Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infrastruktur jalan merupakan salah satu prasarana perhubungan darat yang
memiliki peranan penting dalam distribusi barang dan jasa serta mobilitas untuk
masyarakat dan sektor ekonomi lainnya. Khusus untuk prasarana jalan, dari hari
ke hari beban kendaraan pada berbagai ruas jalan di Indonesia kian meningkat.
Meningkatnya beban yang diterima oleh struktur jalan akan memicu terjadi
kerusakan pada struktur perkerasan jalan (Hermadi, 2015). Oleh karena itu,
pembangunan jalan sangat berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi di suatu
negara. Pemerintah Indonesia tahun 2014-2019 saat ini telah fokus dalam
pembangunan infrastruktur jalan guna menumbuhkan ekonomi yang kuat.
Menurut Ritonga (2013), salah satu penyebab kerusakan ini terjadi karena
situasi iklim di Indonesia yang tropis, intensitas sinar matahari yang tinggi
sepanjang tahun mengakibatkan kelembaban dan curah hujan yang tinggi. Selain
itu aktivitas mobilisasi oleh angkutan barang dan orang dalam penggunaan jalan
yang terkadang tidak sesuai dengan aturan dapat berpengaruh kepada umur jalan.
Perbaikan jalan akan mengeluarkan biaya yang besar, salah satu langkah
yang sangat memungkinkan dilakukan untuk mengurangi pengeluaran biaya
negara adalah dengan mengkaji ketahanan aspal yang tahan lama dan berkualitas.
Untuk mengatasi permasalahan yang ada, salah satu usaha dengan meningkatkan
kualitas aspal dengan menambahkan aditif ataupun memodifikasi.
Aspal minyak yang digunakan pada jalan di Indonesia belum dapat
mengakomodasi kondisi jalan Indonesia yang memiliki beban berat, temperatur
dan curah hujan yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan modifikasi aspal minyak
untuk memperbaiki sifat aspal minyak. Polimer merupakan salah satu bahan aditif
dalam pencampuran aspal yang dapat perbaiki sifat aspal minyak. Crumb rubber
merupakan salah satu jenis polimer elastomer yang banyak terdapat di Indonesia
dalam bentuk natural atau hasil daur ulang (Purnomo, 2014).

1
2

Menurut Purnomo (2014), penggunaan crumb rubber pada campuran


pengerasan memiliki nilai fleksibilitas dan durabilitas yang lebih baik dari
campuran pengerasan konvensional. Selain itu, crumb rubber dapat memperbaiki
kemampuan aspal terhadap kelengketan, titik lembek dan kelenturan sehingga dapat
mengurangi resiko terjadinya retak pada aspal.
Berdasarkan data Ditjenbun (2017), provinsi Riau merupakan penghasil karet
terbesar ketiga setelah provinsi Sumatera Selatan dan Sumatera Utara dengan
produksi pada tahun 2016 mencapai 328.597 ton per tahun. Mayoritas dari produksi
karet alam Indonesia diekspor dalam bentuk karet mentah utamanya sebagai SIR
20. Konsumsi karet alam saat ini didominasi untuk pemenuhan kebutuhan
pembuatan ban kendaraan. Untuk meningkatkan konsumsi karet alam domestik
perlu upaya pemanfaatan karet alam dibidang lain, salah satu contohnya adalah
untuk aditif aspal.
Dalam hal ini peneliti memakai crumb rubber sebagai bahan aditif pada aspal
karena crumb rubber memiliki elastilitas yang baik, tidak membutuhkan energi
yang besar dalam proses pencampuran dengan aspal, dan memiliki daya ikat yang
kuat dengan agregat saat bercampur dengan aspal. Aspal yang dipakai adalah aspal
pen 60/70 yang disesuaikan dengan kondisi iklim di Indonesia dan banyak
digunakan dalam pembuatan perkerasan jalan.

1.2 Perumusan Masalah


Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan campuran aspal dan
bahan aditif yang baik. Bahan aditif yang digunakan dalam beberapa penelitian
yang telah dilakukan berasal dari golongan plastomer dan elastomer, seperti karet
spesifikasi teknis, karet balon, dan botol plastik high density polyethylene (HDPE).

Salama (2010), mempelajari pemanfaatan SIR 20 yang melakukan mastikasi


secara mekanis untuk bahan aditif aspal modifikasi dengan variasi kadar SIR 20
dan waktu mastikasi 8 menit - 24 menit. Dari penelitian ini didapatkan bahwa
waktu giling karet 24 menit dengan kadar karet 7% merupakan hasil terbaik yang
memenuhi persyaratan aspal polimer dan waktu pencampuran yang paling cepat.
3

Suhardi dkk (2016) melakukan penelitian menggunakan bahan limbah botol


plastik Polyethylene Terephthalate (PET) dan aspal penetrasi 60/70 dengan variasi
PET 0% - 6,5% b/b. Pada pengujian marshall didapatkan nilai stabilitas 1738,92 kg
dengan kadar PET 3,5%. Hasil uji penetrasi menunjukkan nilai yang sangat tinggi,
jauh diatas persyaratan Bina Marga dengan nilai stabilitas 1000 kg, tetapi dari segi
kepadatan aspal mengalami penurunan. Penurunan kepadatan aspal diakibatkan
titik lebur PET mencapai 250oC sehingga tidak semua PET melebur dalam aspal.
Purnomo (2014), melakukan penelitian dengan mencampurkan crumb rubber
dan aspal menggunakan metode Marshall, dengan variasi crumb rubber sebagai
adiktif aspal modifikasi sebesar 5%, 10% dan 12%. Hasil pengujian menunjukan
meningkatnya nilai penetrasi, titik lembek dan viskositas yang merupakan
interpretasi kemampuan dalam menahan beban, suhu tinggi dan suhu rendah dan
hasil pengujian Marshall menunjukan durabilitas yang berada di atas campuran
konvensional dan nilai optimum yang dapat digunakan dalam aspal modifikasi
polimer yaitu antara 5% dan 10%. Dari beberapa penelitian tersebut maka peneliti
akan melakukan penelitian campuran aspal dan crumb rubber dengan variasi nisbah
crumb rubber dalam aspal dan suhu pencampuran, serta menentukan karakteristik
aspal modifikasi yang dihasilkan.

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Menentukan pengaruh nisbah crumb rubber terhadap karakteristik campuran
aspal - crumb rubber.
2. Menentukan pengaruh suhu pencampuran terhadap karakteristik campuran
aspal - crumb rubber.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini antara lain :
1. Sebagai solusi alternatif terhadap permasalahan pembangunan sarana
transportasi khususnya transportasi darat.
2. Memberikan informasi mengenai pemanfaatan crumb rubber sebagai bahan
aditif dalam aspal yang dapat meningkatkan kualitas aspal.
4

3. Untuk meningkatkan harga jual karet dipasaran khususnya untuk wilayah


Riau yang merupakan salah satu daerah penghasil karet terbesar di Indonesia
4. Aspal modifikasi yang dihasilkan diharapkan memiliki titik lembek,
penetrasi, dan stabilitas yang lebih baik dan lebih tahan lama dari aspal
konvensional.

1.5 Sistematika (Outline) Usulan Penelitian


Laporan hasil penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu :
1. Pendahuluan, berisi tentang deskripsi topik dan latar belakang penelitian,
identifikasi masalah, tujuan serta manfaat dilakukannya penelitian pembuatan
aspal modifikasi polimer dengan crumb rubber.
2. Tinjauan pustaka, berisi tentang landasan teori dalam melakukan penelitian
pembuatan aspal modifikasi polimer dengan crumb rubber.
3. Metodologi penelitian, menyajikan secara lengkap setiap langkah yang
dilakukan dalam penelitian pembuatan aspal modifikasi polimer dengan
crumb rubber.
4. Hasil dan pembahasan, meyajikan secara lengkap hasil penguian dan analisa
dari pembuatan aspal modifikasi polimer dengan crumb rubber.
5. Kesimpulan, berisi tentang rangkuman yang diperoleh dari hasil penelitian
pembuatan aspal modifikasi polimer dengan crumb rubber, yang sesuai
dengan tujuan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai