FROZEN SHOULDER
Disusun oleh :
20190410057
Diajukan kepada :
2019
KASUS
1) IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Usia : 80 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Cokrobedog, Godean
2) ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nyeri pada bahu kiri
Riwayat Pribadi
Pasien adalah ibu rumah tangga, tinggal bersama anak dan cucunya, hubungan dengan
keluarga baik. Pasien tidak merokok atau minum alcohol.
3) PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis,
GCS : E4V5M6
Vital Sign
Tekanan Darah : 128 / 84 mmHg
Nadi : 76x / menit
Suhu : 36,5 oC
Respirasi : 20x / menit
VAS :7
ROM
Aktif : Keterbatasan gerak (+), nyeri (+)
Pasif : Keterbatasan gerak (+), nyeri (+)
Tes mossley :+
Tes appley :+
+5 │ 𝑠𝑢𝑙𝑖𝑡 𝑑𝑖𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑎𝑟𝑛𝑎 𝑛𝑦𝑒𝑟𝑖
Kekuatan Otot : Kekuatan
+5 │+5
4) DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis :
Nyeri pada bahu kiri, nyeri dirasakan tidak menjalar dan nyeri bertambah berat
pada saat pasien menggerakkan tangannya dan sulit melakukan aktivitas seperti
memakai dan melepas baju.
Diagnosis Topik :
Articulation glenohumeral sinistra
Diagnosis Etiologi :
Frozen Shoulder
Diagnosis Banding :
Tendinitis Bicipitalis
5) PENATALAKSANAAN
R/ Meloxcam 7,5 mg NO VII
S 1 DD 1
R/ Alpentin 100 mg NO VII
S 1 DD 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
FROZEN SHOULDER
A. Definisi Kasus
Frozen shoulder atau capsulitis adhesiva adalah suatu kondisi yang menyebabkan
keterbatasan gerak sendi bahu yang sering terjadi tanpa penyebab yang pasti. Frozen shoulder
menyebabkan kapsul yang mengelilingi sendi bahu menjadi mengkerut dan membentuk
jaringan parut (Cluett, 2007). Capsulitis adhesiva adalah suatu kondisi yang sangat nyeri
ditandai dengan keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS) bahu baik gerakan aktif maupun pasif
(Dogru, et al., 2008).
Yaitu frozen shoulder yang tidak diketahui penyebabnya. Frozen shoulder lebih
banyak terjadi pada wanita dari pada pria dan biasanya terjadi usia lebih dari 41 tahun.
Biasanya terjadi pada lengan yang tidak digunakan dan lebih memungkinkan terjadi
pada orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan gerakan bahu yang lama dan
berulang.
Yaitu rozen shoulder yang diikuti trauma yang berarati pada bahu misal fraktur,
dislokasi, luka baker yang berat, meskipun cedera ini mungkin sudah terjadi beberapa
tahun sebelumnya.
C. Etiologi
Penyebab dari frozen shoulder belum diketahui pasti. Adapun faktor predisposisi yaitu
immobilisasi yang lama, akibat trauma, over use, cidera atau operasi pada sendi. Walaupun
banyak peneliti sependapat bahwa immobilisasi merupakan faktor penting dari penyebab
frozen shoulder sendi glenohumeral (Miharjanto et al., 2010). Menurut AAOS faktor
predisposisi frozen shoulder anatara lain : immobilisasi lama, trauma, over use, injuries, operasi
pada sendi, hipertitoidisme, penyakit kardiovaskuler dan depression.
D. Patofisiologi
Patofisologi kasus Frozen Shoulder melibatkan immobilisasi yang lama pada lengan
yang diakibatkan karena adanya nyeri dan ketakutan dari penderita untuk mengerakan bahu
merupakan awal dari terjadinya Frozen Shoulder. Peradangan berlebih yang melibatkan
sinovitis dengan diikuti fibrosis dari kapsul sendi dan hilangnya lipatan ketiak yang normal
serta lingkup gerak sendi, sehingga menyebabkan penurunan yang signifikan dari gerak sendi
bahu. Kontraktur pada kapsuler yang diperkirakan hasil dari perlengketan permukaan kapsul
atau fibroblastik proliferasi dalam menanggapi produksi sitokin. Dalam capsulitis adhesiva,
kapsul sendi bahu mengalami penebalan, dan inflamasi ringan infiltrasi kronis dan
kemungkinan terjadi fibrosis. Hal ini menyebabkan kekakuan pada coracohumeral ligament,
yang membatasi gerak passive movement pada sendi bahu, terutama pada gerakan eksternal
rotasi. Ini yang di sebut dengan Frozen Shoulder akibat Capsulitis Adhesiva ( Sunam dan
Zahangir, 2014).
a. Teori hormonal.
Pada umumnya frozen shoulder terjadi 60% pada wanita bersamaan dengan
datangnya menopause.
b. Teori genetik.
Beberapa studi mempunyai komponen genetik dari frozen shoulder, contohnya
ada beberapa kasus dimana kembar identik pasti menderita pada saat yang sama.
c. Teori auto immuno.
Diduga penyakit ini merupakan respon auto immuno terhadap hasil-hasil
rusaknya jaringan lokal.
d. Teori postur.
Banyak studi yang belum diyakini bahwa berdiri lama dan berpostur tegap
menyebabkan pemendekan pada salah satu ligamen bahu.
Gejala Klinis
1. Nyeri
Pasien berumur 40-60 tahun, dapat memiliki riwayat trauma, seringkali ringan,
diikuti sakit pada bahu dan lengan nyeri secara berangsur-angsur bertambah berat dan
pasien sering tidak dapat tidur pada sisi yang terkena. Setelah beberapa lama nyeri
berkurang, tetapi sementara itu kekakuan semakin terjadi, berlanjut terus selama 6-12
bulan setelah nyeri menghilang. Secara berangsur-angsur pasien dapat bergerak
kembali, tetapi tidak lagi normal (Appley,1993).
a. Pain (Freezing)
Ditandai dengan adanya nyeri hebat bahkan saat istirahat, gerak sendi bahu menjadi
terbatas selama 2-3 minggu dan masa akut ini berakhir ampai 10- 36 minggu.
b.Stiffness (Frozen)
Ditandai dengan rasa nyeri saat bergerak, kekakuan atau perlengketan yang nyata dan
keterbatasan gerak dari glenohumeral yang di ikuti oleh keterbatasan gerak scapula.
Fase ini berakhir 4-12 bulan.
c.Recovery (Thawing)
Pada fase ini tidak ditemukan adanya rasa nyeri dan tidak ada synovitis tetapi terdapat
keterbatasan gerak karena perlengketan yang nyata. Fase ini berakhir 6-24 bulan atau
lebih.
Tatalaksana
• Analgetik dan NSAID
• Tindakan Invasif minimal (atas indikasi):
-Injeksi intra artikuler kortikosteroid dengan 1 ml steroid dengan 1 ml Lidocain 2%
dalam spuit 2cc dan jarum 25 G diberikan dengan program 6 minggu, 4 bulan, 6 bulan
dan 1 tahun.
-Injeksi Prolotherapi : injeksi intra artikuler 5 ml dekstrose 25%, 5 ml lidocain 2%
dalam spuit 10cc.
• Fisioterapi.
Edukasi
Menjelaskan tentang penyebab penyakitnya.
Menyesuaikan intensitas dari mobilisasi pasien berdasarkan derajat iritasi nya.
Menganjurkan untuk memodifikasi aktivitas (Range of Motion (ROM)).secara
bertahap, sampai ambang nyeri.
Prognosis
Ad vitam : ad Bonam
Ad sanationam : ad Bonam
Ad Fungsionam : ad Bonam
DAFTAR PUSTAKA
William E Morgan DC, Sarah Patthof DC, Managing the frozen shoulder,Maryland;
2013.
Martin J K,, Micheal A, Jhon EK, Lori AM, Amee L,Timothy L, Joseph L,et all,
Shoulder Pain and Mobility Deficits: Adhesive Capsulitis, ClinicalPractice
Guidelines Linked to the International Classification ofFunctioning, Disability, and
Health From the Orthopaedic Section of theAmerican Physical Therapy Association,
East Avenue South, may 2013.
Nigel H, Lorna G, Jackie T, Tracy O’B, Dot, Christine R, et all, Evidencebased
clinical guidelines for the diagnosis, assessment and physiotherapy management of
contracted (frozen) shoulder Version 1.6, ‘Standard’ physiotherapy Endorsed by the
Chartered Society of Physiotherapy, UK, 2011.
NZ Association of Musculoskeletal Medicine, The Diagnosis and Management of
Soft Tissue Shoulder Injuries and Related Disorders, Best practice evidence-based
guideline, New Zealand. 2003. William E Morgan DC, Sarah Patthof DC, Managing
the frozen shoulder, Maryland; 2013.