Tinjauan Pustaka
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati SMF/Bagian Ilmu Penyakit Dalam, FK Unud
RSUP Sanglah Denpasar
85
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati
HIV-1 ribonucleid acid (RNA), jumlah dan terjadi peningkatan CD80, CD86,
CD4, ko-infeksi yang ada, pemakaian CD40, CD83. DCs selama kehamilan
obat-obatan, perokok, penjaja seks meningkatkan faktor inflamasi dan
komersial, defisiensi vitamin A, regulasi sitokin proinflamatori tumor
keadaan anemia, lamanya pemberian necrotic factor (TNF)-α dan interleukin
ASI, pencegahan (IL). Peningkatan faktor inflamasi
antenatal/intranatal/postnatal. Kedua menyebabkan ikatan antigen dengan
yaitu faktor obstetrik yang kami bahas peptida MCH dan berinteraksi dengan
hanya secara ringkas pada tinjauan limfosit, menstimulasi signal yang
pustaka ini (6). memproduksi banyak sitokin, sitokin
inilah yang memegang peranan penting
Faktor maternal pada respon adaptasi polarisasi dan
Imunitas selama kehamilan terhadap regulasi selama kehamilan terhadap
HIV berbagai antigen (7). Sebagai tambahan
Respon imun wanita dengan dikatakan heterozigot HLA-A, HLA-B,
kehamilan dibanding yang tidak hamil HLA-C berhubungan dengan
berbeda respon terhadap infeksi HIV. perkembangan yang lambat menjadi
Terdapat peranan dari sel dendritik AIDS. Homozigot pada satu atau
(DCs), sel T pada desidual, trofoblas, beberapa loci dikatakan terkait
makrofag, sel natural killer (NK) dan perkembangan yang cepat (8). Unit
major histocompatibility complexes selular dari trofoblas dapat
(MCH). NK dan sel trofoblas tidak mengidentifikasi mikroorganisme dan
dapat mencapai vaskular pada memiliki respon imun serta
endometrium diakhir kehamilan. Dua memproduksi protein (peptida) anti-
produk utama sel dendritik ialah mikroba yang secara aktif merupakan
myeloid sel dendritik dan plasmasitoid sistem pertahanan terhadap patogen.
sel dendritik. Pada masa akhir Terbukti dengan adanya ekspresi dari
kehamilan terutama trimester ke-3 human beta defensins 1 dan 3 oleh sel
terjadi penurunan sedikit dari trofoblas dan secretory leukocyte
plasmacytoid DCs seiring menurunnya protease inhibitor (SLPI). SLPI
pengambilan reseptor dendritik dari bersama interferon beta (IFN-β) sangat
human leucocyte antigen (HLA-DR), poten menghambat infeksi HIV dan
86
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)
87
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati
hipotesis; pertama virus itu sendiri masing masing vitamin A, besi dan
berintegrasi dan menjadi laten dan atau selenium tidak menghambat perjalanan
virus dalam sitoplasma seakan infeksi HIV dari wanita yang belum
mengekspresikan konsentrasi yang mendapat ARV tetapi meningkatkan
rendah sehingga mencetus ransangan ketahanan hidup janin dan menurunkan
dari luar untuk mendeteksi ekspresi gen angka kematian oleh sebab diare pada
tersebut sehingga meningkatkan maternal. Tidak terdapat keuntungan
produksi TNF-α, meningkatkan aktifitas yang bermakna apabila kombinasi
luitenizing trofoblas receptor (LTR) suplemen mikronutrian diberikan
HIV-1 oleh sitokin melalui NF-қB bersamaan dengan ARV Studi di
(12,13). Pada plasenta terdapat ekspresi Malawi membuktikan rendahnya
transporter ATP-Binding Cassette konsentrasi serum retinol pada ibu
(ABC) yang merupakan reseptor hamil dengan HIV positif dibanding ibu
distribusi obat pada plasenta manusia hamil dengan HIV negatif. Status
berbeda pada tiap individu. Aktifitas nutrisi pada ibu hamil dengan HIV
ekspresi transporter ABC pada plasenta sangat kuat hubungannya dalam
manusia mempengaruhi masuknya obat menekan transmisi ke bayi dengan
transplasenta, buruknya transfer meningkatkan kemampuan imunitas,
obatkedalam plasenta akan menurunkan gejala klinis, menekan
mempengaruhi transfer obat virologi virus, menurunkan viral load
antiretroviral selama kehamilan. pada genitalia, dan air susu,
Pemberian HAART terbukti menurunkan resiko kelahiran prematur
menurunkan angka kejadian penularan dan berat badan bayi rendah, serta
infeksi HIV dari ibu ke bayi, akan tetapi mencegah kondisi anemia pada
meningkatnya efek toksik dan efek kehamilan. Defisiensi vitamin A sendiri
jangka panjang bagi ibu dan bayi (14). dipengaruhi oleh infeksi intestinal
helminths, kurang mengkonsumsi
Status nutrisi dan defisiensi vitamin A sayuran hijau, dan berhubungan dengan
Beberapa studi memaparkan kondisi hipoalbumin dan pemberian
tentang hubungan defisiensi vitamin A ARV jangka panjang (15,16,17).
dengan tingginya resiko transmisi
secara vertikal. Pemberian tunggal
88
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)
Pengaruh pemberian air susu ibu kuat dengan transmisi postnatal hanya
(ASI) pada ibu dengan viral load HIV tinggi
Pada ASI, HIV-1 dapat (>3,7 log10 copi/ml). Pemberian ASI
ditemukan dalam tiga bentukan yang pada beberapa jam setelah melahirkan
berbeda dan beresiko terjadi transmisi. berhubungan dengan ASI eksklusif.
Pertama bentukan bebas virion HIV-1 Disimpulkan dari studi ini ASI eksklusif
RNA, kedua HIV-1 dioxyribonucleid berhubungan dengan rendahnya resiko
acid (DNA), dan ketiga adalah bentukan transmisi postnatal, akan tetapi apabila
sel aktif yang mengandung siklus tidak didapati kondisi mastitis atapun
replikasi virus disebut cell-associated viral load yang tinggi (21).
HIV-1 RNA. Tingginya kadar HIV-1
RNA bebas pada plasma dan ASI Jumlah virus dan CD4
berhubungan dengan tingginya angka Beberapa studi berdasarkan data
penularan transmisi melalui ASI bayi yang terinfeksi dari ibu
(18,19). ASI mengandung banyak menunjukkan tingginya jumlah virus
antibodi dan pemberian ARV (viral load) berhubungan dengan
merangsang respon adaptasi imunitas tingginya penularan. Peningkatan
humoral. Glikoprotein env merupakan penularan wanita dengan HIV primer
antibodi yang terdeteksi pada ASI dan muncul ketika plasma jumlah virus
berfungsi melawan HIV, akan tetapi yang aktif berada pada titik tertinggi
tidak ditemukan perbedaan pada wanita (peak). Sedikitnya penularan terjadi
yang menularkan dengan yang tidak pada plasma HIV dengan viral load <
menularkan. Respon plasma dan 1000 copi/mL, tanpa memperhatikan
mukosal HIV env-spesifik IgA antibodi apakah ibu tersebut sedang atau belum
secara langsung melawan gp 140 dan gp mendapat ARV. Pada kondisi tanpa
41, terdeteksi mayoritas selama infeksi ARV, Gracia dan teman-teman
HIV akut. Sekresi IgA dapat melaporkan kejadian penularan sebesar
menghambat proses transitosis. Tanpa 21% pada ibu dengan viral load <
ARV ditemukan < 10% penularan ibu 100.000 copi/mL dan 63 % pada ibu
ke bayi setelah 6 bulan, terpapar ASI dengan viral load > 100.000 copi/mL,
(20). Penelitian oleh Kevin dan teman- akan tetapi sulit untuk menentukan pada
teman dikatakan mastitis berhubungan titik terendah berapa tidak dapat terjadi
89
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati
penularan. Secara kuantitatif kadar aNAB pada ibu. Penjelasan lebih lanjut
HIV-1 RNA berhubungan dengan dimana varian aNAB sensitive lebih
penularan angka sebesar 75% dari 20 cepat muncul untuk terjadi mutasi lepas
orang ibu hamil yang memiliki kadar yang menyebabkan penekan virus pada
HIV-1 RNA > 50.000 copi/mL di plasenta. Beberapa penelitian masih
Universitas California, LA. Suatu studi terbatas untuk membuktikan oleh
kohort menunjukkan hanya 5 % yang karena keterbatasan data, sampel kecil,
tidak terjadi penularan. Rendahnya tidak konsistensi dalam mengambil
jumlah CD4, peningkatan neopterin dan contoh virus, perbedaan gen, perbedaan
beta-mikroglobulin serta derajat waktu penularan, dll (24,25).
keparahan infeksi HIV (terkait dengan
syncytium-inducing virus) juga Fenotipe dan genotipe virus
mempengaruhi penularan dari ibu ke Perbedaan biologi dari retrovirus
bayinya (22,23). menghantar perbedaan pada
kemungkinan terjadinya penularan.
Netralisasi Antibodi Human Immunodeficiency virus type 2
Penelitian oleh Ruth Dickover (HIV-2) jarang menyebabkan penularan
tahun 2005 membuktikan bahwa aNAB dari ibu ke bayinya, lebih sering HIV-1.
ibu memiliki sifat pertahanan dan efek Pada studi kecil dikatakan wanita
selektif pada uterus terutama pada 18 dengan multi patner lebih dari 3
minggu pertama masa kehamilan dan kecenderungan untuk menularkan ke
intrapartum, serta kedepan dapat bayinya selam masa kehamilan lebih
menjadi kerangka pikiran untuk besar dibanding wanita yang dengan
pembuatan vaksin HIV dengan satu pasangan terinfeksi HIV, ini terkait
mengevaluasi antibody-mediator imun. dengan potensi tertular oleh karena
Pada penelitian ini membandingkan peningkatan viral load pada vagina atau
genetik ibu dan bayi terhadap amplop potensial jenis viral fetotropik dapatan,
gp120 HIV-1, akan tetapi kurang hal tersebut merupakan informasi yang
melihat faktor selektif lain seperti sangat sempit (26).
CD8+. aNAB ini akan bertahan pada Resistensi oleh karena mutasi
bayi hingga usia 18 bulan. Penularan primer dari virus HIV dan analisa
antar sel dapat terjadi walaupun terdapat genetic terhadap HIV-1 secara sekuensi
90
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)
91
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati
92
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)
dengan umur kehamilan. Semua akan dan sistem makrofag rendah. Sistem
menyebabkan menurunnya imunitas antibodi pada janin bersifat dorman,
selular dengan jumlah sel T yang digantikan oleh sistem kekebalan tubuh
rendah, respon proliferatif yang buruk, dari IgG ibu melalui transplasenta dan
pertumbuhan thymus yang terganggu, sekresi IgA dari air susu ibu.
meningkatkan kecenderungan terserang Rendahnya kadar IgG dan IgA dari ibu
infeksi, dan menetap selama 5 tahun dengan kehamilan cenderung
masa pertumbuhan. Dalam tumbuh melahirkan premature dan juga jumlah
kembang akan mengalami disfungsi netralisasi antibodi rendah Pada infeksi
organ yang akan memperburuk sistim sekunder akan terjadi diare,
kekebalan tubuh terutama dalam pertumbuhan yang terganggu, dan
melawan virus HIV dan infeksi menunjukkan prekembangan perjalanan
oportunistik yang didapat. Perlu penyakitnya (35).
pemberian asupan nutrisi serta
tambahan vitamin seperti nukleotida, Prevention mother to child
selenium, besi (34). transmission (PMTCT)
Fungsi pencernaan pada Kecenderungan Infeksi HIV
neonates memegang peranan penting pada perempuan dan anak meningkat
oleh karena terpapar darah yang oleh karenanya diperlukan berbagai
terinfeksi, sekresi vagina, cairan amnion upaya untuk mencegah infeksi HIV
dan air susu ibu. Pada system pada perempuan, serta mencegah
pencernaan bayi memiliki keasaman penularan HIV dari ibu hamil ke bayi
lambung yang rendah, aktifitas enzyme yaitu dengan PMTCT (33,36).
pencernaan yang rendah, produksi Program PMTCT bertujuan
cairan mukosa yang rendah dan sedikit untuk mencegah penularan HIV dari ibu
sekresi dari IgA yang merupakan ke bayi dengan pemikiran sebagian
system kekebalan pada pencernaan besar infeksi HIV pada bayi disebabkan
untuk melawan kuman yang masuk. penularan dari ibu. Infeksi yang
Pada saat neonates sistem kekebalan ditularkan dari ibu ini kelak akan
tubuh tidak matang, menyebabkan sel T mengganggu kesehatan anak.
tidak berfungsi dnegan baik terutama Diperlukan upaya intervensi dini yang
terhadap infeksi HIV, peranan antibodi baik, mudah dan mampu laksana guna
93
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati
menekan proses penularan tersebut. VCT pada semua ibu hamil dengan
Tujuan lain adalah mengurangi dampak menggunakan tes cepat HIV, pemberian
epidemi HIV terhadap ibu dan bayi. nevirapine (NVP) dasar sesuai regimen
Dampak akhir dari epidemi HIV berupa studi HIVNET 012, konseling dan
berkurangnya kemampuan produksi dan dukungan pemilihan makanan
peningkatan beban biaya hidup yang pengganti ASI sesuai pedoman WHO,
harus ditanggung oleh ODHA dan pembentukan sekelompok orang yang
masyarakat Indonesia di masa menjadi komunitas dengan tujuan
mendatang karena morbiditas dan memberikan dukungan psikososial,
mortalitas terhadap Ibu dan Bayi. memonitor ibu dan bayi hingga 18
Epidemi HIV terutama terhadap ibu dan bulan setelah persalinan dan dilakukan
bayi tesebut perlu diperhatikan, pemeriksaan ulang serta konseling
dipikirkan dan diantisipasi sejak dini keluarga. Disamping itu melakukan
untuk menghindari terjadinya dampak pemberian kotrimoksazole profilaksis
akhir tersebut. Guna mencapai tujuan kepada ibu dengan gejala dan semua
tersebut diatas PMTCT mempunyai bayi yang terpapar dari usia 6 minggu
sasaran program, yaitu; (1) peningkatan hingga 18 bulan, mengaktifkan
kemampuan manajemen pengelola mobilitas kominitas, informasi, edukasi
program PMTCT, (2) peningkatan akses dan aktivitas komunitas (39).
informasi mengenai PMTCT, (3) Di provinsi Nyanza, Kenya
peningkatan akses intervensi PMTCT menggunakan Family AIDS Care and
pada ibu hamil, bersalin dan nifas dan Education Services (FACES) sebagai
(4) peningkatan akses pelayanan program kerja dari menteri kesehatan
dukungan perawatan dan pengobatan guna menjangkau orang yang belum
(Care, Support dan Treatment) bagi ibu terdeteksi HIV dan yang belum
dan bayi (36,37,38). mendapat terapi ARV, serta untuk
Di Zimbabwe program PMTCT mengetahui kebutuhan psikososial dan
mengikutsertakan “peer” (orang yang afek individu dari ODHA. Apabila
menderita hal yang serupa) sebagai salah satu dari keluarga sudah
konselor. Paket dasar pelayanan terjangkau untuk mau melakukan tes
PMTCT di Zimbabwe ialah: pelatihan HIV, merupakan kesempatan untuk
tenaga kesehatan PMTCT, pelayanan segera masuk dalam program pelayanan
94
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)
HIV. Pasien yang secara dini terdeteksi HIV, pelayanan, pemeliharaan dan
sebelum munculnya berbagai gejala pelayanan pencegahan, (2) strategi
memiliki prognosis yang jauh lebih secara menyeluruh terhadap pencegahan
baik. Apabila salah satu dari anggota infeksi HIV pada bayi dan anak-anak
keluarga terkena HIV, seluruh keluarga termasuk kesehatan maternal dan
turut memiliki pengaruh dalam pelayanan kesehatan anak, (3)
menanggulangi secara fisik, emosional, melanjutkan pencegahan HIV dan
sosial dan konsekuensi ekonomi yang pelayanan post partum dan anak, (4)
dibutuhkan. Sebuah keluarga pemeriksaan CD4 segera setelah
merupakan sumber penyemangat bagi terdiagnosis HIV, (5) pemberian ARV
ODHA. Strategi target pada program ini segera pada semua ibu hamil yang
adalah mencakup keluarga dengan HIV terinfeksi HIV dan ibu menyusui, (6)
positif, keluarga yang beresiko seperti memakai prinsip yang ringkas dan dapat
pasangan yang beresiko (pernah multi diaplikasikan pada berbagai kondisi di
patner), juga mencegah penularan dari tiap negara yang berbeda-beda
ibu dan bayi, serta anak muda sekitar 15 (33,36,37,38).
tahun yang tertular HIV. Memfasilitasi Menurut WHO terdapat 4
diskusi untuk saling terbuka, (empat) prong yang perlu diupayakan
meningkatkan dukungan sosial, untuk mencegah terjadinya penularan
mendorong kedekatan dengan pasangan, HIV dari ibu ke bayi, meliputi: (36,37)
meningkatkan cakupan sasaran untuk 1. Mencegah terjadinya penularan HIV
dilakukan tes HIV, meningkatkan pada perempuan usia reproduksi
kepatuhan dan retensi dalam berobat 2. Mencegah kehamilan yang tidak
serta menurunkan penularan kepada direncanakan pada ibu dengan HIV
pasangannya (40). positif
Prinsip tuntunan PMTCT 3. Mencegah terjadinya penularan HIV
berkembang secara internasional dan dari ibu hamil dengan HIV positif
menjadi rekomendasi dengan enam ke bayi yang dikandungnya. Bentuk
prinsip yang menjadi dasar pemikiran intervensi berupa:
oleh WHO, yaitu; (1) pelayanan Pelayanan kesehatan ibu dan
kesehatan masyarakat untuk anak yang komprehensif
meningkatkan akses PMTCT dan terapi
95
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati
dengan HIV positif beserta bayi dan upaya pengendalian penyakit guna
jumlah ibu hamil dengan HIV positif, tiba merupakan pilihan pada
janin/bayi terhadap darah dan cairan lendir ibu di jalan lahir. Bayi
tubuh ibu HIV positif dan (4) mungkin juga terinfeksi karena
Mengoptimalkan kesehatan ibu dengan menelan darah atau lendir jalan lahir
dengan HIV positif. Pada dasarnya hamil dengan HIV positif perlu
96
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)
97
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati
98
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)
99
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati
100
100
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)
Pada ibu yang tidak memerlukan ARV dan remaja yaitu; untuk AZT, 3TC dan
untuk kesehatannya (jumlah CD4 di NVP masing masing 300 mg, 150 mg
atas 350) ARV harus dimulai pada usia dan 200 mg, ketiganya diberikan dua
kehamilan lebih awal, pada usia 14 kali sehari. EFV selalu diberikan dosis
minggu atau segera setelah 14 minggu tunggal 600 mg sehari pada penggunaan
dan harus dilanjutkan hingga akhir masa bersama AZT+3TC maupun TDF+3TC
menyusui. Perubahan itu mencerminkan atau FTC. Penggunaan 3TC kombinasi
bukti dari uji coba klinis yang dengan AZT+NVP atau TDF+NVP
menunjukkan kemanjuran ARV dalam diberikan dua kali 150 mg, kecuali
pencegahan penularan HIV kepada bayi pemakaian bersama TDF dan EFV
saat menyusui. Terdapat dua pilihan diberikan sekali sehari dengan dosis
(33): tunggal 300 mg sehari. Untuk TDF dan
1. AZT setiap hari untuk ibu selama FTC masing-masing 300 mg dan 200
kehamilan, ditambah nevirapine mg diberikan dalam dosis tunggal pada
dosis tunggal saat sakit kelahiran, pemakaian bersama ARV yang lain.
AZT/3TC saat sakit kelahiran dan Beberapa hal yang perlu menjadi
selama tujuh hari pasca kelahiran. perhatian adalah perlu dilakukan
Apabila ibu sudah memakai AZT pemeriksaan hemoglobin sebelum
selama paling sedikit empat minggu memulai terapi ARV khususnya pada
sebelum melahirkan, AZT/3TC dan penggunaan AZT yang merupakan
nevirapine dosis tunggal dapat tulang punggung rejimen terapi pada
diabaikan. kehamilan. Hal lain ialah pemantauan
2. Rejimen tiga jenis obat untuk ibu efek toksik dari NVP pada 12 minggu
yang dipakai selama kehamilan dan pertama terapi, dan penggunaan dosis
selama masa menyusui. Rejimen disarankan memulai dengan dosis sekali
yang disarankan adalah AZT/3TC sehari kemudian ditingkatkan menjadi
ditambah efavirenz, abacavir atau dua kali sehari setelah 2 minggu terapi.
lopinavir/ritonavir. NVP tidak direkomendasikan pada
Rekomendasi dosis ARV pada wanita hamil dengan HIV positif yang
wanita hamil pada dasarnya sama kadar atau jumlah CD4 > 350 sel/mm3.
dengan dosis pada pedoman nasional Pada kasus ko-infeksi TB-HIV, EFV
tatalaksana terapi ARV untuk dewasa menjadi pilihan rejimen terapi, akan
101
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati
tetapi hati-hati terhadap resiko defek 3 jenis NRTI, akan tetapi jika dalam 12
neural tube (1%) pada janin saat bulan bulan terakhir mendapat penambahan
pertama kehamilan atau sebelum 6 terapi NRTI, direkomendasikan
minggu usia kehamilan. Penggunaan pemberian rejimen NNRTI, bila viral
EFV efektif bersama alat kontrasepsi. load > 5000 copi/ml direkomendasikan
Kombinasi rejimen untuk mengubah ke ARV lini 2 dengan
TDF+3TC/FTC+EFV dapat diberikan PI. Riwayat pemberian ARV disertai
pada saat yang bersamaan sekali sehari. maupun tanpa penambahan NRTI
Rejimen ini juga direkomendasikan dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan
bagi wanita yang mendapat terapi untuk maka direkomendasikan pemberian
infeksi hepatitis B. Pada penggunaan rejimen NNRTI dan jika hasil viral load
TDF perlu mengevaluasi fungsi ginjal, dalam 6 bulan jika >5000 kopi/ml
oleh sebab bersifat nefrotoksik. Dosis direkomendasikan untuk mendapat
ABC 600 mg dapat diberikan tunggal ARV lini 2 dengan PI. Apabila
ataupun dosis terbagi dua dalam sehari. sebelumnya mendapatkan profilaksis
Bagi yang naif LPV/r diberikan dengan ARV dengan rejimen kombinasi 3 jenis
dosis 400mg/100mg tiap 12 jam, bila obat tanpa melihat waktu pemberian
pernah mendapat ARV digunakan dosis dapat diberikan golongan NNRTI atau
600 mg/150mg diberikan tiap 12 jam apabila kombinasi sebelumnya salah
(36,37). satunya mengandung NNRTI dan
Disamping dosis obat perlu diberhentikan tanpa penambahan NRTI
untuk mengetahui riwayat rejimen ARV disarankan diperiksa terlebih dahulu
profilaksis dengan tujuan untuk dapat viral load dalam 6 bulan dan jika >
merencanakan pilihan rejimen 5000 copi/ml direkomendasikan
selanjutnya sebagai terapi. Jika pemberian terapi ARV lini 2 dengan PI
sebelumnya mendapat dosis tunggal (33,36,37).
NVP dengan atau tanpa AZT jangka
pendek tanpa penambahan NRTI selama Profilaksis terhadap neonatus dan
12 bulan terakhir dapat bayi
direkomendasikan untuk memulai Bayi harus menerima profilaksis
rejimen non-NNRTI yaitu 2 NRTI + PI NVP saat setelah lahir hingga satu
(lebih dianjurkan) atau dapat diberikan minggu setelah lepas ASI, apabila
102
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)
ibunya menyusui, dan profilaksis pada pada neonatus dari ibu hamil dengan
neonatus dengan NVP atau AZT selama HIV-2. Untuk jangka panjang tidak
empat hingga enam minggu apabila ibu dapat disingkirkan resiko resistensi
tidak menyusui. Untuk pertama kalinya terhadap ARV (33,36).
ada cukup bukti bagi WHO untuk
mendukung pemberian ARV kepada ibu Pemberian ASI bagi bayi dari ibu
atau bayi selama masa menyusui, dengan HIV positif
dengan anjuran bahwa menyusui dan Ibu dengan HIV positif dapat memilih
profilaksis harus dilanjutkan hingga menyusui bayinya bila pengganti ASI
bayi berusia 12 bulan apabila status tidak dapat memenuhi syarat AFASS,
bayi adalah HIV-negatif atau tidak kondisi sosial ekonominya tidak
diketahui asalkan ibunya HIV-positif memungkinkan untuk mencari Ibu Susu
atau bayi sedang diberi ARV selama atau memanaskan ASI perahnya sendiri,
masa menyusui itu. Tergantung pada memahami teknik menyusui yang benar
intervensi yang tersedia untuk untuk menghindarkan peradangan
mencegah penularan HIV melalui payudara (mastitis) dan lecet pada
kehamilan dan kelahiran, menyusui puting yang dapat mempertinggi resiko
telah menyebabkan 30-60% infeksi HIV bayi tertular HIV (33,38).
pada anak. Namun, anak yang tidak Cara Menyusui yang Dianggap Aman
disusui, enam kali lebih mungkin ASI eksklusif selama 6 bulan
meninggal akibat diare, kurang gizi atau pertama atau hingga tercapainya
pneumonia(33,36,37). AFASS.
Dosis AZT ialah 15 mg apabila Jangka waktu laktasi singkat – 6
berat lahir > 2500 g, bila < 2500 g bulan dengan penghentian cepat
digunakan dosis10 mg dan diberikan Safe sex practices selama laktasi
dua kali sehari sejak lahir hingga usia 6 untuk mencegah infeksi atau re-
minggu, akan tetapi hati-hati efek infeksi
samping anemia oleh AZT. Untuk NVP Manajemen laktasi yang baik
dosis sama dengan AZT akan tetapi (pelekatan dan posisi menyusui
pemberian hanya satukali sehari dan yang benar serta semau bayi/tidak
dapat diberikan hingga tujuh hari dijadwal) untuk mencegah mastitis.
setelah lepas ASI. NVP juga diberikan Usahakan proses menyusui sedini
103
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati
mungkin begitu bayi lahir untuk pasien lainnya, kondisi ibu baik sesudah
mencegah teknik pelekatan yang melahirkan, efektif dan efisien.
salah sehingga puting ibu lecet. Sebagian besar penularan HIV dari ibu
Hanya bagi ibu dengan hitung CD4 ke bayi terjadi pada saat persalinan
tinggi akibat tekanan pada plasenta meningkat
Ibu tidak boleh menyusui bila menyebabkan terjadinya sedikit
terdapat luka/lecet pada puting, percampuran antara darah ibu dan darah
karena akan menyebabkan HIV bayi, lebih sering terjadi jika plasenta
masuk ke tubuh bayi (33,37,38). meradang atau terinfeksi, bayi terpapar
Ibu harus diajarkan teknik menyusui darah dan lendir ibu di jalan lahir, bayi
yang benar untuk menghindarkan mungkin juga terinfeksi karena menelan
terjadinya mastitis dan lecet pada darah ataupun lendir ibu.
payudara. Teknik menyusui terdiri dari WHO berpendapat bahwa keberhasilan
posisi menyusui, dan cara pelekatan penerapan pedoman baru ini akan
bayi pada payudara. Untuk tergantung pada:
menghindari lecet puting, dianjurkan • Tes dan konseling HIV secara
menggunakan pelindung putting (nipple sukarela dan universal bagi ibu
shield). Posisi Menyusui yaitu kepala hamil
dan badan bayi berada dalam satu garis • Ketersediaan tes CD4 dan ART di
lurus, wajah bayi harus menghadap tingkat layanan primer dan klinik
payudara dengan hidung berhadapan kandungan yang paling banyak
dengan puting, ibu harus memeluk memberikan layanan kesehatan ibu
badan bayi dekat dengan badannya, jika dan anak, dan tidak hanya di klinik
bayi baru lahir, ibu harus menyangga khusus.
seluruh badan bayi - bukan hanya • Tindak lanjut yang lebih baik pada
kepala dan bahu (33,37,38). ibu selama kehamilan dan bayi yang
terpajan HIV setelah kelahiran
Persalinan yang aman • Kemampuan untuk menyediakan
Tujuan persalinan yang aman profilaksis untuk ibu atau bayi
bagi ibu dengan HIV adalah tidak selama menyusui, serta konseling
terjadi penularan HIV : ke janin/bayi, ke dan dukungan mengenai pemberian
tim penolong (medis dan non medis), ke makanan pada bayi
104
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)
105
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati
106
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)
107
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati
108