Anda di halaman 1dari 4

Menghitung penyusutan dari tangal 01 Januari – 6 Juli 2015

Aktiva kendaraan perusahaan dijual pada tanggal 6 Juli 2015, dimana tanggal 6 belum
melewati setengah bulan, maka untuk bulan Juli dianggap mesin belum digunakann
selama 1 bulan penuh, dan bulan juli penyusutan tidak perlu di hitung.

Penyusutan hanya dihitung hingga bulan juni saja.

Penyusutan 1 Jan - 6 Juli 2015 = 6/12 x (Rp 240.000.000/10)


Rp 12.000.000

Lalu jurnal beban penyusutan tersebut :

Jurnal tersebut menambah biaya penyusutan dan menambah akumulasi penyusutan


kendaraan sebesar Rp 12.000.000

Sehingga "Accum Deprec Kendaraan" per tanggal 6 Juli 2015 adalah sebagai berikut :

Akumulasi / 6 juli 2015 = Penyusutan selama 2014 + Penyusutan selama 2015


= Rp 70.000.000 + Rp 12.000.000>
= Rp 82.000.000

Dan nilai buku kendaraan per 6 Juli 2015 adalah :

Nilai buku mesin per 6 Juli 2015 = Rp 240.000.000 – Rp 82.000.000


= Rp 158.000.000

Langkah berikutnya adalah penghapusan aktiva tetap


# 2. Penghapusan Aktiva Tetap Kendaraan
Jurnal penghapusan atau penjualan aktiva tetap kendaraan adalah:

Notes:

 Menghapus aset tetap kendaraan dan juga akumulasi penyusutannya. penghapusan


ini terjadi karena posting aset tetap mesin dimasukkan di kredit dan akumulasi
penyusutan dicatat ke sisi debit.
 Mencatat kas masuk/mengakui piutang sebesar harga penjualan. Apabila transaksi
penjualannya secara tunai, maka akun kas yang di pakai, tetapi apabila transaksi
penjualan secara kredit, maka piutang yang dipakai.
 Mengakui rugi penjualan aset tetap mesin sebesar selisih nilai buku
terbaru/terupdate dengan harga nilai penjualan

Bagaimana jika aset tetap dijual dengan harga diatas nilai buku aktiva setelah di
update?

Ya tinggal di balik saja jurnalnya, dari rugi menjadi akun laba.

Misalnya, pada contoh kasus yang sama, namun aktiva dijual seharga Rp 170.000.000
sehingga perusahaan mendapatkan laba seebesar dari penjualan kendaraan tersebut.
Kasus Revaluasi Aset Tetap
PT. Melati memiliki aset bangunan dengan harga perolehan 400jt, dibeli tanggal 2 Januari
2000. Aset ini didepresiasikan selama 20 tahun tanpa nilai sisa. Perusahaan menggunakan
model revaluasi aset dalam menilai gedung terebut.
Data hasil revaluasi: pada 31 Desember 2001 dinilai kembali nilainya 420jt, 31 Desember
2003 sebesar 360 jt dan 31 Desember 2005 sebesar 400jt.
2 Januari (satuan juta)
Gedung 400
Kas 400
31 Desember 2000 depresiasi
Beban Depresiasi 20
Akumulasi Depresiasi 20
31 Desember 2001 depresiasi
Beban Depresiasi 20
Akumulasi Depresiasi 20
31 Desember 2001 Revaluasi
Akumulasi Depresiasi 40
Gedung 40
Gedung 60
Surplus Revaluasi 60
Nilai gedung baru 420 didepresiasi selama 18 tahun
31 Desember 2002 depresiasi
Beban Depresiasi 23,33
Akumulasi Depresiasi 23,3
Surplus Revaluasi 3,33
Saldo laba 3,33
31 Desember 2003 depresiasi
Beban Depresiasi 23,33
Akumulasi Depresiasi 23,3
Surplus Revaluasi 3,33
Saldo laba 3,33
31 Desember 2003 Revaluasi
Akumulasi Depresiasi 46,66
Gedung 46,66
Surplus Revaluasi 13,33
Gedung 13,33
Nilai gedung baru 360 didepresiasi selama 16 tahun
Surplus revaluasi 60-6.67-13.33 = 40 diamortiasi selama 16 tahun
31 Desember 2004 depresiasi
Beban Depresiasi 22,50
Akumulasi Depresiasi 22,50
Surplus Revaluasi 2,5
Saldo laba 2,5

Anda mungkin juga menyukai