dahulu mengenai kebutuhan tersebut, setelah diidentifikasi
dan dirasakan benar maka pihak instalasi akan berkoordinasi dengan YanMed
untuk pengajuan pengadaan ke bagian Logistik.

c) Analisa dan Kesimpulan


Perencanaan anggaran sudah sesuai dengan konsep dari mulai pembuatan
data dan list kebutuhan yang dicantumkan, hingga laporan, manajemen
perencanaan keuangan keperawatan telah sesuai sangat baik, namun terkait biaya
rincian atau anggaran hanya bagian Instalasi yang mengetahuinya.

47
48
49

Analisa dan Kesimpulan


Perencanaan anggaran sudah sesuai dengan konsep dari mulai
pembuatan data dan list kebutuhan yang dicantumkan, hingga laporan,
manajemen perencanaan keuangan keperawatan telah sesuai sangat baik,
namun terkait biaya rincian atau anggaran hanya bagian Instalasi yang
mengetahuinya.

(2) Peroganisasi
a) Konsep / Ideal
Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atau menyusun
Anggaran serta pelaksanaan kegiatan Anggaraning lainnya, ada ditangan
pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan
tertinggi perusahaanlah yang paling berwewenang dan paling bertanggung
jawab atas kegiatan-kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Namun
demikian tugas menyiapkan dan menyusun Anggaran serta kegiatan-
kegiatan Anggaraning lainnya tidak harus ditangani sendiri oleh pimpinan
tertinggi perusahaan, melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain
dalam perusahaan. Adapaun siapa-siapa atau bagian apa yang diserahi tugas
memprsiapkan dan menyusun Anggaran tersebut sangat tergantung pada
struktur organisasi dari masing-masing perusahaan. Akan tetapi pada garis
besarnya tugas mempersiapkan dan menyususn Anggaran ini dapat
didelegasikan kepada :
1) Bagian administrasi, bagian perusahan yang kecil. Hal ini disbabkan
karena bagi perusahaan yang kecil, kegiatan-kegiatan perusahaan tidak
terlalu kompleks, sederhana, dengan ruang lingkup yang terbatas,
sehingga tugas penyusunan Anggaran dapat diserahkan kepada salah
satu bagian saja dari perusahaan yang bersangkutan, dan tidak perlu
banyak melibatkan secara aktif seluruh bagian-bagian yang ada dalam
perusahaan.
2) Panitia Anggaran, bagian perusahan yang besar. Hal ini disebabkan
50

karena bagi perusahaan besar, kegiatan-kegiatan perusahaan cukup


kompleks, beraneka ragam dengan ruang lingkup yang cukup luas,
sehingga Bagian Administrasi tidak mungkin dan tidak mampu lagi
untuk menyusun Anggaran sendiri tanpa partisipasi aktif bagian-bagian
lain dalam perusahaan. Oleh sebab itu tugas menyusun Anggaran perlu
melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian yang ada di
dalam perusahaan, yang duduk dalam Panitia Anggaran. Tim
penyusunan Anggaran ini biasanya diketuai oleh pimpinan perusahaan
(misalnya Wakil Direktur) dengan anggota-anggota yang mewakili
Bagian Pemasaran, Bagian Produksi, Bagian Pembelanjaan, serta
Bgaian Personalia. Di dalam Panitia Anggaran inilah dilakukan
pembahasan-pembahasan tentang rencana-rencana kegiatan yang akan
datang, sehingga Anggaran yang tersusun nanti merupakan kesepakatan
bersama, sesuai dengan kondisi, fasilitas serta kemampuan masing-
masing bagian secara terpadu. Kesepakatan bersama ini penting agar
pelaksanaan Anggaran nanti benar-benar didukung oleh seluruh bagian
yang ada dalam perusahaan, sehingga memudahkan terciptanya kerja
sama yang saling menunjang dan terkoordinasikan dengan baik.
Baik Anggaran yang disusun oleh Bagian Administrasi (perusahaan
kecil), maupun yang disusun oleh Panitia Anggaran (perusahaan besar),
barulah merupakan Rancangan Anggaran atau Draft Anggaran
(tentative Anggaran). Rancangan Anggaran inilah yang diserahkan
kepada pimpinan tertinggi untuk disahkan serta ditetapkan sebagai
Anggaran yang defenitif. Sebelum disahkan oleh pimpinan tertinggi
perusahaan, masih dimungkinkan untuk diadakan perubahan-perubahan
terhadap rancangan tersebut, dan dimungkinkan pula untuk
diadakannya pembahsan-pembahasan antara pimpinan tertinggi
perusahaan dengan pihak yang diserahi tugas menyusun Rancangan
Anggaran tersebut.
Setelah disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, maka
51

Rancangan Anggaran tersebut telah menjadi Anggaran yang defenitif,


yang akan dijadikan sebagai pedoman kerja, sebagai alat
pengkooordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja.

b). Kajian / Faktual


Hasil dari wawancara kepada kepala ruangan bahwasanya
pengorganisasian keuangan belum sepenuhnya teratur dan belum ada aturan
yang ditetapkan secara tetap. Kebutuhan anggaran dibutuhkan secara
fungsional dan belum terorganisir biasanya dilakukan apabila dibutuhkan
dalam waktu-waktu tertentu dan itupun ruangan tidak mengetahui secara
betul anggaran yang diberikan dari Rumah Sakit karena diketahuinya oleh
pihak Instalasi.
c) Analisa dan Kesimpulan
Hasil dari analisa diatas bahwasanya konsep organisasi keuangan
ruangan belum sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan.
3) Kontroling :
a) Konsep / Ideal
Tahap-tahap Penyusunan Kontroling Anggaran
Kontroling Anggaran secara terperinci disusun dalam Income
Statement Supporting Anggaran, yang pada dasarnya berisi Anggaran
tentang penghasilan, yaitu tentang Anggaran penjualan, dan Anggaran-
Anggaran tentang beaya, yaitu Anggaran Produksi serta Anggaran Beaya
Administrasi dan Anggaran Biaya Penjualan.
Antara Anggaran tentang penghasilan dengan Anggaran-Anggaran
tentang Biaya tersebut mempunyai hubungan timbal balik yang sangat erat.
Di satu pihak, besar kecilnya penjualan (penghasilan) mungkin ditentukan
(dipengaruhi) oleh besar kecilnya produksi (beaya), tetapi di pihak lain,
besarnya produksi (beaya) mungkin justru ditentukan (dipengaruhi) oleh
besarnya penjualan. Dengan perkataan lain, ada dua alternatif kemungkinan
tentang hubungan timbal balik antara produksi dengan penjualam tersebut,
52

yaitu:
1) Alternatif Pertama
Besarnya penjualan ditentukan oleh besarnya produksi. Ini berarti
bahwa berapa jumlah penjualan perusahaan selama periode yang akan
datang ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu diproduksi
perusahaan selama periode tersebut. Dengan demikian jika selama periode
yang akan datang, perusahaan mampu memproduksi barang dalam jumlah
yang besar, maka sebesar itu pulalah jumlah penjualan yang akan dilakukan
perusahaan dalam periode tersebut. Sebaliknya jika selama periode yang
akan datang, perusahaan hanya mampu memproduksikan barang dalam
jumlah sedikit, maka sejumlah sedikit pulalah penjualan yang akan
dilakukan perusahaan selama periode tersebut.
2) Alternatif kedua
Besarnya produksi justru ditentukan oleh besarnya penjualan. Ini berarti
bahwa jumlah barang yang akan diproduksi perusahaan selama periode yang
akan datang ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu dijual
(dipasarkan) oleh perusahaan selama periode tersebut. Dengan demikian,
jika selama periode yang akan datang, perusahaan mampu menjual
(memasarkan) barang dalam jumlah yang besar, maka sebesar itu pulalah
produksi yang yang akan dilakukan perusahaan, dalam periode tersebut.
Sebaliknya jika selama periode yang akan datang perusahaan hanya mampu
menjual (memasarkan) barang dalam jumlah yang sedikit, maka sejumlah
sedikit itu pulalah produksi yang akan dilakukan perusahaan dalam periode
yang akan datang.
Kajian / Faktual
Cara pengontoralan ruangan dalam pengelolaan alat yaitu fungsional,
perawat mencatat kebutuhan pada waktu itu juga, dimana kebutuhan-
kebutuhan seperti barang yang masuk, digunakan, dan barang yang
dikembalikan karna tidak terpakai atau jangka waktu telah habis, seperti
halnya obat-obatan dan alat kesehatan lainnya.
53

Analisa dan Kesimpulan


Hasil analisa yang ditemukan konsep kontroling ruangan belum sesuai
dengan konsep teori. Metode kontroling keuangan ruangan masih mengikuti
atasan dan menunggu intruksi langsung dari pihak Instalasi. Belum ada
pengelolaan keuangan ruangan mulai dari pemasukan dan pengeluaran.

3. Unsur Output
a. Kepuasan Pasien
Konsep / Ideal
Kepuasan pasien adalah tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai
akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperoleh, setelah pasien
membandingkan dengan apa yang diharapkannya (Pohan, 2007). Kepuasan
pasien merupakan evaluasi atau penilaian setelah memakai suatu pelayanan,
bahwa pelayanan yang dipilih setidak-tidaknya memenuhi atau memenuhi
harapan (Endang dalam Mamik; 2010). Faktor faktor yang mempengaruhi
kepuasan pasien menurut Budiasti (dalam Nooria;2008) yaitu: kualitas
produk atau jasa pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka
menunjukan bahwa produk atau jasa yang digunakan berkualitas. Kualitas
pelayanan pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan
yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan. Faktor emosional pasien
merasa bangga puas dan kagum terhadap rumah sakit. harga semakin mahal
harga perawatan makan pasien mempunyai harapan yang lebih besar,
sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi berharga murah,
memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien, biaya pasien yang tidak perlu
mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk
mendapatkan jasa pelayanan, maka pasien cenderug puas terhadap jasa
pelayanan tersebut.
Kajian / Faktual
Kepuasan pasien dinilai dengan menggunakan kuesioner pendapat
pasien tentang pelayanan rawat inap di RS Al-Islam khususnya Ruang
54

Darussalam 4. Kuesioner tersebut berisi 14 indikator yang sudah di rancang


oleh pihak RS Al-Islam. Responden yang di ambil yaitu sebanyak 30 orang
dengan hasil sebagai berikut:
No Interpretasi data Sub total (Responden) Persentase (%)
1 Tidak Puas 0 0
2 Kurang Puas 0 0
3 Puas 11 37
4 Sangat Puas 19 63
Total Responden 30 100
Dari hasil pengambilan data tentang kepuasan pelayanan rawat inap di
RS Al-Islam, khususnya diruang Darussalam 4 didapatkan hasil bahwa
mayoritas responden menyatakan sangat puas pada indikator no 12
mengenai ketepatan pelaksanaan terhadap jadwal waktu pelayanan dengan
skor 104. Kemudian diikuti oleh tinggginya angka kepuasan responden pada
indikator no 3 mengenai pelayanan perawat dan indikator no 6 mengenai
pelayanan kerohanian dengan skor 103.

Analisa dan Kesimpulan


Dari 30 responden didapatkan hasil 19 orang (63%) menyatakan sangat
puas dan 11 orang (37%) menyatakan puas terhadap pelayanan rawat inap
RS Al-Islam khususnya ruang Darussalam 4. Mayoritas responden
menyatakan sangat puas pada indikator no 12 mengenai ketepatan
pelaksanaan terhadap jadwal waktu pelayanan. Kemudian diikuti oleh
tinggginya angka kepuasan responden pada indikator no 3 mengenai
pelayanan perawat dan indikator no 6 mengenai pelayanan kerohanian.
Hasil ini dapat menjadikan suatu kekuatan pada kualitas pelayanan
yang diberikan oleh pihak RS Al-Islam terutama pada ketepatan dalam
memberikan pelayanan di rawat inap, pelayanan keperawatan dan
55

kerohanian kepada pasien yang merupakan suatu ciri khas dari pelayanan
islami yang dikembangkan oleh RS Al-Islam.

b. Kepuasan kinerja perawat


Konsep / Ideal :
Hasil kerja (output) yang dicapai seseorang baik secara kuantitas dan
kualitas dalam melakukan tugas yang sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya dalam jangka waktu tertentu (mangkunegara, 2005).
Menurut definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah tingkat
keberhasilan seseorang setelah dia melakukan tugas atau pekerjaan sesuai
dengan tanggung jawabnya yang dilakukan dalam waktu tertentu.
Kinerja pegawai dapat dipengaruhi banyak factor, menurut wolo (2015)
kinerja pegawai sangat bergantung pada motivasi, kepuasan kerja, tingkat
stress, kondisi fisik pekerjaan, system kompensasi. Desain pekerjaan dan
aspek-aspek ekonomis, teknis serta perilaku lainnya.
Penilain kinerja perawat dilakukan untuk mengetahui kualitas kinerja
perawat dalam rangka upaya meningkatkan kinerja perawat. Penillaian
kinerja adalah evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai
secara sistemasis yang bertujuan untuk mengmbangkan kinerja pegawai
tersebut (hasibuan, 2007).
Kajian/factual
Dari hasil pembagian kuesioner kepada perawat di ruang ASAL
terdapat hasil seperti berikut
No Interpretasi data Sub total Persentase
1 Puas 0 0%
2 Cukup puas 10 100%
3 Kurang puas 0 0%
Total 10 100%
56

Kepuasan kerja perawat dinalai cukup puas sebanyak 100% dari 10


perawat yang menjadi responden.
Analisa dan keseimpulan :
Berdasarkan penyebaran kuesioner di ruang ASAL didapat hasil
untuk mengetahui kepuasan kinerja perawat sebanyak 10 kepawat yang
di ambil sampel mengatakan cukup puas, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa perawat diruang ASAL untuk bekerja cukup puas.

c. Mutu Asuhan Keperawatan


a) Konsep / Ideal
Berdasarkan kebijakan Depkes RI (1998), mutu pelayanan keperawatan
adalah pelayanan kepada pasien yang berdasarkan standar keahlian untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien, sehingga pasien dapat
memperoleh kepuasan dan akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan
kepada rumah sakit, serta dapat menghasilkan keunggulan kompetitif
melalui pelayanan yang bermutu, efisien, inovatif, dan menghasilkan
customer responsiveness. Strategi peningkatan mutu pelayanan keperwatan
antara lain pendidikan berlanjut, serta daya dimanfaatkan secara efisien dan
efektif aman bagi pasien dan provider, memuaskan bagi pasien dan
provider, serta menghormati aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika
dan tata nilai masyarakat. Persyaratan peningkatan mutu pelayanan
keperawatan antara lain pimpinan yang peduli dan mendukung, sadar mutu
bagi seluruh staf, program diklat untuk peningkatan sumber daya manusia,
sarana dan lingkungan yang mendukung dan adanya standar Depkes RI
(1998).
1) Standar praktek keperawatan telah disahkan oleh MENKES RI dalam
surat keputusan Nomor : 660/Menkes/SK/IX/1987. Kemudian
diperbaharui dan disahkan berdasarkan SK DIRJEN RI No :
00.03.2.6.7637, tanggal 18 Agustus 1993. Kemudian pada tahun 1996,
DPP PPNI menyusun standar profesi keperawatan SK No :
57

03/DPP/SK/I/1996 yang terdiri dari standar pelayanan keperawatan,


praktek keperawatan, standar pendidikan keperawatan dan standar
pendidikan keperawatan berkelanjut.
Tujuan standar keperawatan menurut Gillies (1998) adalah :
Meningkatkan asuhan keperawatan, mengurangi biaya asuhan keperawatan,
melindungi perawat dari kelalaian dalam melaksanakan tugas dan
melindungi pasien dari tindakan yang tidak teurapeutik.
2) Standar Asuhan Keperawatan
Standar I : Pengakajian Keperawatan
Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara
sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan. Dengan
kriteria proses : Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik, dan mempelajari data penunjang
(pengumpulan data penunjang diperoleh dari hasil pemeriksaan
laboratorium dan uji Diagnosa), serta mempelajari catatan lain. Sumber data
adalah klien, keluarga atau orang terkait, tim kesehatan, rekam medis, serta
pencatatan lain.
Klien berpartisipasi dalam proses pengumpulan data. Data yang
dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi Status kesehatan klien saat
ini, Status kesehatan klien masa lalu, Status biologis (Fisiologis), Status
psikologis (Pola koping), Status sosial cultural, Status spiritual, Respon
terhadap terapi, Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal, Resiko
masalah potensial.
Standar II : Diagnosa Keperawatan
Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosa
keperawatan. Dengan kriteria proses :
Proses diagnosa terdiri dari analisis, & interpretasi data, identifikasi masalah
klien dan perumusan diagnosa keperawatan.
Komponen Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah (P), Penyebab (E),
Gejala/Tanda (S), atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE). Bekerjasama
58

dengan klien, teman dekat klien, petugas kesehatan lain untuk memvalidasi
diagnosa keperawatan.
Melakukan kaji ulang dan revisi diagnosa berdasarkan data terbaru.
Standar III : Intervensi Keperawatan
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah
kesehatan dan meningkatkan kesehatan klien. Dengan kriteria proses :
Perencanaan terdiri dari penetapan priioritas masalah, tujuan dan rencana
tindakan keperawatan.
Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan.
Perencanaan bersifat individual (sebagai individu, kelompok dan
masyarakat) sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.
Mendokumentasikan rencana keperawatan.
Standar IV : Implementasi Keperawatan
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam
rencana asuhan keperawatan. Dengan kriteria proses :
Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
Kolaborasi dengan profesi kesehatan lain untuk meningkatkatkan status
kesehatan klien.
Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah klien.
Melakukan supervisi terhadap tenaga pelaksana keperawatan dibawah
tanggung jawabnya.
Menjadi koordinator pelayanan dan advokasi terhadap klien untuk
mencapai tujuan kesehatan.
Menginformasikan kepada klien tentang status kesehatan dan fasilitas-
fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
Memberikan pendidikan pada klien & keluarga mengenai konsep dan
keterampilan asuhan disertai membantu klien memodifikasi lingkungan
yang digunakannya.
Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan
berdasarkan respon klien.
59

Standar V : Evaluasi
Perawat mengevaluasi perkembangan kesehatan klien terhadap tindakan
dalam pencapaian tujuan,sesuai rencana yang telah ditetapkan dan merevesi
data dasar dan pencapaian perencanaan. Dengan kriteria proses :
Menyusun rencana evaluasi hasil tindakan secara kompehensif, tepat waktu
dan terus – menerus.
Mengunakan data dasar dan respons klien dalam mengukur perkembangan
kearah pencapaian tujuan.
Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan sejawat dan klien ,
Bekerja sama dengan klien,keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.
Melakukan supervisi dan konsultasi klinik.
b) Kajian / Faktual
1) Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan di ruang Darussalam 4 yaitu dengan
mengisi identitas pasien, menanyakan keluhan utama, riwayat kesehatan,
lalu dilakukan pemeriksaan fokus pada pasien sesuai dengan keluhan yang
ada.
2) Diagnosa
Diagnosa yang digunakan di ruangan Asal melihat prioritas keluhan
utama menggunakan aspek PES (Problem, Etyology dan Symptom), bila ada
keluhan tambahan maka akan muncul diagnosa baru pada pasien.
3) Intervensi
Intervensi yang dilakukan di ruangan Darussalam 4 sesuai dengan
ruangan menurut masing-masing diagnosanya dan sesuai dengan SAK dan
SOP diruangan, namun intervensi sesuai SAK tidak selamanya di terapkan
karena keterbatasan alat di ruangan.
4) Implementasi
60

Implementasi yang dilakukan di ruangan Darussalam 4 yaitu melakukan


kolaborasi dengan tenaga medis lain seperti dokter, gizi, bidan, farmasi,
laboratorium.
5) Evaluasi
Evaluasi di ruangan Asal menggunakan SOAP.
Analisa dan Kesimpulan
Asuhan keperawatan di ruangan Darussalam 4 sudah sesuai dengan
standar secara umum asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian,
diagnosa, intervensi dan evaluasi. Sudah sesuai dengan SAK ruangan,
namun sesuai dengan kebutuhan pasien saja.
61
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2007). Manajemen keperawatan . Jakarta: Salemba Medika.

62

Anda mungkin juga menyukai