BAB VI
ANALISIS FRAGMENTASI HASIL PELEDAKAN
6.1. Fragmentasi
terjadinya fly rock (batuan melayang), ledakan udara (airblast) serta getaran yang
hebat.
Keterangan :
14B W (A 1) PC
n 2,2 1 1
2 H
............(Persamaan
d B
6.4)
Keterangan :
d = diameter lubang tembak (mm)
B = burden (m)
W = standar deviasi lubang bor (m)
A = perbandingan spasi dan burden
PC = panjang muatan bahan peledak (m)
H = tinggi jenjang (m)
6.3.2. Pembobotan Faktor Batuan
Untuk menghitung faktor batuan dengan nilai parameter batuan yang
bervariasi, digunakan simulasi Monte Carlo. Dengan menggunakan simulasi Monte
Carlo, diperoleh total bobot parameter batuan. Selanjutnya dari total bobot
parameter dapat ditentukan indeks kemampuledakan (BI) dan faktor batuan sebesar
7,39. Data masukan faktor batuan, geometri peledakan, dan jumlah bahan peledak
digunakan untuk memprediksi distribusi fragmen batuan hasil peledakan.
Perbandingan distribusi fragmen batuan antara hasil pengamatan lapangan
dengan perhitungan model Kuz- Ram untuk bahan peledak ANFO adalah 5,84%
untuk selang ukuran fragmen batuan < 20 cm, 14,95% untuk selang ukuran fragmen
batuan 20 - 50 cm, 20,79% untuk selang ukuran fragmen batuan > 50 cm. Sementara
perbandingan distribusi fragmen batuan antara hasil pengamatan lapangan dengan
perhitungan model Kuz- Ram untuk bahan peledak Titan Black adalah 2,79% untuk
selang ukuran < 20 cm, 14,02% untuk selang ukuran 20 – 50 cm, 16,81% untuk
selang ukuran > 50 cm.
Untuk mendekatkan distribusi fragmen batuan hasil perhitungan model
Kuz-Ram terhadap pengamatan lapangan, dilakukan koreksi terhadap X dan n
dengan metode curve fitting. Dari hasil curve fitting diperoleh faktor koreksi X dan
Muhammad Rezeky Ramadhan 6-6
H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
n untuk bahan peledak ANFO masing-masing 0,67 dan 1,20. Sementara faktor
koreksi X dan n untuk bahan pelek Titan Black masing-masing 0,73 dan 1,26.
Distribusi fragmen batuan hasil peledakan dari perhitungan model Kuz-
Ram setelah dikoreksi untuk bahan peledak ANFO adalah 21,94% untuk selang
ukuran < 20 cm, 42,21% untuk selang ukuran 20-50 cm, 35,86% untuk selang
ukuran > 50 cm. Distribusi fragmen batuan hasil peledakan dari perhitungan model
Kuz- Ram setelah dikoreksi untuk bahan peledak Titan Black adalah 24,63% untuk
selang ukuran < 20 cm, 42,86% untuk selang ukuran 20-50%; 32,51% untuk selang
ukuran > 50
Tabel 6.1
Pembobotan Massa Batuan Untuk Peledakan
Parameter Pembobotan
1. Rock Mass Discription (RMD)
1.1 Powdery/friable 10
1.2 Blocky 20
1.3 totally massive 50
2. Join Plane Spacing (JPS)
2.1 Close (spacy <0,1 m) 10
2.2 intermediate (spacy 0,1 – 1
20
m)
2.3 wide (Spacy > 1 m) 50
3. Joint Plane Orientation (JPO)
3.1 Horizontal 10
3.2 Dip out of face 20
3.3 strike normal to face 30
3.4 dip into face 40
4. Specific gravity influence (SGI)
16,5
SGI = 25 x SG – 50
5. Hardness (HD) 5
Sumber: Document.tips
Keterangan :
BI = blasting index
RMD = rock mass description
JPS = joint plane spacing
JPO = joint plane orientation
SGI = specific gravity influence
H = hardness
RF = rock factor
Gambar 6.1
Foto Fragmentasi
b. Digitasi Fragmentasi (Fragmentation & Delineation)
Setelah gambar diskalakan, langkah berikutnya adalah penggambaran
batuan atau disebut dengan digitasi gambar. Dengan menggunakan perhitungan
algoritma otomatik yang telah ada pada program Split Desktop. Keberhasilan
optimum untuk setiap gambar ditentukan oleh pengguna.
Hasil dari delineasi otomatik baerupa binary image (gambar gray levels,
hitam putih) yangmenggambarkan partikel yang berwarna putih dan latar belakan
berwarna hitam (bias diseting), merupakan binary image hasil dari delineasi gambar
muck pile. Area gelap pada gambar tersebut adalah gambar partikel ukuran sangat
halus untuk di digitasi dan tidak memiliki ruang antar patikel. Area gelap ini sangat
berpengaruh dalam perhitungan jumlah persentase lolos.
Pada kebanyakan gamabr muck pile dan pada banyak sumber gambar lain
seperti haul truck atau leach piles, ada kejadian dimana algoritma penggambaran
otomatis dalam Split Desktop tidak menggambar fragmen dengan baik ini
disebabkan karena pencahayaan yang kurang baik, terdapat kelebihan material
halus dalam gambar, kualitas gambar terlalu buruk dan alasan lain. Dalam kasus ini
gambar duplikat yang mengandung gambar fragmen memerlukan perbaikan dengan
menggunakan peralatan editing tools yang tersedia, Split Desktop dapat melakukan:
Paint bucket filling of fines, Erasing unwanted delineations, dan Identifying non-
rock fewatures.
Gambar 6.2
Digitasi Fragmentasi
c. Analisa Ukuran (Size Analysis)
Setelah gambar telah di digitasi, langkah selanjutnya adalah melakukan
pendekatan distribusi untuk material halus. Dua pilihan untuk distribusi tersedia
pada Split Desktop, yaitu distribusi Schuman dan Rosin-Rammler.
d. Hasil (Result & Output)
Setelah uluran partikel telah dikalkulasi, Split Desktop dapat menyajikan
informasi dalam 4 cara: linear-linear plot, distribusi ukuran juga ditampilkan dalam
3 format yaitu standar ISO, Standar UK, dan standar sendiri. Selaiin itu juga dapat
dikeetahui ukuran persentase lolos ayakan P20, P50, P80 dan ukuran Top Size.
Distribusi ukuran dan persentase lolos material juga dapat di simpan ke dalam
hardisk dalam bentuk text.
Gambar 6.3
Kurva Distribusi Ukuran Batuan
e. Keakuratan (Accuracy)
Pada tahun 1995, Noranda Technology Centre, melakukan pengujian
keakuratan ayakan. Menggunakan tiga software: Fragscan,WipFrag dan Split
Desktop, digunakan untuk mengukur distribusi ukuran dari sampel fragmen batuan
dan hasilnya dibandingkan dengan hasil ayakan sebenarnya. Partikel batuan dibagi
dalam empat bagian, satu bagian di ayak dan yang lainnya di tes (tes 1,2,3) dengan
disebar, di foto dan dianalisa menggunakan tiga kali percobaan (test). Hasil original
antara image analysis technology dan ayakan dan detail lain dijelaskan dalam Liu
dan Tran.
Beberapa gambar dari percobaan ini di analisis menggunakan versi terbaru
dari Split Desktop. Garis linear paling atas adalah linear-linear plot dan dibawah
adalah log-linear plot. Distribusi ukuran halus material menggunakan asumsi
Rosin-Rammler. Kesimpulannya, dua garis linear pada gambar.. berikut
memberikan gambaran hasil prediksi yang sangat akurat untuk partikel halus
maupun kasar ketika dibandingkan dengan hasil ayakan sebenarnya.
Menurut S. Essen & H.A. Bilgin dalam Efferct Of Explosive On
Fragmentation, bahwa kesalahan (error) jika menggunakan Split Desktop adalah
tidak lebih dari 10%, dengan rata-rata error 5%. Kesalahan (error) dalam
penggunaan Split Desktop bias disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya adalah:
3. Kondisi Geologi
Tabel 6.2
Kondisi Geologi Umum
Parameter Genap Ganjil
a. Jenis Batuan Andesit Claystone
b. JPS * **
c. JPO (Horizontal) (Dip Out of Face)
d. Kuat tekan (UCS) 25 Mpa 35 Mpa
* Didapat dari pengukuran media kekar PSTP Unlam sisi yang menghadap utara.
** Didapat dari pengukuran media kekar PSTP Unlam sisi yang menghadap selatan.
X = Berdasarkan nomor kelompok saudara.
Y = Berdasarkan nomor NIM terakhir leader kelompok saudara.
Diketahui :
RWS Emultion : 107
Kondisi geologi setempat :
Tabel 6.3
Kondisi Geologi Khusus
Parameter Genap
Density Batuan (SGr) 2,26 gr/cc
RMD Blocky
JPS 0,2
JPO Horizontal
Kuat Tekan (UCS) 25 MPa
Tabel 6.4
Geometri Peledakan
Geometri Genap
a. Burden (B) 6,011 m
b. Spacing (S) 6,613 m
c. Diameter 7,875 inch
d. Stemming (T) 4,208 m
e. Subdrilling (J) 1,202 m
f. Tinggi Jenjang (H) 10,063 m
Ditanya : Analisa Fragmentasi dan Rekomendasinya ?
Penyelesaian :
L =J+H
= 1,202 + 10,063
= 11,265 meter
PC = L – T
= 11,265 – 4,208
= 7,057 meter
Vo = B x S x H
= 6,011 x 6,613 x 10,063
= 400,011 meter3
Qe = PC x LD
= 7,057 x 24,248
= 171,12 kg/lubang
Tabel 6.5
Faktor Batuan
A = 0,12 x BI
= 0,12 x 29,625
= 3,56
Indeks keseragaman :
B W (𝐴−1) PC
n = (2,2 − 14 ) (1 − ) (1 + )( )
D B 2 H
6,011 0 (1,1−1) 7,057
n = (2,2 − 14 ) (1 − 6,011) (1 + ) (10,063)
200,025 2
Karakteristik Ukuran:
Xmean
Xc =
(0,693) 1⁄n
17,31
Xc =
(0,693) 1⁄1,31
Xc = 22,9
12
=4
3,14
3
= 2,866 𝑚
r = 3√2,866
= 1,42044 m
= 142,044 cm
Jadi, berdasarkan hasil fragmentasi ukuran batuan berupa bongkah yaitu
142,044 cm dengan persentase sebesar 0,1 %.
Persentase fragmentasi tertahan adalah :
X
−(Xc)n
Rx =e
400 1,31
−( )
R400 = 2,718 22,9
= 0%
Tabel 6.6
Persentase Lolos dan Tertahan Berdasarkan Ukuran Saringan
ukuran
Tertahan (%) Lolos (%)
saringan (cm)
400 0 100
200 0 100
150 0 100
100 0,10 99,90
90 0,25 99,75
80 0,58 99,42
70 1,33 98,67
60 2,93 97,07
50 6,20 93,80
40 12,54 87,46
30 24,07 75,93
20 43,28 56,72
10 71,34 28,66
0 100 0,00