Infrastruktur jalan merupakan salah satu prasarana perhubungan darat yang memiliki peranan penting dalam distribusi barang dan jasa serta mobilitas untuk masyarakat dan sektor ekonomi lainnya. Khusus untuk prasarana jalan, dari hari ke hari beban kendaraan pada berbagai ruas jalan di Indonesia kian meningkat. Meningkatnya beban yang diterima oleh struktur jalan akan memicu terjadi kerusakan pada struktur perkerasan jalan (Hermadi, 2015). Oleh karena itu, pembangunan jalan sangat berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Pemerintah Indonesia tahun 2014-2019 saat ini telah fokus dalam pembangunan infrastruktur jalan guna menumbuhkan ekonomi yang kuat. Menurut Ritonga (2013), salah satu penyebab kerusakan ini terjadi karena situasi iklim di Indonesia yang tropis, intensitas sinar matahari yang tinggi sepanjang tahun mengakibatkan kelembaban dan curah hujan yang tinggi. Selain itu aktivitas mobilisasi oleh angkutan barang dan orang dalam penggunaan jalan yang terkadang tidak sesuai dengan aturan dapat berpengaruh kepada umur jalan. Perbaikan jalan akan mengeluarkan biaya yang besar, salah satu langkah yang sangat memungkinkan dilakukan untuk mengurangi pengeluaran biaya negara adalah dengan mengkaji ketahanan aspal yang tahan lama dan berkualitas. Untuk mengatasi permasalahan yang ada, salah satu usaha dengan meningkatkan kualitas aspal dengan menambahkan aditif ataupun memodifikasi. Aspal minyak yang digunakan pada jalan di Indonesia belum dapat mengakomodasi kondisi jalan Indonesia yang memiliki beban berat, temperatur dan curah hujan yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan modifikasi aspal minyak untuk memperbaiki sifat aspal minyak. Polimer merupakan salah satu bahan aditif dalam pencampuran aspal yang dapat perbaiki sifat aspal minyak. Crumb rubber merupakan salah satu jenis polimer elastomer yang banyak terdapat di Indonesia dalam bentuk natural atau hasil daur ulang (Purnomo, 2014).
1 2
Menurut Purnomo (2014), penggunaan crumb rubber pada campuran
pengerasan memiliki nilai fleksibilitas dan durabilitas yang lebih baik dari campuran pengerasan konvensional. Selain itu, crumb rubber dapat memperbaiki kemampuan aspal terhadap kelengketan, titik lembek dan kelenturan sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya retak pada aspal. Berdasarkan data Ditjenbun (2017), provinsi Riau merupakan penghasil karet terbesar ketiga setelah provinsi Sumatera Selatan dan Sumatera Utara dengan produksi pada tahun 2016 mencapai 328.597 ton per tahun. Mayoritas dari produksi karet alam Indonesia diekspor dalam bentuk karet mentah utamanya sebagai SIR 20. Konsumsi karet alam saat ini didominasi untuk pemenuhan kebutuhan pembuatan ban kendaraan. Untuk meningkatkan konsumsi karet alam domestik perlu upaya pemanfaatan karet alam dibidang lain, salah satu contohnya adalah untuk aditif aspal. Dalam hal ini peneliti memakai crumb rubber sebagai bahan aditif pada aspal karena crumb rubber memiliki elastilitas yang baik, tidak membutuhkan energi yang besar dalam proses pencampuran dengan aspal, dan memiliki daya ikat yang kuat dengan agregat saat bercampur dengan aspal. Aspal yang dipakai adalah aspal pen 60/70 yang disesuaikan dengan kondisi iklim di Indonesia dan banyak digunakan dalam pembuatan perkerasan jalan.
1.2 Perumusan Masalah
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan campuran aspal dan bahan aditif yang baik. Bahan aditif yang digunakan dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan berasal dari golongan plastomer dan elastomer, seperti karet spesifikasi teknis, karet balon, dan botol plastik high density polyethylene (HDPE).
Salama (2010), mempelajari pemanfaatan SIR 20 yang melakukan mastikasi
secara mekanis untuk bahan aditif aspal modifikasi dengan variasi kadar SIR 20 dan waktu mastikasi 8 menit - 24 menit. Dari penelitian ini didapatkan bahwa waktu giling karet 24 menit dengan kadar karet 7% merupakan hasil terbaik yang memenuhi persyaratan aspal polimer dan waktu pencampuran yang paling cepat. 3
Suhardi dkk (2016) melakukan penelitian menggunakan bahan limbah botol
plastik Polyethylene Terephthalate (PET) dan aspal penetrasi 60/70 dengan variasi PET 0% - 6,5% b/b. Pada pengujian marshall didapatkan nilai stabilitas 1738,92 kg dengan kadar PET 3,5%. Hasil uji penetrasi menunjukkan nilai yang sangat tinggi, jauh diatas persyaratan Bina Marga dengan nilai stabilitas 1000 kg, tetapi dari segi kepadatan aspal mengalami penurunan. Penurunan kepadatan aspal diakibatkan titik lebur PET mencapai 250oC sehingga tidak semua PET melebur dalam aspal. Purnomo (2014), melakukan penelitian dengan mencampurkan crumb rubber dan aspal menggunakan metode Marshall, dengan variasi crumb rubber sebagai adiktif aspal modifikasi sebesar 5%, 10% dan 12%. Hasil pengujian menunjukan meningkatnya nilai penetrasi, titik lembek dan viskositas yang merupakan interpretasi kemampuan dalam menahan beban, suhu tinggi dan suhu rendah dan hasil pengujian Marshall menunjukan durabilitas yang berada di atas campuran konvensional dan nilai optimum yang dapat digunakan dalam aspal modifikasi polimer yaitu antara 5% dan 10%. Dari beberapa penelitian tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian campuran aspal dan crumb rubber dengan variasi nisbah crumb rubber dalam aspal dan suhu pencampuran, serta menentukan karakteristik aspal modifikasi yang dihasilkan.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan sebagai berikut : 1. Menentukan pengaruh nisbah crumb rubber terhadap karakteristik campuran aspal - crumb rubber. 2. Menentukan pengaruh suhu pencampuran terhadap karakteristik campuran aspal - crumb rubber.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain : 1. Sebagai solusi alternatif terhadap permasalahan pembangunan sarana transportasi khususnya transportasi darat. 2. Memberikan informasi mengenai pemanfaatan crumb rubber sebagai bahan aditif dalam aspal yang dapat meningkatkan kualitas aspal. 4
3. Untuk meningkatkan harga jual karet dipasaran khususnya untuk wilayah
Riau yang merupakan salah satu daerah penghasil karet terbesar di Indonesia 4. Aspal modifikasi yang dihasilkan diharapkan memiliki titik lembek, penetrasi, dan stabilitas yang lebih baik dan lebih tahan lama dari aspal konvensional.
1.5 Sistematika (Outline) Usulan Penelitian
Laporan hasil penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu : 1. Pendahuluan, berisi tentang deskripsi topik dan latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan serta manfaat dilakukannya penelitian pembuatan aspal modifikasi polimer dengan crumb rubber. 2. Tinjauan pustaka, berisi tentang landasan teori dalam melakukan penelitian pembuatan aspal modifikasi polimer dengan crumb rubber. 3. Metodologi penelitian, menyajikan secara lengkap setiap langkah yang dilakukan dalam penelitian pembuatan aspal modifikasi polimer dengan crumb rubber. 4. Hasil dan pembahasan, meyajikan secara lengkap hasil penguian dan analisa dari pembuatan aspal modifikasi polimer dengan crumb rubber. 5. Kesimpulan, berisi tentang rangkuman yang diperoleh dari hasil penelitian pembuatan aspal modifikasi polimer dengan crumb rubber, yang sesuai dengan tujuan penelitian.