Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS JURNAL HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Disusun Sebagai Tugas Individu Mata Kuliah KegawatdaruratanDalam Kebidanan


Pengampu :Luluk Rosida, S.ST., M.Kes

DISUSUN OLEH:
INTAN WAHYUNINGSIH
1610104039

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2019
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran
tertinggi terjadi dinegara berkembang dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi
hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara
persemakmuran. Terlebih lagi rendahnya penurunan angka kematian ibu secara bermakna
dinegara yang angka kematian ibunya rendah. Artinya, negara-negara dengan angka kematian
ibu tinggi belum menunjukan kemajuan berarti dalam 15 tahun ini (Depkes RI, 2010)
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2010 (Depkes RI, 2010) Diperkirakan 16-17
ibu menderita komplikasi yang mempengaruhi kesehatan mereka, dari setiap ibu yang
meninggal dalam kehamilan, persalinan, atau nifas. Data dari profil dinas kesehatan
kabupaten Bantul tahun 2018 menyebutkan bahwa hasil Audit Maternal Perinatal (AMP)
menyimpulkan penyebab kematian ibu pada Tahun 2017 adalah Pendarahan sebesar 17% (2
kasus) dan lainnya Pre Eklampsia Berat (PEB), Sepsis, Hypertiroid, Syok, Paripartum, Infeksi
Paru dan Lainnya11% (1 kasus).
Penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan, infeksi, dan hipertensi dalam
kehamilan (Prawirohardjo, 2010). Sehingga dapat diambil kesimpulan dari beberapa data
diatas bahwa penyebab kematian ibu adalah komplikasi (kehamilan, persalinan, nifas),
perdarahan, pre eklampsia berat, sepsis, hypertiroid, syok, paripartum, infeksi paru.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan membahas salah satu penyebab
kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dikaitkan dengan jurnal penelitian terbaru
untuk memperkuat hasil.
B. Tujuan
Untuk mengetahui definisi hipertensi dalam kehamilan, klasifikasi hipertensi dalam
kehamilan, faktor resiko hipertensi,dan penanganan hipertensi dalam kehamilan.

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi Hipertensi
Hipertensi dalam kehamilan adalah tekanan darah sistol>140 atau tekanan diastole >90
mmHg. Kenaikan tekanan sistolik 15 mmHg dibandingkan tekanan darah sebelum hamil atau
pada trimester pertama kehamilan (Kemenkes, 2013).
B. Faktor Resiko
Menurut Wiknjosastro (2010) faktor resiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yaitu:
1. Paritas
Paritas 1-2 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari sudut kesehatan, sedangkan
lebih dari 3 merupakan paritas yang berisiko tinggi untuk terjadinya hipertensi.
2. Umur
Ibu hamil usia di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun secara medis termasuk usia rawan
untuk hamil, karena dapat menyebabkan terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
3. Obesitas
Lemak yang terlalu banyak pada ibu hail menyebabkan aliran darah dalam pembuluh
darah melambat, dan kerja jantung menjadi berat (Prawirohardjo, 2009).
4. Riwayat Keluarga
faktor keturunan lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan, ini disebabkan
penyakit hipertensi merupakan penyakit yang dapat diturunkan dari orangtua ke anak
(Prawirohardjo, 2010).
5. Riwayat Hipertensi
hipertensi yang dialami selama kehamilan sebelumnya dapat meningkatkan risiko
terjadinya hipertensi dalam kehamilan selanjutnya, dimana komplikasi tersebut dapat
mengakibatkan preeklamsia dan hipertensi dalam kehamilan (Manuaba, 2009).
C. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi menurut JNC (Joint National Committe) VIII (2014)
Kategori TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Optimal < 120 <80
Normal <130 <85
Normal Tinggi 130-139 85-89
Hipertensi Derajat I 140-159 90-99
Hipertensi Derajat II 160-179 100-109
Hipertensi Derajat III >180 >110
Klasifikasi Hipertensi Menurut Prawirohardjo (2010), gangguan hipertensi pada
kehamilandiantaranya adalah :
1. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau
hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan
hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan.
2. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan
proteinuria.
3. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang sampai dengan koma.
4. Hipertensi kronik dengan supertposedpreeklamsi adalah hipertensi kronik di sertai tanda-
tanda preeklamsi atau hipertensi kronik disertai proteinuria.
5. Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang timbul pada
kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan
pascapersalin, kehamilan dengan preeklamsi tetapi tanpa proteinuria.
D. Penanganan Hipertensi
Penanganan hipertensi menurut Prawirohardjo (2010)
Kategori Penanganan
Hipertensi gestasional Jika kehamilan <37 minggu, lakukan pengelolaan rawat jalan, yaitu
pemantauan TD, proteinurine dan kondisi janin tiap minggu, jika TD
kelola sebagai preeklampsia. Jika kndisi janin memburuk atau terjadi
IUGR, rawat dan pertimbangkan terminasi kehamilan.
Preeklampsia Ringan UK <37 mg dan ada tanda perbaikan lakukan pemeriksaan 2x per
(PER) minggu dengan pantau TD, proteinurine, kondisi janin, banyak
istirahat, diet biasa, tidak perlu obat. Atau rawat inap tidak perlu obat
kecuali jika ada dikompensasi jantung/gagal ginjal. Jika TDD turun
normal pasien dipulangkan. Jika ada kegawatdaruratan pada janin,
pertimbangkan terminasi. Jika proteinurine meningkat kelola sebagai
PEB. Jika kehamilan >37 mg pertimbangkan terminasi kehamilan,
jika serviks matang lakukan induksi. Jika serviks belum matang beri
prostaglandin, misoprostol/keteter foley/SC.
Preeklampsia berat dan Penanganan PEB dan eklampsia sama, kecuali bahwa persalinan
eklampsia harus berlangsung dalam 6 jam setelah timbulnya kejang pada
eklampsia. Penanganan kejang dengan obat antikonvulsan (MgSO4),
lindungi px dari kemungkinan trauma, aspirasi mulut dan
tenggorokan, baringkan px sisi kiri, posisi Trendelenburg, beri O2 4-6
liter/menit. Dosis awal (MgSO4 4gr IV larutan 20% selama 10
menit), dosis pemeliharaan (MgSO4 1gr/jam lewat infus RL sampai
24 jam PP. syarat pemberian MgSO4 reflek patella +, urin minimal
30 ml/jam dalam 4 jam terakhir, pernapasan minimal <16 kali/menit.
BAB III ASUHAN KEBIDANAN

A.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Alatas, H. (2019). Hipertensi pada Kehamilan. Herb-Medicine Journal, 2(2), 27–51.


Dinas Kesehatan (Dinkes) RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Diakses di
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-
kesehatan-indonesia-2010.pdf. Pada 08 Januari 2019
Kemenkes RI.2013. Profil Kesehatan Indonesia 2013. Diakses di
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-
kesehatan-indonesia-2013.pdf. pada 08 Januari 2019
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta:
EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Winkjosastro. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi 1.
Cet.12. Jakarta: Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai