Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN (PJB)
DI RUANG PEDIATRIC INTENSIVE CARE UNIT (PICU)
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 19 Februari – 24 Februari 2018

Oleh :
Eko Cahyo Abadi, S. Kep.
NIM I7309133100423

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2018
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

DI RUANG PEDIATRIC INTENSIVE CARE UNIT (PICU)

RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 19 Februari – 24 Februari 2018

Oleh :
Eko Cahyo Abadi, S.Kep
NIM. 1730913310023

Banjarmasin, 18 Februari 2018

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Eka Santi, S. Kep., Ns., M. Kep. Lukmanul Hakim, Ns., M. Kep.


NIP. 19780615 200812 2 001 NIP. 19760116 199603 1002
Penyakit Jantung Bawaan Kategori
Beberapa kategori PJB, antara lain:
1. Kelainan katup jantung, katup dalam jantung
Pengertian dapat membuka dan menutup sehingga
mengarahkan aliran darah pada jantung. Jika
Penyakit jantung bawaan atau congenital heart disease (CHD) adalah
terdapat kelainan, maka aliran darah jantung
kelainan pada struktur jantung yang dialami sejak lahir. Kondisi ini tidak terarah akibat proses membuka dan
dapat mengakibatkan gangguan pada aliran darah dari dan ke jantung, menutup yang tidak normal.
sehingga berpotensi membahayakan nyawa. Anak dengan PJB
memiliki kelainan struktur jantung yang dapat berupa lubang atau 2. Kelainan dinding jantung, dinding jantung
defek pada sekat ruang-ruang jantung, penyempitan atau sumbatan antara bilik dan atrium kiri dan kanan mungkin
tidak berkembang dengan benar, sehingga darah
katup atau pembuluh darah yang berasal atau bermuara ke jantung,
kembali ke ruangan jantung yang bukan aliran
ataupun abnormalitas konfigurasi jantung serta pembuluh darah. yang seharusnya. Cacat pada dinding membuat
Kelainan struktur tersebut dapat bersifat tunggal ataupun tekanan pada jantung lebih tinggi sehingga
berkombinasi sehingga menimbulkan PJB kompleks jantung bekerja lebih keras dan dapat
mengakibatkan tekanan darah tinggi.

3. Kelainan pembuluh darah, arteri dan vena yang


membawa darah ke jantung dan menuju ke
Tipe organ tubuh tidak dapat berfungsi dengan benar
Beberapa tipe PJB dapat dikelompokkan menjadi dua tipe, antara lain: sehingga menghalangi atau memperlambat
1. Tipe PJB biru (sianotik), yaitu jenis PJB yang menyebabkan aliran darah.
warna kebiruan (sianosis) pada kulit dan selaput lender terutama
di daerah lidah/bibir dan ujung-ujung anggota gerak akibat
kurangnya kadar oksigen di dalam darah.

2. Tipe PJB non sianotik, yaitu PJB yang tidak menimbulkan warna
kebiruan pada anak. PJB non-sianotik umumnya menimbulkan
gejala gagal jantung yang ditandai dengan sesak yang memberat
saat menetek/beraktivitas, bengkak pada wajah, anggota gerak,
serta perut, dan gangguan pertumbuhan yang menyebabkan
kekurangan gizi.
Etiologi: Manifestasi Klinis
Beberapa penyebab terjadinya PJB, antara lain: Beberapa tanda dan gejala pada penderita PJB, antara
1. Genetika, PJB dapat diturunkan oleh keluarga yang juga lain:
memiliki PJB. Selain itu, terjadi gangguan pembentukan 1. Mudah lelah
organ jantung pada minggu ke-5 masa kehamilan. 2. Intoleransi aktivitas
3. Tidak nafsu makan
2. Obat-obatan, PJB dapat terjadi karena obat-obatan yang 4. BB menurun
dikonsumsi oleh ibu hamil pada trimester pertama tanpa 5. Nafas cepat dan pendek
petunjuk dokter dapat membahayakan pertumbuhan janin. 6. Sianosis atau kulit menjadi kebiruan
Contoh obat seperti obat anti kejang, obat anti jerawat, dan 7. Detak jantung yang tidak beraturan (Aritmia)
ibuprofen. 8. Kelainan bentuk ujung jari dan kuku (Clubbing
Finger)
3. Infeksi, PJB dapat terjadi apabila ibu hamil pada 8-10 9. Pembengkakan pada jaringan atau organ tubuh
minggu pertama kehamilan menderita infeksi Rubella atau (Edema)
Campak Jerman yang dapat membahayakan pertumbuhan
janin, termasuk pertumbuhan organ jantung janin. Pemeriksaan Penunjang
EKG, Ekokardiografi, Foto Rontgen, CT-Scan dan
4. Rokok (Aktif maupun Pasif), PJB dapat terjadi oleh MRI, Stress Test, Pulse Oximeter, Kateterisasi Jantung.
kandungan rokok yang dapat mempengaruhi perkembangan
janin dalam kandungan. Farmakologi
Furosemid (Lasix) sebagai diuretik, Indomethacin
5. Diabetes, penderita DM tipe 1 dan 2 berpotensi melahirkan (Inhibitor Prostaglandin) sebagai mempermudah
bayi dengan PJB dikarenakan tingginya kadaar insulin penutupan duktus, Antibiotik sebagai pencegahan
dalam darah yang dapat mengganggu pertumbuhan janin. endokarditis bacterial.

Komplikasi Penatalaksanaan
Pertumbuhan yang lambat, gangguani saluran pernapasan dan Bedah Jantung Terbuka, Bedah Rekonruksi Jantung,
jantung, aritmia, gagal jantung. CABG, Transplantasi Jantung, dsb.
Pathway Penyakit Jantung Bawaan

Kehamilan Trimester Awal


Etiologi (Pembentukan Organ Jantung)

Kelahiran

Terdiagnosa Penyakit
Jantung Bawaan

Penyempitan, aliran
Terjadi darah Stenosis katup Stenosis katup
PJB darah dan oksigen ke
balik ke paru pulmoner aorta
seluruh tubuh terganggu

Penimbunan
Kongestif jaringan
cairan di alveoli Curah jantung
perifer dan viseral
menjadi berkurang

Pertukaran gas
Ketidakefektifan Edema
terganggu Penurunan
Perfusi Jaringan
Curah jantung
Perifer
Sesak nafas Cairan
(Dispneau) Suplai darah dan oksigen Kelebihan
Rentan Volume
terhambat ke jaringan
sianosis
Ketidakefektifan
Pola Nafas
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit (Riwayat Penyakit sekarang, dahulu dan keluarga)
4. Pemeriksaan Fisik
5. Pemeriksaan diagnostik
6. Pemeriksaan laboratorium

Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Penurunan Curah Jantung


Perifer
NOC
NOC
Cardiac Pump Effectiveness
Sirculation status
Setelah dilakukan tindakan Cardiopulmonary Status
keperawatan selama 1x8 jam perfusi Setelah dilakukan tindakan
jaringan perifer pasien efektif, keperawatan selama 1 x 24 jam
dengan kriteria hasil: penurunan curah jantung teratasi
1. Tidak ada tanda sianosis dengan kriteria hasil:
2. TTV rentang normal 1. Tekanan darah dalam batas normal
2. RR dalam batas normal
NIC:
3. Nadi perifer teraba kuat, reguler.
Peripheral sensation management
1. Observasi tanda sianosis 4. Toleransi aktivitas
2. Monitor respon sensitifitas klien
3. Monitor status oksigen NIC
4. Observasi tekanan darah dan nadi Cardiac Care
5. Monitor adanya CRT >2 detik 1. Monitor status kardiovaskular
2. Monitor disritmia jantung
3. Monitor keseimbangan cairan
4. Monitor respon klien terhadap
medikasi antiaritmia
5. Beritahukan klien dan keluarga
untuk membatasi aktivitas
6. Beritahukan klien untuk segera
melaporkan adanya
ketidaknyamanan dada

Vital Signs Monitoring


1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu
dan status respirasi
Ketidakefektifan Pola Nafas Kelebihan Volume Cairan

NOC NOC
Respiratory Status: Ventilation Fluid Balance
Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 60 menit keperawatan selama 1 x 24 jam
pasien menunjukkan keefektifan pola kelebihan volume cairan teratasi
nafas dengan kriteria hasil: dengan kriteria hasil:
1. RR dalam batas normal 1. Turgor kulit normal
2. Ritme pernafasan regular 2. Membran mukosa lembab
3. Serum elektrolit dalam batas normal
NIC
Oxygen Therapy NIC
1. Bersihkan sekret pada daerah oral, Fluid Management
nasal dan trakea 1. Pertahankan intake dan output
2. Pertahankan patensi jalan nafas cairan
3. Set peralatan oksigen dan berikan 2. Monitor status hidrasi
oksigen sesuai order 3. Monitor indikasi kelebihan cairan
4. Monitor aliran oksigen 4. Atur pemasukan cairan
5. Konsultasikan dengan tenaga
kesehatan lain jika gejala
Respiratory Monitoring
1. Monitor kecepatan, irama, kelebihan cairan menetap atau
kedalaman dan usaha saat bernafas memburuk
Monitor adanya dispnea dan
kejadian yang dapat menimbulkan
dispnea
DAFTAR PUSTAKA

Bluechek, G. M., Butcher, H. M., Dochterman, J. M. & Wagner, C. M., 2013.


Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia. 6 ed.
Yogyakarta: Mocomedia.

Herdman, T. H. & Kamitsuru, S., 2015. Diagnosa Keperawatan: Definisi &


Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.

Hidayat, Aziz Alimul A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta:


Salemba Medika.

Moorhead, S., Johnson, M., Mass, M. L. & Swanson, E., 2013. Nursing Outcomes
Classification (NOC) Edisi Bahasa Indonesia. 5 ed. Yogyakarta: mocomedia.

Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta: EGC.

Potter, Paricia dan Anne G Perry. 2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Price, S. A. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proes-proses Penyakit.; alih bahasa,


Brahm U. et. Al.) Edisi 6. Jakarta : EGC
Priharjo R. 2006. Pengkajian Fisik Keperawatan, Jakarta: EGC.
Suddarth & Brunner. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume
2. Jakarta: EGC.
Sujono & Sukarmin. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai