Disusun oleh:
AGUM GUMELAR
196020300111017
Model (2)
Model (3)
Model (4)
Sedangkan metode yang digunakan pada penelitian ini metrik tata kelola
perusahaan yang didasarkan pada pemenuhan aturan non-wajib tata kelola perusahaan
yang baik digunakan. Estimasi GMM sistem (Generaliized Method of Moments) untuk
data panel yang seimbang.
D. Hasil Analisis
Hasil analisis dalam penelitian ini menujukkan bahwa indeks ICGQ menujukkan
sekitar 61% dan untuk kualitas komosisi dewan (BOARDC) menujukkan sekitar 55%.
Rata-rata hak suara pemegang saham terbesar adalah 49,4%, dan lima pemegang saham
terbesar menyumbang 70,7% dari hak suara. Koefisien variasi yang rendah menyoroti
homoggenitas perusahaan dalam hal konsentrasi kepemilikan yang tinggi.
Konsentrasi kepemilikan suara yang dimiliki oleh pemegang saham utama kedua
hingga kelima relatif rendah, yaitu berkisar 13,5% hingga 21,3%. Dengan demikian,
terdapat kesenjangan besar anatara kontrol perusahaan yang dipegang oleh pemegang
saham terbesar dan kontrol perusahaan yang dipegang oleh pemegang saham besar
lainnya. Kesenjangan ini mungkin mendasari hubungan konteks antara pemegang saham
pengendali terbesar dan pemegang block lainnya.
Sebagian besar besar perusahaan memiliki satu blockholder besar yang memegang
lebih dari 50% suara, yaitu sebanyak 52,35%. Dalam 20,59% dari perusahaan, dua
pemegang block yang digabungkan memegang lebih dari 50% suara, yang mengarah ke
persentase kumulatif 72, 94% dari perusahaan yang dikendalikan. Secara keseluruhan,
82,06% perusahaan Brasil dikendalikan oleh lima atau kurang pemegang block.
Gambaran yang muncul dari penelitian ini yaitu perusahaan-perusahaan di Brasil
memiliki kekuatan suara yang terkonsentrasi. Di perusahaan-perusahaan baris pertama,
yang meyumbang 52,35% perusahaan, pemegang saham terbesar mengendalikan lebih
dari dua pertiga suara yaitu sebanyak 68,88%. Untuk perusahaan di baris kedua, yang
merupakan 20,59% dari perusahaan, perjanjian antara antara dua pemegang saham
terbesar memegang 63,16% suara. Perbedaaan antara perusahaan baris kedua dan baris
pertama menekankan perbedaan besar antara pemegang saham terbesar dan pemegang
saham terbesar kedua. Pemegang saham pengendali terbesar dapat dengan mudah
mengendalikan perusahaan atau membangun koalisi untuk mengendalikannya,
memaksakan kepentingan, dan mengambil keuntungan dari mengontrol keuntungan
pribadi. Dalam keadaan seperti itu, kepentingan pemegang saham minoritas berisioko,
dan masalah agen utama cenderung menonjol.
Penelitian ini juga menemukan bahwa kepemilikan yang sangat terkonsentrasi
cenderung melemahkan sistem tata kelola perusahaan. Untuk menilai kemampuan
pemegang saham utama lain dalam memperebutkan kekuatan pemegang saham terbesar,
penelitian ini memperkirakan model-model yang memisahkan kekuatan pemungutan
suara yang dipegang oleh pemegang saham terbesar kedua melalui pemegang saham
pemungutan suara utama kelima dari kekuatan pemberian suara yang dipegang oleh
pemegang saham terbesar.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Hipotesis 1a dalam penelitian ini, yaitu bahwa
konsentrasi hak suara memiliki dampak negartif pada kualitas tata kelola perusahaan
(ICGQ). Hal tersebut menandakan bahwa pemegang saham besar lebih suka tata kelola
perusahaan yang lebih lemah. Selain itu penelitian ini juga sejalan dengan Hipotesis 1b,
bahwa konsentrasi perusahaan di tangan beberapa pemegang saham juga memiliki
dampak negatif pada kualitas komposisi dewan (BOARDC). Hasil tersebut menujukkan
bahwa pemegang saham pengendali memiliki insentif untuk melemahkan komposisi
dewan mengingat mereka tidak membutuhkan dewan yang kuat untuk memantau
manajer, yang sangat tunduk pada kepentingan mereka. Sedangkan untuk Hipotesis 2,
temuan dari penelitian ini menujukkan bahwa kelebihan hak kontrol di tangan pemegang
saham terbesar merugikan tata kelola perusahaan.
E. Saran dan Batasan Masalah
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu distribusi kekuasaan di antara blockholder
mempengaruhi kualitas tata kelola perusahaan di pasar. Brasil termasuk dalam negara-
negara Anglo-Saxon, Brasil juga memiliki perlindungan hukum yang buruk bagi investor,
dan kepemilikan perusahaan Brasil sangan terkonsentrasi, sehingga penelitian ini sangat
cocok dilakukan di Brasil. Akubat dari keadaan tersebut, maka timbul masalah distribusi
kepemilikan antara prinsipal di antara pemegang saham, sehingga konflik kepentingan
mungkin timbul antara pemegang saham pengendali terbesar dan pemegang blok lainnya.
Namun peneliti menyarankan penelitian baru masih perlu dilakukan tentang efek konflik
ini pada desain mekanisme untuk kontrol perusahaan dan pada kualitas tata kelola
perusahaan.
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa konsentrasi kepemilikan merusak kualitas
sistem tata kelola perusahaan dan bahwa pemegang block selain yang dominan tidak
dapat menantang kekuatan pemegang saham block utama. Hasil penelitian ini juga
menegaskan bahwa pemegang saham pengendali mungkin tertarik untuk mengambil
manfaat pribadi, dam pada gilirannya penerapan serangkaian praktik tata kelola
perusahaan yang efisien bukanlah prioritas bagi para pemegang saham. Penelitian ini juga
menemukan bahwa insentif untuk keuntungan pribadi dari kontrol meningkatkan dengan
adanya ganjalan antara hak suara dan hak arus kas ditangan pemegang saham utama.
Secara keseluruhan, temuan dalam penelitian ini mengungkapkan masalah agensi
utama di pasar Brasil. Distribusi kepemilikan di atantara pemegang saham dapat menjadi
kunci untuk memahami kombinasi mekanisme kontrol perusahaan yang diterapkan di
setiap perusahaan.
Hasil penelitian ini hanya terbatas bagi perusahaan-perusahaan di Brasil, namun
menurut saya hasil penelitian ini tidak bisa digeneralisai karena setiap negara memiliki
ketentuan hukum dan budaya perusahaan yang berbeda-beda. Jadi menurut saya, peneliti
harus menambah sampel lagi dalam penelitian agar penelitian ini bisa digeneralisasikan,
karena yang kita tau bahwa setiap negara memiliki budaya yang tidak sama. Maka dari
itu dengan penambahan sampel penelitian lebih diutamakan untuk mengukur suatu
penelitian kalua penelitian itu ingin digeneralisasikan. Namun penelitian ini dapat
dijadikan panduan bagi peneliti selanjutnya dalam meneliti tata kelola perusahaan
terutama di negara-negara yang memiliki budaya perusahaan dengan kepemilikan
terkonsenrasi seperti pada penelitian ini.