Anda di halaman 1dari 4

Dari praktikum yang telah dilaksanakan, ditemukan spesies mangrove yaitu Rhizophora

apiculata, Sonneratia alba, dan Bruguiera gymnorhiza. Spesies yang ditemui pada saat
praktikum sendiri memiliki persebaran dimana pada transek pertama ditemui spesies Rizophora
apiculata sebanyak tujuh individu dan Bruguiera gymnorhiza sebanyak delapan individu, pada
transek kedua hanya ditemui spesies Rhizophora apiculata sebanyak dua individu, dan pada
transek ketiga ditemui spesies Sonneratia alba sebanyak delapan individu dan spesies Bruguiera
gymnorhiza sebanyak 4 individu.

Pola persebaran lamun yang ditemui pada praktikum dapat dijelaskan oleh toleransi masing-
masing spesies mangrove yang memiliki tingkat adaptasi yang berbeda-beda. Pengukuran
salinitas yang dilakukan pada saat praktikum mendapatkan angka 35 ppt dan cenderung
meningkat seiring dengan jarak transek dimana pada transek ketiga didapati angka 38 ppt.
Semakin tinggi angka salinitas air, maka semakin sedikit spesies mangrove yang dapat
beradaptasi. Menurut Noor et al. (2015) rentang salinitas yang optimal berkisar antara 5 ppt- 75
ppt dengan masing-masing genus memiliki toleransi yang berbeda dengan spesies Rhizophora 35
ppt, genus Bruguiera hidup optimal pada perairan dengan salinitas 35-39 ppt, sedangkan genus
Sonneratia memiliki daya adaptasi terhadap salinitas dimana spesies dari genus ini dapat hidup
pada perairan dengan salinitas hingga 40 ppt.

INDEKS DOMINASI SPESIES MANGROVE

Hasil penghitungan nilai indeks dominasi spesies mangrove yang ditemukan pada saat praktikum
dapat dilihat pada tabel ........

Berdasarkan Tabel ..... diperoleh hasil indeks dominansi (D) bervariasi. Indeks dominasi
tertinggi ditemukan pada transek ke-2 dengan nilai satu, ini dapat dijelaskan karena hanya
ditemukan satu spesies pada transek kedua sehingga mendapatkan nilai 1. Nilai dominasi
terendah sendiri ditemukan pada transek pertama dimana didapatkan nilai 0.0178, rendahnya
nilai dominansi yang didapatkan pada transek pertama dapat dijelaskan oleh jumlah individu dari
spesies yang ditemukan hampir sama yaitu tujuh dan delapan.

Menurut Odum (1996), indeks dominansi ≤ 0,50 berarti hampir tidak ada spesies yang
mendominasi (rendah), nilai indeks dominansi ≥ 0,50 - ≤ 0,75 berarti indeks dominansinya
sedang, sedangkan ≥ 0,75 sampai mendekati 1 berarti indeks dominansinya tinggi.

INDEKS KERAGAMAN SPESIES MANGROVE

Nilai indeks keanekaragaman (D′) tertinggi ditemukan pada transek pertama dengan nilai 0,982
dimana ditemukan dua spesies mangrove dengan jumlah individu yang hampir sama yaitu
sebanyak tujuh spesies dan delapan. Nilai indeks keragaman terendah ditemukan pada transek
kedua dimana nilai yang didapatkan adalah nol dikarenakan hanya ditemukan satu spesies.
Selanjutnya Odum (1996), menyatakan indeks keanekaragaman ≤ 0,50 berarti
keanekaragamannya rendah, nilai indeks keanekaragaman ≥ 0,50 sampai ≤ 0,75 berarti indeks
keanekaragamannya sedang, sedangkan ≥ 0,75 sampai mendekati 1 berarti indeks
keanekaragamannya tinggi.

Hasil perhitungan nilai indeks keanekaragaman menunjukkan bahwa transek yang memiliki
nilai indeks keanekaragaman yang tinggi memiliki nilai indeks dominansi rendah, sebaliknya
transek yang memiliki nilai indeks keanekaragaman rendah memiliki nilai indeks dominansi
tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Soegianto (1994) suatu komunitas mempunyai
keanekaragaman jenis yang tinggi jika komunitas itu disusun oleh banyak spesies, sebaliknya
jika komunitas itu disusun oleh sangat sedikit spesies dan hanya sedikit saja spesies yang
dominan, maka keanekaragaman jenisnya rendah.

INDEKS KEMERATAAN

Nila indeks kemerataan (Es) tertinggi ditemukan pada transek pertama dimana didapatkan nilai
sebesar 2.907, sedangkan nilai terendah didapatkan dari transek pada transek kedua dengan nilai
sebesar nilai 0. Hal ini sesuai dengan pendapat Odum (1996), nilai kemerataan ≥ 0,75
penyebaran jenis merata, nilai kemerataan ≥ 0,50 sampai mendekati ≤ 0,75 penyebaran jenis
cukup merata, nilai kemerataan ≤ 0,50 penyebaran jenis tidak merata.

PARAMETER LINGKUNGAN MANGROVE

Hasil dan pengukuran masing-masing parameter lingkungan mangrove di lokasi praktikum


disajikan pada tabel.....

Suhu. Berdasarkan hasil pengukuran suhu yang dilakukan di lokasi penelitian seperti pada
Tabel.... memiliki nilai rata-rata pengukuran suhu pada semua stasiun yaitun 30℃.

Kisaran suhu yang diperoleh masih dapat dikatakan kisaran normal untuk kelangsungan hidup
mangrove karena secara umum untuk mangrove bahwa kisaran suhu yang ideal untuk
kelangsungan hidup mangrove 27-35℃.

Salinitas. Hasil pengukuran salinitas seperti pada Tabel....... diperoleh nilai rata-rata semua
transek yaitu 36,67 ppt.

Kisaran tersebut masih dalam keadaan baik dan masih optimal untuk lingkungan mangrove
seperti yang dinyatakan Noor, et al. (2015) salinitas yang layak untuk kehidupan mangrove
berada pada kisaran 5 ppt - 75 ppt.

pH. Hasil pengukuran pH pada saat praktikum dengan menggunakan kertas lakmus menunjukan
bahwa pH pada ekosistem mangrove memiliki rentang diatas 7.
Kisaran pH untuk mangrove masih dikatakan layak karena menurut Gasper (1990) dalam Odum
(1996), Gastropoda umumnya membutuhkan pH tanah antara 7,2-8,3 untuk kelangsungan hidup
dan reproduksi.

BIOTA ASOSIASI YANG DITEMUKAN

Dari praktikum yang dilaksanakan, ditemukan tiga spesies dari filum Moluska dan satu spesies
dari filum Arthropoda. Spesies asosiasi dari filum Moluska adalah dua individu Clypeomorus
zonata, dua individu Assiminea hevicula, satu individu Diplomeriza duplicata, satu individu
Rhinoclavis articulata, dan satu individu Jujubinus exasperatus, sedangkan biota asosiasi dari
filum Arthropoda ditemukan satu individu Uca pugilator.

Persebaran biota asosiasi yang ditemukan pada praktikum yang dilakukan dapat diamati pada
tabel....................

Jumlah individu terbanyak ditemukan pada transek pertama dimana ditemukan empat individu
yang terdiri atas dua individu Clypeomorus zonata, satu individu Diplomeriza duplicata, dan satu
individu Uca pugilator. Jumlah individu paling sedikit ditemukan pada transek kedua dimana
hanya ditemukan satu individu yaitu dari spesies Assiminea hevicula.

INDEKS DOMINASI BIOTA ASOSIASI

Hasil penghitungan nilai indeks dominasi spesies mangrove yang ditemukan pada saat praktikum
dapat dilihat pada tabel ........

Berdasarkan Tabel ..... diperoleh hasil indeks dominansi (D) bervariasi. Indeks dominasi
tertinggi ditemukan pada transek kedua dengan nilai satu, ini dapat dijelaskan karena hanya
ditemukan satu spesies pada transek kedua sehingga mendapatkan nilai satu. Nilai dominasi
terendah sendiri ditemukan pada transek ketiga dimana didapatkan nilai 0,44, rendahnya nilai
dominansi yang didapatkan pada transek pertama dapat dijelaskan oleh jumlah individu dari
spesies yang ditemukan hampir sama yaitu dua dan satu.

Menurut Odum (1996), indeks dominansi ≤ 0,50 berarti hampir tidak ada spesies yang
mendominasi (rendah), nilai indeks dominansi ≥ 0,50 - ≤ 0,75 berarti indeks dominansinya
sedang, sedangkan ≥ 0,75 sampai mendekati 1 berarti indeks dominansinya tinggi.

INDEKS KERAGAMAN BIOTA ASOSIASI

Nilai indeks keanekaragaman (D′) tertinggi ditemukan pada transek ketiga dengan nilai 0,556
dimana ditemukan dua spesies biota asosiasi dengan jumlah individu yang hampir sama yaitu
sebanyak dua individu dan satu individu. Nilai indeks keragaman terendah ditemukan pada
transek kedua dimana nilai yang didapatkan adalah nol dikarenakan hanya ditemukan satu
spesies.
Selanjutnya Odum (1996), menyatakan indeks keanekaragaman ≤ 0,50 berarti
keanekaragamannya rendah, nilai indeks keanekaragaman ≥ 0,50 sampai ≤ 0,75 berarti indeks
keanekaragamannya sedang, sedangkan ≥ 0,75 sampai mendekati 1 berarti indeks
keanekaragamannya tinggi.

Hasil perhitungan nilai indeks keanekaragaman menunjukkan bahwa transek yang memiliki
nilai indeks keanekaragaman yang tinggi memiliki nilai indeks dominansi rendah, sebaliknya
transek yang memiliki nilai indeks keanekaragaman rendah memiliki nilai indeks dominansi
tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Soegianto (1994) suatu komunitas mempunyai
keanekaragaman jenis yang tinggi jika komunitas itu disusun oleh banyak spesies, sebaliknya
jika komunitas itu disusun oleh sangat sedikit spesies dan hanya sedikit saja spesies yang
dominan, maka keanekaragaman jenisnya rendah.

INDEKS KEMERATAAN BIOTA ASOSIASI

Nila indeks kemerataan (Es) tertinggi ditemukan pada transek ketiga dimana didapatkan nilai
sebesar 0.585, sedangkan nilai terendah didapatkan dari transek pada transek kedua dengan nilai
sebesar nilai 0. Hal ini sesuai dengan pendapat Odum (1996), nilai kemerataan ≥ 0,75
penyebaran jenis merata, nilai kemerataan ≥ 0,50 sampai mendekati ≤ 0,75 penyebaran jenis
cukup merata, nilai kemerataan ≤ 0,50 penyebaran jenis tidak merata.

American Society of Limnology and Oceanography, Inc .1981. Dissolved oxygen and pH
relationships in northern Australian mangrove waterways. Limnol. Oceanogr., 26(6), 1981,
1176-1178.

Noor, T., Batool. M., Mazhar, R., Ilyas, N. 2015. Effects of Siltation, Temperature and Salinity
on Mangrove Plants. European Academic Research

Odum, E.P. 1996. Dasar-dasar Ekologi. Edisi ketiga. Gajah Mada Universitas Press. Yogyakarta

Soegianto, 1994. Ekologi Kuantitatif Metode Analisis Populasi dan Komunitas. Surabaya: Usaha
Nasional.

Anda mungkin juga menyukai