Anda di halaman 1dari 44

LATAR BELAKANG DIBENTUKNYA HOME CARE

Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan masyarakat


untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan visi dan
misi tersebut berbagai program kesehatan telah dikembangkan praktek pelayanan
keperawatan di rumah(home care).

Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu
dikembangkan, karena telah menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk
pelayanan kesehatan yang sesuai dan memasyarakat serta menyentuh kebutuhan
masyarakat yakni melalui pelayanan keperawatan Kesehatan di rumah atau Home
Care.

Home care adalah suatu layanan perawatan pasien di rumah. Yang membutuhkan
perawatan di rumah baik pasien yang masih sehat sampai yang sakit, pasien dengan
berbagai kondisi jenis penyakit dengan berbagai latar belakang yang melandasi
keputusan untuk menggunakan jasa ini di lingkungan keluarga. Hal-hal yang menjadi
dasar pertimbangan antara lain: pertimbangan ekonomi, kenyamanan pasien, dan
kemudahan akses bagi keluarga.

Home care saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan di kota besar dengan beberapa
kasus yang sering ditemui adalah kesibukan yang tinggi dari keluarga menyebabkan
hanya sedikit waktu yang dapat diberikan kepada pasien. Salah satu segmen
pelayanan home care diantaranya lansia, di mana lansia adalah manusia yang juga
memerlukan teman sehingga mereka tidak kesepian dan cepat menjadi pikun.
Dengan adanya jasa home care pendamping orang tua (POT) maka para lansia
memiliki asisten yang berfungsi sebagai teman, pendamping, pengasuh yang
membantunya dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Dengan memanfaatkan jasa
ini, maka orang tua akan lebih bahagia dan anak-anaknya pun akan lebih tenang
untuk dapat mengerjakan hal lain.

Seiring perkembangannya home care memberikan pelayanan pada penyakit kronik


yang memerlukan perawatan lama dan berbiaya mahal. Keluarga yang memutuskan
untuk melanjutkan perawatan di rumah umumnya didasari pada perhitungan ekonomi
atau kemudahan anggota keluarga lain untuk menjenguk dan bertemu pasien serta
kenyamanan pasien karena dirawat dirumah akan memberikan rasa aman dan
nyaman kepadanya yang penting untuk membantu proses penyembuhan.

Variasi penyakit yang membutuhkan pelayanan home care adalah mulai dari kasus
sederhana seperti demam tifoid, hingga kasus yang berat seperti gangguan
pernafasan kronik dengan ketergantungan pada alat respirator. Home care dibutuhkan
oleh pasien yang sedang sakit, juga bagi mereka yang sedang dalam proses
penyembuhan seperti post stroke, sampai dengan pasien dalam fase terminal seperti
menderita kanker stadium lanjut.

Kasus pasien dengan penyakit fase terminal yang memiliki angka kesembuhan yang
rendah, sehingga perawatan home care bertujuan untuk memberikan rasa nyaman
secara psikologis bagi pasien dan keluarganya. Latar belakang ini dipilih karena
sebagai orang timur, setiap anggota keluarga berkeinginan merawat kerabatnya

Handi Rustandi
HOME CARE 1
dengan sempurna. Perawatan di rumah akan memberikan keleluasaan anggota
keluarga merawat keluarganya secara maksimal.

Bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal masyarakat dalam sistem


pelayanan kesehatan selama ini adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada
sisi lain banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai
pertimbangan terpaksa dirawat di rumah dan tidak dirawat inap di institusi pelayanan
kesehatan.

Keperawatan di rumah berkembang dengan pesat didukung oleh factor ekonomi


yaitu semakin Tingginya biaya pelayanan di rumah sakit, keberhasilan sistem DRG
(diagnosis related group) dapat menekan lamanya waktu rawat, dan kemajuan
teknologi kesehatan dimana peralatan –peralatan yang semula dengan ukuran besar
yang biasa dugunakan dirumah sakit sudah dikembangkan dalam bentuk yang lebih
sederhana dan mudah digunakan dirumah.

Beberapa alasan yang juga melatarbelakangi mengapa keperawatan kesehatan


dirumah semakin berkembang dan merupakan alternative yang banyak diminati oleh
masyarakat antara lain: keperawatan dirumah dipersepsikan lebih hemat biaya,
lingkungan memberikan efek yang terapeutik, pemberdayaan keluarga dalam
asuhan klien lebih optimal, mengurangi lamanya waktu dirawat dirumah sakit,
memberikan kesempatan bagi kasus tertentu yang memerlukan rawat lama
misalnya penyakit kronis atau kasus terminal.

Jika kita tinjau dari perlunya kontribusi profesi, fenomena masalah kesehatan saat
ini memerlukan peran serta berbagai profesi kesehatan untuk berkontribusi dalam
penanganan masalah kesehatan sesuai dengan fungsinya. Fenomena masalah
kesehatan di Indonesia yang dihadapi saat ini adalah masih tingginya penyakit
endemis yang dibarengi dengan makin meningkatnya masalah penyakit kronis dan
degeneratif serta munculnya masalah penyakit baru dan penyakit lama. Berbagai
masalah yang memerlukan pelayanan keperawatan antara lain : Masalah Penyakit
akut atau kronis, Masalah penyakit degeneratif atau terminal, gangguan pertumbuhan
atau perkembangan, Masalah kekerasan atau salah asuh dll.
Sebagai salah satu karakteristik keperawatan sebagai profesi adalah adanya
kemampuan melaksanakan fungsi mandiri yang ditunjukkan dengan adanya
sekelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk menyelesaikan
masalah praktik keperawatan tersebut. Saat ini berbagai komponen kegiatan
pelayanan keperawatan antara lain mencakup upaya pencegahan masalah kesehatan,
meningkatkan kemandirian klien dalam bidang kesehatan serta upaya pemenuhan
kebutuhan dasar klien baik melalui kegiatan intervensi pemberdayaan, intervensi
komplementer dan kolaborasi serta pelayanan keperawatan berkelanjutan belum
dilaksanakan secara optimal. Hal ini menjadikan adanya peluang bagi perawat untuk
mengembangkan dan berkontribusi dalam penyediaan pelayanan di berbagai tatanan
praktik perawat seperti di : Tempat Kerja, Sekolah, Rumah (Home Care),
Ambulatory Care (Klinik) dan pusat-pusat pelayanan kesehatan khusus (Panti, lapas).

Kepmenkes No: 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang registrasi dan praktik Perawat


telah memberikan kesempatan bagi perawat untuk menjalankan tanggung jawab
profesionalnya melalui pelaksanaan praktik mandiri (Perorangan atau berkelompok).

Handi Rustandi
HOME CARE 2
Sementara hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh data sebagai berikut : 97,7
% menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 %
mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 %
menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah memerlukan ijin oprasional.

Dari data tersebut sangat perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah dalam
hal ini home care yang salah satu unsur tenaga pelaksananya adalah perawat melalui
pelaksanaan praktik mandiri.

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG PERKEMBANGAN HOME


CARE :
1. Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi
apabila dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium
akhir yang secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai
kesembuhan.
2. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan padakasus-
kasus penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama.
Dengan demikian berdampak pada makin meningkatnya kasus-kasus yang
memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah. Misalnya pasien pasca stroke
yang mengalami komplikasi kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi
yang membutuhkan waktu relatif lama.
3. Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakanbahwa
perawatan klien yang sangat lama (lebih 1 minggu) tidak menguntungkan bahkan
menjadi beban bagi manajemen.
4. Banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi pelayanankesehatan
membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati
kehidupan secara optimal karena terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan.

5. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagianklien


dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, karena berada dilingkungan yang
dikenal oleh klien dan keluarga, sehingga dapat mempercepat kesembuhan
sedangkan bila di rumah sakit klien akan merasa asing dan perlu adaptasi.
(Depkes, 2002).

BEBERAPA KEUNTUNGAN YANG DIRASAKAN DENGAN PELAYANAN


HOME CARE

1. Home care merupakan satu cara dimana perawatan 24 jam dapat diberikan secara
focus pada satu klien, sedangkan dirumah sakit perawatan terbagi pada beberapa
pasien.
2. Home care memberi keyakinan akan mutu pelayanan keperawatan bagi klien,
dimana pelayanan keperawatan dapat diberikan secara komprehensif
(biopsikososiospiritual).
3. Home care menjaga privacy klien dan keluarga, dimana semua tindakan yang
berikan hanya keluarga dan tim kesehatan yang tahu.

Handi Rustandi
HOME CARE 3
4. Home care memberikan pelayanan keperawatan dengan biaya relatif lebih rendah
daripada biaya pelayanan kesehatan dirumah sakit.
5. Home care memberikan kemudahan kepada keluarga dan care giver dalam
memonitor kebiasaan klien seperti makan, minum, dan pola tidur dimana berguna
memahami perubahan pola dan perawatan klien.
6. Home care memberikan perasaan tenang dalam pikiran, dimana keluarga dapat
sambil melakukan kegiatan lain dengan tidak meninggalkan klien.
7. Home care memberikan pelayanan yang lebih efisien dibandingkan dengan
pelayanan dirumah sakit, dimana pasien dengan komplikasi dapat diberikan
pelayanan sekaligus dalam home care.
8. Pelayanan home care lebih memastikan keberhasilan pendidikan kesehatan yang
diberikan, perawat dapat memberi penguatan atau perbaikan dalam pelaksanaan
perawatan yang dilakukan keluarga.

BEBERAPA KEKURANGAN YANG DIRASAKAN DENGAN PELAYANAN


HOME CARE

1. Home care tidak termanaged dengan baik jika menggunakan agency yang
belum ada hubungannya dengan tim kesehatan lain seperti :
 dokter spesialis.

 Petugas laboratorium.
 Petugas ahli gizi.
 Petugas fisioterafi.
 Psikolog dan lain-lain.
2. Klien home care membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak untuk
mencapai unit-unit yang terdapat dirumah sakit, misalnya :
 Unit diagnostik rontgen
 Unit diagnostik CT scan.
 Unit diagnostik MRI.
 Laboratorium dan lain-lain.
3. Pelayanan home care tidak dapat diberikan pada klien dengan tingkat
ketergantungan total, misalnya: klien dengan koma.
4. Jika pendidikan kesehatan yang dilakukan petugas kesehatan kurang berhasil
maka tingkat keterlibatan anggota keluarga rendah dalam kegiatan perawatan,
dimana keluarga merasa bahwa semua kebutuhan klien sudah dapat terlayani
dengan adanya home care.
5. Pelayanan home care memiliki keterbatasan fasilitas emergency, misalnya :

Handi Rustandi
HOME CARE 4
 fasilitas resusitasi
 fasilitas defibrilator

LANDASAN HUKUM HOME CARE

1. UU Nomor . 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas
8. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.
9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta
11. Permenkes No. HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat.
12. SK Dirjen Pelayanan Medik Nomor HK.00.06.5.1.311 tanggal 25 Januari 2001
tentang Penerapan Pedoman Perawatan Kesehatan di Rumah.

PENGERTIAN HOME CARE

Di beberapa negara maju,” home care “ (perawatan di rumah ), bukan merupakan


konsep yang baru, tapi telah dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859
yang dia namakan perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan
ke rumah untuk mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah
sakit.

Dari beberapa literatur pengertian “home care” adalah:

1. Perawatan dirumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari rumah sakit


yang sudah termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning ) dan
dapat dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat
komunitas di mana pasien berada, atau tim keperawatan khusus yang menangani
perawatan di rumah.
2. Perawatan di rumah merupakan bagian dari asuhan keperawatan keluarga,
sebagai tindak lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau puskesmas.
3. Pelayanan kesehatan berbasis di rumah merupakan suatu komponen rentang
keperawatan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan
kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka, yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit
termasuk penyakit terminal.

Handi Rustandi
HOME CARE 5
4. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga,
direncanakan, dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang
diorganisir untuk memberi pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan
berdasarkan perjanjian kerja (kontrak).
5. Home Care atau pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan
yang diberikan kepada pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari
pelayanan keperawatan komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang
berasal dari spesialisasi kesehatan tertentu, yang befokus pada asuhan
keperawatan individu dengan melibatkan keluarga .

Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka
panjang (Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non
profesional yang telah mendapatkan pelatihan. Perawatan kesehatan di rumah yang
merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan serta memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal.
Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individual dan keluarga yang
direncanakan, dikoordinasi dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir
untuk memberikan perawatan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan
perjanjian kerja antara pasien/keluarga dengan agensi home care (Warhola C, 1980).

Sherwen (1991) mendefinisikan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian


integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang mereka hadapi.

Sedangkan Stuart (1998) menjabarkan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian


dari proses keperawatan di rumah sakit, yang merupakan kelanjutan dari rencana
pemulangan (discharge planning), bagi klien yang sudah waktunya pulang dari
rumah sakit. Perawatan di rumah ini biasanya dilakukan oleh perawat dari rumah
sakit semula, dilaksanakan oleh perawat komunitas dimana klien berada, atau
dilaksanakan oleh tim khusus yang menangani perawatan di rumah.

Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992 pelayanan kesehatan di


rumah adalah perpaduan perawatan kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis
yang terpilih dari perawat spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat
gerontologi, perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat medikal bedah.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan perawatan kesehatan di rumah adalah


:

1. Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan memandirikan


klien dan keluarganya.

Handi Rustandi
HOME CARE 6
2. Pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal klien denganmelibatkan klien
dan keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi merencanakan kegiatan
pelayanan.
3. Pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek administrasi
maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga
profesional dibantu tenaga non profesional, di bidang kesehatan maupun non
kesehatan (Depkes, 2002).

TUJUAN PERAWATAN DI RUMAH ( HOME CARE)

Perawatan kesehatan di rumah bertujuan :

1. Tersedianya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di rumah klien yang dapat di


akses oleh masyarakat,
2. Terjaganya kesinambungan pelayanan pasca rawat inap di rumah sakit sehingga
klien dan keluarga dapat mandiri melaksanakan fungsi kehidupan sehari-hari,
3. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas
hidupnya,
4. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga
dengan masalah kesehatan dan kecacatan,
5. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga,
6. Membantu klien tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan perawatan
yang diperlukan, rehabilitasi atau perawatan paliatif,
7. Biaya kesehatan akan lebih terkendali.
8. Tersedianya peluang kerja bagi tenaga kesehatan, khususnya perawat untuk
memberikan perawatan kesehatan di rumah terhadap individu dalam konteks
keluarga secara mandiri dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.

PENGORGANISASIAN HOME CARE

Penyelenggaraan praktik mandiri perawat terdiri dari 3 (tiga unsur) yaitu Pengelola
Pelayanan, Pelaksana Pelayanan, dan Klien.

a. Pengelola Pelayanan Praktik Mandiri Perawat


Adalah agensi atau unit yang bertanggung jawab terhadap seluruh pengelolaan
praktik mandiri perawat baik penyediaan tenaga, sarana, dan peralatan serta
mekanisme pelayanan sesuai standar yang ditetapkan. Pengelola dapat
berkedudukan sebagai salah satu bagian dari pelayanan kesehatan di rumah sakit/
klinik/ puskesmas, atau dapat pula berkedudukan terpisah secara mandiri dalam
bentuk balai atau pusat pelayanan keperawatan.
b. Pelaksana Praktik Mandiri Perawat
Pelaksana praktik mandiri perawat adalah tenaga yang bertugas menyediakan
pelaksana pelayanan keperawatan terdiri dari tenaga keperawatan professional
dengan melibatkan tenaga-tenaga professional lain dan tenaga non professional
sesuai kebutuhan klien. Pelaksana praktik mandiri perawat tersebut terdiri dari
manajer kasus dan pelaksana pelayanan.

Handi Rustandi
HOME CARE 7
Praktik mandiri perawat; home care dilakukankan berdasarkan pada kesepakatan
antara perawat dengan klien dan atau pasien dalam upaya untuk peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, kuratif, dan pemulihan
kesehatan.

Dalam melaksanakan praktik mandiri perawat, perawat yang telah memililki SIPP
berwenang untuk :
a. Melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,
penetapan diagnosis keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan
keperawatan dan evaluasi keperawatan
b. Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada huruf a meliputi:
intervensi/tritmen keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling
kesehatan
c. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud
huruf a dan huruf b harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang
ditetapkan oleh organisasi profesi
d. Melaksanakan intervensi keperawatan seperti yang tercantum dalam
lingkup praktik keperawatan
e. Dalam keadaan darurat yang mengancam kehidupan atau nyawa klien dan
atau pasien, perawat dapat melakukan tindakan diluar kewenangan.
f. Dalam keadaan luar biasa/bencana, perawat dapat melakukan tindakan diluar
kewenangan untuk membantu mengatasi keadaan luar biasa atau bencana tersebut.
g. Perawat yang bertugas di daerah yang sulit terjangkau dapat melakukan
tindakan diluar kewenangannya sebagai perawat.
h. Praktik keperawatan dilakukan oleh perawat profesional (RN) dan perawat
vokasional (PN).
i. PN dalam melaksanakan tindakan keperawatan dibawah pengawasan RN.
j. Perawat dapat mendelegasikan dan atau menyerahkan tugas kepada perawat lain
yang setara kompetensi dan pengalamannya.
k. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mempekerjakan perawat yang tidak
memiliki SIPP untuk melakukan praktik keperawatan di sarana pelayanan
kesehatan tersebut.

c. Klien
Adalah penerima pelayanan keperawatan dengan melibatkan salah satu anggota
keluarga sebagai penanggung jawab yang mewakili klien. Apabila diperlukan
keluarga dapat juga menunjuk seseorang yang akan membantu aktifitas penyediaan
pelayanan keperawatan sesuai menjadi pengasuh (care-giver) yang melayani
kebutuhan sehari-hari dari klien.

Tata Hubungan antar Unsur

Pengelola PMP

Handi Rustandi
HOME CARE 8
Klien Pelaksana Pelayanan

Ketiga unsur seperti tersebut di atas, merupakan syarat minimal yang harus ada
dalam sistem praktik mandiri perawat. Ketiga unsur tersebut berinteraksi secara
proporsional dan saling mempengaruhi dalam proses praktik keperawatan.
Apabila salah satu dari komponen tersebut tidak berfungsi secara baik maka
pelayanan yang diberikan sulit untuk memberikan hasil yang optimal. Dalam sistem
ini setiap komponen mempunyai hak dan kewajiban masing-masing yang dapat
diukur sehingga diharapkan tidak akan merugikan salah satu pihak pun karena
pelayanan yang diberikan dapat dikendalikan oleh masing-masing pihak.
1. Struktur Organisasi
Dalam sistem Praktik Mandiri Perawat, struktur organisasi pengelola dapat
digambarkan seperti pada bagan 1. Pemimpin agensi/ balai/ unit yang membawahi
dua sub ordinat yaitu sub ordinat sub unit yaitu sub unit yang bertanggung jawab
terhadap administrasi dan sub unit yang bertanggung jawab terhadap pelayanan.
Sub unit pelayanan membawahi tenaga Manajer Kasus (case manager) dan tenaga
pemberi pelayanan (care provider).
Dalam pelaksanaannya struktur organisasi Praktik Mandiri Perawat (PMP) dapat
disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia, demikian pula sebutan/penamaan
unitnya sesuai dengan kesepakatan dan pelayanan yang dikembangkan.
Bagan 1. Struktur Organisasi PMP (Home Care)

Pemimpin Praktik Mandiri


Perawat

Manajer Administrasi Manajer Pelayanan/


Manajer Kasus

Pelaksana Pelayanan Pelaksana Pelayanan

Handi Rustandi
HOME CARE 9
Di samping interaksi secara internal, maka tata hubungan kerja Pengelola
Praktik Mandiri Perawat dengan unit-unit eksternal sangat berpengaruh terhadap
kinerja pelayanan (lihat diagram mekanisme kerja).

Bagan 2. Tata Hubungan Kerja Pengelola PMP dengan Unit Eksternal

DEPARTEMEN DEPARTEMEN DALAM


KESEHATAN NEGERI

PEMDA PROPINSI

DINKES PROPINSI

PEMDA KABUPATEN/KOTA

DINKES KABUPATEN/KOTA

PUSKESMAS RUMAH SAKIT


UNIT
UNIT PRAKTIK MANDIRI PRAKTIK MANDIRI UNIT PERAWATAN
PERAWAT KESEHATAN
PERAWAT

Sumber Pendukung : - - Praktik professional lain


Askes, Sosial worker : Dokter, Fisioterapi,
- Laboratorium Psicholog dll

KLIEN / KELUARGA

Handi Rustandi
HOME CARE 10
BENTUK-BENTUK ORGANISASI HOME CARE

Secara kelembagaan, home care melekat dengan Rawat Inap (Palaran) sebagai
salah satu bentuk layanan medis yakni Rawat Inap yang memiliki hirarki baku.
Dalam institusi layanan kesehatan (dalam hal ini milik pemerintah) semua sistem ada
aturannya, dan sudah tentu kompetensi medis diserahkan kepada dokter. Selanjutnya
dokter dapat mendelegasikan tindakan medis kepada paramedis berdasarkan indikasi
dan protap (prosedur tetap). Ini dimaksudkan untuk melindungi pasien dan petugas,
sehingga jika terjadi sesuatu berkenaan dengan tindakan medis, dapat dipertanggung
jawabkan sesuai undang-undang dan kompetensi. Kecuali jika Homecare tidak ada
tindakan medis, maka perawatan bersifat follow up, bisa jadi tidak diperlukan
penanggung jawab dokter.

Adanya kelembagaan Home Care mengacu pada UU No. 12 Tahun 1992 dan
UU No. 29 tahun 2004, kompetensi tindakan medis (praktek, homecare, klinik, balai
pengobatan, RS dan lain-lain) adalah seorang dokter sesuai Ketentuan Konsil
Kedokteran Indonesia. Artinya penanggung jawabnya seorang dokter atau dokter gigi
(dalam hal perawatan kesehatan gigi dan mulut).

Health home care dilakukan oleh tiga kelompok lembaga berwenang, yaitu:
Lembaga Kesehatan di Rumah Bersertifikat (certified home health agency / CHHA);
Program Perawatan Kesehatan di Rumah Jangka Panjang (the long-term home health
care program (LTHHCP); dan Lembaga Berlisensi. Rinciannya adalah sebagai
berikut:

1). Lembaga Kesehatan di Rumah Bersertifikat (CHHA)

Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan bagi individu yang


mengalami penyakit akut untuk menerima perawatan terampil yang dibutuhkan di
rumah mereka sendiri. CHHA memenuhi kebutuhan individu dengan memberi
berbagai jenis pelayanan, termasuk pelayanan keperawatan terampil, terapi
wicara, terapi fisik dan terapi okupasi, pelayanan sosial medis, asisten perawatan
kesehatan di rumah (HHA), konseling nutrisi, transportasi, peralatan, dan terapi
pernapasan.

CHHA juga memiliki program khusus, seperti pelayanan kesehatan mental,


pelayanan pediatrik, program untuk anak dan ibu, dan program AIDS, terdapat
juga pelayanan berteknologi tinggi seperti terapi intravena, kemoterapi di rumah,
dan penatalaksanaan nyeri. CHHA dikenal sebagai program jangka pendek karena
pelayanan yang diberikan biasanya singkat.

2). Program Perawatan Kesehatan di Rumah Jangka Panjang (LTHHCP)

Program Perawatan Kesehatan di Rumah Jangka Panjang dibentuk untuk


memenuhi kebutuhan individu yang menderita penyakit kronis di rumah.
Merupakan program yang memberikan pelayanan sosial dan kesehatan kepada
masyarakat yang membutuhkan perawatan kesehatan di rumah dalam waktu yang

Handi Rustandi
HOME CARE 11
lama. Biaya pelayanan kesehatan pasien tidak boleh lebih dari 75% biaya rata-rata
perawatan institusional jangka panjang di wilayah setempat. Pelayanan
keperawatan yang diberikan meliputi terapi fisik, okupasi, dan wicara, pelayanan
sosial medis, dukungan nutrisi serta pelayanan perawatan personal.

3). Lembaga Berlisensi

Lembaga berlisensi bukan merupakan lembaga medicare bersertifikat.


Lembaga berlisensi dapat memiliki komponen pelayanan profesional yang
menyediakan pelayanan terampil yang diberikan CHHA. Lembaga ini juga dapat
meniru banyak program khusus CHHA. Bagian perawatan terbesar yang diberikan
berasal dari pelayanan perawatan personal. Lembaga berlisensi menyediakan
pelayanan profesional, termasuk pengaturan rumah, ibu rumah tangga, pegawai
perawatan personal (Personal Care Workers /PCW), dan perawatan seperti yang
diberikan HHA

SYARAT, HAK, DAN KEWAJIBAN


1. Pengelola Praktik Mandiri Prawat
a. Persyaratan Pengelola Praktik Mandiri Perawat
1) Merupakan bagian dari institusi pelayanan kesehatan pemerintah atau
swasta atau unit mandiri yang berbadan hukum.
2) Bagi agensi/ balai praktik mandiri perawat yang bukan merupakan bagian
dari institusi pelayanan kesehatan harus mendapat izin untuk mengelola
praktik mandiri perawat dari Pemerintah Daerah setempat atas melalui
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
3) Mempunyai kantor yang dilengkapi dengan sarana dan fasilitas yang
dipersyaratkan dengan alamat yang jelas (persyaratan sarana/fasilitas harus
di lampirkan)
4) Mempunyai tenaga:
a) Pimpinan yang bertanggung jawab terhadap seluruh pelayanan.
b) Tenaga administrasi.
c) Tenaga keperawatan professional (minimal D-III Keperawatan)
sebagai tenaga tetap (paripurna) yang mempunyai izin praktek (SIPP)
dan akan menjadi manajer kasus atau pemberi pelayanan dalam
penanganan kasus.
5) Mampu menyediakan tenaga keperawatan bersertifikat sesuai dengan
spesialisasi/ kebutuhan pelayanan dan tenaga non keperawatan.
Penyediaan tenaga ini dapat berupa tenaga paruh waktu atau dilakukan
dengan system subkontrak dengan pengelola pelayanan keperawatan.
6) Mampu menyediakan peralatan kesehatan, sesuai dengan standar minimal
yang ditetapkan.
7) Mampu menyediakan sarana transportasi untuk melaksanakan rujukan
klien.
8) Mempunyai kerja sama dengan rumah sakit/puskesmas untuk rujukan.

Handi Rustandi
HOME CARE 12
b. Hak Pengelola
1) Mengelola Praktik Mandiri Perawat, sesuai dengan standar pelayanan
keperawatan yang ditetapkan oleh Pemerintah.
2) Menerima hak atas imbalan jasa sesuai dengan perjanjian kerja yang
disepakati bersama.
3) Mempunyai akses kepada pemerintah yang mengendalikan Praktik
Mandiri Perawat.
4) Mendapat dukungan dari manajer kasus, pelaksana pelayanan atas
pengelolaan pelayanan yang menjadi tanggung jawabnya.
5) Menetapkan mitra kerja yang akan mendukung penyelenggaraan
praktik mandiri perawat.

c. Kewajiban Pengelola
1) Menjamin terlaksananya pelayanan professional dan bermutu bagi
klien.
2) Mematuhi kontrak/perjanjian kerja yang telah disepakati.
3) Memberikan perlakuan yang baik terhadap manajer kasus, pelaksana
pelayanan dan klien.
4) Meningkatkan kemampuan (pengetahuan, keterampilan dan sikap)
manajer kasus dan pelaksana pelayanan.
5) Melaksanakan kewajiban memberikan imbalan jasa yang harus
diberikan kepada manajer kasus dan pelaksana pelayanan sesuai
ketentuan yang disepakati.
6) Mematuhi peraturan yang berlaku berkaitan pengelolaan Praktik
Mandiri Perawat.
7) Melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan terhadap
kinerja pelaksana pelayanan.
8) Menyediakan alat, bahan, dan sarana yang dibutuhkan dalam
pelayanan keperawatan sesuai standar yang ada.
9) Menerapkan sistem penghargaan dan sanksi administrative yang layak
terhadap pelaksanaan pelayanan.

Handi Rustandi
HOME CARE 13
2. Manajer Kasus
a. Persyaratan Manajer Kasus
1) Mempunyai ijazah formal pendidikan keperawatan yang diakui oleh
pemerintah (minimal D-III Keperawatan).
2) Mempunyai sertifikat pelatihan Keperawatan sebagai Manajer Kasus
(case manager).
3) Pengalaman bekerja di unit pelayanan kesehatan minimal 3 (tiga)
tahun.
4) Mampu menyelenggarakan proses managemen kasus mulai dari
pengkajian awal dan melakukan analisis terhadap kasus untuk
menyusun rencana pelayanan, mengkoordinasikan pelayanan dengan
petugas lain, dan memantau pelaksanaan penyediaan pelayanan bagi
klien.
5) Mampu melakukan pengkajian awal dan melakukan analisis terhadap
kasus untuk menyusun rencana pelayanan dan intervensi keperawatan
bagi klien.
6) Mampu bekerja sama dalam tim dan mampu memimpin penyediaan
pelayanan.
7) Mampu menjalankan dan melaksanakan bimbingan teknis,
monitoring, dan evaluasi.
8) Mampu memberikan pelayanan sesuai dengan etika yang ditetapkan.

b. Hak Manajer Kasus


1) Mengetahui tentang hak dan kewajibannya secara tertulis dan
mendapatkan dukungan pemanfaatan berbagai sumber yang tersedia
guna melaksanakan pengelolaan kasus.
2) Berhak mendapatkan imbalan jasa sesuai dengan perjanjian kerja.
3) Memperoleh perlakuan yang layak sesuai dengan norma yang berlaku.
4) Berhak menolak tugas, prosedur, atau tindakan medis di luar rincian
tugasnya (job description) yang disepakati.
5) Memperoleh informasi yang berkaitan dengan setiap perubahan
pelayanan, perubahan tarif pelayanan, dan kemungkinan
dihentikannya perjanjian kerja.
6) Mempunyai akses kepada pemerintah yang mengendalikan Pelayanan
keperawatan mandiri perawat atau pengaturan pekerja melalui
berbagai media.
7) Berhak mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan peningkatan
mutu pelayanan serta perlindungan terhadap pelaksana pelayanan
maupun klien.
8) Mendapat perlindungan hukum atas tindakan yang diterima dan
dirasakan menyimpang dari peraturan yang berlaku.
9) Memperoleh dukungan dari Pengelola, pelaksana dan klien serta
keluarganya dalam melaksanakan tugasnya.

c. Kewajiban Manajer Kasus


1) Mentaati peraturan dan disiplin kerja yang telah ditetapkan oleh
pengelola.

Handi Rustandi
HOME CARE 14
2) Memberikan pelayanan yang professional dan bermutu sesuai dengan
standar pelayanan yang ditetapkan serta kode etik profesi.
3) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya berkaitan dengan
keadaan klien dengan tidak memberitahukan kepada siapapun.
4) Melaksanakan tugas sesuai dengan peran dan fungsinya dalam
menyediakan pelayanan kepada klien dan keluarganya.
5) Bekerja sama dan saling mendukung dalam tim pelayanan demi
keberhasilan pelayanan keperawatan kepada klien.
6) Mematuhi perjanjian kerja yang telah dibuat.
7) Menghargai hak-hak klien dengan tidak melakukan pelanggaran
terhadap hak-hak tersebut.
8) Membuat laporan rutin kepada Pengelola Pelayanan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

2. Pelaksana Praktik Mandiri Perawat


a. Persyaratan Pelaksana Pelayanan untuk memberikan
Pelayanan/Asuhan Keperawatan.
1) Mempunyai ijazah formal yang diakui oleh pemerintah, bagi tenaga
profesional (keperawatan, pekerja sosial, terapis).
2) Tenaga perawat minimal memiliki ijazah D.III Keperawatan dan
mempunyai pengalaman kerja di sarana pelayanan kesehatan minimal
3 tahun
3) Mempunyai sertifikat sesuai dengan spesialisasinya di institusi
pelatihan yang berwenang.
4) Mampu mempertanggung jawabkan tindakan/ pelayanan yang
diberikan kepada klien secara mandiri dan bertanggung jawab.
5) Mampu menjalankan standar prosedur yang ditetapkan.
6) Mampu memberikan pelayanan sesuai dengan etika yang ditetapkan.

b. Hak Pelaksana Pelayanan


1) Mengetahui tentang hak dan kewajibannya secara tertulis.
2) Berhak mendapatkan imbalan jasa sesuai dengan perjanjian kerja.
3) Memperoleh perlakuan yang layak sesuai norma yang berlaku.
4) Berhak menolak tugas, prosedur, atau tindakan medis di luar rincian
tugasnya (job description) yang disepakati.
5) Memperoleh informasi yang berkaitan dengan setiap perubahan
pelayanan, perubahan tarif pelayanan, dan kemungkinan
diberhentikannya perjanjian kerja.
6) Mempunyai akses kepada pemerintah yang mengendalikan praktik
pelayanan keperawatan atau pengaturan pekerjaan melalui berbagai
media.
7) Berhak mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan peningkatan
mutu pelayanan serta perlindungan terhadap pelaksana pelayanan
maupun klien.
8) Mendapat perlindungan hukum atas tindakan yang diterima dan
dirasakan merugikan dan menyimpang dari peraturan yang berlaku.
9) Memperoleh dukungan dari Manajer kasus, Pengelola dan Klien serta
keluarganya dalam melaksanakan tugasnya.

Handi Rustandi
HOME CARE 15
c. Kewajiban Pelaksana Pelayanan Praktik Mandiri Pperawat
1) Mentaati peraturan dan disiplin kerja yang telah ditetapkan oleh
Pengelola. maupun manager kasus
2) Memberikan pelayanan yang professional dan bermutu sesuai dengan
standar pelayanan yang ditetapkan.
3) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya berkaitan dengan
keadaan klien dengan tidak memberitahukan kepada siapapun.
4) Melaksanakan tugas sesuai dengan rencana pelayanan yang telah
disepakati dan telah ditetapkan oleh manager kasus
5) Bekerja sama dan saling mendukung dengan pelaksana pelayanan
lainnya dalam tim pelayanan demi keberhasilan pelayanan.
6) Mematuhi perjanjian kerja yang telah dibuat.
7) Menghargai hak-hak klien dengan tidak melakukan pelanggaran
terhadap hak-hak tersebut.
8) Membuat laporan rutin ke Manajer Kasus sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

3. Klien
a. Persyaratan Klien untuk Menerima Pelayanan/Asuhan
Keperawatan.
1) Mempunyai keluarga atau pihak lain yang akan bertanggung jawab
atau menjadi wali/pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan
pengelola maupun klien.
2) Bersedia menandatangani persetujuan (inform consent), setelah
syarat-syaratnya disepakati bersama.
3) Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan Pengelola Praktik
Keperawatan Mandiri untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab,
dan haknya dalam menerima pelayanan.

b. Hak Klien
1) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajibannya.
2) Mendapat pelayanan professional sesuai dengan standar pelayanan
yang ditetapkan.
3) Diberitahu terlebih dahulu dan ikut berpartisipasi dalam rencana
pelayanan yang akan diberikan dan penetapan perubahan asuhan serta
tindakan yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
4) Memperoleh perlakuan yang layak dari semua pelaksana pelayanan
yang melayani di mana jelas identitasnya meliputi nama dan jabatan
mereka masing-masing.
5) Memperoleh seluruh catatan klinis atas pelayanan yang diterimanya
yang pada dasarnya rahasia (kecuali bagi pihak ketiga yang
berkepentingan terhadap pelayanan yang diterima termasuk
perusahaan/asuransi yang membiayai).
6) Berhak menolak tindakan, prosedur, atau tindakan medis setelah
mendapat informasi yang lengkap tentang akibat dari suatu tindakan.

Handi Rustandi
HOME CARE 16
7) Menerima pelayanan yang layak dan semestinya sesuai dengan norma
yang berlaku berdasar kode etik, norma-norma agama dan sosial
budaya tanpa diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, agama, jenis
kelamin, usia, atau asal-usul kebangsaan.
8) Berhak mengemukakan pendapat tentang perubahan pelayanan atau
pergantian pelaksana pelayanan yang melayani tanpa rasa takut
ditolak atau menerima perlakuan diskriminasi.
9) Memperoleh semua informasi yang berkaitan dengan setiap
perubahan pelayanan, perubahan tarif pelayanan, yang mungkin akan
mempengaruhi pihak ketiga dalam hal pembiayaan termasuk
terminasi pelayanan.
10) Mendapat perlindungan hukum atas tindakan yang diterima dan
dirasakan merugikan dan menyimpang dari standar prosedur.

c. Kewajiban klien
1) Mematuhi perjanjian bersama.
2) Mentaati rencana pelayanan yang telah disepakati bersama.
3) Melaksanakan kewajiban membayar pelayanan yang diterima sesuai
dengan tarif yang telah diberitahukan sebelumnya.
4) Bersedia bekerja sama dengan tim yang memberikan pelayanan
kepada klien dan keluarganya.
5) Menghargai hak tim penyedia pelayanan sesuai norma yang berlaku
tanpa diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, agama, jenis kelamin,
usia, atau asal-usuk kebangsaan.

MEKANISME PERIJINAN PENDIRIAN HOME CARE

FASE PERSIAPAN

Melakukan pembentukan Struktur organisasi home care, yang didalamnya ada


pimpinan home care, manager administrasi, manager pelayanan, koordinator kasus
dan pelaksana pelayanan.

FASE PERIJINAN

Mekanisme perizinan pendirian home care sebagai berikut : Berbadan hukum yg


ditetapkan dlm akte notaris Mengajukan ijin usaha Home care kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan melampirkan :
a. Rekomendasi dari PPNI
b. Ijin lokasi bangunan
c. Ijin lingkungan
d. ijin usaha
e. Persyaratan tata ruang bangunan meliputi :

1) ruang direktur
2) ruang menajemen pelayanan
3) gudang sarana dan peralatan
4) sarana komunikasi
5) sarana transportasi

Handi Rustandi
HOME CARE 17
f. Ijin persyaratan tenaga meliputi ijin praktek profesi dan sertifikasi home care

Daftar tarif dibuat berdasarkan dengan memperhatikan standar harga di wilayah


tempat berdirinya home care dengan memperhatikan golongan ekonomi lemah
Sarana dan Prasarana, meliputi set alat yang sering dipakai seperti perawatan luka,
perawatan bayi, nebulizier, aksigen, suction dan juga peralatan komputer dan
perlengkapan kantor.

Format askep, meliputi format register, pengkajian, tindakan, rekap alat/bahan yang
terpakai, evaluasi dari perawat ataupun dari pasien/keluarga.
Form informed consent, meliputi persetujuan tindakan dari pasien dan keluarga,
persetujuan pembiayaan dan keikutsertaaan dalam perawatan.

Surat Perjanjian kerjasama antara profesi lain seperti misalnya fisioterapi, dokter,
laboratorium, radiologi dan juga dinas sosial.Transportasi terutama untuk perawat
home care dan juga transportasi pasien bila sewaktu-waktu perlu rujukan

ke rumah sakit atau tempat pelayanan lainnya. Sistem gaji/upah personil home care.
Sistem ini harus lebih berorientasi pada kepentingan perawat pelaksana bukan
keuntungan manajemen semata. Sistem penggajian bisa dalam bentuk bulanan atau
dibuat dalam setiap kali selesai merawat pasien.

Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan


rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas .
namun pasien/ klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di
rumah atau praktek keperawatan perorangan untuk memperoleh pelayanan.

LINGKUP PRAKTIK KEPERAWATAN DI RUMAH

Ruang lingkup pelayanan keperawatan di rumah secara umum adalah sebagai


berikut :

1. Perawatan kesehatan yang diberikan bersifat professional dan komprehensif


(promotif, preventif, dan rehabilitative) dengan menggunakan teknologi
sederhana maupun tinggi secara tepat guna.
2. Sasaran pelayanan adalah klien yang karena kondisi kesehatannya (pasca
rawat inap, rujukan dari praktik perorangan, dsb) memerlukan bantuan agar
dapat melaksanakan kegiatan hidupnya sehari-hari.
3. Pemberian pelayanan dikoordinir oleh perawat professional (minimal DIII
Keperawatan) bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya (dokter,
fisioterapis, terapis wicara, ahli gizi, dll) atau tenaga kesehatan lainnya
(pramu kesehatan, psikolog, tokoh agama dsb)
4. Pelayanan diberikan di tempat tinggal (rumah) klien
5. Pelayanan diberikan dalam kurun waktu yang disepakati antara klien/keluarga
dengan petugas kesehatan/agensi sesuai kondisi klien.

Handi Rustandi
HOME CARE 18
6. Pelayanan yang diberikan dapat merupakan rujukan dari sarana kesehatan
(RS, Puskesmas, Praktik perorangan/berkelompok) maupun permintaan
langsung dari pasien/keluarga.

Adapun lingkup praktik keperawatan mandiri perawat home care meliputi asuhan
keperawatan perinatal, asuhan keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak,
asuhan keperawatan dewasa, dan asuhan keperawatan maternitas, asuhan
keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya.

Lingkup Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :

1. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian bio-


psiko- sosio- spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan
observasi, dan wawancara langsung, menentukan masalah keperawatan,
membuat perencanaan, dan melaksanakan tindakan keperawatan yang
memerlukan ketrampilan tertentu untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
yang menyimpang, baik tindakan-tindakan keperawatan atau tindakan-tindakan
pelimpahan wewenang (terapi medis), memberikan penyuluhan dan konseling
kesehatan dan melakukan evaluasi.
2. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien,
dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan tanggung gugat
untuk perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan kepertawatan yang
diberikan.
3. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara
berkelompok.
4. Sebagai pembela/pendukung(advokat) klien dalam memenuhi kebutuhan
asuhan keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut
kerumah sakit dan memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart
dan pembiayaan terhadap klien sesuai dengan pelayanan /asuhan yang diterima
oleh klien.
5. Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah
dilakukan, mencangkup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di
lakukan.

Adapun lingkup tindakan keperawatan bertujuan memenuhi kebutuhan dasar


manusia adalah :

Lingkup tindakan keperawatan yang dikembangkan bertujuan memenuhi kebutuhan


dasar manusia pada praktik home care adalah, sebagai berikut:
Memenuhi Kebutuhan Oksigen
1. Mengatur posisi tidur
2. Membantu pernafasan dalam dan batuk
3. Melakukan pembebasan jalan napas dengan kepala ekstensi
4. Memasang oropharyngeal airway
5. Melaksanakan tekhnik hemlich maneuver
6. Melaksanakan postural drainage, vibrasi dan perkusi thorax
7. Melaksanakan pengisapan lendir (oropharingeal, nasopharingeal, tracheostomi)

Handi Rustandi
HOME CARE 19
8. Pemberian oksigen dengan berbagai metode ( misalnya: nasal kanula, simpel
mask, rebreathing mask, venturi)
9. Memonitor Intermiten Presure Pulmonal Breathing (IPPB)
10. Melaksanakan manajemen ventilator
11. Bronchial washing pada klien yang terpasang ETT
12. Perawatan tracheostomi
13. Mengukur saturasi oksigen dengan menggunakan pilse oximeter
14. Mengajarkan pasien menggunakan incentive spirometer
15. Pemberian obat via nebulizer
16. Melaksanakan manajemen klien tersedak
17. Melaksanakan berbagai tekhnik pertolongan pasien tenggelam
18. Melakukan perawatan WSD ( Water Sealed Drainage)
19. Menggunakan ambu bag dan mask
20. Mengambil darah arteri untuk pemeriksaan gas darah
21. Menyiapkan pemeriksaan spesimen sputum

Memenuhi Kebutuhan Nutrisi


1. Memasang NGT ( Naso Gastro Tube )
2. Memberi makan melalui ( Naso Gastro Tube)
3. Mencabut NGT ( Naso Gastro Tube )
4. Melakukan irigasi NGT
5. Memberi makan melalui “flowcare”
6. Memberi makan melalui gastro dan yeyenum
7. Memberikan penyuluhan tentang diet
8. Memonitor kadar gula darah
9. Menghitung pemasukan makanan dan minuman
10. Mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan kalori harian
11. Memberikan nutrisi parenteral melalui vena sentral sesuai program medik)

Memenuhi Kebutuhan Integritas Jaringan


1. Mengobservasi keadaan jaringan kulit (dehidrasi, eviserasi)
2. Melakukan perawatan luka dan mengganti balutan luka
3. Membuang jaringan mati
4. Melakukan Irigasi luka/drainage dan perawatan
5. Melakukan perawatan gips
6. Memasang bidai/ melakukan fiksasi
7. Menjahit luka (dalam keadaan emergensi)
8. Mengangkat jahitan, surgical staples
9. Melakukan perawatan T-tube drain, pendrose drain, jackson pratt drain, hemovac
drain
10. Melakukan pemasangangan external heating device
11. Menggunakan cooling blanket
12. Melakukanan cold theraphy
13. Menggunakan moistened dressing, hydrocolloid dressing

Memenuhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit


1. Melaksanakan pemasangan intra venous infusion sesuai program medik
2. Memonitor intra venous site infusion yang terpasang

Handi Rustandi
HOME CARE 20
3. Mengganti balutan infus
4. Melepas infus
5. Melaksanakan transfusi darah sesuai program medik
6. Memberikan nutrisi parenteral
7. Memberikan nutrisi melalui vena sentral
8. Memberikan penyuluhan pendidikan kesehatan tentang keseimbangan cairan dan
elektrolit
9. Mengukur intake dan output cairan dan elektrolit

Memenuhi Kebutuhan Eliminasi Buang air Besar


1. Membantu buang air besar di tempat tidur/kamar mandi
2. Mengganti dan mengosongkan ostomy
3. Melakukan irigasi colostomy
4. Memberikan enema (glyserin semprit)
5. Memberikan suppositoria
6. Memberikan huknah tinggi/rendah
7. Mengeluarkan fecal secara manual
8. Melakukan pemeriksaan rectal tube
9. Bowel training
10. Penyuluhan kesehatan tentang masalah eleminasi bowel
11. Menyiapkan spesimen faeces untuk pemeriksaan laboratorium

Memenuhi Kebutuhan Eliminasi Urin


1. Membantu buang air kecil di tempat tidur/kamar mandi
2. Memasang kateter urin
3. Merawat kateter urin
4. Melepas kateter urin
5. Bladder training
6. Mengumpulkan/menyiapkan spesimen urin untuk pemeriksaan laboratorium
7. Memasang kondom kateter
8. Irigasi kandung kemih
9. Test berat jenis urin
10. Kegel”s exercises
11. Perawatan pre dan post sistostomi
12. Melakukan penyuluhan kesehatan pada kebutuhan eliminasi urin
13. Melakukan spulling pada klien terpasang kateter
14. Melakukan perawatan pre operasi perkemihan (misalnya: mengosongkan
kandung kencing)
15. Melakukan perawatan intra operasi perkemihan (misalnya : memonitor urine)
16. Melakukan perawatan pasca bedah perkemihan (misalnya: memonitor dan
mengukur urine)
17. Melakukan perawatan urostoma

Memenuhi Kebutuhan Kebersihan Diri dan Lingkungan


1. Memandikan klien dengan ketergantungan di tempat tidur
2. Mencuci rambut klien dengan ketergantungan di tempat tidur
3. Menggosok gigi klien dengan ketergantungan
4. Melaksanakan penyuluhan tentang kebersihan diri

Handi Rustandi
HOME CARE 21
5. Membantu klien mencukur/shave

Memenuhi Kebutuhan Istirahat dan Tidur


1. Melaksanakan penyuluhan tentang kebutuhan istirahat tidur
2. Menjaga keamanan klien
3. Melaksanakan teknik relaksasi
4. Memberikan latihan gerak dan ambulasi
5. Membantu terlaksananya aktifitas yang bervariasi
6. Menciptakan suasana tenang

Memenuhi Kebutuhan Obat-obatan


1. Menghitung kebutuhan obat sesuai program medik
2. Menyimpan dan mengatur penggunaan obat
3. Menyiapkan dan memberi obat untuk klien sesuai program medik dan prinsip 5
benar dengan cara pemberian : melalui mulut, intra cutan, sub cutan, intra vena,
intra muskuler, suppositoria, inhalasi, instilasi/tetes, buccal/langit-langit atas,
sublinguae, kulit, dan intra vena menggunakan syringe/infusion pump
4. Memberikan penyuluhan tentang obat-obatan
5. Mengkaji efek samping obat-obatan
6. Kolaborasi penanggulangan efek samping obat-obatan kemoterapi/obat-obatan
steroid sesuai program medik
7. Memberi obat sesuai alogoritme klinik bagi perawat dan bidan disarana
pelayanan kesehatan

Memenuhi Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan


1. Melakukan teknik isolasi: menggunakan sarung tangan steril/ tidak steril, gaun
pelindung, jas operasi, pron/ celemek, cuci tangan, menggunakan tutu kepala
2. Melakukan teknik pengikatan bagi klien gelisah
3. Penggunaan bantal pasir
4. Memasang pengaman pada tempat tidur
5. Menyiapkan dan menggunakan tempat pembuangan alat-alat dan bahan bekas/
sisa (disposal infeksius)

Memenuhi Kebutuhan Sirkulasi


1. Observasi tanda-tanda vital
2. Observasi adanya tanda-tanda pendarahan internal/eksternal
3. Mengukur central vena pressure (CVP)
4. Melakukan perawatan Central Venous Pressure (CVP)
5. Melakukan monitoring jantung
6. Melakukan Elektro Kardio Graphy (EKG)
7. Menginterpretasikan rekam jantung
8. Melakukan resusitasi jantung paru
9. Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik ( misalnya: foto rotngen
jantung paru)
10. Menyiapkan dan melakukan stress exercises klien

Handi Rustandi
HOME CARE 22
11. Menyiapkan dan melakukan perawatan pre, intra dan post klien dialisa
( haemo/peritoneal)
12. Melakukan perawatan klien terpasnang SB tube
13. Memeriksa status neurologik + GCS
14. Melakukan pengambilan darah dan pemeriksaan laboratorium

Memenuhi Kebutuhan Manajemen Nyeri


1. Melakukan teknik stimulasi : cutaneous, kontralateral dan trancotaneous
2. Antisipatori guidence
3. Teknik relaksasi bio feed back
4. Teknik distraksi
5. Teknik imaginasi terbimbing
6. Teknik hipnotis
7. Teknik gate control
8. Pemberian obat-obatan parenteral jenis narkotik
9. Melakukan massage
10. Kompres hangat dan dingin

Memenuhi Kebutuhan Aktivitas dan Excercise


1. Memindahkan klien dari dan ke tempat tidur
2. Merubah posisi: lateral, prone, sim, orihopnik, knee chest, litotomi
3. Membantu klien dari posisi berbaring ke posisi duduk di tempat tidur
4. Membantu klien dari posisi berbaring ke kursi roda
5. Membantu klien jalan dengan menggunakan alat bantu
6. Melatih ROM excercise
7. Membantu dan melatih ambulasi
8. Memberikan pendidikan kesehatan tentang aktifitas dan latihan
9. Mengajarkan body mekanik yang tepat
10. Mengajarkan body aligment yang tepat

Memenuhi Kebutuhan Psikososial/Spiritual


1. Melaksanakan pengkajian tentang kebutuhan konsep diri
2. Melaksanakan penggunaan group sebagai sistem pendukung dan aktivitas
3. Melaksanakan pengajaran komunikasi assertif
4. Menggunakan group sebagai psikoterapi
5. Mengajarkan teknik penguatan/koping
6. Mengajarkan teknik komunikasi terapeutik innterpersonal
7. Melakukan teknik-teknik untuk menjadi pendengar aktif
8. Memfasilitasi lingkungan yang asertif

Handi Rustandi
HOME CARE 23
9. Melakukan teknik-teknik peningkatan konsep diri yang meliputi harga diri, ideal
diri dan gambaran diri
10. Memfasilitasi klien terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual, sentuhan terpeutik,
bimbingan rohani
11. Membantu klien mengenal dan menerima kenyataan yang mengalami gangguan
konsep diri
12. Mengobservasi prilaku/pikiran-pikiran yang tidak realitis
13. Melaksanakan terapi ke;ompok
14. Melaksanakan cara-cara untuk memfasilitasi klien yang sedang berduka
15. Melaksanakan cara menghargai sistem nilai klien yang sedang berduka
16. Memfasilitasi klien terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual, sentuhan terpeutik,
bimbingan rohani
17. Membantu klien mengenal dan menerima kenyataan yang mengalami gangguan
konsep diri
18. Mengobservasi prilaku/pikiran-pikiran yang tidak realitis
19. ideal diri dan gambaran diri Melaksanakan terapi kelompok
20. Melaksanakan cara-cara untuk memfasilitasi klien yang sedang berduka
21. Melakukan teknik-teknk peningkatan konsep diri yang meliputi harga diri, ideal
diri dan gambaran diri
22. Memfasilitasi klien terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual, sentuhan terpeutik,
bimbingan rohani
23. Membantu klien mengenal dan menerima kenyataan yang mengalami gangguan
konsep diri
24. Mengobservasi prilaku/pikiran-pikiran yang tidak realitis
25. Melaksanakan terapi ke;ompok
26. Melaksanakan cara-cara untuk memfasilitasi klien yang sedang berduka
27. Memfasilitasi klien terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual, sentuhan terpeutik,
bimbingan rohani
28. Membantu klien mengenal dan menerima kenyataan yang mengalami gangguan
konsep diri
29. Mengobservasi prilaku/pikiran-pikiran yang tidak realitis
30. Melaksanakan terapi ke;ompok
31. Melaksanakan cara-cara untuk memfasilitasi klien yang sedang berduka

Memenuhi Kebutuhan Interaksi Sosial


1. Melaksanakan interaksi sosial terapeutik
2. Melaksanakan teknik untuk menginterupsi sikap anti sosial
3. Melaksanakan teknik terapi modalitas (aktifitas kelompok terapi kerja, terapi
millie, dll)
4. Melaksanakan manajemen konflik
5. Melaksanakan manajemen stress
6. Melaksanakan manajemen klien menarik diri dan depresi
7. Melaksanakan manajemen klien mania/ agresif
8. Melakukan teknik komunikasi pada klien marah
9. Melakukan berbagai teknik orientasi
10. Mempersiapkan klien dilakukan psikoterapi
11. Melakukan observasi prilaku bunuh diri
12. Melakukan observasi prilaku halusinasi

Handi Rustandi
HOME CARE 24
13. Mengajar dalam berpikir realitas
14. Mengajar klien mengenal perasaannya
15. Membimbing klien dalam mengekpreasikan pikiran/ perasaan waham
16. Membimbing dalam mengurangi perilaku manipulasi

Memenuhi Kebutuhan Tentang Perasaan Kehilangan, Menjelang Ajal dan


Menghadapi Kematian
1. Melaksanakan teknik komunikasi terapeutik sesuai fase kehilangan
2. Melaksanakan cara-cara untuk menjadi pendengar aktif
3. Melatih dalam menimbulkan rasa empati
4. Melaksanakan perawatan menjelang ajal
5. Melaksanakan perawatan pasien meninggal
6. Melatih perasaan saling percaya antara perawat – klien
7. Melatih komunikasi assertif

Memenuhi Kebutuhan Seksual


1. Melakukan cara-cara/ teknik untuk menciptakan lingkungan privacy
2. Mengajarkan pola seksualitas yang sehat
3. Mengajarkan perubahan fisiologis kehamilan
4. Mengajarkan pendidikan seks pada usia remaja, dewasa dan usia lanjut
5. Mengajarkan cara pemilihan kontrasepsi
6. Menciptakan hubungan terapeutik dalam mendiskusikan masalah seks
7. Memperkenalkan alat-alat bantu dalam pemenuhan kebuuhan seks
8. Melaksanakan rujukan masalah seksual
9. Menerima konseling masalah seksual

Memenuhi Kebutuhan Lingkungan Sehat


1. Menyediakan objek yang menunjang kesehatan lingkungan
2. Memodifikasi stimulus lingkungan yang sehat
3. Menjaga stabilitas lingkungan
4. Melakukan kolaborasi dan fasilitasi dalam menciptakan lingkungan yang sesuai
standard
5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang parameter/ indikator kesehatan
lingkungan
6. Melakukan kontrol infeksi/ pencegahan infeksi nosokomial
7. Melaksanakan manajemen teknik isolasi penyakit infeksi
8. Melaksanakan manajemen teknik isolasi dalam rangka pemberian kemoterapi
dan penurunan sistem imun/ kekebalan tubuh

Kebutuhan ibu Hamil


1. Melakukan pemeriksaan fisik ibu hamil
2. Melaksanakan penyuluhan tentang kebutuhan ibu hamil: perubahan fisiologi ibu
hamil, nutrisi ibu hamil, senam hamil, imunisasi, kebersihan diri, persiapan
persalinan, perawatan bayi
3. Mendengarkan denyut jantung bayi
4. Memonitor keadaan janin

Handi Rustandi
HOME CARE 25
5. Menyiapkan pemeriksaan USG sistem reproduksi
6. Melakukan pemeriksaan laboratotium: HCG test ( test kehamilan), haemolobin,
protein urine, reduksi urine
7. Melaksanakan konsultasi rujukan kehamilan bila terjadi kehamilan patologis
8. Memenuhi kebutuhan ibu hamil dengan komplikasi
9. Menerima konsultasi kehamilan

Memenuhi Kebutuhan Ibu Melahirkan


1. Melakukan pemeriksaan fisik ibu melahirkan
2. Melakukan persalinan kala I keadaan normal: observasi his, observasi jalan lahir
3. Mengisi partograf
4. Melakukan persalinan kala II keadaan normal
5. Melakukan induksi
6. Melakukan episiotomi
7. Melakukan persalinan kala III keadaan normal
8. Melakukan persalinan kala IV keadaan normal
9. Melaksanakan majemen nyeri
10. Malaksanakan ikatan kasih( bounding attachment) ibu bayi
11. Merawat bayi segera setelah lahir
12. Memotong & mengkat tali pusat
13. Menjahit episiotomi
14. Menolong persalinan dgn tindakan khusus
15. Melaksanakan rujuk persalinan
16. Menerima konsultasi perslinan

Kebutuhan Bayi Baru Lahir


1. Menilai apgar score
2. Melakukan pemeriksaan fisik bayi: umum, refleks
3. Memandikan bayi
4. Memakaikan pakaian bayi
5. Mengatur suhu kamar dan tempat tidur bayi
6. Merawat tali pusat bayi
7. Mengajarkan ibu merawat tali pusat
8. Mengajarkan ibu cara menyusui (ASI)
9. Mengajarkan ibu melakukan masase payudara
10. Melakukan stimulasi tumbuh kembang bayi
11. Melakukan resusitasi jantung paru pada bayi
12. Melaksanakan rujukan bayi baru lahir
13. Menerima konsultasi bayi baru lahir

Memenuhi Kebutuhan Post Partum


1. Melaksanakan pemeriksaan fisik ibu post partum: umum, tinggi fundus, lokhea,
perineum, diatasis kelitus abbdominalis
2. Melaksanakan tindakan dan pendidikan kesehatan ibu post partum: nutrisi,
perawatan payudara, seanam nifas, perawatan vulva & perineum, perawatan
kebersihan diri
3. Melaksanakan keperawatan post partum blue
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang KB

Handi Rustandi
HOME CARE 26
5. Memasng IUD dan AKBK
6. Melepas IUD dan AKBK
7. Memberikan alat kontrasepsi
8. Melaksanakan konsultasi ibu post partum yang bermasalah

Memenuhi Kebutuhan Pasangan Usia Subur


1. Melaksanakan pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi
2. Menerima konsultasi tentang kesehatan reproduksi

Memenuhi Kebutuhan Remaja Putri


1. Melaksanakan pendidikan kesehatan tentang : Mensturasi, kesehatan reproduksi
2. Melaksanakan Rujukan Remaja Putri yang bermasalah reproduksi
3. Menerima konsultasi remaja putri yang bermaslah reproduksi

Memenuhi Kebutuhan Pra Nikah


Melaksanakan pendidikan kesehatan pra nikah tentang kesehatan reproduksi

Memenuhi Kebutuhan Menopouse


1. Melaksanakan pendidikan kesehatan tentang perubahan fisiologi sistem
reproduksi dan penanganan berbagai masalah menopause (misalnya: cara
penggunaan lubrikasi vagina, teknik distraksi, dispeurenia)
2. Melaksanakan rujukan masalah menoupause
3. Menerima konsultasi masalah menoupause

Apabila ditinjau dari tingkat upaya pencegahan, maka lingkup praktik


keperawatan, mencakup :
1. Pencegahan primer : promosi dan pendidikan kesehatan, perlindungan
kesehatan dan pencegahan imunisasi ( antara lain : imunisasi )
2. Pencegahan sekunder: deteksi dini terhadap resiko dan bahaya kesehatan;
menaggulangi masalah kesehatan dengan cepat dan tepat melalui asuhan
keperawatan individu di keluarga dan komunitas, dan melakukan rujukan kasus
3. Pencegahan tertier ; mencegah ketikmampuan dan kecacatan lebih lanjut
melalui asuhan keperawatan berfokus pada upaya rehabilitatif, dan
mengoptimalkan fungsi kehidupan klien

JENIS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH

Handi Rustandi
HOME CARE 27
Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori yaitu :

1. Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak
di laksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan
kenapa perlu dirawat di rumah. Individu yang sakit memerlukan asuhan
keperawatan untuk meningkatkan kesehatannya dan mencegah tingkat keparahan
sehingga tidak perlu dirawat di rumah sakit.
2. Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada promosi
dan prevensi. Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu bagaimana
merawat bayinya setelah melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh kembang
anak, mengajarkan lansia beradaptasi terhadap proses menua, serta tentang diit
mereka.
3. Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit-
penyakit terminal misalnya kanker, penyakit –penyakit kronis seperti diabet,
stroke, hipertensi, masalah- masalah kejiwaan, dan asuhan pada anak.

FASE-FASE KEPERAWATAN HOME CARE

Mekanisme yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

Fase implementasi

Case manager menugaskan surveyor untuk melakukan pengkajian kebutuhan klien


dan perawat pelaksana untuk merawat klien. Hasil pengkajian awal sebagai referensi
untuk merencanakan kebutuhan klien selanjutnya dan dibuat kesepakatan dengan
keluarga (waktu, biaya dan sistem perawatan yg dipilih). Surveyor memantau
pelaksanaan pelayanan keperawatan oleh perawat pelaksana.

Fase terminasi.

Perawat menyelesaikan tugas sesuai kontrak yg disepakati surveyor menyerahkan


rekap peralatan dan biaya selama perawatan. Kolektor melakukan kunjungan ke
keluarga untuk penyelesaian administrasi.

Fase pasca kunjungan

Evaluasi pelayanan home care pada pasien/keluarga dapat dilakukan melalui :


- Kuisioner
- pertelepon
- lewat email
- Kunjungan

Sementara mekanisme kunjungan perawatan home care di mana pasien berasal dari
rumah sakit adalah sebagai berikut :

Handi Rustandi
HOME CARE 28
1. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu
oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di
rumah atau tidak.
2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di
rumah, maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf
dari pengelola atau agensi perawatan kesehatan dirumah, kemudian bersama-
sama klien dan keluarga, akan menentukan masalahnya, dan membuat
perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan
apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan,
jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.
3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan
keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau
pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan dirumah. Pelayanan
dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang
dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator
kasus.
4. Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.

Persyaratan pasien / klien yang menerima pelayanan perawatan dirumah adalah


sebagai berikut :

1. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggung jawab atau menjadi
pendamping bagi klien dalam bentuk berinteraksi dengan pengelola
2. Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (informed
consent)
3. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan di
rumah untuk memenuhi kewajiban tanggung jawab dan haknya dalam menerima
pelayanan.

Contoh Jadwal Kegiatan Kunjungan Home Care Pada Pasien Stroke

Rencana Jadwal Kegiatan Kunjungan Home Care

NO WAKTU KEGIATAN PELAKSANA


1. Hari  Kontrak dengan klien Ketua Home
Pertama  Mengkaji keadaan klien dan Care/
keluarga Koordinator
 Mendata segala kebutuhan klien Kasus,
 Jika kontrak disetujui dapat masuk pelaksana 1
ke rencana hari kedua dan
2. Hari kedua  Mulai melakukan intervensi seperti Pelaksana 1, 2,
- keempat check up refleks, tingkat kesadaran, dan 3
juga kemajuan kemampuan
aktivitas klien
 Membantu kegiatan ADL klien
 Menfasilitasi klien terapi wicara,

Handi Rustandi
HOME CARE 29
mengenggam, duduk dan berjalan
 Mengajarkan keluarga untuk
merawat klien dengan benar
3 Minggu  Pemantauan keadaan klien dan Perawat 1 dan
kedua perkembanganya 2
 Melakukan perawatan yang
diperlukan seperti rawat luka
dekubitus bila ada
 Mengirimkan sample darah klien
untuk dicheck
4. Minggu  Pemantauan perkembangan klien Perawat 1 dan
ketiga dst tiap 1 bulan sekali 2
 Memfasilitasi klien terapi jalan
5. 6 bulan  Follow up keadaan klien Koordinator
berikutnya  Konsul dengan tim perawatan, Kasus dan
dokter mauapun terapi bila ada pelaksana
keluhan pelayanan

Format evaluasi kegiatan kunjungan

Masalah Tindakan Pelaksanaa


Saran yang Nama
Tgl kesehatan yang yang n dari
diberikan petugas
ditangani dilakukan keluarga

CONTOH :

JADWAL KUNJUNGAN RUMAH SESUAI DENGAN TINGKAT


KETERGANTUNGAN KLIEN STROKE

No Tipe klien Kategori Klien Waktu Kunjungan


1. Klien  Klien dengan gangguan Kunjungan dilakukan
perawatan total kesadaran tingkat 3 sesering mungkin
3-4 kali seminggu rutin
 Klien yang paralisis selama 6 bulan
total Setiap kunjungan selama
2-3 jam
2. Klien  Klien yang perlu terapi Awal kunjungan 2-3 kali
perawatan jalan , duduk atau pun seminggu selama 6 bulan
partial pertama

Handi Rustandi
HOME CARE 30
menggengam Kemudian berkurag sesuai
perkenmbangan klien
 Klien yang hemiparese, Setiap kunjungan selama
hemiplegi 1-2 jam

 Klien dengan
kelemahan ekstremitas
sabagian

POLA TARIF HOME CARE/PRAKTIK MANDIRI PERAWAT

PEMBIAYAAN DAN POLA TARIF


Kebijaksanaan Tarif dalam Praktik Mandiri Perawat.
Penentuan tarif jasa pelayanan keperawatan pada praktik mandiri perawat mengacu
pada prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan sebagai berikut:
a. Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
b. Tarif pelayanan kesehatan/asuhan keperawatan harus memperhatikan
kemampuan keuangan dan keadaan social ekonomi masyarakat.
c. Penetapan tarif pelayanan kesehatan/asuhan keperawatan harus secara seimbang
mempertimbangkan kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah
d. Tarif pelayanan kesehatan/asuhan keperawatan untuk golongan masyarakat yang
pembayarannya dijamin oleh pihak penjamin (asuransi kesehatan, JKPM, dll)
ditetapkan atas dasar saling membantu melalui suatu ikatan tertulis.
e. Tarif pelayanan kesehatan/asuhan keperawatan harus mencakup seluruh unsur
pelayanan secara proporsional.

Jenis Pelayanan yang dikenakan tarif dalam Praktik Mandiri Perawat


Selain memperhatikan kebijakan yang telah disebutkan, penetapan tarif ditetapkan
berdasarkan pertimbangan antara lain kategori tindakan dari yang sederhana sampai
dengan yang kompleks/canggih. Selain itu pertimbangan klasifikasi pelayanan dari
yang biasa atau sederhana sampai dengan yang dikategorikan mewah (sophisticated).
Semua itu dapat dijadikan pertimbangan dalam memperhitungkan tarif yang layak.
Jenis Pelayanan yang dikenakan tarif meliputi:
a. Jasa Pelayanan Kesehatan dan Non Kesehatan
Adalah imbalan yang diterima pelaksanaan pelayanan atas jasa yang diberikan
kepada klien dalam rangka pelayanan meliputi:
1) Pelayanan medik meliputi konsultasi dan tindakan medik.
2) Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan meliputi konsultasi asuhan dan
tindakan keperawatan serta tindakan medik yang dilimpahkan.
3) Pelayanan Penunjang Medik (Laboratorium, Radiologi, Fisioterapis, Terapi
Wicara, Refraksionis, dll) meliputi konsultasi dan tindakan penunjang medik.

Handi Rustandi
HOME CARE 31
4) Pelayanan Penunjang non Medik meliputi konsultasi oleh petugas social
professional dan pelayanan Psikologi dan Jiwa.
5) Intervensi keperawatan spesifik : Perawatan luka, tindakan irigasi lambung,
pungsi supra pubic, huknah, pemasangan infus, gliserin spuit dll.
6) Tindakan deteksi dini dan rujukan mencakup : skrining kesehatan, rujukan
kasus sesuai hasil skrining, pemantauan status kesehatan.
7) Tindakan proteksi dan pencegahan penyakit : pelayanan imunisasi, pelayanan
kontrasepsi, suplementasi nutrisi
8) Tindakan pelayanan primer (Primary Care) meliputi : pengobatan penyakit
sederhana, pemberdayaan pasien memanfaatkan obat-obat bebas, terapi
alternatif dan komplementer

b. Jasa Pelayanan Sarana/Peralatan


Adalah imbalan-imbalan yang diterima oleh pengelola atas pemakaian sarana,
fasilitas, alat kesehatan, obat, dan bahan habis pakai yang digunakan langsung
terhadap klien baik dengan sistem sewa maupun membeli. Kegiatannya meliputi
sewa peralatan medik, peralatan keperawatan dan alat kesehatan lainnya;
transportasi klien, konsultasi per telepon, dan sarana komunikasi lainnya;
tindakan perbaikan lingkungan dalam rangka menciptakan lingkungan
terapeutik.
Sebagai contoh akan di jabarkan beberapa pola tarif pelayanan home care di
beberapa tempat.
Pelayanan Home Care Malang, Jawa Timur
(Tarif Jasa Pelayanan Home Care pada Pasien Stroke)
Tarif Jasa Pelayanan Home Care

No Tindakan Tarif Pelayanan


1. Latihan ROM Rp. 30.000,-
2. Terapi wicara Rp. 40.000 – 50.000,-
3. Konsultasi Langsung - Langsung Rp. 25.000,-
- Via Telephon Rp. 8.000,-/telp
4. Pemantauan Tekanan Darah Rp. 35.000,-
5. Penanganan nyeri Rp. 25.000,-
6. Tindakan invasive, missal. injeksi Rp. 30.000,-
7. Suction Rp. 35.000,-
8. Pendidikan kesehatan tentang CVA Rp. 50.000,-
9. Kolaborasi dengan Tim Medis, missal.
dokter Rp. 140.000,-
10. Kolaborasi dengan Tim Terapis Rp. 100.000,-
11. Laboratorium Rp. 125.000,-
12. Pemantauan CVA Rp. 50.000,-
Meliputi : EKG, cek lab, periksa reflek

Tarif Jasa Perawat

Handi Rustandi
HOME CARE 32
 Rp. 30.000,- / hari untuk 2-3kali kunjungan (berlaku radius 4-7 Km).
 Rp. 20.000 – Rp. 25.000,- / hari untuk 2-3 kali kunjungan (berlaku radius 0-
3Km)
 Rp. 60.000,- untuk 2-3 kali kunjungan (berlaku radius 8-14 Km).
Tarif Transport
 Dalam kota : Rp. 5000,- / km.
 Luar Kota : Rp. 8.000,- / km.
Tarif Sewa Alat-Alat Medis
Daftar Tarif Sewa Alat.

No. Alat Biaya/Bulan


1. Alat suction Rp. 30.000,- / 1 bulan
2. Kursi Roda Rp. 30.000,- / 1 bulan
3. Krek atau krak segi empat Rp. 30.000,- / 2 bulan
4. Set oksigen Rp.60.000,- / 1 x pakai
5. Set tempat tidur khusus orang sakit Rp.50.000,-/ 1 bulan

Daftar Harga Alat Medis

No. Alat Biaya


1. Kateter Rp. 20.000,-
2. Kasa Rp. 10.000 / box
3. Pispot Rp. 70.000,-
4. Gel Rp. 8.000,-
5. Handscon Rp. 7.000,- / pasang
6. Plester Rp.15.000,-
7. Spuit - 3 cc Rp. 5.000,-
- 1 cc Rp. 3.000,-
- 5 cc Rp. 6.500,-
- 10 cc Rp. 8.000,-
8. Urobag Rp. 10.000,-
9. Aquabides Rp. 3.000,-
10. Alcohol Rp. 6.500,-
11. Under pad Rp. 25.000,- / bag
EKG Rp. 20.000,-

Pola Tarif Home Care, Samarinda

Handi Rustandi
HOME CARE 33
Kunjungan dan perawatan paramedis:

 Rp 30.000,- per hari untuk 2-3 kali kunjungan (berlaku radius 4-7 km)
 Rp 20.000,- Rp25.000,- per hari untuk 2-3 kali kunjungan (0-3 km)

Konsul dan kunjungan dokter:

 Kunjungan ke UGD (pemeriksaan awal dan skedul): Rp 10.000,-


 Kunjungan ke rumah penderita: Rp 10.000,- – Rp 15.000,- per kunjungan sesuai
radius di atas.
 Konsul via tilpon (hp): Rp5.000,- per hari ( 1 kali atau 3 kali, tetap 5 ribu)

PERJANJIAN KERJA HOME CARE


Perjanjian kerja dalam Praktik Mandiri Perawat adalah perjanjian kerja sama antara
dua pihak (unsur) yang berkepentingan seperti tercantum dalam mekanisme Praktik
Mandiri Perawat.
Pihak-pihak yang melakukan Kerja Sama Tertulis
a. Perjanjian Kerja Sama antara Pengelola dengan Rumah Sakit.
b. Perjanjian Kerja Sama antara Pengelola dengan Pengelola lainnya
(penyediaan tenaga, pengadaan atau penyewaan alat kesehatan,
penyewaan ambulans dan sarana transportasi lainnya, dsb).
c. Perjanjian Kerja Sama antara Pengelola dengan Perusahaan
penjamin klien termasuk Asuransi.
d. Perjanjian kerja sama antara Pengelola dengan Pelaksana
Pelayanan.
e. Perjanjian antara Konsumen dan Pengelola.

Hal-hal yang harus termuat dalam perjanjian kerja adalah:


a. Judul Perjanjian Kerja.
b. Hari dan tanggal penandatanganan perjanjian kerja.
c. Pihak-pihak yang melakukan kerja sama dan penandatangan
Perjanjian Kerja. Jelas disebutkan Nama, Alamat, dan Tanda
Tangan masing-masing pihak.
d. Hak masing-masing pihak (termasuk pembayaran gaji dan insentif).
e. Kewajiban masing-masing pihak.
f. Sanksi terhadap pengingkaran/pembatalan perjanjian kerja secara
sepihak.
g. Jangka waktu/masa perjanjian kerja.
h. Perjanjian kerja dibuat di atas kertas bermaterai.

MEKANISME PERIJINAN, MONITORING DAN EVALUASI HOME CARE

Secara teratur, Pengelola akan melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap
pengelolaan administrasi maupun pelayanan terhadap klien. Untuk pelayanan
terhadap klien, selain kesepakatan antara Pengelola (melalui manajer) dan klien

Handi Rustandi
HOME CARE 34
beserta keluarganya, maka manajer akan melakukan kegiatan monitoring dan
ecaluasi terhadap kinerja pelaksana pelayanan.
BAGAN: MEKANISME PERIJINAN, MONITORING DAN EVALUASI HOME
CARE
PPNI DINKES KAB/ KOTA:
KOORDINASI
KAB/KOTA : Menerima berkas permohonan ijin
Verifikasi kelengkapan administrasi
PEMOHON: Melakukan verifikasi dan fasilitas
kelengkapan fasilitas Mengeluarkan ijin sarana praktik
dan administrasi keperawatan
Mengisi formulir
permohonan ijin keanggotaan PPNI
Foto Copy SIPP Mengeluarkan
Srt. Ijin lingkungan rekomendasi
Srt. Ijin Usaha Kelayakan Ijin Praktik
Rekomendasi PPNI
Kab.Kota

Melengkapi Tidak Ya Tidak Ya


Kembali
Berkas

SARANA PELAYANAN
PRAKTIK MANDIRI

LAPORAN LAPORAN LAPORAN


BULANAN
TRIWULANAN TRIWULANAN

PEMBINAAN DAN PEMBINAAN DAN


MONITORING MONITORING

PPNI DINKES
KOORDINASI
PROPINSI PROPINSI

LAPORAN LAPORAN
PEMBINAN DAN PEMBINAAN DAN
MONITORING MONITORING
ENAM BULANAN

PPNI PUSAT DEPKES RI


KOORDINASI

Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan dengan mengkaji informasi yang diperoleh
dari klien (melalui telepon atau kunjungan rumah) maupun memantau langsung
kepatuhan pelaksana pelayanan terhadap standar yang ditetapkan dengan
menggunakan berbagai tools/instrument pemantauan.

Handi Rustandi
HOME CARE 35
Monitoring praktik keperawatan mandiri dilakukan melalui 2 (dua) jenjang yaitu
yang sifatnya langsung dan tidak langsung dimana tanggung jawab dan
kewenangannya mendekati sama. Adapun jenjang monitoring yang dilakukan
meliputi:

PPNI Pusat
a. Tanggung jawab
- PPNI pusat sebagai pusat organisasi profesi tertinggi mengatur dan
menentukan arah kebijakan monitoring.
- PPNI pusat bertanggung jawab terhadap pengaturan dan pengendalian
model praktik keperawatan mandiri
- PPNI pusat bertanggung jawab membuat panduan penilaian
monitoring dan evaluasi praktik keperawatan mandiri
- PPNI pusat memberikan pengesahan (rekomendasi) terhadap praktik
keperawatan mandiri yang sudah memenuhi kelayakan pendirian dan
keberlangsungan

b. Sistim monitoring
- PPNI pusat melakukan monitoring setiap satu tahun sekali tentang jumlah
pelayanan praktik mandiri keperawatan melalui PPNI Propinsi.
- Sistem monitoring yang dilakukan berjenjang dari pusat ke provinsi/
kabupaten.
- Monitoring yang dilakukan menggunakan format evaluasi (tabel 11.2.) guna
menilai keobjektifan pelaksanaan dan kesinambungan praktik keperawatan
mandiri

c. Alur mekanisme monitoring


- Pimpinan praktik keperawatan mandiri mengajukan permohonan
rekomendasi pendirian kepada PPNI kabupaten.
- PPNI Kabupaten/Kota menelaah masukan dari PPNI provinsi/
kabupaten kemudian dilanjutkan melakukan supervisi I ke tempat yang
mengajukan pendirian guna mendapatkan data dan melihat kelayakan
pendirian
- PPNI Kabupaten/Kota memberikan pengarahan dan masukan tentang
hal-hal yang perlu ditambahkan dan diperhatikan untuk pendirian tersebut
- Jika sudah melalui penilaian studi kelayakan maka praktik
keperawatan mandiri akan mendapatkan pengesahan (rekomendasi) dari
PPNI Kabupaten/Kota

PPNI Provinsi/ Kabupaten


a. Tanggung jawab
- PPNI provinsi/ kabupaten bertanggung jawab melaksanakan kebijakan
monitoring dan evaluasi yang didelegasikan dari PPNI pusat
- PPNI provinsi/ kabupaten bertanggung jawab terhadap pengendalian praktik
keperawatan mandiri di provinsi dengan pendelegasian dari PPNI pusat
- PPNI provinsi/ kabupaten bertanggung jawab melakukan pengarahan,
monitoring dan evaluasi

Handi Rustandi
HOME CARE 36
- PPNI provinsi/ kabupaten bertanggung jawab melaporkan hasil monitoring
dan evaluasi kepada PPNI pusat sesuai dengan kesepakatan waktu yang telah
ditentukan PPNI pusat

b. Sistem monitoring
- PPNI kabupaten melakukan monitoring dan evaluasi pada awal pendirian,
triwulan (3 bulan sekali), semester (6 bulan sekali) dan setahun sekali
- PPNI kabupaten akan melakukan kegiatan monitoring yang meliputi: a)
persiapan pendirian (kelayakan pendirian), b) pelaksanaan, dan c)
keberlangsungan praktik mandiri (evaluasi keberlangsungan praktik mandiri)
- Monitoring yang dilakukan menggunakan format evaluasi (tabel 11.2.) guna
menilai keobjektifan pelaksanaan dan kesinambungan praktik keperawatan
mandiri

c. Alur mekanisme monitoring


- PPNI kabupaten melakukan penilaian studi kelayakan (Supervisi I)
terhadap permohonan pendirian praktik keperawatan mandiri
- PPNI kabupaten memberikan pengarahan dan masukan tentang hal-
hal yang perlu ditambahkan dan diperhatikan terkait dengan pendirian praktik
keperawatan mandiri
- PPNI provinsi/ kabupaten juga melakukan monitoring terhadap
pengarahan yang sudah diberikan kepada pendiri praktik keperawatan
mandiri (Supervisi II setiap 3 bulan sekali) serta melaporkan kepada dalam
bentuk catatan perkembangan keberlangsungan praktik keperawatan mandiri
(format 11.1) kepada PPNI pusat
- Setelah 6 bulan PPNI provinsi/ kabupaten juga memberikan laporan
tentang pelaksanaan praktik keperawatan mandiri kepada PPNI pusat guna
monitoring keberlangsungan pelaksanaan praktik keperawatan mandiri
- PPNI provinsi/ kabupaten memberikan pengarahan dan masukan
tentang hal-hal yang perlu ditambahkan dan diperhatikan terkait dengan
keberlangsungan pelaksanaan praktik keperawatan mandiri

SARANA DAN PRASARANA PRAKTIK MANDIRI PERAWAT

Dalam melaksanakan praktik mandiri perawat baik individu maupun


kelompok diperlukan fasilitas dan peralatan sesuai standar yang harus
dipenuhi dan dalam keadaan siap pakai yang meliputi fisik dan peralatan

Fisik /Gedung
1. Ukuran : luas minimal 6 x 4 meter
2. Jenis Ruangan
a. Ruang periksa
b. Ruang administrasi
c. Ruang tunggu
d. Kamar mandi/WC
3. Spesifikasi Gedung
a. Dinding permanaen
b. Lantai tidak licin

Handi Rustandi
HOME CARE 37
c. Ventilasi cukup
d. Penerangan cukup
e. Persedian air cukup

Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan praktik mandiri perawat adalah
sebagai berikut:
a. Alat tenun
b. Alat
keperawatan/medik
c. Alat rumah tangga
d. Alat pencatatan dan
pelaporan

a. Alat tenun
Pencatatan alat tenun berdasarkan jumlah, jenis dan spesifikasi menjamin
tersedianya alat tenun yang memadai untuk mencapai peningkatan mutu
praktik mandiri perawat dan memberikan kepuasan pada pasien.
Adapun alat tenun sebagai berikut:

Alat tenun minimal pada Praktik Mandiri Perawat


No Nama alat tenun Jumlah Spesifikasi
1 Laken 3
2 Stik laken 3
3 Selimut 3
4 Sarung bantal 3
5 Perlak 3
6 Handuk kecil 6
7 Waslap 3
8 Schem/untuk gordyn penghalang 2
9 Mitella 3
10 Masker 3

b. Alat keperawatan/medik
Penetapan kebutuhan alat keperawatan/medik baik dari segi jumlah, jenis
dan spesifikasi menjamin tersedianya alat keperawatan/medik yang
memadai untuk mencapai tujuan praktik dan kepuasan pasien

Alat Keperawatan/Medik Minimal Ruang Praktik Mandiri Perawat


No Nama Alat Jumlah
1 Stetoskop 1
2 Tensimeter 1
3 Thermometer 1
4 Spatel lidah 1
5 Lampu senter 1
6 Timbangan berat badan 1
7 Bengkok 1

Handi Rustandi
HOME CARE 38
8 Gunting verban 1
9 Set balutan 1
10 Set angkat jahitan 1
11 Tromol 1
12 Korentang + temapat 1
13 Bak spuit 1
14 Sterilisator 1
15 Tempat cuci tangan 1
16 Kom alkohol 1
17 Standar infus 1
18 Pispot 1
19 Urinal 1
20 Meja periksa 1
21 Lemari 1
22 Meja instrumen 1

c. Alat Rumah Tangga


Penetatapan kebutuhan alat rumah tangga baik dari segi jumlah, jenis dan
spesifikasi menjamin tersedianya alat rumah tangga yang memadai untuk
mencapai tujuan pelayanan keperawatan dan kepuasan pasien. Adapun alat
rumah tangga minimal untuk praktik keperawatan sebagai berikut:

Alat Rumah Tangga Minimal Ruang Praktik Mandiri Keperawatan

No Nama Alat Jumlah


1 Meja tulis ½ biro 1
2 Kursi 1
3 Filling cabinet 3
4 Jam dinding 1
5 Bantal 8
6 Kursi tunggu 1 set
7 Tempat sampah 3
8 Termos es/lemari es 1
9 Alat minum 12
10 Pembatas 1
11 Alat kebersihan 1 set

d. Alat Pencatatan dan Pelaporan


Penetapan kebutuhan alat pencatatan dan pelaporan baik dari segi jumlah dan
jenisnya dapat menjamin pelaksanaan pencatatan dan pelaporan dalam
menunjang tercapainya tujuan praktik keperawatan dan kepuasan pasien.
Adapun alat pencatatan dan pelaporan untuk praktik keperawatan adalah
sebagai berikut:

Alat Pencatatan dan Pelaporan Minimal Ruang Praktik Mandiri


Perawat

Handi Rustandi
HOME CARE 39
No Nama Alat Jumlah
1 Formulir catatan keperawatan 1
2 Buku expedisi 1
3 Buku registrasi 1
4 Alat tulis kantor 1
Pensil/pena 1
Staples + isi 1
Kertas polio/kuarto 1
Perporator 1
Amplop 1

Standar Alat Kesehatan dan Obat Minimal


Ruang Praktik Mandiri Perawat

No Nama Alat Kesehatan Jumlah


1 Ringer Laktat 2
2 Na Cl 0.9% 2
3 Infus set 2
4 Mitela 2
5 Bidai 2
6 Set Jahit Luka 1
Jarum jahit
Benang jahit
Gunting tajam
Pinset anatomis
Kom betadin
Kasa steril
7 Kit Keperawatan Komunitas ( PHN-Kit ) 1

No Nama Obat Bebas Jumlah


1 Analgetik 10 tablet
2 Anti piretik 10 tablet
3 Anti histamin 10 tablet
4 Anti emetin 10 tablet
5 Oralit 10 tablet
6 Norit 10 tablet
7 Obat batuk 1 botol
8 Raborantia 10 tablet

Format Penilaian Monitoring dan Evaluasi


Praktik Mandiri Perawat

No. Komponen Indikator Kriteria Skor

Handi Rustandi
HOME CARE 40
1. Perencanaan program praktik Tersedianya
mandiri perawat : perencanaan
program
1.1. Visi (20) Ada
Tidak ada

1.2. Misi (20) Ada


Tidak ada

1.3. Tujuan (umum & khusus) Ada


(35) Tidak ada

1.4. Area kegiatan (25) Ada


Tidak ada
2. Sumber Daya Manusia Tersedianya
(Sumber Daya Keperawatan) : sumber
daya
manusia
yang
2.1. Kualifikasi tenaga memiliki Ada
pengelola kualifikasi Tidak ada
(Minimal S1
Keperawatan)
2.2. Kualifikasi tenaga Ada
pelaksana Tidak ada
(minimal 3 orang tenaga D
III
keperawatan dan sisanya
2.3. Kualifikasi tenaga Ada
administrasi/ penunjang Tidak ada
(15)
2.4. Kualifikasi sistem Ada
pemberian Tidak ada
gaji/ upah (20)
2.5. Sistem jenjang karir Ada
(pengembangan karir) Tidak ada
pelaksana (perawat) (15)

Handi Rustandi
HOME CARE 41
No. Komponen Indikator Kriteria Skor
3. Sarana dan prasarana Tersedianya
sarana dan
prasarana yang
memiliki
kualifikasi
3.1. Lahan dan tempat praktik Ada
keperawatan mandiri (20) Tidak ada

3.2. MOU (nilai tertinggi dengan Ada


Gubernur) (25) Tidak ada

3.3. Alat dan bahan praktik yang Ada


kegiatan (15) Tidak ada

3.4. Standart of procedur (SOP) Ada


(20) Tidak ada

3.5. Alat dokumentasi (kertas Ada


cetakan dokumentasi, dll.) Tidak ada
(10)

3.6. Sarana penunjang kebersihan Ada


(10) Tidak ada

4. Sarana penunjang lain Tersedianya


sarana penunjang
lain yang
memiliki
kualifikasi
4.1. Kerjasama dengan dokter Ada
(tim kesehatan lain) Tidak ada

4.2. Sistem rujukan Ada


Tidak ada

4.3. Kerjasama dengan Ada


penyandang dana luar negeri Tidak ada

Handi Rustandi
HOME CARE 42
Catatan :
1. Bobot tiap komponen (1 = 20%; 2 = 40%; 3 = 25%; 4 = 15%)
2. Indikator kelulusan minimal skor 60%
3. Masa berlaku penilaian :
3.1. 60% = 1 tahun
3.2. 61% - 70% = 2 tahun
3.3. 71% - 80% = 3 tahun
3.4. 81% - 90% = 4 tahun
3.5.  91% = 5 tahun
4. Pengiriman hasil penilaian dan pengesahan SK sebagai praktik keperawatan
mandiri dilaksanakan paling lambat setelah 1 (satu) bulan proses penilaian
dilakukan
5. Biaya penilaian sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah)
6. Monitoring dan evaluasi akan terus dilakukan oleh pihak PPNI baik pusat
maupun daerah (provinsi/ kabupaten). Sedangkan pelaksanaan dan pengarahan
akan dilakukan oleh PPNI provinsi/ kabupaten yang telah ditunjuk PPNI pusat
untuk membantu pelaksanaan praktik keperawatan mandiri

REKAPITULASI HASIL SUPERVISI

No. Komponen Bobot (B) Skore/ BxN


Nilai (N)
1. Perencanaan program praktik 20
keperawatan mandiri
2. Sumber Daya Manusia 40
(Sumber Daya Keperawatan)
3. Sarana dan prasarana 25
4. Sarana penunjang lain 15
TOTAL B X N
NILAI AKHIR

FORMAT. CATATAN PERKEMBANGAN

Handi Rustandi
HOME CARE 43
PRAKTIK MANDIRI PERAWAT

1. PPNI Propinsi/ Kabupaten : ………………………………………………


a. Alamat : …..……………………………………………
b. No. Telp. / Hp / Fax : ……………………………………………..…
2. Nama penyelenggara : ……………………………………………..…
a. Alamat : ……………………………………………..…
………………………………………………..
b. No. Telp. / Hp / Fax : ……………………………………………..…

Pengarahan, Monitoring dan Evaluasi yang dilakukan:

1. Dokumentasi yang tersedia dari pihak penyelenggara praktik mandiri perawat:


……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
2. Perencanaan yang dilakukan pihak penyelenggara praktik mandiri perawat
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
3. Pelaksanaan yang dilakukan pihak penyelenggara praktik mandiri perawat
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
4. Pengarahan yang diberikan oleh PPNI propinsi/ kabupaten
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
5. Evaluasi hasil pengarahan yang telah diberikan
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
6. Hambatan yang ditemukan
a. Dari pihak penyelenggara praktik mandiri perawat
…………………………………………………………………………………
b. Dari PPNI propinsi/ kabupaten
…………………………………………………………………………………
7. Tindak lanjut
…………..…………………………………………………………………………

…………,……………….,……..

Pembuat

(Nama jelas dan tanda


tangan)

Handi Rustandi
HOME CARE 44

Anda mungkin juga menyukai