Di Susun Oleh :
ALDO
E1051171027
Dosen Pembimbing
Dr. Hj. Dahniar Th. Musa, M.Hum
NIP. 19640401 199303 2 002
DISUSUN OLEH :
ALDO
NIM. E1051171027
DOSEN PEMBIMBING
Aldo
NIM. E1051171027
DAFTAR ISI
BAB I
DESKRIPSI MATA KULIAH
Perwakilan politik berarti adanya relaksi antara wakil dan terwakili, yang
teralut oleh kepentingan-kepentingan baik kepentingan terwakili maupun wakil, di
dalam konteks politik tertentu. Karena berkaitan dengan kepentingan, relasi antara
wakil dan terwakili tidak lepas dari adanya transaksi dan akuntabilitas, baik
transaksi dan akuntabilitas biasanya terjadi saat pemilu.
Ada dua pandangan dalam sistem perwakilan ini yaitu, pandangan mandat
dan akuntabilitas. Di dalam pandangan mandat, melihat bahwa sebuah pemilihan
ada untuk memilih kebijakan yang baik atau kebijakan yang tegas dari para politisi.
Dalam pandangan sistem perwakilan akuntabilitas melihat bahwa pemilihan dapat
menghasilkan sebuah pemerintahan yang responsible sebagai hasil dari apa yang
telah mereka lakukan sebelumnya. Namun bagaimanapun juga kedua pandangan
tersebut tetaplah memiliki masalah. Perwakilan adalah sebuah isu sebab para
politisi memiliki tujuan, kepentingan, dan nilai mereka sendiri, dan mereka
Menyadari bahwa apa yang akan dilakukannya nanti tidaklah sepenuhnya
diketahui oleh masyarakat meski sebelumnya kebijakan-kebijakan yang akan
diusung sudah diketahui. Konstruksi demokrasi di dalam sistem politik Indonesia
menggunakan sistem perwakilan ( representative democracy ). Sistem ini berbeda
dengan sistem demokrasi langsung, di mana rakyat teribat secara langsung dalam
proses-proses politik tanpa melalui perwakilan. Karena itu esensi penting di dalam
sistem perwakilan adalah adanya sekelompok kecil orang yang memiliki peran
besar di dalam proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan-keputusan politik,
dan sekelompok besar orang yang mewakilkan kepentingan-kepentingannya
kepada wakil yang dipilihnya. Proses mewakilkan itu dilakukan melalui pemilu
yang bebas dan adil.
Sistem perwakilan sudah mulai digunakan sesudah Indonesia merdeka.
Hanya saja, institusi yang menjalankan fungsi perwakilan itu tidak semua
terkontruksi secara demokratis. Secara substansial, perwakilan berarti adanya para
wakil yang bertindak sesuai dengan kepentingan yang diinginkan oleh orang yang
diwakilinya. Secara kelembagaan, sudah diupayakan untuk membangun relasi
yang lebih baik antara wakil dengan terwakili. Adanya sistem pendapilan yang
sesuai. Pemilu 2004 merupakan contohnya, melalui sistem ini, teridentifikasi lebih
jelas tentang siapa yang mewakili dan untuk siapa diwakilinya dan dari daerah
mana .
Dalam pasal 1 ayat 2 Undang-undang dasar 1945 dinyatakan bahwa “
kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR ’’ kedaulatan
di tangan rakyat artinya, rakyat pada dasarnya memiliki kekuasaan dalam
kehidupan bernegara. Tetapi, karena rakyat merupakan entitas yang sangat
kompleks dan mengingat jumlahnya yang sangat besar dan variasi
pengelomkkannya yang sangat rumit karena berhimpitan segala macam elemen
seperti Agama, etnisitas, kelas sosial, dll, maka kedaulatan tersebut tidak secara
langsung dilaksanakan sendiri oleh rakyat. Kedaulatan dilakukan melalui sistem
perwakilan, oleh karena itu diperlukan majelis yang merupakan perwakilan dari
seluruh rakyat Indonesia.