Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH BIOKIMIA

METABOLISME LIPID

Dosen : Rosario Trijuliamos Manalu. SP., M.Si.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

Hendita Emy Susanti (18334716)

Rutini Susi Elawati (16335097)

Rahmi Yuni (17334006)

Fiqri Pujiutomo (17334736)

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

FAKULTAS MIPA

JURUSAN S1 FARMASI

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa. Atas segala rahmat-Nya,
sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah biokimia yang berjudul
METABOLISME LIPID/LEMAK.

Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat penilaian tugas dalam matakuliah biokimia.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa akan mengerti lebih dalam tentang
metabolism lemak dan semua aspeknya. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah BIOKIMIA yang telah membimbing dan teman-teman sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik.

Kami menyadari makalah ini masih memerlukan perbaikan, untuk itu tim penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk meningkatkan kualitas makalah
ini dan kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 30 Desember 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

1.1. Latar belakang......................................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3. Tujuan dan Manfaat ................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3

2.1. Lipid ........................................................................................................................ 3


2.2. Fungsi Lipid ............................................................................................................ 3
2.3. Jenis-jenis Lipid ...................................................................................................... 4
2.4. Metabolisme Lipid ................................................................................................ 11
2.5. Gangguan Metabolisme Lipid .............................................................................. 21

BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 25

3.1. Kesimpilan ............................................................................................................ 25


3.2. Saran ..................................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 26

LAMPIRAN (CONTOH JURNAL) ......................................................................................... 27

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metabolisme merupakan suatu istilah yang berasal dari bahasa Yunani “metabolē” yang
berarti “perubahan” atau “transformasi”. Hal ini berhubungan erat dengan berbagai macam proses
dalam tubuh yang mengubah makanan dan zat lainnya menjadi energi dan produk metabolik
lainnya yang juga digunakan oleh tubuh kita. Metabolisme merupakan proses penting, karena
dapat mempertahankan kerja bagian-bagian tubuh, memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ada
dalam tubuh, menyembuhkan luka, serta menghilangkan racun. Secara umum, metabolisme dibagi
menjadi dua jenis, yaitu katabolisme dan anabolisme. Katabolisme merupakan metabolisme
destruktif, artinya, pada katabolisme, molekul-molekul organik yang berukuran besar dipecah
menjadi molekul-molekul yang berukuran lebih kecil. Proses ini terjadi seiring dengan
dilepaskannya energi, biasanya dalam bentuk ATP. Sementara itu, anabolisme merupakan
metabolisme konstruktif, dimana molekul-molekul prekursor disusun menjadi molekul organik
yang lebih besar, dan proses ini membutuhkan energi dalam bentuk ATP.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan lipid?
2. Apa fungsi dari lipid?
3. Apa saja klasifikasi lipid?
4. Bagaimana proses metabolisme lipid dan siklus krebs?
5. Apa saja gangguan metabolisme lipid?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan lipid
2. Untuk memahami fungsi dari lipid
3. Untuk mengetahui pengelompokkan lipid

3
4. Untuk memahami proses metabolisme lipid dan siklus krebs
5. Untuk mengetahui akibat gangguan metabolisme lipid

Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah:

1. Mengetahui apa itu lipid


2. Memahami fungsi lipid
3. Mengetahui pengelompokkan lipid
4. Memahami proses metabolisme lipid dan siklus krebs
5. Mengetahui akibat dari gangguan metabolisme lipid

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Lipid
Lipid atau lemak adalah senyawa biologik yang dapat larut dalam pelarut nonpolar seperti
kloroform, eter, dan benzen. dibandingkan dalam air. Lipid terdapat dalam makanan sebagian
besar berupa lemak. Pada umumnya, lipid merupakan konduktor panas yang buruk, sehingga lipid
dalam tubuh mempunyai fungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan panas dari tubuh. Selain
itu, lemak mempunyai fungsi melindungi organ-organ tubuh tertentu dari kerusakan akibat
benturan atau goncangan. Lemak juga merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung
vitamin A, D, E, dan K.Lemak dalam tubuh berasal dari tiga sumber:
1. Dari makanan yang dikonsumsi
2. Proses biosintesis yang terjadi di dalam hati
3. Pemecahan molekul lemak dengan bantuan enzim lipase yang diangkut dari jaringan
adipose

2.2. Fungsi Lipid


ada beberapa fungsi lipid di antaranya :
1. Sebagai penyusun struktur membran sel
Lipid berperan sebagai barier untuk sel dan mengatur aliran material-material. Dalam hal
ini membrane mengandung 3 golongan lipid amfipatik yaitu fosfogliserida, sfingolipid,
dan kolesterol.
2. Sebagai cadangan energi
Sebagai fungsi utama triasilgliserol yang disimpan sebagai jaringan adipose
3. Sebagai lapisan pelindung
4. Sebagai precursor hormon
Hormon mengatur komunikasi antar sel
5. Sebagai vitamin bersama protein
Vitamin membantu regulasi proses-proses biologis

5
2.3. Jenis-Jenis Lipid
Ada beberapa cara penggolongan lipid
1. Berdasarkan struktur :
1) Lipid sederhana (ester asam lemak dengan berbagai alkohol)
Contoh: lemak/gliserida dan lilin/waxes
2) Lipid gabungan/majemuk (ester asam lemak yang punya gugus tambahan)
Contoh : fosfolipid, serebrosida
3) Derivat lipid/ turunan lipid (senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid)
Contoh : asam lemak, gliserol, sterol

2. Berdasarkan sifat :
1) Lipid yang dapat disaponifikasi. Dapat dihidrolisis dengan alkali panas sehingga
terbentuk garam dan asam-asam lemak serta molekul lainya. contoh: triasilgliserol,
fosfolipid, glikolipid.
2) Lipid yang tidak dapat disaponifikasi. Disintesis dari unit kolesterol, contoh:steroid

3. Berdasarkan kepolarannya :
1) Lipid netral, yang tergolong kedalam lipid netral adalah senyawa triasilgliserida dan
monogliserida dengan jumlah atom C asam lemak > 12, contoh:sterol, karatenoid, wax,
tokoferol.
2) Lipid polar. Lipid polar bersifat ampifilik, yang tergolong keadalam jenis ini adalah
gliserofosfolipid, gliseroglikolipid, dan spingofosfolipid.

Terdapat beberapa jenis lipid, yaitu:


1. Asam lemak
Asam lemak tersusun dari komponen hidrofobik (tidak larut dalam air) berupa rantai
hidrokarbon dan komponen hidrofilik berupa gugus karboksil. Asam lemak disebut juga
asam monokarboksilat yang memiliki rantai panjang, yang diperoleh dari hidrolisisis
lemak/minyak dari tumbuhan/hewan.
Adapun rumus umum dari asam lemak adalah:

CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH

6
Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Ada dua macam asam
lemak yaitu:
1) Asam lemak jenuh (saturated fatty acid)
Asam lemak ini tidak memiliki ikatan rangkap. Disebut juga asam lemak non essensial.
Struktur asam lemak jenuh

2) Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid)


Asam lemak ini memiliki satu atau lebih ikatan rangkap. Disebut juga asam lemak
essensial.
Struktur asam lemak tak jenuh

2. Gliserida
Terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida
1) Gliserida netral
Gliserida netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol. Fungsi dasar dari
gliserida netral adalah sebagai simpanan energi berupa lemak atau minyak. Setiap
gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2 atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika
gliserol berikatan dengan 1 asam lemak disebut monogliserida, jika berikatan dengan
2 asam lemak disebut digliserida dan jika berikatan dengan 3 asam lemak dinamakan
trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan energi penting dari sumber lipid.
Trigliserida merupakan cadangan energi yang sangat besar  disintesis dan disimpan
dalam Sel adiposa  dioksidasi bila diperlukan  menghasilkan energi sebesar 9
kkal/g.

7
Struktur trigliserida sebagai lemak netral

2) Fosfogliserida (fosfolipid)
Fosfolipid merupakan gliserida yang mengandung fosfor dalam bentuk ester.
Fosfolipid terbentuk dari gliserol dengan dua gugus alkohol yang membentuk gugus
ester dengan asam lemak, dan satu gugus alkohol membentuk gugus ester dengan asam
fosforatLipid dapat mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat
mengganti salah satu rantai asam lemak.
Penggunaan fosfogliserida adalah:
1. Sebagai komponen penyusun membran sel dalam bentuk fosfolipid bilayer (lapisan
ganda)
2. Sebagi agen emulsi

Struktur dari fosfolipid

8
Fosfolipid bilayer (lapisan ganda) sebagai penyusun membran sel

3. Lipid kompleks
Lipid yang terdapat dalam alam bergabung dengan seyawa lain, misalnya dengan protein
atau dengan karbohidrat.
Lipid kompleks terdiri atas:
1) Lipoprotein
Merupakan gabungan antara lipid dengan protein. Lipoprotein terdapat dalam plasma
darah.
Gabungan lipid dengan protein (lipoprotein) merupakan contoh dari lipid kompleks

9
Ada 4 kelas mayor dari lipoprotein plasma yang tersusun atas beberapa jenis lipid :
a. Kilomikron
Sebagai alat transportasi trigliserid dari usus ke jaringan lain, kecuali ginjal. Dan
mengangkut lipid yang diabsorpsi dari usus.
b. VLDL (very low-density lypoproteins)
Mengikat trigliserid di dalam hati dan mengangkutnya menuju jaringan lemak
c. LDL (low-density lypoproteins)
Merupakan hasil katabolisme VLDL. LDL berperan mengangkut kolesterol ke
jaringan perifer
d. HDL (high-density lypoproteins)
Mengikat kolesterol plasma dan mengangkut kolesterol dari jaringan perifer ke hati.
Perbandingan komposisi penyusun 4 kelas besar lipoprotein

Ilustrasi peran masing-masing dari 4 kelas besar lipoprotein

10
2) Glikolipid
Gabungan antara lipid dan karbohidrat yang mengandung asam lemak dan sfingosin.
4. Non gliserida
Lipid jenis ini tidak mengandung gliserol. Jadi asam lemak bergabung dengan molekul-
molekul non gliserol. Terdiri atas sfingolipid, steroid, kolesterol dan malam/lilin/waxes.
1) Sfingolipid
Sifongolipid adalah fosfolipid yang tidak diturunkan dari lemak. Penggunaan primer
dari sfingolipid adalah sebagai penyusun selubung mielin serabut saraf. Pada manusia,
25% dari lipid merupakan sfingolipid.
Struktur kimia sfingomielin (perhatikan 4 komponen penyusunnya)

2) Kolesterol

11
Selain fosfolipid, kolesterol merupakan jenis lipid yang menyusun membran plasma.
Kolesterol juga menjadi bagian dari beberapa hormon.
Kolesterol berhubungan dengan pengerasan arteri. Dalam hal ini timbul plaque pada
dinding arteri, yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah karena arteri
menyempit, penurunan kemampuan untuk meregang. Pembentukan gumpalan dapat
menyebabkan stroke.

Struktur dasar darikolesterol

Kolesterol merupakan bagian dari membran sel


3) Steroid
Beberapa hormon reproduktif merupakan steroid, misalnya testosteron dan
progesteron.Steroid lainnya adalah kortison. Hormon ini berhubungan dengan proses
metabolisme karbohidrat, penanganan penyakit arthritis rematoid, asthma, gangguan
pencernaan dan sebagainya.
Progesteron dan testosterone

Kortison

12
4) Malam/lilin (waxes)
Malam tidak larut di dalam air dan sulit dihidrolisis. Malam sering digunakan sebagai
lapisan pelindung untuk kulit, rambut dan lain-lain. Malam merupakan ester antara
asam lemak dengan alkohol rantai panjang.
Ester antara asam lemak dengan alkohol membentuk malam

2.4. Metabolisme Lipid

Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu
trigliserida.Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain
itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi
portal (vena porta) menuju hati.
Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini. Sebagian besar asam lemak dan
monogliserida karena tidak larut dalam air, maka diangkut oleh miselus (jamak : emulsi) dan
dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit).
Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid)
dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron.

13
Kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga
bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan
jaringan adiposa.

Struktur kilomikron. Perhatikan fungsi kilomikron sebagai pengangkut trigliserida

Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam-asam
lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk kembali
menjadi simpanan trigliserida, jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi. Proses
ini dinamakan Esterifikasi dimana ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai
cadangan energi jangka panjang.
Simpanan trigliserida pada sitoplasma sel jaringan adipose

Sewaktu-waktu jika tidak tersedia sumber energi dari karbohidrat, cadangan trigliserida
jaringanakan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-
sel untuk dioksidasimenjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan
LIPOLISIS.

14
Tahap - tahap Metabolisme Lipid :
1. Katabolisme
a) Metabolisme gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi. Gliserol
membentuk energi melalui jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis.
Tahapan metabolisme Gliserol:

Gliserol + 1 gugus fosfat dari ATP  Gliserol 3-fosfat  dihidroksi aseton fosfat 
produk glikolisis (glukosa)  membentuk piruvat energy

Reaksi-reaksi kimia dalam metabolisme gliserol

b) Oksidasi Asam lemak


Berlangsung di mitokondria,menghasilkan ATP. Untuk memperoleh energi, asam
lemak dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan oksidasi beta. Sebelum
dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi
asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan
dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).

15
Aktivasi asam lemak menjadi asil KoA

Asil-KoA di transport masuk ke matriks mitokondria dalam bentuk berikatan dengan


karnitin dengan rumus (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO-.

Mekanisme transportasi asam lemak trans membran mitokondria melalui mekanisme


pengangkutan karnitin

ATP + KoA AMP + PPi

FFA Asil-KoA

Karnitin
palmitoil
Asil-KoA Membran mitokondria eksterna
transferase I
sintetase
Asil-KoA KoA

Karnitin Asil karnitin

Karnitin palmitoil Karnitin Membran mitokondria interna


transferase II

KoA Karnitin Asil karnitin

Asil karnitin Asil-KoA Beta oksidasi

16
Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut:

a. Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh
enzim tiokinase.
b. Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil
transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria menjadi asil
karnitin. Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut bisa menembus
membran interna mitokondria.
c. Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin translokase
yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan karnitin keluar.
d. Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA
dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di membran
interna mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.
e. Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam
proses oksidasi beta.

Proses oksidasi beta sebagai berikut:

1. Asil-KoA diubah menjadi delta2-trans-enoil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai


respirasi yang menghasilkan energy 2P
2. delta2-trans-enoil-KoA diubah menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA
3. L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi 3-Ketoasil-KoA. Pada tahap ini terjadi
rantai respirasi dengan menghasilkan energi 3P
4. Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2 atom C dan asil-KoA
yang telah kehilangan 2 atom C.

Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total energi satu kali
oksidasi beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam lemak memiliki banyak atom C,
maka asil-KoA yang masih ada akan mengalami oksidasi beta kembali dan kehilangan
lagi 2 atom C karena membentuk asetil KoA. Demikian seterusnya hingga hasil yang
terakhir adalah 2 asetil-KoA.Hasil akhir oksidasi beta ini adalah Asetil-KoA,
NADH,dan FADH2. selanjutnya Asetil-KoAakan masuk siklus asam sitrat.

17
Aktivasi asam lemak, oksidasi beta dan siklus asam sitrat

Siklus Asam Sitrat ( Siklus Krebs)


Merupakan cara mengoksidasi Asetil-KoA yang dihasilkan oleh katabolisme parsial
karbohidrat dan lipid. Siklus ini terjadi dalam membran dalam mitokondria.
(1) Asetil-KoA memasuki siklus dengan mengadakan kondensasi dengan oksaloasetat
membentuk sitrat. Energi yang diperlukan untuk menjalankan reaksi ini disediakan
oleh ikatan tioester berenergi tinggi Asetil-KoA.
(2) Sitrat diubah menjadi iso-sitrat.
(3) Kemudian secara dekarboksilasi oksidatif membentuk alfa-ketoglutarat dan CO2,
sedangkan NAD direduksi menjadi NADH.
(4) Alfa-ketoglutarat juga mengalami dekarboksilasi oksidatif. Hasil reaksi ini adalah
suksinil-KoA, CO2, dan NADH. Enzim yang mengkatalis reaksialfa-ketoglutarat

18
dehidrogenase, merupakan kompleks multi-enzim yang sangat mirip dengan piruvat
dehidrogenase dalam struktur dan mekanisme kerjanya.
(5) Hasil reaksi suksinil KoA mengandung ikatan tioester berenergi tinggi. Pada reaksi
selanjutnya suksinat dilepaskan dari KoA dan energi bebas dari ikatan tioester
digunakan untuk membentuk guanosin trifosfat (GTP). GTP berperan pada
pembentukan ATP dengan memindahkan gugus fosforil terminalnya pada ADP. Jadi
siklus asam sitrat mempunyai satu reaksi fosforilasi tingkat substrat.
(6) Pada reaksi selanjutnya suksinat diubah menjadi fumarat. Fumarat mengalami hidrasi
membentuk malat dan malat kemudian dioksidasi menjadi oksaloasetat pada reaksi
yang menghasilkan NADH lain. Oksaloasetat yang dihasilkan pada reaksi yang
terakhir tersedia untuk mengulangi siklus dengan molekul Asetil-KoA lain.

Ringkasan metabolisme lipid


Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA.
Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein,
asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan
energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat
mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai
trigliserida.

Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami
kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis
membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi
menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini
dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini dapat
menyebabkan kematian.

Ikhtisar metabolisme lipid

19
Diet Trigliserida

Esterifikasi Lipolisis Steroid

Asam
lemak Steroidogenesis

Lipid Lipogenesis Oksidasi beta


Gliserol Kolesterogenesis
Karbohidrat Kolesterol
Protein
Asetil-KoA + ATP

Aseto asetat
Ketogenesis

Siklus asam hidroksi butirat Aseton


sitrat

ATP H2O
CO2

Sintesis Asam lemak


Kelebihan Asetil KoA disintesis menjadi Asam Lemak.Sintesis asam lemak terjadi di
hati pada sitoplasma.Sintesis asam lemak sesuai dengan degradasinya (oksidasi beta).
ACP (Acyl Carrier Protein) sebagai titik pengikatan selama sintesis. Semua sintesis
terjadi di dalam kompleks multi enzim-fatty acid synthase. NADPH digunakan untuk
sintesis sebagai reduktor
Hasilnya asam lemak jenuh bebas, mengalami esterifikasi dengan gliserol menjadi
trigliserid dan disimpan atau asam lemak jenuh bebas menjadi albumin diedarkan ke
jaringan lain yang memerlukan energi
Tahap-tahap sintesis asam lemak ditampilkan pada skema berikut.

20
2. Anabolisme
1) Transportasi Lipid
Lipid itu tidak larut dalam darah sehingga perlu ditransport dalam sirkulasi oleh
pengangkut yang larut dalam air. Lipid diangkut oleh protein, albumin, serum, dan
agregasi lipid dan protein yang dikenal sebagai partikel lipoprotein.
1. Asam lemak bebas : ditransport dalam bentuk berikitan dengan albumin
2. TAG,PL dan kolesterol : ditransport dalam bentuk partikel bersama kolesterol dalam
bentuk lipoprotein. Dalam bentuk lipoprotein,kolesterol dan lipid lainnya ditransport
ke jaringan. Di jaringan di oksidasi,disimpan atau untuk sintesis

Terdapat 4 jalur tansport lipid :


1. Asam lemak dari jaringan adiposa ke jaringan lain ( dengan albumin)
2. Lipid dari makanan dari usus ke jaringan lain (kilomikron)
3. Lipid yang di sintesis dalam tubuh (endogen) dari hati ke jaringan lain (VLDL,LDL)
4. Reverse transport kolesterol dari jaringan ekstrahepatik ke hati untuk di ekskresi oleh
empedu (HDL)

2) Sintesis Kolesterol
Terutama terjadi di hati dan di usus. Semua atom C-nya (27) berasal dari asetil-KoA
yang dapat berasal dari oksidasi karbohidrat,lipid dan asam amino. Berlangsung di
sitosol dalam 4 tahap,dengan enzim HMG-KoArediuktase sebagai enzim regulator.
Transportasi kolesterol dalam bentuk lipoprotein.

21
Kilomikron mengangkut kolesterol dari usus (berasal dari makanan) ke hati.
VLDL,LDL mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan. Kolesterol diekskresi ke
dalam empedu dalam bentuk kolesterol atau asam/garam empedu menjadi feses. Sel
jaringan mendapat kolesterol baik dengan mensintesis sendiri (endogen) atau dari LDL
(eksogen).

Penyimpanan lemak dan penggunaannya kembali

Asam-asam lemak akan disimpan jika tidak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi.
Tempat penyimpanan utama asam lemak adalah jaringan adiposa. Adapun tahap-tahap
penyimpanan tersebut adalah:

- Asam lemak ditransportasikan dari hati sebagai kompleks VLDL.


- Asam lemak kemudian diubah menjadi trigliserida di sel adiposa untuk disimpan.
- Gliserol 3-fosfat dibutuhkan untuk membuat trigliserida. Ini harus tersedia dari glukosa.
- Akibatnya, kita tak dapat menyimpan lemak jika tak ada kelebihan glukosa di dalam tubuh.

Dinamika lipid di dalam sel adiposa. Perhatikan tahap-tahap sintesis dan degradasi
trigliserida

Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka simpanan trigliserida ini
dapat digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol

22
dapat menjadi sumber energi (lihat metabolisme gliserol). Sedangkan asam lemak pun akan
dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan energi pula (lihat oksidasi beta).

2.5.Gangguan Metabolisme Lipid


A. Kelebihan lemak (Obesitas)
Obesitas adalah proporsi lemak tubuh yang berlebihan. Seseorang biasanya dikatakan
obesitas jika beratnya 20% atau lebih di atas berat normal.
Obesitas biasanya terjadi jika kalori yang dikonsumsi lebih banyak daripada yang dibakar.
Dalam kata lain, makan terlalu banyak dan berolahraga terlalu sedikit. Namun, selain itu
terdapat beberapa faktor lainnya yang bisa menyebabkan obesitas, yaitu:
a. Faktor genetik
Obesitas cenderung terjadi dalam keluarga, atau secara keturunan. Jika salah satu
orang tua memiliki berat badan berlebihan, maka sang anak juga memiliki resiko besar
mengalami hal serupa. Sebuah penelitian mengatakan bahwa jika ibu biologis
mengalami obesitas, maka keturunannya memiliki peluang 75% mengalami obesitas
juga.

23
b. Faktor usia
Semakin tua, kemampuan tubuh seseorang untuk memetabolisme makanan akan
melambat, sehingga tubuh tidak membutuhkan terlalu banyak kalori untuk mengontrol
berat badannya.
c. Faktor gender
Wanita cenderung mudah mengalami obesitas dibandingkan pria. Hal tersebut
disebabkan karena pria memiliki tingkat metabolisme lebih tinggi daripada wanita,
bahkan ketika beristirahat/tidur.
d. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan meliputi pola hidup atau kebiasaan sehari-hari, seperti apa yang dia
konsumsi atau seberapa aktif seseorang setiap harinya.
e. Aktivitas fisik
Orang yang setiap harinya selalu aktif secara fisik akan membakar lebih banyak kalori,
dan bahkan akan menggunakan lemak tubuh sebagai energi jika kalori dalam tubuhnya
tidak mencukupi.
f. Obat-obatan tertentu
Beberapa jenis obat-obatan juga bisa menyebabkan berat badan meningkat secara
berlebihan, seperti steroid dan beberapa jenis obat antidepresan.

Obesitas bisa memicu banyak gangguan kesehatan dan komplikasi, di antaranya adalah:
 tekanan darah tinggi (hipertensi)
 diabetes
 kolesterol tinggi
 penyakit jantung
 stroke
 gangguan pernapasan
 masalah tidur, misalnya ngorok atau sleep apnea

24
B. Hiperlipidemia
Hiperlipidemia adalah suatu penyakit yang mengakibatkan kadar lemak (kolesterol,
trigliserida, atau keduanya) dalam darah meningkat sebagai manivestasi kelainan
metabolisme atau transportasi lemak/lipid.
Untuk mengetahui adanya gangguan hiperlipidemia dalam diri seseorang maka perlu
dilakukan pengukuran profil lemak darah. Profil lemak darah diperoleh melalui
pengukuran level lipoprotein darah. Lipoprotein terdiri dari trigliserida, kolesterol, dan
phospholipida. Seseorang dapat dikatakan mengalami hiperlipidemia memiliki lebih dari
satu kriteria berikut:
1. Peningkatan kolesterol total (TC : Total Cholesterole)
2. Peningkatan low density lipoprotein (LDL)
3. Peningkatan trigliserida (TG)
4. Penurunan High density lipoprotein (HDL)

Hiperkolesterolemia menyebabkan faktor-faktor nonlipid seperti kebiasaan merokok,


diabetes melitus, hipertensi, rendah LDL, dan abnormalitas elektrokardiografi sebagai
faktor resiko yang memberatkan terjadinya penyakit jantung koroner.
Hipertrigliseridemia dapat disebabkan oleh penyakit berikut:
-Obesitas
-Diabetes melitus
-Lipodistropi
-Gangguan penyimpanan glikogen
-Pembedahan bypass jantung
-Sepsis
-Kehamilan
- Gammopati monoklonal, multiple myeloma, lymphoma
-Hepatitis akut
-Lupus Eritematosus sistemik

Atau oleh penggunaan zat-zat berikut:


 Alkohol

25
 Estrogen
 Isotretionin
 Beta-bloker
 Glukokortokoid
 Diuretik tiazid
 Asparaginase
 Interferon
 Antifungi azole
 Mirtazipin
 Steroid anabolik
 Sirolimus

C. Defisiensi lemak
Terjadi pada kelaparan (starvation) dan gangguan penyerapan (malabsorption). Pada
keadaan ini tubuh terpaksa mengambil kalori karena persediaan yang kurang. Senyawa
yang dimobilsasi yaitukarbohidrat dan lemak, dan pada keadaan gizi buruk akhirnya
protein diambil dari jaringan lemak sehingga vakuol yang ditempati oleh lemak menjadi
keriput membuat sel menjadi longgar.

26
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lipid atau lemak adalah senyawa biologik yang dapat larut dalam pelarut nonpolar seperti
kloroform, eter, dan benzen dibandingkan dalam air. Lipid terdapat dalam makanan sebagian
besar berupa lemak. Fungsi utama lipid yaitu sebagai cadangan energi bagi tubuh. Penggunaan
lipid sebagai sumber energi berhubungan dengan proses metabolisme. Tahapan metabolisme
lipid terdiri dari katabolisme dan anabolisme.

3.2 Saran
Setelah mempelajaribiokimiatentang lipid, fungsi, jenis, metabolisme serta gangguan yang
terjadi pada metabolisme lipid,penulis mengharapkan pembaca dapat menerapkan di dalam
dunia kesehatan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Colby,Diane S. 2011. Ringkasan Biokimia Harper. Alih Bahasa : Adji Dharma. Jakarta:EGC.

Poedjiadji, Anna, Titin Supriyanti. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.

http://webkesehatan.com/obesitas-fakta-penyebab-dan-resikonya/

http://ruangdiskusiapoteker.blogspot.com/2012/06/hiperlipidemia.html

28
KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus
norvegicus L) SETELAH PEMBERIAN CAIRAN KOMBUCHA
PER-ORAL

BLOOD CHOLESTEROL DEGREE OF WHITE RAT (Rattus


norvegicus L) AFTER GETTING KOMBUCHA FLUID PER-
ORAL

Tuti Rahayu
Jurusan Pendidikan Biologi FKIP
Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK
Kolesterol merupakan jenis lemak normal yang ada dalam darah, tetapi kolesterol dalam
konsentrasi tinggi dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis yang akhirnya akan
berdampak pada penyakit jantung koroner. Salah satu pengobatan alternatif yang tidak
menimbulkan efek samping adalah dengan pemanfaatan kombucha. Kombucha awalnya
dikenal kombucha tea(KT) sekarang telah berhasil dikembangkan kombucha coffee(KC)
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan pengaruh KC dan KT terhadap
perubahan kadar kolesterol darah tikus putih (Rattus norvegicus L). Pada penelitian ini
menggunakan hewan uji tikus putih jantan, galur WS, umur 2 bulan dengan rata-rata 200
g. Metode penelitian yang digunakan adalah experimen dengan rancangan acak lengkap 2
faktor yaitu dosis dan frekuensi sehingga setiap macam kombucha menjadi 5 kelompok
perlakuan yaitu K0 (Kontrol), K1.1 (dosis 1,8 ml / 200 g BB / 1x/hari),
K1.2 (dosis 1,8 ml / 200 g BB / 2x/hari), K2.1 (dosis 2,7 ml / 200 g BB / 1x/hari), dan
K2.2 (dosis 2,7 ml / 200 g BB / 2x/hari). kombucha coffee diberikan per-oral
selama 35 hari. Parameter yang diukur adalah kadar kolesterol darah tikus putih pada
awal dan akhir perlakuan. Data dianalisis dengan anava dua jalur dan dilanjutkan
dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cairan KC mampu
menurunkan kadar kolesterol darah tikus putih lebih banyak dibandingkan KT. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa cairan KC lebih berpengaruh terhadap kadar
kolesterol darah tikus putih disbanding KT dan dosis pemberian cairan kombucha
coffee yang paling efektif menurunkan adalah dosis 2,7 ml/ 200 g BB selama 35 hari
dengn frekuensi 2 kali sehari..
Kata kunci:kadar kolesterol, kombucha coffee, tikus putih (Rattus norvegicus L).

Kadar Kolsterol darah Tikus Putih (Rattus norvegicus L) ... (Tuti Rahayu ) 85

29
ABSTRACT
Cholesterol is a kind of normal fat available in blood, but cholesterol in high
concentration can cause atherosclerosis that ultimately will give impact to a coronary
heart illness. One of the alternative treatments which will have no effect is by using
kombucha. Formerly, kombucha is known as kombucha tea (KT). At present
time, kombucha has been developed to be kombucha coffee (KC). The purpose of
this study is to know the difference between KC and KT toward the change of blood
cholesterol degree of male white rat (Rat-tus norvegicus L). This research uses male
white rat, WS furrow, 2 months age with 200 gr weight. This study applies an
experimental research with 2 factors of complete random plan, they are doses and
frequency. Every kombucha is divided into 5 groups with treatment K0 (Control),
K1.1 (doses
1,8 ml / 200 g Weight / 1x/day), K1.2 (doses 1,8 ml / 200 g Weight / 2x/day), K2.1
(doses 2,7 ml / 200 g Weight / 1x/day), and K2.2 (doses 2,7 ml / 200 g Weight /
2x/day). Kombucha coffee is given to the male white rat per-oral for
35 days. The indicator is blood cholesterol degree of male white rat in the beginning
and the end of treatment. The collected data will be analyzed by applying ANAVA
two ways and continued with DMRT Test. The result of research shows that KC fluid
is able to decrease blood cholesterol degree of male white rat compared to KT. So, it
can be concluded that KC fluid has more influence toward blood cholesterol of white
rat compared to KT and the most effective doses for giving kombucha coffee fluid
is doses 2,7 ml / 200 g weight for 35 days with twice frequency a day.

Keywords: cholesterol degree, Kombucha coffee, white rat (Rattus norvegicus L).

PENDAHULUAN
Kesehatan adalah modal yang nomor wahid bagi kehidupan, karena dengan
kondisi sehat manusia dapat beraktivitas dalam rangka menjalankan tugas
bagi dirinya dan orang lain. Oleh sebab itulah perlu adanya langkah upaya
menjaga kesehatan dapat dengan olah raga, pola makan yang teratur dan
istirahat cukup. Jika kesehatan terganggu maka muncullah kondisi sakit.
Kebanyakan orang sakit, biasanya yang paling banyak dipilih adalah penggunaan
pengobatan medis yang menggunakan bahan- bahan kimia (obat sintesis) . Obat-
obat kimia selain harganya mahal biasanya mempunyai efek samping yang
merugikan kesehatan. Oleh karena itu, masyarakat mulai memilih pengobatan
alternatif. Cara pengobatan alternatif ada bermacam-macam, yang

3) Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 2, 2005: 85 - 100

30
sudah popular adalah dengan menggunakan jamu. Pada tahun 1999 muncul
pemanfaatan kombucha tea sebagai penawar racun dengan asam
glucuroniknya yang terproses secara alami.
Tubuh manusia secara pasti membutuhkan dua unsur penting yaitu
peningkat kekebalan dan penawar racun. Menurut Madaus (1927), kultur
kombucha serta produk-produk metaboliknya mempunyai efek yang bagus
sekali pada proses regenerasi dinding-dinding sel. Maka dari itu sangat
mujarab untuk mengobati pengerasan pembuluh darah (Himam, 1999).
Berbeda dengan obat-obatan kimia yang memiliki efek samping, kandungan aktif
kombucha tea mengarah ke seluruh sistem tubuh yang diproses melalui
metabolisme. Kandungan aktif kombucha tea bisa memulihkan kondisi dinding sel
tanpa mengakibatkan efek samping, bahkan justru bisa menjaga kesehatan
pemakainya. Kombucha tea merupakan kekuatan alami yang bisa menjaga vitalitas,
aktivitas, dan kesehatan fisik serta mental. Mengkonsumsi kombucha tea juga bisa
menambah kekuatan fungsi kelenjar dan meningkatkan metabolisme tubuh.
Melalui peningkatan metabolisme, penimbunan lemak di dalam tubuh yang terlalu
banyak bisa dihindari. Dengan demikian, mikroorganisme, bakteri, dan parasit
yang menghasilkan racun di dalam tubuh, seperti asam urea dan kolesterol, akan
diubah menjadi zat-zat yang bisa larut di dalam alat pembuangan dan dikeluarkan
dalam bentuk urin, keringat, dan feces (Naland, 2003).
Kolesterol tidak sepenuhnya merupakan racun dalam tubuh, karena kolesterol
merupakan unsur penting adalam tubuh yang diperlukan untuk mengatur proses
kimiawi di dalam tubuh, tetapi kolesterol dalam jumlah tinggi bisa
menyebabkan terjadinya aterosklerosis yang akhirnya akan berdampak pada
penyakit jantung koroner. Terdapat korelasi yang jelas antara penyakit
aterosklerosis arteria koroner dengan kadar kolesterol total dalam darah, yang
terutama mencerminkan kandungan kolesterol pada LDL (Kolesterol LDL).
Terdapat pula korelasi negatif yang lebih kuat antara penyakit aterosklerosis ar-
teria koroner dengan kandungan kolesterol pada fraksi HDL. Orang yang kadar
LDL-nya tinggi lebih mudah menderita penyakit jantung, sedangkan yang
kadar HDL-nya tinggi jarang menderita penyakit tersebut (McGilvery, 1996).
Kolesterol darah yang tinggi merupakan kondisi yang sangat perlu
diperhatikan, karena dapat mengakibatkan serangan aterosklerosis dan jantung
koroner bahkan di Amerika dinyatakan sebagai pembunuh nomor satu
(Anonim, 2001). Kadar kolesterol tinggi, dapat diturunkan dengan
pemberian obat penurun kadar koleterol yaitu probukol dan ML 236 B, yang
menghambat sintesis kolesterol secara langsung. Namun demikian, masih
harus dibuktikan apakah dalam jangka panjang obat-obatan di atas dapat
mengurangi angka kejadian penyakit kardiovaskuler. (McGilvery, 1996).

Kadar Kolsterol darah Tikus Putih (Rattus norvegicus L) ... (Tuti Rahayu ) 87

31
Perlu adanya uji coba pengobatan alternatif yang tidak menimbulkan efek
samping adalah dengan pemanfaatan kombucha. “Kombucha tea” dapat
dikonsumsi sebagai minuman kesehatan yang menawarkan adanya
kandungan senyawa yang sangat dibutuhkan dalam menjaga keseimbangan
metabolisme tubuh. Oleh sebab itu diharapkan produk Kombucha
dimanfaatkan sebagai obat alternatif yang berkhasiat menekan berbagai
macam penyakit, diantaranya adalah menyusutkan berat badan, mengurangi
resiko kanker, mengurangi resiko penyakit jantung, menurunkan tekanan
darah tinggi dan lain-lain (Anonim, 1999).
Dalam kombucha tea terkandung senyawa-senyawa kimia yaitu tiamin (vit.
B1), riboflavin (vit B2), Niasin (Vit B3), piridoksin (vit B6), Sianokobalamin (vit
B12), vit C, dan Polyfenol. Niasin (vit B3) berperan dalam metabolisme lemak
untuk menurunkan kadar kolesterol jahat, yakni LDL dan triglyserida, serta
meningkatkan kadar HDL, hingga bisa mengurangi penyakit pembuluh
darah dan jantung koroner (Naland, 2003).
Epigallocatechin dan Epicatechingallat yang merupakan varian dari catechin
(salah satu unsur polyfenol) mampu bertindak sebagai inhibitor dari
angiotensin transferase yaitu enzim penyebab tekanan darah tinggi. Catechin
dapat mencegah tekanan darah tinggi, mengurangi penimbunan kolesterol
dalam darah, mempercepat pembuangan kolesterol melalui feces, serta
menangkal radikal bebas. Catechin dapat mengurangi resiko penyakit
kardiovaskuler (Anonim, 2001).
Telah dikembangkan kombucha coffee, Tuti Rahayu dan Titik Prapti Mulyani
(2003), mengatakan bahwa cairan kopi yang sudah diinokulasikan dengan
kultur kombucha juga dapat di manfaatkan sebagai obat alternatif seperti
halnya kombucha tea. Menurut hasil uji analisis kandungan kombucha coffee
mengandung senyawa-senyawa kimia, yaitu vitamin B1, vitamin B2,
vitamin B3, asam asetat dan asam askorbat kadar alkhohol tertinggi 0,01317
%, kadar tanin tertinggi 0,0474675 %, dan nilai PH terendah 3,33 % (Anik
Purborini , 2003)
Beberapa ahli pangan berpendapat bahwa tannin terdiri dari catechin,
leukoantosianin, dan asam hidroksi (Winarno, 1997). Adanya Catechin dan Vi-
tamin B3 (niasin) dalam kombucha coffee dimungkinkan dapat mengubah
kadar kolesterol dalam darah tikus putih (Rattus norvegicus L). Berdasarkan
hal-hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian.terhadap perubahan kadar
kolesterol dalam darah tikus putih akibat diperlakukan dengan cairan
kombucha tea dan kombucha coffee
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil suatu perumusan
masalah yaitu: Bagaimana perbedaan pengaruh antara cairan kombucha tea dan

D. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 2, 2005: 85 - 100

32
kombucha coffee terhadap perubahan kadar kolesterol dalam darah Rattus
norvegicus L ?
Adapun tujuan penelitian ini adalah mempelajari, mengkaji dan
membedakan manfaat kombucha coffee dan kombucha tea terhadap perubahan
kadar kolesterol dalam darah tikus putih (Rattus norvegicus L).

METODE PENELITIAN
1. Alat dan Bahan Penelitian
a. Alat
6. Alat Untuk Fermentasi
Alat yang digunakan untuk fermentasi cairan kombucha adalah: toples dari
bahan plastik dengan ukuran 1,5 liter digunakan sebagai tempat kombucha
kain sebagai penutup toples, karet, gelas ukur, saringan plastik, pengaduk
plastik, panci, dan kompor.
7. Alat Untuk Perlakuan Hewan Uji
Jarum kanul digunakan untuk pencekokan, spet atau suntikan digunakan
sebagai ukuran pemberian dosis kombucha pada waktu pencekokan, hematokrit
digunakan untuk mengambil darah, kertas label digunakan untuk memberi
tanda waktu perlakuan, kamera digunakan untuk mengambil gambar alat dan
bahan, spektrofotometer tipe Boehringe 4010 digunakan untuk mengukur kadar
kolesterol, kandang tikus 9 buah, tempat air minum tikus, tempat makan tikus,
dan timbangan elektrik merk Tanita tipe Tokyo Japan CAP 2,25 kg. Grad 109
untuk menimbang tikus.
8. Alat Untuk Mengukur Kadar Kolesterol
Alat yang digunakan untuk mengukur kadar kolesterol adalah tabung
reaksi, sentrifuge dan spektrofotometer.

b. Bahan
3. Bahan Fermentasi
Kultur biakan kombucha dan cairan kombucha coffee dan kombucha tea. kopi
Robusta dan gula pasir.
4. Bahan Perlakuan Hewan Uji
Tikus putih (Rattus norvegicus L) jantan umur 2 bulan dengan berat rata-rata
200 g, sebanyak 25 ekor yang diperoleh dari Laboratorium Farmasi. Pakan
tikus, yaitu: voor AD II dari PT. Japva Comfeed Indonesia, dan minum tikus
yaitu air yang bersumber dari PDAM, dan air aquades dengan cara ad
libitum.

Kadar Kolsterol darah Tikus Putih (Rattus norvegicus L) ... (Tuti Rahayu ) 89

33
5. Bahan Pengukuran Kolesterol
Reagen: Buffer phosphat (pH 6,5) 30 mmol/l, 4-aminoantipyrin 0,25 mmol/
l, Phenol 25 mmol/l, Peroxidase ³ 5 KU/l, Cholesterolesterase ³ 0,15 KU/l,
Cholesteroloxidase ³ 0,1 KU/l.

1. Cara Kerja
- Persiapan
Mempersiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam
penelitian kemudian membuat cairan fermentasi k coffee dan K. tea dengan
waktu inkubasi 12 hari.
- Penentuan Dosis
Menurut Naland (2003), dosis pemberian kombucha untuk dewasa atau 18 tahun
keatas adalah satu gelas. Perlakuan penelitian pada tikus putih ( Rattus norvegicus L)
dengan berat 200 g dikonversikan dengan berat badan manusia 70 kg sama dengan
0,018. Dosis yang akan diberikan dalam penelitian ini adalah 100 ml dan 150 ml,
yang diberikan 1 kali sehari dan 2 kali sehari.
- Pelaksanaan
Pada pra perlakuan tikus diadaptasikan selama 7 hari dengan diberi pakan Voor
AD II dan minum saja. Kemudian berat badan tikus ditimbang setelah itu dilakukan
perlakuan dengan memberikan cairan fermentasi k coffee dan K tea melalui oral tikus
putih sesuai dengan dosis selama 35 hari. Pada akhir perlakuan berat badan tikus
ditimbang, kemudian dengan menggunakan spet kanul darah diambil melalui ekor
dengan manggunakan hematokrit.
- Pengukuran Kadar Kolesterol
Untuk mengukur kadar kolesterol dengan metode CHOD PAP Enzymatic
Colorimeter Test yaitu mengambil sample darah tikus sebanyak 1 cc
dimasukkan dalam tabung reaksi. Memisahkan serum dari darah dengan
mensentrifugenya selama 20 menit dengan kecepatan 1500 rpm. Mengambil 10
ml serum ditambah 1000 ml reagen. Menginkubasi tabung sample selama 10
menit pada suhu 20-25o C. Memasukkan sampel serum kedalam
spektrofotometer dengan panjang gelombang 500 nm, membaca hasilnya pada
spektrofotometer dengan hasil ml %.

4. Rancangan Percobaan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode rancangan acak
lengkap pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu:1. Dosis (D), terdiri
dari : D1: 1.8 ml dan D2: 2,7 ml. 2. Banyaknya pemberian dosis perhari,
terdiri dari : P1: 1 kali sehari dan P2: 2 kali sehari

- Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 2, 2005: 85 - 100

34
5. Metode Pengujian Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk
table untuk masing-masing kombucha.
Kelompok I : Sebagai kontrol
Kelompok II : 0,018 x 100 = 1,8 ml untuk 1 kali sehari (pagi)
Kelompok III : 0,018 x 150 = 2,7 ml untuk 1 kali sehari (pagi)
Kelompok IV : 0,018 x 100 = 1,8 ml untuk 2 kali sehari (pagi dan sore)
Kelompok V : 0,018 x 150 = 2,7 ml untuk 2 kali sehari (pagi dan sore)

6. Analisis Data
Pada penelitian ini menggunakan anava dua jalur, kemudian bila ada
perbedaan hasil perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple
Range Test (DMRT).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Penelitian
a. Kadar kolesterol (mg/dl) rata-rata awal dan akhir tikus putih (Rattus
norvegicus L). Perlakuan Kombucha Coffee
Hasil penghitungan kadar kolesterol darah tikus putih (Rattus norvegicus L)
sebelum dan sesudah perlakuan Kombucha Coffee ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kadar Kolesterol (mg/dl) Rata-rata Awal dan Akhir


Tikus Putih (Rattus norvegicus L).

Kadar kolesterol (mg/dl)


Kelompok Perlakuan Penurunan (%)
Awal Akhir
KO 18.46 17.86 3.21 a
K.1.1 17.34 16.38 5.54 a
K1.2 16.22 15.64 3.52 a
K 2.1 15.45 11.78 23.62 b
K.2.2 14.82 11.90 19.63 b

Keterangan :
Tiap nilai menunjukkan rata-rata dari 5 hewan uji, angka yang diikuti
dengan huruf yang sama setiap kelompok tidak berbeda nyata.

Dari penghitungan akhir kadar kolesterol darah tikus putih setelah diberi
cairan kombucha coffee selama 35 hari rata-rata tiap kelompok perlakuan

Kadar Kolsterol darah Tikus Putih (Rattus norvegicus L) ... (Tuti Rahayu ) 91

35
mengalami perubahan menurun yaitu antara 11,78 sampai 16,38 mg/dl.
Hasil penurunan kadar kolesterol darah tikus putih sebesar 3,52 %, 5,54 %,
19,63 % dan 23,62 %.

b. Kadar kolesterol (mg/dl) rata-rata awal dan akhir tikus putih (Rattus
norvegicus L). Perlakuan Kombucha Tea
Hasil penghitungan kadar kolesterol darah tikus putih (Rattus norvegicus L)
sebelum dan sesudah perlakuan Kombucha Tea ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Kadar Kolesterol (mg/dl) Rata-rata Awal dan Akhir


Tikus Putih (Rattus norvegicus L) dengan Perlakuan Kombucha Tea
Kadar kolesterol (mg/dl)
Kelompok Perlakuan Penurunan (%)
Awal Akhir
KO 18.46 17.90 3.01 a
K.1.1 17.30 16.43 5.02 a
K1.2 16.22 15.70 3.22 a
K 2.1 15.45 11.84 23.29 b
K.2.2 14.82 11.59 19.00 b

Keterangan :
Tiap nilai menunjukkan rata-rata dari 5 hewan uji, angka yang diikuti
dengan huruf yang sama setiap kelompok tidak berbeda nyata.

Dari penghitungan akhir kadar kolesterol darah tikus putih setelah diberi cairan
kombucha coffee selama 35 hari rata-rata tiap kelompok perlakuan mengalami
perubahan menurun yaitu antara 11,78 sampai 16,38 mg/dl. Hasil penurunan kadar
kolesterol darah tikus putih sebesar 3,22 %, 5,02 %, 19,00 % dan 23,29 %.

B. Pembahasan
Dalam penelitian ini digunakan tikus putih (Rattus norvegicus L) jantan, galur
WS, umur 2 bulan dan berat rata-rata 200 g, karena memiliki hormon
estrogen dalam jumlah yang sedikit. Telah diketahui bahwa hormon
estrogen berpengaruh terhadap kadar kolesterol dalam darah (Ganong,
1983). Tikus jantan mempunyai kadar kolesterol yang tidak terpengaruh
variasi hormon (Sitepoe, 1992). Selama penelitian, tikus putih mengalami
kenaikan berat badan (lampiran 5), hal ini menunjukkan bahwa tikus masih
dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang aktif.

5. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 2, 2005: 85 - 100

36
Pemberian cairan k tea dan k coffee dengan dosis dan frekuensi yang berbeda
pada tikus putih (Rattus norvegicus L) selama 35 hari memberikan pengaruh yang
berbeda terhadap kadar kolesterol darah tikus putih (Rattus norvegicus L). Dosis
kombucha yang diberikan telah cukup dalam mempengaruhi kadar kolesterol
darah tikus putih, sehingga penambahan frekuensi pemberian dari satu kali
sehari menjadi 2 kali sehari tidak memberikan efek apapun terhadap kadar
kolesterol darah tikus putih(Tabel 3).

Tabel 3. Sumber Ragam Hasil Anava Faktorial Selisih pada Kadar Kolesterol
Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus L)
F Tabel
Sumber Ragam Db Jk Kt FHit
5% 1%
Kelompok 4 1429,14 357,29 1,95 3,26 5,41
Kombinasi perlakuan 3 1511,1 503,7 2,75 3,49 5,93
Dosis (A) 1 1461,195 1461,195 7,97* 4,75 9,33
Frekuensi (B) 1 41,42 41,42 0,23 4,75 9,33
Interaksi A x B 1 8,49 8,49 0,05 4,75 9,33
Galat 12 2200,44 183,37 9,33
Total 19 6651,79
* : Signifikan

Berdasarkan hasil uji Anava dua jalur diketahui bahwa pemberian cairan
kombucha dengan dosis dan frekuensi yang berbeda pada tikus putih (Rattus
norvegicus L) selama 35 hari memberikan pengaruh yang berbeda terhadap
kadar kolesterol dalam darah tikus putih. Pemberian k coffee dan pada k tea
dengan dosis 1,8 ml dan 2,7 ml menunjukan hasil yang signifikan artinya
pemberian k coffee dan pada k tea dengan dosis yang berbeda berpengaruh
terhadap perubahan kadar kolesterol dalam darah tikus putih. Sedangkan
pemberian kombucha dengan frekuensi 1 kali dan 2 kali sehari menunjukan
hasil yang tidak signifikan, berarti frekuensi pemberian cairan k coffe dan
pada k tea yang diberikan pada tikus putih sama-sama tidak mempengaruhi
kadar kolesterol darah tikus putih (Rattus norvegicus L).
Untuk mengetahui dosis mana yang paling berpengaruh terhadap penu-runan
kadar kolesterol maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test
(DMRT). Dari hasil uji DMRT menunjukan bahwa perubahan menurun kadar
kolesterol yang paling efektif menurunkan adalah pada kelompok 2 (K2)
dengan dosis 2,7 ml baik yang diberikan 1 kali sehari maupun 2 kali sehari.
Perubahan menurun pada kadar kolesterol darah tikus putih dipengaruhi

Kadar Kolsterol darah Tikus Putih (Rattus norvegicus L) ... (Tuti Rahayu ) 93

37
oleh senyawa- senyawa yang ada dalam kombucha baik k tea maupun k coffee
yaitu senyawa niasin (vitamin B3), dan senyawa catechin yang kadarnya belum
diketahui. Pada K koffee terdapat senyawa-senyawa asam asetat 10,2 %, asam
ascorbat 3,08 mg %, vitamin B1 (tiamin) 0,017 mg %, vitamin B2 (Riboflavin)
0,028 mg %, vitamin B3 (Niasin), vitamin B12 0,772 %, asam amino 7,7 % dan
caffein 0,53 mg/l. (Hasil uji analisis lampiran 1). Sedangkan pada K tea terdapat
Vit B, Vit C, as folat, as glukoronat, as glukonat as. Asetat as hialoronat, as
laktat, as amino, enzim dan zat antibiotik.
Cairan kopi diperoleh dari kopi bubuk yang diseduh dengan air panas yang
menyebabkan semakin banyaknya senyawa yang terekstraksi. Senyawa-
senyawa tersebut berasal dari bubuk kopi yang dikonsumsi sebagai
minuman.Di dalam kopi yang telah disangrai terdapat beberapa senyawa
penting, diantaranya kafein, karbondioksida, asam organik, serta trigonelin
(Winarno, 1981). Sedang-kan cairan teh berasal dari seduhan teh hitam
dengan air panas yang diberi gula.
Dua senyawa asam yang terdapat di dalam kopi yang telah disangrai adalah
senyawa fenolik. Satu diantaranya adalah asam kafeat (coffeic acid), asam
lainnya adalah asam klorogenat yang mengandung asam kafeat yang
menentukan cita rasa kopi. Selain kedua asam tersebut, yang juga menentukan
cita rasa kopi dan jumlahnya relatif kecil adalah : asam nitrat, asam malat, asam
tartrat, dan asam oksalat (Winarno, 1981; Changjaya. Abadi.com).
Selain itu kafein juga merupakan senyawa yang memberi pengaruh
stimulasi pada seduhan kopi. Kafein juga bersifat diuretik, merangsang
peningkatan pengeluaran urin, merangsang otak dan aktivitas jantung.
Kandungan kafein pada kopi Arabika 0, 8-1,5% dan pada kopi Robusta 1,
6-2, 5% (kopi mentah). Kafein sinonim dengan metil teobromin. Kafein
tidak hanya terdapat pada kopi saja, tetapi juga terdapat pada teh dan cokelat
(Winarno, 1981; Changjaya. Abadi.com). Menurut Clarke (1991), selama
proses penyangraian, trigonelin (methyl betain nicotinic acid) diubah menjadi
asam nikotinat (nicotinic acid), sehingga setiap cangkir kopi mengandung
rata-rata 0,5 mg asam nikotinat.
Kandungan kimia kombucha selain dari bahan dasar juga dari hasil meta-bolic
sekunder prioses fermentasi yang terjadi. Senyawa tersebut mempunyai fungsi
dan peran yang berbeda-beda bagi tubuh. Vitamin B1 (tiamin) berperan dalam
metabolisme karbohidrat untuk pembentukan energi, dan sebagai koenzim
dalam reaksi yang menghasilkan energi dari karbohidrat dan memindahkan
energi untuk membentuk senyawa kaya energi yang disebut adenosin
triphosphat (ATP). Vitamin B2 (Riboflavin) diperlukan tubuh untuk memproses
asam amino, lemak, dan karbohidrat hingga menghasilkan energi

1. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 2, 2005: 85 - 100

38
ATP yang diperlukan bagi tubuh kita dan juga berfungsi sebagai antioksidan,
vitamin B12 (Sianokobalamin) berperan dalam metabolisme antar sel di dalam
tubuh. Kekurangan vitamin B12 membuat perkembangan tubuh menjadi lambat
dalam waktu yang cukup lama. Keadaan ini ditandai dengan gangguan
pembentukan dan perkembangan sel darah (hematopoisis) yang menimbulkan
anemia megaloblastik (anemia pernisiosa), gangguan neurologi seperti berkurangnya
daya ingat dan gangguan keseimbangan, kerusakan sel epitel terutama epitel salura
cerna, serta debilitas umum atau kelemahan secara umum.
Asam amino berperan sebagai bahan untuk membangun protein yang
bermanfaat mengganti bagian-bagian sel tubuh yang rusak Asam asetat
berperan mengikat toksin dan bisa menjadi bentuk ester yang mudah larut
dalam air, sehingga mudah dikeluarkan oleh tubuh. Vitamin B3 (niasin)
berfungsi membantu metabolisme dalam menghasilkan energi tubuh dan
berperan dalam metabolisme lemak untuk menurunkan kadar kolesterol
jahat, yakni LDL (Low Density Lipoprotein) dan triglyserida, serta
meningkatkan kadar HDL (High Density Lipoprotein) hingga bisa mengurangi
penyakit pembuluh darah dan jantung (Naland, 2003).
Penurunan kolesterol darah oleh niasin dapat dilakukan dengan cara menghambat
perombakan lemak jaringan, mengurangi pengambilan asam lemak bebas oleh hati
dan meningkatkan pengeluaran kolesterol oleh hati melalui getah empedu. Nasin
berperan dalam merangsang pembentukan hormon pros-taglandin I2 yaitu hormon
yang mencegah penggumpalan (agregasi) trombosit sehingga dapat memperkecil
arteriosklerosis (Anonim, 2001)
Menurut Mayes (1997), niasin (asam nikotinat) atau nikotiamida berfungsi
sebagai sumber vitamin dalam makanan. Niasin merupakan asam
monokarboksilat dari piridin yang digunakan untuk terapi menurunkan
kadar kolesterol plasma. Terapi ini berdasarkan pada imbibisi aliran asam
lemak bebas dari jaringan adiposa yang mengurangi pembentukan
lipoprotein yang membawa kolesterol plasma yaitu VLDL, LDL dan HDL.
Sintesis kolesterol diatur oleh masukan kolesterol dalam diet, masukan kalori,
hormon-hormon tertentu dan asam-asam empedu. Kolesterol dalam diet sendiri
tidak menghambat biosintesis kolesterol intestinum, tetapi mempunyai pengaruh
hambatan umpan balik yang kuat terhadap sistesis kolesterol dalam hati. Pengaruh
ini lewat pengaturan terhadap enzim reduktase. Jadi bila intake kolesterol dalam
makan tinggi, sintesis kolesterol hati menurun, dan sebaliknya.
Berdasarkan hasil penelitian ini, penurunan kolesterol darah tikus putih lebih
besar terdapat pada perlakuan kombucha coffee jika dibandingkan dengan
perlakuan kombucha tea. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh K coffee lebih
baik disbanding dengan k tea. Senyawa catechin dalam polyfenol yang

Kadar Kolsterol darah Tikus Putih (Rattus norvegicus L) ... (Tuti Rahayu ) 95

39
dikandung kombucha coffee dalam bentuk tannin memiliki efek antioksidan kuat
untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dan mengurangi penimbunan
kolesterol dalam darah dan mempercepat pembuangan kolesterol melalui feces,
selain itu senyawa catechin mampu bertindak sebagai inhibitor dari angiotensin
transferase(enzim penyebab tekanan darah tinggi)dan penangkal radikal bebas.
Disamping itu pada k coffee juga terdapat potensi antibakteri.

3) 1
8.46
17.86
1
7
.
3
4
1 1
Jumlah Kadar

6 6
. .
Kolesterol (

1 3 2
8 8 2
mg/dl )

6. 15.45
1 14.82
6

14
11.9

1 11.
78
2
Kadar Kolesterol Awal
10
Kadar Kolesterol Ahir
8

K O K 1.1 K 1.2 K
2.1 K 2.2

Gambar 1. Diagram Batang Kadar Kolesterol (mg/dl) Darah Tikus Putih


Setelah Diberi Cairan Kombucha coffee Selama 35 Hari

Adanya penurunan kadar kolesterol darah tikus putih setelah diberi kombucha coffee
dengan dosis dan frekuensi berbeda selama 35 hari. ditunjukan pada gambar 1
diatas. Penurunan kadar kolesterol tertinggi ada pada K2.1 dengan dosis 2,7 ml
yang diberikan pada frekuensi 2 x sehari (pagi dan sore hari). Perubahan kadar
kolesterol dalam darah mempunyai pengaruh yang positif bagi tubuh. Kadar
kolesterol yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya ateroklerosis yang akan
berdampak pada penyakit kardiovaskuler. Aterosklerosis merupakan suatu
kelainan pada pembuluh darah yang ditandai dengan penebalan lapisan intima
dinding pembuluh darah oleh karena terbentuknya

40
3. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 2, 2005: 85 - 100

41
fibrous plaque. Komposisi fibrous plaque ini sebagian besar adalah lemak terutama
kolesterol. Apabila keadaan ini terus berlangsung akan terjadi penyempitan lumen
pembuluh darah, sehingga membatasai aliran darah, merangsang terbentuknya
bekuan darah, kemudian aliran darah terganggu. (Sekarindah, 1997). Dalimartha
(2002), menyatakan bahwa timbulnya aterosklerosis berawal dari tingginya kadar
kolesterol LDL akibat kurangnya pembentukan reseptor LDL sebagai akibat
kelainan genetik seperti hiperkolesterolemia familial atau jenuhnya reseptor LDL
sehubungan dengan konsumsi makanan yang terlalu banyak mengandung
kolesterol tinggi. Peningkatan kadar kolesterol LDL di dalam darah akan
mengakibatkan metabolisme kolesterol terganggu sehingga terjadi pembentukan
lapisan lemak (fatty streak). Lapisan lemak ini awalnya tipis, belum menyumbat
pembuluh darah. Selanjutnya terjadi proses proliferaktif sehingga terbentuk kerak
berserat atau fibrous plak. Bila sel endotel pembuluh darah arteri di bawahnya
terkoyak akibat berbagai faktor maka trombosit akan menempel pada dinding arteri
yang rusak. Interaksi antara trombosit dengan sel endotel yang rusak akan
merangsang pertumbuhan (proliferasi) jaringan ikat pada dinding arteri yang disebut
plak aterosklerotik atau ateroma. plak ateroskerotik ini akan tumbuh terus secara
progresif selama bertahun-tahun dan akhirnya dapat menghambat aliran darah.

Mengingat begitu bahayanya kolesterol yang berlebihan maka perlu adanya


upaya untuk menurunkan kadar kolesterol, yaitu dengan mengkonsumsi
kombucha baik k coffee dan k tea. Dapat dicoba untuk menggunakan k coffee karena
mengandung niasin yang dapat menurunkan kadar biosintesis kolesterol,
mengurangi produksi kolestrol dalam hati, mampu menurunkan kadar
trigliserida dan mampu memperantarai penurunan kadar LDL dan lipoprotein
(Plownan, 1995). Selain itu kandungan alkoholnyapun juga lebih rendah
dengan rasa dan bau yang lebih enak dibanding dengan k tea.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :1.Pemberian cairan kombucha dapat menurunkan
kadar kolesterol dalam darah tikus putih (Rattus norvegicus L) baik k a coffee
maupun k coffee.2. Cairan k coffee yang mempengaruhi kadar kolesterol lebih
baik dibandingkan dengan k tea.3. Dosis pemberian cairan kombucha yang pal-
ing baik adalah 2,7 ml dan dengan frekuensi 2 kali sehari (konversi pada
manusia dengan volume 150 ml dengan frekuensi 2 kali sehari).

Kadar Kolsterol darah Tikus Putih (Rattus norvegicus L) ... (Tuti Rahayu ) 97

42
Saran
2 Upaya untuk menjaga kesehatan, terutama untuk menghindari penyakit
kardiovaskuler/aterosklerosis yang disebabkan kadar kolesterol tinggi
adalah dengan mengkonsumsi kombucha baik k coffee maupun k tea.
3 Diharapkan ada penelitian lanjutan mengenai kandungan senyawa
dalam kombucha coffee dengan uji lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1999. Kebiasaan Minum Teh.


http/www.date.com/articles/artikel-artikel/.
Anonim. 2001. Kolesterol. http/www.Changjaya Abadi.com/022.htm.
Anonim. 2001. http/www.Sosro.com/Indonesia/Info_ahli_sosro.htm.
Anonim. 2001. Kolesterol. http/www.Indomedia.com/Intisari/2001/Mei.htm.
Clark, J.M. 1964. Experimental Biochemistery, W.H. Freeman and Company,
San Fransisco.
Dalimartha, S. 2002. 36 Resep Tumbuhan Obat Untuk Menurunkan Kadar
Kolesterol. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal 1-2, 4, 8-11, 49-57.
Dumadi, Suryatmi Retno. 2002. Risiko Kolesterol Darah Dan Diet Lemak.
Jakarta Pusat: Peneliti Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Ergo
Industri.
Ganong, W.F. 1979. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Guyton. 1983. A. C, 1987. Fisiologi Kedokteran, vol. 2, edisi 5, terjemahan
Adji Dharma dan Lukmanto P. Jakarta: ECG.
Himam, 1999. Teh Kombucha Minuman Kesehatan dari Timur Jauh. Http/
www.Brawijaya.acid/student/techno/technologi % 20. Techno6a.htm.
Kertohoesodo, Suharto. 1987. Pengantar Kardiologi. Jakarta: UI Press.
Kreutler, A.P. 1980. Nutrition in Perspective. Prentice-Hall Inc. New Jersey:
Englewood.
Krisnatuti P, Diah dan RinaYenrina. 1999. Perencanaan Menu Bagi Penderita
Jantung. Jakarta: Arcan.

Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 2, 2005: 85 – 100 98

43
Larsheslet. 2002. Kolesterol Yang Perlu Am\nda Ketahui. Jakarta: Ke Saint Blanck.
Linder, Maria C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta: UI Press.
Marvyn, Leonard. 1991. Hipertensi. Jakarta: Arcan.
Mc Gilvery, Robert W dan Gerald W. Goldstein. 1996. Biokimia. Jakarta:
Airlangga University Press.
Mc. Gowen dan Mary P. 2001. Menjaga Kebugaran Jantung. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Mayes, P.A. 1997. Biokimia Harper. Alih Bahasa Andry Hartanto. Jakarta: EGC.
Hal 226-288, 633-654.
Nadesul, Handrawan. 1992. Hipocrates. Jakarta: Archan.
Naland, Henry. 2003. Kombucha Teh Ajaib Pencegah Dan Penyembuh Aneka
Penyakit. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Patel, Chandra Dr. 1998. Penyakit Jantung. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Petch, Michael. 1995. Penyakit Jantung. Jakarta: Arcan.
Prawirokusumo, Suharto.1990. Biokimia Nutrisi. Yogyakarta: BPFE.
Plownan, P.N. 1995. Endocrinology And Metabolik Disease. Canada: John
Wiley dan Sons P 855-873.
Purborini, Anik dan Tuti Rahayu 2003. Pengaruh Waktu Inkubasi pada
Fermentasi Cairan Kopi dengan Inokulan “Kultur Kombucha” Terhadap Kadar
Alkohol dan Tanin. Jurusan Biologi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta.
Sekarindah, T. 1997. Peran Diet Pada Pencegahan Aterosklerosis Majalah
Kedokteran Indonesia. Volume. No.4 hal 181-186.
Siaw, Soen L. 1994. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Surakarta: Dabara
Bengawan.
Soeharto, Iman.2001. Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Sitepoe, Mangku. 1992. Kolesterolfobia Keterkaitannya dengan Penyakit Jantung.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Soeharto, Iman. 2001. Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Kadar Kolsterol darah Tikus Putih (Rattus norvegicus L) ... (Tuti Rahayu ) 99

44
Suhardjo-Clara M. Kusharto. 1992. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta:
Kanisius.
Tuti Rahayu dan Prapti Mulyani, Titik. 2003. Pengaruh Waktu Inkubasi pada
Fermentasi Cairan Kopi dengan Inokulum “Kultur Kombucha” Terhadap Kadar
Gula Reduksi, Daya Antibiotik, dan Pembentukan Asam. Jurusan Biologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Winarno, F.G. 1993. Pangan, Gizi, Tehnologi dan Konsumen. Jakarta: Gramedia.
______. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wirahadikusumah, Muhammad. 1985. Biokimia. Bandung: ITB.

Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 2, 2005: 85 – 100 100

45
46

Anda mungkin juga menyukai