Anda di halaman 1dari 41

ASSESMENT PEMBELAJARAN DI SD

Tugas ini dibuat untuk melengkapi tugas kelompok


mata kuliah Asesment Pembelajaran di SD

Tentang
MENGEMBANGKAN KUESIONER, WAWANCARA, DAN INSTRUMENT
SOSIOMETRIK

Oleh
TRISNA LEVIA 19124036
VENI NURMAN 19124037

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Dr. Farida F, S.Pd, M.Pd, M.T
Dr. Risda Amini, M.P

PENDIDIKAN DASAR
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
“Mengembangkan Kuesioner, Wawancara, dan Instrumen Sosiometrik” ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Dr.
Farida, F. S.Pd., M.Pd., M.T dan Dr. Risda Amini, M.P selaku Dosen mata kuliah
Assesmen Pendidikan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Kuesioner, wawancara dan Instrumen Sosiometrik. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Padang, November 2019

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................2
D. Manfaat Penulisan............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
A. Mengembangkan Kuesioner.............................................................................3
1. Membangun Kuesioner...............................................................................3
2. Tipe Khusus Kuesioner...............................................................................9
3. Tujuan Penggunaan Kuesioner....................................................................12
B. Wawancara........................................................................................................12
C. Instrumen Sosiometrik......................................................................................17
1. Membangun Sosiometri..............................................................................18
2. Perangkat Pencalonan..................................................................................18
3. Instrumen “Tebak Siapa”.............................................................................20
4. Perangkat Penempatan................................................................................23
BAB III PENUTUP...................................................................................................25
A. Kesimpulan.......................................................................................................25
B. Saran.................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................26

ii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan kita sebagai seorang guru dituntut untuk mempunyai
pengetahuan, kreatifitas serta wawasan yang luas untuk memahami peserta didiknya
yang meliputi psikologi, kemampuan, kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh anak
didik. Untuk mengetahui kemampuan dan perkembangan peserta didik dapat dilakukan
melalui tes dan juga non tes.
Jenis tes yang digunakan ada bermacam-macam yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan penggunanya sendiri. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan peserta didik dalam menangkap dan memahami mata pelajaran yang telah
di sampaikan oleh sang guru.
Jika ingin mengetahui keadaan atau data pribadi seseorang, pengalaman,
pengetahuan, dan lain sebagainya yang kita peroleh dari responden kita bias
menggunakan kuesione. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang dikirim kepada
responden baik secara Iangsung maupun tidak Iangsung. Kuesioner atau angket secara
umum dapat berbentuk pertanyaan atau pernyataan yang dapat dijawab sesuai bentuk
angket. Apabila angket tertutup cara menjawab cukup dengan membubuhkan check list
(√) pada kolom. Sementara itu, apabila angket bersifat terbuka, cara menjawabnya
dengan mengisi jawaban pada kolom yang tersedia.
Untuk menilai pola perilaku individu dari peserta didik dapat dilakukan dengan
teknik sosiometri. Sosiometri merupakan alat yang tepat untuk mengumpulkan data
mengenai hubungan sosial dan tingkah laku sosial peserta didik, karena melalui
sosiometri kita memperoleh data tentang susunan hubungan antar individu, struktur
hubungan antar individu dan arah hubungan sosial.
Sedangkan wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. Apabila
wawancara dijadikan satu-satunya alat pengumpulan data, atau sebagai metode diberi
kedudukan yang utama dalam serangkaian metode-metode pengumpulan data lainnya,

3
ia akan memiliki ciri sebagai metode primer. Sebaliknya jika ia digunakan sebagai alat
untuk mencari informasi-informasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain, ia akan
menjadi metode perlengkap. Sebagai metode primer wawancara mengemban tugas yang
sangat penting. Sebagai pelengkap metode wawancara menjadi sumber informasi yang
sangat berharga, dan sebagai kriterium ia menjadi alat yang memberikan pertimbangan
yang memutuskan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa itu kuesioner?
2. Apa itu jadwal wawancara?
3. Apa itu instrumen sosiometrik

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian kuesioner
2. Mengetahui tentang jadwal wawancara
3. Mengetahui tentang instrument sosiometrik

D. Manfaat Penulisan
Dengan makalah ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta
pemahaman yang baik, baik kepada penulis maupun kepada pembaca tentang
Kuesioner, Wawancara, dan Instrumen Sosiometrik.

4
II. PEMBAHASAN

A. Kuesioner
Kuesioner sebagai salah satu instrumen penelitian ilmiah banyak dipakai
pada penelitian sosial, misalnya penelitian di bidang sumberdaya manusia,
pemasaran serta penelitian tentang keperilakuan seseorang (behavioral research).
Kuesioner merupakan alat pengumpulan data primer dengan metode survei untuk
memperoleh opini responden. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan informasi
pribadi misalnya sikap, opini, harapan dan keinginan responden [1].
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden.
Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat atau
direkam. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang efisien bila peneliti
mengetahui secara pasti data atau informasi apa yang dibutuhkan dan bagaimana
variabel yang menyatakan informasi yang dibutuhkan tersebut diukur. Pertanyaan yang
diajukan dalam kuisioner harus jelas dan mudah dimengerti untuk mengurangi
kesalahan interpretasi responden dalam pengisian kuisioner [2].
Bentuk pertanya pada kuesioner terbagi menjadi pertanyaan yang sifatnya
terbuka atau tertutup. Pertanyaan terbuka memungkinkan responden menjawab bebas
dan seluas-luasnya terhadap pertanyaan, namun dalam pertanyaan tertutup
responden hanya diberi kesempatan memilih jawaban yang tersedia. Pertanyaan
tertutup akan mengurangi variabilitas tanggapan responden sehingga memudahkan
analisisnya. Pilihan jawaban yang diberikan dapat berupa pilihan dikotomis
sampai dengan pertanyaan pilihan ganda yang memungkinkan gradasi preferensi
responden [1].

1. Membangun Kuesioner
Kuesioner merupakan daftar pertanyaan-pertanyaan yang tertulis sehingga
pertanyaan-pertanyaan dapat ditanggapi secara sistematis. Perbedaan utama antara
kuesioner dan tes adalah biasanya tidak terdapat jawaban yang benar untuk pertanyaan
yang diajukan dalam kuesioner [3].

5
Contoh kuesioner

Adapun langkah dasar untuk membuat kuisioner, yaitu [3]:


Langkah 1: Gambarkan informasi yang dibutuhkan
Terdapat tiga hal yang harus ditetapkan secara jelas dari awal yaitu: (1) siapa
atau apa opini yang anda inginkan, (2) opini siapa yang membuat anda tertarik, (3)
tipe informasi apa yang ingin anda peroleh.
Asumsikan bahwa kuisioner tersebut akan digunakan untuk memperoleh opini
(dan tes pengetahun untuk memperoleh pengetahuan), hal pertama yang harus anda
lakukan adalah menentukan siapa atau apa opini yang anda inginkan. Pertanyaan
anda harus secara jelas mengindikasikan objek dari opini yang dimaksud.

6
Pertanyaan-pertanyaan harus dirancang sehingga pantas untuk yang akan
merepon pertanyaan tersebut.
Tipe dari informasi yang anda inginkan dapat dibedakan beradasarkan jenis
pertanyaan opini yang anda tanyakan.

Langkah 2: Menulis pertanyaan-pertanyaan.


Buatlah pertanyan anda sejelas dan seringkas mungkin sebisa mungkin.
Pastikan pertanyaan anda sesuai dengan yang akan menjawabnya. Tulis tiap
pertanyaan sehingga hal tersebut akan memberikan anda tipe informasi yang anda
butuhkan.
Banyak tipe pertanyaan yang dapat diajukan. Pertanyaan dari kuisioner dapat
mengambil bentuk dari checklist atau skala rating.
Banyak jenis pertanyaan yang lebih pantas unutk kuisioner dibandingkan tes.
Meskipun melelahkan, sebuah daftar perwakilan dari jenis pertanyaan disediakan
oleh Brand (1972). Tiap pertanyaan dalam daftarnya terdapat di bawah ini, bersamaan
dengan dekripsi singkat dan contoh untuk bagaimana mereka dapat ditanyakan.

Pertanyaan yang secara khusus berguna dalam kuisioner.


1. Pertanyaan utama. Pertanyaan utama berguna untuk membuka topik dalam
opini yang dicari. Contoh: Apa yang anda fikirkan tentang diskusi kelas?; Apa
yang anda pikirkan tentang ide untuk mengadakan pertemuan pada hari Jumat?
2. Pertanyaan pembanding. Pertanyaan pembanding memaksa reponden untuk
membuat keputusan yang lebih disukai diantara item konten. Contoh: Apakah
anda lebih suka bermain bola atau menonton film yang bagus?; Mana yang
anda pilih, arimatika atau sejarah?
3. Pertanyaan mengingat peristiwa masa lalu. Pertanyaan ini digunakan untuk
menemukan seberapa banyak responden yang mengingat peristiwa yang telah
terjadi. Contoh: Apa yang and ingat tentang perusahaan keripik kentang yang

7
telah kita kunjungi?; Apa yang terjadisaat kita memperbolehkan/membiarkan
bahan percobaan kita jadi tercemar?
4. Mengingat kembali perilaku responden. Pertanyaan ini berguna untuk
menentukan jenis perilaku responden yang sebelumnya terlibat dan dapat
digunakan untuk pertama-tama menetapkan fakta bahwa responden yang
berprilaku dengan cara tertentu dan kemudian merekan dapat diikuti oleh
pertanyaan yang menanyakan jika prilaku tersebut merupakan khas.
Contoh: Apa yang anda lakukan pertama kali saat anda pergi ke perpustakaan?;
Dapatkah anda mengingat kapan saja anda menyalin dari tugs orang lain?
Apakah kamu sering melakukannya?
5. Pertanyaan perasaan. Digunakan untuk memperoleh reaksi subjektif dan
afektif terhadap kejadian masa lalu dan sekarang. Contoh: Apa yang anda
rasakan tentang kode pakaian baru di sekolah?; apa yang anda rasakan saat
mendengar kita akan sekolah pada Sabtu minggu ini?
6. Pertanyaan sebab-akibat. Digunakan untuk menemukan alasan responden
terhadap beberapa peristiwa atau situasi. Contoh: Kenapa presiden
memberlakukan pembebanan harga?; Apa yang membuat murid-murid mau
bekerja keras untuk seorang guru?
7. Pertanyaan apa yang ada di sekitar itu. Digunakan untuk memperoleh
responden mengutip detail tambahan tentang reaksi mereka, opini, atau
kejiadian. Contoh: Apa yang paling mengganggu anda tentang apa yang
terjadi?; Apa yang membuat anda pergi ke depan dan melakukannya seperti
itu?
8. Pertanyaan ‘Ingin/akan’. Pertanyaan ‘Ingin/akan’ dapat membantu anda
menemukan kepercayaan atau standar responden. Contoh: Jika anda seorang
guru dan hal tersebut terjadi di ruangan anda, apa yang akan anda lakukan?;
Jika andaTom Sawyer dan hal tersebut terjdi pada anda, apa yang akan anda
lakukan? Kenapa?
9. Pertanyaan ‘sebaiknya/seharusnya’. Pertanyaan ‘sebaiknya/seharusnya’
membantu anda menemukan kepercayaan responden tentang aksi dan kedaan
yang lebih disukai dan idel. Contoh: Menurut opini anda, apa yang seharusnya

8
menjadi subjek paling penting di sekolah?; Apa yang benar-benar anda rasakan
tentang harus seperti apa seorang ketua kelas ?
10. Pertanyaan kenapa. Digunakan untuk berbagai jenis maksud. Sering digunakan
untuk menyelidiki detail yang lebih dan menyelidiki alasan dari kepercayaan
tertentu. Contoh: Kenapa anda berpikir bahawa kasus harus ditangani seperti
itu?; Kenapa karakter utama dalam permainan selalu menutupi perbuatannya?
Apakah kita melakukannya juga? Kenapa?

Langkah 3: Urutkan pertanyaan.


Susunan pertanyaan yang sering digunakan:
Umum ke Khusus. Salah satu cara untuk menyusun pertanyaan adalah
menempatkan pertanyaan umum terlebih dahulu dan kemudian tambahkan secara
bertingkat pertanyaan yang lebih khusus dengan pertanyaan yang paling khusus
ditempatkan di akhir. Cara ini merupakan cara penyusunan yang khususnya berguna
saat alasan dari kuisioner adalah untuk memperoleh opini pada beragam level dari
keadaan yang umum. Prosedur ini juga akan menghasilkan informasi yang dapat
digunakan unutk membandingkan opini umum terhadap opini tentang kejadian
khusus.
Tidak berpendapat ke sensitif. Biasanya digunakan dengan pertanyaan yang
tidak menyerukan sebuah komitmen pada bagian responden. Pertanyaan pertama ini
sebaiknya tidak mengancam. Kemudian, pertanyaan tentang topik responden adalah
pertanyaan yang agak sensitif untuk ditanyakan.
Susunan Topikal. Sering pertanyaan dalam kuisioner dapat dikelompokkan
berdasarkan topik dan sub topik. Hal ini mengizinkan responden untuk
mempertimbangkan pertanyaan tentang topik-topik lain. Penyusunan ini biasanya
berguna untuk lebih memudahkan murid untuk menanggapi dan menolong mereka
untuk lebih konsisten, karena dapat mengekspresikan seluruh opini tentang topik
khusus dalam waktu singkat.

9
Sususan campuran. Cara ini dapat mengurangi kemungkinan siswa akan
menemui ketidakkonsistenan dalam jawaban mereka dan merubah beberapa untuk
memproduksi sebuah konsistensi/ketetapan palsu yang mungkin tidak mencerminkan
opini mereka yang sebenarnya.

Langkah 4: Sediakan sebuah cara untuk menanggapi.


Hal pertama untuk dipertimbangkan adalah tanggapan-tanggapan harus dibuat
pada kuisioner itu sendiri atau pada lembar yang berbeda. Biasanya lebih mudah bagi
responden untuk menanggapi pada kuisioner tersebut, tapi lebih mudah untuk
menskor jika tanggapan dibuat dilembar berbeda. Jika lembar jawaban terpisah
digunakan, kuisioner yang sama dapat digunakan pada beberapa kelas dalam semester
yang sama atau untuk kelas yang sama dari semester ke semester.
Saat tanggapan terbuka yang diminta, sediakan ruang cukup untuk perkiraan
jawaban yang terpanjang, Saat skala rating digunakan, pastikan jawaban tidak
menyatu satu sama lain, sehingga membuatnya susah ditandai. Saat alternatif jawaban
yang akan dibuat, jaga tiap alternatif terpisah dari yang lain, dan jika terpisah, lembar
jawaban digunakan untuk memastikan bahwa alternatif diberi tanda dengan cara yang
sama pada lembar jawaban pada kuisioner.

Langkah 5. Buat Petunjuk


Kuisioner yang disusun dengan baik akan menghasilkan hasil yang buruk jika
instruksi tidak ditulis dengan baik. Petunjuk yang mengiringi kusioner harus memuat
dua elemen pokok: (1) sebuah alasan untuk kusioner dan (2) prosedur untuk
menggunakannya. Dalam alasan/rasional, responden harus diberikan alasan yang
sah/logis kenapa mereka diharuskan menjawab pertanyaan.
Saat menjelaskan prosedur untuk menanggapi pada sebuat kuisioner, anda
sebaiknya tidak hanya memberitahu reponden bagaimana untuk menanggapi tapi juga
menginformasikan batasan-batasan yang ingin anda tempatkan pada tanggapan. Jika
prosedur untuk menanggapi cukup rumit atau anda memiliki alasan untuk memiliki

10
kepercayaan bahwa siswa tidak familiar dengan tipe tanggapan yang anda harapkan
dari mereka, anda harus menyertainya dengan contoh. Pada akhirnya, instruksi harus
menjukkan atau tidak, bahwa hasilnya akan dirahasiakan.

Langkah 6: Perbanyak Kuisioner


Saat membuat kuisioner, pastikan anda menggunakan format yang mudah
untuk dibaca dan tidak menjejalkan pertanyaan secara bersamaan dengan maksud
untuk menghemat kertas. Sisakan beberapa jarak/spasi diantara pertanyaan-
pertanyaan. Pastikan bahwa masih ada lebih dari cukup ruang untuk menanggapi.
Membuat salinan (ditto) atau prosedur menyalin (menggunakan mesin
fotokopi) memang mudah digunakan, tetapi jangan coba untuk memperoleh salinan
lebih dari yang kuisioner asli perbolehkan. Jika terdapat beberapa halaman kusam dan
susah dibaca, responden akan cepat lelah dalam menanggapin dan akan berhenti
menanggapi lebih atau setidaknya menanggapi secara acak/sembarangan agar cepat
menyelesaikannya.

2. Tipe Khusus Kuisioner


Terdapat dua tipe kuesioner yang secara khusus berguna bagi guru kelas yang
berguna untuk memperoleh laporan diri, yaitu:
a. Inventory (Inventaris)
Inventaris menyediakan makna dari memperoleh daftar minat, suka dan
tidak suka, persepsi dari kemampuan, kekuatan dan kelemahan seseorang, dll.
Inventaris dibangun dengan membuat sebuah daftar dari prilaku, opini, minat,
perspsi,dll. Tiap individual diminta untuk memeriksa semua hal yang mewakili
prilaku, persepsi atau perasaan mereka sendiri. Kuisioner ini hanya menuntut
jawaban “ya” dan “tidak”.

Contoh : setiap pernyataan berikut yang benar dari anda. Jika


Periksa
benar, jawab YA dan jika tidak benar jawab TIDAK pada kotak
yang tersedia.
Saya suka bersekolah.
Saya lebih menyukai bermain bika dibandingkan
membaca buku yang bagus.
11
Saya menikmati mendengarkan yang lain membaca
keras.
Saya menonton banyak program TV yang berbeda
b. Skala Sikap
Meskipun pembuatan skala sikap itu susah, guru dapat membuat beberapa
skala sederhana dan harus digunakan dengan hati-hati untuk menyediakan
informasi yang menjadi tambahan/pelengkap yang diperoleh dari pengamatan
dan wawancara informal. Mungkin jenis skala yang paling mudah untuk dibuat
adalah skala Likert. Skala ini digunakan oleh para peneliti guna mengukur
persepsi, sikap ataupun pendapat seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial [4].
Penggunaan skala ini dapat menilai sikap atau tingkah laku dengan
cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden. Kemudian
responden diminta memberikan pilihan jawaban ataupun pendapat dalam
skala ukur yang telah disediakan untuk skala likert yaitu sangat setuju,
setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Skala ukur tersebut akan
ditempatkan berdampingan dengan pertanyaan atau pernyataan yeng telah
direncanakan dengan tujuan agar responden lebih mudah memberikan jawaban
sesuai dengan pertimbangan responden [5].

Contoh Skala 5 poin

Buku teks biasanya menyenangkan.

Sangat setuju Setuju Tidak Tidak Setuju Sangat


Diputuskan Tidak setuju

12
Pada skala ini, sebuah nomor pernyataan disajikan kepada reponden. Dalam
skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik pernyataan positif maupun
negatif, dinilai oleh subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak
setuju, sangat tidak setuju. Skor yang diberikan terehadap pilihan tersebut
bergantung pada penilai asal penggunaannya konsisten. Yang jelas, skor untuk
pernyataan positif dan negatif adalah kebalikannya seperti pada contoh [6].Berikut
contohnya:
Pernyataan Sangat Setuju Tidak Tidak Sangat
Sikap Setuju Punya Setuju Tidak
Pilihan Setuju

Pernyataan 2 1 0 1 2
positif
5 4 3 2 1

Pernyataan 2 1 0 1 2
negative
1 2 3 4 5

Adapun panduan untuk membuat skala Likert yaitu:

a. Tiap pernyataan sebaiknya diungkapkan dengan kata-kata yang familiar untuk


reponden.
b. Tiap pernyataan sebaiknya menyatakan sikap/perilaku yang ‘secara jelas
positif’ atau ‘secara jelas negatif’ .
c. Daftar akhir dari pernyataan harus termasuk dalam sebuah pernyataan positif
atau negatif yang kurang lebih sama
d. Tiap pernyataan sebaiknya menghasilkan informasi yang dibutuhkan

3. Tujuan Penggunaan Kuisioner


Pada dasarnya digunakan untuk memperoleh opini dan sikap daripada ukuran
pencapaian [3]. Kemudian tujuan lainnya dari penggunaan kuisioner yakni [6]:

13
1) memperoleh data mengenai latar belakang siswa sebagai bahan dalam
menganalisis tingkah laku hasil dan proses belajarnya.
2) untuk memperoleh data mengenai hasil belajar yang dicapainya dan proses
belajar yang ditempuhnya.
3) untuk memperoleh data sebagai bahan dalam menyusun kurikulum dan program
program belajar.

Contoh analisis dari kuesioner skala Gutman :

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Responden

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel keseluruhan karyawan LP3I


sebanyak 35 orang, dengan profil responden sebagai berikut:
Tabel Responden

Kriteria Sub Kriteria Jumlah

Jenis Kelamin Laki-laki 23

Perempuan 12
Pekerjaan Responden Branch Manager 1

Sekretaris 1

Staff Pendidikan 5

Staff Keuangan&HRD 8

Staff Marketing&FO 7

14
Staff C&P 3

Staff IT 4
Staff Otomotif 2
Koordinator Program
4

Pendidikan Terakhir SLTA 8

Perguruan Tinggi D-3 18

Perguruan Tinggi S-1 7

Perguruan Tinggi S-2 2

4.1 Analisis Hasil Penelitian

Untuk mengetahui gambaran motivasi kerja karyawan LP3I


Tasikmalaya, digunakan analisis deskriptif berdasarkan tanggapan atas
pertanyaan – pertanyaan dalam kuesioner. Item- item pertanyaan dalam
motivasi kerja digambarkan dalam bentuk table deskripsi frekuensi.

Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja

Kategori
NO Item Pertanyaan Skor Persentase
Apakah setelah bekerja di LP3I, membuat 68 97.14 Baik
1 Bapak/Ibu merasa lebih berguna dan
bermanfaat bagi orang lain?

15
Apakah tugas dan tanggung jawab yang 70 100 Baik
2
diberikan sesuai dengan pendidikan dan
kemampuan Bapak/Ibu?
Apakah setiap pekerjaan dapat dilaksanakan 62 88.57 Baik
3
dengan baik?

16
Apakah bekerja di LP3I membuat para 70 100 Baik
4
karyawan berkembang kemampuannya?
Apakah Bapak/Ibu ingin mencapai 64 91.43 Baik
5
kesuksesan dalam bekerja?
Apakah Bapak/Ibu memiliki peluang dan 70 100 Baik
6 kesempatan untuk mengembangkan
keterampilan dan kemampuan yang dimiliki?
Apakah pemberian penghargaan bagi 66 94.29 Baik
7 karyawan yang berprestasi akan 3esame
motivasi kerja bagi karyawan yang lainnya?
Apakah gaji yang diperoleh sesuai dengan 54 77.14 Baik
8
pekerjaan yang dilakukan?
Apakah keamanan dan kenyamanan dalam 56 80 Baik
9
menjalankan pekerjaan sangat terjamin?
Apakah sarana pendukung dan peralatan 42 60 Cukup
10
bekerja sangat baik dan memadai?
Apakah Bapak/Ibu bisa menyesuaikan diri 68 97.14 Baik
11
dengan baik di lingkungan pekerjaan?
Apakah Bapak/Ibu tidak pernah mengeluh 46 65.71 Cukup
12
dalam melakukan pekerjaan?
Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti 66 94.29 Baik
13
pelatihan?
Apakah Bapak/Ibu menikmati kerjasama 64 91.43 Baik
14
dengan orang lain?
Apakah Bapak/Ibu diberikan kesempatan ikut 68 97.14 Baik
15 berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang
akan dicapai?
Apakah situasi lingkungan kerja baik dan 66 94.29 Baik
16
menyenangkan?
Apakah hubungan kerja dengan 3esame 66 94.29 Baik
17
rekan kerja berjalan dengan baik?

17
Apakah setiap Bapak/Ibu membutuhkan 58 82.86 Baik
18 pertolongan dalam bekerja, rekan kerja selalu
siap memberikan bantuan?
Apakah keluarga Bapak/Ibu sangat 70 100 Baik
19
mendukung pekerjaan saat ini?
Apakah setiap masalah yang Bapak/Ibu alami 48 68.57 Cukup
20
tidak berpengaruh pada pekerjaan?
Jumlah 1242 1774.29

Rata-rata 62.1 88.71 Baik

18
Rekapitulasi hasil jawaban responden dicari rata-ratanya dengan

perhitingan sebagai berikut:

Rata-rata skor = total skor

jumlah item

Rata-rata skor = 1242

20

= 62.1

Selanjutnya ditentukan dalam bentuk persentasi dengan


perhitungan sebagai berikut:

Persentasi skor = skor rata-rata × 100 %

skor ideal

Persentasi skor = 62.1 × 100 %

70

= 88.71
Dari perhitungan tersebut diperoleh persentasi skor nilai 88.71 %.

Sehingga apabila dimasukkan kedalam Kategori Persentase menurut Arikunto

(1998:246), yaitu:

19
Tabel 1.2

Kategori Presentase

Baik 76 % - 100 %

Cukup 56 % - 75 %

Kurang Baik 40 % - 55 %

Tidak Baik Kurang dari 40 %

maka motivasi kerja karyawan di LP3I Cabang Tasikmalaya termasuk kategori


Baik.
Dari perhitungan tersebut diperoleh persentasi skor nilai 88.71 %.
Sehingga apabila dimasukkan kedalam Kategori Persentase menurut Arikunto
(1998:246), yaitu:
Tabel 1.2

20
Baik 76 % - 100 %

Cukup 56 % - 75 %

Kurang Baik 40 % - 55 %

Tidak Baik Kurang dari 40 %

21
maka motivasi kerja karyawan di LP3I Cabang Tasikmalaya termasuk kategori
Baik.

Berdasarkan deskripsi frekuensi dapat didefinisikan tanggapan


responden terhadap item-item pertanyaan variable motivasi kerja sebagai
berikut:

1. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 1 yaitu, “Apakah


setelah bekerja di LP3I, membuat Bapak/Ibu merasa lebih berguna
dan bermanfaat bagi orang lain?”, 97.14% responden menjawab Ya
dengan skor nilai 68. Kondisi ini termasuk kedalam kategori baik.
Artinya bahwa setelah para karyawan/karyawati bekerja di LP3I,
membuat mereka dihormati dan dihargai orang lain, bahkan
dibutuhkan orang lain.
2. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 2 yaitu, “Apakah tugas
dan tanggung jawab yang diberikan sesuai dengan pendidikan dan
kemampuan Bapak/Ibu?”, 100% responden menjawab Ya dengan skor
nilai 70. Kondisi ini termasuk kedalam kategori baik. Artinya bahwa
karyawan LP3I dalam melakukan pekerjaan dan tanggung jawabnya
sesuai dengan pendidikan dan kemampuan yang dimiki.
3. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 3 yaitu, “Apakah
setiap pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik?”, 88.57%
responden menjawab Ya dengan skor nilai
62. Kondisi ini termasuk kedalam kategori baik. Artinya bahwa
karyawan LP3I dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

22
4. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 4 yaitu, “Apakah
bekerja di LP3I membuat para karyawan berkembang
kemampuannya?”, 100% responden menjawab Ya dengan skor nilai
70. Kondisi ini termasuk kedalam kategori baik. Artinya bahwa
kemampuan karyawan LP3I ikut berkembang setelah bekerja di LP3I
Tasikmalaya.
5. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 5 yaitu, “Apakah
Bapak/Ibu ingin mencapai kesuksesan dalam bekerja?”, 91.43%
responden menjawab Ya dengan skor nilai 64. Kondisi ini termasuk
kedalam kategori baik. Artinya bahwa kesuksesan dalam bekerja
selalu ingin dicapai oleh para karyawan.
6. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 6 yaitu, “Apakah
Bapak/Ibu memiliki peluang dan kesempatan untuk mengembangkan
keterampilan dan kemampuan yang dimiliki?”, 100% responden
menjawab Ya dengan skor nilai 70. Kondisi ini termasuk kedalam
kategori baik. Artinya bahwa karyawan LP3I memiliki peluang dan
kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan
yang dimilikinya.
7. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 7 yaitu, “Apakah
pemberian penghargaan bagi karyawan yang berprestasi akan 6esame
motivasi kerja bagi karyawan yang lainnya?”, 94.29% responden
menjawab Ya dengan skor nilai 66. Kondisi ini termasuk kedalam
kategori baik. Artinya bahwa pemberian penghargaan bagi karyawan
yang berprestasi 6esame motivasi kerja bagi karyawan yang lainnya.
8. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 8 yaitu, “Apakah gaji
yang diperoleh sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan?”, 77.14%
responden menjawab Ya dengan skor nilai 54. Kondisi ini termasuk
kedalam kategori baik. Artinya bahwa gaji yang diperoleh sesuai

22
dengan pekerjaan yang dilakukan.
9. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 9, “Apakah keamanan
dan kenyamanan dalam menjalankan pekerjaan sangat terjamin?”,
80% responden menjawab Ya dengan skor nilai 56. Kondisi ini
termasuk kedalam kategori baik. Artinya bahwa keamanan dan
kenyamanan dalam bekerja terjamin dengan baik.

10. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 10 yaitu, “Apakah


sarana pendukung dan peralatan bekerja sangat baik dan memadai?”,
60% responden menjawab Ya dengan skor nilai 42. Kondisi ini
termasuk kedalam kategori cukup. Artinya bahwa sarana pendukung
dan peralatan yang ada di LP3I belum memadai untuk digunakan
dalam menyelesaikan pekerjaan.
11. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 11 yaitu, “Apakah
Bapak/Ibu bisa menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan
pekerjaan?”, 97.14% responden menjawab Ya dengan skor nilai 68.
Kondisi ini termasuk kedalam kategori baik. Artinya bahwa karyawan
LP3I dapat menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan pekerjaan.
12. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 12 yaitu, “Apakah
Bapak/Ibu tidak pernah mengeluh dalam melakukan pekerjaan?”,
65.71% responden menjawab Ya dengan skor nilai 46. Kondisi ini
termasuk kedalam kategori cukup. Artinya masih ada karyawan LP3I
yang mengeluh dalam melakukan pekerjaannya.
13. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 13 yaitu, “Apakah
Bapak/Ibu pernah mengikuti pelatihan?”, 94.29% responden
menjawab Ya dengan skor nilai 66. Kondisi ini termasuk kedalam
kategori baik. Artinya bahwa 7esame semua karyawan LP3I pernah
mengikuti pelatihan.
14. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 14 yaitu, “Apakah

23
Bapak/Ibu menikmati kerjasama dengan oranglain?”, 91.43%
responden menjawab Ya dengan skor nilai 64. Kondisi ini termasuk
kedalam kategori baik. Artinya bahwa karyawan LP3I saling
bekerjasama dalam melakukan pekerjaannya.
15. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 15 yaitu, “Apakah
Bapak/Ibu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam
menentukan tujuan yang akan dicapai?”, 97.14% responden menjawab
Ya dengan skor nilai 68. Kondisi ini termasuk kedalam kategori baik.
Artinya bahwa karyawan LP3I diberikan kesempatan untuk
berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai.

16. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 16 yaitu, “Apakah


situasi lingkungan kerja baik dan menyenangkan?”, 94.29%
responden menjawab Ya dengan skor nilai 66. Kondisi ini termasuk
kedalam kategori baik. Artinya situasi lingkungan kerja di LP3I baik
dan menyenangkan.
17. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 17 yaitu, “Apakah
hubungan kerja dengan 8esame rekan kerja berjalan dengan baik?”,
94.29% responden menjawab Ya dengan skor nilai 66. Kondisi ini
termasuk kedalam kategori baik. Artinya bahwa karyawan LP3I
menjalin hubungan kerja dengan baik 8esame rekan kerja.
18. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 18 yaitu, “Apakah
setiap Bapak/Ibu membutuhkan pertolongan dalam bekerja, rekan
kerja selalu siap memberikan bantuan?”, 82.86% responden menjawab
Ya dengan skor nilai 58. Kondisi ini termasuk kedalam kategori baik.
Artinya bahwa karyawan LP3I saling membantu dalam menjalankan
pekerjaan.
19. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 19 yaitu, “Apakah
keluarga Bapak/Ibu sangat mendukung pekerjaan saat ini?”, 100%

24
responden menjawab Ya dengan skor nilai 70. Kondisi termasuk
kedalam kategori baik. Artinya bahwa pihak keluarga dari masing-
masing karyawan LP3I sangat mendukung bekerja di LP3I.
20. Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 20 yaitu, “Apakah
setiap masalah yang Bapak/Ibu alami tidak berpengaruh pada
pekerjaan?”, 68.57% responden menjawab Ya dengan skor nilai 48.
Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup. Artinya masalah yang
dihadapi oleh karyawan LP3I masih berpengaruh terhadap pekerjaan.
Secara umum variable motivasi kerja termasuk dalam kategori baik dengan
skor nilai 62,1 .
B. Wawancara
Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal
ke formal. Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau
kendali oleh satu atau partisipan lainnya, aturan pada wawancara penelitian lebih ketat.
Tidak seperti pada percakapan biasa, wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja, oleh karena itu hubungan asimetris harus
tampak. Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan, persepsi,
dan pemikiran partisipan [7].
Peneliti harus memutuskan besarnya struktur dalam wawancara. Struktur
wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai berstruktur. Penelitian
kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur.
Wawancara tidak berstruktur, tidak berstandard, informal, atau berfokusdimulai dari
pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian.Wawancara ini biasanya diikuti
oleh suatu kata kunci,agenda atau daftar topik yang akan dicakup dalam wawancara.
Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan sebelumnya kecuali dalam wawancara
yang awal sekali. Wawancara Semi Berstruktur, wawancara ini dimulai dari isu yang
dicakup dalam pedoman wawancara. Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti
dalam penelitian kuantitatif. Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu. Wawancara berstruktur

25
atau berstandard. Peneliti kualitatif jarang menggunakan jenis wawancara ini. Beberapa
keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat data yang diperoleh tidak kaya.
Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan yang telah direncanakan sebelumnya.
Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang sama dengan urutan yang sama pula. Jenis
wawancara ini menyerupai kuesioner survei tertulis [7].
Susunan dalam kegiatan wawancara [3]:
1. Membuat Jadwal (Daftar Rencana) Wawancara
Wawancara merupakan sebuah teknik inkuiri (penyelidikan). Jadwal
wawancara merupakan sebuah instrumen yang menuntun pewawancara. Sebuah
perangkat pertanyaan adalah jantung dari jadwal wawancara. Elemen lain dalam
jadwal wawancara adalah pernyataan dari tujuan wawancara, sebuah garis besar
untuk mendirikan hubungan dengan yang diwawancarai, sebuah garis besar dari
stuktur wawancara, sebuah catatan yang menunjukkan waktu dan tempat dari
wawancara, dan sebuah ruang untuk menuliskan catatan selama wawancara.
Sebuah jadwal wawancara biasanya dituliskan sehingga tiap elemen yang di
atas dapat dirujuk sebagai wawancara adalah dipimpin. Bagaimanapun, ketika
mempersiapkan untuk wawancara singkat dan sedikit formal, elemen tersebut tidak
mesti dituliskan. Meskipun demikian, anda harus memberikan beberapa pikiran untuk
tiap elemen ini saat anda mempersiapkan wawancara.
2. Sebuah Pernyataan Tujuan Wawancara.
Jika hal pertama dalam jadwal wawancara anda adalah sebuah pernyataan
tujuan, hal tersebut akan menjadi pengingat bagi anda dan anda akan lebih mungkin
untuk memperoleh informasi yang anda inginkan. Tentukan dahulu tujuan dasar dari
wawancara. Kemudian tanyakan ke diri anda: “Jenis infromasi apa yang yang
mungkin dapat saya peroleh dari sebuah wawancara?”. Pertanyaan-pertanyaan yang
anda putuskan untuk ditanyakan selama wawancara akan menentukan bagian dari
jawaban anda terhadap pertanyaan ini.
3. Sebuah Kumpulan Garis Besar Untuk Membangun Hubungan
Seorang pewawancara yang baik dengan cepat mampu membangun hubungan
dengan yang diwawancarainya. Hal pertama yang harus anda lakukan adalah untuk
mengidentifikasi beberapa hal yang tidak mengancam topik dengan siapa anda

26
membuka wawancara. Kemudian, cari tahu cara untuk membuat tujuan dari
wawancara bermakna dan dapat diterima bagi yang diwawancarai. Jika tujuan
wawancara sebaiknya tidak diketahu oleh yang diwawancarai, anda harus membuat
sebuah alasan semu yang terlihat masuk akal dan absah. Ketiga, membangun suara,
alasan penting kenapa yang diwawancari harus benar-benar jujur. Juga, sediakan
argumen yang meyakinkan bahwa informasi yang diperoleh dalam keyakinan yang
paling tepat dan tidak akan digunakan untuk menentang yang diwawancarai.
Bersiaplah untuk menunjukkan bagaimana informasi yang diperoleh dapat digunakan
unutk membantu yang diwawancarai.
4. Sebuah Kumpulan Pertanyaan
Sebuah pertimbangan tambahan harus disimpan dalam pikiran saat pertanyaan-
pertanyaan yang biasa digunakan: pertanyaan akan disajikan kepada responden secara
lisan. Artinya anda harus memastikan bahwa pertanyaan harus singkat dan mudah
untuk dimengerti. Responden harus mengingat pertanyaan yang anda tanyakan saat ia
mencari tanggapan. Gunakan kata-kata yang biasanya gampang dimengerti dan
jangan ungkapkan pertanyaan anda dengan struktur tatabahasa yang rumit.
5. Sebuah Garis Besar Bagaimana Wawancara akan Terstruktur
Struktur tertentu yang digunakan sebaiknya ditentukan oleh tujuan wawancara
dan hubungan alami antara pewawancara dengan yang diwawancarai. Beberapa
wawancara ada yang sangat terstruktur. Pertanyaan yang hampir semuanya berhasil
terlebih dahulu, waktu tertentu dan tempat disisihkan, dan tujuan formal sangat baik
dirincikan. Wawancara ini terutama berguna untuk mengkomunikasikan ide-ide
dan/atau memperoleh informasi yang sangat spesifik tentang topik tertentu.
Wawancara yang tidak terstruktur. Hampir semua pertanyaan tidak
diformulasikan terlebih dahulu dan pewawancara ‘memainkannya dengan telinga’,
membiarkan satu pertanyaan memimpin pertanyaan lain. Namun wawancara tidak
terstruktur ini kadang berguna untuk memperoleh informasi yang sangat umum.
Minat yang tidak terduga, sikap, dan opini sering tidak terungkap dalam wawancara
ini. Karena tidak formal, nada percakapan dari beberapa wawancara bagus untuk

27
membuka dan menjaga garis penting dari komunikasi dan baik saat yang
diwawancarai merasa tertekan/terancam dan ragu untuk berbucara.

6. Dicatat Pada Waktu Dan Tempat Wawancara


Catatan singkat pada saat Anda berencana untuk berbicara/wawancara akan
memberi dua tujuan: (1) itu akan mengingatkan Anda tentang siapa Anda melakukan
wawancara, kapan dan di mana, dan (2) ketika Anda merekam informasi yang Anda
memperoleh dari wawancara, Anda akan tahu kapan itu dikumpulkan. Mudah untuk
menunda pencatatan dan mengisi catatan wawancara. Jika Anda benar-benar
menunda ini Anda setidaknya akan memiliki rekaman tentang siapa yang telah
diwawancarai, kapan dan di mana.
7. Ruang Untuk Mencatat
Selama wawancara yang paling direncanakan, Anda akan akan mengambil
catatan singkat. Memiliki ruang yang tersedia untuk ini tepat pada jadwal wawancara
meyakinkan Anda bahwa ketika catatan yang dibawa pergi, informasi tentang
mengapa wawancara dilakukan, dengan siapa, dengan cara apa, dll tidak akan hilang.
Contoh Transkrip wawancara:

28
29
C. Sosiometri
Sosiometri dapat diartikan sebagai suatu metode atau teknik untuk memahami
individu terutama untuk memperoleh data tentang jaringan hubungan sosial antar
individu (antarpribadi) dalam suatu kelompok, berdasarkan preferensi pribadi antara
anggota-anggota kelompok. dimana dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada reaksi
intersubjektif dari sekelompok orang yang memandang sebuah hubungan dari sisi luar,
dengan kata lain metode ini memakai sudut pandang peer (teman sebaya) yang
dipandang sebagai orang-orang yang memiliki pengetahuan tentang partisipan selain
partisipan sendiri [8].
Instrumen atau alat untuk memperoleh materi sosiometri adalah angket
sosiometri, yaitu dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang berisi mengenai siapa
yang disukai (dipilih) dan siapa yang tidak disukai (ditolak) di antara anggota
kelompoknya. Jawaban responden tentang siapa yang disukai maupun yang tidak
disukai tersebut dapat terdiri dari satu, dua, tiga orang atau lebih. Menggambarkan Hasil
Angket Sosiometri Agar data hasil sosiometri tersebut mudah dipahami maka data
tersebut harus disajikan dalam bentuk tabel (disebut matriks sosiometri) dan
bentuk gambar (disebut sosiogram)[8].
Adapun Kelebihan metode sosiometri adalah: (1) teknik ini relatif sederhana,
dilaksanakan berdasarkan pada pilihan murid kepada kawannya dalam beberapa
situasi kelompok atau aktivitas; (2) memberikan informasi yang akurat tentang
latar belakang (alasan) seorang murid dipilih dan/ atau ditolak oleh murid lainnya; (3)
memberikan kesempatan kepada konselor untuk melakukan analisis secara kualitatif
dan/ atau kuantitatif. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan menganalisis
sosiogram untuk mengetahui konfigurasi hubungan sosial Sementara analisis
kuantitatif dilakukan dengan menggunakan analisis indeks tentang status pilihan
(cs=choice status), penolakan (rs=rejection status), dan pemilihan penolakan
(crs=choice and rejection status); (4) memiliki keakuratan untuk mengorganisasi
kelompok-kelompok kelas; (5) meningkatkan penyesuaian sosial kelompok; (6)
memberikan gambaran tentang ada tidaknya jaringan sosial antara kelompok yang satu
dengan kelompok lain nya [8].

30
Adapun kelemahan metode sosiometri adalah: (1) semua murid harus
berpartisipasi dalam aktivitas maupun situasi kelompok. Jika ada murid yang tidak
berpartisipasi, maka akan mengalami kesulitan untuk menundukkan murid yang
bersangkutan dan murid yang bersangkutan dan murid lainnya dalam sosiogram ; (2)
komitmen untuk menjaga kerahasiaan pilihan-pilihan dan/ atau penolakan-penolakan
setiap murid. Jika tidak dapat menjaga rahasia tersebut, maka murid-murid bisa
jadi mengalami gangguan hubungan sosial dengan sesama murid sekelas setelah
mereka mengetahui tentang pilihan -pilihan dan/ atau penolakan-penolakan diantara
mereka, dan murid akan kehilangan kepercayaan terhadap konselor karena tidak
menjaga rahasia tersebut; (3) prosedur sosiometri memerlukan kecermatan dan
ketelatenan konselor dalam menyusun matriks sosiometri dan sosiogram. Pada
umumnya menggambar sosiogram merupakan pekerjaan yang menjemukan [8].
Susunan dalam Sosiometri yaitu [3]:
1. Membangun Sosiometri
Ketika informasi yang diperlukan tentang interaksi sosial dalam kelompok
sebaya, teknik sociometric sangat berguna. Perangkat pencalonan dan teknik "tebak-
siapa" sangat berguna untuk memperoleh informasi tentang bagaimana masing-masing
siswa mempersepsikan rekan-rekan mereka. Perangkat penempatan berharga untuk
memperoleh informasi tentang hubungan yang dirasakan antara seluruh kelompok teman
sebaya. Informasi seperti ini sebenarnya dalam bentuk penilaian sebaya. Penilaian ini
sangat berharga dalam membantu guru untuk membuat keputusan penempatan.
Pengaturan tempat duduk, tugas komite, dan tugas untuk proyek-proyek kelompok
semua dapat dibuat lebih efektif dengan bantuan data sociometrik.
2. Perangkat Pencalonan
Perangkat ini menyajikan situasi individu dengan situasi yang memanggilnya
untuk memilih satu atau lebih teman sebayanya untuk posisi atau tugas tertentu. Berikut
ini adalah empat cara sederhana untuk membangun perangkat pencalonan.
Langkah 1: Mengatur Situasi. Situasi dapat sangat bervariasi, tetapi harus
memiliki karakteristik sebagai berikut:

31
1) Harus sedikit realistis (Contoh: Pesta ulang tahun realistis untuk siswa kelas
ketiga tetapi tidak untuk siswa sekolah tinggi)
2) Harus menarik bagi individu melakukan pencalonan (Contoh: Anak laki-laki
kelas tiga tidak terlalu tertarik pada tarian tapi anak-anak sekolah tinggi tertarik)
3) Harus akrab dengan individu melakukan pencalonan (Contoh: Pertandingan
bisbol akrab bagi hampir seluruh siswa SMP, permainan rugby hampir tidak
satupun dari mereka)
4) Harus dijelaskan secara singkat (tidak berusaha keras untuk menjelaskan rincian
dari situasi. Pilih situasi yang akrab sehingga detail khas akan ditahui oleh
semua)
Langkah 2: Pilih posisi yang akan diisi atau tugas yang akan dilakukan.
Posisi (atau tugas) harus menjadi salah satu yang sangat akrab bagi semua orang di
kelas. Mereka harus tahu apa konsekuensi akan jika seseorang mengisi posisi (atau
mengambil pada tugas.
Langkah 3: Menentukan aturan untuk pencalonan. Aturan untuk
pencalonan harus mencakup unsur-unsur berikut:
1) Siapa yang akan dipilih (Contoh: Semua anggota kelas, termasuk yang tidak
hadir hari ini)
2) Berapa banyak dapat dipilih (Contoh: Tidak lebih dari empat teman).
Langkah 4: Memutuskan bagaimana individu akan merespon. Di kelas-
kelas yang lebih rendah, nominasi biasanya dilakukan secara lisan, dalam sebuah
wawancara pribadi dengan guru. Di kelas-kelas yang lebih tinggi siswa dapat
menuliskan nama (atau inisial) dari orang-orang mereka yang calonkan. Hal ini
memungkinkan seseorang untuk mendapatkan informasi dari seluruh kelas
sekaligus. untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang dilupakan sesaat ("tak
terlihat, dari pikiran"), sebuah daftar abjad dari semua teman sekelas sering
disediakan. Dengan anak-anak yang lebih muda, gambar kelas dapat dipasang di
papan. Anak hanya perlu menunjuk ke gambar individu dia mencalonkan. Hal ini
membantu mereka yang memiliki kesulitan membaca dan / atau mengingat nama-
nama anggota kelas.

32
3. Instrumen "Tebak-Siapa"
“Saya sedang berpikir tentang seseorang yang selalu membantu orang lain.
Tebak siapa?”
“Saya berpikir tentang seseorang yang membuat orang lain tertawa dan
merasa baik. Tebak siapa?”
Pernyataan di atas adalah contoh dari jenis item yang akan Anda temukan di
instrumen tebak-siapa. Hal ini digunakan untuk membantu siswa menilai rekan-
rekan mereka. Ide di balik jenis instrumen adalah: rekan sebaya sering mengetahui
pola perilaku yang khas dan karakteristik kepribadian seorang individu siswa lebih
baik daripada guru. Dengan menggunakan instrumen "tebak siapa", guru dapat
memanfaatkan fakta ini dan mendapatkan penilaian rekan. Prosedur ini sederhana.
Anda hanya menyajikan deskripsi dari perilaku khas atau ciri-ciri kepribadian
umum dan kemudian meminta individu dalam kelas untuk memilih teman sekelas
yang sangat sesuai dengan deskripsi. Rahasia di sini adalah untuk memilih perilaku
yang sesuai atau sifat-sifat dan kemudian untuk menggambarkan mereka jelas dan
tegas. Membangun pernyataan tebak-siapa melibatkan dua langkah, yaitu:
Langkah 1: memilih perilaku atau sifat. Tugas ini mudah jika Anda
memiliki deskripsi dari penilaian dan keputusan yang Anda harapkan untuk
membuat serta laporan yang jelas dari informasi yang dibutuhkan untuk membuat
pernyataan-pernyataan. Sebuah pertanyaan pertama dan paling penting yang harus
Anda tanya adalah, "Mengapa saya perlu tahu apa yang rekan-rekan siswa tersebut
pikirkan tentang dia?" Jika Anda tidak bisa maju dengan jawaban yang masuk akal
atas pertanyaan itu, Anda sebaiknya tidak menggunakan teknik tebak-siapa.
Beberapa contoh dari jenis penilaian dan keputusan yang mungkin mengandalkan
teknik . Beberapa contoh dari jenis penilaian dan keputusan yang mungkin
mengandalkan informasi tebak-siapa tercantum di bawah ini. Bacalah daftar dengan
hati-hati dan kemudian coba untuk memikirkan beberapa contoh tambahan.
Contoh Penilaian dan Keputusan Yang Akan Membutuhkan Informasi Dari Prosedur

33
Tebak-Siapa.

PERTIMBANGAN

Siapa siswa yang dianggap sebagai yang paling ramah, sebagai pemimpin, sebagai atlet
terbaik, sebagai yang paling baik, dll?

Siapa siswa yang dilihat oleh rekan-rekan mereka sebagai yang paling ramah, paling
atletis, dll?

Siswa mana yang paling dan paling sedikit populer?

KEPUTUSAN

Siapa yang harus dipilih sebagai pemimpin kelompok?

Bagaimana saya harus mengatur kelas tempat duduk?

Siswa mana yang harus diminta untuk bekerja sebagai tim pada proyek-proyek kelompok
kecil?

Bagaimana seharusnya kelas dibagi sehingga akan ada dua tim bisbol yang agak sama
dalam kemampuan? Siapa yang harus dipilih sebagai kapten?

Misalkan kita mengambil beberapa penilaian di atas dan keputusan dan


mencoba untuk menentukan perilaku atau sifat yang harus tercantum dalam
instrumen tebak-siapa. Perilaku atau sifat-sifat harus sesuai untuk penilaian dan
keputusan yang harus dibuat.
Contoh Pertanyaan Tebak-Siapa

Penilaian: Siapa yang siswa lihat sebagai yang paling ramah?

Ciri-ciri atau perilaku: Keramahan, tersenyum dan bahagia, membantu orang lain, dll
Keputusan: Siswa mana yang harus diminta untuk bekerja sebagai tim pada proyek-
proyek kelompok kecil?

Ciri-ciri atau perilaku: Kepemimpinan, kemampuan untuk mengikuti, mudah bergaul,

34
kooperatif, tertarik dengan pada yang lain, dll.

Langkah 2: Jelaskan sifat atau perilaku. Setelah Anda memilih sifat-sifat


yang membuat Anda tertarik, Anda hanya perlu untuk menggambarkan mereka
cukup jelas sehingga siswa akan mengerti. Ingat: ini akan menjadi pernyataan yang
akan digunakan dalam instrumen tebak-siapa. Mereka harus mengingat salah satu
siswa dari atau lebih dari rekan-rekan mereka. Mereka harus dinyatakan dalam
istilah perilaku.
Contoh Pernyataan Deskriptif

Saya berpikir tentang seseorang yang berbicara kepada semua orang.

Berikut ini adalah seseorang yang sangat tenang. jarang berbicara kepada siapa
pun.
Orang ini selalu bisa mendapatkan orang lain untuk melakukan apa yang dia
inginkan.

Siapa di kelas ini yang bisa datang dengan ide-ide yang paling asli?

Ini adalah orang yang bisa memukul bola lebih jauh daripada orang lain di dalam
ruangan.

Jika ada masalah matematika Anda tidak bisa bekerja, mahasiswa ini akan menjadi
yang terbaik yang dapat membantu Anda

Deskripsi tebak-siapa dapat diungkapkan baik secara positif (orang ini


ramah) atau negatif (orang ini tidak ramah). Beberapa guru lebih suka hanya
menggunakan pernyataan positif. Meskipun ini membatasi informasi yang Anda
akan mendapatkan, ini sungguh menghindari masalah yang dapat terjadi jika
semangat kelompok diturunkan karena nominasi negatif. Jika ada hubungan yang
sehat baik di kalangan siswa dan guru, hal ini tidak mungkin terjadi. Jika Anda

35
merasa bahwa nominasi negatif dapat mempengaruhi moral kelompok, tinggalkan
nominasi negatif tersebut.
Teknik tebak-siapa dapat digunakan di hampir semua tingkatan usia. Bila
digunakan pada anak-anak yang sangat muda, Anda mungkin ingin
menyampaikannya secara lisan dan membiarkan anak memberitahu Anda
jawabannya (tentu saja ini berarti harus dilakukan secara individual). Dengan anak-
anak yang membaca dengan baik, pernyataan dapat diserahkan dalam lembaran
salina dan nama-nama atau inisial calon dapat ditulis tepat pada lembar bawah
setiap pernyataan. Siswa pada usia SMP (atau lebih) mungkin menemukan unsur
tebak-siapa sedikit kekanak-kanakan. Siswa-siswa ini secara sederhana dapat
diperintahkan untuk memilih orang-orang di kelas yang terbaik sesuai masing-
masing perilaku dijelaskan.
Instruksi-instruksinya cukup sederhana, tetapi harus dikomunikasikan secara
jelas kepada para siswa. Guru harus memberitahu siswa, asal yang mungkin mereka
pilih (misalnya, seluruh kelas), berapa banyak orang yang dapat mereka usulkan
untuk setiap perilaku tertentu (misalnya, tidak memilih lebih dari dua, atau hanya
memilih satu orang untuk setiap pernyataan), dan bagaimana mereka untuk
menunjukkan pilihan mereka (misalnya, menuliskan nama atau inisial dari orang
pernyataan mengingatkan Anda tentang).
4. Perangkat Penempatan
Sebuah perangkat penempatan adalah instrumen lain untuk memperoleh
informasi tentang interaksi sosial antara siswa. Ini terdiri dari diagram atau gambar
yang menggambarkan adegan dari beberapa kegiatan kelompok. Para siswa diberi
gambar ini dan diberitahu untuk "tempat" para anggota kelompok di mana mereka
pikir mereka mungkin akan ditemukan. Contoh jenis teknik dapat ditemukan dalam
Gambar 11.1 dan 11.2 (Halaman 313).
Perhatikan bahwa diagram adalah sederhana. Anda tidak perlu menjadi
seorang seniman untuk menghasilkan satu diagram. Representasi sederhana dari
objek-objek dapat ditarik, seperti pada Gambar 11.2, atau lingkaran dapat ditarik

36
tanpa mengacu pada benda di lingkungan (Gambar 11.1). Sebuah peta ruangan bisa
ditarik, dengan kotak yang mewakili berbagai objek. Kotak ini kemudian dapat
diberi label. Gambar 11.3 merupakan pendekatan ini dan menggambarkan perangkat
penempatan yang dapat digunakan dengan siswa SMA.
Informasi dari perangkat ini tidak mudah diukur, tetapi interpretasi dapat
dibuat yang akan menjadi informasi tambahan yang bermanfaat. Teknik ini, seperti
prosedur nominasi yang dibahas sebelumnya, sangat berguna untuk menemukan
orang-orang siswa yang paling dan tidak populer. Dengan menggunakan teknik ini,
Anda dapat menambah wawasan tentang siapa penyendiri di kelas dan siapa
pemimpin kelas yang. Kelompok sosial juga dapat ditemukan.
Ini Adalah Kelas Kami Di Taman

Dimana semua orang? Tulis inisial masing-masing orang di salah satu lingkaran.
Tambahkan lingkaran di mana Anda membutuhkannya dan keluarkan yang Anda tidak
butuhkan. Semua orang di kelas berada di taman. Tempatkan setiap orang di suatu
tempat pada diagram. Sebuah daftar nama dan inisial anggota kelas juga telah diberikan
kepada Anda. Lihat sesuai kebutuhan.

Gambar 11.1 "Hari di taman" perangkat penempatan dirancang untuk digunakan nanti
siswa SD atau siswa SMP

III. PENUTUP

A. KESIMPULAN

37
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan :

1. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden.


Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat
atau direkam. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang efisien bila
peneliti mengetahui secara pasti data atau informasi apa yang dibutuhkan dan
bagaimana variabel yang menyatakan informasi yang dibutuhkan tersebut
diukur. Pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner harus jelas dan mudah
dimengerti.
2. Wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi
saja, oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak. Peneliti cenderung
mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan, persepsi, dan pemikiran
partisipan
3. Sosiometri dapat diartikan sebagai suatu metode atau teknik untuk memahami
individu terutama untuk memperoleh data tentang jaringan hubungan sosial
antar individu (antarpribadi) dalam suatu kelompok, berdasarkan preferensi
pribadi antara anggota-anggota kelompok. dimana dalam penelitian ini lebih
memfokuskan pada reaksi intersubjektif dari sekelompok orang yang
memandang sebuah hubungan dari sisi luar, dengan kata lain metode ini
memakai sudut pandang peer (teman sebaya) yang dipandang sebagai orang-
orang yang memiliki pengetahuan tentang partisipan selain partisipan
sendiri

B. SARAN

Berdasarkan   simpulan   diatas   penulis   memberikan   saran   kepada   pendidik

maupun calon pendidik agar memahami  betul tentang Kuesioner, wawancara dan

Instrumen Sosiometrik agar penilaian dapat terlaksana dengan baik
Daftar Rujukan

[1] I. Pujihastuti, “Isti Pujihastuti Abstract,” J. Agribisnis dan Pengemb. Wil., vol. 2, no.

38
1, pp. 43–56, 2010.
[2] 2014 Azuar et al, “Uji Validitas dan Reliabilitas dalam Penelitian Epidemiologi
Kedokteran Gigi,” Stomatognatic (J.K.G. Unej), vol. 8, no. 1, pp. 27–34, 2011.
[3] T. D. TenBrink, Evaluation: A Practical Guide For Teacher. Colombia: University
of Misaori, 1974.
[4] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2009.
[5] Alwan, M. Hendri, and Darmaji, “Disproportional Stratified Random Sampling .,”
vol. 02, no. 01, pp. 244–256, 2017.
[6] S. Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009.
[7] I. N. Rachmawati, “Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif: Wawancara,” J.
Keperawatan Indones., vol. 11, no. 1, pp. 35–40, 2007.
[8] R. W. Nita and A. Zaini, “Analisis Aplikasi Sosiometri Untuk Pengungkapan
Interpersonal Skill (Solusi yang Ditawarkan Menuju Profesionalisme Guru BK),” pp.
4–6, 2017.

39

Anda mungkin juga menyukai