Anda di halaman 1dari 24

Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi

(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)

Tinjauan Pustaka

PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE BAYI


(PREVENTION OF MOTHER TO CHILD HIV TRANSMISSION/PMTCT)

Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati SMF/Bagian Ilmu Penyakit Dalam, FK Unud
RSUP Sanglah Denpasar

Pendahuluan tercatat sebesar 40% penularan dari ibu


Pelayanan prevention of mother ke bayi. Masa penularan ialah pada saat
to child HIV transmission (PMTCT) dalam kandungan (intra uterine) 25-
sangat penting karena epidemi human 35%, intrapartum (labor and delivery)
immunodeficiency virus (HIV) dan 70-75% atau postpartum (breast-
aquired immune deficiency syndrome feeding) 14% (6). Di Uganda prevalensi
(AIDS) meningkat dengan cepat. Di penularan dari ibu ke bayi tanpa
Indonesia jumlah kasus AIDS pada PMTCT sebesar 1,53%, akan tetapi
Desember 2009 sebanyak 17,699 kasus setelah pelayanan dan jangkauan oleh
dan HIV sejumlah 6.668 kasus. Seiring PMTCT ditingkatkan hingga 80%
dengan bergesernya epidemi dari (dengan pemberian nevirapin 48%)
kelompok berisiko ke kelompok dapat mencegah sejumlah 13.000
masyarakat umum, HIV dan AIDS pada infeksi selama 2005-2010, menurunkan
perempuan usia reproduktif dan anak- prevalensi HIV pada neonatal menjadi
anak juga meningkat. Walaupun 1,19% hingga 2010 (3).
prevalensi HIV pada perempuan di
Indonesia hanya 16%, tetapi karena Penularan HIV dari ibu ke bayi
mayoritas (92,54%) orang dengan Dibedakan menjadi dua faktor
HIV/AIDS (ODHA) berusia reproduksi yang berperan dalam penularan infeksi
aktif (15-49 tahun) diperkirakan jumlah HIV dari ibu ke bayi yaitu faktor
kehamilan dengan HIV positif akan maternal termasuk didalamnya ialah
meningkat (1,2). Di negara berkembang imunitas maternal, infeksi primer, kadar

85
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati

HIV-1 ribonucleid acid (RNA), jumlah dan terjadi peningkatan CD80, CD86,
CD4, ko-infeksi yang ada, pemakaian CD40, CD83. DCs selama kehamilan
obat-obatan, perokok, penjaja seks meningkatkan faktor inflamasi dan
komersial, defisiensi vitamin A, regulasi sitokin proinflamatori tumor
keadaan anemia, lamanya pemberian necrotic factor (TNF)-α dan interleukin
ASI, pencegahan (IL). Peningkatan faktor inflamasi
antenatal/intranatal/postnatal. Kedua menyebabkan ikatan antigen dengan
yaitu faktor obstetrik yang kami bahas peptida MCH dan berinteraksi dengan
hanya secara ringkas pada tinjauan limfosit, menstimulasi signal yang
pustaka ini (6). memproduksi banyak sitokin, sitokin
inilah yang memegang peranan penting
Faktor maternal pada respon adaptasi polarisasi dan
Imunitas selama kehamilan terhadap regulasi selama kehamilan terhadap
HIV berbagai antigen (7). Sebagai tambahan
Respon imun wanita dengan dikatakan heterozigot HLA-A, HLA-B,
kehamilan dibanding yang tidak hamil HLA-C berhubungan dengan
berbeda respon terhadap infeksi HIV. perkembangan yang lambat menjadi
Terdapat peranan dari sel dendritik AIDS. Homozigot pada satu atau
(DCs), sel T pada desidual, trofoblas, beberapa loci dikatakan terkait
makrofag, sel natural killer (NK) dan perkembangan yang cepat (8). Unit
major histocompatibility complexes selular dari trofoblas dapat
(MCH). NK dan sel trofoblas tidak mengidentifikasi mikroorganisme dan
dapat mencapai vaskular pada memiliki respon imun serta
endometrium diakhir kehamilan. Dua memproduksi protein (peptida) anti-
produk utama sel dendritik ialah mikroba yang secara aktif merupakan
myeloid sel dendritik dan plasmasitoid sistem pertahanan terhadap patogen.
sel dendritik. Pada masa akhir Terbukti dengan adanya ekspresi dari
kehamilan terutama trimester ke-3 human beta defensins 1 dan 3 oleh sel
terjadi penurunan sedikit dari trofoblas dan secretory leukocyte
plasmacytoid DCs seiring menurunnya protease inhibitor (SLPI). SLPI
pengambilan reseptor dendritik dari bersama interferon beta (IFN-β) sangat
human leucocyte antigen (HLA-DR), poten menghambat infeksi HIV dan

86
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)

menyebabkan lisis dari bakteri. penyebab tersering masuknya bakteri,


Terdapat peranan toll-like receptor mikoplasma, jamur, ditandai dengan
(TLR)-3 yaitu memproduksi dan infiltrasi dari polimorfonuklear lekosit
menghasilkan SLPI dan IFN-β pada pada desidua (desiduoitis), korion
awal trimester kehamilan (9). Stromal (korionitis), membran amnion
cell-derived factor (SDF)-1 yang tinggi (amnionitis) dan umbilikal cord
merupakan kemokin mayor yang (funisitis) (11). Pada kondisi infeksi,
berinteraksi dengan ko-reseptor CXCR4 plasenta mengeluarkan produksi sitokin
HIV-1, sebagai pertahanan plasenta dari inflamatori seperti TNF-α, TNF-ɤ , IL-
penyebaran X4 HIV-1. Tingginya 12 dan IL-6 yang tinggi dan
sekresi LIF, IL-16, SDF-1 dan mengaktivasi sistem imun serta
regulated upon activation normal T cell menyebabkan kerusakan plasenta
expressed and secreted (RANTES) dan sehingga memudahkan terjadinya
rendahnya kadar TNF-α, IL-8, ekspresi abortus sebelum persalinan. Mediator
mRNA pada wanita yang mendapat proinflamatori TNF-α menjadi perantara
ARV. Pemberian ZDV dapat transmisi untuk melewati membran
meningkatkan kadar reaktif oksigen, endotel. Sel vili trofoblas yang
menekan proliferasi sel merangsang terinfeksi akan terus meningkat oleh
kematian sel dan disfungsi mitokondria peripheral blood mononuclear cell
plasenta mengakibatkan tingginya (PBMC) yang terinfeksi HIV-1. HIV-1
ekspresi beberapa sitokin mayor pada dari PBMC ini akan melewati selapis
plasenta. Usia dan kebiasaan merokok membran melalui transitosis, dan TNF-
berhubungan dengan rendahnya CD4 α mengambil transitosis HIV-1 ini
(10). melewati lapisan trofoblas tanpa
mengganggu viabilitas. Inhibitor
Kondisi infeksi dan penularan terhadap TNF-α dan obat antiinflamasi
transplasenta secara bermakna menurunkan laju
Plasenta manusia relatif resisten proses transitosis. Vili trofoblas itu
terhadap HIV, akan tetapi komplikasi sendiri ada yang resisten terhadap HIV-
yang berhubungan dengan proses 1 sel bebas sekitar 5-10%. Mekanisme
inflamasi termasuk korioamnionitis, replikasi infeksi HIV pada sel trofoblas
infeksi dari cairan ketuban merupakan masih belum jelas. Terdapat dua

87
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati

hipotesis; pertama virus itu sendiri masing masing vitamin A, besi dan
berintegrasi dan menjadi laten dan atau selenium tidak menghambat perjalanan
virus dalam sitoplasma seakan infeksi HIV dari wanita yang belum
mengekspresikan konsentrasi yang mendapat ARV tetapi meningkatkan
rendah sehingga mencetus ransangan ketahanan hidup janin dan menurunkan
dari luar untuk mendeteksi ekspresi gen angka kematian oleh sebab diare pada
tersebut sehingga meningkatkan maternal. Tidak terdapat keuntungan
produksi TNF-α, meningkatkan aktifitas yang bermakna apabila kombinasi
luitenizing trofoblas receptor (LTR) suplemen mikronutrian diberikan
HIV-1 oleh sitokin melalui NF-қB bersamaan dengan ARV Studi di
(12,13). Pada plasenta terdapat ekspresi Malawi membuktikan rendahnya
transporter ATP-Binding Cassette konsentrasi serum retinol pada ibu
(ABC) yang merupakan reseptor hamil dengan HIV positif dibanding ibu
distribusi obat pada plasenta manusia hamil dengan HIV negatif. Status
berbeda pada tiap individu. Aktifitas nutrisi pada ibu hamil dengan HIV
ekspresi transporter ABC pada plasenta sangat kuat hubungannya dalam
manusia mempengaruhi masuknya obat menekan transmisi ke bayi dengan
transplasenta, buruknya transfer meningkatkan kemampuan imunitas,
obatkedalam plasenta akan menurunkan gejala klinis, menekan
mempengaruhi transfer obat virologi virus, menurunkan viral load
antiretroviral selama kehamilan. pada genitalia, dan air susu,
Pemberian HAART terbukti menurunkan resiko kelahiran prematur
menurunkan angka kejadian penularan dan berat badan bayi rendah, serta
infeksi HIV dari ibu ke bayi, akan tetapi mencegah kondisi anemia pada
meningkatnya efek toksik dan efek kehamilan. Defisiensi vitamin A sendiri
jangka panjang bagi ibu dan bayi (14). dipengaruhi oleh infeksi intestinal
helminths, kurang mengkonsumsi
Status nutrisi dan defisiensi vitamin A sayuran hijau, dan berhubungan dengan
Beberapa studi memaparkan kondisi hipoalbumin dan pemberian
tentang hubungan defisiensi vitamin A ARV jangka panjang (15,16,17).
dengan tingginya resiko transmisi
secara vertikal. Pemberian tunggal

88
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)

Pengaruh pemberian air susu ibu kuat dengan transmisi postnatal hanya
(ASI) pada ibu dengan viral load HIV tinggi
Pada ASI, HIV-1 dapat (>3,7 log10 copi/ml). Pemberian ASI
ditemukan dalam tiga bentukan yang pada beberapa jam setelah melahirkan
berbeda dan beresiko terjadi transmisi. berhubungan dengan ASI eksklusif.
Pertama bentukan bebas virion HIV-1 Disimpulkan dari studi ini ASI eksklusif
RNA, kedua HIV-1 dioxyribonucleid berhubungan dengan rendahnya resiko
acid (DNA), dan ketiga adalah bentukan transmisi postnatal, akan tetapi apabila
sel aktif yang mengandung siklus tidak didapati kondisi mastitis atapun
replikasi virus disebut cell-associated viral load yang tinggi (21).
HIV-1 RNA. Tingginya kadar HIV-1
RNA bebas pada plasma dan ASI Jumlah virus dan CD4
berhubungan dengan tingginya angka Beberapa studi berdasarkan data
penularan transmisi melalui ASI bayi yang terinfeksi dari ibu
(18,19). ASI mengandung banyak menunjukkan tingginya jumlah virus
antibodi dan pemberian ARV (viral load) berhubungan dengan
merangsang respon adaptasi imunitas tingginya penularan. Peningkatan
humoral. Glikoprotein env merupakan penularan wanita dengan HIV primer
antibodi yang terdeteksi pada ASI dan muncul ketika plasma jumlah virus
berfungsi melawan HIV, akan tetapi yang aktif berada pada titik tertinggi
tidak ditemukan perbedaan pada wanita (peak). Sedikitnya penularan terjadi
yang menularkan dengan yang tidak pada plasma HIV dengan viral load <
menularkan. Respon plasma dan 1000 copi/mL, tanpa memperhatikan
mukosal HIV env-spesifik IgA antibodi apakah ibu tersebut sedang atau belum
secara langsung melawan gp 140 dan gp mendapat ARV. Pada kondisi tanpa
41, terdeteksi mayoritas selama infeksi ARV, Gracia dan teman-teman
HIV akut. Sekresi IgA dapat melaporkan kejadian penularan sebesar
menghambat proses transitosis. Tanpa 21% pada ibu dengan viral load <
ARV ditemukan < 10% penularan ibu 100.000 copi/mL dan 63 % pada ibu
ke bayi setelah 6 bulan, terpapar ASI dengan viral load > 100.000 copi/mL,
(20). Penelitian oleh Kevin dan teman- akan tetapi sulit untuk menentukan pada
teman dikatakan mastitis berhubungan titik terendah berapa tidak dapat terjadi

89
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati

penularan. Secara kuantitatif kadar aNAB pada ibu. Penjelasan lebih lanjut
HIV-1 RNA berhubungan dengan dimana varian aNAB sensitive lebih
penularan angka sebesar 75% dari 20 cepat muncul untuk terjadi mutasi lepas
orang ibu hamil yang memiliki kadar yang menyebabkan penekan virus pada
HIV-1 RNA > 50.000 copi/mL di plasenta. Beberapa penelitian masih
Universitas California, LA. Suatu studi terbatas untuk membuktikan oleh
kohort menunjukkan hanya 5 % yang karena keterbatasan data, sampel kecil,
tidak terjadi penularan. Rendahnya tidak konsistensi dalam mengambil
jumlah CD4, peningkatan neopterin dan contoh virus, perbedaan gen, perbedaan
beta-mikroglobulin serta derajat waktu penularan, dll (24,25).
keparahan infeksi HIV (terkait dengan
syncytium-inducing virus) juga Fenotipe dan genotipe virus
mempengaruhi penularan dari ibu ke Perbedaan biologi dari retrovirus
bayinya (22,23). menghantar perbedaan pada
kemungkinan terjadinya penularan.
Netralisasi Antibodi Human Immunodeficiency virus type 2
Penelitian oleh Ruth Dickover (HIV-2) jarang menyebabkan penularan
tahun 2005 membuktikan bahwa aNAB dari ibu ke bayinya, lebih sering HIV-1.
ibu memiliki sifat pertahanan dan efek Pada studi kecil dikatakan wanita
selektif pada uterus terutama pada 18 dengan multi patner lebih dari 3
minggu pertama masa kehamilan dan kecenderungan untuk menularkan ke
intrapartum, serta kedepan dapat bayinya selam masa kehamilan lebih
menjadi kerangka pikiran untuk besar dibanding wanita yang dengan
pembuatan vaksin HIV dengan satu pasangan terinfeksi HIV, ini terkait
mengevaluasi antibody-mediator imun. dengan potensi tertular oleh karena
Pada penelitian ini membandingkan peningkatan viral load pada vagina atau
genetik ibu dan bayi terhadap amplop potensial jenis viral fetotropik dapatan,
gp120 HIV-1, akan tetapi kurang hal tersebut merupakan informasi yang
melihat faktor selektif lain seperti sangat sempit (26).
CD8+. aNAB ini akan bertahan pada Resistensi oleh karena mutasi
bayi hingga usia 18 bulan. Penularan primer dari virus HIV dan analisa
antar sel dapat terjadi walaupun terdapat genetic terhadap HIV-1 secara sekuensi

90
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)

termasuk gag p, envelope/env V3, HIV-1 yang dengan rantai heterogen


reverse transcriptase, gag NC, tat, rev, multiple memiliki sel divergen atau
vif, vpr, vpu dan nef merupakan jaringan tropism dan patogenitas. Oleh
konservasi tinggi dari fungsi domain karena isolasi dari rantai tertentu
gen dan berhubungan erat antara memerlukan kultur, predominan
epidemiologi jalur penularan ibu dan isolated strain tidak mencerminkan
bayinya. Analisa dari HIV-1 regio env, patogenitasnya. Ada satu studi
vif, vpr dan gag p17 gagal menularkan mendemonstrasikan derajat yang sama
dari ibu ke bayinya pada kondisi tanpa pada variabilitas dari V1 dan V2. Studi
terapi ARV. Region lain dari virus HIV- lain menyatakan bahwa varian V3 lebih
1 yaitu produk gen gp41 yang terdapat sering ditemukan pada bayi yang
pada ikatan non-konvalen dari terinfeksi dari Ibunya. Faktor varian
permukaan HIV-1 terhadap gp 120, dari ibu memiliki mekanisme dibanding
bertanggung jawab terhadap fusi dari imun dari ibu yang mengalami
amplop virus pada membrane plasma kehamilan (29).
dari sel host, terhadap masuknya HIV-1
dan replikasi. Penelitan kohort oleh Faktor Obstetrik
Clement dan teman-teman didapatkan Komplikasi selama kehamilan dan
resistensi mutasi HIV pada bayi antara proses persalinan terhadap transmisi
2 minggu hingga 6 bulan post partum, HIV ibu ke bayi
dikatakan genotipe M184V dan K103N Komplikasi selama kehamilan
resisten terhadap lamivudine dan dapat terjadi termasuk perdarahan
nevirapine (27,28). sebelum persalinan dikatakan sebesar
9,6%. Pada cairan amnion dapat
Virologi HIV terkandung sekitar 2,5% darah ibu.
Varian gen env dari HIV sangat Beberapa keadaan seperti pecahnya
bervariasi. Glikoprotein env yang ketuban secara dini dan bayi tidak
mencerminkan tropism selular dan dilahirkan secara cepat yaitu lebih dari
sitopasisitas serupa epitops dari respon empat jam memiliki resiko penularan
imun host. Seleksi dari respon imun ibu ke bayi, dengan prevalensi 26,9%
menghantar tingginya evolusi kasus. Hal-hal lain adalah pemanjangan
variabilitas. Seseorang yang terinfeksi kala 2 hingga 10-12 jam meningkatkan

91
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati

resiko penularan. Perdarahan lahir tersebut (secara tidak sengaja pada


intrapartum oleh sebab plasenta saat resusitasi) (38). Beberapa hasil
abrupsion dan plasenta previa penelitian menyimpulkan bahwa seksio
merupakan resiko terjadi penularan. sesarea akan mengurangi risiko
Adanya korioamnionitis, monitor penularan HIV dari ibu ke bayi sebesar
invasif fetal, prosedur obstetrik turut 50-66%. Apabila seksio sesarea tidak
serta meningkatkan penularan HIV dari bisa dilaksanakan, dianjurkan untuk
ibu ke bayi (30). tidak melakukan tindakan invasif yang
Permukaan lapisan sel epitel memungkinkan perlukaan pada bayi
mukosa genital memproduksi beberapa (pemakaian elektrode pada kepala janin,
faktor biologi seperti defensin, ekstraksi forseps, ekstraksi vakum) dan
lactoferin dan SLP yang memiliki sifat perlukaan pada ibu (episiotomi). Pada
anti HIV-1. Lapisan epitel sel squamosa intinya untuk meminimalkan paparan
pada vagina dan ectocervix membuat janin dan bayi terhadap cairan tubuh ibu
pertahanan subtantial melawan infiltrasi (31,32,33).
HIV-1. Kerusakan atau gangguan dari
lapisan epitel menyebabkan inflamasi Dampak Infeksi HIV terhadap janin
atau trauma yang meningkatkan Beberapa pusat penelitian telah
kemampuan HIV-1 untuk melakukan memaparkan tentang hubungan
penetrasi melewati pertahanan epitel prematuritas terhadap infeksi HIV.
mukosa. Sebuah random kontrol trial Status HIV maternal menjembatani
dari beberapa studi menyimpulkan tidak prematuritas kehamilan sebesar 13%
adanya efek mikrobisid terhadap resiko pada wanita HIV dan 3% pada
penularan dan kematian janin, yang kelompok control. Prematuritas sangat
terpenting adalah pemberian ARV. berhubungan dengan defisiensi imun
Persalinan dengan seksio sesarea termasuk defek sel-T dan cepatnya
berencana sebelum saat persalinan tiba perjalanan penyakit virus. Terlepas dari
merupakan pilihan pada ODHA. Pada status infeksi HIV, nutrisi prenatal yang
saat persalinan pervaginam, bayi buruk menyebabkan retardasi
terpapar darah dan lendir ibu di jalan pertumbuhan janin dalam rahim atau
lahir. Bayi mungkin juga terinfeksi intrauterine growth retandation (IUGR)
karena menelan darah atau lendir jalan dengan pertumbuhan yang tidak sesuai

92
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)

dengan umur kehamilan. Semua akan dan sistem makrofag rendah. Sistem
menyebabkan menurunnya imunitas antibodi pada janin bersifat dorman,
selular dengan jumlah sel T yang digantikan oleh sistem kekebalan tubuh
rendah, respon proliferatif yang buruk, dari IgG ibu melalui transplasenta dan
pertumbuhan thymus yang terganggu, sekresi IgA dari air susu ibu.
meningkatkan kecenderungan terserang Rendahnya kadar IgG dan IgA dari ibu
infeksi, dan menetap selama 5 tahun dengan kehamilan cenderung
masa pertumbuhan. Dalam tumbuh melahirkan premature dan juga jumlah
kembang akan mengalami disfungsi netralisasi antibodi rendah Pada infeksi
organ yang akan memperburuk sistim sekunder akan terjadi diare,
kekebalan tubuh terutama dalam pertumbuhan yang terganggu, dan
melawan virus HIV dan infeksi menunjukkan prekembangan perjalanan
oportunistik yang didapat. Perlu penyakitnya (35).
pemberian asupan nutrisi serta
tambahan vitamin seperti nukleotida, Prevention mother to child
selenium, besi (34). transmission (PMTCT)
Fungsi pencernaan pada Kecenderungan Infeksi HIV
neonates memegang peranan penting pada perempuan dan anak meningkat
oleh karena terpapar darah yang oleh karenanya diperlukan berbagai
terinfeksi, sekresi vagina, cairan amnion upaya untuk mencegah infeksi HIV
dan air susu ibu. Pada system pada perempuan, serta mencegah
pencernaan bayi memiliki keasaman penularan HIV dari ibu hamil ke bayi
lambung yang rendah, aktifitas enzyme yaitu dengan PMTCT (33,36).
pencernaan yang rendah, produksi Program PMTCT bertujuan
cairan mukosa yang rendah dan sedikit untuk mencegah penularan HIV dari ibu
sekresi dari IgA yang merupakan ke bayi dengan pemikiran sebagian
system kekebalan pada pencernaan besar infeksi HIV pada bayi disebabkan
untuk melawan kuman yang masuk. penularan dari ibu. Infeksi yang
Pada saat neonates sistem kekebalan ditularkan dari ibu ini kelak akan
tubuh tidak matang, menyebabkan sel T mengganggu kesehatan anak.
tidak berfungsi dnegan baik terutama Diperlukan upaya intervensi dini yang
terhadap infeksi HIV, peranan antibodi baik, mudah dan mampu laksana guna

93
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati

menekan proses penularan tersebut. VCT pada semua ibu hamil dengan
Tujuan lain adalah mengurangi dampak menggunakan tes cepat HIV, pemberian
epidemi HIV terhadap ibu dan bayi. nevirapine (NVP) dasar sesuai regimen
Dampak akhir dari epidemi HIV berupa studi HIVNET 012, konseling dan
berkurangnya kemampuan produksi dan dukungan pemilihan makanan
peningkatan beban biaya hidup yang pengganti ASI sesuai pedoman WHO,
harus ditanggung oleh ODHA dan pembentukan sekelompok orang yang
masyarakat Indonesia di masa menjadi komunitas dengan tujuan
mendatang karena morbiditas dan memberikan dukungan psikososial,
mortalitas terhadap Ibu dan Bayi. memonitor ibu dan bayi hingga 18
Epidemi HIV terutama terhadap ibu dan bulan setelah persalinan dan dilakukan
bayi tesebut perlu diperhatikan, pemeriksaan ulang serta konseling
dipikirkan dan diantisipasi sejak dini keluarga. Disamping itu melakukan
untuk menghindari terjadinya dampak pemberian kotrimoksazole profilaksis
akhir tersebut. Guna mencapai tujuan kepada ibu dengan gejala dan semua
tersebut diatas PMTCT mempunyai bayi yang terpapar dari usia 6 minggu
sasaran program, yaitu; (1) peningkatan hingga 18 bulan, mengaktifkan
kemampuan manajemen pengelola mobilitas kominitas, informasi, edukasi
program PMTCT, (2) peningkatan akses dan aktivitas komunitas (39).
informasi mengenai PMTCT, (3) Di provinsi Nyanza, Kenya
peningkatan akses intervensi PMTCT menggunakan Family AIDS Care and
pada ibu hamil, bersalin dan nifas dan Education Services (FACES) sebagai
(4) peningkatan akses pelayanan program kerja dari menteri kesehatan
dukungan perawatan dan pengobatan guna menjangkau orang yang belum
(Care, Support dan Treatment) bagi ibu terdeteksi HIV dan yang belum
dan bayi (36,37,38). mendapat terapi ARV, serta untuk
Di Zimbabwe program PMTCT mengetahui kebutuhan psikososial dan
mengikutsertakan “peer” (orang yang afek individu dari ODHA. Apabila
menderita hal yang serupa) sebagai salah satu dari keluarga sudah
konselor. Paket dasar pelayanan terjangkau untuk mau melakukan tes
PMTCT di Zimbabwe ialah: pelatihan HIV, merupakan kesempatan untuk
tenaga kesehatan PMTCT, pelayanan segera masuk dalam program pelayanan

94
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)

HIV. Pasien yang secara dini terdeteksi HIV, pelayanan, pemeliharaan dan
sebelum munculnya berbagai gejala pelayanan pencegahan, (2) strategi
memiliki prognosis yang jauh lebih secara menyeluruh terhadap pencegahan
baik. Apabila salah satu dari anggota infeksi HIV pada bayi dan anak-anak
keluarga terkena HIV, seluruh keluarga termasuk kesehatan maternal dan
turut memiliki pengaruh dalam pelayanan kesehatan anak, (3)
menanggulangi secara fisik, emosional, melanjutkan pencegahan HIV dan
sosial dan konsekuensi ekonomi yang pelayanan post partum dan anak, (4)
dibutuhkan. Sebuah keluarga pemeriksaan CD4 segera setelah
merupakan sumber penyemangat bagi terdiagnosis HIV, (5) pemberian ARV
ODHA. Strategi target pada program ini segera pada semua ibu hamil yang
adalah mencakup keluarga dengan HIV terinfeksi HIV dan ibu menyusui, (6)
positif, keluarga yang beresiko seperti memakai prinsip yang ringkas dan dapat
pasangan yang beresiko (pernah multi diaplikasikan pada berbagai kondisi di
patner), juga mencegah penularan dari tiap negara yang berbeda-beda
ibu dan bayi, serta anak muda sekitar 15 (33,36,37,38).
tahun yang tertular HIV. Memfasilitasi Menurut WHO terdapat 4
diskusi untuk saling terbuka, (empat) prong yang perlu diupayakan
meningkatkan dukungan sosial, untuk mencegah terjadinya penularan
mendorong kedekatan dengan pasangan, HIV dari ibu ke bayi, meliputi: (36,37)
meningkatkan cakupan sasaran untuk 1. Mencegah terjadinya penularan HIV
dilakukan tes HIV, meningkatkan pada perempuan usia reproduksi
kepatuhan dan retensi dalam berobat 2. Mencegah kehamilan yang tidak
serta menurunkan penularan kepada direncanakan pada ibu dengan HIV
pasangannya (40). positif
Prinsip tuntunan PMTCT 3. Mencegah terjadinya penularan HIV
berkembang secara internasional dan dari ibu hamil dengan HIV positif
menjadi rekomendasi dengan enam ke bayi yang dikandungnya. Bentuk
prinsip yang menjadi dasar pemikiran intervensi berupa:
oleh WHO, yaitu; (1) pelayanan  Pelayanan kesehatan ibu dan
kesehatan masyarakat untuk anak yang komprehensif
meningkatkan akses PMTCT dan terapi

95
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati

 Layanan konseling dan tes HIV Pertimbangan untuk mengijinkan


secara sukarela (VCT) ODHA hamil antara lain: apabila
 Pemberian obat antiretrovirus daya tahan tubuh cukup baik (CD4
(ARV) di atas 500), jumlah virus (viral
 Konseling tentang HIV dan load) minimal/ tidak terdeteksi
makanan bayi, serta pemberian (kurang dari 1.000 kopi/ml), dan
makanan bayi menggunakan ARV secara teratur.

 Persalinan yang aman. 2. Menurunkan viral load/ kadar virus

4. Memberikan dukungan psikologis, serendah-rendahnya: ARV

sosial dan perawatan kepada ibu merupakan pilihan utama dalam

dengan HIV positif beserta bayi dan upaya pengendalian penyakit guna

keluarganya. menurunkan kadar virus.

Terdapat beberapa bentuk 3. Meminimalkan paparan janin dan

intervensi guna mensukseskan program bayi terhadap cairan tubuh ibu.

PMTCT. Intervensi tersebut meliputi 4 Persalinan dengan seksio sesarea

konsep dasar, yaitu: (1) Mengurangi berencana sebelum saat persalinan

jumlah ibu hamil dengan HIV positif, tiba merupakan pilihan pada

(2) Menurunkan viral load serendah- ODHA. Pada saat persalinan

rendahnya, (3) Meminimalkan paparan pervaginam, bayi terpapar darah dan

janin/bayi terhadap darah dan cairan lendir ibu di jalan lahir. Bayi

tubuh ibu HIV positif dan (4) mungkin juga terinfeksi karena

Mengoptimalkan kesehatan ibu dengan menelan darah atau lendir jalan lahir

HIV positif (33,36,37,38). tersebut (secara tidak sengaja pada

1. Mengurangi jumlah ibu hamil saat resusitasi). Disamping itu Ibu

dengan HIV positif. Pada dasarnya hamil dengan HIV positif perlu

perempuan dengan HIV positif tidak mendapat konseling sehubungan

dianjurkan untuk hamil namun dengan keputusan untuk

dengan alasan hak asasi manusia menggunakan susu formula ataupun

maka perempuan ODHA dapat ASI eksklusif. Untuk mengurangi

memiliki keputusan untuk hamil risiko penularan, ibu HIV positif

setelah melalui proses konseling, bisa memberikan susu formula

pengobatan dan pemantauan. kepada bayinya. Pemberian susu

96
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)

formula harus memenuhi 5 pemberian ASI akan bertambah


persyaratan AFASS dari WHO apabila terdapat permasalahan pada
(Acceptable= mudah diterima, payudara (mastitis, abses, lecet/luka
Feasible= mudah dilakukan, putting susu). Oleh sebab itu ibu
Affordable= harga terjangkau, menyusui dengan HIV perlu
Sustainable= berkelanjutan, Safe= mendapat konseling tentang cara
aman penggunaannya). Pada daerah menyusui yang baik.
tertentu dimana pemberian susu 4. Mengoptimalkan kesehatan ibu
formula tidak memenuhi dengan HIV positif. Melalui
persyaratan AFASS maka ibu HIV pemeriksaan antenatal care (ANC)
positif dianjurkan untuk secara teratur dilakukan pemantauan
memberikan ASI eksklusif hingga kehamilan dan keadaan janin.
maksimal 3 bulan, atau lebih pendek Roboransia diberikan untuk
jika susu formula memenuhi suplemen peningkatan kebutuhan
persyaratan AFASS sebelum 3 mikronutrien. Pola hidup sehat
bulan tersebut. Setelah usai antara lain: cukup nutrisi, cukup
pemberian ASI eksklusif, bayi istirahat, cukup olah raga, tidak
hanya diberikan susu formula dan merokok, tidak minum alkohol juga
menghentikan pemberian ASI. perlu diterapkan. Penggunaan
Sangat tidak dianjurkan pemberian kondom tetap diwajibkan untuk
makanan campuran (mixed feeding), menghindari kemungkinan
yaitu ASI bersamaan dengan susu superinfeksi bila pasangan juga
formula/ pendamping ASI (PASI) ODHA, atau mencegah penularan
lainnya. Mukosa usus bayi pasca bila pasangan bukan ODHA.
pemberian susu formula/ PASI akan
mengalami proses inflamasi. Pemberian ARV pada wanita hamil
Apabila pada mukosa yang dengan HIV positif.
inflamasi tersebut diberikan ASI Secara garis besar pemberian
yang mengandung HIV maka rejimen ARV dibagi dalam dua indikasi
memberikan kesempatan untuk dengan tujuan yang berbeda sesuai
transmisi melalui mukosa usus. kondisi ibu hamil dengan HIV positif.
Risiko penularan HIV melalui Indikasi pemberian ARV yang pertama

97
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati

direkomendasikan pada wanita hamil seluruh wanita hamil dengan gejala


dengan keadaan umum yang masih baik klinis stadium 1 atau 2 dengan CD4 <
dan tidak terdapat gejala klinis atau 200 sel/mm3 atau semua wanita dengan
jumlah CD4 ibu hamil masih diatas 350 gejala klinis stadium 4 tanpa melihat
sel/mm3 atau viral load belum jumlah CD4 atau stadium 3 dengan
terdeteksi dengan tujuan sebagai jumlah CD4 <350 sel/mm3 apabila
profilaksis guna mencegah MTCT. tersedia fasilitas pemeriksaan CD4,
Pemberian ke-2 direkomendasikan bagi tetapi apabila tidak terdapat fasilitas
wanita hamil dengan HIV positif yang pemeriksaan CD4 maka semua wanita
keadaan umumnya buruk atau sudah hamil stadium 3 diberikan terapi ARV.
didapati gejala klinis atau masih dalam Kombinasi rejimen ARV yang menjadi
stadium 1 atau 2 dan jumlah CD4 < 350 pilihan saat itu adalah AZT
sel/mm3 dengan kata lain pemberian (zidovudine) + 3TC (lamivudine) +
ARV tersebut dengan tujuan untuk NVP. Pedoman baru menawarkan
kesehatan ibu disamping pencegahan petunjuk mengenai bagaimana
MTCT (33,36). mengurangi MTCT melalui rejimen
Pedoman dari WHO mengenai pengobatan dan pencegahan HIV yang
PMTCT berpotensi meningkatkan lebih efektif. Saat ini pemilihan
ketahanan hidup anak dan kesehatan kombinasi rejimen terapi sama dengan
ibu, mengurangi risiko mother-to-child pedoman terapi ARV pada dewasa dan
transmission (MTCT) hingga 5% atau remaja sesuai WHO 2010 yaitu
lebih rendah serta secara jelas kombinasi 3 jenis ARV dengan prinsip
memberantas infeksi HIV pediatrik. 2 NRTI dan 1 NNRTI (33,36,37).
Pedoman ARV untuk PMTCT tahun Untuk ARV profilaksis bagi
2006 menyarankan pemberian rejimen wanita hamil sesuai dengan pedoman
yang sederhana, baku dan efektif dalam 2006 diberikan pada usia kehamilan 28
skala besar di seluruh rangkaian. Saat minggu, berbeda dengan pedoman baru
itu menyoroti pentingnya ARV seumur WHO tahun 2010 ARV profilaksis
hidup bagi ibu hamil yang HIV-positif dapat diberikan saat usia kehamilan 14
untuk kesehatan ibu dan anak. Sebagai minggu. Pilihan kombinasi ARV untuk
terapi untuk kesehatan sang ibu pada profilaksis tahun 2006 hanya AZT, atau
pedoman tersebut ARV diberikan pada tunggal NVP saat persalinan dan

98
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)

AZT+3TC hingga tujuh hari menyediakan antiretroviral profilaksis


postpartum. Sesuai pedoman 2010 yang lebih lama untuk ibu hamil yang
ditambahkan sebagai pilihan ke-2 yaitu HIV-positif yang membutuhkan ARV
dapat digunakan 3 jenis kombinasi untuk kesehatan ibu (33,36).
ARV untuk menggantikan nevirapine
dosis tunggal. Pada pedoman terbaru
tidak memasukkan NVP sebagai pilihan
kombinasi NNRTI. Pedoman terbaru
tersebut itu menjadi tulang punggung
teknik peningkatan PMTCT secara
cepat, khususnya di Afrika sub-Sahara
dimana kurang lebih sepertiganya
menerima nevirapine takaran tunggal,
dikatakan pengobatan pencegahan yang
paling tidak efektif (33,36).
Pedoman itu memberikan
perubahan yang bermakna pada
beberapa tindakan di berbagai bidang.
Untuk semua ibu hamil yang HIV-
positif yang memerlukan terapi ARV
untuk kesehatannya diberikan saat
jumlah CD4 di bawah 350 tanpa
melihat stadium klinis atau semua
wanita sesuai kriteria WHO stadium 3
atau penyakit HIV stadium 4, tidak
menunda atau segera mulai pengobatan
dengan tulang punggung AZT dan
dengan 3TC disertai NVP/EFV
(evafirens) atau TDF (tenofovir
disoproxil fumarate) dan dengan 3TC
atau FTC (emtricitabine) disertai
NVP/EFV. Himbauan untuk

99
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati

Bagan 2. Algoritma Rekomendasi PMTCT menurut WHO 2010 (36)

100
100
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)

Pada ibu yang tidak memerlukan ARV dan remaja yaitu; untuk AZT, 3TC dan
untuk kesehatannya (jumlah CD4 di NVP masing masing 300 mg, 150 mg
atas 350) ARV harus dimulai pada usia dan 200 mg, ketiganya diberikan dua
kehamilan lebih awal, pada usia 14 kali sehari. EFV selalu diberikan dosis
minggu atau segera setelah 14 minggu tunggal 600 mg sehari pada penggunaan
dan harus dilanjutkan hingga akhir masa bersama AZT+3TC maupun TDF+3TC
menyusui. Perubahan itu mencerminkan atau FTC. Penggunaan 3TC kombinasi
bukti dari uji coba klinis yang dengan AZT+NVP atau TDF+NVP
menunjukkan kemanjuran ARV dalam diberikan dua kali 150 mg, kecuali
pencegahan penularan HIV kepada bayi pemakaian bersama TDF dan EFV
saat menyusui. Terdapat dua pilihan diberikan sekali sehari dengan dosis
(33): tunggal 300 mg sehari. Untuk TDF dan
1. AZT setiap hari untuk ibu selama FTC masing-masing 300 mg dan 200
kehamilan, ditambah nevirapine mg diberikan dalam dosis tunggal pada
dosis tunggal saat sakit kelahiran, pemakaian bersama ARV yang lain.
AZT/3TC saat sakit kelahiran dan Beberapa hal yang perlu menjadi
selama tujuh hari pasca kelahiran. perhatian adalah perlu dilakukan
Apabila ibu sudah memakai AZT pemeriksaan hemoglobin sebelum
selama paling sedikit empat minggu memulai terapi ARV khususnya pada
sebelum melahirkan, AZT/3TC dan penggunaan AZT yang merupakan
nevirapine dosis tunggal dapat tulang punggung rejimen terapi pada
diabaikan. kehamilan. Hal lain ialah pemantauan
2. Rejimen tiga jenis obat untuk ibu efek toksik dari NVP pada 12 minggu
yang dipakai selama kehamilan dan pertama terapi, dan penggunaan dosis
selama masa menyusui. Rejimen disarankan memulai dengan dosis sekali
yang disarankan adalah AZT/3TC sehari kemudian ditingkatkan menjadi
ditambah efavirenz, abacavir atau dua kali sehari setelah 2 minggu terapi.
lopinavir/ritonavir. NVP tidak direkomendasikan pada
Rekomendasi dosis ARV pada wanita hamil dengan HIV positif yang
wanita hamil pada dasarnya sama kadar atau jumlah CD4 > 350 sel/mm3.
dengan dosis pada pedoman nasional Pada kasus ko-infeksi TB-HIV, EFV
tatalaksana terapi ARV untuk dewasa menjadi pilihan rejimen terapi, akan

101
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati

tetapi hati-hati terhadap resiko defek 3 jenis NRTI, akan tetapi jika dalam 12
neural tube (1%) pada janin saat bulan bulan terakhir mendapat penambahan
pertama kehamilan atau sebelum 6 terapi NRTI, direkomendasikan
minggu usia kehamilan. Penggunaan pemberian rejimen NNRTI, bila viral
EFV efektif bersama alat kontrasepsi. load > 5000 copi/ml direkomendasikan
Kombinasi rejimen untuk mengubah ke ARV lini 2 dengan
TDF+3TC/FTC+EFV dapat diberikan PI. Riwayat pemberian ARV disertai
pada saat yang bersamaan sekali sehari. maupun tanpa penambahan NRTI
Rejimen ini juga direkomendasikan dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan
bagi wanita yang mendapat terapi untuk maka direkomendasikan pemberian
infeksi hepatitis B. Pada penggunaan rejimen NNRTI dan jika hasil viral load
TDF perlu mengevaluasi fungsi ginjal, dalam 6 bulan jika >5000 kopi/ml
oleh sebab bersifat nefrotoksik. Dosis direkomendasikan untuk mendapat
ABC 600 mg dapat diberikan tunggal ARV lini 2 dengan PI. Apabila
ataupun dosis terbagi dua dalam sehari. sebelumnya mendapatkan profilaksis
Bagi yang naif LPV/r diberikan dengan ARV dengan rejimen kombinasi 3 jenis
dosis 400mg/100mg tiap 12 jam, bila obat tanpa melihat waktu pemberian
pernah mendapat ARV digunakan dosis dapat diberikan golongan NNRTI atau
600 mg/150mg diberikan tiap 12 jam apabila kombinasi sebelumnya salah
(36,37). satunya mengandung NNRTI dan
Disamping dosis obat perlu diberhentikan tanpa penambahan NRTI
untuk mengetahui riwayat rejimen ARV disarankan diperiksa terlebih dahulu
profilaksis dengan tujuan untuk dapat viral load dalam 6 bulan dan jika >
merencanakan pilihan rejimen 5000 copi/ml direkomendasikan
selanjutnya sebagai terapi. Jika pemberian terapi ARV lini 2 dengan PI
sebelumnya mendapat dosis tunggal (33,36,37).
NVP dengan atau tanpa AZT jangka
pendek tanpa penambahan NRTI selama Profilaksis terhadap neonatus dan
12 bulan terakhir dapat bayi
direkomendasikan untuk memulai Bayi harus menerima profilaksis
rejimen non-NNRTI yaitu 2 NRTI + PI NVP saat setelah lahir hingga satu
(lebih dianjurkan) atau dapat diberikan minggu setelah lepas ASI, apabila

102
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)

ibunya menyusui, dan profilaksis pada pada neonatus dari ibu hamil dengan
neonatus dengan NVP atau AZT selama HIV-2. Untuk jangka panjang tidak
empat hingga enam minggu apabila ibu dapat disingkirkan resiko resistensi
tidak menyusui. Untuk pertama kalinya terhadap ARV (33,36).
ada cukup bukti bagi WHO untuk
mendukung pemberian ARV kepada ibu Pemberian ASI bagi bayi dari ibu
atau bayi selama masa menyusui, dengan HIV positif
dengan anjuran bahwa menyusui dan Ibu dengan HIV positif dapat memilih
profilaksis harus dilanjutkan hingga menyusui bayinya bila pengganti ASI
bayi berusia 12 bulan apabila status tidak dapat memenuhi syarat AFASS,
bayi adalah HIV-negatif atau tidak kondisi sosial ekonominya tidak
diketahui asalkan ibunya HIV-positif memungkinkan untuk mencari Ibu Susu
atau bayi sedang diberi ARV selama atau memanaskan ASI perahnya sendiri,
masa menyusui itu. Tergantung pada memahami teknik menyusui yang benar
intervensi yang tersedia untuk untuk menghindarkan peradangan
mencegah penularan HIV melalui payudara (mastitis) dan lecet pada
kehamilan dan kelahiran, menyusui puting yang dapat mempertinggi resiko
telah menyebabkan 30-60% infeksi HIV bayi tertular HIV (33,38).
pada anak. Namun, anak yang tidak Cara Menyusui yang Dianggap Aman
disusui, enam kali lebih mungkin  ASI eksklusif selama 6 bulan
meninggal akibat diare, kurang gizi atau pertama atau hingga tercapainya
pneumonia(33,36,37). AFASS.
Dosis AZT ialah 15 mg apabila  Jangka waktu laktasi singkat – 6
berat lahir > 2500 g, bila < 2500 g bulan dengan penghentian cepat
digunakan dosis10 mg dan diberikan  Safe sex practices selama laktasi
dua kali sehari sejak lahir hingga usia 6 untuk mencegah infeksi atau re-
minggu, akan tetapi hati-hati efek infeksi
samping anemia oleh AZT. Untuk NVP  Manajemen laktasi yang baik
dosis sama dengan AZT akan tetapi (pelekatan dan posisi menyusui
pemberian hanya satukali sehari dan yang benar serta semau bayi/tidak
dapat diberikan hingga tujuh hari dijadwal) untuk mencegah mastitis.
setelah lepas ASI. NVP juga diberikan Usahakan proses menyusui sedini

103
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati

mungkin begitu bayi lahir untuk pasien lainnya, kondisi ibu baik sesudah
mencegah teknik pelekatan yang melahirkan, efektif dan efisien.
salah sehingga puting ibu lecet. Sebagian besar penularan HIV dari ibu
 Hanya bagi ibu dengan hitung CD4 ke bayi terjadi pada saat persalinan
tinggi akibat tekanan pada plasenta meningkat
 Ibu tidak boleh menyusui bila menyebabkan terjadinya sedikit
terdapat luka/lecet pada puting, percampuran antara darah ibu dan darah
karena akan menyebabkan HIV bayi, lebih sering terjadi jika plasenta
masuk ke tubuh bayi (33,37,38). meradang atau terinfeksi, bayi terpapar
Ibu harus diajarkan teknik menyusui darah dan lendir ibu di jalan lahir, bayi
yang benar untuk menghindarkan mungkin juga terinfeksi karena menelan
terjadinya mastitis dan lecet pada darah ataupun lendir ibu.
payudara. Teknik menyusui terdiri dari WHO berpendapat bahwa keberhasilan
posisi menyusui, dan cara pelekatan penerapan pedoman baru ini akan
bayi pada payudara. Untuk tergantung pada:
menghindari lecet puting, dianjurkan • Tes dan konseling HIV secara
menggunakan pelindung putting (nipple sukarela dan universal bagi ibu
shield). Posisi Menyusui yaitu kepala hamil
dan badan bayi berada dalam satu garis • Ketersediaan tes CD4 dan ART di
lurus, wajah bayi harus menghadap tingkat layanan primer dan klinik
payudara dengan hidung berhadapan kandungan yang paling banyak
dengan puting, ibu harus memeluk memberikan layanan kesehatan ibu
badan bayi dekat dengan badannya, jika dan anak, dan tidak hanya di klinik
bayi baru lahir, ibu harus menyangga khusus.
seluruh badan bayi - bukan hanya • Tindak lanjut yang lebih baik pada
kepala dan bahu (33,37,38). ibu selama kehamilan dan bayi yang
terpajan HIV setelah kelahiran
Persalinan yang aman • Kemampuan untuk menyediakan
Tujuan persalinan yang aman profilaksis untuk ibu atau bayi
bagi ibu dengan HIV adalah tidak selama menyusui, serta konseling
terjadi penularan HIV : ke janin/bayi, ke dan dukungan mengenai pemberian
tim penolong (medis dan non medis), ke makanan pada bayi

104
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)

• Petugas yang terlatih secara khusus pencegahan infeksi sesuai Kewaspadaan


(33,37,38). Standar), (3) Pemilihan rute persalinan
yang aman (seksio sesarea), (4)
Ringkasan Pemberian PASI (susu formula) yang
Infeksi HIV dapat berdampak memenuhi persyaratan, (5) Pemantauan
kepada ibu dan bayi. Dampak terhadap ketat tumbuh-kembang bayi & balita
ibu antara lain: timbulnya stigma sosial, dari ibu dengan HIV positif, dan (6)
diskriminasi, morbiditas dan mortalitas Adanya dukungan yang tulus, dan
maternal. Besarnya stigma sosial perhatian yang berkesinambungan
menyebabkan ODHA menutup diri kepada ibu, bayi dan keluarganya.
tentang keberadaannya, yang akhirnya Pelayanan PMTCT dapat dilakukan di
mempersulit proses pencegahan dan berbagai sarana kesehatan (rumah sakit,
pengendalian infeksi, kehilangan puskesmas) dengan proporsi pelayanan
kesempatan untuk berkarya dan yang sesuai dengan keadaan sarana
memberikan penghidupan yang layak tersebut dan tersedianya tenaga/staf
pada keluarganya. Sedangkan dampak yang mengerti dan mampu/berkompeten
infeksi HIV terhadap bayi antara lain: dalam menjalankan program ini.
gangguan tumbuh kembang karena
rentan terhadap penyakit, peningkatan Daftar Pustaka
mortalitas, stigma sosial, yatim piatu Abdel-Motal U. M, Phuong, T. N. S.,
Thomas, H., Jeffery, P.,
lebih dini akibat orang tua meninggal
Deborah, J. A., Quan, Z.,
karena AIDS, dan permasalahan Wayne, A. M. 2011 Anti-gp 120
minibody gene transfer to
ketaatan minum obat pada penyakit
female genital epithelial cells
menahun seumur hidup. Dampak buruk protects against HIV-1 virus
challenge in vitro. PloS ONE,
dari penularan HIV dari ibu ke bayi
6(10), pp. 1-9.
dapat dicegah melalui program Abhishek, G., Phillip, M. G. 2009. Role
of placental ATP-binding
PMTCT. Berhasil apabila: (1)
cassette (ABC) transporters in
Terdeteksi dini, (2) Terkendali (Ibu antiretroviral therapy during
pregnancy. J Pharm Sci, 98(7),
melakukan perilaku hidup sehat, Ibu
pp. 2317-35.
mendapatkan ARV profilaksis secara Andargechew, M., Afework, K.,
Kahsay, H., Birhanemeskel, T.,
teratur, Ibu melakukan ANC secara
Gashaw, Y., Masayo, N. 2011.
teratur, Petugas kesehatan menerapkan Vitamin A deficiency during
pregnancy of HIV infected and

105
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati

non-infected women in tropical Depkes RI. 1993-2009. Laporan


settings of Northwest Ethiopia. suveilans AIDS Depkes RI.
MBC Public Health, 11(569), Genevieve GF, Nicole LY, Justin P,
pp. 1-7. Xiaoying S, Glenn RO, Tatenda
Anne Esther NN, Chantal SE, Suzie M, et al. HIV-spesifik functional
Tetang NM, Gisele CN, Peter N, antibody responses in breast
Sidonie L, et al. Virological milk mirror those in plasma and
profile of pregnant HIV positive are primarily mediated by IgG
women with high levels of CD4 antibodies. Journal of Virology
count in low income settings: 2011; 85(18): 9555-67.
can viral load help as eligibility Gil Mor, Ingrid, C., Vikki, A., Seth, G.
criteria for maternal triple ARV 2011. Inflammation and
prophylaxis (WHO 2010 option pregnancy: the role of the
B)?. Pan African Medical immune system at the
Journal 2011; 10(27): 1-4. implantation site. Ann N Y Acad
Borges-Almeida E., Milanez Helaine Sci; 1221(1), pp. 80-87.
M. B. P. M., Maria Marluce, S. Gil Mor, Ingrid Cardenas. 2010. The
V., Fernanda, G. P. C., Beatriz immune system in pregnancy: a
M. A., Suiellen C. Reis-Alves, et unique complexity. Am J Reprod
al. 2011. The impact of maternal Immunol, 63(6), pp. 425-33.
HIV infection on cord blood Gp 41 ini berhubungan terhadap
lymphocyte subsets and cytokine penularan perinatal Rajesh
profile in exposed non-infected Ramakrishnan, Roshni Mehta, et
newborns. BMC Infectious al. Characterization of HIV-1
Diseases, 11(38), pp. 1-11. envelope gp41 genetic diversity
Chinkonde, J. R., Sundby, J., and functional domains
Martinson, F. 2009. The following perinatal transmission.
prevention of mother-to-child Journal of Retrovirology,
HIV transmission programme in 2006;3:42.
Lilongwe: why so many women Hladik, W., Musinguzi, J., Kirungi, W.,
drop out. Reprod Health Opio, A., Stover, J., Kaharuza,
Matters, 17(33), pp. 143-51. F., et al. 2008. The estimated
Dandekas, S., George, Baumler, A. J. burden of HIV/AIDS in Uganda,
2010. Th17 cells, HIV and the 2005-2010. AIDS. 22, pp. 503-
gut mucosal barrier. Curr Opin 10.
HIV AIDS; 5(2): 173-8. Ingrid, C., Robert, E. Means Paulomi,
Della, B. S., Giannelli, S., Cozzi, V., A., Kaori, K., Sabine, M. Lang,
Signorelli, V., Cappelletti, M., Carmen B., Alejandro, M., et al.
Cetin, I., Villa, M. L. 2011. 2010. Viral infection of the
Incomplete activation of placenta leads to fetal
peripheral blood dendritic cells inflammation and sensitization
during healthy human to bacterial products
pregnancy. Clinical and predisposing to preterm labor. J
Experimental Immunology; 164, Immunol, 185(2), pp. 1284-57.
pp. 180-92. Joint United Nations Programme on
Depkes RI. 2008. Modul Pelatihan HIV/AIDS (UNAIDS). Global
Pencegahan Penularan dari Ibu plan towards the elimination of
ke Bayi. new HIV infections among

106
Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
(Prevention Of Mother To Child HIV Transmission/PMTCT)

children by 2015 and keeping nested case-control study in a


their mothers alive, United resource poor setting. Virology
States, UNAIDS; 2011-2015. Journal 2010; 7(176): 1-
Kaizad, R. Damania, Parikshit, D. 9.Loignon, M., Brodeur, H.,
Tank., Mamatha, M. Lala. 2010. Deschenes, S., Phaneuf, D.,
Review article: recent trends in Pangala, V. B., Emil, T. 2012.
mother to child transmission of Combination antiretroviral
HIV in pregnancy. Jobstet therapy and chronic HIV
Gynecol India, 60(5), pp. 395- infection affect serum retinoid
402. concentration: longitudinal and
Kaizad DR, Parikshit TD, Mamatha cross-sectional assessments.
LM. Recentin mother to child AIDS Research and Therapy,
transmission of HIV in 9(3), pp.1-10.
pregnancy. J Obstet Gynecol Kevin ML, Peter I, Kuda M, Robert N,
India 2010; 60(5): 395-402. Laurence SM, Laurence HM,
Kerina D, Fredrik M, Felicity ZG, Jean HH. Associated between
Nyaradzai EK, Simba R, Mike breast milk viral load, mastitis,
ZC, et al. Human exclusive breast-feeding and
immunodeficiency virus (HIV) postnatal transmission of HIV.
types western blot (WB) band CID 2010; 50: 762-9.
profiles as potential surrogate Kulzer JL, Penner JA, Marima R, Oyaro
markers of HIV disease P, Oyanga AO, Shade SB, et al.
progression and predictors of Family model of HIV care and
vertical transmission in a cohort treatment: a retrospective study
of infected but antiretroviral in Kenya. Journal of the
therapy naive pregnant women International AIDS Society
in Harare, Zimbabwe. BMC 2012; 15(8): 1-6.
infectious Disease 2011; 11(7): Paolo, T., Felice, A., Zhonghua, T.,
1-8. Frederick, S., Eduardo, Z., Gil,
Kerina D, Fredrik M, Felicity ZG, M., et al. 2011. Focal increases
Nyaradzai EK, Simba R, Mike of fetal macrophages in
ZC, et al. Human placentas from pregnancies with
immunodeficiency virus (HIV) histological chorioamnionitis:
types western blot (WB) band potential role of fibroblast
profiles as potential surrogate monocyte chemotactic protein-1.
markers of HIV disease Am J Reprod Immunol, 65(5),
progression and predictors of pp. 470-9.
vertical transmission in a cohort Rajesh Ramakrishnan, Roshni Mehta, et
of infected but antiretroviral al. Characterization of HIV-1
therapy naive pregnant women envelope gp41 genetic diversity
in Harare, Zimbabwe. BMC and functional domains
infectious Disease 2011; 11(7): following perinatal transmission.
1-8. Journal of Retrovirology,
Kerina D, Felicity ZG, Knut IK, 2006;3:42.
Nyaradzi EK, Munyaradzi PM, Ruth E. Dickover, Eileen M., et al. Role
Simbarashe R, et al. antenatal of Maternal Autologous
HIV-1 RNA load and timing of Neutralizing Antibody in
mother to child transmission; a Selective Perinatal Transmission

107
Elizabeth Haryanti, Tuty Parwati Merati

of Human Immunodeficiency in breast milk from women with


Virus, Type 1 Escape Variants. or without antiretroviral drugs.
Journal of Virologi, Retrovirology 2011; 8(34): 1-12.
2006;80(13):6525-33. Valeriane L, Didier KE, Renaud B, Ida
Samuel, P., Jian, Z., Hideki, K., Fabian, V, Laurence D-M, Besigin T-G,
A-V., Michal, A. E. 2006. et al. 18-month effectiveness of
Transcytosis of human short-course antiretroviral
immunodeficiency virus 1 across regimens combined with
the placenta is enhanced by alternatives to breastfeeding to
treatment with tumour necrosis prevent HIV mother-to-child
factor alpha. Journal of General transmission. PloS ONE 2008;
Virology, 87, pp. 2269-78. 3(2): 1-11.
Shey Wiysonge C, Shehu Shey M, Xueling Wu, Adam B. Parast, et al.
Judith S, Eugene JK, Peter B. Nautralization Escape Variants
Vaginal microbicides for of Human Imunodeficiency
preventing mother-to-child Virus Type 1 Are Transmitted
transmission of HIV infection- from Mother to Infant. Journal
no evidence of an effect or of Virology, 2006;80(2):835-44.
evidence of no effect? S Afr
Med J 2007; 97: 530-3. WHO: Rapid Advice: use of
Shetty Avinash K, Marangwanda C, antiretroviral drugs for treating
Stranix-Chibanda L, pregnant women and preventing
Chandisawera W, Chirapa E, HIV infection in infants version
Mahomva A, et al. The 2. WHO 2009; Switzerland.
feasibility of preventing mother- WHO. Guidelines on HIV and infant
to-child trnasmission of HIV feeding 2010 principles and
using peer counselors in recommendations for infant
Zimbabwe. AIDS Research and feeding in the context of HIV
Therapy 2008; 5(17): 1-8. and a summary of evidence.
Siegfried, N., Iriam, J. H., Visser, M. WHO, UNAIDS, UNFPA,
E., Rollins, N. N. 2012. UNICEF 2010 Geneva.
Micronutrient supplementation WHO. Antiretroviral drugs for treating
in pregnant women with HIV pregnant women and preventing
infection. Cochrane Database HIV infection in infants;
Syst Rev, 14(3), pp. 1-10. recommendations for a public
Slyker JA, Chung MH, Dara AL, James health approach. WHO 2010
K, John K, Sarah H, et al. Austria.
Incidence and correlates of HIV- .
1 RNA detection in the breast
milk of women receiving
HAART for the prevention of
HIV-1 transmission. PloS ONE.
2012; 7(1): 1-9.
Valea D, Tuaillon E, Al Tabaa Y, Rouet
F, Pierre-Alain R, Nicholas M.
CD4+ T cells spontaneously
producing human
immunodeficiency virus type I

108

Anda mungkin juga menyukai