Oleh :
ARDIANSYAH
NIM. 130500176
Oleh :
ARDIANSYAH
NIM. 130500176
Oleh :
ARDIANSYAH
NIM. 130500176
Judul Karya Ilmiah : Pemetaan Tutupan Lahan Daerah Aliran Sungai Mahakam Di
Kabupaten Kutai Kartanegara
Nama : Ardiansyah
NIM : 130500176
Ir. Suparjo, MP Husmul Beze, S.Hut, M.Si Radik Khairil Insanu, ST, MT
NIP. 196208171989031003 NIP. 197906132008121003 NIP. 199010122014041002
Menyetujui, Mengesahkan,
Ketua Program Studi Geoinformatika Ketua Jurusan Manajemen Pertanian
Kata Kunci : Jenis Tutupan Lahan, Citra Satelit Landst 8, Klasifikasi Maximum
Likelihood
RIWAYAT HIDUP
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan
Karya Ilmiah ini. Keberhasilan dan kelancaran dalam Penulisan Karya Ilmiah ini
juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua Orang tua dan saudara yang telah banyak memberikan dukungan, baik
dari segi moril maupun materil.
2. Bapak Ir. Suparjo, MP selaku dosen pembimbing.
3. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur Bidang Sumber
Daya Air.
4. Bapak Husmul Beze, S.Hut, M.Si selaku dosen penguji l.
5. Bapak Radik Khairil Insanu, ST, MT selaku dosen penguji II.
6. Bapak Husmul Beze, S. Hut, M.Si selaku Ketua Program Studi
Geoinformatika.
7. Bapak Ir. Masrudy, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian.
8. Bapak Ibu Dosen, Seluruh staf dan teknisi Program Studi Geoinformatika.
9. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Geoinformatika yang telah membantu
dalam Penulisan Karya Ilmiah ini.
Semoga amal baik dan keikhlasannya mendapat balasan yang setimpal
dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Ilmiah ini
masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu Penulis berharap kritik dan saran
dari para pembaca untuk kesempurnaan Karya Ilmiah ini. Semoga Karya Ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
Halaman
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
I. PENDAHULUAN 1
DAFTAR PUSTAKA 44
LAMPIRAN 45
DAFTAR GAMBAR
No Lampiran Halaman
1. Peta Tutupan Lahan DAS Mahakam Kabupaten Kutai 46
Kartanegara
DAFTAR TABEL
dalam 18 wilayah kecamatan dan 225 desa atau kelurahan. Secara geografis
merupakan sungai terpanjang di Indonesia. Air hujan yang jatuh di daerah sekitar
sungai Mahakam akan dialirkan ke sungai ini. Daerah yang merupakan wilayah
Posisi kabupaten ini terletak di wilayah hulu kota Samarinda, maka peran
posisinya yang sangat penting yaitu berada di hulu sungai, maka DAS yang ada
terutama terhadap debit aliran sungai. Oleh karena itu keberadaan vegetasi
ilmiah yang berjudul Pemetaan tutupan lahan di sekitar DAS Mahakam dalam
bantuan data citra satelit Landsat 8 path/row 116/60, 166/61, 117/59, 117/60 dan
118/80.
Hasil dari penelitian ini adalah peta tutupan lahan di sekitar DAS
A. Tutupan Lahan
sudah ada peruntukkannya dan umumnya ada pemiliknya, baik perorangan atau
kenampakan yang ada di permukaan bumi (Lillesand dan Kiefer, 1990 dalam
penginderaan jauh (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Secara umum ada tiga kelas
binatang
c. Tipe pembangunan
skema klasifikasi yang tepat dirancang untuk suatu tujuan tertentu. Skema
kegiatan akan lebih sesuai digunakan untuk citra satelit ruang angkasa sebagai
penutup lahan ada berbagai macam, yaitu tutupan vegetasi jarang, tutupan
vegetasi rapat, tanah kosong, tubuh air, dan tutupan bangunan. Penggunaan
lahan merupakan suatu bentuk pemanfaatan atau fungsi dari perwujudan suatu
kenampakan penutup lahan bagi kehidupan, baik itu kenampakan alami atau
Daerah Aliran Sungai (DAS) atau drainage basin adalah suatu daerah
yang terhampar di sisi kiri dan dan kanan dari suatu aliran sungai, dimana semua
anak sungai yang terdapat di sebelah kanan dan kiri sungai bermuara ke dalam
suatu sungai induk. Seluruh hujan yang terjadi didalam suatu drainage basin,
semua airnya akan mengisi sungai yang terdapat di dalam DAS tersebut. Oleh
sebab itu, areal DAS juga merupakan daerah tangkapan hujan. Semua air yang
daerah yang dibatasi oleh topografi alami, dimana semua air hujan yang jatuh
didalamnya akan mengalir melalui suatu sungai dan keluar melalui outlet pada
sungai tersebut, atau merupakan sat uan hidrologi yang menggambarkan dan
Sandy (1985), seorang Guru Besar Geografi Universitas Indonesia Daerah Aliran
Sungai (DAS) adalah bagian dari muka bumi yang airnya mengalir ke dalam
sungai yang bersangkutan apabila hujan jatuh. Sebuah pulau selamanya terbagi
habis ke dalam daerah-daerah aliran sungai. Antara DAS yang satu dengan DAS
yang lainnya dibatasi oleh titik-titik tertinggi muka bumi berbentuk punggungan
yang disebut stream devide atau batas daerah aliran (garis pemisah DAS). Bila
suatu stream devide itu merupakan jajaran pebukitan disebut stream devide
untuk menyatakan keadaan jaringan alur sungai secara kuantitatif, keadaan yang
1. Luas
Garis batas antara DAS adalah punggung permukaan bumi yang dapat
peta tofografi sedangkan luas daerah aliran sungainya dapat diukur dengan
alat planimeter.
6
Panjang DAS adalah sama dengan jarak datar dari muara sungai ke arah
hulu sepanjang sungai induk. Sedangkan lebar daerah aliran sungai adalah
a. Orde Sungai
Alur sungai dalam suatu DAS dapat dibagi dalam beberapa orde sungai.
Rb = Nu/Nu+1
Keterangan:
No Rb Keterangan
Kenaikan muka air banjir dengan cepat, sedangkan
1 <3
penurunannya berjalan cepat
Kenaikan muka air banjir tidak terlalu cepat, sedangkan
2 3-5
penurunannya tidak terlalu cepat juga (sedang)
Kenaikan muka air banjir dengan cepat, sedangkan
3 >5
penurunannya berjalan lambat (abnormal)
Sumber : Soewanro, 1991
4. Kerapatan sungai
Dd
No Kelas Kerapatan Keterangan
(Km/Km²)
Alur Sungai melewati batuan dengan
restitensi keras, maka angkutan
sedimen yang terangkut aliran
sungai lebih kecil jika dibandingkan
1 <0,25 Rendah
pada alur sungai yang melewati
batuan dengan restistensi yang lebih
lunak, apabila kondisi lain yang
mempengaruhinya sama
Alur sungai melewati batuan dengan
restistensi yang lebih lunak,
2 0,25-10 Sedang
sehingga angkutan sedimen yang
terangkut aliran akan lebih besar
Alur sungai melewati batuan
dengan restistensi yang lunak,
3 10-25 Tinggi
sehingga angkutan sedimen yang
terangkut aliran akan lebih besar
Alur sungai melewati batuan yang
kedap air. Keadaan ini akan
menunjukkan bahwa air hujan yang
4 >25 Sangat Tinggi menjadi aliran akan lebih besar jika
dibandingkan suatu daerah dengan
Dd rendah melewati batuan yang
permeabelitas besar
Sumber : Soewarno, 1991
Pola sungai menentukan bentuk suatu daerah aliran sungai. Bentuk daerah
No Rc Keterangan
Bentuk daerah aliran sungai membulat, debit puncak
1 >0,5
datangnya lama, begitu juga penurunannya
Bentuk daerah aliran sungai memanjang, debit puncak
2 <0,5
datangnya cepat, begitu juga penurunannya
Sumber : Soewarno, 1991
8
Sungai di dalam semua daerah aliran sungai mengikuti suatu aturan yaitu
bahwa aliran sungai dihubungkan oleh suatu jaringan suatu arah dimana
cabang dan anak sungai mengalir ke dalam sungai induk yang lebih besar
dan membentuk pola tertentu. Pola itu tergantung dari pada kondisi topografi,
menurut strike atau topografi yang paralel. Anak sungai bermuara pada
sungai induk secara tegak lurus. Pola pengaliran trellis mencirikan daerah
Jadi, anak sungai juga bermuara tegak lurus terhadap induk sungainya.
bidang-bidang dan atau retakan patahan escarp atau graben yang saling
berpotongan.
pada induk sungai dengan sudut lancip. Model pola denritis seperti pohon
dengan tatanan dahan dan ranting sebagai cabang dan anak sungainya.
9
Pola ini biasanya terdapat pada daerah berstruktur plain, atau pada
segala arah.
e. Pola Radial Sentripetal, Kebalikan dari pola radial yang menyebar dari
satu pusat, pola sentripetal ini justru memusat dari banyak arah. Pola ini
terdapat pada satu cekungan, dan biasanya bermuara pada satu danau.
C. Penginderaan Jauh
tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh
dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena
yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1990 dalam Afdal, 2014). Pengambilan data
Penginderaan Jauh dilakukan dari jarak jauh, oleh karena itu diperlukan tenaga
penghubung yang membawa data objek ke sensor, tenaga inilah yang digunakan
1. Tenaga alam, yaitu tenaga yang berasal dari alam. Misalnya sensor matahari,
bumi, sensor, sistem pengolahan data dan berbagai pengguna data. Komponen
penginderaan jauh menurut Lillesand dan Kiefer (1990) dalam Afdal (2014)
1. Sumber tenaga
Sumber tenaga dibedakan menjadi dua yaitu tenaga aktif (apabila sumber
tenaga berasal dari matahari) dan tenaga pasif (apabila sumber tenaga
2. Atmosfer
obyek tersebut. Radiasi dari tiap obyek diterima dan direkam oleh sensor dan
4. Sensor
Sensor menerima dan merekam radiasi yang datang dari obyek. Sensor pada
dasarnya dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu kamera atau sensor
beroperasi pada bagian spektrum yang jauh dan lebih luas yakni dari sinar X
manual ataupun digital dan data ini dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk
Data penginderaan jauh diperoleh dari suatu satelit, pesawat udara, balon
udara atau wahana lainnya. Data-data tersebut berasal dari rekaman sensor
luasan, pemetaan dan klasifikasi seperti vegetasi, tanah, air dan hutan. Citra
digital yang diperoleh dari perekaman oleh sensor pada dasarnya tidak lepas dari
kesalahan, karena kondisi topografi permukaan bumi yang bervariasi serta luas
berikut:
1. Resolusi Spasial yaitu ukuran obyek terkecil yang masih dapat disajikan,
dibedakan dan dikenali pada citra. Resolusi spasial menunjukkan level dari
detail yang ditangkap oleh sensor. Semakin detail sebuah studi semakin
oleh sensor.
pancaran tenaga termal atau perbedaan suhu yang masih dapat dibedakan
Wibowo, 2015).
13
Satelit Landsat merupakan salah satu satelit sumber daya bumi yang
dikembangkan oleh NASA dan Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat. Citra.
Data Landsat TM (Thematic Mapper) diperoleh pada tujuh saluran spektral yaitu
tiga saluran tampak, satu saluran inframerah dekat, dua saluran inframerah
tengah, dan satu saluran inframerah thermal . Lokasi dan lebar dari ketujuh
fenomena alami tertentu dan untuk menekan sekecil mungkin pelemahan energi
kali menjadi satelit pengamat bumi sejak 1972 (Landsat 1). Landsat 1 yang
1972 dan mulai beroperasi sampai 6 Januari 1978. Generasi penerusnya adalah
diluncurkan pada tanggal 16 Juli 1982 lalu dihentikan pada tahun 1993. Landsat
5 diluncurkan 1 Maret 1984 masih berfungsi sampai dengan saat ini namun
mengalami gangguan berat sejak November 2011. Akibat gangguan ini pada
dan Thermal Infrared Sensor (TIRS) dengan jumlah kanal sebanyak 11 buah.
Diantara kanal -kanal tersebut, 9 kanal (band 1-9) berada pada OLI dan 2 lainnya
(band 10 dan 11) pada TIRS. Sebagian besar kanal memiliki spesifikasi mirip
dengan landsat 7. Jenis kanal, panjang kanal dan resolusi spasial setiap band
Band biru ini memiliki informasi yang tinggi terhadap tubuh air jadi sangat
Band hijau ini memiliki informasi mengenai vegetasi selain cocok untuk
penggunaan lahan, jalan dan air namun sesuai pula untuk diskriminasi dan
diketahui karena absorbsi cahaya merah oleh klorofil menurun atau refleksi
Band merah ini memiliki informasi mengenai perbedaan antara vegetasi dan
tanaman serta adanya perbedaan antara unsur air dengan unsur tanah, oleh
perbedaan warna antara tanah terbuka dengan objek -objek lain. Band ini
sesuai untuk studi kandungan air tanah, air pada tanam-tanaman, formasi
Band inframerah thermal ini memiliki informasi tentang studi kandungan air
thermal.
terbuka sama halnya dengan band 5 akan tetapi lebih mengacu pada studi
dikaji maka perlu dilakukan penggabungan tiga band (saluran) dari citra satelit
Landsat. Penggabungan saluran ini menggunakan format RGB (Red Green Blue)
color adalah gambar yang dihasilkan dari penggabungan band yang hasilnya
memiliki warna yang sama dengan yang dilihat mata manusia. Kombinasi yang
Kisaran ZAEsAYÐG
GSD (resolusi
No Kanal spektral ;t ?w ????w ?? ^EZ ;l?ÐsÐAu?
spasial)
(mm) l?ÐsÐAu
1 Biru 433-453 30 m 40 130
2 Biru 450-515 40 130
3 Hijau 525-600 30 100
4 Merah 630-680 22 90
30 m (Kanal-
Inframerah
kanal warisan
5 dekat 845-885 TM) 14 90
(NIR)
6 SWIR 2 1560-1660 4 100
7 SWIR 3 2100-2300 1.7 100
8 PAN 500-680 15 m 23 80
9 SWIR 1360-1390 30 m 6 130
Sumber : (Ayuindra, 2013)
17
kesatuan formal yang terdiri atas berbagai sumber daya fisik dan logika yang
menggambarkan posisi dari ruang (space) dan klasifikasi, atribut data dan
hubungan antar item data. Kerincian dalam SIG ditentukan oleh besarnya
satuan pemetaan terkecil yang dihimpun dalam basis data (Budiyanto, 2009).
Perangkat keras yang sering dipergunakan untuk SIG adalah komputer (PC),
diperlukan.
4. Manajemen (Brainware)
Suatu proyek SIG akan berhasil jika di manage dengan baik dan dikerjakan
oleh orang-orang yang memiliki kehlian yang tepat pada semua tingkatan.
a. Input Data
asli ke bentuk yang dapat diterima dan dipakai dalam SIG. Semua data
18
(garis, area) karena jumlah data yang disimpan lebih banyak dan
pengambilan kembali lebih cepat. Ada dua macam data dasar geografi,
1) Data spasial (keruangan), yaitu data yang menunjuk kan ruang, lokasi
peta analog, foto udara dan penginderaan jauh dalam bentuk cetak
kertas.
2) Data atribut (deskriptis), yaitu data yang terdapat pada ruang atau
disimpan dalam bentuk tabel) lainnya. Data atribut dapat dilihat dari
segi kualitas, misalnya kekuatan pohon. Selain itu dapat dilihat dari
Data spasial dan data atribut tersimpan dalam bentuk titik (dot), garis
(vektor), poligon (area) dan pixel (grid). Data dalam bentuk titik (dot), meliputi
ketinggian tempat, curah hujan, lokasi dan topografi. Data dalam bentuk garis
(vektor), meliputi jaringan jalan, pipa air minum, pola aliran sungai dan garis
kontur. Data dalam bentuk poligon (area), meliputi daerah administrasi, geologi,
geomorfologi, jenis tanah dan penggunaan tanah, sedangkan data dalam bentuk
b. Manajemen Data
19
oleh SIG. Selain itu subsistem ini juga melakukan manipulasi dan
d. Output Data
atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy.
ditayangkan dalam bentuk peta, tabel, bagan, gambar, grafik dan hasil
perhitungan.
E. Interpretasi Citra
Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra
dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek dan menilai arti pentingnya obyek
tersebut (Estes dan Simonett, 1975 dalam Triawan 2013). Proses di dalam
mengidentifikasi dan menilai arti pentingnya obyek yang tergambar pada citra.
Sehingga penafsir citra berupaya untuk mengenali obyek yang tergambar pada
Menurut Lintz Jr. dan Simonett (1976) dalam Triawan (2013) ada tiga
Deteksi berarti penentuan ada atau tidak adanya suatu obyek pada citra.
Deteksi merupakan tahap awal dalam interpretasi citra, keterangan yang didapat
pada tahap deteksi bersifat global. Keterangan yang didapat pada tahap
Keterangan rinci diperoleh dari tahap akhir interpretasi, yaitu pada tahap analisis
citra terdiri atas dua tingkat, yakni tingkat pertama berupa pengenalan obyek
melalui proses deteksi dan identifikasi dan tingkat kedua yang berupa penilaian
atas pentingnya obyek yang telah dikenali tersebut yaitu arti pentingnya tiap
obyek dan kaitan antar obyek tersebut. Tingkat pertama berarti perolehan data
mengenali identitas dan jenis obyek yang tergambar pada citra. Prinsip
pada citra. Karakteristik obyek yang tergambar pada citra dan digunakan untuk
vital dalam interpretasi citra. Foto udara sebagai citra tertua di dalam
unsur interpretasi pada citra lainnya. Unsur-unsur interpretasi citra terdiri dari:
membedakan 200 rona dan 20.000 warna. Hal ini berarti bahwa
membedakan foto hitam putih. Hal-hal yang mempengaruhi rona dan warna
yaitu karakteristik obyek, letak obyek pada waktu pemotretan dan ketinggian.
2. Bentuk
kerangka pada suatu obyek. Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga
pohon jati dapat diinterpretasi melalui tajuk berbentuk bundar dan tak
beraturan.
3. Ukuran
Ukuran merupakan atribut obyek antara lain berupa jarak yang berfungsi
luas dan volume untuk mengetahui suatu potensi. Ukuran obyek pada
4. Tekstur
rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual.
5. Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan cirri yang menandai banyak obyek
dikenali dengan pola yang teratur, yaitu dengan rumah yang ukuran dan
jaraknya seragam.
6. Bayangan
gelap.
Situs merupakan letak suatu obyek. Menurut Sutanto (1994) bahwa situs
tanah miring, karena kebun kopi menghendaki pengaturan air yang baik.
Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyek yang satu dengan
yang lain, misalnya stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api
F. Klasifikasi Citra
rinci dari data input untuk menampilkan pola-pola penting atau distribusi spasial
untuk mempermudah interpretasi citra dan analisis citra sehingga dari citra
hasilnya bias diperoleh dari proses klasifikasi multispectral citra satelit. Klasifikasi
nilai spektral.
geometrik yang terjadi pada saat perekaman. Koreksi geometrik bertujuan untuk
masih memiliki sejumlah kesalahan. Data hasil rekaman sensor pada satelit
Meskipun kelihatannya merupakan daerah yang datar, tetapi area yang direkam
dipilih untuk koreksi ini adalah Universal Tranverse Mercator (UTM) zona 50.
Pemilihan proyeksi ini disesuaikan dengan pembagian area pada sistem UTM.
terletak pada zona UTM 50, sedangkan datum yang digunakan adalah World
artinya data standard correction (koreksi tegak) berdasarkan data DEM dari
GLS2000 yang terdiri dari data SRTM, NED, CDED, DTED termasuk GTOPO 30
untuk koreksi sistematik nya (USGS 2013), tetapi pada penelitian ini tetap
transformasi polinominal yang satu dengan yang lain memberikan ketelitian yang
Transformasi ini lebih sesuai untuk daerah yang bertopografi relatif datar atau
landai.
2. Transformasi orde dua, yang dapat dijalankan minimal dengan 6 titik control
3. Transformasi orde tiga, yang dapt dijalankan minimal dengan 10 titik kontrol
atau 20 parameter dan lebih tepat untuk daerah dengan variasi topografi
yang besar.
geometrik citra dengan cara membandingkan posisi yang berada pada citra,
Ground control point, GCP adalah suatu lokasi pada permukaan bumi yang
dapat diidentifikasi pada citra dan sekaligus dikenali posisinya pada peta
sebagai sampel. Selanjutnya, nilai piksel dari tiap sampel tersebut digunakan
diperoleh berdasarkan warna pada citra, analisis statik dan analisis grafis.
dan varian dari tiap kelas sampel yang diambil guna menentukan perbedaan
25
satu kelas.
beberapa training area pada citra sebagai kelas lahan tertentu. Penetapan ini
digunakan oleh komputer sebagai kunci untuk mengenali piksel lain. Daerah
yang memiliki nilai piksel sejenis akan dimasukkan kedalam kelas lahan yang
(Indriasari, 2009 dalam Ayuindra, 2013). Dalam metode ini, diawal proses
biasanya analis akan menentukan jumlah kelas (cluster) yang akan dibuat.
yang dianggap memiliki informasi yang sama menjadi satu kelas. Pada
pikselnya
G. Peta
bumi, atau benda angkasa dan umumnya digambarkan dalam suatu bidang datar
1. Peta umum
permukaan bumi secara umum, peta umum ini memuat semua penampakan
sosial budaya. Kenampakan fisis misalnya sungai, gunung, laut, danau, dan
lainya. Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api,
pemukiman kota dan lainya. Peta umum ada dua jenis yaitu : peta topografi dan
peta chorografi.
2. Peta Topografi
atas bidang datar tentang seluruh atau sebagian permukaan bumi yang terlihat
menggambarkan secara proyeksi dari sebagian fisik bumi, sehingga dengan peta
ini bisa diperkiraan bentuk permukaan bumi. Bentuk relief bumi pada peta
semua unsur yang berada di atas permukaan bumi, baik unsur alam maupun
buatan manusia. Peta jenis ini biasa dipergunakan untuk kegiatan di alam bebas,
3. Peta Chorografi
lebih kecil yakni antara 1 : 250.000 sampai 1 : 1000.000 atau bahkan lebih.
kontur, kerena peta topografi itu lebih kepada penggambaran bentuk relief (tinggi
rendahnya) permukaan bumi, skala yang digunakan sendiri lebih kepada skala
sungai, danau, jalan raya, jalan kereta api, batas wilayah, kota, garis pantai, rawa
dan lain-lain.
4. Peta Tematik
Menurut Diki (2009), peta tematik juga disebut sebagai peta statistik
ataupun peta khusus, yaitu peta dengan obyek khusus. Tujuan utamanya adalah
kepemilikan), peta zona (peta rancangan legal penggunaan lahan), peta tata
guna lahan, peta kepadatan penduduk, peta kelerengan, peta geologi, peta
disesuaikan dengan maksud dan tujuan pembuatan peta serta keadaan medan
yang dihadapi. Terdapat beberapa sumber data yang digunakan pada pemetaan
dari peta yang sudah ada. Secara khusus, peta pengelolahan hutan berisikan
wilayah itu sendiri dan hasil inventarisasi yang menujukan unit tegakan yang
seragam. Kerena kegiatan survey lapangan umumnya sangat mahal, maka peta
apa belum dan juga melengkapi rincian di lapangan yang tidak dapat dilihat
5. Peta Khusus
Peta khusus adalah peta yang menampakan suatu keadaan atau kondisi
khusus suatu daerah tertentu atau keseluruhan daerah bumi. Contohnya adalah
peta persebaraan hasil tambang, peta curah hujan, peta pertanian perkebunan,
peta iklim, dan lain sebagainya. Disebut Peta khusus atau tematik kerena peta
bumi yang ingin ditampilkan dengan kata lain, yang ditampilkan berdasarkan
penyebaran hasil pertanian, peta penyebaran hasil tambang, chart (peta jalur
1. Judul Peta
bagian atas tengah, atas kanan atau bawah. Walaupun demikian seda pat
2. Skala Peta
sesungguhnya dengan satuan atau teknik tertentu. Skala terbagi atas 3 jenis,
yaitu :
b. Skala Satuan (1 inci to 5 mil dengan arti 1 inci di peta adalah sama dengan 5
c. Skala Garis (skala garis menampilkan suatu garis dengan beberapa satuan
jarak yang menyatakan suatu jarak pada tiap satuan jarak yang ada).
Pada umumnya arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas
peta.
4. Legenda Peta
5. Warna Peta
permukaan bumi, memberikan kualitas atau kuantitas simbol di peta dan untuk
keperluan estetika. Warna simbol ada lima yaitu hijau, kuning, coklat, biru muda
6. Tipe Huruf
Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol yang ada. Macam-
7. Garis Astronomis
Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan
untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara
berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk vector yang menunjukkan
letak astronomis.
31
8. Insert
dikenali.
peta utama.
Sumber peta adalah dari mana dan tahun berapa peta tersebut di buat.
Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk
1. Letak relatif suatu daerah terhadap daerah lainya di permukaan bumi. Letak
administrasi.
2. Ukuran wilayah, misalnya : jarak (panjang), lebar dan luas wilayah, isi atau
volume waduk, volume tanah yang harus digali dan arah atau sudut.
BAB III
METODE PENELITIAN
Negeri Samarinda.
pada bulan Januari sampai bulan Agustus 2016 meliputi penyusunan proposal,
1. Alat
Alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:
2. Bahan
berikut:
Kalimantan Timur.
C. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
surat perizinan dari kampus yang ditujukan ke Kantor Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi Kalimantan Timur bidang Sumber Daya Air Provinsi Kalimantan Timur
2. Pengolahan Data
Pada tahap pengolahan data dijabarkan secara lengkap pada diagram alir
sebagai berikut:
Citra Landsat 8
Import Data
Pengolahan Data
1. Mosaicking
2. Layer Stacking
Peta Administrasi 3. Koreksi Geometrik
4. Cloud Masking
Kab. Kutai
5. Cropping
Kartanegara 6. Klasifikasi Supervised
Layout
Peta DAS
Mahakam
Peta Tutupan Lahan
DAS Mahakam Kab.
Kutai Kartanegara
Adapun penjelasan dari gambar yang berupa diagram alir atau tahapan
a. Sumber Data
Citra yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah citra saatelit
2016.
bersamaan membentuk satu kesatuan (satu lembar) peta atau citra yang
kohesif. Data asli citra Landsat 8 path/row 116/60, 116/61, 117/59, 117/60
Georeferenced
natural pada citra. Komposit citra untuk citra landsat 8 adalah band 6, 5, dan
Stacking.
File.
5) Mengarahkan pilihan pada UTM, memilih kode zona sesuai dengan lokasi
area citra yang di download. Memilih lokasi penyimpanan output data dan
d. Koreksi Geometrik
2) Melalui menu bar memilih File, kemudian mengklik Open Image File lalu
3) Membuat display baru dengan nama yang sama lalu masukkan data
geometrik.
36
2) Dari menu bar program ENVI, mengklik File lalu memilih Open Image File
3) Dari kotak dialog Available Bands List mengklik RGB kemudian memilih
5) Dari kotak dialog Available Bands List mengklik Gray Scale lalu memilih
6) Mengk lik Tools pada menu bar Display#2 kemudian memilih Link lalu
7) Pada jendela link display memilih link size/position lalu mengklik display
2.
8) Mengk lik kanan pada Display#2 lalu memilih Cursor Location Value.
10) Dari menu bar ENVI, memilih Basic Tools lalu memilih Masking kemudian
11) Dari jendela Mask Definition, mengklik Options lalu memilih Import Data
mengklik OK.
12) Memasukkan data Maximum Value dan data Minimum Value yang telah
dicatat sebelumnya.
37
pada jendela layer mengklik menu Overlay, lalu memilih Vectors. Setelah
2) Pada format File, memilih shapefile (shp). ENVI hanya mengolah File
yang berformat Evf. Oleh karena itu File shp tadi harus di konversi dahulu
ke Evf.
one ROI.
4) Pada menu utama ENVI, mengklik Basic Tools, lalu memilih Subset data
5) Pada jendela Spatial Subset via ROI Parameters, mengklik input ROI-nya
kemudian mengk lik tanda panah pada Mask pixels outside of ROI agar
g. Klasifikasi
sebagai berikut:
training sample.
oleh software.
2) Pada jendela Raster to Vector Input Band, memilih hasil klasifikasi yang
3) Menentukan jenis kertas yang akan digunakan pada menu File lalu
4) Membuat Judul Peta, Arah Mata Angin (North Arrow), Skala Batang (Bar
A. Hasil
1. Koreksi Geometrik
nilai RMS Errornya tidak boleh lebih besar dari 1 piksel (Wibowo, 2015).
Dalam penelitian ini digunakan sebanyak 8 titik GCP dan diperoleh nilai
rata-rata RMSE (Root Means Square Error) sebesar 0,2. Dengan demikian
proses georeference citra ini sudah mencapai akurasi yang baik. Nilia RMSE
2. Klasifikasi
Luas
No Kelas
Hektar (Ha) Persentase (%)
B. Pembahasan
Dilihat dari tabel bahwa hasil klasifikasi terbagi menjadi 5 kelas tutupan
lahan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Dari 5 jenis tutupan lahan tersebut terlihat
bahwa vegetasi memiliki luas terbesar yaitu 1.850.427 Ha atau 81, 1% dari total
wilayah studi. Kelas tutupan lahan yang memiliki luas terkecil adalah bayangan
awan dengan luas 17.158 ha atau 0,75% dari total wilayah studi sedangkan
untuk luas kelas tutupan lahan lainnya adalah awan dengan luas 188.904 ha atau
8,3%, lahan terbuka dengan luas 181.540 ha atau 7,95% dan perairan dengan
luas 43.361 ha atau 1,9%. Jumlah total luas kelas tutupan lahan yaitu 2.281.390
ha. Dari perbedaan total luas kelas tutupan lahan dengan wilayah Kabupaten
Kutai Kartanegara menunjukkan bahwa luas area yang tidak te rklasifik asi
sebesar 449.920 ha. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa area yang tercover
lahan, namun dalam proses klasifikasi harus dibuat kelas tersendiri karena
tidak dapat mendeteksi kelas tutupan lahan yang berada di bawah tutupan awan.
42
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa tutupan lahan yang berada di bawah
dikatakan bahwa citra yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kualitas yang
baik karena liputan awan kurang dari 10%. Dari aspek lingkungan dapat
dikatakan bahwa kondisi wilayah studi masih baik karena didominasi oleh
tutupan vegetasi. Meskipun demikian dalam hasil penelitian ini masih belum
Dalam proses klasifikasi ini hanya mampu membuat lima kelas tutupan
lahan dengan pertimbangan bahwa penel iti belum pernah orientasi ke lokasi
proses klasifikasi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
diantaranya :
1. Tutupan lahan yang dihasilkan dari pengolahan citra terbagi menjadi 3 yakni
terbuka dengan luas 181.540 ha atau 7,95% dan perairan dengan luas
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil kegiatan penelitian ini
Anonim. 2009. Syarat -syarat peta dan fungsinya. http:// id.wikipedia. org/wiki/
Syarat-syarat_peta_dan_fungsinya. (diunduh pada tanggal 11 Juni 2016).
Diki. 2009. Peta. http:// id. wikipedia. org/ wiki/ Peta_ tematik . (diunduh pada
tanggal 11 Juni 2016).
Hallaf, H.P. 2006. Geomorfologi Sungai dan Pantai. Jurusan geografi FMIPA
UNM. Makassar .
Rahman, A. 2011. Modul Ajar Pengolahan Citra Digital Dan Aplikasinya dengan
Menggunakan Envi.
Sutanto. 1994. Penginderaan Jauh Jilid II, Edisi Kedua. Fakultas Geografi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Wibowo, A. 2015. Klasifikasi Kerapatan Vegetasi Tahun 2002, 2008 dan 2015
Dengan Metode Penginderaan Jauh Menggunakan Algoritma Normalized
Difference Vegetation Index (NDVI) Di Kota Samarinda.
46