Anda di halaman 1dari 23

PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB VI
ANALISIS FRAGMENTASI HASIL PELEDAKAN

6.1. Fragmentasi

Peledakan pada kegiatan penambangan merupakan salah satu cara yang


efektif untuk pemberaian batuan yang secara fisik bersifat keras dan peledakan
dilakukan agar proses pemberaian batuan penutup terjadi secara singkat dan waktu
yang digunakan pun cukup cepat. Dalam suatu kegiatan peledakan (blasting),
fragmentasi dan pelemparan batuan (flyrock) adalah merupakan dua akibat
mendasar dari kegiatan peledakan yang harus diperhatikan. Salah satu penilaian
terhadap keberhasilan suatu operasi peledakan pada areal tambang adalah
tercapainya suatu tingkat fragmentasi batuan sesuai dengan yang direncanakan.
Pada perusahaan tambang fragmentasi batuan hasil peledakan yang dibutuhkan
harus sesuai dengan kapasitas alat muat dan alat angkut yang akan digunakan
setelah proses peledakan tersebut. Parameter-parameter tersebut kenyataannya
sangat bervariasi.
Fragmentasi adalah istilah umum untuk menunjukan ukuran setiap bongkah
dari batuan hasil peledakan. Ukuran fragmentasi tergantung pada proses
selanjutnya. Adapun ketentuan umum tentang hubungan fragmentasi dengan
lubang ledak, yaitu :
1. Ukuran lubang ledak yang besar akan menghasilkan bongkahan fragmentasi
maka dikurangi dengan menggunakan bahan peledak yang lebih kuat.
2. Penambahan bahan peledak akan menambah lemparan.
3. Batuan dengan intensitas tinggi dan jumlah bahan peledak sedikit
dikombinasikan dengan jarak spasi pendek akan menghasilkan fragmentasi
kecil.
Biasanya dalam pengaplikasian secara nyata dari fragmentasi batuan hasil
peledakan dapat diketahui dan diukur dengan sebuah software, berupa software
split desktop. Program Split Desktop merupakan program yang berfungsi untuk

Muhammad Rezeky Ramadhan 6-1


H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

menganalisa ukuran fragmen batuan yang dikembangkan oleh Universitas Arizona,


Amerika Serikat. Pada Penelitian ini program Split Desktop digunakan untuk
membantu menganalisis gambar fragmen material hasil peledakan, hasilnya berupa
grafik persentase-persentase lolos material dan ukuran fragmen rata-rata yang
dihasilkan dalam suatu peledakan.

6.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fragmentasi Batuan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi fragmentasi batuan, yaitu :


1. Temperatur
Pada temperatur tinggi molekul-molekul dan ikatannya dapat meregang dan
berpindah sehingga batuan atau material akan lebih bereaksi pada kelenturan dan
pada temperatur, material akan bersifat retas.
2. Tekanan bebas
Pada material yang terkena tekanan bebas yang besar akan sifat untuk retak
menjadi berkurang dikarenakan tekanan di sekelilingnya cenderung untuk
menghalangi terbentuknya retakan. Pada material yang tertekan yang rendah akan
menjadi bersifat retas dan cenderung menjadi retak.
3. Kecepatan tarikan
Pada material yang tertarik secara cepat cenderung akan retak. Pada material
yang tertarik secara lambat maka akan cukup waktu bagi setiap atom dalam material
berpindah dan oleh karena itu maka material akan berperilaku atau bersifat lentur.
4. Komposisi
Beberapa mineral, seperti Kuarsa, Olivine, dan Feldspar bersifat sangat
retas. Mineral lainnya, seperti mineral lempung, mica, dan kalsit bersifat lentur.
Hal tersebut berhubungan dengan tipe ikatan kimianya yang terikat satu dan
lainnya. Jadi, komposisi mineral yang ada dalam batuan akan menjadi suatu faktor
dalam menentukan tingkah laku dari batuan. Aspek lainnya adalah hadir tidaknya
air. Air kelihatannya berperan dalam memperlemah ikatan kimia dan mengitari
butiran mineral sehingga dapat menyebabkan pergeseran. Dengan demikian batuan
yang bersifat basah cenderung akan bersifat lentur, sedangkan batuan yang kering
akan cenderung bersifat retas.
6.2.1. Faktor yang Dapat Dikendalikan

Muhammad Rezeky Ramadhan 6-2


H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Ada dua prinsip yang harus digunakan untuk mengontrol ukuran


fragmentasi yaitu cukupnya jumlah energi yang dihasilkan bahan peledak terpakai
di dalam massa batuan dan saat pelepasan energi juga tepat agar terjadi interaksi
yang tepat. Lebih jauh, distribusi energi di dalam massa batuan terpecah ke dalam
dua tahap yang berbeda. Pertama harus ada energi yang cukup untuk
menghancurkan massa batuan dengan menggunakan jumlah bahan peledak yang
tepat. Bahan peledak juga harus ditempatkan dalam suatu konfigurasi geometri
sehingga energi optimum untuk fragmentasi. Konfigurasi geometri ini biasanya
disebut dengan pola peledakan. Pelepasan energi pada waktu yang salah dapat
mengubah hasil akhir, bahkan meskipun sejumlah energi yang tepat ditempatkan
dengan strategis diseluruh massabatuan dalam pola yang tepat. Jika waktu inisiasi
tidak tepat, maka dapat terjadi perbedaan pada pecahan batuan, getaran, airblast,
flyrock dan backbreak.
a. Jenis Bahan Peledak
Bahan peledak adalah bahan senyawa kimia tunggal atau campuran
berbentuk padat, cair, gas atau campuran yang apabila dikenai suatu aksi panas,
benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi dengan
kecepatan tinggi, hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan
disertai panas dan bertekanan yang sangat tinggi.
b. Teknik Peledakan
Salah satu aspek pendukung keberhasilan operasi peledakan adalah
pengetahuan tentang cara atau teknik peledakan, meskipun harus diakui bahwa
faktor pengalaman sangat penting artinya. Cara atau teknik yang perlu diperhatikan
dalam pekerjaan peledakan meliputi, Pemeriksaan lubang ledak (memeriksa
kedalaman, memeriksa adanya hambatan berupa penyumbat lubang, memeriksa air,
dan memeriksa rongga dan retakan). Pengisian lubang ledak (pengisian primer,
penngisian isian utama, dan pengisian penyumbat (stemming). Penyambungan
rangkaian (rangkaian sumbu api, rangkaian listrik seri, paralel, parallel seri),
rangkaian sumbu ledak, rangkaian nonel). Analisa produktifitas peledakan untuk
mencapai target produksi peledakan pada sisitem tambang terbuka pembongkaran
tanah penutup overburden dilakukan dengan menggunakan metode pemboran
(drilling) dan peledakan (blasting).

Muhammad Rezeky Ramadhan 6-3


H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

6.2.2. Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan


a. Jenis Batuan
Secara umum, jenis batuan dibedakan atas 3 bagian yaitu batuan beku,
batuan sedimen dan batuan metamorf. Jenis batuan perlu diketahui terlebih dahulu,
agar dapat ditentukan jenis bahan peledak apa yang sesuai, dan metode mana yang
akan diterapkan sehingga hasilnya cocok dengan perencanaan. Misalnya batuan
beku umumnya lebih keras jika dibanding dengan batuan sedimen atau batuan
metamorf, sehingga untuk peledakan batuan beku akan menggunakan bahan
peledak dengan detonasi tinggi dalam hal ini menggunakan jenis bahan peledak
High Explosive, sedang untuk batuan sedimen bias hanya dengan menggunakan
bahan peledak Low Explosive.
c. Density Batuan
Density batuan adalah perbandingan antara berat (gram) dengan volume
(cc), density batuan merupakan faktor yang mempengaruhi peledakan karena
batuan dengan berat jenis yang lebih tinggi biasanya memerlukan faktor energi
yang lebih tinggi untuk menghasilkan fragmentasi yang optimum kecuali jika
batuan tersebut dalam keadaan berlapis-lapis dan bersambung dengan baik.
d. Kekuatan Batuan
Kekuatan batuan adalah sifat mekanik dari batuan, yaitu kemampuan
batuan untuk mempertahankan diri terhadap tekanan maupun tarikan. Kekuatan
batuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi peledakan karena semakin
besar kekuatan batuan, maka untuk memecahkan atau membongkar batuan tersebut
juga akan membutuhkan tekanan yang besar pula, dalam hal ini harus disesuaikan
dengan jenis bahan peledak yang akan digunakan.
e. Struktur Batuan
Struktur batuan yang dimaksud adalah berupa adanya perlapisan, retakan,
serta rongga-rongga yang terdapat pada batuan. Struktur batuan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi peledakan, misalnya pada batuan berlapis dengan
kohesi terbatas dapat bergeser sehingga menyebabkan patahnya bahan peledak.
Batuan yang mempunyai banyak retakan, secara umum memerlukan energi
peledakan yang relative lebih sedikit untuk mendapatkan fragmentasi yang baik,
namun banyaknya rekahan serta rongga-rongga pada batuan menyebabkan

Muhammad Rezeky Ramadhan 6-4


H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

terjadinya fly rock (batuan melayang), ledakan udara (airblast) serta getaran yang
hebat.

6.3. Metode Pengukuran Frakmentasi

6.3.1. Perhitungan Prediksi Distribusi Fragmentasi Kuz-ram


Salah satu data masukan untuk model Kuz-Ram adalah faktor batuan yang
diperoleh dari indeks kemampuledakkan atau Blastability index (BI). Nilai BI
ditentukan dari penjumlahan bobot lima parameter yang diberikan oleh Lily (dalam
Hustrulid, 1999) yaitu Rock mass description (RMD) join plane spacing (JPS), joint
plane orientation (JPO), specific gravity influence (SGI), dan Moh’s hardness (H).
0,8 0.63
V  E 
x  A   Q0.17  
Q  115  .............(Persamaan 6.1)
Keterangan :
Xmean = fragmentasi batuan rata – rata, cm
A = faktor batuan, yaitu :
1 untuk batuan yang sangat rapuh
7 untuk batuan yang agak
kompak
10 untuk batuan kompak dengan sisipan yang rapat
13 untuk batuan kompak dengan sedikit sisipan
Vo = volume batuan per lubang tembak (BxSxL), m3
Q = isian bahan peledak, kg.
E = Relatif Weight Strength bahan peledak yang dipakai (untuk ANFO =
100)
n
 x 
R e  xc 
...........................(Persamaan
6.2)
x
xc 
(0,693)1/n
.......................(Persamaan 6.3)

Keterangan :

Muhammad Rezeky Ramadhan 6-5


H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

R = batuan yang tertahan pada ayakan


x = ukuran lubang saringan / ayakan
xc = fragmentasi yang khas
n = indek keseragaman

 14B   W   (A  1)   PC 
n   2,2   1   1   
2   H 
............(Persamaan
 d  B 
6.4)
Keterangan :
d = diameter lubang tembak (mm)
B = burden (m)
W = standar deviasi lubang bor (m)
A = perbandingan spasi dan burden
PC = panjang muatan bahan peledak (m)
H = tinggi jenjang (m)
6.3.2. Pembobotan Faktor Batuan
Untuk menghitung faktor batuan dengan nilai parameter batuan yang
bervariasi, digunakan simulasi Monte Carlo. Dengan menggunakan simulasi Monte
Carlo, diperoleh total bobot parameter batuan. Selanjutnya dari total bobot
parameter dapat ditentukan indeks kemampuledakan (BI) dan faktor batuan sebesar
7,39. Data masukan faktor batuan, geometri peledakan, dan jumlah bahan peledak
digunakan untuk memprediksi distribusi fragmen batuan hasil peledakan.
Perbandingan distribusi fragmen batuan antara hasil pengamatan lapangan
dengan perhitungan model Kuz- Ram untuk bahan peledak ANFO adalah 5,84%
untuk selang ukuran fragmen batuan < 20 cm, 14,95% untuk selang ukuran fragmen
batuan 20 - 50 cm, 20,79% untuk selang ukuran fragmen batuan > 50 cm. Sementara
perbandingan distribusi fragmen batuan antara hasil pengamatan lapangan dengan
perhitungan model Kuz- Ram untuk bahan peledak Titan Black adalah 2,79% untuk
selang ukuran < 20 cm, 14,02% untuk selang ukuran 20 – 50 cm, 16,81% untuk
selang ukuran > 50 cm.
Untuk mendekatkan distribusi fragmen batuan hasil perhitungan model
Kuz-Ram terhadap pengamatan lapangan, dilakukan koreksi terhadap X dan n
dengan metode curve fitting. Dari hasil curve fitting diperoleh faktor koreksi X dan
Muhammad Rezeky Ramadhan 6-6
H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

n untuk bahan peledak ANFO masing-masing 0,67 dan 1,20. Sementara faktor
koreksi X dan n untuk bahan pelek Titan Black masing-masing 0,73 dan 1,26.
Distribusi fragmen batuan hasil peledakan dari perhitungan model Kuz-
Ram setelah dikoreksi untuk bahan peledak ANFO adalah 21,94% untuk selang
ukuran < 20 cm, 42,21% untuk selang ukuran 20-50 cm, 35,86% untuk selang
ukuran > 50 cm. Distribusi fragmen batuan hasil peledakan dari perhitungan model
Kuz- Ram setelah dikoreksi untuk bahan peledak Titan Black adalah 24,63% untuk
selang ukuran < 20 cm, 42,86% untuk selang ukuran 20-50%; 32,51% untuk selang
ukuran > 50
Tabel 6.1
Pembobotan Massa Batuan Untuk Peledakan
Parameter Pembobotan
1. Rock Mass Discription (RMD)
1.1 Powdery/friable 10
1.2 Blocky 20
1.3 totally massive 50
2. Join Plane Spacing (JPS)
2.1 Close (spacy <0,1 m) 10
2.2 intermediate (spacy 0,1 – 1
20
m)
2.3 wide (Spacy > 1 m) 50
3. Joint Plane Orientation (JPO)
3.1 Horizontal 10
3.2 Dip out of face 20
3.3 strike normal to face 30
3.4 dip into face 40
4. Specific gravity influence (SGI)
16,5
SGI = 25 x SG – 50
5. Hardness (HD) 5
Sumber: Document.tips

Dari tabel di atas didapatkan nilai pembobotan massa batuannya sebagai


berikut:

Muhammad Rezeky Ramadhan 6-7


H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

a. Rock mass description (RMD), nilai pembobotan 50


b. Joint plane spacing (JPS), nilai pembobotan 50
c. Joint Plane orientation (JPO), nilai pembobotan 20
d. Specific gravity influence (SGI), nilai pembobotan 16,5
e. Hardness (H), nilai pembobotan 5
BI  0,5 (RMD  JPS  JPO  SGI  H) ...........(Persamaan
6.5)
RF  BI x 0,15 ...............................(Persamaan 6.6)

Keterangan :
BI = blasting index
RMD = rock mass description
JPS = joint plane spacing
JPO = joint plane orientation
SGI = specific gravity influence
H = hardness
RF = rock factor

6.4. Penggunaan Sofware Split Dekstop

6.4.1. Split Dekstop


Program Split Desktop merupakan program yang berfungsi untuk
menganalisa ukuran fragmen batuan melalui foto digital. Split Desktop
menyediakan alternatif ekonomis untuk melakukan manual sampling dan
pengayakan (screening) yang diperoleh melalui photo lapangan. Photo yang
diperoleh dapat langsung diproses dengan cepat dalam hitungan menit dan dengan
analisa data yang sederhana.
Penggunaan Split Desktop juga meminimalkan personil untuk melakukan
pengambilan dan pengolahan data, sehingga data dapat diolah dan diproses
langsung dengan hasil yang akurat. Pada penelitian ini program Split Desktop
digunakan untuk membantu menganalisis gambar fragmen material hasil
peledakan, yang lebih dari 100 cm yang akan ditampilkan berupa grafik persentase
lolos material dan ukuran fragmen rata-rata yang dihasilkan dalam suatu peledakan.
Persentase lolos material hasil Split Desktop yang dianggap hasil aktual akan
Muhammad Rezeky Ramadhan 6-8
H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

dibandingkan dengan perhitungan teoritis untuk memvalidasi keakuratannya.


Adapun file yang dihasilkan oleh software ini, yaitu:
a. Dapat membaca file gambar dengan format : TIF, JPEG, atau windows BMP.
b. Mengambil gambar dari video (video capture) dengan scion Framegrabber.
c. Digital Video capture dengan IEEE 1394 (fireware).
d. Kelebiihan memproses gambar standar (Scaling, Filtering, dan sebagainya).
e. Peralatan edit gambar (image editing tools).
f. Digitasi automatic partikel batuan.
g. Identifikasi automatik partikel halus.
h. Menggunakan ukuran ayakan yang bisa disesuaikan (standar ISO, US, UK)
i. Hasil berupa grafik distribusi ukuran yang bias disesuaikan.
j. Basis pelaporan HTML dan Text.
k. Menggunakan perhitungan algoritma untuk menggabung dua gambar yang
berbeda skala.
l. Kalkulasi automatik parameter dengan pendekatan metode distribusi Rosin-
Ramler atau Schumann.
Split desktop merupakan program pemrosesan gambar (image analysis)
untuk menentukan distribusi ukuran dari fragmen. Batuan pada proses
penghancuran batuan yang terjadi pada proses penambangan.
Program split desktop dijalankan oleh engineer tambang atau teknisi di
lokasi tambang dengan mengambil input data berupa foto digital fragmentasi.
Sistem split desktop terdiri dari software, computer, keyboard, dan monitor.
Terdapat mekanisme untuk mengunduh gambar dari kamera digital ke dalam
komputer.
6.4.2. Langkah Kerja Split Dekstop
Program Split Desktop mempunyai beberapa tahap untuk dapat memperoleh
hasil barupa grafik persentase lolos, yaitu sebagai berikut.
a. Akuisisi / memperoleh gambar (image acquisition)
Program Split Desktop dirancang agar dapat mengatur skala pada berbagai
akuisisi gambar. Untuk gambar yang menggunakan satu maupun dua objek
pembanding, menggunakan peralatan editing interaktif (interactif scaling tool).

Muhammad Rezeky Ramadhan 6-9


H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Banyak cara untuk memperoleh gambar di lapangan dan melakukan


penyekalaan. Agar lebih mudah dilakukan foto pada saat pencahaan bagus, yaitu
siang hari yang cerah dengan posisi membelakangi matahari untuk meniadakan
bayangan yang akan mengganggu pada gambar yang diambil, sehigga ukuran actual
gambar tidak terganggu. Program Split Desktop menggunakan objek sebagai alat
bantu dalam penyekalaan.
Tiga skala gambar yang direkomendasikan dalam pengambilan gambar
menggunakan program Split Desktop, yaitu gambar skala besar (6x6m), skala
sedang (3x3m), dan skala kecil (0,5x0,5m). jumlah gambar yang diperlukan setiap
peledakan berkisar antara 5 – 20 gambar tergantung dari luas peledakan yang
dilakukan (S. Essen, 2005 : 4).

Gambar 6.1
Foto Fragmentasi
b. Digitasi Fragmentasi (Fragmentation & Delineation)
Setelah gambar diskalakan, langkah berikutnya adalah penggambaran
batuan atau disebut dengan digitasi gambar. Dengan menggunakan perhitungan
algoritma otomatik yang telah ada pada program Split Desktop. Keberhasilan
optimum untuk setiap gambar ditentukan oleh pengguna.
Hasil dari delineasi otomatik baerupa binary image (gambar gray levels,
hitam putih) yangmenggambarkan partikel yang berwarna putih dan latar belakan
berwarna hitam (bias diseting), merupakan binary image hasil dari delineasi gambar
muck pile. Area gelap pada gambar tersebut adalah gambar partikel ukuran sangat
halus untuk di digitasi dan tidak memiliki ruang antar patikel. Area gelap ini sangat
berpengaruh dalam perhitungan jumlah persentase lolos.

Muhammad Rezeky Ramadhan 6-10


H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Pada kebanyakan gamabr muck pile dan pada banyak sumber gambar lain
seperti haul truck atau leach piles, ada kejadian dimana algoritma penggambaran
otomatis dalam Split Desktop tidak menggambar fragmen dengan baik ini
disebabkan karena pencahayaan yang kurang baik, terdapat kelebihan material
halus dalam gambar, kualitas gambar terlalu buruk dan alasan lain. Dalam kasus ini
gambar duplikat yang mengandung gambar fragmen memerlukan perbaikan dengan
menggunakan peralatan editing tools yang tersedia, Split Desktop dapat melakukan:
Paint bucket filling of fines, Erasing unwanted delineations, dan Identifying non-
rock fewatures.

Gambar 6.2
Digitasi Fragmentasi
c. Analisa Ukuran (Size Analysis)
Setelah gambar telah di digitasi, langkah selanjutnya adalah melakukan
pendekatan distribusi untuk material halus. Dua pilihan untuk distribusi tersedia
pada Split Desktop, yaitu distribusi Schuman dan Rosin-Rammler.
d. Hasil (Result & Output)
Setelah uluran partikel telah dikalkulasi, Split Desktop dapat menyajikan
informasi dalam 4 cara: linear-linear plot, distribusi ukuran juga ditampilkan dalam
3 format yaitu standar ISO, Standar UK, dan standar sendiri. Selaiin itu juga dapat
dikeetahui ukuran persentase lolos ayakan P20, P50, P80 dan ukuran Top Size.
Distribusi ukuran dan persentase lolos material juga dapat di simpan ke dalam
hardisk dalam bentuk text.

Muhammad Rezeky Ramadhan 6-11


H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Gambar 6.3
Kurva Distribusi Ukuran Batuan
e. Keakuratan (Accuracy)
Pada tahun 1995, Noranda Technology Centre, melakukan pengujian
keakuratan ayakan. Menggunakan tiga software: Fragscan,WipFrag dan Split
Desktop, digunakan untuk mengukur distribusi ukuran dari sampel fragmen batuan
dan hasilnya dibandingkan dengan hasil ayakan sebenarnya. Partikel batuan dibagi
dalam empat bagian, satu bagian di ayak dan yang lainnya di tes (tes 1,2,3) dengan
disebar, di foto dan dianalisa menggunakan tiga kali percobaan (test). Hasil original
antara image analysis technology dan ayakan dan detail lain dijelaskan dalam Liu
dan Tran.
Beberapa gambar dari percobaan ini di analisis menggunakan versi terbaru
dari Split Desktop. Garis linear paling atas adalah linear-linear plot dan dibawah
adalah log-linear plot. Distribusi ukuran halus material menggunakan asumsi
Rosin-Rammler. Kesimpulannya, dua garis linear pada gambar.. berikut
memberikan gambaran hasil prediksi yang sangat akurat untuk partikel halus
maupun kasar ketika dibandingkan dengan hasil ayakan sebenarnya.
Menurut S. Essen & H.A. Bilgin dalam Efferct Of Explosive On
Fragmentation, bahwa kesalahan (error) jika menggunakan Split Desktop adalah
tidak lebih dari 10%, dengan rata-rata error 5%. Kesalahan (error) dalam
penggunaan Split Desktop bias disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya adalah:

Muhammad Rezeky Ramadhan 6-12


H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

a. Kesalahan pengguna, seperti kesalahan menganalisis noise, sehingga lebih


banyak fragmen batuan yang tidak sesuai ukuran aslinya.
b. Kesalahan pengambilan gambar, misalnya banyak bayangan pada gambar yang
menyebabkan banyaknya noise.
c. Kesalahan lain yang terkait dengan penggunaan Split Desktop.

Muhammad Rezeky Ramadhan 6-13


H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

6.5. Simulasi Perhitungan Fragmentasi

Sebuah tambang batubara berencana melakukan prediksi ukuran


fragmen batuan hasil peledakan yang akan mereka lakukan. Sebagai
engineer yang bekerja untuk perusahaan tersebut tugas anda dan team
adalah memberikan analisa yang diinginkan dan memberikan rekomendasi
agar peledakan yang akan dilaksanakan memiliki hasil yang memuaskan.
Perlu diketahui bahwa tambang batubara tersebut menggunakan sistem
open pit metode strip mining, penambangan searah strike.
Berikut data-data yang tersedia untuk mendukung evaluasi saudara.
1. Alat mekanis
a. Komatsu PC 2000-8 (spec alat lihat handbook).
b. Drilltech SKF dengan diameter matabor 7,875 inch.
2. Bahan peledak
a. RWS : Dahana Emulsion Gold (spec liat handbook)
b. Densitas Dahana Emulsion Gold = 1,15 gr/cc

Muhammad Rezeky Ramadhan 6-14


H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3. Kondisi Geologi
Tabel 6.2
Kondisi Geologi Umum
Parameter Genap Ganjil
a. Jenis Batuan Andesit Claystone
b. JPS * **
c. JPO (Horizontal) (Dip Out of Face)
d. Kuat tekan (UCS) 25 Mpa 35 Mpa
* Didapat dari pengukuran media kekar PSTP Unlam sisi yang menghadap utara.
** Didapat dari pengukuran media kekar PSTP Unlam sisi yang menghadap selatan.
X = Berdasarkan nomor kelompok saudara.
Y = Berdasarkan nomor NIM terakhir leader kelompok saudara.
Diketahui :
RWS Emultion : 107
Kondisi geologi setempat :
Tabel 6.3
Kondisi Geologi Khusus
Parameter Genap
Density Batuan (SGr) 2,26 gr/cc
RMD Blocky
JPS 0,2
JPO Horizontal
Kuat Tekan (UCS) 25 MPa

Tabel 6.4
Geometri Peledakan
Geometri Genap
a. Burden (B) 6,011 m
b. Spacing (S) 6,613 m
c. Diameter 7,875 inch
d. Stemming (T) 4,208 m
e. Subdrilling (J) 1,202 m
f. Tinggi Jenjang (H) 10,063 m
Ditanya : Analisa Fragmentasi dan Rekomendasinya ?

Muhammad Rezeky Ramadhan 6-15


H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Penyelesaian :
L =J+H
= 1,202 + 10,063
= 11,265 meter

PC = L – T
= 11,265 – 4,208
= 7,057 meter

Vo = B x S x H
= 6,011 x 6,613 x 10,063
= 400,011 meter3

LD = 0,34 x ρEmultion x De2


= 0,34 x 1,15 x (7,875)2
= 24,248 kg/m

Qe = PC x LD
= 7,057 x 24,248
= 171,12 kg/lubang
Tabel 6.5
Faktor Batuan

Density batuan (SGr) 2,26 gr/cc


RMD Blocky
JPS *
JPO **
Kuat Tekan (UCS) 25 MPa

Muhammad Rezeky Ramadhan 6-16


H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1. RMD sesuai dengan nilai yang sudah ditetapkan, sehingga didapat


batuan tersebut adalah blocky dengan bobot nilai 20.
2. JPS didapat dari perhitungan kekar PSTP Unlam yang menghadap
Utara, bahwa banyaknya kekar dalam panjang satu bidang yaitu :
- Panjang bidang = 2 meter
- Banyak kekar dalam 1 bidang = 10 kekar
Jadi, jarak antara kekar atau jarak antara bidang lemah ± 0,2 m,
termasuk dalam bobot intermediate = 20
3. JPO didapat dari pengamatan dan analisa dimana arah face yang
dapat digunakan adalah Horizontal = 10
4. SGI didapat dari densitas batuan (SGr) dimasukkan ke dalam rumus
SGI = (25 x SGr) – 50
= (25 x 2,26) – 50
= 6,5
5. Hardness didapatkan dari tabel perbandingan antara kuat tekan
(UCS) dan kekerasan (Mohs) yaitu untuk 25 MPa = 2 – 3 Mosh
(digunakan 2,75 Mohs)
BI = 0,5 (RMD + JPS + JPO + SGI + H)
= 0,5 (20 + 20 + 10 + 6,5 + 2,75)
= 29,625

A = 0,12 x BI
= 0,12 x 29,625
= 3,56

Ukuran Fragmen Batuan Rata-rata :


Vo 0,8 1/6 E −0,63
Xmean = A ( ) Qe ( )
Qe 115
400,01 0,8 107 −0,63
= 3,56 ( ) (171,12)1/6 ( )
171,12 115

= 3,56 x 1,97 x 2,36 x 1,046


= 17,31 cm

Indeks keseragaman :

Muhammad Rezeky Ramadhan 6-17


H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

B W (𝐴−1) PC
n = (2,2 − 14 ) (1 − ) (1 + )( )
D B 2 H
6,011 0 (1,1−1) 7,057
n = (2,2 − 14 ) (1 − 6,011) (1 + ) (10,063)
200,025 2

n =1,78 x 1 x 1,05 x 0,701


n = 1,31

Karakteristik Ukuran:
Xmean
Xc =
(0,693) 1⁄n
17,31
Xc =
(0,693) 1⁄1,31

Xc = 22,9

Volume bucket PC 2000-8 SP adalah 12 m3 (Komatsu PC 2000-8 SP)


4
Jadi, Vbucket = 3 π r3
V𝑏𝑢𝑐𝑘𝑒𝑡
r3 = 4
𝜋
3

12
=4
3,14
3

= 2,866 𝑚
r = 3√2,866
= 1,42044 m
= 142,044 cm
Jadi, berdasarkan hasil fragmentasi ukuran batuan berupa bongkah yaitu
142,044 cm dengan persentase sebesar 0,1 %.
Persentase fragmentasi tertahan adalah :
X
−(Xc)n
Rx =e
400 1,31
−( )
R400 = 2,718 22,9

= 0%

Muhammad Rezeky Ramadhan 6-18


H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Tabel 6.6
Persentase Lolos dan Tertahan Berdasarkan Ukuran Saringan
ukuran
Tertahan (%) Lolos (%)
saringan (cm)
400 0 100
200 0 100
150 0 100
100 0,10 99,90
90 0,25 99,75
80 0,58 99,42
70 1,33 98,67
60 2,93 97,07
50 6,20 93,80
40 12,54 87,46
30 24,07 75,93
20 43,28 56,72
10 71,34 28,66
0 100 0,00

Muhammad Rezeky Ramadhan 6-19


H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Rezeky Ramadhan 6-20


H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Rezeky Ramadhan 6-21


H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Rezeky Ramadhan 6-22


H1C114043
PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Rezeky Ramadhan 6-23


H1C114043

Anda mungkin juga menyukai