Anda di halaman 1dari 6

Abstraksi

Artikel ini menunjukkan bahwa Teori sinyal dan agensi sebenarnya teori yang
konsisten, dalam satu set kondisi yang cukup dari teori sinyal setidaknya konsisten
dengan satu set kondisi yang cukup dari teori agensi. Memang, ada tumpang tindih yang
cukup besar antara kedua teori: perilaku rasional adalah umum untuk keduanya; asimetri
informasi dalam teori sinyal disiratkan oleh biaya pemantauan yang bersifat positif dalam
teori agensi; 'Kualitas' dalam teori sinyal dapat didefinisikan dalam hal variabel teori
agensi; dan biaya sinyal tersirat dalam beberapa alat yang digunakan pada teori agensi.
Contohnya, kedua teori tersebut berusaha memprediksi hal-hal yang berkaitan dengan
lobi, pilihan akuntansi, dan pemilihan auditor secara sukarela.
Latar Belakang
Teori agensi menggambarkan masalah insentif dalam suatu perusahaan yang
disebabkan oleh pemisahan kepemilikan dan pengendalian sumber daya (masalah agen-
prinsipal) telah digunakan untuk menjelaskan pilihan akuntansi secara teoritis,
pengungkapan sukarela, pengangkatan sukarela dari auditor, dan lobi perusahaan
tentang standar akuntansi yang diusulkan. Teori sinyal, awalnya dikembangkan untuk
menjelaskan masalah asimetri informasi di pasar tenaga kerja, telah diterapkan pada
pertanyaan mengenai kebijakan dividen perusahaan, keputusan struktur modal,
pengungkapan sukarela, retensi kepemilikan manajerial dalam masalah saham baru,
nilai akuntansi saat ini, dan pemilihan auditor secara sukarela.
Teori agensi
Teori agensi berkaitan dengan masalah prinsipal-agen dalam pemisahan
kepemilikan dan kontrol suatu perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976), antara berbagai
pemasok modal (Smith dan Warner, 1979), dan dalam pemisahan pengambilan risiko,
keputusan membuat dan mengendalikan fungsi dalam perusahaan (Fama dan Jensen,
1983). Jika individu bertindak dengan mementingkan diri sendiri, pemisahan ini
menghasilkan konflik.
Teori keagenan menunjukkan bahwa pemicu konflik ini menimbulkan biaya
agensi, yang kemudian memiliki dampak pada insentif yang dikurangi. Ada dua biaya
agensi yang muncul:
1. penurunan nilai perusahaan ketika pemegang saham menganggap manajer tidak
mengejar kepentingan pemegang saham, terutama di mana manajer bertindak
secara tidak efisien atau tidak memilih proyek yang menguntungkan pemegang
saham. Biaya ini merupakan kerugian bagi manajemen.
2. Biaya pengawasan (Monitoring cost) dan pertanggungjawaban manajemen
(Bonding cost) yang digunakan manajemen untuk mengikuti keinginan pemegang
saham. Biaya ini merupakan kerugian bagi pemegang saham. Alat dari kedua
biaya tersebut termasuk pembuatan laporan akuntansi, pembuatan perjanjian
yang ketat dalam kontrak utang dan rencana bonus bagi manajemen.
Ada dua versi teori agensi. Pertama monitoring cost dan bonding cost mencapai
titik optimum ketika biayanya mulai bernilai lebih besar dari manfaatnya (Jensen &
Meckling, 1976). Kedua, biaya agensi akan mengarah menjadi nol dengan didorong oleh
kekuatan pasar. Kekuatan pasar akan mendorong manajemen untuk mengikuti keinginan
pemegang saham yang menginginkan keuntungan maksimum. Jadi, manajemen akan
terdorong untuk bertindak sesuai keinginan pemegang saham.
Teori Sinyal
Teori ini mengatakan bahwa informasi asimetri bisa dikurangi dengan memberikan
sinyal atau isyarat berupa informasi yang lebih banyak tentang perusahaan ke pihak lain.
Teori ini muncul dan dibangun di pasar tenaga kerja yang bisa digunakan di pasar mana
pun yang memiliki asimetri informasi.
Model dari teori ini di contohkan dengan interaksi penjual dan pembeli. Penjual
diasumsikan akan memberikan informasi yang lebih banyak terkait produk mereka
kepada pembeli. Jika pembeli tidak memiliki informasi yang lengkap, maka pembeli akan
membuat asumsi atau persepsi yang bersifat umum mengenai produk tersebut. Persepsi
tersebut akan merugikan bagi penjual yang menjual barang yang kualitasnya di atas rata-
rata karena penjual tersebut punya potensi untuk menjual barang dengan harga yang
lebih mahal.
Maka dari itu penjual tersebut harus memberikan sinyal atau isyarat lebih dengan
memberikan informasi yang lebih detail tentang produk mereka. Agar informasi tersebut
efektif, informasi tersebut haruslah informasi yang susah ditiru oleh penjual yang lain.
Asumsi lainnya adalah biaya sinyal berbanding terbaik dengan kualitas barang yang
dijual dan baru bisa dibuktikan setelah barang tersebut dibeli oleh pembeli.
Hubungan Antar Teori
Hubungan antara dua teori tersebut akan dijelaskan dengan dua cara, yaitu
aksiomatis dan prediksi.
Aksiomatis
Jika ada dua teori yang mengkaji topik yang sama, maka ada empat kemungkinan
hubungan dari dua teori tersebut.
1. Teori tersebut bisa saja sama tetapi pengungkapannya berbeda
2. Satu teori dapat menyiratkan teori yang lain yang artinya satu teori adalah bagian
dari teori yang lain.
3. Dua teori bisa saja konsisten. Jika teori pertama benar, maka teori kedua
kemungkinan juga benar.
4. Dua teori yang kontradiktif. Jika teori pertama benar maka teori kedua atau yang
lain adalah salah.
Ada dua langkah untuk melihat empat kemungkinan dari hubungan kedua teori tersebut:
1. Identifikasi kondisi yang dibutuhkan. Untuk melihat hubungan tersebut, penerapan
teori tersebut harus dilakukan pada kondisi yang sesuai. Pada hubungan 1
kondisinya harus identik atau sama. Pada hubungan 2 kondisinya bisa sama atau
setidaknya saling berkaitan. Jika hubungan 1 & 2 tidak terjadi maka ada
kemungkinan satu teori menolak teori yang lain. Jika tidak ada konflik antara dua
teori tersebut, kemungkinan kedua teori tersebut konsisten.
2. Kondisi yang dibutuhkan harus diukur. Pada hubungan 1 haruslah ada satu set
kondisi yang sama persis atau identik. Pada kondisi 2 setidaknya ada satu set
kondisi yang sebagian dibuat sama. Pada hubungan 3 kondisinya tidak boleh
bertolak belakang. Pada hubungan 4, minimal ada satu set kondisi yang dibuat
kontradiktif.

Keterangan gambar:
Teori 1 memiliki set kondisi yang sama dengan teori 2. Teori 2 memiliki keterkaitan
dengan teori 3 dan 4. Saat teori 1 dan 2 konsisten sama seperti teori 1, 3 dan 4 ada teori
5 yang kontradiktif dengan teori yang lain.
Prediksi
Pendekatan ini menilai hubungan dua teori yang memiliki subjek atau level yang
sama dengan melihat atau membandingkan kemampuan prediksi atau hubungan sebab
akibat dari teori-teori tersebut. Teori ini membagi hubungan menjadi dua, yaitu saling
berkompetisi dan konsisten. Pada penelitian ini, metode komparasi tidak akan digunakan
karena dua hal:
1. Tidak reliabel. Bisa saja kedua teori tersebut berkonflik pada satu kondisi dan
konsisten pada kondisi yang lain.
2. Asumsi yang tidak terpenuhi. Asumsi pada metode komparasi adalah teori
tersebut harus dioperasikan sepenuhnya. Pada realitasnya, teori agensi
digunakan pada perencanaan bonus yang hanya diukur berdasarkan dua variabel
(baik dan buruk). Pada teori sinyal, kualitas perusahaan diukur berdasarkan
perubahan laba dari tahun ke tahun.
Atas dasar itulah, penelitian ini berfokus pada penggunaan pendekatan aksiomatis
dalam melihat hubungan antara teori agensi dan teori sinyal.
Hubungan antara Teori Agensi dan Teori Sinyal
Kondisi dari kedua teori:
Teori Agensi Teori Sinyal
1. Semua partisipan yang ada dipasar a. Semua partisipan yang ada
bersifat rasional untuk dipasar bersifat rasional untuk
memaksimalkan kekayaan memaksimalkan kekayaan
2. Semua perusahaan beroperasi b. Semua perusahaan beroperasi
pada dua periode. Manajer pada dua periode. Manajer
membuat keputusan investasi di membuat keputusan investasi di
periode pertama yang akan periode pertama yang akan
berdampak pada perkiraan nilai berdampak pada perkiraan nilai
perusahaan di periode kedua perusahaan di periode kedua
3. Perusahaan menggunakan modal c. Kualitas perusahaan diukur
eksternal dan utang pembiayaan. berdasarkan proporsi ekuitas
4. Ada pemisahan antara ekuitas dan dan pembiayaan dari utang yang
modal dari utang dan kontrol ada di pasar modal
manajerialnya ada di dalam d. Kualitas yang sebenarnya dari
perusahaan perusahaan dilihat atau diukur
5. Setiap manajer memiliki sebagian secara obyektif pada periode ke
kecil dari ekuitas perusahaannya. dua
6. Setiap manajer dibayar e. Pada periode 1, asimetri
menggunakan gaji, bonus dan informasi terjadi antara manajer
keuntungan atas ekuitasnya di dan pemasok modal. Informasi
perusahaan. manajer tentang perusahaan
7. Pengawasan dan sangatlah penting (superior) bagi
pertanggungjawaban tersedia pada pemasok modalnya
biaya yang proporsional untuk nilai f. Biaya sinyal berbanding terbalik
perusahaan dan mereka dengan kualitasnya.
mengurangi aktivitas yang bersifat
disfungsional ke pemasok modal
dengan pola yang terus menurun.

Kondisi yang dibutuhkan


- Asumsi 1 dan 4 adalah kondisi yang dibutuhkan oleh teori agensi karena asumsi
tersebut berdampak pada konflik prinsipal dan agen. Asumsi e adalah kondisi yang
dibutuhkan oleh teori sinyal karena tanpa asumsi itu, teori sinyal tidak akan ada.
- Tidak ada konflik pada kondisi yang dibutuhkan pada kedua teori tersebut. Asumsi
7 dan 4 berdampak pada asimetri informasi antara manajer, investor dan kreditor.
- Kesimpulannya, teori agensi dan teori sinyal tidak memiliki asumsi yang sama.
Karenanya, teori tersebut tidak berkaitan satu sama lain.
Kondisi yang cukup
- Empat asumsi pada kedua teori tersebut pada dasarnya sama kecuali bahwa teori
agensi tidak membicarakan konsep kualitas. Bagaimanapun juga, karena teori
sinyal adalah fenomena yang berlaku secara umum pada semua pasar dengan
asimetri informasi, maka konsep kualitas bisa dikeluarkan dari konteks yang
dipertimbangkan.
- Secara tersirat, konsep kualitas pada teori agensi ini ada pada asumsi 2 dan 6
karena asumsi tersebut merupakan variabel yang dapat menghasilkan biaya
agensi.
- Asumsi e berkaitan dengan asumsi 7 dan 4 karena asumsi tersebut menimbulkan
biaya karena adanya asimetri informasi.
- Konsistensi dari kedua teori tersebut adalah biaya agensi dan biaya sinyal (asumsi
f) ditanggung oleh agen.
- Kedua teori tersebut tidak konsisten antara asumsi f dan asumsi 7. Biaya yang
dikeluarkan pada asumsi 7 (rencana kompensasi manajemen, perjanjian utang
dan dividen) memberikan dampak pada pengurangan asimetri informasi dan biaya
tersebut muncul dari prinsipal. Sedangkan pada biaya sinyal agen memiliki insentif
untuk memberi sinyal dengan jujur karena biaya tersebut muncul dari agen.
Biaya Sinyal
Ketiga alat pertanggungjawaban (rencana kompensasi manajemen, perjanjian
utang dan dividen) pada dasarnya memiliki biaya sinyal karena adanya biaya peluang
dimana manajemen tidak akan terkena denda/hukuman jika bertentangan dengan
kontrak yang ada.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis diatas, pada dasarnya kedua teori tersebut konsisten. Hal ini
didasarkan pada kondisi yang cukup pada kedua teori tersebut memiliki hubungan secara
implisit atau berkaitan. Namun dengan adanya asimetri informasi kondisi yang
dibutuhkan oleh teori sinyal bukanlah kondisi yang dibutuhkan oleh teori agensi. Jadi teori
sinyal tidak berkaitan dengan teori agensi dan atas dasar itu kedua teori tersebut
bukanlah teori yang sama atau equivalent.
Penerapannya
Dari bagian sebelumnya, jelas bahwa beberapa konstruksi rencana teori agensi -
bonus, batas hutang kontraktual, dan batasan dividen - juga dapat diartikan sebagai
sinyal. Implikasi untuk penelitian akuntansi adalah bahwa variabel proksi yang digunakan
untuk mengukur penelitian dapat menangkap teori agensi dan aspek sinyalnya. Hasil
studi empiris menggunakan variabel-variabel ini harus ditafsirkan dengan hati-hati
sebagai hasil.
Penelitian yang sudah ada menyatakan bahwa lobi korporasi terhadap standar akuntansi
didasarkan pada teori agensi. Teori tersebut digunakan untuk memprediksi keputusan
lobi dan posisi yang akan dilobi. Lobi-lobi tersebut yang nantinya akan mempengaruhi
sinyal informasi dari standar akuntansi. Berdasarkan teori sinyal, perusahaan yang
berkualitas akan menginginkan kebijakan akuntansi yang akan membuat superioritas
kualitas mereka muncul. Sedang perusahaan dengan kualitas rendah akan cenderung
memilih kebijakan akuntansi yang cenderung menutup-nutupi. Selain itu, teori sinyal juga
memprediksi bahwa perusahaan dengan kualitas yang tinggi akan bersedia dengan
sukarela untuk menggunakan jasa auditor dengan tujuan untuk membedakan dirinya
dengan perusahaan lain yang ada di pasar
Ringkasan dan Kesimpulan
Teori agensi dan teori pensinyalan tidak setara, juga tidak satu teori menyiratkan yang
lain, karena mereka tidak berbagi kondisi yang diperlukan yang sama. Namun, kondisi
yang cukup dari teori pensinyalan setidaknya konsisten dengan teori keagenan. Perilaku
rasional merupakan hal umum bagi kedua teori; asimetri informasi tersirat oleh biaya
pemantauan positif dalam teori agensi; kualitas dapat didefinisikan dalam hal variabel
teori agensi; dan biaya pensinyalan tersirat dalam beberapa alat ikatan teori agensi. Oleh
karena itu, teori agensi dan teori pensinyalan konsisten. Memang, ada cukup banyak
tumpang tindih di antara mereka.
Bagian penerapannya menawarkan contoh-contoh di mana prediksi kedua teori tentang
lobi, pilihan akuntansi, dan pemilihan auditor sukarela ditambahkan bersama-sama
(secara logis dimungkinkan dengan teori yang konsisten). Namun, penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk menggabungkan teori pensinyalan dan agensi ke dalam 'meta-theory'
yang lebih umum yang mungkin menghasilkan pemahaman yang dalam terhadap
masalah agen-prinsipal, dan pilihan metode akuntansi, tidak dapat diperoleh dari salah
satu teori itu saja.

Anda mungkin juga menyukai