1.1 Pendahuluan
Hampir semua ilmu terapan terdiri dari melakukan eksperimen dan menafsirkan
hasilnya. Ini dapat dilakukan secara kuantitatif dengan mengambil pengukuran yang
akurat dari variabel sistem yang kemudian dianalisis dan dikorelasikan, atau secara
kualitatif dengan menyelidiki perilaku umum dari sistem berdasarkan satu variabel
yang mempengaruhi faktor lain. Metode pertama selalu diinginkan, jika penyelidikan
kuantitatif dicoba. Metode tersebut lebih baik dengan cara mengenalkan prinsip
matematika pada tahap sedini mungkin karena prinsip tersebut dapat mempengaruhi
jalannya penyelidikan. Hal ini dilakukan dengan mencari model matematika yang ideal
dari sistem.
Langkah kedua adalah mengumpulkan semua informasi fisik yang sesuai dengan
bentuk hukum konservasi dan persamaan nilai. Hukum konservasi teknik kimia adalah
neraca massa, neraca panas dan keseimbangan energi lainnya; sedangkan persamaan
laju menyatakan hubungan antara laju alir dan gaya penggerak di bidang aliran fluida,
transfer panas, dan masalah difusi. Ini kemudian diterapkan pada model dan hasilnya
harus berupa persamaan matematika yang menggambarkan sistem.
Jenis persamaan (aljabar, turunan, menemukan perbedaan, dll) akan bergantung
pada kedua sistem yang sedang diselidiki, dan detail modelnya. Untuk sistem tertentu,
jika modelnya sederhana maka persamaannya mungkin sederhana, sedangkan jika
modelnya lebih disempurnakan maka persamaannya akan menjadi tipe yang lebih sulit.
Teknik matematika yang sesuai kemudian diterapkan pada persamaan ini dan hasilnya
diperoleh. Hasil matematika ini kemudian harus ditafsirkan melalui model asli agar
bisa memberi fisik yang signifikan.
Dalam bab ini, hanya masalah yang paling sederhana yang akan dibahas dan
gagasan model sederhana akan diperkenalkan. Model yang lebih rumit akan
diperkenalkan melalui buku di bab ini yang membahas teknik matematika tertentu yang
diperlukan untuk menyelesaikan solusi.
Toluena
+ Air
Asam Benzoat
Toluen Air
+ +
Asam Benzoat Asam Benzoat
Masalah diidealkan pada gambar 1.2 dimana kedua tangki telah digabungkan menjadi
single stage. Berbagai aliran telah diberi tanda dan dua neraca massa telah digunakan,
(a) konservasi toluena, dan (b) konservasi air. Laju alir ini telah dinyatakan secara
bebas pada zat terlarut untuk menyederhanakan analisis. Konsentrasi asam benzoat di
setiap aliran dan model matematika juga telah dinyatakan.
y = mx
Rc = Rx + Sy
Pasangan persamaan (1.1) dan (1.2) terdiri dari empat bilangan yang diketahui (R, s, c,
m) dan dua bilangan tak diketahui (x, y), dan dapat dipecahkan untuk mencari yang
tidak diketahui dengan cara sebagai berikut:
Rc = Rx + mSx
𝑅𝑐 𝑚𝑅𝑐
𝑥 = 𝑅+𝑚𝑆, y=𝑅+𝑚𝑆
Oleh karena itu, proporsi dari asam benzoat yang diekstraksi adalah:
𝑆𝑦 𝑚𝑆
=
𝑅𝑐 𝑅 + 𝑚𝑆
Sebagai contoh angka, jika S = 12R, m = 1/8, dan c = 10, maka x = 0,4, y = 0,05, dan
proporsi asam yang diekstraksi adalah 60%.
Pada tahap ini, dapat dilihat bahwa bahkan dalam masalah sederhana ini, dua kelompok
berdimensi yang merupakan karakteristik masalah telah muncul secara alami sebagai
hasil penyelidikan. Sehingga ditempatkan:
𝑅
𝛼=
𝑚𝑆
1
𝐸=
(𝛼 + 1)
Artinya, proporsi yang diekstraksi hanya diatur oleh nilai kelompok berdimensi 𝛼
Contoh di atas sekarang akan dipertimbangkan kembali, namun dua tingkat akan
digunakan untuk ekstraksi asam benzoat, bukan satu tingkat. Setiap tingkat masih
terdiri dari dua tangki, pengaduk dan pengendap, dengan laju yang berlawanan melalui
stage. Sistem aliran ideal ditunjukkan pada Gambar 1.3 dimana
R R R
0 x1 x2
S S S
Gambar y1 1.3. Ekstrasi Ideal 2 y2 Tingkat 0
Simbol memiliki arti yang sama seperti pada contoh sebelumnya, dan konsentrasi yang
berbeda dalam fase tertentu dibedakan dengan sufiks, sesuai dengan teknik kimia
secara praktis, sufiks menunjukkan jumlah tahap dari mana arus tersebut pergi. Asumsi
yang dibuat di atas dibuat lagi, dan persamaan (1.1) masih berlaku untuk setiap tingkat
secara terpisah, diberikan
y1 = mx1. y2 = mx2
Faktanya bahwa asam benzoat harus masuk dan tinggal di setiap tingkat pada tingkat
yang sama diberikan 2 persamaan:
Rc+Sy2 = Rx1+Sy1
Rc+mSx2 = (Ry1m)+Sy1
R2c= x2(R2+mRS+m2S2)
𝑅2 𝑐
x2= 𝑅2+𝑚𝑅𝑆+𝑚2𝑆 2
𝑚𝑅𝑐(𝑅+𝑚𝑆)
y1= 𝑅2+𝑚𝑅𝑆+𝑚2𝑆 2
𝛼+1 𝛼2 − 1
𝐸= 2 = 2
𝛼 + 𝛼+1 𝛼 − 1
Penggunaan contoh angka yang sama seperti sebelumnya, yaitu S= 12R, m= 1/8 dan 𝛼
= 1,0; kemudian x2= 0,21, y1= 0,066 dan proporsi yang diekstrak yaitu 79%. Tingkat
ekstraksi yang tebih tinggi telah demikian diperoleh dengan dua tahap daripada dengan
satu tahap, untuk keadaan dan kondisi yang sama.